STUDI TENTANG PROJECT CLOSEOUT PADA PROYEK GEDUNG T (GEDUNG KULIAH & POLIKLINIK) UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Sentosa Limanto ¹, Herry P. Chandra ², Arianti Susanto³ dan Fince³ ¹Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil – Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto no. 121 – 136, Surabaya [email protected] ²Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil – Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto no. 121 – 136, Surabaya, [email protected] ³Alumni Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil – Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto no. 121 – 136, Surabaya. Abstrak Project closeout merupakan salah satu tahapan penting yang akan dilalui oleh pemilik bangunan dan kontraktor. Kegiatan proyek belum tentu berhenti dengan terselesainya pekerjaan fisik proyek yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi project closeout yang perlu dilakukan oleh pemilik bangunan terhadap kontraktor yang meliputi evaluasi fisik, dan evaluasi administrasi keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur dan studi kasus pada proyek gedung T (gedung kuliah dan poliklinik) Universitas Kristen Petra. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Pareto. Hasil analisa evaluasi fisik untuk status dapat diterima dengan baik, yang dikerjakan oleh kontraktor PT.Wijaya Karya untuk pekerjaan ‘Ruangan’, yaitu sebesar 60 %. Hasil evaluasi administrasi dan keuangan didapat perkembangan progres terbesar yaitu 46,72% dan perkembangan progress terkecil sebesar 1,33%. Kata kunci: Project closeout, evaluasi. Abstract Project closeout is one of the important phases that will be applicable by owner and contractor. Project activitiesdo not necessarily stop after the end of physical work of the project. This research is used to identify the evaluation of the project closeout which include’ physical evaluation’ and ‘administrative and financial evaluation’. This research based on the literature and case study at T building project (campus and polyclinic) Petra Christian University, The data is analyzed by Description Analysis and Pareto Analysis. The result of physical evaluation analysis for ‘can be well accepted’ status that taken from PT.Wijaya Karya contractor, the highest percentage of work is on‘the indoor work’ , which amount to 60%. The highest progress comes from administrative and financial evaluation analysis, which amount to 46,72% and the smallest growth progress is 1.33%). Key world: Project closeout, evaluation. 1. PENDAHULUAN Semua proyek mempunyai siklus hidup yang sama, yang dimulai dari tahap konseptual, tahap perencanaan, tahap pemeriksaan, tahap pelaksanaan, sampai pada tahap penutupan [6]. Proyek sudah selesai/ditutup (closeout) dikarenakan dua alasan, yaitu proyek tersebut sukses atau gagal. Proyek yang sukses berarti bahwa proyek tersebut telah sesuai dengan: biaya, jadwal, pelaksanaan secara teknis dan telah diberikan kepada pemilik bangunan. Proyek yang gagal berarti bahwa proyek tersebut tidak mencapai target terhadap: biaya, jadwal, pelaksanaan secara teknis [2]. Proyek gedung T (gedung Kuliah dan Poliklinik) Universitas Kristen Petra, berada di Jl. Siwalankerto 103-105, Surabaya, terdiri 4 lantai dan atapnya plat beton ini termasuk dalam kategori proyek yang sukses. Kegiatan proyek belum tentu berhenti dengan terselesainya pekerjaan fisik proyek yang bersangkutan. Masih terdapat berbagai hal lain yang harus dirapikan sebelum keseluruhan proyek dapat dikatakan benar–benar selesai [8]. Proses dari project closeout meliputi berbagai evaluasi yang dilakukan sebelum penyerahan proyek, antara lain dengan dilakukannya check list sebelum serah terima pertama maupun yang kedua. Pemilik bangunan dan kontraktor perlu mengetahui dengan baik hasil evaluasi yang dilakukan guna mengantisipasi halhal yang tidak diinginkan saat penyerahan/close out bangunan kelak. 