ETIKA LINGKUNGAN MASYARAKAT DI LOKASI BEKAS TAMBANG BAUKSIT DI KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana OLEH : DIAN WAHYUNI NIM : 100569201064 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015 1 ETIKA LINGKUNGAN MASYARAKAT DI LOKASI BEKAS TAMBANG BAUKSIT DI KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG DIAN WAHYUNI Mahasiswa Sosiologi, FISIP UMRAH, [email protected] Padang Rihim Siregar, M.A Dosen Sosiologi, FISIP UMRAH Siti Arieta, M.A Dosen Sosiologi, FISI UMRAH ABSTRAK Pengertian etika lingkungan ini merupakan manusia harus bertindak atau bagaimana perilaku manusia yang seharusnya terhadap lingkungan hidup. Etika lingkungan disini dipahami sebagai disiplin ilmu yang berbicara mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam serta nilai dan moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam. Kehadiran aktivitas tambang bauksit telah menyebabkan pencemaran lingkungan baik di darat maupun di laut seperti pencemaran air dan udara (polusi). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etika lingkungan masyarakat di lokasi bekas tambang bauksit di Kelurahan Kampung Bugis Kota Tanjungpinang. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Kampung Bugis tepatnya di RW 004, dikarenakan aktivitas tambang bauksit berada sangat dekat dengan tempat tinggal masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori paradigm fakta sosial Emile Durkheim mengenai nilai, norma, hukum, bahasa, agama, dan tatanan kehidupan lainnya. Dengan demikian fakta sosial juga dapat dikaji melalui teori etika lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan juga teori etika lingkungan yang sering dikenal dengan cara pandang terhadap alam dan hubungan manusia dengan alam sebagai antroposentrisme dan biosentrisme. Hasil penelitian ini berkaitan dengan etika lingkungan masyarakat yang lebih bersifat antroposentrisme yaitu mengaggap alam sebagai alat untuk menunjang kebutuhan finansial semata. Hal ini karena nilai dan norma yang belum tercipta dan perilaku mengharapkan upah ganti rugi terhadap alam sering dilakukan. Kerusakan lingkungan yang terjadi berasal dari perilaku sosial masyarakat yang lebih mementingkan upah ganti rugi yang diberikan oleh pengusaha pertambangan tersebut tanpa mementingkan keadaan terhadap berkurangnya sumber daya alam. Etika lingkungan masyarakat lebih diharapkan bersifat biosentrisme yang menganggap alam harus dihargai untuk kebutuhan hidup dari generasi ke generasi. Kata Kunci : Etika lingkungan, tambang bauksit 2 ETHICAL SOCIETY ENVIRONMENT LOCATION IN BAUXITE MINE USED IN KAMPUNG BUGIS TANJUNGPINANG CITY DIAN WAHYUNI Mahasiswa Sosiologi, FISIP UMRAH, [email protected] Padang Rihim Siregar, M.A Dosen Sosiologi, FISIP UMRAH Siti Arieta, M.A Dosen Sosiologi, FISI UMRAH ABSTRACT Definition of environmental ethics according to this understanding, how people should act or how human behavior is supposed to environment. Environmental ethics here understood as a discipline that talk about moral norms and rules that govern human behavior in touch with nature and the values and morals that animates human behavior in touch with nature. The presence of bauxite mining activities have caused environmental pollution both on land and at sea as water and air pollution (pollution). The purpose of this study to determine the environmental ethics of society in the former location of a bauxite mine in Kampung Bugis village in Tanjungpinang city. This type of research is descriptive qualitative. Informants in this study were 8 people. The location of this research is in Kampung Bugis precisely in RW 004, due to bauxite mining activities are very close to people's homes. This study uses the theory of Emile Durkheim paradigm of social facts about values, norms, laws, language, religion, and other life order. Thus the social fact can also be analyzed through the theory of environmental ethics that affect people's lives. Theory of environmental ethics is often known as the perception of nature and man's relationship with nature as anthropocentrism and biocentrism. Results of this research related to environmental ethics anthropocentrism communities that are more natural assume as a tool to support the financial needs only. This is because the values and norms that have not been created and the behavior expected wage compensation for nature often done. Environmental damage comes from the social behavior of people who are more concerned with wage compensation provided by the mining entrepreneur without the concerned state against the depletion of natural resources. Environmental ethics is expected to be biocentrism people who consider nature to be cherished for the necessities of life from generation to generation. Keywords: environmental ethics, bauxite mine 3 bencana seperti banjir, tanah longsor, global BAB I warming PENDAHULUAN dan lain sebagainya yang bersumber dari perilaku sosial masyarakat. A. Latar