buku panduan praktikum farmakologi - PSKB

advertisement
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA
PALEMBANG
2017
CARA PERHITUNGAN DOSIS DAN PENGAMBILAN DOSIS OBAT
BERDASARKAN ORDER DOKTER
1. mengoplos obat adalah mencampur obat dalam bentuk larutan. Kenapa obat perlu
dioplos? Karena terdapat berbagai macam bentuk obat dari kapsul, tablet, sirup,
serbuk dan larutan. Nah, mengoplos obat berhubungan dengan memberikan obat
kepada pasien dalam bentuk larutan.
Lalu bagaimana jika bentuk obat awalnya serbuk untuk dijadikan larutan?
1. Jenis Obat/ Zat Terlarut
Dalam istilah mengoplos, jenis obat yang dioplos baik berbentuk serbuk atau larutan akan
dijadikan dalam bentuk larutan.
2. Jenis Pelarut
Zat pelarut yang sering digunakan untuk mengoplos obat adalah WFI (water for injection).
Namun, ada juga beberapa jenis obat yang membutuhkan zat pelarut lain seperti NaCl
0.9% dan KCL.
3. Dosis Obat Sesuai Resep
Dosis obat yang digunakan berhubungan dengan takaran dari resep yang sesuai kondisi
kesehatan klien misalnya untuk obat amphicilin pasien @ 250mg untuk pasien X.
4. Menentukan Jenis Spuit
Jenis spuit yang biasa digunakan untuk mengoplos adalah spuit 3cc dan 5cc. Selanjutnya
spuit 1cc biasanya digunakan pada obat yang lebih kental.
5. Mencocokkan Dosis Obat Dengan Identitas Klien
Selanjutnya, dapat dimulai langkah pengoplosan. Langkah mengoplos ibat terdiri dari:
1. Menentukan jenis pelarut yang sesuai obat
2. Menghitung cc zat pelarut yang dibutuhkan agar obat yang dioplos sesuai dengan resep
3. Menentukan obat dengan identittas klien
Adapun cara menghitung oplosan yang sesuai kondisi pasien dapat divontohkan dari kasus
dibawah ini.
Misal: Instruksi dari dokter pemberian obat ampicilin 3 x 250 mg. 1 VIAL = 1000 mg.
Hitung berapa ml yang diberikan kepada pasien?
Jawab:
1. Jenis pelarut yang bisa dipakai adalah water for injection
2. 1 vial amphicilin = 1000mg. WFI dimasukkan dalam spuit 5cc namun diisi degan WFI
sebanyak 4cc.mKemudian 4cc WFI dimasukkan dalam vial Amphicilin. Jadi dalam 4cc
spuit terdapat 1.000mg. Untuk mencapai dosis 250mg maka cc spuit yang dibutuhkan
adalah 1 cc.
3. Memastikan kesesuaian obat dengan identitas pasien
2. Hitung dengan tepat dosis obat yang akan diberikan sesuai dengan resep
Permintaan dosis obat biasanya ditulis dalam angka-angka matematika, begitupula dengan
sediaan obat yang ada. Perawat/bidan harus dapat menghitung dosis obat yang akan diberikan
pada klien, walaupun pada beberapa obat sangat berbeda antara sediaan obat dengan dosis
obat yang akan diberikan. Bila dosis obat yang diinginkan sama dengan dosisi obat yang
tersedia, gunakan rumus berikut untuk menghitung dosis obat :
Contoh 1:
Bp. R membutuhkan 400 mg antibiotic sesuai dengan resep yang ada, tablet
antibiotic yang tersedia adalah 200 mg. Berapa tablet antibiotic yang
perawat harus berikan pada Bp. R ?
Jawab :

Jika tablet yang harus diberikan = X Tablet.

Diketahui: 1 tablet = 200 mg

Maka:

X = 400 mg/tablet

X= 400 mg /200 mg

X = 2 tablet
200 mg = 400 mg
1 X&&& tablet
Contoh 2 :
Ibu S, 65 tahun, harus diberikan obat antiaritmia (digoksin) sebanyak 0,25 mg per intra vena
(IV). Pada vial / kemasan obat tersebut tertulis 0,125 mg = 1 cc. Berapa cc digoksin yang
harus perawat berikan untuk Ibu S ?
