Penegakan Hukuman Disiplin Atas Pelanggaran Peraturan

advertisement
Penegakan Hukuman Disiplin Atas Pelanggaran
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Studi
Terhadap Ketidakhadiran PNS yang Tidak
Disertai Keterangan di Pemerintah Kota Bekasi
Jawa Barat)
Gabriel Febrianti
Lina Miftahul Jannah
Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia
E-mail : [email protected] / [email protected]
Phone : 085697279910
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
2
Penegakan Hukuman Disiplin Atas Pelanggaran Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 Tentang Disiplin PNS (Studi Terhadap Ketidakhadiran PNS Yang Tidak Disertai
Keterangan Di Pemerintah Kota Bekasi Jawa Barat)
Discipline Law Enforcement for Violations of Government Regulation Number 53 Year 2010
about Civil Servants Discipline (The Study of Civil Servants Absence Without Description Letter
in The City of Bekasi, West Java)
Gabriel Febrianti, Lina Miftahul Jannah
Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia
[email protected]
Abstract. The purpose of this research is to describe discipline law enforcement for civil servants
absence without description letter in the city of bekasi, west java. This research is a quantitative
approach that uses deep interview and literature study. The result of this research is discipline law
enforcement that city of bekasi government does are giving sanction. The sanction divided into
three stage: mild, moderate, sever stage. The more many and heavier public servant do violations,
the heavier sanction they get.
Key words : Discipline law enforcement, Discipline, Absence without description letter
PENDAHULUAN
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai abdi negara harus menjalankan tugasnya dengan baik
agar pemerintahan dapat berjalan sesuai dengan tuntutan pemerintah dan masyarakat. Menurut
Prijono (2011: 2) ada tiga peran yang harus dijalankan oleh PNS untuk mewujudkan tujuan dari
Negara Indonesia. Ketiga Tujuan itu antara lain: pertama adalah sebagai pelaksana peraturan dan
perundangan yang telah ditetapkan pemerintah karena peraturan dan perundangan yang dibuat oleh
pemerintah bersifat mengikat terhadap semua unsur di negaranya termasuk PNS; kedua adalah
untuk menjalankan fungsi manajemen pelayanan publik yang harus berorientasi kepada masyarakat;
ketiga adalah mengelola pemerintahan dengan adanya pembuatan hukum sehingga kinerja PNS
menjadi terarah karena adanya batasan dan kewajiban yang diatur. Agar ketiga peran PNS dapat
dilaksanakan dengan baik, diperlukan kedisiplinan PNS dalam bekerja sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Selain dapat menghasilkan pekerjaan yang berkualitas,
kedisiplinan PNS dalam bekerja sangat penting karena anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah
untuk PNS sangat besar untuk kesejahteraan dan peningkatakan kualitas PNS.
Pembentukan perilaku disiplin PNS dapat dilakukan dengan membuat peraturan yang
memaksa PNS untuk berperilaku disiplin karena suatu peraturan akan memberikan ketentuan yang
harus dilaksanakan oleh PNS dan sanksi yang akan diberikan jika PNS melakukan pelanggaran.
Salah satu peraturan disiplin yang dibuat oleh pemerintah adalah Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang berisi mengenai tindakan apa saja yang
disebut tidak disiplin berikut dengan sanksi-sanksinya. Dalam melaksanakan peraturan disiplin,
terdapat pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS. Pelanggaran disiplin yang paling banyak
dilakukan oleh PNS adalah tidak hadir tanpa memberikan keterangan, seperti yang dinyatakan oleh
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar bahwa
berdasarkan hasil sidang Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek) selama tahun 2010 sampai
tahun 2012 Bapek telah memberikan sanksi kepada 627 PNS, dari 627 PNS diketahui bahwa 511
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
3
PNS diberikan sanksi karena melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, diantara 511 PNS sebanyak 265 PNS dijatuhi hukuman disiplin
karena PNS tidak masuk tanpa memberikan keterangan (Legowo, n.d). Kehadiran PNS di tempat
kerja sangat penting karena setiap PNS mempunyai pekerjaan yang wajib diselesaikannya, jika PNS
tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya maka pelayanan kepada masyarakat pun akan terganggu.