Belakang Perilaku sosial masyarakat ini hendaknya Kehadiran perusahaan tambang harus sesuai dengan etika lingkungan yang dapat membantu masyarakat dalam segi mengimbangi hak dan kewajiban terhadap pekerjaan seperti sebagai supir-supir lori yang lingkungan serta membatasi tingkah laku megangkut bijih bauksit tersebut. Lapangan dan upaya mengendalikan kegiatan agar pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan tetap berada dalam batas yang ditentukan tambang bauksit tersebut mampu oleh sistem nilainya dan toleransinya di meningkatkan kebutuhan kehidupan dalam lingkungan hidup. masyarakat sehari-hari. Kondisi masyarakat B. Perumusan Masalah yang tinggal di dekat sekitar tambang yakni Berdasarkan latar belakang di atas, berjarak lebih kurang satu kilometer dari maka dapat dirumuskan masalah dalam kegiatan pertambangan bauksit yang terkena penelitian ini adalah Bagaimana etika dampak lebih besar seperti tercemarnya air lingkungan masyarakat di lokasi bekas sumur yang tidak layak untuk dikonsumsi tambang bauksit di Kelurahan Kampung masyarakat sehari-hari. Kerusakan tanah pada Bugis Kota Tanjungpinang? bekas galian tambang disaat hujan menjadi merah dan berlumpur yang C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan juga Penelitian meninggalkan genangan air, kini menjadi 1. Tujuan Penelitian kolam dalam ukuran yang cukup besar. Kondisi ini tentu saja sangat membahayakan Untuk keselamatan masyarakat di lokasi bekas tambang bauksit dan menganggu aktivitas di masyarakat. mengetahui Kelurahan Tanjungpinang. Perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan keseimbangan sumber daya alam akan menimbulkan berbagai macam 1 etika Kampung lingkungan Bugis Kota 2. a. berfungsi sebagai panduan bagi peneliti Kegunaan Penelitian untuk menindak lanjuti kasus tersebut serta Secara praktis menghindari timbulnya kekacauan akibat Dilihat dari kegunaan penelitian secara kesalahan penafsiran dalam penelitian. praktis penelitian ini diharapkan dapat Untuk melihat bagaimana etika lingkungan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan masyarakat di Kelurahan Kampung Bugis dan pemikiran serta dapat membantu sebagai maka digunakan konsep operasional yaitu bahan informasi mengenai permasalahan sebagai berikut : yang berkaitan dengan etika lingkungan masyarakat di lokasi bekas tambang bauksit 1. Masyarakat di Kelurahan Kampung Bugis agar lebih lagi Masyarakat dalam penelitian ini untuk menjaga alam lingkungan serta dapat merupakan masyarakat asli yang tinggal menanamkan pelestarian alam lingkungan di sekitar lokasi bekas tambang bauksit demi kepentingan bersama dalam kehidupan dan yang menerima ganti rugi dari bermasyarakat. perusahan pertambangan bauksit. Serta masyarakat pendatang yang tinggal di b. Secara teoritis sekitar lokasi bekas tambang bauksit Penelitian ini juga diharapkan dapat dan yang menerima ganti rugi dari menjadi acuan informasi dalam penelitian- perusahaan pertambangan bauksit di penelitian berikutnya dengan permasalahan Kelurahan Kampung Bugis. penelitian yang sama serta menjadi referensi pustaka bagi pemenuhuan 2. Etika lingkungan kebutuhan Etika lingkungan yang dimaksud adalah penelitian lanjutan. perilaku yang sesuai dengan norma atau D. Konsep Operasional aturan sangat mempermudah penelitian. dan Konsep diperlukan perilaku untuk alam. masyarakat terhadap alam lingkungan sesuai atau tidaknya dengan memfokuskan operasional lingkungan Dalam penelitian ini peneliti melihat Dalam sebuah penelitian, konsep operasional terhadap norma juga 2 yang telah berlaku pada masyarakat di sekitar lokasi bekas memiliki pengaruh terhadap lingkungan tambang bauksit di Kelurahan Kampung masyarakat. Bugis. Sehingga etika lingkungan ini E. Metode Penelitian dikategorikan menjadi dua yaitu : 1. a. Jenis Penelitian Antroposentrisme Penelitian ini bersifat kualitatif, Rusaknya ekosistem di darat maupun yaitu di laut akibat adanya aktivitas tambang menafsirkan makna suatu peristiwa bauksit, terlihat bahwa lingkungan interaksi tingkah laku manusia dalam alam dan isinya hanya sebagai alat situasi semata untuk kepentingan pribadi yang peneliti, dengan kata lain peneliti bukan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan “apa” keuntungan sebesar-besarnya mengembalikan mendapatkan fungsi berusaha tertentu memahami menurut dan perspektif tanpa tetapi “mengapa”. Dengan pendekatan alam kualitatif, penelitian ini diharapkan sebagaimana mestinya. mampu menggambarkan keadaan yang sebenarnya (naturalistik) di lapangan. b. Biosentrisme (Prasetya Irawan, 2006: 49 dan 64). Adanya sumber daya alam yang harus 2. Lokasi penelitian dijaga maka lingkungan alam dan isinya harus dilindungi dan diperjuangkan Masyarakat yang peneliti kaji dalam untuk kehidupan mendatang. Dalam hal penelitian mengenai etika lingkungan ini biosentrisme yang dimaksud peneliti masyarakat di lokasi bekas tambang adalah sifat dan perilaku masyarakat bauksit