Jawab :
Dosis digoksin yang harus Ibu S terima = X cc.
0,125 mg = 0,25 mg
1 cc
X
0,125X = 0,25
X = 2 cc
3. Menghitung dosis pada anak
Dosis obat yang diberikan pada anak-anak dihitung berdasarkan berat badan anak atau luas
permukaan tubuh anak. Kebanyakan obat-obat tersebur diproduksi khusus untuk anak
sehingga tidak dihitung dengan cara yang sama pada orang dewasa. Perhatikan ukuran dan
laju metabolisme pada anak, kaena hal ini sangat berpengaruh pada reaksi terapi obat yang
diharapkan. Observasi selalu respon yang terjadi sehingga dosis yang diberikan dapat
disesuaikan dengan kondisi anak.
Contoh :
An. P, 2 tahun, membutuhkan paracetamol untuk menurukan panas tubuhnya.Berat badan
(BB) An. P 10 kg. Dalam kemasan obat tercantum dosis untuk anak adalah 10 mg/KgBB.
Jawab: Misalkan Anak. P membutuhkan = a mg Paracetamol.
Maka a= 10 mg X 10 Kg = 100 mg
Untuk menghitung dosis obat yang harus kita tahu dan hafal adalah rumusnya. Banyak sekali
rumus-rumus menghitung dosis obat pada bayi dan anak balita, diantaranya rumus Young,
Dilling, Fried, Sagel dan Clark.
Kali ini akan memakai rumus Fried yang menitik beratkan pada umur anak. Berikut rumus
menghitung dosis obat oleh Fried
Contoh 1:
Anak usia 6 bulan, mengalami demam tinggi, untuk menurunkan panas anak tersebut
mendapatkan resep obat paracetamol, berapa dosisi yang diberikan untuk akan tersebut
Jawab:
Dd (dosis dewasa) paracetamol : 500 mg
Contoh 2:
contoh kedua ini menggunakan cara perhitungan sebagai berikut:
Pasien A mendapatkan antibiotik ceftriaxone 250 mg inj.via IV, obat yang tersedia dalam 1
vial ceftriaxone berisi 1 gram = 1000 mg yang diuplos aquades 10cc . berapa jumlah yang
diberikan?
Ndak usah banyak cing-cong (*dibacanya bukang king-kong lho!!) nih dia rumus-rumusnya
no
rumus
1
berdasarkan berat badan
2
berdasarkanbody surface
area / luas permukaan
tubuh
3
dosis clark berdasarkan
berat badan
4
rumus berdasarkan BSA
Perhitungan
5
rumus young anak(anak
1-8thn)
6
rumus cowling
anak(anak 8-12 thn)
7
rumus bastedo
8
rumus dilling(anak > 8
thn)
9
rumus fried untuk bayi
**
*contoh untuk pasien laki-laki usia lima tahun pada penggunaan dosis diazepam
** contoh untuk pasien bayi usia 2 minggu dan untuk penggunaan captopril
Kenapa dalam perhitungan dosis
ada yang dikurangi-dikurangi dalam contoh
perhitungannya?? Dosis obat itu tidak selamanya kaku atau fix itu bersifat relatif maka dosis
yang aku ambil dicontoh itu adalah dosis yang merupakan range atau kisaran dimana obatobat tersebut masih memiliki efek maksimal tanpa menimbulkan efek toksik atau efek racun
jadi mungkin saja antara pasien 1 dengan pasien yang lainnya bisa memunculkan respon yang
berbeda misal pasien A dia sudah bisa menimbulkan efek pada dosis 0,5mg akan tetapi hal ini
mungkin akan berbeda pada pasien B yang akan menimbulkan efek pada dosis 1mg hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor yg menyebabkannya berbeda.
Gimana untuk obat atau multivitamin yang memiliki beberapa komponen yang ada
didalamnya. Contohnya misal pasien berusia10 tahun menerima exelase yang berisi Amylase,
sanactase 50 mg, protease 60 mg, lipase 20 mg, meicelase 50 mg, pancreatin 167.74 mg gmn
caranya?? Apakah perlu dihitung satu per satu??
