Volume 3, Maret 2016 ISSN 2442-7039 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi: [email protected] ABSTRAK Pendahuluan. Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang mempunyai cakupan pertolongan persalinan terendah, yaitu 50,95%, dan salah satu Kecamatan yang cukup rendah cakupan pertolongan persalinan adalah Kecamatan Picung, yaitu hanya 59,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang tahun 2015. Metode.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin pada bulan Oktober - Desember tahun 2015 yaitu berjumlah 145 orang, sampel penelitian yaitu sebanyak 59 responden, teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang diperoleh langsung dari responden, kemudian diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil :terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, sosial ekonomi ibu, sosial budaya ibu, dan dukungan suami ibu dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang tahun 2015 dimana semua nilai pvalue < α. Responden yang memilih penolong persalinan ke non tenaga kesehatan lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang memilih penolong persalinan ke tenaga kesehatan. Ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang belum mempunyai kesadaran yang cukup tentang bahaya persalinan dan belum mengetahui bahwa persalinan yang aman sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Kata kunci: Persalinan, Penolong Persalinan, Ibu Hamil FACTORS RELATED TO THE ELECTION OF BIRTH OF LABOR IN THE WORK AREA PICUNG HEALTH CENTERS OF PANDEGLANG DISTRICT BANTEN PROVINCE 2015 ABSTRACT Introduction: Pandeglang is an area that has the lowest coverage of childbirth care, namely 50.95%, and one subdistrict with low coverage of deliveries is Picung District, which is only 59.5%. This study aims to determine the factors that influence the selection of birth attendants in Picung Health Centers of Pandeglang 2015. Method: The design used in this research is cross sectional. The population are all Childbirth mothers in October to December 2015 which amounted to 145 people, samples as many as 59 respondents, the sampling technique is done randomly. Data were collected using questionnaires obtained directly from respondents, then processed and analyzed by univariate and bivariate. Result: There is a significant association between maternal age, maternal education, maternal attitudes, mother's social economy and culture, and support from the mother's husband with the election of birth attendants in Picung Health Centers of Pandeglang 2015 in which pvalue of all grades < α. Respondents who choose the helpers of delivery to non-health workers more when compared with respondents who choose auxiliary delivery to health workers. mothers in the work area of Puskesmas Pandeglang Banten not have enough awareness about the dangers of labor and not yet know that safe delivery should be done by health personnel. Keywords: Childbirth, Birth Attendant, Pregnant Mother Page 113 Volume 3, Maret 2016 LATAR BELAKANG Indonesia menempati urutan keempat tertinggi AKI pada tahun 2014 jika dilihat dari negara-negara berkembang dunia, yaitu 390 per 100.000 penduduk setelah Nepal (865 per 100.000 penduduk) dan Buthan (710 per 100.000 penduduk) dan India (630 per 100.000 penduduk). Keadaan ini menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan ibu di Indonesia masih sangat memprihatinkan, hal ini terlihat dari status kesehatan ibu dan anak serta tingginya angka kematian ibu akibat persalinan, rendahnya cakupan antenatal care dan permasalahan yang paling utama adalah pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga berlatar belakang non medis atau yang kerap disebut dukun bayi (Depkes RI, 2014). Fokus penurunan AKI di Indonesia dilaksanakan pada kegiatan yang mencakup tiga pesan dalam program MPS, yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat serta setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah resiko terjadinya kematian, oleh karena itu sasaran dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah meningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2015 mencatat cakupan persalinan pada tahun 2014 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 82,94% sedangkan tahun 2015 menjadi 84,07%. Meskipun mengalami peningkatan, namun belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 90%. Sedangkan untuk jenis penolong persalinannya, 18,52% ditolong oleh dokter, 64,96% ditolong oleh bidan, 0,95% ditolong oleh tenaga kesehatan lain, 30,27% ditolong oleh dukun, 20,69% ditolong oleh famili, dan 0,24% ditolong oleh lainnya. Rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan memiliki kontribusi terhadap meningkatnya AKI (Depkes RI, 2015). Data Dinas Provinsi Banten (2015) menunjukkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 66,1% dengan jenis penolong persalinan, 9,2% ditolong oleh dokter, 55,4% ditolong oleh bidan, 1,5% ISSN 2442-7039 ditolong oleh tenaga kesehatan lain, 21,3% ditolong oleh dukun, dan 0,5% ditolong oleh lainnya (Dinkes Banten, 2015). Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu Kabupaten yang mempunyai cakupan pertolongan persalinan terendah, yaitu 50,95%, dan salah satu Kecamatan yang cukup rendah cakupan pertolongan persalinan adalah Kecamatan Picung, yaitu hanya 59,5%. Hal ini disebabkan oleh belum efektifnya penempatan bidan-bidan di desa-desa yang belum ada fasilitas kesehatannya, di samping proporsi bidan yang belum sesuai dengan jumlah penduduk, yaitu hanya 9,2/100.000 penduduk, artinya dalam 100.000 penduduk dilayani oleh 9 orang bidan, selain itu juga masih adanya praktek-praktek dukun bayi yang melakukan persalinan, sehingga berpotensi terhadap kematian ibu dan bayi, apalagi dukun bayi tersebut belum terlatih dan tidak menggunakan peralatan medis yang steril. Kondisi ini sangat didukung oleh minimnya sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Picung, yaitu hanya 1 puskesmas induk dan 1 Puskesmas pembantu dan tidak semua desa memiliki fasilitas pelayanan kesehatan (Dinkes Pandeglang, 2014). Berdasarkan hasil Survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang pada bulan Oktober tahun 2015, melalui wawancara kepada beberapa ibu bersalin yang berobat ke Puskesmas, diketahui bahwa ada sebagian ibu hamil di tempat dia tinggal melakukan pertolongan persalinan pada dukun, dengan pertimbangan faktor ekonomi, dimana mereka mempunyai persepsi bahwa jika melakukan pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter membutuhkan biaya yang besar dibandingkan dengan pertolongan persalinan oleh dukun bayi. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang tahun 2015. BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika hubungan antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Notoatmodjo, Page 114 Volume 3, Maret 2016 ISSN 2442-7039 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah persyaratan sampel yang diperlukan. semua ibu bersalin yang ada di wilayah kerja HASIL PENELITIAN Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Analisa ini dilakukan untuk melihat pada bulan Oktober - Desember tahun 2015 hubungan dua variabel, yaitu variabel yaitu berjumlah 145 orang. pengambilan independen dan dependen, dengan uji chi sampel dalam penelitian ini menggunakan square menggunakan hitungan statistik yang teknik purposive sampling yaitu pengambilan sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05. sampel secara sengaja sesuai dengan Tabel 1. Hubungan antara Umur Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan Umur Ibu Pemilihan penolong Jumlah P. Value persalinan Non Askes Askes n % n % n % >30 Tahun 31 79,5 8 20,5 39 100 0,000 ≤30 Tahun 5 25,0 15 75,0 20 100 Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100 Hasil analisis bivariat dengan menggunakan terdapat hubungan yang bermakna antara umur uji chi-square diperoleh nilai P Value = 0,000. ibu dengan pemilihan penolong persalinan di Dimana nilai P Value lebih kecil dari pada wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten nilai α (0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa Pandeglang tahun 2015 . Tabel 2. Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan Pendidikan Ibu Pemilihan penolong Jumlah P. Value persalinan Non Askes Askes n % n % n % Rendah 32 86,5 5 13,5 37 100 0,000 Tinggi 4 18,2 18 81,8 22 100 Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100 Dari hasil analisis bivariat dengan bermakna antara pendidikan ibu dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P pemilihan penolong persalinan di wilayah Value = 0,000. Dimana nilai P Value lebih kerja Puskesmas Picung Kabupaten kecil dari pada nilai α (0,000 < 0,05). Hal ini Pandeglang tahun 2015. berarti bahwa terdapat hubungan yang Tabel 3. Hubungan antara Sikap Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan Sikap Ibu Pemilihan penolong Jumlah P. Value persalinan Non Askes Askes n % n % n % Tidak setuju 28 80,0 7 20,0 35 100 0,000 Setuju 8 33,3 16 66,7 24 100 Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100 Hasil analisis bivariat dengan menggunakan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap uji chi-square diperoleh nilai P Value = 0,000. ibu dengan pemilihan penolong persalinan di Dimana nilai P Value lebih