yaitu masyarakat yang berlokasi yang di RW 004, Kelurahan Kampung Bugis, menjaga dan menghargai lingkungan alam yang berada di sekitar Kecamatan lokasi Provinsi Kepulauan Riau. Penentuan bekas Kelurahan tambang Kampung bauksit Bugis di yang lokasi ini Tanjungpinang dilakukan Kota, dengan pertimbangan lokasi penelitian yang 3 merupakan salah satu tempat tinggal buku masyarakat yang sangat berdekatan dokumen dari instansi yang terkait dengan dengan topik penelitian. lokasi bekas pertambangan bauksit yang berada di Kelurahan 4. Kampung Bugis. referensi serta dokumen- Populasi Dan Sampel Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian 3. Jenis Data ini Jenis data yang digunakan dalam purposive sampling yaitu sampel yang “secara melakukan penelitian ini adalah: a. menggunakan sengaja” Data Primer karena dipilih oleh sampel ini peneliti, dianggap Data primer merupakan data yang memiliki ciri-ciri tertentu, yang diperoleh langsung dari objek yang dapat memperkaya data penelitian akan diteliti. Objek atau informan (Prasetya Irawan, 2006:15). yang dimaksud adalah masyarakat Adapun karakteristik informan yang bertempat tinggal di sekitar penelitian ini yaitu : lokasi bekas pertambangan bauksit a. masyarakat asli yang tinggal di Kelurahan Kampung Bugis yang di sekitar lokasi bekas telah ditetapkan sebagai informan tambang bauksit dan yang penelitian. menerima b. ganti rugi dari Data Sekunder perusahan pertambangan Data sekunder yaitu data yang bauksit. diperoleh secara tidak langsung dari b. masyarakat pendatang yang objek penelitian. Pengumpulan data tinggal di sekitar lokasi bekas sekunder dalam penelitian ini tambang bauksit dan yang dengan cara penelitian kepustakaan menerima ganti rugi dari dan pencatatan dokumen, yaitu perusahaan dengan mengumpulkan data dan bauksit. mengambil informasi dari buku- 4 pertambangan Dengan demikian, informan dalam penelitian Wawancara adalah Wawancara ialah tanya jawab masyarakat, tokoh masyarakat dan lisan antara dua orang atau lebih secara masyarakat terkena langsung. Wawancara bisa dilakukan dampak dari aktivitas pertambangan dengan format tidak terstruktrur, semi bauksit serta mendapatkan ganti rugi, terstruktur dan informan dalam penelitian ini Wawancara akan mampu memberikan berjumlah 8 informan yang telah data yang sangat kaya. (Prasetya ditetapkan oleh peneliti. Irawan, 2006:68). nelayan ini b. yang c. 5. atau terstruktur. Dokumentasi Teknik Dan Alat Pengumpulan Selain itu dokumentasi juga Data digunakan untuk mengumpulkan dataAdapun teknik dan alat pengumpul data yang berbentuk catatan berupa data yaitu berupa wawancara, observasi hasil-hasil wawancara, foto-foto, serta dan dokumentasi. (Prasetya Irawan, dokumen-dokumen yang menunjang 2006:67). penelitian. selain itu dokumentasi lain yang digunakan oleh peneliti ialah a. Observasi literatur-literatur, internet atau jurnal, Observasi adalah pengamatan dan serta pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang akan kepustakan diteliti. 6. peneliti di lokasi penelitian. Obyek yang diobservasikan bersifat nyata seperti berkaitan untuk dengan menunjang penelitian. observasi dilakukan langsung oleh (tangible) yang Teknik Analisa Data Menurut benda-benda, Miles dan Huberman (Husaini Usman dan Purnomo Setiady gerakan, perilaku. Obyek juga bisa Akbar, bersifat seperti suasana atau situasi. bahwa aktivitas dalam analisis data (Prasetya Irawan, 2006:69). kualitatif dilakukan secara interaktif 2009:84), mengemukakan dan berlangsung terus menerus sampai 5 tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. BAB III : GAMBARAN UMUM Aktivitas dalam analisis data, yaitu LOKASI PENELITIAN data reduction, data display, dan Pada bab ini peneliti memberikan conclusion drawing/verification. gambaran tentang gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi F. Sistematika Penulisan kondisi geografis, keadan sosial Dalam memberikan gambaran dan ekonomi, pendidikan, sarana umum mengenai isi penelitian yang dan prasarana, serta gambaran akan dilakukan ini, perlu dikemukakan tentang pertambangan bauksit. garis besar pembahasan melalui BAB IV : HASIL PENELITIAN sistematika penulisan. Sistematika DAN PEMBAHASAN penulisan ini sebagai berikut : Hasil penelitian dan pembahasan. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian hasil Pendahuluan berisi latar belakang, penelitian dan pembahasan perumusan masalah, tujuan penelitian mengenai objek yang akan diteliti dan kegunaan penelitian, metode yakni etika lingkungan masyarakat penelitian yang berisi jenis penelitian, di lokasi bekas tambang bauksit. lokasi penelitian, jenis data, populasi dan sampel, teknik dan alat BAB V : PENUTUP pengumpulan data, teknik analisis data Penutup berisi kesimpulan dari dan sistematika penulisan. keseluruhan objek penelitian yang BAB II : KERANGKA TEORI diteliti Pada penelitian. bab ini peneliti meninjau serta saran Peneliti dari hasil menguraikan permasalahan dari aspek teori dalam mengenai kesimpulan dan saran mengkaji yang diperoleh dari keseluruhan tinjauan mengenai etika lingkungan masyarakat di lokasi bekas hasil tambang bauksit. dilakukan. 