PUTUSAN Nomor 390/PDT/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : 1. MARLIYAH, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; 2. MUNIROH, pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga, beralamat di Jalan Waspada I, RT. 014/005, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta; 3. MAMUN, pekerjaan : Buruh, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; Kecamatan 4. NAIMAH, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; 5. YUSUF, pekerjaan : Karyawan Swasta, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; 6. HOPSAH HAPSARI, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; 7. RUMIYATI, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; 8. NURAINI, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; 9. MARIYAM, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 1 dari 33 halaman 10. NURDIN, pekerjaan : Sopir, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat; Kecamatan Kesemuanya adalah Ahli Waris dari Naalih bin Naumin sesuai Penetapan Pengadilan Agama Depok Nomor 022/Pdt.P/2015/PA.Dpk tanggal 28 Mei 2015 telah memberikan kuasa kepada : SYUKNI TUMI PENGATA, S.H. Advokat yang berkantor dan beralamat pada Kantor PUSAT BANTUAN HUKUM SYUKNI TUMI PENGATA (PBH – STP), beralamat di MULTIKA BUILDING lantai 4 Suite 420 Jalan Mampang Prapatan Raya Kav 71-73 Jakarta Selatan DKI Jakarta 12790 berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 26 Oktober 2015, untuk selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula PARA PENGGUGAT dalam Konpensi / Para Tergugat Dalam Rekonpensi; LAWAN 1. ENCEP SANUSI, Penggugat ketahui yang beralamat di Jalan Raya Pengasinan RT. 02, RW. 07, Nomor 18, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depo k, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula TERGUGAT I dalam Konpensi / Penggugat Dalam Rekonpensi ; 2. Notaris AHMAD BUDIARTO, S.H., Mkn, Penggugat ketahui yang beralamat di Kantor Notaris Ahmad Budiarto, S.H., Mkn, Jalan Cinere Raya No. C 297, Kota Depok, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula TERGUGAT II 3. WALIKOTA dalam konpensi / Penggugat dalam Rekonpensi ; DEPOK Cq. CAMAT SAWANGAN Cq. LURAH BEDAHAN, Penggugat ketahui yang beralamat di Jalan Haji Sulaiman 9, Bedahan, Sawangan, Depok, 16519, selanjutnya mohon disebut sebagai TERBANDING semula .TURUT TERGUGAT ; TURUT Pengadilan Tinggi tersebut : Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 2 dari 33 halaman Setelah membaca meneliti surat-surat sebagai berikut : 1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat tanggal, 29 Agustus 2016 Nomor 390/PEN/PDT/2016/PT.BDG, tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak tersebut di atas ; 2. Berkas perkara berikut surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara tersebut serta salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Depok, tanggal 15 Oktober 2015, Nomor 20/Pdt.G/2015/PN.Dpk ;. TENTANG DUDUK PERKARANYA : Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 26 Januari 2015, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Depok pada Tanggal 27 Januari 2015, di bawah Register Nomor : 20 /Pdt.G/2015/PN.Dpk. telah menggugat Tergugat dan Turut Tergugat dengan dalil-dalil gugatan sebagai berikut : 1. Bahwa PENGGUGAT adalah Ahli Waris dari Naalih bin Naumin sesuai Surat Pernyataan Waris Nomor 470/122-Pow tertanggal 20 Nopember 2014 yang dikeluarkan Camat Sawangan, Kota Depok; 2. Bahwa PENGGUGAT adalah masyarakat Pencari Keadilan Yang Tidak Mampu sesuai fotocopy Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kelurahan (Terlampir); 3. Bahwa PENGGUGAT adalah Pemilik atas hak milik garap terhadap tanah bekas Hak Reacht Van Eigendom Verp No. 2 Sisa, Sawangan Depok, seluas lebih kurang 3.000 M2 (tiga ribu meter persegi), berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 146/PDT.G/2012/PN.DPK tertanggal 6 Maret 2013, dengan Majelis Hakim ; Syofia M. Tambunan, S.H. (sebagai Hakim Ketua), Muh Djauhar Setyadi, S.H., M.H., (sebagai Hakim Anggota) dan Nurhadi, S.H., M.H., (sebagai Hakim Anggota) serta Panitera Pengganti; Sapto Suprio, S.H., yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap (inkracht van gewijsde), yang terletak di Blok Kongsi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, dengan batasbatasnya: Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 3 dari 33 halaman - - - - Sebelah Timur berbatasan dengan tanah dan bangunan milik H. Enjum, sekarang berbatasan dengan Jalan Pasir Putih dan H. Enjum; Sebelah Barat berbatasan dengan tanah garap Eigendom Verp. No. 2 Sisa, sekarang berbatasan dengan bangunan gedung ACC dan Tanah Kosong; Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah garap Eigendom Verp. No. 2 Sisa, sekarang berbatasan dengan Perumahan Tugu Residen atas nama Wing Iskandar; Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Bedahan, sekarang berbatasan dengan Jalan H. Sulaiman; Sebagaimana termaktup dalam Putusan Pengadilan Negeri Kota Depok Reg. No. 146/Pdt.G/2012/PN.DPK. tanggal 06 Maret 2013 yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (inchracht van gewijs), selanjutnya disebut “TANAH PENGGUGAT”. 4. Bahwa TERGUGAT I adalah orang yang saat ini menguasai dan menduduki tanah PENGGUGAT secara melawan hukum, dengan dalih mendasarkan pada Akta Notaris Nomor 34 tertanggal 12 Juni 2013 tentang Pelepasan Hak Garap yang diterbitkan oleh TERGUGAT II; 5. Bahwa TERGUGAT II adalah Notaris yang menerbitkan Akta Notaris Nomor 34 tertanggal 12 Juni 2013 tentang Pelepasan Hak Garap; 6. Bahwa perbuatan TERGUGAT II membuat Akta Notaris Nomor 34 tertanggal 12 Juni 2013 tentang Pelepasan Hak Garap yang menguntungkan TERGUGAT I dan telah merugikan PENGGUGAT adalah suatu perbuatan melawan hukum, yang mana nantinya berkonsekuensi secara Hukum dan secara Etika Profesi Notaris yang PENGGUGAT cadangkan untuk dipergunakan nantinya terhadap TERGUGAT II; 7. Bahwa TANAH PENGGUGAT tersebut belum pernah dialihkan, digadaikan, ataupun ditelantarkan, yang sebelumnya masih rimbun dengan pohon-pohon tanaman dan berdiri 1 (satu) bangunan berupa bengkel sepeda motor milik PENGGUGAT, saat ini sudah diratakan oleh TERGUGAT I berdasarkan Akta Notaris Nomor 34 tertanggal 12 Juni 2013 tentang Pelepasan Hak Garap dan dijadikan tempat berjualan makanan/Pujasera dan dibangun bangunan-bangunan yang mana tidak Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 4 dari 33 halaman memiliki izin mendirikan bangunan (IMB), Izin gangguan, dan izin-izin lainnya yang semestinya diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT; 8. Bahwa PENGGUGAT sangat kaget dan sangat keberatan dengan tibatiba TANAH PENGGUGAT telah diratakan oleh TERGUGAT I dan dibangun Pujasera yang disewa-sewakan ke pedagang makanan lain tanpa memiliki ijin-ijin dari TURUT TERGUGAT; 9. Bahwa PENGGUGAT telah menyampaikan Pengaduan dan Surat Keberatan kepada TURUT TERGUGAT atas tindakan TERGUGAT I yang sewenang-wenang telah meratakan dan membangun Pujasera di TANAH PENGGUGAT, namun tidak ada respon dari TURUT TERGUGAT sebagai faktanya TURUT TERGUGAT tidak menjalankan fungsinya sebagai Pemerintah berdasarkan asas-asas pemerintahan yang baik; 10. Bahwa PENGGUGAT atau sebagai PEMILIK HAK GARAP ATAS TANAH