2. KAJIAN PUSTAKA Sesuai dengan definisinya, proyek adalah aktivitas dengan waktu yang terbatas, semua proyek akan berakhir [9]. Proyek biasanya ditutup karena 2 alasan, yaitu proyek tersebut sukses atau gagal. Proyek yang sukses berarti bahwa proyek tersebut telah sesuai dengan biaya, jadwal, pelaksanaan secara teknis dan telah diberikan kepada pemilik bangunan. Proyek yang gagal berarti bahwa proyek tersebut tidak mencapai biaya, jadwal, pelaksanaan secara teknis [2]. Proyek gedung T (gedung Kuliah dan Poliklinik) Universitas Kristen Petra ini termasuk dalam kategori proyek yang sukses. Penutupan proyek merupakan sebuah tahap yang sangat penting di dalam siklus hidup proyek [6]. Seperti aktifitas lain dalam proyek, bagian penutupan ini merupakan tahap yang kritis. Artinya, sukses tidaknya proyek sangat bergantung pada aktivitas ini. Seperti aktivitas lainnya dalam proyek, sebaiknya project closeout sudah dibuat rencananya terlebih dahulu dengan prosedur yang sistematis. Sebaiknya project closeout tidak dilakukan karena ketidaksiapan untuk melanjutkan pekerjaan proyek atau dilakukan secara mendadak. [12]. Project closeout tidak semenarik dibandingkan dengan semua hal yang telah terjadi sebelumnya, meskipun demikian hal ini merupakan aspek penting yang harus dilakukan di dalam manajemen proyek. Awal dari project closeout dimulai mendekati akhir sebuah proyek, ketika kontraktor mengajukan inspeksi terakhir atas pekerjaan yang diselesaikan [11]. Kegiatan proyek belum tentu berhenti dengan selesainya pekerjaan fisik proyek yang bersangkutan. Masih terdapat berbagai hal yang harus dirapikan sebelum keseluruhan proyek dapat dikatakan benar-benar selesai [8]. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain adalah: evaluasi fisik, dan evaluasi administrasi dan keuangan [14]. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum menutup proyek. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemilik proyek dan kontraktor sebelum menutup proyek meliputi: Evaluasi Fisik, Evaluasi Administrasi dan Keuangan [5], dan Berita Acara Serah Terima [4] (Gambar.1). Evaluasi sendiri berarti membandingkan antara sesuatu kenyataan dengan suatu standard atau baku tertentu [14]. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengungkapkan di mana telah terjadi permasalahan dan untuk membuka potensi masalah yang ada. Evaluasi juga berguna untuk melakukan pengelolaan yang lebih baik terhadap proyek di masa yang akan datang [12]. Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan evaluasi adalah menemukan kekurangan atau kesalahan yang ada, dan kemudian segera dilakukan perbaikan sebelum instalasi tersebut mulai beroperasi [13]. Evaluasi Fisik terdiri beberapa tahapan penyelesaian [10] antara lain: Check List sebelum serah terima 1 dan 2 [1], Testing and Commissioning [11] dan Perbaikan pada Masa Pemeliharaan [7]. Project Closeout Evaluasi Fisik Check list sebelum serah terima 1 Ruangan Evaluasi Administrasi dan Keuangan (Evaluasi Progres) Testing and Commissioning Landscape Perbaikan pada masa pemeliharaan Berita Acara Serah Terima Check list sebelum serah terima 2 Teras dan Listplank Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan prosedur kajian literatur yang berhubungan dengan dasar-dasar dari project closeout kemudian dilanjutkan pada studi lapangan pada proyek Gedung T (Gedung Kuliah dan Poliklinik) Universitas Kristen Petra dilakukan untuk