Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 1 dari 33 halaman

advertisement
PUTUSAN
Nomor 390/PDT/2016/PT.BDG.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.
Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan
mengadili
perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan
putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
1. MARLIYAH, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya
Muchtar
RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
2. MUNIROH, pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga, beralamat di Jalan
Waspada I, RT. 014/005, Kelurahan Lenteng Agung,
Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Propinsi DKI
Jakarta;
3. MAMUN, pekerjaan : Buruh, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT.
001/007,
Kelurahan
Sawangan
Baru,
Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
Kecamatan
4. NAIMAH, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya
Muchtar
RT.
001/007,
Kelurahan
Sawangan
Baru,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
5. YUSUF, pekerjaan : Karyawan Swasta, beralamat di Jalan Raya Muchtar
RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan
Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
6. HOPSAH HAPSARI, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan
Raya Muchtar RT. 001/007, Kelurahan Sawangan Baru,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
7. RUMIYATI, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya
Muchtar
RT.
001/007,
Kelurahan
Sawangan
Baru,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
8. NURAINI, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya
Muchtar
RT.
001/007,
Kelurahan
Sawangan
Baru,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
9. MARIYAM, pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Raya
Muchtar
RT.
001/007,
Kelurahan
Sawangan
Baru,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 1 dari 33 halaman
10. NURDIN, pekerjaan : Sopir, beralamat di Jalan Raya Muchtar RT.
001/007,
Kelurahan
Sawangan
Baru,
Sawangan, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat;
Kecamatan
Kesemuanya adalah Ahli Waris dari Naalih bin Naumin sesuai Penetapan
Pengadilan Agama Depok Nomor 022/Pdt.P/2015/PA.Dpk tanggal 28 Mei
2015 telah memberikan kuasa kepada : SYUKNI TUMI PENGATA, S.H.
Advokat yang berkantor dan beralamat pada Kantor PUSAT BANTUAN
HUKUM SYUKNI TUMI PENGATA (PBH – STP), beralamat di MULTIKA
BUILDING lantai 4 Suite 420 Jalan Mampang Prapatan Raya Kav 71-73
Jakarta Selatan DKI Jakarta 12790 berdasarkan Surat Kuasa Khusus
bertanggal 26 Oktober 2015,
untuk selanjutnya disebut sebagai
PEMBANDING semula PARA PENGGUGAT dalam Konpensi / Para
Tergugat Dalam Rekonpensi;
LAWAN
1. ENCEP SANUSI, Penggugat ketahui yang beralamat di Jalan Raya
Pengasinan RT. 02, RW. 07, Nomor 18, Kelurahan
Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depo
k,
selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula
TERGUGAT I dalam Konpensi / Penggugat Dalam
Rekonpensi ;
2. Notaris AHMAD BUDIARTO, S.H., Mkn, Penggugat ketahui yang
beralamat di Kantor Notaris Ahmad Budiarto, S.H., Mkn,
Jalan Cinere Raya No. C 297, Kota Depok, selanjutnya
disebut sebagai TERBANDING semula TERGUGAT II
3.
WALIKOTA
dalam konpensi / Penggugat dalam Rekonpensi ;
DEPOK
Cq.
CAMAT
SAWANGAN
Cq.
LURAH
BEDAHAN, Penggugat ketahui yang beralamat di Jalan
Haji Sulaiman 9, Bedahan, Sawangan, Depok, 16519,
selanjutnya
mohon
disebut
sebagai
TERBANDING semula .TURUT TERGUGAT ;
TURUT
Pengadilan Tinggi tersebut :
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 2 dari 33 halaman
Setelah membaca meneliti surat-surat sebagai berikut :
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat tanggal, 29
Agustus 2016 Nomor 390/PEN/PDT/2016/PT.BDG, tentang penunjukan
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua
belah pihak tersebut di atas ;
2. Berkas perkara berikut surat-surat lainnya yang berhubungan dengan
perkara tersebut serta salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Depok,
tanggal 15 Oktober 2015, Nomor 20/Pdt.G/2015/PN.Dpk ;.
TENTANG DUDUK PERKARANYA :
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal
26 Januari
2015, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Depok pada Tanggal 27 Januari 2015, di bawah Register Nomor : 20
/Pdt.G/2015/PN.Dpk. telah menggugat Tergugat dan Turut Tergugat
dengan dalil-dalil gugatan sebagai berikut :
1. Bahwa PENGGUGAT adalah Ahli Waris dari Naalih bin Naumin sesuai
Surat Pernyataan Waris Nomor 470/122-Pow tertanggal 20 Nopember
2014 yang dikeluarkan Camat Sawangan, Kota Depok;
2. Bahwa PENGGUGAT adalah masyarakat Pencari Keadilan Yang Tidak
Mampu sesuai fotocopy Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kelurahan
(Terlampir);
3. Bahwa PENGGUGAT adalah Pemilik atas hak milik garap terhadap tanah
bekas Hak Reacht Van Eigendom Verp No. 2 Sisa, Sawangan Depok,
seluas lebih kurang 3.000 M2 (tiga ribu meter persegi), berdasarkan
Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 146/PDT.G/2012/PN.DPK
tertanggal 6 Maret 2013, dengan Majelis Hakim ; Syofia M. Tambunan,
S.H. (sebagai Hakim Ketua), Muh Djauhar Setyadi, S.H., M.H., (sebagai
Hakim Anggota) dan Nurhadi, S.H., M.H., (sebagai Hakim Anggota) serta
Panitera Pengganti; Sapto Suprio, S.H., yang telah memiliki kekuatan
hukum yang tetap (inkracht van gewijsde), yang terletak di Blok Kongsi,
Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, dengan batasbatasnya:
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 3 dari 33 halaman
-
-
-
-
Sebelah Timur berbatasan dengan tanah dan bangunan milik
H. Enjum, sekarang berbatasan dengan Jalan Pasir Putih dan
H. Enjum;
Sebelah Barat berbatasan dengan tanah garap Eigendom
Verp. No. 2 Sisa, sekarang berbatasan dengan bangunan
gedung ACC dan Tanah Kosong;
Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah garap Eigendom
Verp. No. 2 Sisa, sekarang berbatasan dengan Perumahan
Tugu Residen atas nama Wing Iskandar;
Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Bedahan, sekarang
berbatasan dengan Jalan H. Sulaiman;
Sebagaimana termaktup dalam Putusan Pengadilan Negeri
Kota Depok Reg. No. 146/Pdt.G/2012/PN.DPK. tanggal 06
Maret 2013 yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
(inchracht van gewijs), selanjutnya disebut “TANAH
PENGGUGAT”.
4. Bahwa TERGUGAT I adalah orang yang saat ini menguasai dan
menduduki tanah PENGGUGAT secara melawan hukum, dengan dalih
mendasarkan pada Akta Notaris Nomor 34 tertanggal 12 Juni 2013
tentang Pelepasan Hak Garap yang diterbitkan oleh TERGUGAT II;
5. Bahwa TERGUGAT II adalah Notaris yang menerbitkan Akta Notaris
Nomor 34 tertanggal 12 Juni 2013 tentang Pelepasan Hak Garap;
6. Bahwa perbuatan TERGUGAT II membuat Akta Notaris Nomor 34
tertanggal 12 Juni 2013 tentang Pelepasan Hak Garap yang
menguntungkan TERGUGAT I dan telah merugikan PENGGUGAT
adalah suatu perbuatan melawan hukum, yang mana nantinya
berkonsekuensi secara Hukum dan secara Etika Profesi Notaris yang
PENGGUGAT cadangkan untuk dipergunakan nantinya terhadap
TERGUGAT II;
7. Bahwa TANAH PENGGUGAT tersebut belum pernah dialihkan,
digadaikan, ataupun ditelantarkan, yang sebelumnya masih rimbun
dengan pohon-pohon tanaman dan berdiri 1 (satu) bangunan berupa
bengkel sepeda motor milik PENGGUGAT, saat ini sudah diratakan oleh
TERGUGAT I berdasarkan Akta Notaris Nomor 34 tertanggal 12 Juni
2013 tentang Pelepasan Hak Garap dan dijadikan tempat berjualan
makanan/Pujasera dan dibangun bangunan-bangunan yang mana tidak
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 4 dari 33 halaman
memiliki izin mendirikan bangunan (IMB), Izin gangguan, dan izin-izin
lainnya yang semestinya diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT;
8. Bahwa PENGGUGAT sangat kaget dan sangat keberatan dengan tibatiba TANAH PENGGUGAT telah diratakan oleh TERGUGAT I dan
dibangun Pujasera yang disewa-sewakan ke pedagang makanan lain
tanpa memiliki ijin-ijin dari TURUT TERGUGAT;
9. Bahwa PENGGUGAT telah menyampaikan Pengaduan dan Surat
Keberatan kepada TURUT TERGUGAT atas tindakan TERGUGAT I
yang sewenang-wenang telah meratakan dan membangun Pujasera di
TANAH
PENGGUGAT,
namun
tidak
ada
respon
dari
TURUT
TERGUGAT sebagai faktanya TURUT TERGUGAT tidak menjalankan
fungsinya sebagai Pemerintah berdasarkan asas-asas pemerintahan
yang baik;
10. Bahwa PENGGUGAT atau sebagai PEMILIK HAK GARAP ATAS
TANAH
PENGGUGAT
diprioritaskan
redistribusi
oleh
tanah
adalah
pihak
Undang-Undang
Landreform
yang
untuk
sesuai
diutamakan
diberikan
dengan
hak
atau
atas
PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN
PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN, BAB III
PASAL 8 AYAT (1);
11. Bahwa atas akibat perbuatan-perbuatan dari TERGUGAT I dan
TERGUGAT II telah menimbulkan kerugian terhadap PENGGUGAT,
terutama
PENGGUGAT
tidak
dapat
lagi
menggarap
TANAH
PENGGUGAT secara ekonomis, PENGGUGAT terhalang atau tidak
dapat mengajukan permohonan hak atas tanah untuk mendapatkan
sertifikat hak milik atau hak guna bangunan atas nama PENGGUGAT,
karena itu kerugian yang dialami PENGGUGAT paling tidak
2.000.000.000,- (dua miliar Rupiah);
Rp.