PENGGUGAT diprioritaskan redistribusi oleh tanah adalah pihak Undang-Undang Landreform yang untuk sesuai diutamakan diberikan dengan hak atau atas PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN, BAB III PASAL 8 AYAT (1); 11. Bahwa atas akibat perbuatan-perbuatan dari TERGUGAT I dan TERGUGAT II telah menimbulkan kerugian terhadap PENGGUGAT, terutama PENGGUGAT tidak dapat lagi menggarap TANAH PENGGUGAT secara ekonomis, PENGGUGAT terhalang atau tidak dapat mengajukan permohonan hak atas tanah untuk mendapatkan sertifikat hak milik atau hak guna bangunan atas nama PENGGUGAT, karena itu kerugian yang dialami PENGGUGAT paling tidak 2.000.000.000,- (dua miliar Rupiah); Rp. 12. Bahwa menurut pendapat ahli hukum Mariam Darus Badrulzaman dalam bukunya “KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan”, menjabarkan unsur-unsur PMH dalam Pasal 1365 KUHPerdata adalah sebagai berikut: a. Harus ada perbuatan (positif maupun negatif); b. Perbuatan itu harus melawan hukum; c. Ada kerugian; d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan kerugian; Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 5 dari 33 halaman e. Ada kesalahan. 13. Bahwa menurut pendapat Mr. C. Assers’s L.E.H Rutten, yang menyatakan bahwa “schade” dalam Pasal 1365 KUHPERDATA adalah kerugian yang timbul karena perbuatan melawan hukum. dijelaskan bahwa tiap perbuatan melawan hukum tidak hanya mengakibatkan kerugian uang saja, tapi juga dapat menyebabkan kerugian moril atau idiil, yakni ketakutan, terkejut, sakit dan kehilangan kesenangan hidup. Sebagaimana dalam putusan Hoge Raad tanggal 21 Maret 1943 dalam perkara W.P. Keruningen v. van Bessum cs. telah mempertimbangkan sebagai berikut : “Dalam menilai kerugian yang dimaksudkan oleh pasal 1371 KUH Perdata harus juga dipertimbangkan kerugian yang bersifat idiil, sehingga Hakim adalah bebas untuk menentukan penggantian untuk kesedihan dan kesenangan hidup, yang sesungguhnya dapat diharapkan dinikmatinya (gederfdelevensvreugde)”. 14. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka telah jelas, nyata dan terang bahwasanya TERGUGAT melawan TERGUGAT secara hukum I dan TERGUGAT bersama-sama (onrechmatige telah over II serta melakukan heidsdaad), TURUT Perbuatan karena telah menimbulkan kerugian-kerugian terhadap PENGGUGAT sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1365 KUHPerdata menyatakan : “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut”, 15. Bahwa yang dimaksud dengan bunga adalah bunga yang timbul akibat Perbuatan melawan hukum (onrechmatige over heidsdaad) TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT, yaitu bunga moratoir berdasarkan Pasal 1767 KUHPerdata dan ketentuan yang diatur dalam Lembaran Negara tahun 1848 yaitu sebesar 6% pertahun dari total nilai kerugian materiil sebesar Rp. 2.000.000.000,(Dua Miliar Rupiah) kepada PENGGUGAT sejak tanggal diputuskannya Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 146/PDT.G/2012/PN.DPK tertanggal 6 Maret 2013 yakni sebesar Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta Rupiah) per tahun; 16. Bahwa untuk memberikan kepastian dan menjamin gugatan PENGGUGAT tidak menjadi sia-sia (illusoir) di kemudian hari, maka PENGGUGAT mohon kepada Pengadilan Negeri Depok berkenan Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 6 dari 33 halaman untuk meletakkan sita jaminan terhadap ; Harta kekayaan milik TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT, yang akan PENGGUGAT perinci dan serahkan dalam permohonan sita jaminan yang terpisah dari gugatan ini, namun menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari gugatan ini. Oleh karena itu, PENGGUGAT mereservir atau mencadangkan haknya untuk mengajukan permohonan sita jaminan atas harta kekayaan dan aset-aset milik TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT; 17. Bahwa untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi bagi PENGGUGAT akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT I, maka PENGGUGAT mohon kiranya Ketua Pengadilan atau Majelis Hakim Yang Mulia berkenan menjatuhkan Putusan Provisi untuk memerintahkan TERGUGAT I agar dalam 3 (tiga) hari kalender setelah tanggal Putusan Provisi telah menghentikan kegiatan di TANAH PENGGUGAT, dimana untuk setiap harinya kelalaian yang dilakukan oleh TERGUGAT I dalam melaksanakan Putusan Provisi tersebut dikenakan Denda Paksa sebesar Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) perhari. 18. Bahwa gugatan ini, PENGGUGAT diajukan berdasarkan bukti-bukti yang sah dan menurut hukum aturan hukum yang berlaku, oleh karenanya dapat diterima sebagai bukti serta tidak mungkin dibantah kebenarannya oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT bahwasanya TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT telah melakukan Perbuatan melawan hukum (onrechmatige over heidsdaad) kepada PENGGUGAT dan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT mempunyai kewajiban ganti rugi kepada PENGGUGAT sebesar Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta Rupiah). Oleh karenanya berdasarkan pasal 180 HIR sangatlah beralasan apabila putusan dalam perkara a quo dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu (serta merta / uit voorbaar bij voorraad) meskipun ada upaya hukum banding, kasasi, verzet maupun bantahan dan upaya hukum lainnya; Berdasarkan uraian-uraian dan alasan-alasan hukum tersebut diatas, maka PENGGUGAT dengan ini memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Depok cq. Majelis Hakim yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo berkenan menerima, memeriksa, memutuskan dan mengabulkan hal-hal sebagai berikut : Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 7 dari 33 halaman DALAM PROVISI : 1. Memerintahkan TERGUGAT I menghentikan segala kegiatan di TANAH PENGGUGAT dan mengosongkannya terhitung 3 (tiga) hari kalender sejak tanggal Putusan Provisi; 2. Mengenakan (Sepuluh denda Juta paksa/dwangsom Rupiah) per melaksanakan Putusan Provisi; harinya sebesar Rp. TERGUGAT I 10.000.000,lalai tidak 3. Menyatakan Putusan Provisi langsung berlaku serta merta walaupun terdapat upaya hukum dari TERGUGAT I; DALAM POKOK PERKARA : 1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya; 2. Menyatakan TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT melakukan Perbuatan Melawan Hukum (onrechmatige over heidsdaad); 3. Menghukum TERGUGAT TERGUGAT secara tanggung renteng untuk membayar kepada PENGGUGAT yaitu kewajiban ganti rugi sebesar Rp. 2.000.000.000,(dua miliar Rupiah) dan membayar bunga moratoir kepada PENGGUGAT sebesar 6% (enam persen) pertahun dari total nilai kerugian materiil terhitung sejak tanggal diputuskannya Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 146/PDT.G/2012/PN.DPK tertanggal 6 Maret 2013 yakni sebesar Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta Rupiah) per tahun; 4. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoire beslaag) yang diletakkan terhadap Harta kekayaan milik TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT; 5. Menghukum TURUT TERGUGAT untuk tunduk dan melaksanakan atas putusan a quo; 6. Menyatakan putusan a quo dapat dilaksanakan terlebih dahulu (serta merta / uit voorbaar bij voorraad) meskipun ada upaya hukum banding, kasasi, verzet maupun bantahan dan upaya hukum lainnya; 7. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul. serta TURUT Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 8 dari 33 halaman Atau : Apabila Ketua Pengadilan Negeri Depok cq. Majelis Hakim yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et bono). Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Para Tergugat dan Turut Tergugat mengajukan Jawaban , sebagai berikut : 1. Tergugat I dan Tergugat II ; DALAM KONPENSI DALAM EKSEPSI. 1. “GUGATAN KURANG PIHAK”. Bahwa semula pemilik tanah garap adalah NAALIH ( almarhum), seluas 3.000 Meter persegi setempat dikenal dengan jalan H. SULAIMAN ( TUGU SAWANGAN)., Bedahan, Kota Depok., tanah tersebut oleh NAALIH semasa hidupnya telah dialihkan kepada TERGUGAT I berdasarkan kesepakatan dan persetujuan istri serta disaksikan oleh anakdan menantu ( YUSUF dan SAAK ) masing- masing menandatangani pelepasan hak atas tanah dalam bentuk Akta Otentik yaitu Akta Notaris No.34 tanggal 12 Juni 2013. Bahwa Setelah memperoleh pelepasan hak, TERGUGAT I langsung menguasai tanah tersebut tanpa adanya gugatan/tuntutan dari NAALIH selaku PEMILIK TANAH GARAP ( pelepas hak garap ), baik gugatan kepada TERGUGAT I maupun kepada TERGUGAT II . Bahwa setelah Bapak NAALIH meninggal dunia, barulah timbul gugatan aquo dengan tujuan PENGGUGAT (ahli waris ) untuk menguasai kembali hak tanah garap yang sudah beralih kepada TERGUGAT I dan PENGGUGAT dengan Melawan Hukum mengaku sebagai Pemilik Tanah Garap tersebut. Atas dasar hal uraian diatas, maka sudah sangat PATUT dalam gugatan Aquo,: Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 9 dari 33 halaman 1. NAALIH selaku pemilik garap yang sebenarnya ( sebagai Pelepas Hak Garap ) harus dihadirkan atau ditarik sebagai PIHAK. 2. Yusuf sebagai anaknya Bapak Naalih yang telah merekomendasikan untuk pengambil analihan hak garap milik bapaknya kepeda Tergugat dan Penggugat telah mengabulkan permintany saudara Yusuf untuk pergi umroh ketanah suci bahkan yusuf telah berjanji kepada tergugat akan mnyelesailakan dan mengusir orang2 yang masih bertahan di tanah tersebut untuk berdagang namun tidak perna dilaksanakan Dengan tidak di hadirkan atau ditariknya NAALIH dan Yusuf sebagai PiHAK dalam perkara ini, maka gugatan aquo menjadi KURANG PIHAK., karenanya gugatan harus dinyatakan ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ( Niet Onvanklijke verklaard ). 2. “GUGATAN EROR IN PERSONA” Bahwa PENGGUGAT bukan sebagai pemilik tanah hak garap. Bahwa terjadinya pelepasan tanah hak garap dari NAALIH kepada TERGUGAT I/ ENCEP SANUSI , telah disetujui oleh isri dan disaksikan oleh anak menantu ( YUSUF dan SAAK ). Bahwa hubungan hukum yang terjadi antara NAALIH dengan TERGUGAT I/ ENCEP SANUSI telah selesai, hal ini terbukti berdasarkan fakta hukum bahwa semasa NAALIH masih hidup, selaku pemilik dan pelepas hak garap (asal ) tidak menggugat ataupun menuntut kepada TERGUGAT I maupun kepada TERGUGAT II, yang berarti bahwa Bapak NAALIH tidak merasa dirugikan oleh TERGUGAT I maupun oleh TERGUGAT II. Dengan demikian sudah sepatutnya PENGGUGAT semestinya menggugat 1. : Istrinya NAALIH, 2. anaknya NAALIH yang bernama : YUSUF dan 3. anak menantunya NAALIH yang bernama : SAAK., Atas dasar hal tersebut maka mohon kepada majelis hakim yang memeriksa perkara aquo untuk menyatakan PENGGUGAT TELAH SALAH GUGAT (EROR IN PERSONA) dalam memaksakan Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 10 dari 33 halaman kehendaknya menentukan TERGUGAT I dan TERGUGAT II sebagai subyek hukum yang digugat. 3. PENGGUGAT TIDAK BERKWALITAS SEBAGAI “ PENGGUGAT.” Bahwa PENGGUGAT bukan sebagai Pemilik Tanah Garap ‘ melainkan bahwa PENGGUGAT hanyalah ahli waris dari Almarhum Bapak NAALIH., Bahwa Obyek gugatan adalah tanah garap yangpemilik garapnya semula adalah Bapak NAALIH,yang kemudian berdasar padaAkta Notaris No.34 tanggal 12 Juni 2013 telah dilepaskan hak garapnya kepada TERGUGAT I, yang berarti berdasarkan hukum tanah Garap mutlak menjadi hak Milik TERGUGAT I. Berdasasarkan fakta tersebut yang berhak bisa menggugat adalah NAALIH sendiri selaku pemilik garap asal, bilamana ada hal-hal yang dirugikan oleh TERGUGAT I. Kenyataannya selagi NAALIH masih hidup sampai akhir hayatnya tidak pernah menuntut kepada TERGUGAT I maupun kepada TERGUGAT II atas tanah HAK GARAP yang telah dilepaskannya. Dengan demikian terbukti bahwa tanah garap tersebut Bukan milik PENGGUGAT oleh karena itu maka patut berdasarkan hukum PENGGUGAT dinyatakan tidak berkwalitas sebagai PENGGUGAT, dan karenanya gugatan PENGGUGAT harus ditolak atau setidaktidaknya tidak dapat diterima ( Niet Onvanklijke verklaard ). DALAM POKOK PERKARA. 1. Tergugat I dan Tergugat II, menolak dalil – dalil PENGGUGAT terkecuali pada hal-hal yang diakui kebenarannya. 2. Hal-hal yang telah dikemukakan didalam Eksepsi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan didalam pokok perkara ini. Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 11 dari 33 halaman 3. Bahwa tidak benar PENGGUGAT adalah pemilik atas hak milik garap terhadap tanah bekas hak Recht Van Eigendoom Verp No.2 Sisa, Sawangan Depok, seluas lebih kurang 3.000. M2.berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Nomor 146/Pdt.G/2012/PN.DPK. Sebagaimana dalil gugatannya No. 2. : Yang sebenarnya adalah bahwa “ PUTUSAN PERKARA No. 146/Pdt.G/2012/PN.DPK, yang bertindak sebagai pihak penggugat adalah TUAN NAALIH, melawan 1.Ny. Rahmawati Achmad Mc.Combs 2. Tuan Drs. Kartama, 3. Ny. R.Roro Susanti, 4. Kementrian Keuangan R.I Cq Direktorat Jendral Kekayaan Negara (DKJN), 5. Badan Pertanahan. Yang semuanya sebagai Tergugat I,II,III,IV, dan Turut Tergugat., dan perkaranya telah diputus dimenangkan oleh TUAN NAALIH., dan Perkara tersebut telah di biayai oleh TERGUGAT I. 4. Bahwa tidak benar TERGUGAT I menguasai dan menduduki tanah PENGGUGAT secara melawan hukum begitupun tidak benar gugatan PENGGUGAT yang menyebut : Akta Notaris No.34 tanggal 12 Juni 2013 yang dibuat dihadapan TERGUGAT II adalah PERBUATAN MELAWAN HUKUM sebagaimana dalil gugatan Nomor 4,5,6,7. TANAH HAK GARAP semula Miliknya NAALIH, bukan miliknya PENGGUGAT. Tanah hak hak garap (obyek gugatan ) bukan milik PENGGUGAT. Berdasarkan AKTA PELEPASAN HAK ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-06-2013 yang dibuat dihadapan Notaris AHMAD BUDIARTO, SH Mkn /tergugat II. TANAH Hak Garap tersebut telah dilepaskan oleh NAALIH dengan persetujuan Istri dan disaksikan oleh anak menantunya ( Yusuf dan Saak ) kepada TERGUGAT I dengan sejumlah uangpembayaran ganti rugi. Dengan demikian Sah menurut hukum tanah hak garap ( obyek sengketa ) milik TERGUGAT I. Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 12 dari 33 halaman 5. Bahwa tidak benar gugatan PENGGUGAT No.8 dan No.9 yang menyebut “ tanah PENGGUGAT “ telah diratakan dan dibangun pujasera yang disewakan ke pedagang makanan. Bahwa pemilik tanah garap adalah TERGUGAT I, maka sudah menjadi hak TERGUGAT I untuk memanfaatkan tanah yang menjadi haknya tersebut. 