6 penelitian yang telah BAB II sosial adalah cara bertindak, berfikir, dan KERANGKA TEORI merasa yang ada diluar individu dan sifatnya memaksa serta terbentuk karena adanya pola A. Paradigma Fakta Sosial di dalam masyarakat. Artinya, sejak manusia Kata fakta sosial pertama kali dilahirkan secara tidak langsung diperkenalkan pada abad ke-19 oleh sosiolog ia diharuskan untuk bertindak sesuai dengan Perancis yang bernama Emile Durkheim. lingkungan sosial dimana ia dididik dan Emile Durkheim menyatakan bahwa sangat sukar baginya untuk melepaskan diri sosiologi harus menjadi ilmu dari fakta dari aturan tersebut. (Kamanto Sunarto, sosial yaitu membicarakan sesuatu yang 2004:12). umum yang mencakup keseluruhan Menurut masyarakat dan berdiri sendiri serta terpisah John J. Machionis dari manifestasi individu. Fakta sosial ini (Rachmad Susilo, 2008:20-21) menyatakan diartikan sebagai gejala sosial yang abstrak, para ilmuan sosiologi bisa menjelaskan misalnya adat hubungan antara masyarakat dan lingkungan kebiasan, nilai, norma, bahasa, agama, dan karena masalah lingkungan muncul tidak tatanan kehidupan lainnya yang memiliki dengan sendirinya, melainkan sebagai akibat kekuasaan tertentu untuk memaksa bahwa tindakan khusus yang diperbuat manusia kekuasaan itu terwujud dalam kehidupan dalam masyarakat di luar kemampuan individu diharapkan menafsir sehingga individu menjadi tidak tampak. mengenai hubungan (Kamanto Sunarto, 2014:12). lingkungan itu. Terkait dengan ini beberapa hukum, struktur sosial, konteks ini ilmuan sosiologi bukti-bukti ilmiah manusia dan peran bisa dilakukan oleh para sosiolog. Dalam buku Rules of Sociological Method, Durkheim menulis: "Fakta sosial Pertama sosiolog dapat menggali adalah setiap cara bertindak, baik tetap makna lingkungan bagi orang-orang yang maupun tidak, yang bisa menjadi pengaruh memiliki latarbelakang atau background atau sosial beragam sebab latarbelakang sosial hambatan eksternal bagi seorang yang individu." Dan dapat diartikan bahwa fakta 7 berbeda-beda sangat menentukan makna sosial masing-masing yang tentunya setelahnya yang menandai upaya mendirikan juga sosiolog dapat suatu cabang sosiologi yang mengkaji menginventarisasi bentuk-bentuk parasaan masalah lingkungan dan kemudian mereka (sentimen) beri nama Environment Sociology. berlainan. Kedua, maasyarakat ada persoalan- persoalan lingkungan, baik yang tergambar Riley Dunlap dan William Catton dalam pikiran, harapan-harapan, ketakutan-ketakutan mereka. dan (Rachmad Susilo, 2008:10). mengubah pandangan ini dengan mengakui Ketiga sosiolog harus bisa menunjukkan bagaimana kemampuan lingkungan fisik memengaruhi pola-pola kehidupan sosial menyusun kehidupan manusia atau dengan kata lain, tekanan pada lingkungan. Sosiolog juga ada beberapa keterbatasan manusia ketika menjelaskan bagaimana pola-pola budaya berhadapan dengan lingkungan biofisik. dan susunan ekonomi politik yang Sosiologi lingkungan menerima lingkungan mempengaruhi lingkungan alam. Hubunganfisik sebagai sesuatu yang berpengaruh hubungan sosial jelas akan menentukan langsung maupun tidak terhadap kehidupan corak interaksi antar satu individu dengan sosial. individu lain. Tidak jarang juga Menurut kesepakatan-kesepakatan lokal dibuat untuk Bertens (Elly Setiadi, 2006:110) menyebutkan ada tiga jenis menjaga keberlangsungan lingkungan. makna etika yaitu : Pertama, kata etika bisa B. Teori Etika Lingkungan dipakai dalam arti nilai-nilai dan normaPerhatian masalah-maslah sosiologi lingkungan terhadap norma yang menjadi pegangan bagi sebenarnya seseorang atau suatu kelompok dalam muncul jauh sebelum apa yang dinamakan mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika sosiologi dicanangkan berarti juga kumpulan asas atau nilai moral. keberadaannya oleh Riley Dunlap dan Ketiga, etika mempunyai arti lagi ilmu William Catton di tahun 1978. Di tahun tentang yang baik dan buruk. lingkungan tersebut, mereka menuliskan dua artikel, Etika lingkungan atau yang disebut juga disusun oleh sebuah artikel lagi setahun dengan etika ekologi ini menjadi suatu hal 8 yang sangat penting yang perlu diperhatikan dalam hidup ini. Dengan demikian juga oleh kaum manusia saat ini. Penerapan etika berisikan lingkungan saat ini harus diwajibkan sebagai moral yang harus dilakukan dan tentang halnya para tindakan dan keputusan dinilai sebagai baik lembaga-lembaga atau buruk secara moal. Kriteria ini yang pemerhati alam yang ada tentu sangat dianggap sebagai nilai dan prinsip moral. penting terhadap hal ini, karena prinsip Etika lingkungan dan moralitas terhadap tentang etika harus dikampanyekan agar bisa alam mempunyai arti yang sama berarti adat menjadi budaya khususnya para pelaku kebiasaan yang dibakukan dalam bentuk bisnis yang berefek kepada