Daerah yang menarik untuk dikaji dalam membahas pelanggaran disiplin PNS adalah Kota
Bekasi karena PNS Kota Bekasi banyak melakukan pelanggaran disiplin terutama dalam hal tidak
hadir tanpa memberikan keterangan. Banyaknya pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS
Kota Bekasi ditunjukan dengan adanya jumlah pelanggaran disiplin pada tahun 2012 yaitu 90 kasus
dan pada tahun 2013 sebanyak 396 kasus (Kusuma, 2013). Banyaknya kasus ketidakhadiran PNS
Kota Bekasi yang tidak memberikan keterangan juga didukung dengan pernyataan dari Kepala
Bidang Pembinaan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Bekasi, Rudi Sabarudin pada bulan
Januari 2013 tercatat terdapat 396 pelanggarann disiplin PNS baik pelanggaran disiplin tingkat
ringan, sedang, dan berat, pelanggaran disiplin yang dilakukan didominasi oleh ketidakhadiran PNS
tanpa memberikan keterangan (Kusuma, 2013). Buruknya disiplin PNS Kota Bekasi didukung
dengan buruknya kinerja BKD Kota Bekasi, hal itu ditunjukan dengan adanya data pelanggaran
disiplin PNS yang terdapat di SKPD Kota Bekasi tidak dilaporkan sepenuhnya ke BKD Kota
Bekasi. Adanya data terkait pelanggaran disiplin yang disimpan di SKPD tanpa adanya laporan ke
BKD dapat mendorong pelanggaran disiplin yang tidak diberikan hukuman disiplin oleh SKPD
karena tidak adanya pengawasan yang baik dari BKD Kota Bekasi dan proses pembinaan PNS
menjadi terhambat.
Buruknya perilaku disiplin PNS Kota Bekasi juga didukung dengan adanya survei yang
dilakukan oleh pemerintah Kota Bekasi terhadap kinerja PNS Kota Bekasi dalam memberikan
pelayanan publik mendapatkan nilai buruk. Hal ini didasari pada penilaian masyarakat Kota Bekasi
yang berjudul “Survei Integritas Sektor Publik 2012”, hasil survey menunjukan bahwa 22,94% (78
pemilih) memberikan nilai baik, 12,35% (42 pemilih) memberikan nilai sedang, dan 64,71% (220
pemilih) memberikan nilai buruk, jika dinilai maka Kota Bekasi memiliki kinerja PNS yang buruk
dan Kota Bekasi juga mendapatkan nilai di bawah 6, padahal nilai minimal yang harus dicapai
adalah 6 (Saban, 2013). Buruknya kinerja PNS Kota Bekasi juga didukung pernyataan dari
Walikota Bekasi, Rahmat Effendi bahwa hasil penilaian kinerja PNS Kota Bekasi mendapat nilai
CC (pikiran-rakyat.com, 2012). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dapat diketahui bahwa
buruknya kinerja PNS Kota Bekasi mendapatkan penilaian yang sama dari masyarakat. Didasari
pada ketidakdisiplinan PNS Kota Bekasi, maka dibutuhkan pelaksanaan penegakan hukuman
disiplin yang baik sehingga dapat memberikan pembinaan kepada PNS Kota Bekasi agar dapat
berperilaku disiplin sehingga dapat memunculkan gambaran mengenai bagaimana penegakan
hukuman disiplin terhadap ketidakhadiran PNS yang tidak disertai keterangan di Kota Bekasi Jawa
Barat. Dengan mengetahui gambaran tersebut maka dapat diketahui apa yang menyebabkan PNS
Kota Bekasi menjadi tidak disiplin dan apa tindaklanjut yang harus dilakukan oleh PNS Kota
Bekasi sebagai tanggapan atas ketidakdisiplinan PNSnya.
Sebagai penelitian kuantitatif (Positivis), adapun teori yang digunakan oleh peneliti untuk
menggambarkan dan menjelaskan bagaimana proses dan implementasi dari penegakan hukuman
disiplin khususnya pada tindakan ketidakhadiran PNS Kota Bekasi yang tidak disertai keterangan.
Terdapat dua konsep teori yang digunakan peneliti yaitu penegakan hukum dan disiplin.
Dalam melaksanakan penegakan hukum maka dibutuhkan suatu hukum yang menjadi
landasan bagi penegak hukum dalam melaksanakan hukum. Menurut Rahardjo (1991: 259)
keberadaan suatu hukum adalah untuk menuntut kewajiban yang terdapat di dalam hukum melalui
perintah-perintahnya dan untuk mencegah perbuatan yang salah melalui larangan-larangannya.
