SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Menerobos Pasar Rusia, Mendorong Kemitraan Moskow, 3 Agustus 2017 - Di tengah berbagai upaya Pemerintah untuk terus menggairahkan ekspor nonmigas ke berbagai negara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan kunjungan kerja ke Ibukota Federasi Rusia, Moskow pada 3-5 Agustus 2017. Tiba di hari yang sama, Mendag Enggar memulai kegiatannya, hari ini, Kamis (3/8) dengan berbicara di Forum Bisnis Kelapa Sawit Indonesia– Rusia. Sejumlah pelaku usaha nasional di bidang kelapa sawit hadir dalam kesempatan ini, begitu pula dengan mitra serta calon mitra mereka dari Rusia. “Salah satu isu yang dihembuskan pesaing di pasar Rusia adalah bahwa minyak kelapa sawit Indonesia tidak baik untuk kesehatan dan tidak bersih. Kepada peserta forum saya tegaskan bahwa Indonesia adalah produsen terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Karena itu, Pemerintah dan pelaku usaha memiliki komitment kuat untuk menjaga kualitas minyak kelapa sawit,” jelas Enggar. Mendag Enggar yang didampingi Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda, serta Duta Besar Indonesia di Moskow Mohamad Wahid Supriyadi juga melakukan kunjungan ke Kementerian Perdagangan dan Industri Rusia. Diterima oleh Deputi Menteri merangkap Pelaksana Tugas Menteri Perdagangan dan Industri Rusia, Gleb Sergeevich Nikitin, Mendag Enggar menekankan bahwa kedua negara memiliki banyak peluang untuk meningkatkan kerja sama ekonomi karena saling melengkapi atau komplementer. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menggarisbawahi potensi kerja sama di bidang minyak nabati, produk makanan dan kehutanan, serta produk industri pertahanan. Sementara Rusia menawarkan sejumlah produk teknologi tinggi seperti peralatan pengatur lalu lintas udara, pesawat penumpang sipil, serta minat berinvestasi di sektor energi, dan mengikuti kegiatan pengadaan oleh pemerintah. Kedua Menteri beserta delegasi masing-masing juga menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara BUMN Rusia, Rostec, dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, terkait rencana pembelian pesawat tempur Sukhoi SU-35 untuk menggantikan armada F-5 Indonesia yang sudah usang. “Imbal dagang di bawah supervisi kedua Pemerintah ini diharapkan dapat segera direalisasikan melalui pertukaran sebelas Sukhoi SU-35 dengan sejumlah produk ekspor Indonesia mulai dari kopi dan teh hingga minyak kelapa sawit dan produk-produk industri strategis pertahanan,” jelas Enggar. Enggar berharap agar kesepakatan imbal dagang kali ini dapat disusul oleh kesepakatan serupa menyangkut produk atau sektor lain. Kesempatan itu kini sangat terbuka karena Rusia menghadapi embargo perdagangan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, serta sekutu-sekutunya terkait isu keamanan dan teritorial. Sementara Rusia membalas dengan mengenakan sanksi pembatasan impor dari negara-negara tersebut. Akibat embargo dan kontra embargo ini Rusia memerlukan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk buah-buahan tropis, serta produk esensial lainnya. “Ini peluang yang tidak boleh hilang dari genggaman kita. Potensi hubungan ekonomi yang memanfaatkan situasi embargo dan kontra embargo ini melampaui isu-isu perdagangan dan investasi yang biasa karena kita juga melihat peluang di bidang pariwisata, pertukaran pelajar, kerja sama energi, teknologi, kedirgantaraan, dan lainnya,” imbuh Mendag Enggar. Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia dapat dikatakan masih sangat rendah dibanding potensinya. Pada tahun 2012 total perdagangan kedua negara hanya mencatat USD 3,4 miliar dengan defisit di pihak Indonesia sebesar USD 1,6 miliar. Nilai perdagangan dan defisit yang sama dicatat pada tahun 2013 sebelum perdagangan bilateral menurun menjadi USD 2,6 miliar pada tahun 2014 dan USD 1,9 miliar pada tahun 2015 yang dibarengi perbaikan dalam posisi neraca bagi Indonesia. Pada tahun 2015 Indonesia mulai mencatat surplus perdagangan senilai USD 1,1 juta dengan Rusia dan meningkat menjadi USD 411 juta pada tahun 2016. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Marolop Nainggolan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 e-mail: [email protected] Ni Made Ayu Marthini Direktur Perundingan Bilateral Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3442576/021-3858206 Email: [email protected]