Karena dosis yang diresepkan adalah ½ capsul maka dosis tersebut tidak melebihi dosis
maksimal yang diperbolehkan
4. Contoh Resep Dan Cara Mengerjakannya ( puyer).
dr. Hadi S
SIP : 123/DU-01/VII/2005
Jl. Tekukur 41 Samarinda
Samarinda,
R/ Amoxycillin
Luminal
CTM
m.f. Pulv. dtd.No X
S. tdd.pulv. ac
Feb 2015
200 mg
10 mg
2 mg
Pro: Yanti ( 10 thn )
Alamat : Jl. Kini Balu 35 Samarinda
Terjemahan Latin :
 R/ : recipe : ambillah
 m.f.pulv.dtd.No.X : misce fac pulveres da tales doses nomero decim : campur dan buat
serbuk bagi berikan dalam dosis demikian sebanyak 10 bungkus
 S.t.d.d.pulv.ac : signa ter de die pulverem... ante coenam : tandai 3 x sehari ... bungkus
sebelum makan
 Pro : untuk
I.
Kelengkapan Resep :
1. Nama, SIP, alamat dokter = ada
2. Nomor resep = tidak ada
3. Incriptio = tidak ada
4. Invecatio = ada
5. Praescriptio= ada
6. Signatura = tidak ada ( belum jelas berapa bungkus?)
7. Subcriptio = tidak ada
8. Nama, umur, alamat pasien= ada
II.
Keterangan : ( Resep Standart, Buku referensi, Isi Zat Aktif, Keterangan Dosis, OTT,
Usul Perbaikan, dll ) : Buku referensi = FI edisi III
Isi zat aktif =
1. Amoxcyllin
2. Luminal
3. CTM
Keterangan dosis ( DM) = Luminal 1x =300mg , 1H =600 mg ( FI edisi III hal
CTM = 1 H = 40 mg ( FI edisi III hal
Usul Perbaikan = memperjelas signatura tentang berapa bungkus yang diminum
III.
Monografi Kelarutan :
Penggolongan Obat :
Nama Bahan
1. Amoxycillin
2. Luminal
3. CTM
Golongan Obat
Obat Keras
Obat Psikotropika
Obat keras
Perhitungan Dosis :
KETERANGAN
DOSIS
PENYESUAIAN
MAKSMIAL
DOSIS
1X = 300 mg 1X = 10/20 X
300mg = 150 mg
DOSIS
PEMAKAIAN
1X = 10 mg
1H = 600 mg
1H = 10/20 X 600
mg = 300 mg
1X = -
1H = 10 mg X 3
= 30 mg
1X = 2 mg
1H = 30 mg/300 mg
X 100% = 10%
1X = -
1H = 10/20 X 40 mg
= 20 mg
1H = 2 mg X 3 =
6 mg
1H = 6 mg/20 mg X
100% = 30%
% DOSIS
1X = 10 mg/150 mg
X 100% = 6,67 %
LUMINAL
1X = CTM
1H = 40 mg
IV.
Penimbangan Bahan :
No.
1.
2.
3.
Nama Bahan
Amoksisilin
Luminal
CTM
Jumlah
Ditimbang
10 x 200 mg = 2000 mg/500 4 tab
mg/tab = 4 tab
10 x 10 mg = 100 mg
100 mg
10 x 2 mg = 20 mg/4 mg/tab = 5 5 tab
tab
Perhitungan
E.D
Bahan
V.
Cara Kerja :