Tujuan dari hukum juga ditambahkan oleh Soemitro (1989: 73) bahwa, kepatuhan terhadap hukum
akan membuat tujuan hukum akan cepat tercapai. Jika objek hukum tidak mentaati hukum, akan
terdapat sanksi yang diberikan. Sanksi yang diberikan membuat eksistensi suatu hukum dapat
sejalan dengan penegakan hukum sehingga tujuan hukum dapat tercapai. Penggunaan sanksi dalam
suatu hukum juga ditambahkan oleh Ridwan HR (2007: 311) bahwa sanksi adalah alat kekuasaan
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
4
yang bersifat hukum publik dan digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas ketidakpatuhan
terhadap kewajiban yang terdapat dalam norma hukum administrasi negara. Pemberian suatu sanksi
dilakukan oleh penegak hukum, menurut Abdussalam (1997: 18) penegak hukum melakukan
tindakan pencegahan dan penindakan dalam menerapkan ketentuan yang berlaku di dalam hukum
tersebut agar tercipta suasana aman, damai, dan tertib demi terwujudnya kepastian hukum bersama.
Menurut Soerjono Soekanto dalam Ishaq (2008: 254) terdapat lima faktor yang
mempengaruhi penegakan hukum. Pertama adalah hukum itu sendiri, di dalam hukum harus
terdapat aturan dan sanksi yang jelas sehingga pelaksanaan dari hukum tersebut akan tepat sasaran
dan terarah. Kedua, penegak hukum memiliki fungsi untuk menerapkan sanksi yang terdapat di
dalam peraturan untuk memastikan bahwa peraturan telah dilaksanakan dengan baik. Ketiga, Sarana
atau fasilitas yang berguna untuk membantu penegak hukum mendeteksi pelanggaran yang terjadi.
Keempat, objek hukum sebagai pelaksana dari peraturan sehingga harus patuh terhadap peraturan
yang mengikatnya.
Menurut Prijodarminto (1994: 23) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Adapun tiga aspek disiplin yang disebutkan oleh
Prijodarminto (1994: 23-24), pertama adalah sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap
taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian
watak. Kedua, Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan standar
yang berlaku. Ketiga, Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukan kesungguhan hati untuk
mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Menurut Prijodarminto (1994: 33) hukuman disiplin
dibuat memperbaiki dan mendidik pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.
Keberadaan hukum disiplin juga ditambahkan oleh Wirawan (2009: 57) yang menyebutkan tujuan
dari pendisiplinan. Pertama, memotivasi karyawan untuk mematuhi standar kinerja perusahaan
sehingga karyawan memiliki perilaku disiplin dan mengikuti peraturan yang ada. Kedua,
menciptakan kegiatan saling mengawasi dan diawasi antara atasan dan bawahan sehingga akan
saling menghormati dan menjaga sikap. Ketiga, membentuk lingkungan kerja yang tertib yang akan
mendorong karyawan untuk memiliki kinerja yang baik. Keempat, meningkatkan moril, semangat
kerja, etos kerja, serta efektivitas dan efisiensi kerja sehingga output pekerjaan akan berkualitas
dengan waktu yang efisien. Kelima, menciptakan kedisiplinan di lingkungan kerja sehingga
pegawai akan mempunyai tekanan yang sama untuk berperilaku disiplin.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif (Positivis). Menurut Neuman (2006: 86) penelitian dengan pendekatan kuantitatif
adalah peneliti harus netral dalam melihat realita sosial yang terjadi, memeriksa bukti, dan
memperhatikan penelitian lainnya. Realita sosial dalam penelitian ini adalah PNS Kota Bekasi yang
tidak hadir tanpa memberikan keterangan, selanjutnya peneliti mengkaji bagaimana penegakan
hukuman disiplin untuk mengatasai realitas tersebut. Dalam melakukan penelitian ini maka peneliti
ingin membuktikan teori yang ada, berdasarkan teori yang digunakan peneliti dapat
menggambarkan dan menjelaskan bagaimana proses penegakan hukuman disiplin khususnya pada
tindakan ketidakhadiran PNS Kota Bekasi yang tidak disertai keterangan. Jenis penelitian terbagi menjadi empat bagian, yaitu berdasarkan manfaat, tujuan, dimensi