12. Bahwa menurut pendapat ahli hukum Mariam Darus Badrulzaman
dalam bukunya “KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan
Penjelasan”, menjabarkan unsur-unsur PMH dalam Pasal 1365
KUHPerdata adalah sebagai berikut:
a. Harus ada perbuatan (positif maupun negatif);
b. Perbuatan itu harus melawan hukum;
c. Ada kerugian;
d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu
dengan kerugian;
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 5 dari 33 halaman
e. Ada kesalahan.
13. Bahwa menurut pendapat Mr. C. Assers’s L.E.H Rutten, yang
menyatakan bahwa “schade” dalam Pasal 1365 KUHPERDATA adalah
kerugian yang timbul karena perbuatan melawan hukum. dijelaskan
bahwa tiap perbuatan melawan hukum tidak hanya mengakibatkan
kerugian uang saja, tapi juga dapat menyebabkan kerugian moril atau
idiil, yakni ketakutan, terkejut, sakit dan kehilangan kesenangan hidup.
Sebagaimana dalam putusan Hoge Raad tanggal 21 Maret 1943 dalam
perkara W.P. Keruningen v. van Bessum cs. telah mempertimbangkan
sebagai berikut :
“Dalam menilai kerugian yang dimaksudkan oleh pasal 1371 KUH
Perdata harus juga dipertimbangkan kerugian yang bersifat idiil,
sehingga Hakim adalah bebas untuk menentukan penggantian
untuk kesedihan dan kesenangan hidup, yang sesungguhnya
dapat diharapkan dinikmatinya (gederfdelevensvreugde)”.
14. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka telah jelas, nyata dan terang
bahwasanya
TERGUGAT
melawan
TERGUGAT
secara
hukum
I
dan
TERGUGAT
bersama-sama
(onrechmatige
telah
over
II
serta
melakukan
heidsdaad),
TURUT
Perbuatan
karena
telah
menimbulkan kerugian-kerugian terhadap PENGGUGAT sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 1365 KUHPerdata menyatakan : “Tiap
perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut”,
15. Bahwa yang dimaksud dengan bunga adalah bunga yang timbul akibat
Perbuatan
melawan
hukum
(onrechmatige
over
heidsdaad)
TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT, yaitu
bunga moratoir berdasarkan Pasal 1767 KUHPerdata dan ketentuan
yang diatur dalam Lembaran Negara tahun 1848 yaitu sebesar 6%
pertahun dari total nilai kerugian materiil sebesar Rp. 2.000.000.000,(Dua Miliar Rupiah) kepada PENGGUGAT sejak tanggal diputuskannya
Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 146/PDT.G/2012/PN.DPK
tertanggal 6 Maret 2013 yakni sebesar Rp. 120.000.000,- (seratus dua
puluh juta Rupiah) per tahun;
16. Bahwa
untuk
memberikan
kepastian
dan
menjamin
gugatan
PENGGUGAT tidak menjadi sia-sia (illusoir) di kemudian hari, maka
PENGGUGAT mohon kepada Pengadilan Negeri Depok berkenan
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 6 dari 33 halaman
untuk meletakkan sita jaminan terhadap ; Harta kekayaan milik
TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT, yang akan
PENGGUGAT perinci dan serahkan dalam permohonan sita jaminan
yang terpisah dari gugatan ini, namun menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari gugatan ini. Oleh karena itu, PENGGUGAT mereservir
atau mencadangkan haknya untuk mengajukan permohonan sita
jaminan atas harta kekayaan dan aset-aset milik TERGUGAT I,
TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT;
17. Bahwa untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi bagi
PENGGUGAT akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT I, maka
PENGGUGAT mohon kiranya Ketua Pengadilan atau Majelis Hakim
Yang
Mulia
berkenan
menjatuhkan
Putusan
Provisi
untuk
memerintahkan TERGUGAT I agar dalam 3 (tiga) hari kalender setelah
tanggal Putusan Provisi telah menghentikan kegiatan di TANAH
PENGGUGAT, dimana untuk setiap harinya kelalaian yang dilakukan
oleh TERGUGAT I dalam melaksanakan Putusan Provisi tersebut
dikenakan Denda Paksa sebesar Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta
Rupiah) perhari.
18. Bahwa gugatan ini, PENGGUGAT diajukan berdasarkan bukti-bukti
yang sah dan menurut hukum aturan hukum yang berlaku, oleh
karenanya dapat diterima sebagai bukti serta tidak mungkin dibantah
kebenarannya oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT
TERGUGAT bahwasanya TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT
TERGUGAT
telah
melakukan
Perbuatan
melawan
hukum
(onrechmatige over heidsdaad) kepada PENGGUGAT dan TERGUGAT
I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT mempunyai kewajiban ganti
rugi kepada PENGGUGAT sebesar Rp. 120.000.000,- (seratus dua
puluh juta Rupiah). Oleh karenanya berdasarkan pasal 180 HIR
sangatlah beralasan apabila putusan dalam perkara a quo dinyatakan
dapat dilaksanakan terlebih dahulu (serta merta / uit voorbaar bij
voorraad) meskipun ada upaya hukum banding, kasasi, verzet maupun
bantahan dan upaya hukum lainnya;
Berdasarkan uraian-uraian dan alasan-alasan hukum tersebut diatas, maka
PENGGUGAT dengan ini memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri
Depok cq. Majelis Hakim yang berwenang memeriksa dan mengadili
perkara a quo berkenan menerima, memeriksa, memutuskan dan
mengabulkan hal-hal sebagai berikut :
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 7 dari 33 halaman
DALAM PROVISI :
1. Memerintahkan TERGUGAT I menghentikan segala kegiatan di TANAH
PENGGUGAT dan mengosongkannya terhitung 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal Putusan Provisi;
2. Mengenakan
(Sepuluh
denda
Juta
paksa/dwangsom
Rupiah)
per
melaksanakan Putusan Provisi;
harinya
sebesar
Rp.
TERGUGAT
I
10.000.000,lalai
tidak
3. Menyatakan Putusan Provisi langsung berlaku serta merta walaupun
terdapat upaya hukum dari TERGUGAT I;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan
TERGUGAT
I
dan
TERGUGAT
II
serta
TURUT
I
dan
TERGUGAT
II
serta
TURUT
TERGUGAT melakukan Perbuatan Melawan Hukum (onrechmatige
over heidsdaad);
3. Menghukum
TERGUGAT
TERGUGAT secara tanggung renteng untuk membayar kepada
PENGGUGAT yaitu kewajiban ganti rugi sebesar Rp. 2.000.000.000,(dua
miliar
Rupiah)
dan
membayar
bunga
moratoir
kepada
PENGGUGAT sebesar 6% (enam persen) pertahun dari total nilai
kerugian materiil terhitung sejak tanggal diputuskannya Putusan
Pengadilan Negeri Depok Nomor 146/PDT.G/2012/PN.DPK tertanggal 6
Maret 2013 yakni sebesar Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta
Rupiah) per tahun;
4. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoire beslaag)
yang diletakkan terhadap Harta kekayaan milik TERGUGAT I,
TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT;
5. Menghukum TURUT TERGUGAT untuk tunduk dan melaksanakan atas
putusan a quo;
6. Menyatakan putusan a quo dapat dilaksanakan terlebih dahulu (serta
merta / uit voorbaar bij voorraad) meskipun ada upaya hukum banding,
kasasi, verzet maupun bantahan dan upaya hukum lainnya;
7. Menghukum
TERGUGAT
I
dan
TERGUGAT
II
TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul.
serta
TURUT
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 8 dari 33 halaman
Atau :
Apabila Ketua Pengadilan Negeri Depok cq. Majelis Hakim yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat lain,
mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et bono).
