BAB II GURU DAN KOMPETENSI A. GURU 1. Pengertian Guru

advertisement
23
BAB II
GURU DAN KOMPETENSI
A. GURU
1. Pengertian Guru
Secara umum guru adalah orang-orang yang bertanggungjawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan
seluruh potensinya, baik afektif, kognitif, maupun psikomotorik.1
Sedangkan dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1), Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar membimbing,mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah2.
Menurut pandangan tradisional, guru adalah seorang yang
berdiri di depan kelas untuk menyempaikan ilmu pengetahuan.
Menurut Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, guru adalah
seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk
kepentingan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan
1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1993), hlm. 74
2
Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen serta
UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung: Citra Umbara), hlm.2.
24
dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan,
dan keilmuan.3
Sedangkan dalam literature islam, guru biasa disebut dengan
ustadz, mu‟allim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu‟addib, yang
artinya orang yang memberikan ilmu pengetahuan dengan tujuan
mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang
yang berkepribadian baik.4
Kata Ustadz biasa digunakan seorang profesor, ini mengandung
makna bahwa guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme
dalam mengemban tugasnya. Seorang dikatakan profesional bila pada
dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap
komitmen terhadap mutu, proses dan hasil kerja, serta sikap selalu
berusaha memperbaiki dan memperbarui strategi atau cara kerjanya
sesuai dengan tuntutan jaman, yang dilandasi oleh kesadaran yang
tinggi bahwa tugas yang menyiapkan generasi penerus yang akan
hidup di jamannya di masa depan.
Kata Mu‟allim berasal dari kata „ilm yang berarti menangkap
hakikat sesuatu, dalam sikap „ilm terkandung dimensi teoritis dan
dimensi amaliah. Ini mengandung arti bahwa guru dituntut untuk
mampu menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan yang diajarkannya,
3
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional d an Implementasi Kurikulum,(Jakarta: Ciputat
press, 2003), hlm.1-2.
4
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 44
25
serta menjelaskan dimensi teoritis dan prakteknya serta berusaha
membangkitkan peserta didik untuk mengamalkannya.
Kata Murabbiy berasal dari kata dasar rab, Tuhan adalah
sebagai rabbi al-alamin dan rabbi al-anas,
yang menciptakan,
mengatur dan memelihara alam seisinya termasuk manusia. Dari
pengertian ini, maka tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan
peserta didik agar mampu berkreasi, sekaligus mampu memelihara
hasil kresinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya,
masyarakat dan alam sekitarnya.5
Kata Mursyid biasa digunakan untuk guru dalam thariqah
(tasawuf), yang dalam ajarannya yaitu bahwa untuk memeperkuat
ingatan diperlukan upaya untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan
maksiat. Hal ini mengandung arti bahwa guru selain dirinya dituntut
untuk
meninggalkan
perbuatan
maksiat,
juga
dituntut
untuk
meninggalkan pebuatan-perbuatan maksiat.
Kata Mudarris berasal dari akar kata darasa, yadrusu, darsan,
yang berrati menghapus, melatih, mempelajari. Dari pengertian ini
maka tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta ddiknya,
menghilangkan ketidaktahuan dan menghaps kebodohannya, serta
melatih mereka sesuai bakat, minat, dan kemampuannya.
Sedangkan kata Mu‟addib berasal dari kata adaba, yang berarti
moral, etika. Dari pengertian ini maka tugas guru adalah mendidik
5
Ibid, hlm. 47
26
peserta didiknya agar memiliki moral yang baik sehingga mampu
menjalankan perannya sebagai khalifah Allah dengan baik.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa guru adalah orang dewasa yang memberikan ilmu pengetahuan
dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar
menjadi orang yang berkepribadian baik.
Dalam setiap pembelajaran, guru memiliki peranan yang sangat
sentral, baik sebagai perencana, pelaksana maupun evaluator
pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kemampuan profesional guru
dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan
keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran
sangat bergantung pada kemampuan profesional guru, terutama dalam
memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif
dan efisien6.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberasilan
pembelajaran di sekolah. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi –
potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara
optimal tanpa bantuan guru. Guru juga harus berpacu dalam
pembelajaran,dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh
peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Dalam hal ini guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan.7
6
7
E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.13.