waktu, dan teknik pengumpulan data. Keempat jenis penelitian digunakan dalam penelitian
“Penegakan Hukuman Disiplin Atas Pelanggaran Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Studi Terhadap Ketidakhadiran PNS yang tidak Disertai
Keterangan di Kota Bekasi Jawa Barat)” adalah sebagai berikut:
a) berdasarkan tujuan adalah penelitian deskriptif
b) berdasarkan manfaat adalah penelitian murni
c) berdasarkan dimensi waktu adalah cross sectional
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
5
d) berdasarkan teknik pengumpulan data adalah kualitatif, peneliti melakukan wawancara
mendalam dengan informan. Adapun informan yang peneliti wawancancarai sebagai berikut:
Tabel Informan
Pihak
Kementerian PAN-RB
Nama
a) Subowo Djoko Widodo
b) Syamsul Rizal
c) Sri Rahayu Tjandra Dewi
Badan Kepegawaian Negara
a) Astadi Pratomo
Badan Kepegawaian Daerah Kotaa) Titin Gartini
Bekasi
b) Ani Ningsih
Dinas Bangunan dan Pemadam a) Bachtiar Sady
Kebakaran Kota Bekasi
b) Hikmah Yani
Dinas Tata Kota Kota Bekasi
a) Esti Herawati
Dinas Pendidikan Kota Bekasi
a) Enju
Inspektorat Kota Kota Bekasi
a) Jufri Moekhtar
b) Mimik Suhendri
Satuan Polisi Pamong Praja Kotaa) Haryono
Bekasi
Akademisi
a) Dr. Djaka Permana, M.Si
Sumber : data olahan peneliti
Teknik analisis data yang digunaan pada penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif,
menurut Bungin (2007: 147) analisis data kualitatif dibangun berdasarkan data di lapangan yang
kemudian berakhir pada kesimpulan umum. Hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan
dituangkan kedalam bentuk laporan sehingga dapat digunakan untuk menganalisis isu yang peneliti
angkat. Setelah analisis data dilakukan, peneliti membuat kesimpulan yang berisikan proses
penegakan hukuman pelanggaran disiplin terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin PNS terkait tindakan ketidakhadiran PNS yang tidak disertai keterangan di Kota
Bekasi Jawa Barat. Di dalam penelitian “Penegakan Hukuman Disiplin Atas Pelanggaran Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Studi Terhadap
Ketidakhadiran PNS yang tidak Disertai Keterangan di Kota Bekasi Jawa Barat)”, terdapat
keterbatasan dalam melakukan penelitian, yaitu:
a) Penelitian ini dilakukan sebelum diresmikannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara Nomor
5 Tahun 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perilaku disiplin PNS dapat tercipta dengan adanya kepatuhan PNS dalam menjalankan
peraturan disiplin. Selama PNS memiliki perilaku disiplin, PNS akan selalu mematuhi peraturan
disiplin karena PNS telah memiliki perilaku disiplin sesuai dengan tuntutan peraturan sehingga
tidak perlu diberikan sanksi. Berdasarkan temuan dilapangan, kepatuhan PNS Kota Bekasi terhadap
peraturan disiplin masih berdasarkan rasa takut terhadap sanksi yang akan dikenakan kepadanya
dibandingkan berdasarkan kesadaran untuk selalu berperilaku disiplin. Adapun hal-hal yang
mendorong munculnya kepatuhan berdasarka rasa takut terhadap sanksik seperti adanya pembuatan
surat pernyataan dan imbalan yang diberikan berdasarkan absensi. Jika PNS Kota Bekasi tidak
memiliki kehendak atau kesadaran untuk patuh terhadap peraturan disiplin maka PNS Kota Bekasi
dapat dikatakan tidak disiplin, sehingga sangat penting bagi PNS Kota Bekasi meningkatkan
kesadarannya untuk berperilaku disiplin.
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
6
Adanya perilaku tidak disiplin PNS Kota Bekasi terutama dalam hal ketidakhadiran PNS
tanpa memberikan keterangan dilakukan dengan beberapa bentuk, seperti PNS tidak hadir pada saat
apel dan PNS tidak hadir setelah adanya cuti yang diberikan. Ketidakhadiran PNS di tempat kerja
juga mendorong adanya penyimpangan, yaitu manipulasi absensi. Manipulasi absensi dilakukan
oleh PNS yang ingin membantu temannya agar dinilai telah hadir tepat waktu, manipulasi absensi
dilakukan dengan memalsukan tanda tangan PNS yang tidak masuk.