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Para Tergugat
dan Turut Tergugat mengajukan Jawaban , sebagai berikut :
1. Tergugat I dan Tergugat II ;
DALAM KONPENSI
DALAM EKSEPSI.
1. “GUGATAN KURANG PIHAK”.
Bahwa semula pemilik tanah garap adalah NAALIH ( almarhum),
seluas 3.000 Meter persegi setempat dikenal dengan jalan H.
SULAIMAN ( TUGU SAWANGAN)., Bedahan, Kota Depok., tanah
tersebut oleh NAALIH semasa hidupnya telah dialihkan kepada
TERGUGAT I berdasarkan kesepakatan dan persetujuan istri serta
disaksikan oleh anakdan menantu ( YUSUF dan SAAK ) masing-
masing menandatangani pelepasan hak atas tanah dalam bentuk Akta
Otentik yaitu Akta Notaris No.34 tanggal 12 Juni 2013.
Bahwa Setelah memperoleh pelepasan hak, TERGUGAT I langsung
menguasai tanah tersebut tanpa adanya gugatan/tuntutan dari NAALIH
selaku PEMILIK TANAH GARAP ( pelepas hak garap ), baik gugatan
kepada TERGUGAT I maupun kepada TERGUGAT II .
Bahwa setelah Bapak NAALIH meninggal dunia, barulah timbul
gugatan aquo dengan tujuan PENGGUGAT (ahli waris ) untuk
menguasai kembali hak tanah garap yang sudah beralih kepada
TERGUGAT I dan PENGGUGAT dengan Melawan Hukum mengaku
sebagai Pemilik Tanah Garap tersebut.
Atas dasar hal uraian diatas, maka sudah sangat PATUT dalam
gugatan Aquo,:
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 9 dari 33 halaman
1. NAALIH selaku pemilik garap yang sebenarnya ( sebagai
Pelepas Hak Garap ) harus dihadirkan atau ditarik sebagai
PIHAK.
2. Yusuf
sebagai
anaknya
Bapak
Naalih
yang
telah
merekomendasikan untuk pengambil analihan hak garap
milik bapaknya kepeda Tergugat dan Penggugat telah
mengabulkan permintany saudara Yusuf untuk pergi umroh
ketanah suci bahkan yusuf telah berjanji kepada tergugat
akan mnyelesailakan dan mengusir
orang2 yang masih
bertahan di tanah tersebut untuk berdagang namun tidak
perna dilaksanakan
Dengan tidak di hadirkan atau ditariknya NAALIH dan Yusuf sebagai
PiHAK dalam perkara ini, maka gugatan aquo menjadi KURANG
PIHAK., karenanya gugatan harus dinyatakan ditolak atau
setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ( Niet Onvanklijke
verklaard ).
2. “GUGATAN EROR IN PERSONA”
Bahwa PENGGUGAT bukan sebagai pemilik tanah hak garap.
Bahwa terjadinya pelepasan tanah hak garap dari NAALIH kepada
TERGUGAT I/ ENCEP SANUSI , telah disetujui oleh isri dan disaksikan
oleh anak menantu ( YUSUF dan SAAK ).
Bahwa hubungan hukum yang terjadi antara NAALIH dengan
TERGUGAT I/ ENCEP SANUSI telah selesai, hal ini terbukti
berdasarkan fakta hukum bahwa semasa NAALIH masih hidup, selaku
pemilik dan pelepas hak garap (asal ) tidak menggugat ataupun
menuntut kepada TERGUGAT I maupun kepada TERGUGAT II, yang
berarti bahwa Bapak NAALIH tidak merasa dirugikan oleh TERGUGAT
I maupun oleh TERGUGAT II.
Dengan demikian sudah sepatutnya PENGGUGAT semestinya
menggugat 1. : Istrinya NAALIH, 2. anaknya NAALIH yang bernama :
YUSUF dan 3. anak menantunya NAALIH yang bernama : SAAK.,
Atas dasar hal tersebut maka mohon kepada majelis hakim yang
memeriksa perkara aquo untuk menyatakan PENGGUGAT TELAH
SALAH GUGAT (EROR IN PERSONA) dalam memaksakan
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 10 dari 33 halaman
kehendaknya menentukan TERGUGAT I dan TERGUGAT II sebagai
subyek hukum yang digugat.
3. PENGGUGAT TIDAK BERKWALITAS SEBAGAI “ PENGGUGAT.”
Bahwa PENGGUGAT bukan sebagai Pemilik Tanah Garap ‘
melainkan bahwa PENGGUGAT hanyalah ahli waris dari Almarhum
Bapak NAALIH.,
Bahwa Obyek gugatan adalah tanah garap yangpemilik garapnya
semula adalah Bapak NAALIH,yang kemudian berdasar padaAkta
Notaris No.34 tanggal 12 Juni 2013 telah dilepaskan hak garapnya
kepada TERGUGAT I, yang berarti berdasarkan hukum tanah Garap
mutlak menjadi hak Milik TERGUGAT I.
Berdasasarkan fakta tersebut yang berhak bisa menggugat adalah
NAALIH sendiri selaku pemilik garap asal, bilamana ada hal-hal yang
dirugikan oleh TERGUGAT I.
Kenyataannya selagi NAALIH masih hidup sampai akhir hayatnya
tidak pernah menuntut kepada TERGUGAT I maupun kepada
TERGUGAT II atas tanah HAK GARAP yang telah dilepaskannya.
Dengan demikian terbukti bahwa tanah garap tersebut Bukan milik
PENGGUGAT oleh karena itu maka patut berdasarkan hukum
PENGGUGAT dinyatakan tidak berkwalitas sebagai PENGGUGAT,
dan karenanya gugatan PENGGUGAT harus ditolak atau setidaktidaknya tidak dapat diterima ( Niet Onvanklijke verklaard ).
DALAM POKOK PERKARA.
1. Tergugat I dan Tergugat II, menolak dalil – dalil PENGGUGAT
terkecuali pada hal-hal yang diakui kebenarannya.
2. Hal-hal yang telah dikemukakan didalam Eksepsi merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan didalam pokok perkara ini.
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 11 dari 33 halaman
3. Bahwa tidak benar PENGGUGAT adalah pemilik atas hak
milik garap terhadap tanah bekas hak Recht Van Eigendoom
Verp No.2 Sisa, Sawangan Depok, seluas lebih kurang 3.000.
M2.berdasarkan
Putusan
Pengadilan
Negeri
Nomor
146/Pdt.G/2012/PN.DPK. Sebagaimana dalil gugatannya No. 2.
:
Yang sebenarnya adalah bahwa “ PUTUSAN PERKARA No.
146/Pdt.G/2012/PN.DPK,
yang
bertindak
sebagai
pihak
penggugat adalah TUAN NAALIH, melawan 1.Ny. Rahmawati
Achmad Mc.Combs 2. Tuan Drs. Kartama, 3. Ny. R.Roro
Susanti, 4. Kementrian Keuangan R.I Cq Direktorat Jendral
Kekayaan
Negara
(DKJN),
5.
Badan
Pertanahan.
Yang
semuanya sebagai Tergugat I,II,III,IV, dan Turut Tergugat., dan
perkaranya telah diputus dimenangkan oleh TUAN NAALIH., dan
Perkara tersebut telah di biayai oleh TERGUGAT I.
4. Bahwa tidak benar TERGUGAT I menguasai dan menduduki
tanah PENGGUGAT secara melawan hukum begitupun tidak
benar gugatan PENGGUGAT yang menyebut : Akta Notaris
No.34 tanggal 12 Juni 2013 yang dibuat dihadapan TERGUGAT
II adalah PERBUATAN MELAWAN HUKUM sebagaimana dalil
gugatan Nomor 4,5,6,7.
TANAH HAK GARAP semula Miliknya NAALIH, bukan miliknya
PENGGUGAT.
Tanah hak hak garap (obyek gugatan ) bukan milik
PENGGUGAT.
Berdasarkan AKTA PELEPASAN HAK ATAS TANAH No. 34/2013
tanggal 12-06-2013 yang dibuat dihadapan Notaris AHMAD
BUDIARTO, SH Mkn /tergugat II.