meneliti dan mengevaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor utama (P.T. Wijaya Karya) dalam project closeout 3.1. Pengolahan data Data yang berhubungan dengan proses closeout akan dikumpulkan dan dipilah berdasarkan kategori-kategori yang ada, untuk kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan. Proses pengolahan data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: editing [1], pengelompokan data dan pengolahan data hasil wawancara (interview) yang masih berupa catatan umum. Hasil wawancara ini akan sangat berguna untuk memperjelas data yang ada. 3.2. Analisa data Data yang diperoleh akan dianalisis secara Deskriptif dan analisis Pareto. Kemudian data yang diperoleh dari studi kasus ini akan diolah dengan dukungan program Microsoft Excel 2003. 3.2.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini digunakan untuk menganalisa persentase dari permasalahan yang timbul dari hasil check list yang dilakukan oleh pemilik bangunan. Tahap-tahap dari analisis deskriptif ini adalah: a. Pengelompokan dari jumlah item pekerjaan yang akan dievaluasi yang termasuk dalam kategori diterima dengan baik, diterima dengan catatan dan ditolak. b. Pengelompokan check list berdasarkan pekerjaan: masing-masing ruangan pada denah organisasi, landscape, teras dan lisplank. c. Mencari persentase dari total semua item pekerjaan. d. Membuat grafik perbandingan antara performance . 3.2.2. Analisis Pareto Analisis Pareto dirancang untuk membantu menandai penyebab masalah utama. Hal ini memungkinkan untuk memusatkan perhatian pada menghilangkan penyebab-penyebab utama dan mempunyai dampak yang berarti atas pemecahan masalah [3]. Tahap-tahap dari analisis pareto ini adalah : a. Masalah-masalah yang ada dikelompokkan dari jumlah terbesar sampai jumlah terkecil. b. Mencari persentase dari jumlah masalah yang ada. c. Membuat grafik pareto yang didasarkan pada persentase jumlah masalah yang ada. Masalah terbesar berada di sebelah kiri. d. Dari grafik pareto tersebut, dapat diketahui masalah mana yang paling banyak terjadi. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Gedung yang dipergunakan untuk ruang perkuliahan dan poliklinik yang dinamakan Gedung T, pelaksanaan pembangunannya oleh P.T.Wijaya Karya sebagai kontraktor utama. Gedung T terdiri 4 lantai dan atapnya terbuat dari beton bertulang terletak pada lantai 5 (lantai teratas). Uraian pekerjaan terdiri dari 18 item utama (bobotnya dalam presentase), yaitu: Preliminaries (8.1281%), Sub Struktur (10.4255%), Struktur Atas (27.4357%), Struktur dan Finishing Atap (7.4962%), Tangga dan Finishing Tangga (3.2717%), Dinding Luar (5.8002%), Pintu dan Jendela (9.5207%), Dinding Dalam (2.8050%), Finishing Dinding Dalam (2.9505%), Finishing Lantai (7.0706%), Finishing Plafond (3.6382%), Sanitary (0.5857%), Fitting dan Fixtures (0,1255%), Perkerasan Jalan dan Parkir (4.2475%), Saluran Drainase Jalan (1.0110%), Bangunan Tambahan (2.6866%), Dinding dan Pintu Pagar (1.7144%) dan Nominated Sub Contractor (1.0870%). Sedangkan evaluasi progres bulanan sepanjang tahun (Januari 2003 sampai dengan Januari 2004) dapat dilihat pada Gambar 14. Data yang didapat dari check list terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: check list yang dilakukan pada ’ruangan’, ’landscape’ dan ’teras dan lisplank’. Masing-masing data diteliti dan dianalisis secara deskriptif kemudian dikelompokkan menjadi 3 status, yaitu: Status A (diterima dengan catatan), Status B (diterima dengan baik) dan Status C (perbaikan/tidak diterima). Check list dilakukan pada saat sebelum serah terima pertama (12 Januari 2004) dan kedua (25 April 2005), jumlah dan jenis item yang di check list sama. Sedangkan check list nya terdiri dari 3 tahap, yaitu: check list 1, setelah 3 bulan dilakukan check list 2 dan selang 1 bulan kemudian dilaksanakan check list 3. Masa pemeliharaan yang menjadi tanggungan kontraktor utama adalah pada saat setelah selesai serah terima pertama dan waktu pemeliharaannya selama 12 bulan. 