Perilaku tidak disiplin PNS Kota Bekasi terutama dalam hal tidak hadir tanpa memberikan
keterangan dilakukan karena alasan pribadi. Alasan yang diberikan oleh PNS antara lain karena
letak antara rumah dan tempat kerja yang jauh sehingga membuat PNS datang terlambat, macet
diperjalanan, urusan mendadak ke kampus sehingga membuat PNS terpaksa untuk meninggalkan
tempat kerja, hubungan yang kurang baik antara atasan dan bawahan, pola piker PNS yang buruk
sehingga membuat PNS menjadi demotivasi, dan sistem rekrutmen yang buruk. Alasan seperti yang
telah disebut tentu bukan alasan yang sah agar PNS dapat tidak hadir ke kantor, di dalam peraturan
disiplin telah menyebutkan alasan yang dapat diberikan oleh PNS ketika PNS tidak dapat hadir ke
kantor.
Penegakan hukuman disiplin PNS di Kota Bekasi lebih mengacu kepada peraturan disiplin
daripada peraturan daerah Kota Bekasi itu sendiri karena isinya tidak jauh berbeda dengan
peraturan disiplin. Peraturan disiplin telah membagi sanksi menjadi tiga tingkatan, yaitu; ringan,
sedang; dan berat. dalam melakukan pemberian sanksi hukuman disiplin tingkat ringan, penegak
hukum akan mengakumulasikan ketidakhadiran PNS. Jika jumlah ketidakhadiran PNS tersebut
telah sesuai kriteria dalam peraturan disiplin maka penegak hukum akan memberikan sanksi
hukuman disiplin tingkat ringan. Dalam memberikan sanksi tingkat ringan, penegak hukum tidak
hanya memberikan sanksi secara lisan tetapi juga disertai dengan teguran tertulis. Selanjutnya,
apabila setelah diberikannya sanksi hukuman disiplin tingkat ringan PNS masih melakukan
pelanggaran disiplin, maka PNS akan diberikan hukuman disiplin tingat selanjutnya, yaitu sanksi
hukuman disiplin tingkat sedang dan berat. Dalam memberikan sanksi tingkat sedang atau berat,
maka penegak hukum yang mempunyai wewenang untuk memberikan sanksi bukanlah atasan
langsung dari PNS, yang berwenang untuk memberikan sanksi adalah Badan Kepegawai Negara
(BKD) atau tim khusus yang anggotanya memiliki tingkat eselon lebih tinggi dari PNS pelanggaran
disiplin. BKD dan tim khusus mempunyai wewenang untuk memberikan sanksi hukuman disiplin
dimulai dari penundaan kenaikan pangkat selama satu tahun sampai pemberhentian. Setiap
penegakan hukuman disiplin yang lakukan oleh SKPD terhadap PNSnya baik sanksi tingkat ringan,
sedang, atau berat, akan diarsipkan dan dilaporkan kepada BKD Kota Bekasi.
Pemberian hukuman disiplin harus disertai bukti-bukti yang menunjukan PNS telah
melanggar disiplin sehingga akan jelas dasar dari pemberian hukuman disiplin dan kesesuaian
antara sanksi dan pelanggaran disiplin yang dilakukan. Pemberian bukti pada proses pemberian
sanksi juga akan membantu penegak hukum memberikan argumentasi kepada PNS, bukti
pelanggaran disiplin didapatkan dari hasil pemeriksaan. Proses pemeriksaan berawal dari adanya
pemanggilan PNS terkait dan selanjutnya penegak hukum akan menanyakan alasan PNS tidak hadir
tanpa memberikan keterangan dan hasil dari pemeriksaan akan disertakan sebagai laporan kepada
BKD. Proses pemeriksaan juga didukung dengan tindakan BKD yang menanyakan kepada SKPD
terkait pengiriman laporan setiap sebulan sekali. Ketika terdapat SKPD Kota Bekasi yang belum
mengumpulkan pelaporan maka BKD Kota Bekasi akan menanyakan kenapa laporan tersebut
belum diberikan kepada BKD Kota Bekasi. Hal tersebut dikarenakan laporan dari tiap SKPD akan
menjadi informasi bagi BKD Kota Bekasi mengenai bagaimana kinerja dan perilaku disiplin PNS,
pelanggaran apa saja yang telah dilakukan, penegakan hukum apa saja yang telah diberikan.