TANAH Hak Garap tersebut telah dilepaskan oleh NAALIH dengan
persetujuan Istri dan disaksikan oleh anak menantunya ( Yusuf dan
Saak ) kepada TERGUGAT I dengan sejumlah uangpembayaran
ganti rugi.
Dengan demikian Sah menurut hukum tanah hak garap ( obyek
sengketa ) milik TERGUGAT I.
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 12 dari 33 halaman
5. Bahwa tidak benar gugatan PENGGUGAT No.8 dan No.9 yang
menyebut “ tanah PENGGUGAT “
telah diratakan dan
dibangun pujasera yang disewakan ke pedagang makanan.
Bahwa pemilik tanah garap adalah TERGUGAT I, maka sudah
menjadi hak TERGUGAT I untuk memanfaatkan tanah yang
menjadi haknya tersebut.
6. Bahwa Tidak benarPENGGUGAT sebagai PEMILIK Hak Garap
atas tanah PENGGUGAT sebagaimana dalil gugatannya pada
No. 10,dan No.11 yang sudah dibantah oleh TERGUGAT I dan
TERGUGAT II pada Eksepsi maupun JAWABANNYA terdahulu.
Bahwa Dalil No. 10 dan No. 11 pada gugatan aquo, ternyata
dikutip dari dalil gugatan No.10 dan No.11 pada perkara yang
diajukan oleh Tuan NAALIH sebagaimana Putusan Perkara No.
146/Pdt.G/2012/PN DPK tanggal, 6 Maret 2013.
Yang mana dalam putusan PENGADILAN NEGERI DEPOK
tersebut terbukti pemilik dari tanah hak garap adalah NAALIH
bukan milik PENGGUGAT .
7. Bahwa tidak benar dalil gugatan PENGGUGAT No.14 dan No.
15.,
karena tidak ada hak yang dilanggar oleh TERGUGAT I dan
TERGUGAT II terhadap haknya PENGGUGAT.
Tanah garap ( obyek sengketa ) adalah mutlak sah milik
TERGUGAT I. Yang dibuat dihadapan TERGUGAT II
berdasarkan Akta No. 34/2013 tanggal 12 Juni 2013.
Dengan demikian tidak ada PERBUATAN MELAWAN HUKUM
yang telah dilakukan oleh TERGUGAT I DAN TERGUGAT II,
Karenanya tidak patut TERGUGAT I dan TERGUGAT II
dihukum untuk mengganti kerugian maupun bunga moratoir
sebagaimana tuntutan PENGGUGAT tersebut.
8. Bahwa karena dalil gugatan PENGGUGAT No. 16.,tidak benar,
maka sangat patut gugatan PENGGUGAT
yang meminta
PENGADILAN NEGERI DEPOK untuk MELETAKAN SITA
JAMINAN terhadap harta kekayaan milik TERGUGAT I,
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 13 dari 33 halaman
TERGUGAT II, dan TURUT TERGUGAT harus dinyatakan
untuk ditolak.
9. Bahwa karena dalil gugatan PENGGUGAT No. 17, tidak benar
dikarenakan PENGGUGAT bukan sebagai pemilik tanah hak
garap, maka sangat patut permohonan PENGGUGAT agar
Majelis menjatuhkan PUTUSAN PROVISI harus ditolak karena
tanah obyek sengketa milik TERGUGAT
PERBUATAN
MELAWAN
HUKUM
TERGUGAT I maupun TERGUGAT II.
yang
I dan tidak ada
telah
dilakukan
10. Bahwa berdasarkanTeori dan analisa hukum :
Bahwa dalam penandatangan AKTA PELEPASAN HAK ATAS
TANAH
No.
34/2013
tanggal
12-06-2013.
yangdibuatdihadapanNotaris Ahmad Budiarto SH Mkn ;
Menurut Pasal 1313 KUH Perdata Perjanjian adalah Perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih. Dari peristiwa ini, timbullah
suatu hubungan hukum
antara dua orang atau lebih yang
disebut Perikatan yang di dalamya terdapat hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
1. Azas-azas Hukum Perjanjian
Ada beberapa azas yang dapat ditemukan dalam Hukum
Perjanjian, namun ada dua diantaranya yang merupakan azas
terpenting dan karenanya perlu untuk diketahui, yaitu:
Ada beberapa azas yang dapat ditemukan dalam Hukum
Perjanjian, namun ada dua diantaranya yang merupakan azas
terpenting dan karenanya perlu untuk diketahui, yaitu:
2. Azas Konsensualitas, yaitu bahwa suatu perjanjian dan
perikatan yang timbul telah lahir sejak detik tercapainya
kesepakatan, selama para pihak dalam perjanjian tidak
menentukan lain. Azas ini sesuai dengan ketentuan Pasal
1320 KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian.
3. Azas Kebebasan Berkontrak, yaitu bahwa para pihak dalam
suatu perjanjian bebas untuk menentukan materi/isi dari
perjanjian sepanjang tidak bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan dan kepatutan. Azas ini tercermin jelas
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 14 dari 33 halaman
dalam Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa
semua perjanjian yang dibuat secara sah mengikat sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Syarat Sahnya Perjanjian
kebebasan dalam asas kebebasan berkontrak bukanlah
kebebasan yang tanpa batas karena suatu perjanjian harus
memenuhi syarat sah perjanjian, sebagaimana diatur dalam
pasal 1320 KUH Perdata bahwa:
“untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat:
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. suatu hal tertentu
4. suatu sebab yang halal”
Keempat syarat tersebut apabila dijabarkan adalah:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
Seseorang dikatakan telah memberikan persetujuannya/
sepakatnya
menghendaki
(toestemming),
apa
yang
kalau
disepakati
orang
maka
memang
sepakat
sebenarnya merupakan pertemuan antara dua kehendak,
dimana kehendak orang yang satu saling mengisi dengan
apa yang dikehendaki pihak lain;
dalam membuat sepakat berarti bahwa para pihak yang
membuat perjanjian setuju terhadap isi perjanjian tanpa
adanya tanpa adanya kekhilafan, paksaan atau peneipuan,
sebagaimana diatur dalam pasal 1321 KUH Perdata yang
berbunyi:
“Tidak ada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan
karena kekhilafan, atau diperolehnya dengan paksaan atau
penipuan”.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
Dalam membuat suatu perjanjian seseorang harus cakap
menurut hukum.
Pasal 1321 KUH Perdata:
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 15 dari 33 halaman
“Setiap orang adalah untuk membuat perikatan-perikatan
jika oleh undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap”
Sedangkan yang menurut undang-undang dinyatakan tidak
cakap diatur dalam pasal 1330 KUH Perdata:
“Tak cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah:
orang-orang yang belum dewasa
Pasal 1330 KUH Perdata mengatur bahwa:
“Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur
genap 21 (dua puluh satu) tahun dan sebelumnya belum
kawin”
mereka yang ditaruh di bawah pengampuan
Pasal 433 KUH Perdata mengatur bahwa:
“orang-orang yang diletakkan di bawah pengampuan
adalah setiap orang yang dewasa yang selalu berada
dalam keadaan dungu, sakit otak atau mata gelap dan
karena keborosannya”
orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan
oleh undang-undang, dan pada umumnya semua orang
kepada siapa undag-undang telah melarang membuat
perjanjian-perjanjian tertentu (ketentuan no 3 ini telah
dihapus oleh Surat Edaran Mahkamah Agung No.3 Tahun
1963)
3. Suatu hal tertentu;
Pasal 1330 ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa:
”Suatu perjanjian harus mempunyai sebagian pokok suatu
barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya” jadi suatu
perjanjian harus mempunyai obyek dari perjanjian, barang
tersebut haruslah ditentukan jenisnya”
Pasal 1332 KUH Perdata mengatur bahwa hanya barang-
barang yang dapat diperdagangkan saja yang dapat
menjadi pokok dalam suatu perjanjian.
4.Suatu sebab yang halal”
Merupakan isi dari perjanjian, sebab itu adalah sesuatu
yang menyebabkan seseorang membuat perjanjian yang
termaksud.