1. Ditimbang Luminal 100 mg
2. Diambil CTM 5 tab, dimasukkan kedalam mortir.
3. Diambil amoksisili 4 tab, dimasukkan ke dalam mortir, digerus sampai homogen
4. Ditambahkan Luminal,digerus sampai homogen
5. Dikeluarkan dari dalam mortir, dibagi menjadi 10 bagian yang sama rata, dibungkus
yang rapi dimasukkan kedalam kemasan, diberi etiket putih, label NI dan diserahkan ke
pasien
Vaksin
Volume Dosis
Lokasi Pemberian
0,5 ml
Intramuskular (IM)
0,5 ml
IM
Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT,
DpaT, TT, Td, dan yang dikombinasikan
dengan Hib, Hepatitis B, dan Polio
Suntik)
Haemophilus influenzae tipe b (Hib)
≤ 18 tahun: 0,5 ml
Hepatitis A
IM
≥ 19 tahun: 1ml
≤ 19 tahun: 0,5 ml
Hepatitis B
IM
≥ 20 tahun: 1ml
Human papillomavirus (HPV)
0,5 ml
IM
6-35 bulan: 0,25ml
Influenza mati (trivalen)
IM
≥ 3 tahun: 0,5ml
Campak, Gondongan, Rubella (Campak
tunggal ataupun MMR)
0,5 ml
Subkutan (SC)
Meningokokus konjugat (MCV)
0,5 ml
IM
Meningokokus (polisakarida) (MPS)
0,5 ml
SC
Pneumokokus konjugat (PCV)
0,5 ml
IM
Pneumokokus (polisakarida) (PPS)
0,5 ml
IM atau SC
Polio hidup (OPV)
2 tetes
Oral
Polio (mati) (IPV)
0,5 ml
IM atau SC
Rotarix: 1 ml
Rotavirus
Oral
RotaTeq: 2 ml
Varisela (cacar air)
0,5 ml
SC
BCG
0,05 ml
Intrakutan
Untuk suntikan subkutan (SC), pada anak yang berusia dibawah 12 bulan,
penyuntikan dilakukan di paha atas. Sedangkan anak yang berusia diatas 12 bulan, disuntik
dibagian lengan atas. Namun, menyuntik anak berusia dibawah 12 bulan di bagian lengan
atas dan anak di atas 12 bulan di paha atas tetap diperbolehkan.
Untuk suntikan intramuskular (IM), pada anak yang berusia dibawah 12 bulan,
penyuntikan dapat dilakukan di paha atas. Pada anak berusia 1-2 tahun, penyuntikan dapat
dilakukan di paha atad atau lengan atas (bahu). Begitu pula dengan anak berusia 3-18 tahun.
Pada orang dewasa berusia 19 tahun keatas penyuntikan dilakukan di lengan atas (bahu).
(FG)
NAMA-NAMA MAHASISWA SEMESTER IV REG A1
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI KEBIDANAN STIK BINA HUSADA
PALEMBANG 2017
KELOMPOK 1
1. Nora wulandari. A
2. Septi monica
3. Rani kirana
4. Fitratun ameliyah
5. Sindi mindanisa
6. Nefia olfionica
7. Serli agustina
8. Marlina
9. Siti rohmawati
10. Santi
11. Anaza ramadona
12. Selvi septiyah ningsih
KELOMPOK 2
1. Aprilia mariani
2. Sifa fauziayah
3. Belta tri novenda
4. Rafika hasanah
5. Kurratul ayuni
6. Ari susanti
7. Della luvita okta .s
8. Ni luh putu widhin.w
9. Fera ramadina
10. Thea dwi anesti
11. Elisa kurnia
KELOMPOK 3
1. Adella syafitrah
2. Deva ayulestari
3.presiani
4. Dini hariyani
5. Deta
6. Rini antika
7. Esti fitriyani
8. Meilensi hijriati
9. Dewi tiara wulandari
10. Cindra rella
11. Indah permatasari
KELOMPOK 4
1. Devia oktaviani
2. Mirta dwiputri
3. reka mariska
4. Tia junita
5. Rasda diana
6. Sinta purnamasari
7. Tri ayu riski
8. Kirana sari
9. yupa
10. Cicit ariska
11. Yulia listianah
NAMA-NAMA MAHASISWA SEMESTER IV REG A2
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI KEBIDANAN STIK BINA HUSADA
PALEMBANG 2017
KELOMPOK 1
1. Rika oktaviani
2. Wayan cindi devita
3. Riska Diana sari
4. Widiawati
5. Suci herawati
6. Echa ella enita
7. Rizki septiani
8. Anggia ayudia
9. Murti sari dewi
10. D. mutiara hardiyanti
11. Feni septia nikasari
KELOMPOK 3
1. Dwi indahsafitri
2. Isnanini
3.indah bayu
4. Sefpiyanti
5. Tya lestari
6. Ketut pratiwi
7. Indah zuhara
8. Gita hardianti
9. Ulfa rahayu
10. Rama novita
11. Selin julia
KELOMPOK 2
1. Zultania