Selain adanya pemberian sanksi ringan, sedang, dan berat, terdapat bentuk penegakan
hukum lain, yaitu dibuatnya surat pernyataan. Surat pernyataan dibuat agar PNS tidak mengulangi
perbuatannya, karena surat pernyataan berisi mengenai ancaman akan diberikan sanksi yang lebih
berat jika PNS mengulangi perbuatannya dan surat pernyataan harus ditandatangani dengan materai
oleh PNS terkait. Jika setelah penandatanganan surat pernyataan PNS masih mengulangi
perbuatannya, maka PNS akan dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh BKD. Surat pernyataan tidak
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
7
hanya diberlakukan kepada PNS, tetapi juga Tenaga Kerja Kontrak (TKK) agar memiliki perilaku
disiplin saat menjadi PNS. Dalam proses pembuatan surat pernyataan, PNS akan dipaksa untuk
menandatangani surat pernyataan, jika PNS tidak mau menandatangani surat pernyataan maka PNS
akan dilaporkan kepada Kepala Dinas agar gajinya dihentikan.
Sanksi push up atau lari juga menjadi bentuk lain dari penegakan hukuman disiplin di Kota
Bekasi. Pelaksanaan sanksi push up atau lari hanya dilakukan di Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Bekasi. Berbeda dibandingkan dengan SKPD lainnya yang melakukan penegakan hukum disiplin
tingkat ringan dengan memberikan teguran atau sesuai yang terdapat di dalam peraturan disiplin.
Sanksi push up atau lari dilakukan karena Satuan Polisi Pamong Praja adalah SKPD yang berbasis
militer sehingga penegakan hukumnya lebih kepada tindakan fisik. Pemberian sanksi push up atau
lari bertujuan untuk memberikan efek jera sehingga PNS tidak mengulangi perbuatannya dan
sebagai bentuk toleransi penegakan hukum yang diberikan dibandingkan harus memberikan
hukuman yang langsung terkait dengan hukum. Pemberian sanksi push up atau lari tidak akan
berlaku ketika pelanggaran disiplin telah dilakukan secara berulang-ulang dan harus diberikan
sanksi tertulis.
Kondisi pelaksanaan penegakan hukuman disiplin di Kota Bekasi masih perlu ditingkatkan
agar peraturan disiplin dapat berjalan dengan baik. Hal itu ditunjukan dengan adanya SKPD yang
masih terbilang baru sehingga penegak hukum membutuhkan waktu untuk penyesuaian. Lama atau
barunya SKPD dibuat tidak dapat dijadikan alasan penegakan hukuman disiplin tidak dapat berjalan
dengan baik, PNS sudah harus memahami bahwa kewajiban sebagai PNS adalah untuk selalu
berperilaku disiplin. Jumlah PNS yang banyak juga menjadi kesulitan tersendiri bagi SKPD karena
PNS yang terdistribusi sehingga tidak bisa selalu dikontrol setiap saat. Adapun gambaran lebih
lanjut bagaimana kondisi pelaksanaan penegakan hukuman disiplin PNS Kota Bekasi sebagai
berikut:
Tabel Kondisi Pelaksanaan Penegakan Hukuman Disiplin PNS Kota Bekasi
Penegakan Hukuman Disiplin
Kondisi Penegakan Hukuman Disiplin
Penegak hukum memberikan peringatan dengan Pemberian sanksi dan pengawasan yang
segera ketika terjadi pelanggaran disiplin
dilakukan dalam proses penegakan hukuman
disiplin telah menunjukan keresponsifan
penegak hukum, saat terjadi pelanggaran disiplin
maka penegak hukum segera menindaklanjuti
dengan
melakukan
pemanggilan
dan
mengumpulkan bukti lalu PNS diberikan sanksi
seperti adanya teguran yang diberikan.
Pengawasan juga dilakukan untuk memastikan
bahwa PNS berperilaku disiplin, yaitu dengan
mendatangi setiap SKPD.
