J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Volume 2, Nomor 2, Desember 2014: 48 - 63 TUTORIAL DAN PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN IMUN DAN KECERDASAN ANAK SEJAK DINI BAGI IBU-IBU PKK KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG Dewi Anggraini1), Wiku Widyo Baskoro2), Bayu Mahendra3) 1, ) STKIP PGRI Tulungagung STKIP PGRI Tulungagung 3) STKIP PGRI Tulungagung 2) e-mail: [email protected] 1), [email protected]), [email protected]), ABSTRAK ASI adalah makanan terbaik baik bagi bayi yang mengandung gizi paling lengkap dibandingkan dengan makanan bayi lainnya. Kandungan didalam ASI terdapat asam lemak, laktosa, air dan asam amino dalam kandungan yang tepat dan sesuai untuk pencernaan, perkembangan otak dan pertumbuhan bayi. Bayi yang mendapatkan ASI ekslusif akan lebih terhindar dari pneunomia, botulisme, bronkitis, infeksi stafilokokus, influenza, infeksi telinga, campak jerman, dan ancaman diare. Hal itu terjadi karena Saluran cerna bayi yang mendapatkan ASI kaya akan bakteri baik yang akan melawan bakteri jahat di usus bayi tersebut.Rendahnya perkembangan ibu yang memberikan ASI eksklusif dan lebih memilih untuk memberikan susu formula serta MPASI disebabkan karena tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan yang masih sangat rendah, faktor budaya yang memberikan MP-ASI ketika bayi menangis, tuntutan kerja yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk memberikan ASI secara eksklusif, serta banyaknya iklan susu formula di media masa maupun media elektronik. Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk menyadarkan masyarakat terkait pentingnya pemberian ASI eksklusif adalah dengan diadakannya tutorial. Tutorial ASI eksklusif sebagai upaya penyadaran masyarakat akan dampak susu formula dan makanan pendamping ASI bagi bayi sebelum usia 6 bulan perlu dilakukan di Kecamatan Bandung khususnya di RT 01 RW 05 karena berdasarkan data dari profil kesehatan Kabupaten Tulungagung tahun 2016 diketahui bahwa jumlah ASI eksklusif di Kabupaten Tulungagung adalah sebesar 34,53 %. Kemudian dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Tulungagung. Kelurahan merupakan kecamatan dengan cakupan ASI eksklusif rendah, yaitu dari 377 bayi usia 0-6 bulan hanya 12 bayi (3,0 %) yang mendapat ASI eksklusif. Dari hasil Pendampingan di Posyandu 5 diketahui bahwa ibunda yang memberikan ASI Ekslusif sebesar 62 % atau sebanyak 25 ibunda dari total sampling 40 ibunda. Kata Kunci: Kandungan ASI, Rendahnya pemberian ASI, Tutorial ASI eksklusif, Upaya penyadaran masyarakat. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indikator kesehatan bayi diukur dengan Angka Kematian Bayi (AKB), yaitu jumlah kematian penduduk berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan Negara Asean lainnya. Salah satu penyebab tingginya AKB adalah pemberian susu formula dan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Hal itu terjadi karena system immune dan system pencernaan bayi belum tumbuh secara sempurna. Dari tindakan tersebut maka menimbulkankan bayi terkena diare, sembelit, timbul alergi, obesitas dikemudian hari, terserang infeksi karena terdapat berbagai jenis kuman masuk kedalam tubuh bayi bersamaan dengan masuknya susu formula dan MP-ASI. Oleh sebab itu maka sebenarnya penyebab tingginya AKB dapat dicegah dengan pemberian ASI secara eksklusif. Beberapa penelitian membuktikan bahwa menyusui secara eksklusif dapat mencegah timbulnya beberapa penyakit. Penelitian di Amerika Latin melaporkan bahwa 55% kematian bayi dikarenakan diare dan infeksi saluran pernapasan atas dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif diantara bayi umur 0-3 bulan. Penelitian lain di Scandinavia menemukan hasil bahwa ada hubungan antara lamanya ibu menyusui dengan perkembangan mental anak, sehingga dalam kesimpulannya dinyatakan bahwa menyusui lebih lama bermanfaat bagi perkembangan kognitif anak (Indrawati 2008). 58 J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Volume 2, Nomor 2, Desember 2014: 48 - 63 Melihat besarnya manfaat ASI tersebut, progam peningkatan penggunaan ASI merupakan salah satu progam utama bidang kesehatan ibu dan anak. Progam ini berkaitan dengan kesepakatan global antara lain: Declarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pengguna ASI. Deklarasi tersebut menghimbau agar semua negara di dunia mengambil kebijakan serta menentukan target terhadap ASI eksklusif (Roesli 2003, halaman 3). ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2016). ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan satusatunya, dalam keaadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF 2012). Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai usia 6 bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 tahun sesuai dengan kebijakan nasional yang telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan N0 450/Menkes/SK/IV/2004. Berdasarkan data dari profil kesehatan Kabupaten Tulungagung tahun 2016 diketahui bahwa cakupan ASI eksklusif masih lebih rendah dari cakupan provinsi maupun nasional, yaitu sebesar 34,53% pada tahun 2016. Dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Tulungagung, Kecamatan Bandung merupakan kecamatan dengan cakupan ASI eksklusif terendah. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan data bahwa dari 377 bayi usia 0-6 bulan hanya 12 bayi (3,0%) yang mendapat ASI eksklusif. Rendahnya perkembangan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di Indonesia disebabkan oleh penyebarluasan informasi diantara petugas kesehatan dan masyarakat yang tidak optimal, yaitu hanya sekitar 60% masyarakat tahu informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40% tenaga kesehatan terlatih yang bisa memberikan konseling menyusui. Berdasarkan data dari Puskesmas Kecamatan Bandung diketahui bahwa jumlah bayi pada bulan Januari sampai Desember 2016 adalah sebanyak 69 bayi, kemudian dari jumlah tersebut yang mendapatkan ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan adalah sebanyak 25 bayi atau 36%. Berdasarkan hasil survey langsung di Kecamatan Bandung didapatkan hasil bahwa mayoritas ibu yang menyusui masih menganut budaya yang menyatakan bahwa ketika bayi menangis menandakan ia lapar dan harus segera diberikan MP-ASI atau susu formula. Dari potensial tersebut, maka diperlukan pembentukan kader ASI eksklusif untuk meluruskan budaya tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan ,dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul sebagai berikut: 1. Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Tulungagung khususnya Kecamatan Bandung tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi, dan kecerdasan bayi pasca pemberian ASI eksklusif. 2. Kurangnya motivasi dalam diri masyarakat untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi sampai usia 6 bulan tanpa memberikan MP-ASI ataupun susu formula. 1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan kegiatan pengabdian ini sebagai berikut: 1. Meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Tulungagung tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi serta kecerdasan bagi bayi pasca pemberian ASI Eksklusif. 2. Meningkatnya motivasi masyarakat Kecamatan Bandung untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi sampai usia 6 bulan tanpa menambahkan MP-ASI ataupun susu formula. 1.4. Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari pengabdian ini adalah : 1. Terlaksananya program yaitu “Tutorial ASI Eksklusif sebagai Upaya Penyadaran Masyarakat akan Dampak Susu Formula dan Makanan Pendamping ASI bagi Bayi Sebelum Usia 6 Bulan”. 2. Terciptanya modul program berupa “Tutorial untuk Meningkatkan Kesediaan Masyarakat dalam Memberikan ASI eksklusif pada Bayi Usia 0-6 bulan di Kabupaten Tulungagung” yang dapat digunakan oleh bidan, kader, maupun Petugas Posyandu dalam memberdayakan masyarakat untuk turut serta men59 J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Volume 2, Nomor 2, Desember 2014: 48 - 63 dukung program ASI eksklusif pemerintah agar angka kematian bayi (AKB) di Indonesia menurun. 3. Terjalinnya kerjasama antara pelaksana PKM-M dengan judul “Tutorial Asi Eksklusif sebagai Upaya Penyadaran Masyarakat akan Dampak Susu Formula dan Makanan Pendamping ASI bagi Bayi Sebelum Usia 6 Bulan” dengan bidan di Kecamatan Bandung 4. Terbentuknya kader ASI eksklusif wilayah kerja Puskesmas Tulungagung khususnya di Kecamatan Bandung untuk membantu melancarkan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kecamatan Bandung. 1.5. Kegunaan Kegunaan dari diadakannya kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat wilayah kerja Puskesmas Tulungagung tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan dampak dari pemberian susu formula dan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. 