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 16 dari 33 halaman
Pasal 1335 KUH Perdata menyatakan bahwa:
“Suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat
karena suatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak
mempunyai kekuatan”
Pasal 1336 :
“Jika tidak dinyatakan sesuatu sebab, tetapi ada suatu
sebab yang halal, ataupun jika ada suatu sebab lain
daripada yang dinyatakan, perjanjiannya namun demikian
adalah sah”
Sedangkan ketentuan mengenai sebab yang halal diatur
dalam Pasal 1337 KUH Perdata:
“Suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh
undang-undang,
atau
apabila
berlawanan
kesusilaan baik atau ketertiban umum.”
dengan
Jadi pada dasarnya dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
sebab yang halal berarti tidak boleh bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.
bahwa
orang
tua
Para
Penggugat
pada
waktu
melakukan penandatangan AKTA PELEPASAN HAK
ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-06-2013. yang
dibuat dihadapan Notaris Ahmad Budiarto SH Mkn
tidak dalam Pengampuan atau Curatele perbuatan
hokum yang dilakukan oleh Orang Tua Penggugat
adalah sah.
Berdasarkan asas kebebasan berkontrak dalam Pasal 1338
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”),
para pihak dalam membuat kontrak bebas untuk membuat
suatu perjanjian, apapun isi dan bagaimana bentuknya.
Pasal 1338 KUHPerdata berbunyi:
Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-
undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali
selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena
alasan-alasan
yang
ditentukan
oleh
undang-undang.
Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 17 dari 33 halaman
Bahwa karena gugatan PENGGUGAT pada No.18 tidak berdasar
kebenaran, maka permohonan PENGGUGAT untuk putusan
serta merta (uit vorbaar bij voorraad) harus ditolak, karena
PENGGUGAT bukan pemilik tanah obyek sengketa dan tidak ada
hak PENGGUGAT yang dilanggar ( Perbuatan Melawan Hukum )
yang telah dilakukan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan
TURUT TERGUGAT.
DALAM REKONPENSI.
1. Bahwa dalil-dalil yang disampaikan dalam konpensi mohon
menjadi bagian dalam gugatan rekonpensi ini.
2. Bahwa PENGGUGAT REKONPENSI I adalah Pemilik tanah
garap seluas 3.000 Meter persegi setempat dikenal dengan jalan
H. SULAIMAN ( TUGU SAWANGAN)., Bedahan, Kota Depok.,
Berdasarkan Pelepasan hak garap dari NAALIH ( pemilik asal )
dialihkan kepada PENGGUGAT REKONPENSI I dengan
persetujuan istri serta disaksikan oleh anakdan menantu (
YUSUF dan SAAK ) masing-masing menandatangani pelepasan
hak atas tanah dalam bentuk Akta Otentik yang dibuat
dihadapan PENGGUGAT REKONPENSI II dengan AKTA
PELEPASAN HAK ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-062013.
3. Bahwa Setelah memperoleh pelepasan hak atas tanah garap
tersebut, PENGGUGAT REKONPENSI I langsung menguasai
tanah tersebut tanpa adanya gugatan ataupun tuntutan dari
NAALIH selaku PEMILIK TANAH GARAP ( selaku pelepas hak ).
4. Bahwa setelah Bapak NAALIH meninggal dunia, barulah timbul
gugatan dari PARA TERGUGAT REKONPENSI ( ahli waris
Almarhum NAALIH )
yang mengaku sebagai pemilik tanah
dengan tujuan untuk menguasai kembali hak tanah garap yang
sudah dilepaskan oleh orang tuannya ( NAALIH ) selagi hidup.
5. Tindakan dari TERGUGAT REKONPENSI
yang menggugat
ataupun menuntut kepada PENGGUGAT REKONPENSI I dan
PENGGUGAT REKONPENSI II dengan tidak didasari oleh
alas hak yang benar ( bukan sebagai pemilik tanah ), dapat
dikakatagorikan sebagai suatu perbuatan melawan hukum,
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 18 dari 33 halaman
karena perbuatan itu telah mencederai hak dan juga telah
menimbulkan kerugian baik materiil maupun immateriil bagi
PENGUGAT REKONPENSI I dan PENGGUGAT REKONPENSI
II.,
yang
mana
PENGGUGAT
akibat
dari
REKONPENSI
gugatan
I
dan
tersebut
otomatis
PENGGUGAT
REKONPENSI II harus mempertahankan Hak hukumnya pada
persidangan di PENGADILAN NEGERI DEPOK dalam perkara
aquo dengan menggunakan jasa hukum dari Kantor Hukum
yang serta merta harus membayar sejumlah biaya sebagai
ongkos operasional Pengacara maupun honorarium pensehat
hukum.
6. Bahwa TERGUGAT REKONPENSI secara sadar menggugat
atau menuntut kepada PENGGUGAT REKONPENSI
I
dan
PENGGUGAT REKONPENSI II dapat dikwalifikasikan sebagai
subyek hukum yang cakap hukum dan karenanya menurut
hukum dapat mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah
dilakukannya.
7. Bahwa akibat Perbuatan Melawan Hukum yang telah dilakukan
oleh
TERGUGAT
REKONPENSI
tersebut,
maka
berdasarkan hukum PENGGUGAT REKONPENSI
adalah
I dan
PENGGUGAT REKONPENSI II menuntut ganti rugi baik secara
materiil maupun immateril yang perinciannya sebagai berikut :
Kerugian Materiil :
Sebesar
Rp. 5.000.000.000.- (lima miliar
rupiah ) kerugian yang timbul untuk membayar ongkos
operasioanal dan honorarium Pengacara yang ditanggung oleh
PENGGUGAT
REKONPENSI
REKONPENSI
II
I
dan
PENGGUGAT
serta biaya lain akibat tertundanya
pengurusan administrasi surat surat atas obyek tanah hak garap
milik PENGGUGAT REKONPENSI I tersebut.
Kerugian Immateriill
:
sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu miliar
rupiah )kerugian yang timbul akibat dari resah dan menurunnya
kepercayaan para pedagang yang sewa diatas tanah hak garap
milik PENGGUGAT REKONPENSI I, dan terganggunya hak
privacy dari PENGGUGAT REKONPENSI
Notaris.
II
selaku Pejabat
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 19 dari 33 halaman
8. Bahwa Tanah hak garap milik PENGGUGAT REKONPENSI I
yang seluas lebih kurang 100 meter persegi yang merupakan
bagian dari tanah seluas 3.000.- meter persegi telah dikuasai
oleh TERGUGAT REKONPENSI untuk dijadikan bengkel, maka
adalah berdasar hukum PENGGUGAT REKONPENSI I mohon
putusan
provisi
dijadikan
bengkel
REKONPENSI
kepada
Pengadilan
untuk segera
tersebut
dan
agar
TERGUGAT
mengosongkan tanah yang
PENGGUGAT REKONPENSI I.
keluar
dari
tanah
milik
9. Bahwa untuk mencegah TERGUGAT REKONPENSI lari dari
tanggung jawab untuk membayar ganti rugi, maka adalah sangat
berdasar
hukum
PENGGUGAT
PENGGUGAT REKONPENSI
REKONPENSI
I
dan
II mohon kepada Pengadilan
untuk meletakan SITA JAMINAN
terhadap seluruh harta
kekayaan milik TERGUGAT REKONPENSI baik yang berupa
barang tetap maupun barang bergerak yang jenis dan jumlahnya
akan kami ajukan secara tersendiri.
10. Bahwa untuk menjamin pelaksanaan isi putusan perkara ini,
maka
adalah
REKONPENSI
berdasar
dihukum
hukum
untuk
kepada
membayar
TERGUGAT
uang
paksa
(dwangsoom) atas keterlambatan menjalankan isi putusan
dihitung perhari keterlambatan sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh
juta rupiah ) kepada PENGGUGAT REKONPENSI
I dan
PENGGUGAT REKONPENSI II terhitung sejak perkara ini
mempunyai putusan tetap ( Inkracht van gewijsde).
11. Bahwa dikarenakan gugatan Rekonpensi ini diajukan dengan
disertai bukti bukti yang otentik, maka sesuai dengan Pasal 180
HIR segala penetapan dan putusan Pengadilan dalam perkara
ini dapat dijalankan atau dilaksanakan serta merta ( Uitvoorbaar
Bij Voorraad ) meskipun ada upaya hukum dari TERGUGAT
REKONPENSI.
Berdasarkan uraian diatas, PENGGUGAT REKONPENSI I dan
PENGGUGAT REKONPENSI II mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini, berkenan menjatuhkan putusan
sebagai berikut :
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 20 dari 33 halaman
DALAM KONPENSI
DALAM EKSEPSI
-
Menerima Eksepsi TERGUGAT I dan TERGUGUT
II
seluruhnya.
DALAM PROVISI.
-
Menolak permohonan Provisi PENGGUGAT untuk seluruhnya.
DALAM POKOK PERKARA
-
Menolak gugatan Penggugat seluruhnya.
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.
DALAM REKONPENSI.