Ibid, hlm.35.
27
2. Hak dan Kewajiban Guru
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial;
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja;
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksnakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
e. Memperoleh
dan
memanfaatkan
sarana
dan
prasarana
pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada
peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan
peraturan perundang-undangan;
g. Memperoleh
rasa
aman
dan
jaminan
keselamatan
dalam
melaksanakan tugas;
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan;
j. Memperoleh
kesempatan
untuk
mengembangkan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
dan
28
k. Memperoleh
pelatihan
dan
pengembangan
profesi
dalam
bidangnya.8
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban;
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akadmik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik
dalam pembelajaran;
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.9
3. Peran Guru dalam Pembelajaran
Dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni:
a. Guru sebagai pendidik;
b. Pengajar;
c. Pembimbing;
d. Pelatih (pemberi latihan – latihan keterampilan);
e. Penasehat;
8
M. Sunardi, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen, (Bp. Media Pustaka Mandiri), hlm 10-11
9
Ibid, hlm.14.
29
f. Pembaharu (innovator);
g. Model dan teladan;
h. Guru sebagai pribadi;
i. Peneliti;
j. Pendorong kreatifitas;
k. Pembangkit pandangan;
l. Pekerja rutin;
m. Pemindah kemah (meninggalkan hal lama menuju hal yang baru);
n. Pembawa cerita;
o. Aktor;
p. Emancipator (memahami potensi peserta didik);
q. Evaluator;
r. Pengawet (mewariskan budaya dari generasi ke generasi); dan
s. Sebagai kulminator ( bertahap) awal hingga akhir.10
B. Kompetensi
1. Pengertian Kompetensi
Kompetensi dalam pengertian dasarnya adalah kemampuan dan
kecakapan.11 Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh
tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.12
Menurut Mc.Leod yang dikutip Moh. Uzer Usman, kompetensi
adalah perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan.13 Dalam Kamus Besar Bahasa
10
E.Mulyasa, op.cit, hlm.37.
Hamzah B. Uno, Profesi kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksar, 2007), hlm.62.
12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.
11
6.
13
hlm.14.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
30
Indonesia,
kompetensi
berarti
kewenangan
(kekuasaan)
untuk
menentukan atau memutuskan sesuatu hal.14
Menurut Moh. Uzer Usman, kompetensi adalah kemampuan dan
kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Dengan
pengertian ini, maka kompetensi dapat dipahami sebagai kecakapan
atau kemampuan.15
Menurut Rusman, kompetensi guru adalah kemampuan seorang
guru
dalam
melaksanakan
kewajiban-kewajiban
secara
bertanggungjawab dan layak.16 Dalam Undang-Undang No. 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi didefinisikan sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Dari beberapa pengertian tersebut, maka kompetensi dimaknai
sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan tugas
dan
tanggungjawabnya
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas
guru dalam mengajar.
Adapun kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru
dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggungjawab
dan layak. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas
dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas.
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), hlm.719.
Moh. Uzer Usman, Op.cit.5
16
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm 70.
15
31
Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Tugas keguruan meliputi seluruh
kegiatan atau usaha guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Di antara sekian banyak tugas dan kompetensi yang harus dimiliki oleh
pendidik, diantaranya adalah:
a.
Mengajarkan sesuai dengan kemampuan (bidang keilmuannya),
dalam arti, pendidik harus memahami dan menguasai ilmu yang
diajarkan serta peta konsep dan fungsinya agar tidak menyesatkan
dan harus selalu belajar untuk mendalami ilmu.
b.
Berperilaku rabbani, taqwa dan taat kepada Allah.
c.
Memiliki integritas moral sebagaimana rasul bersifat shiddiq,
amanah, tabligh dan fathanah.
d.
Mencintai dan bangga terhadap tugas-tugas keguruan dan
melaksanakannya dengan penuh gembira, kasih sayang, tenang
dan sabar.
e.