2. Meningkatkan motivasi kepada masyarakat untuk memberikan ASI eksklusif tanpa menambahkan susu formula atau MP-ASI kepada bayi yang berusia 0-6 bulan. 3. Menciptakan kerjasama antara bidan dan kader ASI eksklusif dalam upaya penyadaran masyarakat akan pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan. BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Kecamatan Bandung merupakan Daerah dengan luas wilayah 231 Ha. Secara keseluruhan penduduk Kecamatan Bandung berjumlah 87.056 jiwa dengan perbandingan laki- laki dan perempuan hampir 1:1 yaitu jumlah laki- laki sebesar 44.097 orang dan jumlah perempuan sebesar 42.959 orang. Dari data tersebut didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan Bandung berpendidikan SMA dan 70% bermata pencaharian sebagai buruh industri, baik itu industri kecil, sedang, maupun besar. Dari mata pencaharian itulah upaya peningkatan kesehatan masyarakat Kecamatan Bandung relatif maju. Hal itu dapat dibuktikan dengan terlaksananya program Posyandu di Kecamatan Kota khususanya di Kecamatan Bandung secara rutin yaitu setiap tanggal minggu pertama setiap bulannya. Meskipun program Posyandu di Kecamatan Bandung telah berjalan secara aktif, namun dalam pemanfaatan promosi program ASI eksklusif masih sangatlah kurang. Di kegiatan Posyandu tersebut mereka lebih banyak membahas masalah- masalah yang lebih kompleks dan jarang sekali untuk fokus membahas mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif. Selain faktor yang telah disebutkan diatas, ditambah dengan faktor budaya yang memberikan MP-ASI ketika bayi menangis, tuntutan kerja yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk memberikan ASI secara eksklusif, serta banyaknya iklan susu formula di media masa maupun media elektronik yang manfaatnya sangat menggiurkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi mereka, hal ini tentu menjadi kendala yang sangat serius untuk terlaksanya program ASI eksklusif dari usia 0-6 bulan tanpa tambahan susu formula maupun MP-ASI. Dari fenomena tersebut maka sangatlah penting untuk dibentuknya kader ASI eksklusif yang bermanfaat untuk menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI. eksklusif dan dampak dari pemberian susu formula serta MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. BAB III. METODE PELAKSANAAN Berdasarkan identifikasi masalah yang muncul dalam rumusan masalah, maka kami menawarkan solusi permasalahan melalui serangkaian kegiatan dengan melibatkan partisipatori aktif dari Puskesmas Tulungagung sebagai berikut: 1. Pembuatan modul tutorial untuk meningkatkan kesediaan masyarakat dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kecamatan Bandung sehingga terbentuk kemandirian, kepatuhan, dan kesadaran diri masyarakat dalam memberikan ASI eksklusif bagi bayinya. 2. Menjalin kerjasama dengan bidan wilayah kerja Puskesmas Tulungagung untuk mengadakan pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kecamatan Bandung 3. Pembentukan kader ASI eksklusif wilayah kerja Kecamatan Bandung untuk membantu melancarkan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kecamatan Bandung 60 J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Volume 2, Nomor 2, Desember 2014: 48 - 63 4. Pelatihan dan penyuluhan kepada pasangan usia produktif, remaja dan keluarga tentang pentingnya ASI eksklusif serta dampak dari pemberian susu formula dan makanan pendamping ASI, dengan melibatkan kader ASI eksklusif yang sudah dibentuk Adapun bagan dari metode pelaksanaan PKM-M tersebut adalah sebagai berikut:. Gambar 3.1. Bagan Alur Pelaksanaan Pengabdian BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan dalam pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada Jumat tanggal 08 Mei 2017, di Posyandu 5 Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung, mulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB. Gambar 4.1. Kegiatan pengabdian 4.2 Peserta Posyandu Adapun untuk peserta posyandu di POS 5 diikuti oleh 40 Ibu dan anak dimana jumlah anak laki-laki sebanyak 21 anak dan jumlah anak wanita sebanyak 19 anak. Berdasarkan dari beberapa faktor dilapangan dapat dijelaskan lebih terinci dengan data sebagai berikut : 61 J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Volume 2, Nomor 2, Desember 2014: 48 - 63 4.3. Umpan Balik terhadap