-
DALAM PROVISI
Memerintahkan kepada
TERGUGAT REKONPENSI
segera mengosongkan tanah
untuk
seluas 100 Meter persegi
milik PENGGUGAT REKONPENSI I yang dijadikan bengkel
oleh TERGUGAT REKONPENSI untuk segera keluar dari
tanah milik PENGGUGAT REKONPENSI I tersebut.
DALAM REKONPENSI
1. Mengabulkan gugatan REKONPENSI I dan REKONPENSI II
seluruhnya.
2. Menyatakan Sah menurut hukum AKTA PELEPASAN HAK
ATAS TANAH No. 34/2013 tanggal 12-06-2013.
3. Menyatakan
hukum
TERGUGAT
melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
REKONPENSI
telah
4. Menghukum TERGUGAT REKONPEN untuk membayar ganti
rugi yaitu kerugian materril
miliar
rupiah
)
dan
sebesar Rp. 5.000.000.000 (lima
kerugian
1.000.000.000.- (satu miliar rupiah ).
immateriil
sebesar
Rp
5. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar uang
paksa
(dwangsoom)
atas
keterlambatan
menjalankan
isi
putusan dihitung perhari keterlambatan sebesar Rp. 10.000.000
(sepuluh juta rupiah ) kepada PENGGUGAT REKONPENSI I
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 21 dari 33 halaman
dan PENGGUGAT REKONPENSI II terhitung sejak perkara ini
mempunyai putusan tetap
( Inkracht van gewijsde).
6. Menyatakan sah dan berharga SITA JAMINAN yang diletakan.
7. Menyatakan hukum putusan Pengadilan dalam perkara ini dapat
dijalankan atau dilaksanakan serta merta ( Uitvoorbaar Bij
Voorraad ) meskipun ada upaya hukum dari TERGUGAT
Rekonpensi.
8. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar biaya
perkara.
9. Mohon putusan yang seadil adilnya ( Ex aequo et bono )
2. Turut Tergugat
I. DALAM EKSEPSI
TURUT TERGUGAT mohon agar gugatn Penggugat tersebut dinyatakan
ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima untuk
memeriksa gugatan Penggugat terhadap TURUT TERGUGAT oleh Majelis
Hakim, berdassarkan hal-hal:
1. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK (EXCEPTIO PLURUM LITIS
CONSORTIUM)
a. Bahwa TURUT TERGUGAT secara tegas menolak seluruh dalil-dalil
gugatan Penggugat kecuali yang nyata diakui secara tegas
kebenarannya.
b. Bahwa gugatan yang dipersoalkan penggugat adalah sebidang
tanah yang terletak di Desa Pengasinan Kecamatan Sawangan,
mengingat lokasi objek yang dipermasalahkan dalam gugatan
penggugat berada di wilayah Kecamatan Sawangan, maka sebagai
upaya tertib hukum acara dan agar menjadi jelasnya perkara a quo,
maka lebih tepat apabila Kepala Kecamatan Sawangan turut
diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara ini. oleh karena itu
2.
gugatan kurang pihak (exceptio plurum Utis consortium).
GUGATAN KABUR DAN TIDAK JELAS (EXCEPTIO OBSCURUM
LIBELLUM)
Bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat di dalam gugatan a
quo adalah kabur dan tidak jelas (obscuur libels), disebabkan hal-hal
sebagai berikut:
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 22 dari 33 halaman
a. Bahwa dalam objek gugatan a quo yang dipermasalahkan oleh
penggugat tidak jelas dan kabur dikarenakan Penggugat tidak
menyebutkan secara jeias dan rinci letak terhadap objek yang
dipermasalahkan dalam gugatan.
b. Bahwa sangat tidak tepat melibatkan Tergugat sebagai Pihak dalam
perkara ini mengingat tidak ada hubungan hukum (keperdataan)
antara Penggugat maupun Tergugat I dan Tergugat II. Bahwa syarat
mutlak untuk menuntut seseorang didepan Pengadilan adalah
adanya perselisihan hukum antara kedua pihak, hai ini sesuai
dengan Yurisprudensi MARI Nomor: 4 K/Sip/1958.
c. Bahwa gugatan Penggugat terhadap TURUT TERGUGAT adalah
sangat tidak jelas dan kabur, karena dalam gugatan tidak jelas
menyebutkan perbuatan melawan hukum apa yang dilakukan oleh
TURUT TERGUGAT sehingga nampak bahwa Penggugat dalam
mendudukan
posisi
Kepala
Kelurahan
Bedahan
Kecamatan
Sawangan sebagai TURUT TERGUGAT hanya mengada-ada tanpa
didasari bukti-bukti yang jelas (obscuur libels), sehingga gugatan
tidak relevan untuk diajukan sebagai gugatan.
d. Bahwa TURUT TERGUGAT tidak melanggar / tidak memenuhi unsur
unsur perbuatan melawan hukum. Berdasarkan pendapat ahii hukum
Prof. DR. Mariam Darus Badrulzaman, SH. Menjabarkan unsur
unsur dalam pasal 1365 KUHPerdata, maka suatu perbuatan
melawan hukum haruslah mengandung unsur - unsur sebagai
berikut:
1. Adanya suatu perbuatan;
2. Perbuatan tersebut melawan hukum;
3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku;
4. Adanya kerugian bagi korban;
5. Adanya hubungan kausal antara perbuatan - perbuatan dengan
kerugian;
Bahwa berdasarkan unsur unsur dalam pasal 1365 KUHPerdata
tidak ada satupun perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
TURUT TERGUGAT, mengingat tidak ada hubungan hukum
(keperdataan) antara Penggugat maupun Turut Tergugat.
e. Bahwa Gugatan Penggugat terhadap TURUT TERGUGAT adalah
salah alamat, sebab tidak ada perselisihan secara hukum antara
Penggugat dengan TURUT TERGUGAT;
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 23 dari 33 halaman
f. Bahwa gugatan yang demikian adalah kabur dan tidak jelas
(Obscuur Libels) oleh karenanya gugatan harus dinyatakan tidak
dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) hal ini sesuai dengan
Yurisprudensi MARI Nomor: 239 K/Sip/1968, suatu gugatan yang
tidak berdasarkan hukum harus dinyatakan tidak dapat diterima.
DALAM EKSEPSI
1. Menerima eksepsi TURUT TERGUGAT.
2. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke
Verklaard)
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa apa yang telah diuraikan TURUT TERGUGAT dalam eksepsi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pokok perkara ini dan
merupakan satu kesatuan yang integral.
2. Bahwa TURUT TERGUGAT secara tegas menolak seluruh dalil-dalil
gugatan
Penggugat
kebenarannya;
kecuali
yang
diakui
dengan
tegas
3. Bahwa Penggugat tidak mempunyai kwalitas hukum sebagai
Penggugat karena dasar hukum Penggugat sebagai ahliwaris Naaiih
bin Naumin tidak jelas.
Bahwa untuk menyatakan diri sebagai Ahliwaris tentunya harus
menunjuk kepada silsilah ahliwaris yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan Ahliwaris dan Penetapan Ahliwaris. Bahwa pengakuan
Penggugat sebagai ahli waris adalah dalil yang perlu dibuktikan terlebih
dahulu sebelum gugatan a quo diperiksa lebih lanjut. Karena terdapat
hal yang krusial dan sangat mendasar yaitu perlu dilakukannya upaya
hukum terlebih dahulu untuk menguji kebenaran berdasarkan fakta
bahwa. Penggugat adalah ahli waris sah Almarhum Naaiih bin Naumin.
Bahwa berdasarkan Pasal 832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata "
yang berhak untuk menjadi ahli waris ialah, para keluarga sedarah, baik
sah
maupun
diluar kawin dan suami atau isteri yang hidup
terlama,semua peraturan tertera di bawah ini.
Dalam hal bilamana baik keluarga sedarah, maupun si yang hidup
terlama di antara suami isteri, tidak ada, maka segala harta peninggalan
si yang meninggal menjadi milik negara, yang mana berwajib akan
melunasi segala utangnya, sekedar harga harta peninggalan mencukupi
untuk itu. Bahwa jelas berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 24 dari 33 halaman
Perdata pengakuan Mariiyah, Muniroh, Mamuq, Naimah, Yusuf; Hopsah
Hapsari, Rumiyati, Nuraini, Mariyam dan Nurdin wajib ditelusuri lebih
lanjut kebenarannya.
Berdasarkan Pada Pasal 49 huruf b UU No. 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama ("UU
Peradilan Agama") Penetapan waris merupakan wewenang dari
Pengadilan agama dalam hal si pewaris dan ahli waris adalah orang
yang beragama Islam. Disebutkan Pada Pasal 49 huruf b bahwa.
