Menimbang Kekuatan Cina Menghadapi Amerika Serikat Hikmatul

advertisement
Menimbang Kekuatan Cina Menghadapi Amerika Serikat
Hikmatul Akbar1
Melihat perkembangan RRC (Cina) dalam politik dan ekonomi dunia, harus diakui
bahwa negara ini akan segera
menjadi nomor satu. Keberhasilan melewati Jepang, Rusia,
Jerman, Perancis, Brazil dan Brazil dan India dalam bidang ekonomi akan menghadapkannya
langsung dengan Amerika Serikat (AS). Setelah melewati kuartal pertama tahun 2013,
pertumbuhan ekonomi Cina kembali stabil dengan level Indeks Purchasing Managers 50,8. Pada
bidang politik, peran Cina dalam menghalangi campur tangan internasional yang lebih luas di
Suriah, menghasilkan kemenangan kembali Basyar Assad melawan kelompok pemberontak.
Hubungan Cina-AS
Setelah dibukanya kembali hubungan diplomati Cina-AS pada masa Presiden Nixon,
hubungan antar negara secara politik terus membaik. Ini ditandai dengan kunjungan kenegaraan
dan pertemuan kedua kepala negara. Sejak Mao bertemu Nixon, selalu ada pertemuan kepala
negara lagi. Seperti Deng Xiaoping, Jiang Zemin dan Hu Jintao. Demikian juga Reagan, Clinton,
Bush Jr. dan Obama.
Bulan ini Presiden Xi Jinping akan mengunjungi Amerika. Tetapi ini
dilakukan setelah melalui lawatannya di Trinidad Tobago, Kosta Rika dan Meksiko. Pada bulan
Maret Presiden Xi bahkan sudah mengunjugi Tanzania, Afrika Selatan dan Rusia Dengan kata
lain, seperti juga AS “hanya” mengirim Menlu John Kerry ke Beijing, Cina ingin menunjukkan
hal yang sama yaitu bahwa mereka tidak menganggap AS lebih tinggi dari Cina dan juga negaranegara lain.
Hubungan Cina-AS sendiri selalu mengalami riak-riak akibat petualangan politik mereka
di dunia. AS yang sempat menjadi polisi dunia menjadi musuh Cina dalam beberapa
kesempatan. Mulai tahun 1999 ketika pesawat AS menembak kedubes Cina di Belgrado, yang
disusul oleh jatuhnya pesawat pengintai AS di Cina tahun 2001. Hal ini juga disusul oleh isyu
mata-mata Cina di AS yang berhasil mencuri rahasia nuklir, dan kemudian penjualan senjata AS
1
Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, UPN "Veteran" Yogyakarta.
kepada Taiwan secara besar-besaran yang dianggap pelanggaran urusan dalam negeri oleh Cina.
Isyu pelanggaran HAM di Cina dan kunjungan Presiden Taiwan ke AS juga sempat memanaskan
hubungan antara kedua negara, namun secara umum mereka berhasil menjaga tingkat
ketegangan pada level normal.
Peningkatan Cina
Berbagai kajian ekonomi yang dilakukan lembaga riset dunia menunjukkan bahwa Cina
akan segera melewati kekuatan ekonomi AS. IMF sendiri pada tahun 2012 sudah memperkirakan
bahwa Cina akan melampaui AS pada tahun 2016, ini jauh lebih baik dari perkiraan lembaga lain
yang menyatakan bahwa hal itu kan terjadi pada tahun 2030. Ekonomi Cina sendiri pada tingkat
internasional telah menunjukkan pengaruh yang luar biasa, terutama di kawasan Asia Tenggara
dan Afrika. Berbagai Taipan di dunia yang merupakan Cina keturunan mulai berpikir untuk
menyumbang lebih banyak untuk negeri leluhurnya, baik berupa investasi langsung maupun
bantuan kemudahan untuk pemerintah Cina yang melakukan berbagai transaksi dan kunjungan di
luar negeri. Tokoh-tokoh Cina keturunan pun mulai bermunculan di berbagai negara , seperti
Elaine Chao, Gary Locke, dan Steven Chu yang menjadi menteri di AS dan juga Penny Wong
yang menjadi menteri di Australia. Meski bila melihat kewarganegaraan mereka bukanlah orang
Cina, tetapi semua masyarakat Cina (dan dunia) tahu bahwa mereka adalah orang (keturunan)
Cina. Bagi Cina, mungkin tidak perlu lagi berhadapan dengan AS face to face, karena mereka
sudah bisa menguasai AS dari dalam.
Sementara anggaran militer Cina juga sudah melewati semua negara di dunia kecuali AS.
Penggunaan veto dalam kasus-kasus politik internasional juga mulai digunakan oleh Cina setelah
lama sebelumnya selalu abstain daripada memilih untuk berseberangan dengan AS. Cina
akhirnya memilih untuk mendukung pemerintah Suriah, setelah berbagai kasus jatuhnya
pemerintahan di negara-negara Timur Tengah dalam rangkaian Arab Spring. Penggunaan hak
Veto sejak Juli 2012 mengubah komposisi kekuatan politik dunia yang sebelumnya selalu
condong ke AS dan blok barat. Cina bersama-sama dengan Rusia telah berhasil membendung
keinginan barat untuk terus berkuasa dan memainkan mesin perangnya di Timur Tengah. Di
Afrika sendiri Cina sudah memainkan organisasi FOCAC (Forum on China-Africa Cooperation)
untuk memperkuat pengaruh ekonominya di dunia. Posisi AS di benua ini benar-benar telah
tergusur oleh Cina. Afrika Selatan sebagai kekuatan ekonomi di benua itu juga sudah bergabung
dengan Cina dalam forum BRICS (Brazil, Russia, India, China and South Africa). Dengan kata
lain Cina sudah mencengkeram secara ekonomi ke pelosok-pelosok dunia, dan mulai menekan
ke negara-negara yang secara tradisional lebih dikuasai oleh AS.
Posisi Indonesia
Indonesia
sebagai
negara
terbesar
di
kawasan
Asia
Tenggara
harus
bisa
memperhitungkan dengan cermat ke arah mana angin politik internasional akan bertiup.
Perkembangan pasar bebas akan mempengaruhi semua sektor ekonomi dan juga budaya
masyarakat di Indonesia. Memilih tetap dengan Amerika berarti kita akan bertahan dengan
kekuatan lama yang mungkin meredup dalam 20 tahun ke depan, sementara bila memilih ikut
dengan Cina kemungkinan besar akan ikut berkembang, dengan catatan Indonesia harus
memposisikan diri berhadapan dengan AS dalam 10 hingga 20 tahun ke depan.
Download