kecil dari pada wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten nilai α (0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015. Page 115 Volume 3, Maret 2016 ISSN 2442-7039 Tabel 4. Hubungan antara Sosial Ekonomi Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan Sosial Ekonomi Pemilihan penolong Jumlah P. Value Ibu persalinan Non Askes Askes n % n % n % Pendapatan 32 80,0 8 20,0 40 100 0,000 rendah Pendapatan 4 21,1 15 78,9 19 100 Tinggi Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100 Hasil analisis bivariat dengan menggunakan sosial ekonomi ibu dengan pemilihan penolong uji chi-square diperoleh nilai P Value = 0,000. persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Dimana nilai P Value lebih kecil dari pada Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun nilai α (0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa 2015. terdapat hubungan yang bermakna antara Table 5. Hubungan antara Sosial Budaya Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan Sosial Budaya Pemilihan penolong Jumlah P. Value Ibu persalinan Non Askes Askes n % n % n % Tidak 13 46,4 15 53,6 28 100 0,029 mempengaruhi Mempengaruhi 23 74,2 8 25,8 31 100 Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100 Dari hasil analisis bivariat dengan bermakna antara sosial budaya ibu dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P pemilihan penolong persalinan di wilayah Value = 0,029. Dimana nilai P Value lebih kerja Puskesmas Picung Kabupaten kecil dari pada nilai α (0,029 < 0,05). Hal ini Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015 berarti bahwa terdapat hubungan yang . persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 59 orang ibu di wilayah kerja Puskesmas 2015. Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015, ibu yang memilih penolong SIMPULAN DAN SARAN persalinan ke non nakes sebanyak 36 orang Simpulan (61%) dan ibu yang memilih penolong Dari 6 variabel yang telah diteliti didapat persalinan ke nakes sebanyak 23 orang (39%). hasil bahwa ada hubungan yang bermakna Hal ini menunjukkan bahwa responden yang antara umur ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, memilih penolong persalinan ke non tenaga sosial ekonomi ibu, sosial budaya ibu, dan kesehatan lebih banyak jika dibandingkan dukungan suami ibu dengan pemilihan dengan responden yang memilih penolong penolong persalinan di wilayah kerja persalinan ke tenaga kesehatan. Hal tersebut Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang dapat diinterpretasikan bahwa ibu-ibu di Provinsi Banten tahun 2015. wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Saran Pandeglang Provinsi Banten belum Pendekatan oleh petugas kesehatan di mempunyai kesadaran yang cukup tentang Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang bahaya persalinan dan belum mengetahui Provinsi Banten dalam meningkatan kegiatan bahwa persalinan yang aman sebaiknya promosi dan penyuluhan kesehatan kepada ibu dilakukan oleh tenaga kesehatan. Didapat hasil dan keluarga mengenai pentingnya bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini umur ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, sosial ibu hamil beresiko dan penyelenggaraan ekonomi ibu, sosial budaya ibu, dan dukungan konseling bagi ibu hamil serta penyuluhan suami ibu dengan pemilihan penolong Page 116 Volume 3, Maret 2016 ISSN 2442-7039 tentang pentingnya pemeriksaan dan pertolongan persalinan oleh tenaga medis seperti bidan. Kesehatan Reproduksi. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta. KEPUSTAKAAN Depkes RI. (2012). Buku Saku Bidan Desa. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta. _________. (2013). Pedoman Pelatihan Dukun Bayi. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta. _________. (2014). Hasil Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS) Tahun 2014. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta. _________. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Pusat Data Kesehatan. Jakarta Depkes RI dan United Nations Population Fund (UNFPA). (2011). Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Banten Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang Natoatmodjo, S. (2007). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta. ____________. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. WHO. (2013). Matertnal and Reproduktif Health, http://www.who.int/gho/maternalhealth/ en/index.html2013. Diakses pada tanggal 22 November 2015. ______. (2014). The Millennium Development Goals for Health: A Review of the Indicators, Jakarta, disadur oleh Pusat Data Depertemen Kesehatan RI, Jakarta . Page 117