Memiliki perhatian yang cukup dan adil terhadap individualitas
dan kolektivitas peserta didik.
f.
Sehat rohani, dewasa, menjaga keilmuan diri (wara‟), humanis,
berwibawa dan penuh keteladanan.
g.
Menjalin komunikasi yang harmonis dan rasional dengan peserta
didik dan masyarakat.
32
h.
Menguasai perencanaan, metode dan strategi mengajar dan juga
mampu melaksanakan pengelolaan kelas dengan baik.
i.
Menguasai perkembangan fisik dan psikis peserta didik serta
menghormatinya.
j.
Eksploratif,
apresiatif,
responsif
dan
inovatif
terhadap
perkembangan zaman.
k.
Menekankan pendekatan student centered, learning by doing, dan
kajian kontenstual – integral.
l.
Melakukan promosi wacana dan pembentukan watak dan sikap
keilmuan yang otonom
Dalam UU RI tentang Guru dan Dosen pasal 8 disebutkan,”Guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang
tersebut, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melakanakan tugas keprofesionalan.17
Kompetensi bagi seorang guru sangatlah penting, karena sebagai
orang yang professional, guru dididik secara khusus oleh lembaga
pendidikan formal tertentu yang berwenang untuk memperoleh
kompetensi. Kompetensi itu meliputi
pengetahuan, keterampilan,
kepribadian,dan pengalaman dalam bidang pendidikan.
17
. M. Sunardi, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru Dan Dosen, (Bp. Media Pustaka Mandiri), hlm 9.
33
Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah
seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian sesuai
dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan, sehingga kompetensi
yang dimiliki guru akan menunjukkan kualitas seorang guru dalam
melaksanakn tugasnya. Dan kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru.
C. Kompetensi Guru dalam UU No.14 tahun 2005
1. Pengertian Kompetensi Guru menurut UU No.14 tahun 2005
Kompetensi guru sebagai mana disebutkan dalam pereturan
Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah
suatu kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh guru sebagai
tenaga pendidik untuk melaksanakan suatu usaha atau pekerjaan
dengan sebaik-baiknya dan setepat mungkin.18
Dalam konsep islam disebutkan bahwa setiap manusia, terutama
umat islam harus senantiasa berupaya meningkatkan kompetensi atau
kemampuan yang dimilikinya sesuai dengan bidang yang digelutinya.
Allah SWT berfirman:
ِ
ِ ِ
ۖ ِ
َ ‫س ْو‬
ُ‫ف تَ ْعلَ ُمو َن َم ْن تَ ُكو ُن لَه‬
َ َ‫قُ ْل يَا قَ ْوم ا ْع َملُوا َعلَ ٰى َم َكانَت ُك ْم إنِّي َعام ٌل ف‬
‫َعاقِبَةُ الدَّا ِر ۗ إِنَّهُ َ يُ ْ لِ ُ اللَّالِ ُمو َن‬
18
Peraturan Pemerintah RI N. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Jakarta: Cemerlang, 2005), hlm.6.
34
Artinya: katakanlah: “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh
kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu
akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh
hasil yang baik di dunia ini. Sesugguhnya orang-orang yang zalim itu
tidak akan mendapatkan keberuntungan”(Qs. Al An‟am:135)
Kepribadian atau kapabilitas seorang guru menjadi taruhan
ketika menghadapi tuntutan-tuntutan pembelajaran demokratis, karena
tuntutan merefleksikan suatu kebutuhan yang semakin kompleks yang
berasal dari peserta didik,tidak sekedar kemampuan guru menguasai
pelajaran semata tetapi juga kemampuan lainnya yang bersifat psikis,
strategis dan produktif. Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi,
dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang
pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan
sistematis. Dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “ Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.19
Guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi
pendidikan, dan menjadi kunci keberhasilan setiap usaha peningkatan
mutu pendidikan. Apapun namanya, apakah itu pembaharuan
kurikulum, pengembangan metode-metode mngajar, peningkatan
19
Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen serta
UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung: Citra Umbara), hlm. 2.