Penegak hukum memberikan penjelasan kepada Penjelasan yang diberikan oleh penegak hukum
PNS pelanggar disiplin sehingga PNS mengerti adalah mengenai urgensi PNS untuk selalu
bahwa tindakannya salah
berperilaku disiplin dan harus berkomitmen
dalam mengerjakan pekerjaan karena PNS
mempunyai tanggung jawab untuk melayani
masyarakat. Penjelasan yang diberikan oleh
penegak hukum telah membuat PNS menyadari
kesalahan atas pelanggaran yang dilakukan
tetapi hal itu tidak sejalan dengan efek jera yang
dirasakan oleh PNS sehingga masih terdapat
pelanggaran disiplin yang dilakukan secara
berulang walaupun penegak hukum telah
memberikan sanksi.
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
8
Penegak hukum memberikan sanksi sesuai Dalam melaksanakan penegakan hukuman
dengan ketentuan di dalam peraturan disiplin
disiplin,
penegak
hukum
menunjukan
kekonsistenan dalam memberikan sanksi yaitu
dengan mendasarkan pada peraturan disiplin.
Peraturan disiplin telah memberikan ketentuan
mengenai tindakan apa saja yang harus
diberikan terutama mengatur dalam hal
ketidakhadiran
PNS
tanpa
memberikan
keterangan. Dalam memberikan sanksi, penegak
hukum juga memahami bahwa sanksi harus
diberikan oleh PNS yang memiliki pangkat lebih
dari PNS pelanggar disiplin karena memiliki
wewenang lebih besar dan bertanggung jawab
terhadap pembinaan PNS tersebut.
Penegak hukum bersikap objektif dalam Adanya toleransi yang diberikan oleh penegak
memberikan sanksi
hukum membuat adanya pembedaan pada PNS
tertentu. Hal itu didorong karena adanya rasa
kasihan kepada PNS, sanksi yang diberikan akan
memberikan beban kepada PNS terutama sanksi
yang menyangkut gaji. Penegak hukum
mempertimbangkan
bagaimana
kehidupan
keluarga PNS selanjutnya jika gaji PNS tertunda
atau dihentikan.
Sumber: Data hasil olahan peneliti
Penegakan hukum disiplin yang dilakukan di Kota Bekasi mempunyai beberapa hambatan
yang berdampak pada terganggunya proses pembinaan PNS. Hambatan yang dihadapi oleh
Pemerintah Kota Bekasi, pertama adalah peraturan disiplin yang kurang memberikan efek jera
sehingga membuat PNS tidak takut untuk melakukan atau mengulangi pelanggaran disiplin. Kedua,
prosedur pemberian sanksi hukum yang rumit membuat proses penegakan hukum membutuhkan
waktu yang lama dan dapat berdampak pada proses pengawasan yang buruk ketika pelanggaran
disiplin banyak terjadi. Proses pengawasan dapat menjadi buruk karena penegak hukum harus
melalui proses yang lama untuk melakukan penegakan hukum dan tidak memperhatikan PNS yang
menjadi bawahannya. Ketiga, adanya toleransi yang diberikan dalam penegakan hukum disiplin
membuat sanksi yang diberikan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan disiplin sehingga efek jera
yang dimaksudkan dalam peraturan disiplin tidak tepat sasaran. Toleransi diberikan agar sanksi
yang diberikan tidak terlalu memberatkan PNS terkait. Keempat, penegakan hukum disiplin tidak
sesuai dengan struktur jabatan, disebabkan karena Pemerintah Kota Bekasi mengalami kekurangan
sumber daya manusia aparatur untuk menjadi penegak hukum. Sehingga ketika terdapat PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin, tidak diberikan sanksi oleh atasan yang seharusnya dan
dilimpahkan kepada jabatan lain. Ketidaksesuaian penegak hukum dengan ketentuan struktur
jabatan mengartikan bahwa PNS belum sanggup melakukan pembinaan terhadap bawahannya,
belum memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembentukan perilaku disiplin bawahannya. Kelima,
kurang responsifnya BKD Kota Bekasi terhadap pelanggaran disiplin sehingga berdampak pada
pembinaan PNS di SKPD lainnya. BKD Kota Bekasi dapat memberikan pengaruh terhadap SKPD
lainnya karena BKD Kota Bekasi adalah pusat dari pembinaan PNS di Kota Bekasi, seperti adanya
kewajiban bagi SKPD untuk memberikan laporan setiap tiga bulan sekali kepada BKD Bekasi
terkait pelanggaran disiplin dan penegakan hukum yang terjadi. Ketidakresponsifan BKD
berdampak pada proses penegakan hukum disiplin di setiap SKPD tidak berjalan dengan baik,
seperti adanya pembiaran terhadap pelanggaran disiplin yang terjadi. Keenam, pemeriksaan absensi
yang dilakukan secara manual memicu PNS untuk melakukan pelanggaran disiplin, yaitu
manipulasi absensi. Diperlukan teknologi finger print untuk membuat PNS tidak dapat melakukan
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
9
penipuan karena absensi berdasarkan sidik jari PNS. Dengan adanya hambatan yang dihadapi dalam
proses penegakan hukum disiplin akan membuat proses pembinaan PNS tidak berjalan dengan baik
sehingga membuat PNS tidak terdorong untuk berperilaku disiplin dan tidak takut untuk melanggar
disiplin.