6. Bahwa Tidak benarPENGGUGAT sebagai PEMILIK Hak Garap atas tanah PENGGUGAT sebagaimana dalil gugatannya pada No. 10,dan No.11 yang sudah dibantah oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II pada Eksepsi maupun JAWABANNYA terdahulu. Bahwa Dalil No. 10 dan No. 11 pada gugatan aquo, ternyata dikutip dari dalil gugatan No.10 dan No.11 pada perkara yang diajukan oleh Tuan NAALIH sebagaimana Putusan Perkara No. 146/Pdt.G/2012/PN DPK tanggal, 6 Maret 2013. Yang mana dalam putusan PENGADILAN NEGERI DEPOK tersebut terbukti pemilik dari tanah hak garap adalah NAALIH bukan milik PENGGUGAT . 7. Bahwa tidak benar dalil gugatan PENGGUGAT No.14 dan No. 15., karena tidak ada hak yang dilanggar oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II terhadap haknya PENGGUGAT. Tanah garap ( obyek sengketa ) adalah mutlak sah milik TERGUGAT I. Yang dibuat dihadapan TERGUGAT II berdasarkan Akta No. 34/2013 tanggal 12 Juni 2013. Dengan demikian tidak ada PERBUATAN MELAWAN HUKUM yang telah dilakukan oleh TERGUGAT I DAN TERGUGAT II, Karenanya tidak patut TERGUGAT I dan TERGUGAT II dihukum untuk mengganti kerugian maupun bunga moratoir sebagaimana tuntutan PENGGUGAT tersebut. 8. Bahwa karena dalil gugatan PENGGUGAT No. 16.,tidak benar, maka sangat patut gugatan PENGGUGAT yang meminta PENGADILAN NEGERI DEPOK untuk MELETAKAN SITA JAMINAN terhadap harta kekayaan milik TERGUGAT I, Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 13 dari 33 halaman TERGUGAT II, dan TURUT TERGUGAT harus dinyatakan untuk ditolak. 9. Bahwa karena dalil gugatan PENGGUGAT No. 17, tidak benar dikarenakan PENGGUGAT bukan sebagai pemilik tanah hak garap, maka sangat patut permohonan PENGGUGAT agar Majelis menjatuhkan PUTUSAN PROVISI harus ditolak karena tanah obyek sengketa milik TERGUGAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERGUGAT I maupun TERGUGAT II. yang I dan tidak ada telah dilakukan 10. Bahwa berdasarkanTeori dan analisa hukum : Bahwa dalam penandatangan AKTA PELEPASAN HAK ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-06-2013. yangdibuatdihadapanNotaris Ahmad Budiarto SH Mkn ; Menurut Pasal 1313 KUH Perdata Perjanjian adalah Perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut Perikatan yang di dalamya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak. 1. Azas-azas Hukum Perjanjian Ada beberapa azas yang dapat ditemukan dalam Hukum Perjanjian, namun ada dua diantaranya yang merupakan azas terpenting dan karenanya perlu untuk diketahui, yaitu: Ada beberapa azas yang dapat ditemukan dalam Hukum Perjanjian, namun ada dua diantaranya yang merupakan azas terpenting dan karenanya perlu untuk diketahui, yaitu: 2. Azas Konsensualitas, yaitu bahwa suatu perjanjian dan perikatan yang timbul telah lahir sejak detik tercapainya kesepakatan, selama para pihak dalam perjanjian tidak menentukan lain. Azas ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian. 3. Azas Kebebasan Berkontrak, yaitu bahwa para pihak dalam suatu perjanjian bebas untuk menentukan materi/isi dari perjanjian sepanjang tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan kepatutan. Azas ini tercermin jelas Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 14 dari 33 halaman dalam Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Syarat Sahnya Perjanjian kebebasan dalam asas kebebasan berkontrak bukanlah kebebasan yang tanpa batas karena suatu perjanjian harus memenuhi syarat sah perjanjian, sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata bahwa: “untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat: 1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. suatu hal tertentu 4. suatu sebab yang halal” Keempat syarat tersebut apabila dijabarkan adalah: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; Seseorang dikatakan telah memberikan persetujuannya/ sepakatnya menghendaki (toestemming), apa yang kalau disepakati orang maka memang sepakat sebenarnya merupakan pertemuan antara dua kehendak, dimana kehendak orang yang satu saling mengisi dengan apa yang dikehendaki pihak lain; dalam membuat sepakat berarti bahwa para pihak yang membuat perjanjian setuju terhadap isi perjanjian tanpa adanya tanpa adanya kekhilafan, paksaan atau peneipuan, sebagaimana diatur dalam pasal 1321 KUH Perdata yang berbunyi: “Tidak ada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan, atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan”. 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; Dalam membuat suatu perjanjian seseorang harus cakap menurut hukum. Pasal 1321 KUH Perdata: Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 15 dari 33 halaman “Setiap orang adalah untuk membuat perikatan-perikatan jika oleh undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap” Sedangkan yang menurut undang-undang dinyatakan tidak cakap diatur dalam pasal 1330 KUH Perdata: “Tak cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah: orang-orang yang belum dewasa Pasal 1330 KUH Perdata mengatur bahwa: “Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 (dua puluh satu) tahun dan sebelumnya belum kawin” mereka yang ditaruh di bawah pengampuan Pasal 433 KUH Perdata mengatur bahwa: “orang-orang yang diletakkan di bawah pengampuan adalah setiap orang yang dewasa yang selalu berada dalam keadaan dungu, sakit otak atau mata gelap dan karena keborosannya” orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undag-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu (ketentuan no 3 ini telah dihapus oleh Surat Edaran Mahkamah Agung No.3 Tahun 1963) 3. Suatu hal tertentu; Pasal 1330 ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa: ”Suatu perjanjian harus mempunyai sebagian pokok suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya” jadi suatu perjanjian harus mempunyai obyek dari perjanjian, barang tersebut haruslah ditentukan jenisnya” Pasal 1332 KUH Perdata mengatur bahwa hanya barang- barang yang dapat diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok dalam suatu perjanjian. 4.Suatu sebab yang halal” Merupakan isi dari perjanjian, sebab itu adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang membuat perjanjian yang termaksud. Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 16 dari 33 halaman Pasal 1335 KUH Perdata menyatakan bahwa: “Suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena suatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan” Pasal 1336 : “Jika tidak dinyatakan sesuatu sebab, tetapi ada suatu sebab yang halal, ataupun jika ada suatu sebab lain daripada yang dinyatakan, perjanjiannya namun demikian adalah sah” Sedangkan ketentuan mengenai sebab yang halal diatur dalam Pasal 1337 KUH Perdata: “Suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan kesusilaan baik atau ketertiban umum.” dengan Jadi pada dasarnya dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu sebab yang halal berarti tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. bahwa orang tua Para Penggugat pada waktu melakukan penandatangan AKTA PELEPASAN HAK ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-06-2013. yang dibuat dihadapan Notaris Ahmad Budiarto SH Mkn tidak dalam Pengampuan atau Curatele perbuatan hokum yang dilakukan oleh Orang Tua Penggugat adalah sah. Berdasarkan asas kebebasan berkontrak dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”), para pihak dalam membuat kontrak bebas untuk membuat suatu perjanjian, apapun isi dan bagaimana bentuknya. Pasal 1338 KUHPerdata berbunyi: Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang- undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik. Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 17 dari 33 halaman Bahwa karena gugatan PENGGUGAT pada No.18 tidak berdasar kebenaran, maka permohonan PENGGUGAT untuk putusan serta merta (uit vorbaar bij voorraad) harus ditolak, karena PENGGUGAT bukan pemilik tanah obyek sengketa dan tidak ada hak PENGGUGAT yang dilanggar ( Perbuatan Melawan Hukum ) yang telah dilakukan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TURUT TERGUGAT. DALAM REKONPENSI. 1. Bahwa dalil-dalil yang disampaikan dalam konpensi mohon menjadi bagian dalam gugatan rekonpensi ini. 2. Bahwa PENGGUGAT REKONPENSI I adalah Pemilik tanah garap seluas 3.000 Meter persegi setempat dikenal dengan jalan H. SULAIMAN ( TUGU SAWANGAN)., Bedahan, Kota Depok., Berdasarkan Pelepasan hak garap dari NAALIH ( pemilik asal ) dialihkan kepada PENGGUGAT REKONPENSI I dengan persetujuan istri serta disaksikan oleh anakdan menantu ( YUSUF dan SAAK ) masing-masing menandatangani pelepasan hak atas tanah dalam bentuk Akta Otentik yang dibuat dihadapan PENGGUGAT REKONPENSI II dengan AKTA PELEPASAN HAK ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-062013. 3. Bahwa Setelah memperoleh pelepasan hak atas tanah garap tersebut, PENGGUGAT REKONPENSI I langsung menguasai tanah tersebut tanpa adanya gugatan ataupun tuntutan dari NAALIH selaku PEMILIK TANAH GARAP ( selaku pelepas hak ). 4. Bahwa setelah Bapak NAALIH meninggal dunia, barulah timbul gugatan dari PARA TERGUGAT REKONPENSI ( ahli waris Almarhum NAALIH ) yang mengaku sebagai pemilik tanah dengan tujuan untuk menguasai kembali hak tanah garap yang sudah dilepaskan oleh orang tuannya ( NAALIH ) selagi hidup. 5. Tindakan dari TERGUGAT REKONPENSI yang menggugat ataupun menuntut kepada PENGGUGAT REKONPENSI I dan PENGGUGAT REKONPENSI II dengan tidak didasari oleh alas hak yang benar ( bukan sebagai pemilik tanah ), dapat dikakatagorikan sebagai suatu perbuatan melawan hukum, Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 18 dari 33 halaman karena perbuatan itu telah mencederai hak dan juga telah menimbulkan kerugian baik materiil maupun immateriil bagi PENGUGAT REKONPENSI I dan PENGGUGAT REKONPENSI II., yang mana PENGGUGAT akibat dari REKONPENSI gugatan I dan tersebut otomatis PENGGUGAT REKONPENSI II harus mempertahankan Hak hukumnya pada persidangan di PENGADILAN NEGERI DEPOK dalam perkara aquo dengan menggunakan jasa hukum dari Kantor Hukum yang serta merta harus membayar sejumlah biaya sebagai ongkos operasional Pengacara maupun honorarium pensehat hukum. 6. Bahwa TERGUGAT REKONPENSI secara sadar menggugat atau menuntut kepada PENGGUGAT REKONPENSI I dan PENGGUGAT REKONPENSI II dapat dikwalifikasikan sebagai subyek hukum yang cakap hukum dan karenanya menurut hukum dapat mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukannya. 7. Bahwa akibat Perbuatan Melawan Hukum yang telah dilakukan oleh TERGUGAT REKONPENSI tersebut, maka berdasarkan hukum PENGGUGAT REKONPENSI adalah I dan PENGGUGAT REKONPENSI II menuntut ganti rugi baik secara materiil maupun immateril yang perinciannya sebagai berikut : Kerugian Materiil : Sebesar Rp. 5.000.000.000.- (lima miliar rupiah ) kerugian yang timbul untuk membayar ongkos operasioanal dan honorarium Pengacara yang ditanggung oleh PENGGUGAT REKONPENSI REKONPENSI II I dan PENGGUGAT serta biaya lain akibat tertundanya pengurusan administrasi surat surat atas obyek tanah hak garap milik PENGGUGAT REKONPENSI I tersebut. Kerugian Immateriill : sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah )kerugian yang timbul akibat dari resah dan menurunnya kepercayaan para pedagang yang sewa diatas tanah hak garap milik PENGGUGAT REKONPENSI I, dan terganggunya hak privacy dari PENGGUGAT REKONPENSI Notaris. II selaku Pejabat Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 19 dari 33 halaman 8. Bahwa Tanah hak garap milik PENGGUGAT REKONPENSI I yang seluas lebih kurang 100 meter persegi yang merupakan bagian dari tanah seluas 3.000.- meter persegi telah dikuasai oleh TERGUGAT REKONPENSI untuk dijadikan bengkel, maka adalah berdasar hukum PENGGUGAT REKONPENSI I mohon putusan provisi dijadikan bengkel REKONPENSI kepada Pengadilan untuk segera tersebut dan agar TERGUGAT mengosongkan tanah yang PENGGUGAT REKONPENSI I. keluar dari tanah milik 9. Bahwa untuk mencegah TERGUGAT REKONPENSI lari dari tanggung jawab untuk membayar ganti rugi, maka adalah sangat berdasar hukum PENGGUGAT PENGGUGAT REKONPENSI REKONPENSI I dan II mohon kepada Pengadilan untuk meletakan SITA JAMINAN terhadap seluruh harta kekayaan milik TERGUGAT REKONPENSI baik yang berupa barang tetap maupun barang bergerak yang jenis dan jumlahnya akan kami ajukan secara tersendiri. 10. Bahwa untuk menjamin pelaksanaan isi putusan perkara ini, maka adalah REKONPENSI berdasar dihukum hukum untuk kepada membayar TERGUGAT uang paksa (dwangsoom) atas keterlambatan menjalankan isi putusan dihitung perhari keterlambatan sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah ) kepada PENGGUGAT REKONPENSI I dan PENGGUGAT REKONPENSI II terhitung sejak perkara ini mempunyai putusan tetap ( Inkracht van gewijsde). 11. Bahwa dikarenakan gugatan Rekonpensi ini diajukan dengan disertai bukti bukti yang otentik, maka sesuai dengan Pasal 180 HIR segala penetapan dan putusan Pengadilan dalam perkara ini dapat dijalankan atau dilaksanakan serta merta ( Uitvoorbaar Bij Voorraad ) meskipun ada upaya hukum dari TERGUGAT REKONPENSI. Berdasarkan uraian diatas, PENGGUGAT REKONPENSI I dan PENGGUGAT REKONPENSI II mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut : Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 20 dari 33 halaman DALAM KONPENSI DALAM EKSEPSI - Menerima Eksepsi TERGUGAT I dan TERGUGUT II seluruhnya. DALAM PROVISI. - Menolak permohonan Provisi PENGGUGAT untuk seluruhnya. DALAM POKOK PERKARA - Menolak gugatan Penggugat seluruhnya. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini. DALAM REKONPENSI. - DALAM PROVISI Memerintahkan kepada TERGUGAT REKONPENSI segera mengosongkan tanah untuk seluas 100 Meter persegi milik PENGGUGAT REKONPENSI I yang dijadikan bengkel oleh TERGUGAT REKONPENSI untuk segera keluar dari tanah milik PENGGUGAT REKONPENSI I tersebut. DALAM REKONPENSI 1. Mengabulkan gugatan REKONPENSI I dan REKONPENSI II seluruhnya. 2. Menyatakan Sah menurut hukum AKTA PELEPASAN HAK ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-06-2013. 3. Menyatakan hukum TERGUGAT melakukan Perbuatan Melawan Hukum. REKONPENSI telah 4. Menghukum TERGUGAT REKONPEN untuk membayar ganti rugi yaitu kerugian materril miliar rupiah ) dan sebesar Rp. 5.000.000.000 (lima kerugian 1.000.000.000.- (satu miliar rupiah ). immateriil sebesar Rp 5. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar uang paksa (dwangsoom) atas keterlambatan menjalankan isi putusan dihitung perhari keterlambatan sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah ) kepada PENGGUGAT REKONPENSI I Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 21 dari 33 halaman dan PENGGUGAT REKONPENSI II terhitung sejak perkara ini mempunyai putusan tetap ( Inkracht van gewijsde). 