35
pelayanan belajar, penyediaan buku teks, hanya akan berarti apabila
melibatkan guru.20
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki
kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata
dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya
dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses
pendidikan. Kualitas atau kompetensi guru dianggap memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas pendidikan. Karenanya
sudah sewajarnya bila guru dituntut untuk bertindak secara profesional
dalam melakanakan tugasnya dalam mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.21
Untuk itu seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan
beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara
kompeten dan profesional, yaitu sebagai berikut:
a. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada
materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai
media dan sumber belajar yang bervariasi.
b. Guru dapat membangkitkan minat pesera didik untuk aktif dalam
berfikir serta mencari dan menentukan sediri pengetahuan.
c. Guru harus dapat membuat urutan (sequene) dalam pemberian
pembelajar dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas
perkembangan peserta didik.
20
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), hlm 34.
21
Mujahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm.12.
36
d. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi)
agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang
diterimanya.
e. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran,
diharapkan guru dapat menjalaskan unit pelajaran secara berulangulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
f. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau
hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktek nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
g. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik
dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara
langsung, mengamati, meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan
yang didapatnya.
h. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina
hubungan sosial, baik dalam kelas, maupun di luar kelas.
i. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik
secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan
perbedaannya tersebut.
j. Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan
hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat
melakukan perbaikan dan pengembangan.22
22
Moh. Fakry Gaffar, Menuju Guru Profesional, (Bandug: Alfabeta, 2007), hlm. 6-7.
37
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah
demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai fasilitator,
motivator,
dan
pembimbing
yang
lebih
banyak
memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi.
Dengan
demikian,
kompetensi
guru
harus
terus
dikembangan dengan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip
mengajar.
2. Macam-macam Kompetensi
Kompetensi guru menurut UU RI tentang Guru dan Dosen
sebagaimana dijelaskan dalam rancangan peraturan pemerintah adalah
sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
terhadap peserta didik yang meliputi perencanaan, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengektualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.23 Secara rinci tiap subkompetensi
dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut:
1. Memahami siswa secara mendalam, dengan indikator esensial:
memahami
siswa
perkembangan
23
dengan
kognitif,
memanfaatkan
memahami
prinsip-prinsip
siswa
dengan
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), hlm.33.
38
memanfaatkan prisip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi
bekal ajar awal siswa.
2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, dengan indikator
sensual: memahami landasan kependidikan, menerapkan teori
belajar dan pembelajaan, menentukan srategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik siswa, menetapkan kompetensi yang
ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran, dengan indikator esensial: menata
latar pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
4. Merancang dan melaksankan evaluasi pembelajaran, dengan
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
proses dan hasil belajar seara berkesimbungan dengan berbagai
metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar
untuk
menentukan
tingkat
ketuntasan
belajar,
dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajarans ecara umum.
5. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, dengan indikator esensial: memfasilitasi siswa
untuk mengembangkan berbagai potensi akademik, dan
39
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai potensi
nonakademik.24
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya
meliputi:
1) Pengetahuan wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum atau silabus
4) Perencanaan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan pesera didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah memiliki kepribadian yang
mantap, stabil, arif, dan wibawa, menjadi teladan bagi peserta
didiknya dan berakhlak mulia. Seorang pendidik atau guru harus
memiliki kepribdian yang baik, karena hal ini menjadi perhatian
yang besar terhadap keberhasilan pendidikan. Apabila guru kurang
24
Suyanto dan Asep jihad, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 41
40
menjaga kepribadiannya, maka akan berdampak bagi perilaku
peserta didiknya menjadi kurang baik.25
Corak hubungan yang harus diciptakan antara guru dengan
murid atau peserta didik adalah dengan meletakkan siswa atau
peserta didik sebagai subjek pendidikan dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Artinya seorang guru atau pendidik harus mampu
menerapkan prinsip-prinsip metodologis yang dijadikan landasan
psikologis untuk memperlancar proses pembelajaran yang sesuai
dengan ajaran islam, dimana guru atau pendidik dalam kegiatan
pembelajaran harus memiliki kompetensi kepribadian dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Prinsip memberikan suasana gembira
2) Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah
lembut
3) Prinsip kebermaknaan bagi anak didik atau peserta didik
4) Prinsip tanpa syarat
5) Prinsip komunikasi terbuka
6) Prinsip pemberian pengetahuan yang baru
7) Prinsip memberikan model perilaku yang baik
8) Prinsip praktek atau pengamalan secara aktif
9) Prinsip kasih sayang dalam bimbingan dan penyuluhan
terhadap peserta didik.26
25
Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit., hlm 36
41
Dari prinsip-prinsip tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
dalam kegiatan pembelajan yang diakukan oleh guru haruslah
menunjukkan kepribadian yang baik dengan menunjukkan dirinya
sebagai sosok yang menjadi suri tauladan bagi para siswanya.