lingkungan. aturan (baik perintah atau larangan terhadap manusia. etika berkendaraan Peranan oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip lingkungan hidup) serta tentang bagaimana Pengertian etika lingkungan menurut manusia harus hidup baik sebagai manusia. pengertian ini, bagaimana manusia harus (Sonny Keraf, 2010:16). bertindak atau bagaimana perilaku manusia yang seharusnya terhadap lingkungan hidup. Menurut Sonny Keraf (2010: 45-46) Etika lingkungan disini dipahami sebagai mengatakan, ada beberapa model dari teori disiplin ilmu yang berbicara mengenai etika lingkungan yang menentukan pola norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam kaitannya dengan perilaku berhubungan lingkungan yaitu yang dikenal sebagai dengan alam serta nilai dan moral yang antroposentrisme dan biosentrisme yang menjiwai mempunyai cara pandang manusia, alam, manusia perilaku dalam manusia dalam berhubungan dengan alam tersebut. (Sonny dan hubungan manusia dengan alam yaitu : Keraf, 2010:40). 1. Antroposentrisme Kaidah (mores) dan norma atau aturan Ekologi adalah ilmu yang mempelajari ini sesungguhnya ingin mengungkapkan, hubungan timbal balik antara manusia menjaga dan melestarikan nilai tertentu, dengan lingkungannya, maka kita dapat yaitu apa yang dianggap baik dan penting mengambil sudut pandang ekologi untuk oleh masyarakat tersebut untuk dikejar membahas kajian manusia dan lingkungan 9 dengan disokong oleh segi kepentingan mengenai perlunya kewajiban dan tanggung manusia, yaitu oleh manusia untuk manusia. jawab moral manusia terhadap lingkungan Pendekatan pendekatan hidup dianggap sebagai tuntutan yang antroposentris, bahasa Yunani antrophos berlebihan, tidak relevan dan tidak pada berarti manusia. (Elly Setiadi, 2006:180). tempatnya. Kalaupun tuntutan seperi itu ini disebut masuk akal, itu hanya dalam pengertian Antroposentrisme adalah teori etika tidak langsung, yaitu sebagai pemenuhan lingkungan yang memandang manusia kewajiban dan tanggung jawab moral sebagai pusat dari sistem alam semesta. manusia terhadap sesama. Maksudnya, Manusia dan kepentingannya dianggap yang kewajiban dan tanggung manusia terhadap jawab moral lingkungan demi paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam memenuhi kepentingan sesama manusia. kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. manusia yang mempunyai Selain bersifat antroposentrisme, etika Hanya ini sangat intrumentalistik, dalam pola dan hubungan manusia dan alam dilihat hanya mendapat perhatian. Segala sesuatu yang relasi instrumental. Alam dinilai sebagai alat lain di alam semesta ini hanya akan bagi mendapat sejauh manusia mempunyai sikap peduli terhadap menunjang dan demi kepentingan manusia. alam, itu semata-mata dilakukan demi Oleh karenanya alam pun hanya dilihat menjamin kebutuhan hidup manusia, bukan sebagai karena nilai obyek, dan alat nilai perhatian dan sarana bagi kepentingan manusia. pertimbangan Kalaupun bahwa alam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan mempunyai nilai pada diri sendiri sehingga manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian pantas untuk dilindungi. Sebaliknya, kalau tujuan manusia. Alam tidak mempunyai alam nilai pada dirinya sendiri. kepentingan manusia, alam akan diabaikan itu sendiri tidak berguna begitu saja. (Sonny Keraf, 2010:47-48). Bagi teori antroposentrisme, etika hanya berlaku bagi manusia. Maka, segala tuntutan 10 bagi Cara pandang antrposentrisme ini habitat binatang merupakan akibat dari menyebabkan manusia mengeksploitasi dan kepentingan menguras alam semesta demi memenuh mendapatkan keuntungan ekonomi. Oleh kepentingan dan kebuthan hidupnya, tanpa karena cukup member perhatian kepada kelestarian perhatian dan perlindungan pada seluruh alam. Pola perilaku yang eksploitatif dan spesies, baik mamalia, melata, biota laut, tidak peduli terhadap alam tersebut dianggap maupun unggas. (Rachmad Susilo, 2008:99- berakar pada cara pandang yang hanya 100). Paham biosentrisme memiliki pokok- mementingkan kepentingan manusia. Cara pokok pandangan sebagai berikut : itu, manusia yang biosentrisme ingin mendasarkan pandang ini melahirkan sikap dan perilaku 1. rakus dan tamak yang menyebabkan 2. manusia mengambil semua kebutuhannya dari alam tanpa mempertimbangkan kelestariannya. Apa saja boleh dilakukan sejauh tidak merugikan kepentingan manusia, sejauh tidak mempunyai dampak yang merugikan kepentingan Alam memiliki nilai pada dirinya sendiri (intrinsik) lepas dari kepentingan manusia. Alam diperlakukan sebagai moral, terlepas bagi manusia ia bermanfaat atau tidak, sebab alam adalah komunitas moral. Dalam kaitan ini, biosentrisme menganjurkan bahwa kehidupan di alam semesta ini akan dihormati seperti manusia menghormati sistem sosial yang terdapat dalam kehidupan mereka. Bagi biosentrisme, tidak benar bahwa manusia. hanya manusia yang mempunyai nilai. Alam (Sonny Keraf, 2010:49-50). juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri 2. Biosentrisme lepas dari kepentingan manusia. Ciri utama Paham biosentrisme menyatakan bahwa etika ini adalah biocentric, karena teori ini bukan hanya manusia dan komunitasnya mengenggap serius setiap kehidupan dan yang pantas mendapatkan pertimbangan makhluk moral, melainkan juga dunia binatang. berharga pada dirinya sendiri. Teori ini Akibat pertimbangan moral hanya ditujukan menganggap serius setiap kehidupan dan pada kepentingan manusia saja, hewan- makhluk hidup di alam semesta. Alam perlu hewan langka di sekitar kita gagal dilindungi diperlakukan secara moral. (Sonny Keraf, dan diselamatkan. Punahnya spesies maupun 2010:65). 