6. Menyatakan sah dan berharga SITA JAMINAN yang diletakan. 7. Menyatakan hukum putusan Pengadilan dalam perkara ini dapat dijalankan atau dilaksanakan serta merta ( Uitvoorbaar Bij Voorraad ) meskipun ada upaya hukum dari TERGUGAT Rekonpensi. 8. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar biaya perkara. 9. Mohon putusan yang seadil adilnya ( Ex aequo et bono ) 2. Turut Tergugat I. DALAM EKSEPSI TURUT TERGUGAT mohon agar gugatn Penggugat tersebut dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima untuk memeriksa gugatan Penggugat terhadap TURUT TERGUGAT oleh Majelis Hakim, berdassarkan hal-hal: 1. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK (EXCEPTIO PLURUM LITIS CONSORTIUM) a. Bahwa TURUT TERGUGAT secara tegas menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat kecuali yang nyata diakui secara tegas kebenarannya. b. Bahwa gugatan yang dipersoalkan penggugat adalah sebidang tanah yang terletak di Desa Pengasinan Kecamatan Sawangan, mengingat lokasi objek yang dipermasalahkan dalam gugatan penggugat berada di wilayah Kecamatan Sawangan, maka sebagai upaya tertib hukum acara dan agar menjadi jelasnya perkara a quo, maka lebih tepat apabila Kepala Kecamatan Sawangan turut diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara ini. oleh karena itu 2. gugatan kurang pihak (exceptio plurum Utis consortium). GUGATAN KABUR DAN TIDAK JELAS (EXCEPTIO OBSCURUM LIBELLUM) Bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat di dalam gugatan a quo adalah kabur dan tidak jelas (obscuur libels), disebabkan hal-hal sebagai berikut: Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 22 dari 33 halaman a. Bahwa dalam objek gugatan a quo yang dipermasalahkan oleh penggugat tidak jelas dan kabur dikarenakan Penggugat tidak menyebutkan secara jeias dan rinci letak terhadap objek yang dipermasalahkan dalam gugatan. b. Bahwa sangat tidak tepat melibatkan Tergugat sebagai Pihak dalam perkara ini mengingat tidak ada hubungan hukum (keperdataan) antara Penggugat maupun Tergugat I dan Tergugat II. Bahwa syarat mutlak untuk menuntut seseorang didepan Pengadilan adalah adanya perselisihan hukum antara kedua pihak, hai ini sesuai dengan Yurisprudensi MARI Nomor: 4 K/Sip/1958. c. Bahwa gugatan Penggugat terhadap TURUT TERGUGAT adalah sangat tidak jelas dan kabur, karena dalam gugatan tidak jelas menyebutkan perbuatan melawan hukum apa yang dilakukan oleh TURUT TERGUGAT sehingga nampak bahwa Penggugat dalam mendudukan posisi Kepala Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan sebagai TURUT TERGUGAT hanya mengada-ada tanpa didasari bukti-bukti yang jelas (obscuur libels), sehingga gugatan tidak relevan untuk diajukan sebagai gugatan. d. Bahwa TURUT TERGUGAT tidak melanggar / tidak memenuhi unsur unsur perbuatan melawan hukum. Berdasarkan pendapat ahii hukum Prof. DR. Mariam Darus Badrulzaman, SH. Menjabarkan unsur unsur dalam pasal 1365 KUHPerdata, maka suatu perbuatan melawan hukum haruslah mengandung unsur - unsur sebagai berikut: 1. Adanya suatu perbuatan; 2. Perbuatan tersebut melawan hukum; 3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku; 4. Adanya kerugian bagi korban; 5. Adanya hubungan kausal antara perbuatan - perbuatan dengan kerugian; Bahwa berdasarkan unsur unsur dalam pasal 1365 KUHPerdata tidak ada satupun perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TURUT TERGUGAT, mengingat tidak ada hubungan hukum (keperdataan) antara Penggugat maupun Turut Tergugat. e. Bahwa Gugatan Penggugat terhadap TURUT TERGUGAT adalah salah alamat, sebab tidak ada perselisihan secara hukum antara Penggugat dengan TURUT TERGUGAT; Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 23 dari 33 halaman f. Bahwa gugatan yang demikian adalah kabur dan tidak jelas (Obscuur Libels) oleh karenanya gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) hal ini sesuai dengan Yurisprudensi MARI Nomor: 239 K/Sip/1968, suatu gugatan yang tidak berdasarkan hukum harus dinyatakan tidak dapat diterima. DALAM EKSEPSI 1. Menerima eksepsi TURUT TERGUGAT. 2. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) II. DALAM POKOK PERKARA 1. Bahwa apa yang telah diuraikan TURUT TERGUGAT dalam eksepsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pokok perkara ini dan merupakan satu kesatuan yang integral. 2. Bahwa TURUT TERGUGAT secara tegas menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat kebenarannya; kecuali yang diakui dengan tegas 3. Bahwa Penggugat tidak mempunyai kwalitas hukum sebagai Penggugat karena dasar hukum Penggugat sebagai ahliwaris Naaiih bin Naumin tidak jelas. Bahwa untuk menyatakan diri sebagai Ahliwaris tentunya harus menunjuk kepada silsilah ahliwaris yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Ahliwaris dan Penetapan Ahliwaris. Bahwa pengakuan Penggugat sebagai ahli waris adalah dalil yang perlu dibuktikan terlebih dahulu sebelum gugatan a quo diperiksa lebih lanjut. Karena terdapat hal yang krusial dan sangat mendasar yaitu perlu dilakukannya upaya hukum terlebih dahulu untuk menguji kebenaran berdasarkan fakta bahwa. Penggugat adalah ahli waris sah Almarhum Naaiih bin Naumin. Bahwa berdasarkan Pasal 832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata " yang berhak untuk menjadi ahli waris ialah, para keluarga sedarah, baik sah maupun diluar kawin dan suami atau isteri yang hidup terlama,semua peraturan tertera di bawah ini. Dalam hal bilamana baik keluarga sedarah, maupun si yang hidup terlama di antara suami isteri, tidak ada, maka segala harta peninggalan si yang meninggal menjadi milik negara, yang mana berwajib akan melunasi segala utangnya, sekedar harga harta peninggalan mencukupi untuk itu. Bahwa jelas berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 24 dari 33 halaman Perdata pengakuan Mariiyah, Muniroh, Mamuq, Naimah, Yusuf; Hopsah Hapsari, Rumiyati, Nuraini, Mariyam dan Nurdin wajib ditelusuri lebih lanjut kebenarannya. Berdasarkan Pada Pasal 49 huruf b UU No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama ("UU Peradilan Agama") Penetapan waris merupakan wewenang dari Pengadilan agama dalam hal si pewaris dan ahli waris adalah orang yang beragama Islam. Disebutkan Pada Pasal 49 huruf b bahwa. "...Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: b. waris.. bahwa penjelasan Pasal 49 huruf b UU Peradilan Agama yang berbunyi: "...Yang dimaksud dengan "waris" adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut serta penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan s/apa yang menjadi ahti waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris..." Berdasarkan penjelasan diatas jelas bahwa yang berhak untuk mengeluarkan penetapan ahli waris adalah Pengadilan Agama. 