4.1. Evaluasi fisik sebelum serah terima ke 1 a. Seluruh item pekerjaan fisik pada kelompok ’Ruangan’ yang di check list berjumlah 2305 item, setelah dilakukan analisis deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut: data check list dengan Status A sebesar 754 item (32.71%), Status B berjumlah 1383 item (60%) dan yang ber-Status C adalah 168 item(7.29%) (Gambar 2.) PT. Wijaya Karya 70,00 60,00 Persentase (%) 60,00 50,00 40,00 32,71 30,00 20,00 7,29 10,00 0,00 A B C Status Gambar 2. Persentase pada Pekerjaan Ruangan Analisis Pareto pada pekerjaan ’Ruangan’ untuk Status A, B dan C dapat dilihat pada Tabel 1., Tabel 2., Tabel 3. dan Gambar 3., 4. dan 5. Tabel 1. Daftar Masalah pada ‘Ruangan’untuk Status A (Diterima dengan Catatan) No 1 2 3 4 5 Jumlah masalah 346 153 113 87 55 754 Masalah Perbaikan partisi (kusen, pintu,dll) Perbaikan dinding, kolom, balok, plat dan plafon Perbaikan lantai Perbaikan instalasi (kabel, pipa, dll) Perbaikan perlengkapan (Cermin,closet, dll) Total Total kumulatif 346 499 612 699 754 Persentase total 45,89 20,29 14,99 11,54 7,29 100 Persentase kumulatif 45,89 66,18 81,17 92,71 100 Sumber: Telah diolah dari data check list Dari hasil analisis Pareto Tabel 1., didapat bahwa persentase terbesar pada Status A sebesar 45,89 %(Perbaikan partisi). Sedangkan persentase terkecil Status A adalah sebesar 7.29 % (Perbaikan perlengkapan). Dari hasil Tabel 1 maka dibuatlah diagram Pareto (Gambar 3.). 400 100,00 300 80,00 60,00 200 40,00 100 20,00 0 Persentase (%) Jumlah masalah Diagram Pareto PT. Wijaya Karya 0,00 1 2 3 4 5 Masalah Gambar 3. Diagram Pareto PT. Wijaya Karya Untuk Status A (Diterima dengan Catatan) Tabel 2. Daftar Masalah pada ‘Ruangan’ untuk Status B (Diterima dengan Baik) No 1 2 3 4 5 Jumlah masalah 582 413 215 116 57 1383 Masalah Perbaikan partisi (kusen, pintu,dll) Perbaikan dinding, kolom, balok, plat dan plafon Perbaikan lantai Perbaikan instalasi (kabel, pipa, dll) Perbaikan perlengkapan (Cermin,closet, dll) Total Total kumulatif 582 995 1210 1326 1383 Persentase total 42,08 29,86 15,55 8,39 4,12 100 Persentase kumulatif 42,08 71,95 87,49 95,88 100 Sumber: Telah diolah kembali dari data check list Dari hasil analisis Pareto Tabel 2., didapat bahwa persentase terbesar pada Status B adalah sebesar 42,08 % (Perbaikan partisi). Ini menunjukkan bahwa yang paling banyak menimbulkan masalah adalah masalah perbaikan partisi (kusen, pintu, dll). Sedangkan persentase terkecil dari jumlah masalah yang diterima dengan baik adalah sebesar 4,12 % (Perbaikan perlengkapan). Ini menunjukkan bahwa yang kurang menimbulkan masalah adalah pada ‘Perbaikan perlengkapan’ (Cermin, kloset, dll). Dari hasil Tabel 2, maka dibuatlah diagram Pareto (Gambar 4.) 800 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 600 400 200 0 1 2 3 4 Persentase (%) Jumlah masalah Diagram Pareto PT. Wijaya Karya 5 Masalah Gambar 4. Diagram Pareto Kontraktor PT. Wijaya Karya Untuk Status B (Diterima dengan Baik) Tabel 3. Daftar Masalah pada ‘Ruangan’ untuk Status C (Perbaikan/Tidak diterima) No 1 2 3 4 5 Masalah Perbaikan partisi (kusen, pintu,dll) Perbaikan dinding, kolom, balok, plat dan plafon Perbaikan lantai Perbaikan instalasi (kabel, pipa, dll) Perbaikan perlengkapan (Cermin,closet, dll) Total Jumlah masalah 68 46 27 19 8 168 Sumber: Telah diolah kembali dari data check