Kompetensi kepribadian ini sekurang-kurangnya mencakup
kepribadian yang:
1) Mantab
2) Stabil
3) Dewasa
4) Arif dan bijaksana
5) Berwibawa
6) Akhlak mulia
7) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
8) Secara objektif mengevaluasi kerja sendiris
9) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki
kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap
sebagai model atau panutan (yang harus di-gugu dan di-tiru) dan
memiliki kepribadian yang mantab dan patut diteladani. Sebagai
seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan
dengan
pengembangan
diantaranya:
26
Moh.Uzer Usman,Op.cit, hlm. 11-12
kepribadian
(personal
comptencies),
42
a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran
agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutya.
b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat
beragama.
c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan,
dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru,
misalnya sopan santun dan tata karma.
e. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan
kritik.27
Dengan demikian seorang guru akan mampu menjadi seorang
pemimpin yang menjalankan peran: ing ngarso sung tulada, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani.28
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari warga masyarakat untuk berkomunikasi dan dapat
bergaul secara efektif kepada sesama pendidik, peserta didik, orang
tua atau wali siswa dan masyarakat sekitarnya. Pendidik atau guru
dituntut untuk dapat bergaul dengan baik kepada warga masyarakat
lingkungan sekolah tempat bekerja. Dengan kemampuan tersebut,
maka guru menunjukkan kompetensi di bidang sosialnya.
27
Wina Sanjaya, Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hlm. 145.
28
Suyanto dan Asep jihad, op.cit., hlm.40.
43
Kemampuan ini ditunjukkan oleh pendidik melalui perilaku
sosial. Dasar kompetensi sosial adalah tabiat yang mudah
beradaptasi dan bergaul dengan baik kepada orang-orang yang ada
disekitarnya, baik di lingkungan tempat tinggalnya maupun di
lingkungan tempat kerjanya. Dengan demikian seorang pendidik
atau guru tidak boleh menutup diri dari pergaulan dengan
masyarakat, akan tetapi harus mampu ikut serta memajukan
kegitan yang positif di lingkungan tempat tinggalnya.29
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi
kompetensi untuk:
1) Berkomunikasi dengan lisan dan tulisan
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fugsional
3) Bergaul secara santun degan masyarakat sekitar
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru
sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial:
1) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional.
2) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi
setiap lembaga kemasyarakatan.
29
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 27
44
3) Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual
maupun secara kelompok.30
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan
yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan.
Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, oleh
sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan.
Oleh sebab itu tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat
dari dari kompetensi ini. Beberapa kemampuan yang berhubungan
dengan kompetensi ini diantaranya:
1) Kemampuan untuk menguasai landasan pendidikan, misalnya
paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan
nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan
pembelajaran.
2) Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya:
paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang
teori-teori belajar, dan lain sebagainya.
3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan
bidang studi yang diajarnya.
4) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan
strategi pembelajaran.
30
Wina Sanjaya, op.cit. hlm 146.
45
5) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media
dan sumber belajar.
6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
7) Kemampuan dalam melaksankan unsur-unsur penunjang,
misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan
penyuluhan.
Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir
ilmiah untuk meningkatkan kinerja.31 Seorang guru profesional
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam
bidang keguruan atau dengan kata lain ia telah terdidik dan terlatih
dengan baik. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh
pendidikan formal saja akan tetapi juga harus menguasai berbagai
strategi atau teknik didalam kegiatan belajar mengajar serta
menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang tercantum
dalam kompetensi guru. Untuk melihat apakah seorang guru
dikatakan profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif.
Pertama dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar
pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua,
penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola kelas,
mengelola proses pembelajaran, pengelolaan siswa, dan melakukan
tugas-tugas bimbingan dan lain-lain.32
31
32
Ibid, hlm. 146.
Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 Tentang Guru, hlm.7.
46
3. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru
Dalam upaya peningkatan kompetensi guru agar memiliki
integritas, loyalitas dan kapabilitas yang tinggi dalam melaksanakan
tugas profesi sebagai pendidik atau pengajar bagi para pesrta didik,
kompetensi guru dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya yang
dilakukan oleh guru itu sendiri, diantaranya dengan meningkatkan
kualifikasi akademik, mengikuti pelatihan dan kursus-kursus tertentu.33
Peningkatan
kompetensi
guru
sebagai
pendidikan
yang
memberikan bimbingan dan pembinaan kepada siswa sebagai peserta
didik
dilakukan
dengan
mengembalikan
pada
peran
dan
tanggungjawab guru yang begitu besar. Peran dan tanggungjawab guru
sebagai pendidik yang mengubah siswa dari semula tidak tahu menjadi
tahu, yang semula tidak bisa menjadi bisa dan yang terpenting
menuntun siswa untuk memiliki akhlakul karimah34
Upaya dalam peningkatan kompetensi guru sebagai tenaga
pendidik dengan memiliki kapabilitas atau kemampuan dan juga
profesionalitas
terhadap
bidang
pekerjaan
yang
ditekuninya
nampaknya perlu dilakuka usaha-usaha yang sungguh-sungguh
dilakukan oleh pihak terkait dengan pendidikan, terutama oleh guru
sebagai pendidik tersebut.
Diantaranya upaya peningkatan kompetensi guru atau pendidik
agar lebih bermutu dalam profesi atau pekerjaanya sebagai guru yang
33
Mujahid, op.cit, hlm.24.
Wijaya, Cece, dkk, Kemampuan dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm.11.
34
47
merupakan tugas dan tanggungjawabnya dapat dilakukan dengan
langkah-angkah sebagai berikut:
a.
Mengembangkan kesadaran diri pada guru tersebut agar
menyadari tugas dan tanggungjawabnya yag begitu besar dan
memiliki peranan yang penting dalam rangka mencerdaskan
generasi yang akan datang.
b.
Berupaya untuk meningkatkan kualifikasi akademik, artinya yang
belum sarjana harus melanjutkan pendidikan sarjana dan
seterusnya.
c.
Mengembangkan metode-metode pengembangan tentang cara
pembelajarn yang efektif dan efisien dalam meningkatkan
kemampuan pesrta didiknya dalam menangkap materi-materi
pelajaran yang diajarannya.
d.
Mengembangkan sikap propososial dalam profesi atau pekerjaan
sebagai guru untuk membimbing dengan sepenuh hati kepada
peserta didiknya.
e.
Mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik sebagai pribadi
yang seutuhnya maupun peranannya di sosial masyarakat.35
Dalam peningkatan kompetensi guru, baik sebagi pribadi
seseorang individu, seorang yang berprofesi mengajar maupun bagian
dari anggota masyarakat, maka guru tersebut haruslah memiliki sifat
keterbukaan
35
dan
kemauan
Moh.Uzer Usman, Op.Cit, hlm. 19
untuk
senantiasa
mengembangkan
48
kemampuan
yang
dimilikinya,
terutama
dalam
bidang
ilmu
pengetahuan. Seorang guru yang ingin meningkatkan kompetensi
harus mengikuti perkembangan dan kemajuan situasi zaman dengan
mendudukkannya secara tepat.36
36
Ibid, hlm.21.
Download