siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Kemendag Kejar Perdagangan Indonesia-Afrika,
Mendag Siap Pimpin Misi Dagang Afsel dan Nigeria
Jakarta, 19 Juli 2017 – Indonesia kian giat meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Afrika.
Lewat Misi Dagang ke Afrika Selatan dan Nigeria pada 20-26 Juli 2017 mendatang, Menteri
Perdagangan Enggartiasto Lukita berharap dapat mempercepat terbentuknya Preferential Trade
Agreement (PTA) agar dapat mendorong perdagangan yang seimbang dengan negara-negara di
Afrika.
Hal ini, dikatakan Mendag, sejalan dengan pidato Bapak Presiden Jokowi dalam Leaders’ Retreat
Konferensi Tingkat Tinggi G20 lalu bahwa Indonesia mendukung pengembangan kemitraan yang
sejajar antara negara G20 dengan Afrika. “Bapak Presiden menekankan bahwa untuk membangun
bersama Afrika harus dilakukan tanpa merusak Afrika. Oleh karena itu, Kemendag mendorong
kerja sama bilateral yang seimbang dengan Afrika sehingga akses arus barang ekspor Indonesia ke
pasar negara-negara di Afrika juga akan lebih lancar,” ujar Enggar di Jakarta, Rabu (19/7).
Menurut Mendag Enggar, negara-negara di dunia telah mempraktikkan perdagangan bebas,
namun tetap melindungi produk dalam negeri mereka dengan membatasi masuknya produk asing.
“Kemendag telah melakukan kajian komprehensif sehingga bisa menetapkan hal-hal yang masuk
dalam daftar penawaran dan daftar permintaan yang dituangkan dalam PTA,” jelasnya.
Dengan populasi penduduk mencapai lebih dari 60 juta, pasar Afrika dinilai begitu menjanjikan.
Selain itu, baik Afrika Selatan maupun Nigeria adalah pintu gerbang untuk mengakses pasar Afrika.
Afrika Selatan dengan Southern African Customs Union (SACU), sementara Nigeria dengan
Economic Community of West African States (Ecowas).
Selain menjajaki kerja sama bilateral, Misi Dagang Afrika juga memboyong 21 perusahaan
Indonesia, diantaranya dari sektor produk agrikultur, otomotif, kopi, minyak mentah, konstruksi,
pengolahan makanan, furnitur, produk minyak sawit, kertas, bumbu/rembah, sepatu, tekstil,
bahan bangunan, dan keuangan. Para pelaku usaha Indonesia bakal menjajaki pasar Afrika lewat
forum bisnis dan one-on-one business matching, studi banding, dan kunjungan pasar, sehingga
lebih fokus dan terarah dalam mencari mitra dagang atau peluang bisnis.
Untuk mendorong terjadinya realisasi ekspor antara peserta misi dagang dengan pelaku usaha di
negara tujuan misi dagang, Pemerintah juga akan memanfaatkan skema imbal dagang (counter
trade) bagi produk-produk tertentu yang pengelolaannya masih melibatkan peran
antarpemerintah, misalnya produk energi (minyak dan gas) dari Afrika yang dapat dibarter dengan
produk alutsista, transportasi, dan kelapa sawit Indonesia.
“Afrika bukan lagi termasuk kawasan yang bisa dipandang sebelah mata. Pertumbuhan ekonomi
di Afrika tinggi dan diiringi tingkat inflasi yang tinggi. Para pelaku usaha perlu datang dan melihat
langsung bagaimana prospek bisnis di Afrika. Selain penjajakan PTA, pemerintah juga membantu
dari segi government to government lewat skema imbal dagang, serta melalui perwakilan di luar
negeri, baik ITPC maupun Atdag,” tandas Mendag.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Afrika Selatan & Indonesia-Nigeria
Afrika Selatan merupakan negara tujuan ekspor Indonesia ke-32, dan menjadi negara tujuan
ekspor pertama di negara Afrika. Total perdagangan kedua negara mencapai lebih dari USD 1
miliar di tahun 2016, dengan nilai ekspor Indonesia mencapai USD 727,8 juta dan impor senilai
USD 290,8 juta. Hal ini memberikan surplus bagi Indonesia senilai USD 437 juta. Pasar Afrika
Selatan merupakan salah satu target dan tujuan utama ekspor Indonesia yang diharapkan
meningkat ke depannya. Produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan antara lain kelapa sawit, karet,
otomotif produk, bahan kimia, sepatu, dan kakao. Sementara produk impor Indonesia dari Afrika
Selatan adalah bubuk kayu, alumunium, buah-buahan, dan tembaga.
Indonesia merupakan negara pemasok ke-18 ke Nigeria atau urutan ke-2 dari ASEAN, setelah
Malaysia. Nigeria adalah salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia di Afrika. Pada 2016, total
perdagangan antara kedua negara mencapai USD 1,6 miliar, dengan nilai ekspor mencapai
USD 310,8 juta dan nilai impor USD 1,28 miliar. Defisit bagi Indonesia sebagian besar berasal dari
impor minyak dan gas. Meskipun demikian, Indonesia mengalami surplus USD 302,72 juta pada
perdagangan nonmigas. Produk ekspor nonmigas Indonesia ke Nigeria antara lain kertas, kelapa
sawit, dan turunannya seperti halnya ekspor utama negara-negara Asia Tenggara ke Afrika yaitu
antara lain obat-obatan dan bumbu-bumbu.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Marolop Nainggolan
Kepala Biro Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
e-mail: [email protected]
Sulistyawati
Direktur Pengembangan Promosi dan Citra
Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528644/021-23528654
Email: [email protected]
Download