Pelaksanaan Kegiatan 1. Sebelum Pelaksanaan Kegiatan a. Pengetahuan ibunda anak tentang manfaat ASI bagi kesehatan dan imunitas bayi masih sangat rendah, dimana hampir rata-rata setiap bayi hanya diberikan ASI Ekslusif selama 1-3 bulan setelah itu langsung diberikan makanan pendamping ASI. Disamping kesadaran akan pentingnya ASI, rata-rata ibunda yang melakukan imunisasi campak, polio dan TBG masih sangat sedikit. Pentingnya imunisasi bagi si bayi masih belum semua ibunda melaksanakannya, sesuai dengen ketentuan dan anjuran waktu yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan. Dari hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut : Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa ibunda bayi masih ada yang belum faham dan mengerti arti tentang pemberian ASI Ekslusif bagi bayi, adapun ibunda yang sudah mengerti akan pentingnya asi sebanyak 25 orang atau 62%, sedangkan yang belum mengetahui tentang manfaat dan pentingnya ASI Ekslusif & Imunisasi adalah sebanyak 15 orang atau sebesar 38%. b. Pemahaman ibunda bayi dalam memahami mitos-mitos Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan seputar tentang Balita. Sebelum dilaksanakan kegiatan pendampingan dan penyuluhan, pemahaman akan informasi berkenaan dengan Mitos-Mitos yang ada di masyarakat sudah sangat melekat di pemikiran ibunda bayi, adapun datanya sbb: Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa ibunda bayi sebagian besar sudah bisa membedakan mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat. Adapun ibunda bayi yang sudah mengetahui sebanyak 29 orang atau sebesar 72%, sedangkan yang belum mengetahui adalah sebanyak 11 orang atau sebesar 28%. Gambar 4.3. Kegiatan Pengabdian 2. Setelah Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan & Penyuluhan a. Manfaat Pelaksanaan Kegiatan Setelah dilaksanakan kegiatan pendampingan dan penyuluhan, semua ibunda yang ikut serta dalam kegiatan diwawancarai satu persatu secara bergiliran sehingga bisa lebih tepat dan pasti mengetahui seberapa jauh informasi yang diserap dalam pendampingan dan penyuluhan yang diberikan. Dari hasil wawancara yang dilakukan setelah penyuluhan, diperoleh data sebagai berikut: 62 J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Volume 2, Nomor 2, Desember 2014: 48 - 63 Dari wawancara yang dilakukan menunjukan bahwa peserta kegiatan yang mendapatkan manfaat pelaksanaan pendampingan dan penyuluhan adalah 40 orang atau 100%, sedangkan yang tidak mendapatkan manfaat dari pendampingan dan penyuluhan tersebut adalah 0 orang atau 0% BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan salah satu tugas bagi Dosen dalam rangka memenuhi tututan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Darma yang ketiga. 2. Pendampingan dan penyuluhan Tutorial ASI Ekslusif serta Imunisasi adalah sebagai wujud pemberian informasi yang wajib diketahui bagi setiap ibunda yang memiliki bayi. 3. Peningkatan kualitas ibunda bayi dalam pemberian ASI Ekslusif serta dalam merawat bayi sejak dini 4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literatur dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bahasan Pemberian ASI Ekslusif bagi Ibunda bayi. 5.2. Saran 1. Sebaiknya di Kecamatan Bandung pada khususnya dan di Kabupaten Tulungagung pada umumnya diadakan kegiatan pendampingan dan penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya ASI Eksklusif serta pemberian Imunisasi Vaksin yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melakui Dinas Kesehatan setempat. Dimana nantinya akan sangat besar pengaruhnya terhadap tumbuh kembang sibayi yang akan melahirkan kader kader pemimpin dikemudian hari yaitu anak yang cerdas serta memiliki kekebalan tubuh yang bagus. 2. Para Ibunda harus lebih memahami akan pentingnya ASI dibandingkan dengan Susu Formula, dengan pemberian ASI banyak sekali manfaat dan keuntungan yang didapat yaitu bayi lebih sehat, lebih higienis lebih hemat dan pastinya secara emosional bayi akan lebih peka dan dekat dengan si Ibu DAFTAR PUSTAKA Dinkes 2016, Pedoman Umum Pemberian MP-ASI Lokal 2016 Dinkes Provinsi Jawa Timur, profil kesehatan Provinsi Jawa Timur Hikmawati, Isna, 2008, Faktor Resiko Kegagalan Pemberian ASI selama 2 Bulan, Tesis, Undip, Semarang Perinasia, 2003, Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatalogi Indonesia Jakarta Prasetyono, D.S. 2012. Buku Pintar ASI Eksklusif 63