list Total kumulatif 68 114 141 160 168 Persentase total 40,48 27,38 16,07 11,31 4,76 100 Persentase kumulatif 40,48 67,86 83,93 95,24 100 Dari hasil analisis Pareto Tabel 3., didapat persentase terbesar pada Status C adalah sebesar 40,48 %. Ini menunjukkan bahwa yang paling banyak menimbulkan masalah adalah masalah perbaikan partisi (kusen, pintu, dll). Sedangkan persentase terkecil pada Status C adalah sebesar 4,76 %. Ini menunjukkan bahwa yang kurang menimbulkan masalah adalah perbaikan perlengkapan (cermin, closet, dll). Dari hasil Tabel 3., maka dibuatlah diagram Pareto (Gambar 5.) 80 100,00 60 80,00 60,00 40 40,00 20 20,00 0 0,00 1 2 3 4 Persentase (%) Jumlah Masalah Diagram Pareto PT. Wijaya Karya 5 Masalah Gambar 5. Diagram Pareto PT. Wijaya Karya untuk Status C (Tidak Diterima/Perbaikan) b. Analisis deskriptif pada kelompok Pekerjaan Landscape (total 186 item), pada Gambar 6., didapatkan persentase dari Pekerjaan Landscape yang ’dapat diterima dengan catatan’ adalah sebesar 43,5 % (81 item) dan yang ’dapat diterima dengan baik’ adalah sebesar 56,5 % (105 item). Sedangkan persentase dari Pekerjaan Landscape yang ’tidak diterima/ memerlukan perbaikan’ adalah sebesar 0 %. PT. Wijaya Karya 56,5 60,0 Persentase (%) 50,0 43,5 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 0,0 A B C Status Gambar 6. Persentase pada Pekerjaan Landscape Analisa Pareto pada pekerjaan landscape untuk Status A dan Status B ditunjukkan pada, Gambar 7. dan Gambar 8. Dari hasil analisis Pareto, didapat bahwa persentase terbesar jumlah pada Status A adalah sebesar 8.64 %. Ini menunjukkan bahwa yang paling banyak menimbulkan masalah adalah pemasangan paving (kondisi bergelombang). Sedangkan persentase terkecil pada Status A adalah sebesar 0.00 %. Ini menunjukkan bahwa yang kurang menimbulkan masalah adalah nut untuk kanstein, curbing tidak rapi, stretcher warna hitam potongannya kurang bagus, pertemuan stretcher dengan teras disemen, garis batas parkir mobil dicat ulang, dan plat beton untuk saluran diganti bentuk, serta bak control untuk meter air sisi utara tandon segera dibuat. Daigram Pareto PT . Wijaya Karya 8 100.00 7 Jumlah Masalah 5 60.00 4 40.00 3 2 Persentase (%) 80.00 6 20.00 1 0 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132 Jenis Masalah Gambar 7. Diagram Pareto Untuk Status A (Diterima dengan Catatan) Dari hasil analisis Pereto (Gambar8.), didapat bahwa persentase terbesar untuk Status B adalah 7.62 %. Ini menunjukkan bahwa yang paling banyak menimbulkan masalah adalah nut untuk kanstein/curbing tidak rapi, strecher warna hitam potongannya kurang bagus, serta pertemuan strecher dengan teras disemen.Sedangkan persentase terkecil dari Status B adalah 0.00%. Ini menunjukkan bahwa yang kurang menimbulkan masalah adalah bak kontrol untuk kabel data diratakan dengan level paving dan saluran sisi sebelah utara diperbaiki dasarnya. 9 100.00 8 90.00 7 80.00 70.00 6 60.00 5 50.00 4 40.00 3 30.00 2 20.00 1 10.00 0 Persentase (%) Jumlah Masalah Daigram Pareto PT . Wijaya Karya 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516 17181920212223242526272829303132 Jenis Masalah Gambar 8. Diagram Pareto untuk Status B (Diterima dengan Baik) c. Analisis deskriptif pada Pekerjaan Teras dan Listplank (total 995 item), hasil analisa didapatkan persentase dari pekerjaan Teras dan Listplank yang ’dapat diterima dengan catatan’ sebesar 61,1 % (608 item), dan yang ’dapat diterima dengan baik’ adalah sebesar 38,9% (387 item), serta yang ’tidak diterima /memerlukan perbaikan’ adalah sebesar 0 % (Gambar 9.). PT. Wijaya Karya 70,0 61,1 Persentase (%) 60,0 50,0 38,9 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 