11 hidup mempunyai nilai dan Menurut Paul Taylor (Sonny Keraf, 2010:68), bahwa etika BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI biosentrisme PENELITIAN didasarkan pada hubungan yang khas antara A. Gambaran Umum Lokasi manusia dan alam, dan nilai yang ada pada alam itu sendiri. Alam dan seluruh isinya Kelurahan Kampung Bugis merupakan mempunyai harkat dan nilai di tengah dan salah satu lokasi yang terdapat di Kecamatan dalam komunitas kehidupan di bumi. Alam mempunyai nilai justru karena Tanjungpinang Kota, Provinsi Kepulauan ada Riau. Khusus lokasi pada penelitian ini kehidupan di dalamnya, terlepas dari apapun terdiri dari 1 (satu) Rukun Warga (RW) dan kewajiban dan tanggung jawab moral yang 3 Rukun Tetangga (RT). kita miliki terhadap sesama manusia. 3. 1. Kondisi Geografis Sarana dan Prasarana Penduduk Kelurahan Kampung Bugis merupakan Sarana dan prasarana pendidikan yang salah satu pusat pertambangan bauksit. ada di Kelurahan Kampung Bugis ini, jarak Mengingat bahwa hutan masih sangat lebat antara lokasi pertambangan bauksit berada sebelum masuknya pertambangan bauksit. tidak jauh dari gedung sekolah, khususnya Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu gedung Sekolah Dasar (SD), hal ini tentunya masyarakat setempat sangat menjaga alam. dapat mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dikarenakan 2. Kondisi Sosial dan Ekonomi Penduduk adanya debu yang diakibatkan adanya Jumlah penduduk kelurahan Kampung aktivitas tambang bauksit yang saat itu Bugis adalah 9.362 jiwa yang terdiri dari masih 2.547 Kepala keluarga (KK) terdiri atas kesehatan penduduk memanfaatkan tenaga medis dengan adanya laki-laki 5.009 jiwa dan beroperasi. masyarakat Sedangkan sekarang untuk dapat beberapa fasilitas kesehatan. penduduk perempuan 4.353 jiwa. Sarana kesehatan bahwa masyarakat terbantu akan adanya fasilitas-fasilitas yang 12 diberikan oleh pemerintah setempat. B. Etika Lingkungan Masyarakat Di Lokasi Bekas Tambang Bauksit Di Sedangkan untuk air bersih, masyarakat di Kelurahan Kelurahan Kampung Bugis ini berasal dari Kampung Bugis Kota Tanjungpinang air sumur yang terdapat di rumah masingEtika lingkungan disini dimaksudkan masing penduduk maupun sumur umum. untuk B. Gambaran Umum Pertambangan menjelaskan tentang perilaku masyarakat terhadap lingkungan, yang di Bauksit dalamnya berbicara tentang baik-buruknya Perusahaan bauksit yang diberikan perilaku masyarakat tersebut yang sesuai izin operasi produksi oleh pemerintah di atau tidaknya dengan aturan atau norma Kelurahan Kampung Bugis. Izin operasi yang produksi tidak semua luas digunakan masyarakat, sehingga menjadi suatu perilaku untuk penambangan, hal ini dikarenakan pada kebiasaan, kaidah atau tata kelakuan tidak ekonomisnya bahan galian bauksit, (mores) terhadap lingkungan. berlaku di dalam kehidupan lahan digunakan untuk prasarana jalan 1. Nilai dan Norma transportasi, sarana pengelolahan dan Perilaku yang sesuai dengan norma pencucian, serta sarana perkantoran. atau aturan lingkungan yang berlaku di dalam masyarakat, aturan atau norma yang BAB IV diciptakan masyarakat sebaiknya dilakukan HASIL PENELITIAN DAN dan diterapkan sebagaimana mestinya agar PEMBAHASAN sumber daya alam yang dirasakan tetap A. Karakteristik informan terjaga dengan baik. Namun sayangnya, Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat tokoh masyarakat, masyarakat yang berada di Kelurahan seta Kampung Bugis masih sangat minim dalam masyarakat nelayan dan petani. Informan kesadaran untuk menjaga lingkungan di dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. bekas lokasi tambang bauksit ini. Hal ini dikarenakan belum adanya aturan atau norma tertulis serta sanksi yang mengikat 13 masyarakat agar menjauhkan norma yang diwariskan untuk mencegah lingkungan terjadinya kerusakan lingkungan akibat dari tempat tinggal serta alam mereka yang telah aktivitas pertambangan bauksit. Maka nilai rusak. dan norma pertambangan dapat bauksit dari terhadap lingkungan harus mencakup kemandirian dan tanggung jawab, Etika masyarakat terhadap alam masih kejujuran dan amanah, diplomatis, hormat dapat dilihat dari sikap dan sifat masyarakat dan santun, dermawan, suka tolong- terhadap lingkungannya di sungai tempat menolong, gotong royong dan kerjasama mereka mencari sumber kehidupan. Alat dalam tangkap yang masih traadisional menjaga dan melestarikan juga lingkungan. mendukung alam untuk tetap dilesatrikan serta terjaga demi kehidupan generasi 2. Kebiasaan mendatang. Tata cara dalam penggunaan Masyarakat yang tinggal di sekitar alat-alat traisional terlihat pada masyarakat lokasi bekas pertambangan bauksit sangat yang mengajarkan anak-anak mereka untuk berpengaruh tidak menggunakan alat-alat modern seperti mempengaruhi pengeboman ikan dan lain sebagainya, akan masyarakat. membuat mereka kehilangan sumber utama masyarakat di Kelurahan Kampung Bugis kehidupan mereka. ini ialah terhadap alam mata pencaharian mayoritas sebagai seperti kehidupan nelayan. Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat yang Norma sebagai ukuran untuk menentukan sesuatu, peraturan atau juga berada di pesisir laut. Tidak hanya sebagai nelayan tetapi juga terdapat ketentuan yang akan dipatuhi oleh setiap masyarakat yang bekerja sebagai petani. anggota masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak mengikuti norma yang telah ditetapkan Kebiasaaan masyarakat yang hidup maka akan dianggap menyeleweng dan akan bergantung terhadap alam semestinya dapat dikenakan sanksi. Demikian dengan etika menjaga dan melindungi lingkungan hidup. lingkungan Hal ini dikarenakan merupakan satu-satunya yang berusaha memberikan sumbangan dengan beberapa nilai dan sumber 14 kehidupan masyarakat. Apabila masyarakat mengabaikan kondisi dirasakan masyarakat yang berada di lingkungan yang rusak seperti saat ini, itu Kelurahan Kampung Bugis, seperti sulitnya sama saja masyarakat membiarkan sumber mencari ikan di sungai yang saat ini sudah mata pencaharian mereka semakin sedikit tercemar akibat longsornya tanah bekas bahkan hilang. Masyarakat yang tinggal di galian tambang bauksit yang mencemari sekitar lokasi bekas tambang bauksit sudah sungai masyarakat, sehingga berkurangnya sangat terbiasa dengan lingkungan yang tangkapan mereka rasakan saat ini dari pasca aktivitas terutama pada masyarakat nelayan hanya pertambangan bauksit. Sesungguhnya dapat pasrah dengan keadaan. nelayan membuat mereka dilakukan masyarakat untuk mengurangi 3. Tata Kelakuan (Mores) kerusakan lingkugan dengan cara menanami Pengelolaan sumber daya alam haruslah pohon agar hutan menjadi hijau kembali. didasarkan pada perilaku masyarakat yang Bagi masyarakat lingkungan alam perlu dilakukan secara moral, tidak hanya sangat penting. Namun sayangnya, semua memandang nilai dan harga alam. Sumber yang telah terjadi atas dasar masyarakat daya alam yang semakin berkurang telah mendapatkan keuntungan ganti rugi membuat masyarakat yang tinggal di lokasi dari perusahaan pertambangan bauksit. bekas tambang bauksit tidak bisa mencegah Tidak hanya masyarakat yang mengalami masuknya pertambangan bauksit, hal ini kerugian, tetapi juga lingkungan itu sendiri dikarenakan dengan adanya kompensasi atau mengalami kerugian ekologis. Hal ini upah dikarenakan kepentingan manusia ganti rugi yang diberikan oleh yang pengusaha tambang kepada mayarakat, masyarakat tidak mempunyai membutuhkan sisi ekonomis. Tentunya, sehingga kepentingan manusia juga harus bergantung wewenang dalam menghentikan aktivitas dari kelestarian alam, manusia dihimbau, tersebut. Keadaan lingkungan setelah bahkan terdorong, untuk bertindak secara hadirnya tambang bauksit tidak baik untuk arif menjaga dan melestarikan lingkungan kehidupan masyarakat. hidup. Kerugian lain yang dikarenakan kerusakan sumber daya alam sangat 15 Kesadaran terhadap lingkungan hidup adalah memandang alam sebagai kehidupan itu didasarkan pada sikap mental, sebagai yang berkelanjutan, bukan hanya mencari rangkaian hubungan, sebab akibat yang keuntungan tetapi juga mempertimbangkan saling bergantungan secara utuh. Melalui moral, pengembangan memang sudah ada dalam diri manusia itu batin yang berdasarkan kebijaksanaan, perilaku moral, konsentrasi, dan belas pentingnya kasih. Menyadari keterkaitan antara nilai-nilai sosial yang sendiri. betapa manusia norma, B. Saran 1. Diharapkan kepada pemerintah khususnya dengan lingkungan secara luas, sehingga yang menaungi pertambangan agar dapat manusia tidak dapat hidup sendiri. mengontrol revegetasi lahan untuk dapat dikelola kembali oleh perusahaan BAB V pertambangan bauksit yang berada di lokasi PENUTUP Kelurahan Kampung Bugis. Sehingga dapat A. Kesimpulan membantu Eksploitasi sumber daya alam haruslah kehilangan masyarakat mata untuk pencaharian tidak terutama sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, masyarakat yang bergantung pada alam, Karena alam dapat membantu masyarakat serta membantu masyarakat untuk dapat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bersama-sama menjaga alam dan isinya agar yang tinggal di Kelurahan Kampung Bugis. dapat dinikmati bersama untk kehidupan Masyarakat yang terkena dampak dari bersama dari generasi ke generasi. pertambangan harus dapat bertahan hidup 2. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Perusahaan pertambangan bauksit sebaiknya melakukan revegetasi lahan secara maksimal Hal ini dibutuhkan kesadaran pengusaha sesuai dengan Undang-Undang yang telah tambang bauksit dan pemerintah untuk berlaku bukan hanya untuk memanfaatkan mengembalikan fungsi alam sebagaimana sumber daya alam yang ada dan lahan yang telah ditetapkan dalam peraturan. masyarakat, Masyarakat harus sikap pemulihan terhadap alam dengan melihat biosentrisme, karena biosentrisme kondisi alam yang berdampak panjang dan memiliki sifat 16 serta dapat melakukan langsung dirasakan oleh masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal Kelurahan Kampung Bugis. di Karena masyarakat yang berada di lokasi ini tinggal di bekas Pertambangan Bauksit. 3. Diharapkan peran aktif masyarakat, pada masyarakat pertanian untuk dapat pertanian setelah memanfaatkan lahan dilakukannya aktivitas pertambangan bauksit dan terus melakukan penanaman tanpa henti, juga diharapkan bagi mayarakat yang ada dipesisir khusunya masyarakat nelayan, agar terus melakukan budidaya ikan maupun makhluk hidup lainnya di laut, agar tidak habis karena adanya pencemaran akibat aktivitas pertambangan bauksit di lokasi bekas tambang bauksit yang berada di Kelurahan Kampung Bugis. Sehingga tetap terjaga fungsi sumber daya alam di dalam kehidupan bermasyarakat demi generasi bangsa selanjutnya. 17 DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdulsyani. 2007. Sosiologi Sistematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Arya Wardhana, Wisnu. 2004, Dampak Pncemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset. Attfield, Robin. 2010. Etika Lingkungan Global. Bantul : Kreasi Wacana Offset. Daljoeni. N, dan A. Suyitno. 2004. Pedesaan, Lingkungan Dan Pembangunan. Bandung: P.T Alumni Effendy, Tenas. 2005. Tegak Menjaga Tuah, Duduk Memelihara Marwah, Yogyakarta: BKPBM Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : DIA FISIP UI. Johnson, Doyle, Paul. tt. Teori Sosiologi Klasik Modern. Diindonesiakan oleh Robert M.Z Lawang. Jakarta : PT. Gramedia. Keraf, Sonny. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara. Manik, Sontang dan Karden Eddy. 2009, Pengelolaan Lingkungan. Jakarta : Djambatan. Narwoko, Dwi, dan Bagong Suyanto. 2010. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan Edisi Ketiga. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Setiadi, Elly, dkk. 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media Group. Soelaeman, Munandar. 2009. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama. Soemarwoto, Otto 2004. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan. Sofyan, Mufid, Anwar, 2010, Ekologi Manusia Dalam Perspektif Sektor Kehidupan Dan Ajaran Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Manusia Dan Fenomena Social Budaya. Yogyakarta : Pustaka pelajar. Susilo, Rachmad K, 2008. Sosiologi Lingkungan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar sosiologi edisi revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 18 Suyanto Bagong, dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Usman, Husaini. Akbar, dan Setiady Purnomo. 2009. Metedologi Penelitian Sosial Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara. Winarno, Herimanto. 2010. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara Internet : http://haluankepri.com/tanjungpinang/46614-eksploitasi-bauksit-ditanjungpinang-kianmeresahkan-.html diakses 20 Oktober 2013, 15:45 Wib http://jagoips.wordpress.com/2013/09/16/permasalahan-lingkungan-hidup/-html diakses 01 November 2013, 16:41 Wib http://batam.tribunnews.com/2014/02/20/bekas-galian-tambang-bauksit-di-tanjungpinangmemprihatinkan. diakses 25 April 2014, 17.03 Wib http://batam.tribunnews.com/2014/01/01/pemilik-tambang-wajib-mereklamasi-lahan-bekas-galian diakses 25 April 2014, 18.04 wib http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/01/02/sukses-panen-jagung-di-lahan-eks-pertambangan diakses pada 8 Mei 2015, 19.13 wib http://www.kompasiana.com/tedi_syofyan/bouksit-masalah-utama-di-tanjungpinang diakses pada 8 Mei 2015, 20.00 wib http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=4&dn=20090409154317 diakses pada 28 Oktober 2015, 20.15 wib http://tanjungpinangpos.co.id/2014/99364/penemuan-dan-penambangan-bauksit-di-pulau-bintan1920-1947/ diakses pada 28 Oktober 2015, 21.00 wib Jurnal : Wibowo, Supriyanto. 2013. Bentuk Kegiatan Ekonmi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Blumang Dukuh Penambangan Desa Kedawung Kabupaten Kebumen. Jurnal Sosiologi dan Antropologi. (http://lib.unnes.ac.id, diakses tanggal 22 Agustus 2015, 16.09 wib). 19 Dokumen : Dokumen Kelurahan Kampung Bugis Kecamatan Tanjungpinang Kota 2014. Dokumen Dinas Kelautan Perikanan Pertanian Kehutanan dan Energi (KP2KE) Kota Tanjungpinang 2013. Berita Acara Pengawasan Pengawasan Penataan Peraturan LH Prov. KEPRI Tahun 2012. 20