KESIMPULAN
Penegakan hukum disiplin yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi terkait
ketidakhadiran PNS yang tidak memberikan keterangan adalah dengan memberikan sanksi. Adapun
sanksi yang diberikan terdiri dari sanksi ringan, sanksi sedang, dan sanksi berat. Pemberian
hukuman diawali dengan mengumpulkan bukti yang menunjukan bahwa PNS telah melanggar
disiplin, yaitu dengan melihat absensi. Ketika absensi telah menunjukan jumlah ketidakhadiran PNS
telah sesuai dengan peraturan disiplin maka penegak hukum akan memanggil PNS terkait untuk
dilakukan pemeriksaan dengan menanyakan alasan kenapa PNS tidak hadir. Setelah dilakukan
pemeriksaan maka PNS akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan disiplin. Dimulai
dari sanksi tingkat sedang, SKPD harus melaporkan kepada BKD karena SKPD hanya memiliki
wewenang untuk memberikan sanksi tingkat ringan. Pemberian sanksi tingkat sedang dan berat
harus dikoordinasikan dengan BKD. Adapun hambatan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Bekasi
dalam menegakan hukum disiplin terkait ketidakhadiran PNS tanpa memberikan keterangan, yaitu
peraturan disiplin yang kurang memberikan efek jera; prosedur pemberian sanksi hukum disiplin
yang rumit; adanya toleransi dalam penegakan hukuman disiplin; penegakan hukuman disiplin yang
tidak sesuai dengan stuktur jabatan; kurang responsifnya BKD kota bekasi terhadap pelanggaran
disiplin; dan pemeriksaan absensi yang dilakukan secara manual.
REFERENSI
Buku :
Abdussalam, Raden. 1997. Penegakan Hukum di Lapangan oleh Polri. Jakarta: Gagas Mitra Catur
Gemilang.
Bungin, H.M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ishaq. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Neuman, W. Lawrence. 2006. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative
Approach, Sixth Edition. USA: Pearson Education Inc.
Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin, Kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT. Abadi.
Rahardjo, Satjipto. 1991. Ilmu hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Ridwan HR. 2007. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Soemitro, Ronny Hanitijo. 1989. Metedologi Penelitian Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta:
Salemba Empat.
Jurnal :
Prijono, Tjiptoherijanto. 2011. Mewujudkan Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Era
Otonomi Daerah. Jakarta: Bappenas. Website :
Anonympus. 260 Pemkot Bekasi Lakukan Indisipliner. 18 Januari 2012. Diunduh pada 30 Oktober
2013 13:59.
<http://www.pikiran-rakyat.com/node/173504>
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
10
Kusuma, Wijaya. 396 PNS Indisipliner, Satu Bakal Dipecat Karena Narkoba. 7 Januari 2013.
Diunduh
pada
tanggal
21
Desember
Pukul
8:31.
<http://www.beritabekasi.co/page/kanal/?id=1564&subid=1&kanal=bekasi&alias=396%20PNS%20Indisipli
ner,%20Satu%20Bakal%20Dipecat%20karena%20Narkoba&page=detil>
Legowo, Irianto. Siapkah PNS Ber-etika??. N.d. Diunduh pada tanggal 2 Mei 2014 pukul 17:22.
<http://satelitnews.co.id/?p=32210>
Saban. Di Usianya Ke-17, Pemkot Bekasi Mencari PNS yang Mau Mengabdi. 21 Februari 2014.
Diunduh pada tanggal 4 Mei 2014 pukul 12:45.
< http://poskotanews.com/2014/02/21/di-usianya-ke-17-pemkot-bekasi-mencari-pns-yang-mau-mengabdi/ >
Penegakan hukuman disiplin..., Gabriel Febrianti Irawan, FISIP UI, 2014
Download