0,0 A B C Status Gambar 9. Persentase pada Pekerjaan Teras dan Listplank dari PT. Wijaya Karya Analisis Pareto pada pekerjaan Teras dan Listplank untuk Status A dan Status B ditunjukkan pada Gambar 9. dan Gambar 10. Dari hasil analisis Pareto seperti terlihat pada Gambar 10., didapat bahwa persentase terbesar untuk Status A adalah 4,77 %. Ini menunjukkan bahwa yang paling banyak menimbulkan masalah adalah pertemuan sudut antara kolom outdoor dengan tembok diberi sealent yang rapi. Sedangkan persentase terkecil untuk Status A adalah 0.00 %. Ini menunjukkan bahwa yang sedikit menimbulkan masalah adalah sealent untuk jendela kaca mati banyak yang kurang dan karet untuk jendela BV kurang/lepas. Diagram Pareto PT . Wijaya Karya 35 100.00 90.00 30 70.00 60.00 20 50.00 15 40.00 30.00 10 Persentase (%) Jumlah Masalah 80.00 25 20.00 5 10.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 0 Masalah Gambar 10. Diagram Pareto pada Teras dan Listplank untuk Status A (Diterima dengan Catatan) Dari hasil analisis Pareto (Gambar 11.), didapat bahwa persentase terbesar pada Status B adalah 8,01 %. Ini menunjukkan bahwa yang paling banyak menimbulkan masalah adalah sealent untuk jendela kaca mati banyak yang kurang dan karet untuk jendela BV kurang/lepas. Sedangkan persentase terkecil dari Status B adalah 0,26 %. Ini menunjukkan bahwa yang kurang menimbulkan masalah adalah plat ada yang keropos ditemui lt.2 di dekat kolom. Diagram Pareto PT . Wijaya Karya 100.00 30 20 60.00 40.00 10 Persentase (%) Jumlah Masalah 80.00 20.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 0 Masalah Gambar 11. Diagram Pareto pada Teras dan Listplank untuk Status B (Diterima dengan Baik) 4.2. Testing and commissioning dan masa pemeliharaan P.T Wijaya Karya sebagai kontraktor utama yag menangani bagian struktur dan arsitektur , hadir bersama sama pemilik bangunan untuk mengetahui pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal yang sudah selesai dikerjakan oleh subkontraktor khusus bagian pekerjaan tersebut. Semua pekerjaan instalasi yang terpasang wajib dapat dipergunakan dengan baik/lancar. Masa pemeliharaannya selama 12 bulan, tercantum pada akta serah terima ke 1. Perbaikan wajib dilaksanakan oleh kontraktor utama selama masa pemeliharaan. Setiap ada yang perlu diperbaiki pihak pemilik bangunan bisa segera menghubungi kontraktor utama. 4.3. Evaluasi fisik sebelum serah terima ke 2 Check List pada kondisi sebelum serah terima ke 2, hasil analisis secara menyeluruh sehubungan pekerjaan Struktur dan Arsitektur bahwa performa PT. Wijaya Karya pada saat check list tertanggal 15 Pebruari 2005 untuk pekerjaan yang ’diterima dengan catatan’ 23,2 % (16 item) dan untuk pekerjaan yang ’dapat diterima dengan baik’ adalah sebesar 76,8 % (53 item). Sedangkan persentase pekerjaan ’yang memerlukan perbaikan’ adalah 0% (Gambar12.) PT. Wijaya Karya (Struktur & Arsitektur) 100,0 76,8 Persentase (%) 80,0 60,0 40,0 23,2 20,0 0,0 0,0 A B C S tatus Gambar 12. Persentase Hasil Check List (15 Pebruari 2005) Kemudian pada saat check list tertanggal 9 Maret 2005 (Gambar 13.) pada kondisi sebelum serah terima ke dua untuk pekerjaan Struktur dan Arsitektur dimana untuk pekerjaan yang ‘diterima dengan catatan’ sebesar 48 % (12 item), untuk pekerjaan yang ‘dapat diterima dengan baik’ adalah sebesar 52 % (13 item). Dan yang ‘masih memerlukan perbaikan’ sebesar 0%. PT. Wijaya Karya (Struktur & Arsitektur) 60,0 Persentase (%) 50,0 48,0 52,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 0,0 A B C Status Gambar 13. Persentase Hasil Check List (9 Maret 2005) Pada kedua kondisi check list tersebut di atas, jumlah masalah yang timbul jauh menurun yaitu 69 item pada check list tertanggal 15 Pebruari 2005 dan hanya 25 item untuk check list tertanggal 9 Maret 2005, sehingga analisis Paretonya bisa diabaikan. 