4. Bahwa Turut Tergugat Menolak dengan tegas dalil Penggugat pada halaman 4 angka 7,8 dan angka 9. Perlu dipertegas bahwa Turut Tergugat telah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala Kelurahan sesuai dengan Peraturan yang berlaku yakni Peraturan Walikota Depok Nomor 49 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kelurahan. Bahwa pada poin 7 dalam surat gugatannya terkait dengan penerbitan ijin - ijin yang dimaksudkan penggugat, Berdasarkan aturan yang berlaku dalam tata Pemerintahan Kota Depok penerbitan Ijin Ijin tersebut merupakan tugas dan wewenang BPMP2T Kota Depok Sesuai dengan Peraturan Walikota Depok Nomor 39 Tahun 2008 tentang Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Jo Peraturan Walikota Depok Nomor 60 Tahun 2011 tentang Perubahan Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Depok. Bahwa di dalam peraturan tersebut menyebutkan pada Bagian Ketiga Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 25 dari 33 halaman Bidang Perizinan I Pasal 9 Ayat (1) bidang perizinan I mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang penataan ruang dan bangunan dan pada ayat (2) huruf d menyebutkan untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bidang perizinan I mempunyai fungsi: Huruf d : pengkoordinasi pemerosesan perizinan dengan teknis, meliputi 1. Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) dan Pengesahan Site Plan; 2. Izin Mendirikan Bangunan: 3. Izin Penyelenggaraan Reklame; 4. Izin Pendahuluan; 5. Sertifikat laik fungsi/ Huni; 6. Akte Pertelaan; 7. Akta Pemisahan; 8. Izin Penggalian dan Pengurungan. Pada Bagian Keempat Bidang Perizinan H Pasal 10 Peraturan Walikota Depok Nomor 60 Tahun 2011 menyebutkan Pasal 10 Ayat (1) Bidang perizinan II mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang usaha dan pada ayat (2) huruf d menyebutkan untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bidang perizinan II mempunyai fungsi: Huruf d : pelaksanaan pengkoordinasi pemerosesan perizinan dengan tim teknis, meliputi: 1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); 2. izin gangguan: 3. Izin Usaha Bidang Industri; 4. Izin Usaha Penyedia Ketenagalistrikan; dan 5. Izin Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi; 6. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK); 7. Izin Pengelolaan Air Bawah Tanah; 8. Izin Usaha Pariwisata 9. Izin Pengelolaan Limbah Cair (IPLC) 10. Izin Pelayanan Kesehatan dan Tempat tempat umum yang terkait dengan kesehatan 11. Izin Bidang Perhubungan 12. Izin Usaha Peternakan, Perikanan dan Pemotongan Hewan. Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 26 dari 33 halaman Berdasarkan fakta dan Peraturan tersebut diatas jelas bahwa dalam menerbitkan Izin izin yang dimaksud dalam dalil gugatan Penggugat bukan merupakan tugas dan Kewenangan Turut Tergugat sebagai Kepala Kelurahan. 5. Bahwa Turut Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada halaman 5 angka 12,13 dan 14, bahwa dalil gugatan penggugat tersebut adalah mengada ada. Bahwa TURUT TERGUGAT tidak melanggar / tidak memenuhi unsur unsur perbuatan melawan hukum. Berdasarkan pendapat ahli hukum Prof. DR. Mariam Darus Badrulzaman, SH. Menjabarkan unsur unsur dalam pasal 1365 KUHPerdata, maka suatu perbuatan melawan hukum haruslah mengandung unsur - unsur sebagai berikut: 1. Adanya suatu perbuatan; 2. Perbuatan tersebut melawan hukum; 3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku; 4. Adanya kerugian bagi korban; 5. Adanya hubungan kausal antara perbuatan - perbuatan dengan kerugian; Bahwa berdasarkan unsur unsur dalam pasal 1365 KUHPerdata tidak ada satupun perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TURUT TERGUGAT, mengingat tidak ada hubungan hukum (keperdataan) antara Penggugat maupun Turut Tergugat dan Turut Tergugat telah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala Kelurahan sesuai dengan Peraturan yang berlaku yakni Peraturan Walikota Pepok Nomor 49 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kelurahan. 6. Bahwa Turut Tergugat Menolak dengan tegas dafil Penggugat pada halaman 6 angka 15, bahwa tuntutan bunga yang didalilkan penggugat tidak beralasan dan mengada ngada, karena yang menjadi pokok permasalahan yang timbul dalam gugatan ini adalah antara Penggugat dengan Tergugat l dan Tergugat II seperti didalilkan dengan jelas oleh Penggugat dalam Posita gugatan halaman 5 angka 11. Bahwa pergertian bunga moratoir yang didalilkan Penggugat adalah "moratoir" berasal dari kata Latin ilmora" yang berarti kealpaan atau kelalaian. Jadi bunga moratoir berarti bunga yang harus dibayar (sebagai hukuman) karena debitur itu alpa atau lalai membayar utangnya. Secara keseluruhan pengertian bunga moratoir adalah ganti Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 27 dari 33 halaman rugi dalam wujud sejumlah uang, sebagai akibat dari tidak atau terlambat dipenuhinya perikatan yang berisi kewajiban pembayaran sejumlah uang oleh debitur. Hal ini diatur khusus pada Pasal 1250 paragraf (1) KUHPerdata yang menyatakan: "Dalam tiap-tiap perikatan yang semata-mata berhubungan dengan pembayaran sejumlah uang, penggantian biaya, rugi dan bunga sekadar disebabkan terlambatnya pelaksanaan, hanya terdiri atas bunpa yang ditentukan oleh undang-undang, dengan tidak mengurangi peraturan-peraturan undang-undang khusus." Bahwa yang dimaksud dengan perikatan sebagaimana tersebut diatas, lahir karena suatu persetujuan/ perjanjian atau karena undang-undang. Semua persetujuan/ perjanjian yang dibuat sesuai dengan undangundang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Konsekwensi terpenuhinya perikatan adalah Wanprestasi akibat dari tidak Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.l Nomor : 492 K/Si p/1970 tanggal 21 Nopember 1970 yo Putusan Mahkamah Agung R.l Nomor : 897/K/Sip/Pdt/1997 yang pada pokoknya menyatakan, bahwa penggabungan gugatan perbuatan melawan hukum dan wanprestasi dalam satu gugatan melanggar tertib beracara, karena keduanya harus diselesaikan secara sendiri-sendiri, sehingga berdasarkan hal tersebut, maka menurut Majelis Hakim gugatan Penggugat yang seperti itu adalah kabur", karena penggugat telah mencampur adukkan gugatan Wanprestasi dengan Perbuatan Melawan Hukum. sehingga Turut Tergugat mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak dalil gugatan Penggugat 7. Bahwa Turut Tergugat Menolak dengan tegas dalil Penggugat pada halaman 6 angka 17. Bahwa dalil dalil yang penggugat ajukan tidak beralasan hukum, dalam hal ini sita jaminan apa yang dimohonkan oleh penggugat. Karena dalam hal ini Turut Tergugat sudah menjalankan tugasnya berdasarkan aturan, tugas,pokok dan fungsinya sebagai Kepala Kelurahan sesuai dengan Peraturan yang berlaku yakni Peraturan Walikota Depok Nomor 49 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kelurahan. Bahwa terdapat aturan yang Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 28 dari 33 halaman jelas mengenai sita jaminan barang milik negara. Sita jaminan dan sita eksekusi terhadap barang-barang milik negara dilarang. Berdasarkan Pasal 50 Undang-undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan melakukan penyitaan terhadap: "Pihak manapun dilarang 1. uang atau surat berharga milik negara/ daerah, baik yang berada pada instansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga; 2. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/ daerah. 