"...Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus,
dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang
beragama Islam di bidang:
b. waris..
bahwa penjelasan Pasal 49 huruf b UU Peradilan Agama yang berbunyi:
"...Yang dimaksud dengan "waris" adalah penentuan siapa yang
menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan
bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta
peninggalan tersebut serta penetapan pengadilan atas permohonan
seseorang tentang penentuan s/apa yang menjadi ahti waris, penentuan
bagian masing-masing ahli waris..."
Berdasarkan penjelasan diatas jelas bahwa yang berhak untuk
mengeluarkan penetapan ahli waris adalah Pengadilan Agama.
4. Bahwa Turut Tergugat Menolak dengan tegas dalil Penggugat pada
halaman 4 angka 7,8 dan angka 9.
Perlu dipertegas bahwa Turut Tergugat telah menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai kepala Kelurahan sesuai dengan Peraturan yang
berlaku yakni Peraturan Walikota Depok Nomor 49 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kelurahan. Bahwa pada poin 7
dalam surat gugatannya terkait dengan penerbitan ijin - ijin yang
dimaksudkan penggugat, Berdasarkan aturan yang berlaku dalam tata
Pemerintahan Kota Depok penerbitan Ijin Ijin tersebut merupakan tugas
dan wewenang BPMP2T Kota Depok Sesuai dengan Peraturan
Walikota Depok Nomor 39 Tahun 2008 tentang Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Jo Peraturan Walikota Depok Nomor 60 Tahun 2011
tentang Perubahan Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Depok.
Bahwa di dalam peraturan tersebut menyebutkan pada Bagian Ketiga
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 25 dari 33 halaman
Bidang Perizinan I Pasal 9 Ayat (1) bidang perizinan I mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan koordinasi
penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang penataan ruang dan
bangunan
dan
pada
ayat
(2)
huruf
d
menyebutkan
untuk
menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
bidang perizinan I mempunyai fungsi:
Huruf d : pengkoordinasi pemerosesan perizinan dengan teknis, meliputi
1. Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) dan Pengesahan Site Plan;
2. Izin Mendirikan Bangunan:
3. Izin Penyelenggaraan Reklame;
4. Izin Pendahuluan;
5. Sertifikat laik fungsi/ Huni;
6. Akte Pertelaan;
7. Akta Pemisahan;
8. Izin Penggalian dan Pengurungan.
Pada Bagian Keempat Bidang Perizinan H Pasal 10 Peraturan Walikota
Depok Nomor 60 Tahun 2011 menyebutkan Pasal 10 Ayat (1) Bidang
perizinan II mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam
melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pelayanan perizinan di
bidang usaha dan pada ayat (2) huruf d menyebutkan untuk
menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
bidang perizinan II mempunyai fungsi:
Huruf d : pelaksanaan pengkoordinasi pemerosesan perizinan dengan
tim teknis, meliputi:
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
2. izin gangguan:
3. Izin Usaha Bidang Industri;
4. Izin Usaha Penyedia Ketenagalistrikan; dan
5. Izin Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi;
6. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK);
7. Izin Pengelolaan Air Bawah Tanah;
8. Izin Usaha Pariwisata
9. Izin Pengelolaan Limbah Cair (IPLC)
10. Izin
Pelayanan Kesehatan dan Tempat tempat umum yang terkait
dengan kesehatan
11. Izin Bidang Perhubungan
12. Izin Usaha Peternakan, Perikanan dan Pemotongan Hewan.
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 26 dari 33 halaman
Berdasarkan fakta dan Peraturan tersebut diatas jelas bahwa dalam
menerbitkan Izin izin yang dimaksud dalam dalil gugatan Penggugat
bukan merupakan tugas dan Kewenangan Turut Tergugat sebagai
Kepala Kelurahan.
5. Bahwa Turut Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada
halaman 5 angka 12,13 dan 14, bahwa dalil gugatan penggugat tersebut
adalah mengada ada. Bahwa TURUT TERGUGAT tidak melanggar /
tidak memenuhi unsur unsur perbuatan melawan hukum. Berdasarkan
pendapat ahli hukum Prof. DR. Mariam Darus Badrulzaman, SH.
Menjabarkan unsur unsur dalam pasal 1365 KUHPerdata, maka suatu
perbuatan melawan hukum haruslah mengandung unsur - unsur
sebagai berikut:
1. Adanya suatu perbuatan;
2. Perbuatan tersebut melawan hukum;
3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku;
4. Adanya kerugian bagi korban;
5. Adanya hubungan kausal antara perbuatan - perbuatan dengan
kerugian;
Bahwa berdasarkan unsur unsur dalam pasal 1365 KUHPerdata tidak
ada satupun perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TURUT
TERGUGAT, mengingat tidak ada hubungan hukum (keperdataan)
antara Penggugat maupun Turut Tergugat dan Turut Tergugat telah
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala Kelurahan sesuai
dengan Peraturan yang berlaku yakni Peraturan Walikota Pepok Nomor
49 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Kelurahan.
6. Bahwa Turut Tergugat Menolak dengan tegas dafil Penggugat pada
halaman 6 angka 15, bahwa tuntutan bunga yang didalilkan penggugat
tidak beralasan dan mengada ngada, karena yang menjadi pokok
permasalahan yang timbul dalam gugatan ini adalah antara Penggugat
dengan Tergugat l dan Tergugat II seperti didalilkan dengan jelas oleh
Penggugat dalam Posita gugatan halaman 5 angka 11.
Bahwa pergertian bunga moratoir yang didalilkan Penggugat adalah
"moratoir" berasal dari kata Latin ilmora" yang berarti kealpaan atau
kelalaian. Jadi bunga moratoir berarti bunga yang harus dibayar
(sebagai hukuman) karena debitur itu alpa atau lalai membayar
utangnya. Secara keseluruhan pengertian bunga moratoir adalah ganti
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 27 dari 33 halaman
rugi dalam wujud sejumlah uang, sebagai akibat dari tidak atau
terlambat dipenuhinya perikatan yang berisi kewajiban pembayaran
sejumlah uang oleh debitur.
Hal ini diatur khusus pada Pasal 1250 paragraf (1) KUHPerdata yang
menyatakan:
"Dalam
tiap-tiap
perikatan
yang
semata-mata
berhubungan dengan pembayaran sejumlah uang, penggantian biaya,
rugi dan bunga sekadar disebabkan terlambatnya pelaksanaan, hanya
terdiri atas bunpa yang ditentukan oleh undang-undang, dengan tidak
mengurangi peraturan-peraturan undang-undang khusus."
Bahwa yang dimaksud dengan perikatan sebagaimana tersebut diatas,
lahir karena suatu persetujuan/ perjanjian atau karena undang-undang.
Semua persetujuan/ perjanjian yang dibuat sesuai dengan undangundang
berlaku
sebagai
undang-undang
bagi
mereka
yang
membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
ditentukan
oleh
undang-undang.
Konsekwensi
terpenuhinya perikatan adalah Wanprestasi
akibat
dari
tidak
Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.l Nomor : 492 K/Si
p/1970 tanggal 21 Nopember 1970 yo Putusan Mahkamah Agung R.l
Nomor : 897/K/Sip/Pdt/1997 yang pada pokoknya menyatakan, bahwa
penggabungan gugatan perbuatan melawan hukum dan wanprestasi
dalam satu gugatan melanggar tertib beracara, karena keduanya harus
diselesaikan secara sendiri-sendiri, sehingga berdasarkan hal tersebut,
maka menurut Majelis Hakim gugatan Penggugat yang seperti itu
adalah kabur", karena penggugat telah mencampur adukkan gugatan
Wanprestasi dengan Perbuatan Melawan Hukum.
sehingga Turut Tergugat mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak
dalil gugatan Penggugat
7. Bahwa Turut Tergugat Menolak dengan tegas dalil Penggugat pada
halaman 6 angka 17. Bahwa dalil dalil yang penggugat ajukan tidak
beralasan hukum, dalam hal ini sita jaminan apa yang dimohonkan oleh
penggugat. Karena dalam hal ini Turut Tergugat sudah menjalankan
tugasnya berdasarkan aturan, tugas,pokok dan fungsinya sebagai
Kepala Kelurahan sesuai dengan Peraturan yang berlaku yakni
Peraturan Walikota Depok Nomor 49 Tahun 2008 tentang Rincian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kelurahan. Bahwa terdapat aturan yang
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 28 dari 33 halaman
jelas mengenai sita jaminan barang milik negara. Sita jaminan dan sita
eksekusi terhadap barang-barang milik negara dilarang.
Berdasarkan Pasal 50 Undang-undang No.1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan
Negara
menyatakan
melakukan penyitaan terhadap:
"Pihak
manapun
dilarang
1. uang atau surat berharga milik negara/ daerah, baik yang berada
pada instansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga;
2. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/ daerah.