2. Dea pebrianti
3. Marlini barokah
4. Masrinawati
5. Annisah tiara
6. Widia nurhidayah
7. Etira emontira
8. Yulianingsih
9. Yepi septiani
10. Ririn novalinda
11. Maharani melisa
KELOMPOK 4
1. Meidiana
2. Erina chintya
3. Misya riski
4. Mira oktamelinda
5. Helvi yunita
6. Ita purnamasari
7. Jessyca
8. Aulia nurrohma
9. Dwi septy anggriana
10. Maya sari
11. Tia eka purtama sari
NAMA-NAMA MAHASISWA SEMESTER IV REG A3
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI KEBIDANAN STIK BINA HUSADA
PALEMBANG 2017
KELOMPOK 1
1. Supitriana
2. Stevani
3. Nurul kurnia
4. Gusti ayu putu
5. Diah lestari
6. Dian mareta
7. Riski weli
8. Nopa maharani
9. Nurul aulia
10. Rohmadini
11. Rahma ayu ferda
KELOMPOK 2
1. Nurrohma maylingga
2. Fita anggraeni
3. Mardiana
4. Nia nopi hariyanti
5. Wella gustina
6. Andina violita
7. Yushe quasima
8. Rizki marmalia
9. Ria ulfa nurisya
10. Rini safitri
11. Anggia
KELOMPOK 3
1. Mardiah alfi
2. Fiki mirantika ampri
3. Nani marlina
4. Putu ayu lestari
5. Ica mawarni
6. Siti hawa
7. Dita cahyani
8. seftiana
9. Ida laila
10. Bella indah sari
11. Siti sari
KELOMPOK 4
1. Andira pratiwi
2. Selliana junita
3. Desi susanti
4. Nengsih oktalina
5. Sri mulia ningsih
6. Eva dea vronika
7. Siti mahmuda
8. Mila prima deka
9. Dahlia
10. Heni anggraini
11. Yunisa putri
NAMA-NAMA MAHASISWA SEMESTER IV REG A4
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI KEBIDANAN STIK BINA HUSADA
PALEMBANG 2017
KELOMPOK 1
1. Desti ardila
2. Mona ruspitasari
3. Ganda sari
4. Rahmalia nada
5. Indah dahlia
6. Yopi oktariandra
7. Rahmayani
8. Masdaria
9. Emilda veronika
10. Anggraini dwi pangesta
11. Peni pitaloka
KELOMPOK 3
1. Fieka satriyanah
2. Nina azia sari
3. Yeni yunita
4. Hesti dwi cahyani
5. Puput anisa
6. Imelda agustin
7. Elviera yulia savitri
8. Windi putrid ayu
9. Suci mela rahmadani
10. Yolanda septa
11. Winda Octavia siregar
KELOMPOK 2
1. Ananda sindy putri
2. Ayu wandira
3. Putri indria
4. Della mita
5. Lisa
6. Sisti tasqirah
7. Keke nur ilahi
8. Dwi desri haryani
9. Eka novita
10. Marindra tri
11. Bella radita
KELOMPOK 4
1. Delvi kurnia gusti
2. Dwi oktariani
3. Mutiara anggraini
4. Ferli utami
5. Cahya rani yustisia
6. Ayu jeliani
7. Putri afriliani
8. Sartika dwi
9. Rizka nur fadillah
10. Nopita suci lestari
11. Afel yana
JADWAL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KEBIDANAN
HARI/TANGGAL
JAM
Senin, 7 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Selasa, 8 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Rabu, 9 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Kamis, 10 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Jumat, 11 agustus 12.00-14.30 WIB
2017
Sabtu, 12 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Senin, 14 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Selasa, 15 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Rabu,16 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Jumat, 18 agustus 12.00-14.30 WIB
2017
Sabtu, 19 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Senin, 21 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Selasa, 22 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Rabu, 23 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Kamis. 24 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
Jumat , 25 agustus
13.00 – 15.30
2017
WIB
KELOMPOK
I/A1
DOSEN
II/A1
III/AI
IV/AI
1/A2
II/A2
III/A2
IV/A2
I/A3
II/A3
III/A3
IV/A3
I/A4
II/A4
III/A4
IV/A4
Sherli Mariance
Sari, S.Kep, Ners,
M.kes
Download