3. barang bergerak milik negara/ daerah baik yang :berada pada instansi Pemerintah maupun pihak ketiga; 4. barang bergerak dan hal kebendaan lainnya milik negara/ daerah; 5. barang milik pihak ketiga yang dilunasi negara/ daerah yang diperlukan untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan. sehingga Turut Tergugat mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak dalil gugatan Penggugat. Demikian jawaban ini disampaikan, mohon agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memberikan putusan sebagai berikut: I. Dalam Eksepsi 1. Menerima Eksepsi TURUT TERGUGAT. 2. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verkfaard). II. Dalam Pokok Perkara 1. Menerima seluruh dalil-dalil TURUT TERGUGAT. 2. Menolak seluruh dalil-dalil Penggugat. 3. Menyatakan Bahwa Turut Tergugat Telah Menjalankan Tugas.pokok dan fungsinya sebagai Kepala Kelurahan. 4. Menyatakan Bahwa Turut Tergugat tidak berwenang menerbitkan ijin ijin sebagaimana dimaksud dalam gugatan seperti menerbitkan ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Gangguan dll. 5. Menyatakan penggugat telah mencampuradukkan Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi Gugatan 6. Menolak Gugatan Penggugat. 7. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon keadilan yang seadiladilnya (ex aequo et bono). Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 29 dari 33 halaman Menimbang, bahwa atas jawaban dari Kuasa Tergugat I dan Tergugat II dan Kuasa Turut Tergugat, Kuasa Penggugat telah mengajukan Replik tanggal 12 Mei 2015 dan atas Replik tersebut, Kuasa Tergugat I dan Tergugat II serta Turut Tergugat telah mengajukan Duplik tanggal masing- masing Tergugat I, Tergugat II tertanggal 26 Mei 2015 sedangkan Tururt Tergugat tertanggal 19 Mei 2015; Menimbang, bahwa setelah mengutip dan mempelajari uraian- uraian tentang hal-hal yang tercantum dalam turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Depok tanggal, 15 Oktober 2015 Nomor 20/Pdt.G/2015 /PN.Dpk. yang amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut : DALAM KONVENSI DALAM PROVISI - Menolak Provisi Penggugat Konvensi; DALAM EKSEPSI - Menolak Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II serta Turut Tergugat Konvensi; DALAM POKOK PERKARA - Menolak Gugatan Penggugat Konvensi DALAM REKONVENSI - - - Mengabulkan Gugatan Rekonvensi untuk sebagian; Menyatakan Sah menurut hukum AKTA PELEPASAN HAK ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-06-2013. Menyatakan hukum TERGUGAT REKONPENSI telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum. Menolak untuk selain dan selebihnya; DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI - Menghukum Penggugat Konvensi untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 1.891.000,00 (Satu Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Rupiah); Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 30 dari 33 halaman Menimbang, bahwa telah membaca Surat Pernyataan Permohonan Banding Nomor 20/ Pdt.G/ 2015/ PN.Dpk yang dibuat oleh : Panitera Pengadilan Negeri Depok yang menerangkan SYUKNI TUMI PENGATA, S.H. Kuasa Hukum Pembanding semula Para Penggugat pada tanggal 29 Oktober 2015 telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri 20/Pdt.G/2015/PN.Dpk. Depok tanggal 15 Oktober 2015 selanjutnya permohonan banding tersebut telah diberitahukan secara patut dan seksama kepada pihak lawan tanggal, 03 Juni 2016, 30 Juni 2016 dan tanggal, 01 Agustus 2016 ; Menimbang, Nomor bahwa sebelum berkas perkara pada dikirim ke Pengadilan Tinggi kepada kedua belah pihak telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Depok, ternyata dari pemberitahuan tentang hal itu masing-masing pada tanggal,31 Maret 2016, tanggal, 03 Juni 2016, 30 Juni 2016 dan tanggal 01 Agustus 2016 ; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh kuasa hukum Pembanding semula Para Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ; Majelis Menimbang, bahwa sampai perkara A-quo akan diputus oleh Hakim Pengadilan Tinggi mengajukan memori bandingnya ; Menimbang, bahwa setelah Jawa Barat Pembanding tidak Majelis Hakim tingkat banding memeriksa dan meneliti secara cermat dan seksama berkas perkara serta salinan resmi putusan Pengadilan Negeri 2015 Nomor Depok, tanggal 15 Oktober 20 /Pdt.G/ 2015/PN.Dpk., Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama, menurut Majelis Hakim tingkat banding telah dipertimbangkan dengan benar, dan telah mencakup semua bukti-bukti dari kedua belah pihak yang berperkara tersebut, sehingga oleh Majelis tingkat banding berpendapat Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 31 dari 33 halaman bahwa putusan perkara A quo sudah tepat dan benar serta beralasan hukum sehingga oleh Majelis Hakim tingkat banding disetujui dan diambil alih sebagai pertimbangan sendiri dalam memutus perkara ini serta menjadi bagian dari dan telah termasuk dalam putusan ini ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Negeri Depok tanggal 15 Oktober 2015, Nomor 20/Pdt.G/2015/PN.Dpk, yang dimohonkan pemeriksaan dalam tingkat banding tersebut haruslah dipertahankan dan dikuatkan ; Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Para Penggugat dalam Konpensi / Tergugat dalam Rekonpensi sebagai pihak yang kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan ; Mengingat Pasal-pasal dari H.I.R, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, Undangundang Nomor 48 Tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman, serta Peraturan-peraturan lainnya yang berhubungan dengan perkara ini ; MENGADILI : Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Para Penggugat Rekonpensi; dalam konpensi / Para Tergugat Dalam Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Depok, tanggal 15 Oktober 2015, Nomor 20 / Pdt.G / 2015 / PN. Dpk., yang dimohonkan banding tersebut ; Menghukum Pembanding semula Para Penggugat Dalam Konpensi / Tergugat Dalam Rekonpensi untuk membayar biaya dalam kedua tingkat peradilan yang untuk tingkat banding sebesar Rp.150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) ; Demikianlah diputus dalam rapat musyawarah majelis hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat pada hari Senin tanggal, 03 Oktober 2016 oleh Kami DR. RIDWAN RAMLI, S.H.M.H Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat sebagai Hakim Ketua Majelis dengan HANIFAH HIDAYAT NOOR S.H.M.H. dan DR.H.LEXSY Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 32 dari 33 halaman MAMONTO,S.H.M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat tanggal 29 Agustus 2016 No. 390/Pen.Pdt/2016/PT.BDG, putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari : Senin, tanggal 10 Oktober 2016 oleh Hakim Ketua Majelis didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota serta dibantu BAMBANG SUGIANTO, S.H.,M.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat , tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara. ; HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA, Ttd Ttd H. HANIFAH HDAYAT NOOR S.H.M.H. Ttd DR. H. LEXSY MAMONTO S.H., M.H, DR. RIDWAN RAMLI, S.H.M.H. PANITERA PENGGANTI, Ttd BAMBANG SUGIANTO, S.H.,M.H. Perincian biaya perkara : 1. Biaya Materai ..............…………… Rp. 2. Biaya Redaksi putusan ………… 3. Biaya Pemberkasan …………. Rp. 6.000,- 5.000,- Rp. 139.000,- J u m l a h …………………………. Rp. 150.000,(seratus lima puluh ribu rupiah) Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 33 dari 33 halaman