3. barang bergerak milik negara/ daerah baik yang :berada pada
instansi Pemerintah maupun pihak ketiga;
4. barang bergerak dan hal kebendaan lainnya milik negara/ daerah;
5. barang milik pihak ketiga yang dilunasi negara/ daerah yang
diperlukan untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan.
sehingga Turut Tergugat mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak
dalil gugatan Penggugat.
Demikian jawaban ini disampaikan, mohon agar Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini memberikan putusan sebagai berikut:
I. Dalam Eksepsi
1. Menerima Eksepsi TURUT TERGUGAT.
2. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke
Verkfaard).
II. Dalam Pokok Perkara
1. Menerima seluruh dalil-dalil TURUT TERGUGAT.
2. Menolak seluruh dalil-dalil Penggugat.
3. Menyatakan Bahwa Turut Tergugat Telah Menjalankan Tugas.pokok
dan fungsinya sebagai Kepala Kelurahan.
4. Menyatakan Bahwa Turut Tergugat tidak berwenang menerbitkan ijin
ijin sebagaimana dimaksud dalam gugatan seperti menerbitkan ijin
Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Gangguan dll.
5. Menyatakan
penggugat
telah
mencampuradukkan
Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi
Gugatan
6. Menolak Gugatan Penggugat.
7. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon keadilan yang seadiladilnya (ex aequo et bono).
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 29 dari 33 halaman
Menimbang, bahwa atas jawaban dari Kuasa Tergugat I dan
Tergugat II dan Kuasa Turut Tergugat, Kuasa Penggugat telah mengajukan
Replik tanggal 12 Mei 2015 dan atas Replik tersebut, Kuasa Tergugat I dan
Tergugat II serta Turut Tergugat telah mengajukan Duplik tanggal masing-
masing Tergugat I, Tergugat II tertanggal 26 Mei 2015 sedangkan Tururt
Tergugat tertanggal 19 Mei 2015;
Menimbang, bahwa setelah mengutip dan mempelajari uraian-
uraian tentang hal-hal yang tercantum dalam turunan
resmi putusan
Pengadilan Negeri Depok tanggal, 15 Oktober 2015 Nomor 20/Pdt.G/2015
/PN.Dpk. yang amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONVENSI
DALAM PROVISI
-
Menolak Provisi Penggugat Konvensi;
DALAM EKSEPSI
-
Menolak Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II serta Turut Tergugat
Konvensi;
DALAM POKOK PERKARA
-
Menolak Gugatan Penggugat Konvensi
DALAM REKONVENSI
-
-
-
Mengabulkan Gugatan Rekonvensi untuk sebagian;
Menyatakan Sah menurut hukum AKTA PELEPASAN HAK ATAS
TANAH No. 34/2013 tanggal 12-06-2013.
Menyatakan hukum TERGUGAT REKONPENSI telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum.
Menolak untuk selain dan selebihnya;
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI
- Menghukum Penggugat Konvensi untuk membayar biaya perkara
sejumlah Rp. 1.891.000,00 (Satu Juta Delapan Ratus Sembilan
Puluh Satu Ribu Rupiah);
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 30 dari 33 halaman
Menimbang, bahwa telah membaca Surat Pernyataan Permohonan
Banding Nomor
20/ Pdt.G/ 2015/ PN.Dpk yang dibuat oleh : Panitera
Pengadilan Negeri Depok yang menerangkan SYUKNI TUMI PENGATA,
S.H. Kuasa Hukum Pembanding semula Para Penggugat pada tanggal 29
Oktober 2015 telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan
Pengadilan
Negeri
20/Pdt.G/2015/PN.Dpk.
Depok
tanggal
15
Oktober
2015
selanjutnya permohonan banding tersebut telah
diberitahukan secara patut dan seksama kepada pihak lawan
tanggal, 03 Juni 2016, 30 Juni 2016 dan tanggal, 01 Agustus 2016 ;
Menimbang,
Nomor
bahwa
sebelum
berkas
perkara
pada
dikirim
ke
Pengadilan Tinggi kepada kedua belah pihak telah diberi kesempatan untuk
memeriksa dan mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Depok, ternyata dari pemberitahuan tentang hal itu masing-masing
pada tanggal,31 Maret 2016, tanggal, 03 Juni 2016, 30 Juni 2016 dan
tanggal 01 Agustus 2016 ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh
kuasa hukum Pembanding semula Para Penggugat telah diajukan dalam
tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut
secara formal dapat diterima ;
Majelis
Menimbang, bahwa sampai perkara A-quo akan diputus oleh
Hakim
Pengadilan
Tinggi
mengajukan memori bandingnya ;
Menimbang, bahwa setelah
Jawa
Barat
Pembanding
tidak
Majelis Hakim tingkat banding
memeriksa dan meneliti secara cermat dan seksama berkas perkara serta
salinan resmi putusan Pengadilan Negeri
2015 Nomor
Depok,
tanggal 15 Oktober
20 /Pdt.G/ 2015/PN.Dpk., Majelis Hakim tingkat banding
berpendapat bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama,
menurut Majelis Hakim tingkat banding telah dipertimbangkan dengan
benar, dan telah mencakup semua bukti-bukti dari kedua belah pihak yang
berperkara tersebut, sehingga oleh Majelis tingkat banding berpendapat
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 31 dari 33 halaman
bahwa putusan perkara A quo sudah tepat dan benar serta beralasan
hukum sehingga oleh Majelis Hakim tingkat banding disetujui dan diambil
alih sebagai pertimbangan
sendiri dalam memutus perkara ini serta
menjadi bagian dari dan telah termasuk dalam putusan ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
maka putusan Pengadilan Negeri Depok tanggal 15 Oktober 2015, Nomor
20/Pdt.G/2015/PN.Dpk,
yang dimohonkan pemeriksaan dalam tingkat
banding tersebut haruslah dipertahankan dan dikuatkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Para
Penggugat dalam Konpensi / Tergugat dalam Rekonpensi sebagai pihak
yang kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam kedua
tingkat peradilan ;
Mengingat Pasal-pasal dari
H.I.R, Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, Undangundang Nomor 48 Tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman, serta
Peraturan-peraturan lainnya yang berhubungan dengan perkara ini ;
MENGADILI :
 Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Para
Penggugat
Rekonpensi;
dalam
konpensi
/
Para
Tergugat
Dalam
 Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Depok, tanggal
15
Oktober 2015, Nomor 20 / Pdt.G / 2015 / PN. Dpk., yang
dimohonkan banding tersebut ;
 Menghukum Pembanding semula Para Penggugat Dalam
Konpensi / Tergugat Dalam Rekonpensi untuk membayar biaya
dalam kedua tingkat peradilan
yang untuk
tingkat banding
sebesar Rp.150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) ;
Demikianlah diputus dalam rapat musyawarah majelis hakim
Pengadilan Tinggi Jawa Barat pada hari Senin tanggal, 03 Oktober
2016
oleh Kami DR. RIDWAN RAMLI, S.H.M.H Hakim Tinggi pada
Pengadilan Tinggi Jawa Barat sebagai Hakim Ketua Majelis dengan
HANIFAH
HIDAYAT
NOOR
S.H.M.H.
dan
DR.H.LEXSY
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 32 dari 33 halaman
MAMONTO,S.H.M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang
ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding
berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat tanggal 29
Agustus 2016 No. 390/Pen.Pdt/2016/PT.BDG, putusan tersebut diucapkan
dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari :
Senin, tanggal 10 Oktober 2016 oleh Hakim Ketua Majelis didampingi
oleh
Hakim-Hakim
Anggota
serta
dibantu
BAMBANG
SUGIANTO,
S.H.,M.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat , tanpa
dihadiri oleh para pihak yang berperkara. ;
HAKIM ANGGOTA,
HAKIM KETUA,
Ttd
Ttd
H. HANIFAH HDAYAT NOOR S.H.M.H.
Ttd
DR. H. LEXSY MAMONTO S.H., M.H,
DR. RIDWAN RAMLI, S.H.M.H.
PANITERA PENGGANTI,
Ttd
BAMBANG SUGIANTO, S.H.,M.H.
Perincian biaya perkara :
1. Biaya Materai ..............…………… Rp.
2. Biaya Redaksi putusan …………
3. Biaya Pemberkasan ………….
Rp.
6.000,-
5.000,-
Rp. 139.000,-
J u m l a h …………………………. Rp. 150.000,(seratus lima puluh ribu rupiah)
Putusan Nomor 390/Pdt/2016/PT.Bdg, Halaman 33 dari 33 halaman
Download