Mendag dan Mentan Temui Petani Kentang

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Mendag dan Mentan Temui Petani Kentang
Jakarta, 8 Desember 2016  Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Pertanian
Amran Sulaiman menerima perwakilan petani kentang dari Dieng, Jawa Tengah, di Kantor
Kementerian Perdagangan, hari ini, Kamis (8/12). Para petani meminta pemerintah untuk
menghentikan impor kentang karena dinilai merugikan petani kentang. Terkait hal itu, Mendag
Enggar menegaskan pemerintah akan memberikan sanksi tegas bagi pelaku usaha yang melanggar
ketentuan impor produk hortikultura, terutama produk kentang jenis Granola (kentang sayur).
"Mulai hari ini, rekomendasi impor kentang Atlantik segar diputuskan ditutup oleh Kementerian
Pertanian. Sebelumnya, izin impor yang selama ini dikeluarkan Kemendag adalah kentang jenis
Atlantik segar yang diperuntukkan bagi industri makanan olahan," jelas Mendag Enggar.
Sedangkan, lanjut Enggar, kentang jenis Granola hasil produksi petani dalam negeri tidak pernah
diberikan izin impornya, seperti halnya tidak pernah ada Rekomendasi Impor Produk Hortikultura
(RIPH) yang dikeluarkan Kementan untuk impor kentang Granola.
"Jika ditemukan ada kentang impor Granola di pasar, maka pelaku impornya akan segera diselidiki
dan diproses secara hukum karena Pemerintah tidak mengeluarkan izin impornya," tegas Mendag
Enggar.
Apabila ada importir yang menyalahgunakan alokasi impor kentang Atlantik untuk mengimpor
kentang Granola, maka akan dicabut izinnya. Mendag Enggar juga akan menugaskan Dirjen
Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag untuk melakukan pengawasan dan bekerja
sama dengan Kepolisian.
Pengembangan Bibit Unggul
Menurut Enggar, varietas Atlantik sudah dikembangkan di Indonesia, namun produksinya belum
mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, bibit kentang Atlantik masih diimpor
karena belum bisa dihasilkan di Indonesia.
"Pemerintah berkomitmen membantu petani untuk meningkatkan produksi varietas Atlantik
secara bertahap dan melakukan pendampingan untuk pengembangan bibit unggul," ujar Enggar.
Kebijakan impor tidak akan diterapkan jika produksi dalam negeri telah mencukupi dan
memastikan produksi petani dapat diserap oleh pasar dan industri. Selain itu, sesuai amanat
Presiden Joko Widodo, Kemendag dan Kementan berupaya terus memberikan perhatian kepada
petani dan peternak agar mereka dapat meningkatkan produktivitasnya dan mengeluarkan
kebijakan yang berpihak pada petani, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan
mereka.
"Pemerintah akan meminta keterlibatan perwakilan petani untuk ikut memberi masukan dalam
penyusunan kebijakan. Diharapkan, keterlibatan petani dapat menyelesaikan masalah dalam
jangka panjang," lanjut Enggar.
Mendag Enggar juga mengimbau sektor hotel, restoran, dan katering (horeka) dapat membantu
menyerap produksi kentang dalam negeri. "Diharapkan mereka dapat bekerja sama dengan para
stakeholders untuk membantu petani melalui program CSR-nya," tambah Enggar.
Selain meminta penghentian impor kentang, dalam pertemuan itu petani juga meminta agar
pemerintah melakukan pembinaan kepada petani kentang, menyalurkan pupuk bersubsidi, serta
kembali meninjau kesepakatan perdagangan internasional.
Dalam dua minggu, Mendag dan Mentan berencana mengunjungi Dieng, Jawa Tengah. Kunjungan
ini bukan hanya untuk meninjau dan berdiskusi mengenai permasalahan kentang, melainkan juga
melihat bagaimana proses budidaya produk hortikultura di lapangan.
Impor Hortikultura
Ketentuan impor produk hortikultura, termasuk kentang, diatur dalam Permendag No. 71/2015.
Permendag tersebut mencantumkan penetapan jumlah alokasi impor produk hortukultura setiap
tahun ditentukan dan disepakati dalam rapat koordinasi. Impor produk tersebut hanya dilakukan
para pemilik API-P dan API-U yang telah mendapat persetujuan impor dari Menteri Perdagangan
dan Mendag memberikan mandat penerbitan persetujuan impor kepada koordinator pelaksana
UPTP I.
Pada 2016, izin impor kentang segar/dingin dan olahan ditetapkan sebesar 207.573,29 ton. Hingga
6 Desember 2016, telah direalisasikan sebesar 76.982,59 ton. Produksi kentang nasional pada
2016 hingga November telah mencapai 956.305 ton. Adapun ekspor kentang
(HS 0701900000) pada 2015 sebesar 5.484,3 ton dengan nilai USD 3.058.457. Sementara, ekspor
kentang pada 2016 (Januari-September) sebesar 3.2455,5 ton dengan nilai USD 2.045.018.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Luther Palimbong
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Veri Anggrijono
Direktur Impor
Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021- 3858171/021- 3858195
Email: [email protected]
Download