4.4. Evaluasi administrasi dan keuangan (progres bulanan) Dari hasil mengevaluasi progres bulanan PT. Wijaya Karya (Gambar 14.) dapat dilihat bahwa diperoleh perkembangan realisasi progres bulanan terbesar adalah 15.24 % yaitu pada bulan April 2003, sedangkan perkembangan realisasi progres bulanan terkecil terjadi pada bulan Desember 2003 yaitu sebesar 1.33 %. Progres (%) Perkembangan Progres T iap Bulan 20.00 18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 14.95 15.24 11.93 10.35 9.73 8.28 8.58 7.36 5.88 4.73 1.33 2.03 0.00 Jan- Feb- Mar- Apr- May- Jun03 03 03 03 03 03 Jul- Aug- Sep- Oct- Nov- Dec- Jan03 03 03 03 03 03 04 Bulan Gambar 14. Progres Bulanan PT. Wijaya Karya 4.5. Berita acara serah terima Berita acara serah terima ke 1 tercantum tanggal 12 Januari 2004, dan masa pemiliharaan adalah 12 bulan yaitu dari tanggal 12 Januari 2004 sampai dengan 12 Januari 2005. Sedangkan berita acara serah terima ke 2 pada tanggal 25 April 2005. Kedua lembar akta tersebut masing-masing ditandatangani oleh wakil dari pemberi kerja dan kontrktor utama. V. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai project closeout gedung T (gedung kuliah dan poliklinik) Universitas Kristen Petra, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Analisis deskriptip dan pareto terhadap ketiga kelompok fisik, yaitu: Ruangan, Landscape, Teras dan Listplank diperoleh catatan bahwa dari hasil evaluasi pareto tersebut hanya item pekerjaan Perbaikan Partisi pada kelompok ’Ruangan’ yang muncul pada ketiga Status, yaitu pada Status A sebesar 45.89% (Tabel 1.), di Status B sebesar 42.08% (Tabel 2.) dan untuk Status C sebesar 40.48% (Tabel 3.). Sedangkan hasil analisis deskriptip terhadap kelompok ’Ruangan’ yang mempunyai persentase terbesar adalah pada Status B yaitu sebesar 60%. 2. Evaluasi Administrasi dan keuangan Hasil analisa administrasi dan keuangan PT. Wijaya Karya didapatkan perkembangan progres terbesar bulanan (15.24 %), yaitu pada bulan April 2003, sedangkan perkembangan progres terkecil PT. Wijaya Karya terjadi pada bulan Desember 2003, yaitu sebesar 1.33 %. VI. Daftar Referensi 1. Birnberg, Howard G. Project Management For Designers and Owner(2nd edition) , Washington D.C, CRC Press, 1999. 2. Cleland, David I. Project Management :Strategic Design and Implementation (2nd edition). Toronto, McGraw Hill,1994. 3. Faure, Lesley Munro, Implementing Total Quality Management. London, Longman Group, 1992. 4. Fisk. Construction Project Administration. 1995. 5. Hamilton, Albert. Management by Project. London, Thomas Telford, 1997. 6. Kerzner, Harold. Project Management : A system Approach to Planning, Schedulling, and Controlling (8th edition). Ohio, John Wiley and Sons, Inc, 2002. 7. Levy, Sydney M., Project Manajement in Construction (4th edition). United States, McGraw Hill, 2002. 8. Lock, Dennis. Manajemen Proyek (3rd edition). ( E. Jasfi, Trans.). Jakarta, Erlangga,1987. 9. Nicholas, John M. Managing Business & Engineering Project : Concepts & Implementation.. New Jersey, Prentice-Hall, 1990. 10. Nugraha, Paul. Manajemen Proyek Konstruksi. Surabaya, Kartika Yudha, 1986. 11.Oberlender, Garold D. Project Management For Engineering and Construction (2nd edition). Singapore, McGraw Hill, 2000. 12. Santosa, Budi. Manajemen Proyek (1st edition). Jakarta, PT. Guna Widya, 1997. 13. Soeharto, Imam.. Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta, Erlangga, 1995. 14. Soetrisno. Dasar-Dasar Evaluasi dan Manajemen Proyek. Yogyakarta, Andi Offset, 1985.