23 BAB II GURU DAN KOMPETENSI A. GURU 1. Pengertian Guru Secara umum guru adalah orang-orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensinya, baik afektif, kognitif, maupun psikomotorik.1 Sedangkan dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1), Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar membimbing,mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah2. Menurut pandangan tradisional, guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyempaikan ilmu pengetahuan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan 1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 74 2 Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen serta UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung: Citra Umbara), hlm.2. 24 dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, dan keilmuan.3 Sedangkan dalam literature islam, guru biasa disebut dengan ustadz, mu‟allim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu‟addib, yang artinya orang yang memberikan ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik.4 Kata Ustadz biasa digunakan seorang profesor, ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam mengemban tugasnya. Seorang dikatakan profesional bila pada dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu, proses dan hasil kerja, serta sikap selalu berusaha memperbaiki dan memperbarui strategi atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan jaman, yang dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas yang menyiapkan generasi penerus yang akan hidup di jamannya di masa depan. Kata Mu‟allim berasal dari kata „ilm yang berarti menangkap hakikat sesuatu, dalam sikap „ilm terkandung dimensi teoritis dan dimensi amaliah. Ini mengandung arti bahwa guru dituntut untuk mampu menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan yang diajarkannya, 3 Syafrudin Nurdin, Guru Profesional d an Implementasi Kurikulum,(Jakarta: Ciputat press, 2003), hlm.1-2. 4 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 44 25 serta menjelaskan dimensi teoritis dan prakteknya serta berusaha membangkitkan peserta didik untuk mengamalkannya. Kata Murabbiy berasal dari kata dasar rab, Tuhan adalah sebagai rabbi al-alamin dan rabbi al-anas, yang menciptakan, mengatur dan memelihara alam seisinya termasuk manusia. Dari pengertian ini, maka tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi, sekaligus mampu memelihara hasil kresinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.5 Kata Mursyid biasa digunakan untuk guru dalam thariqah (tasawuf), yang dalam ajarannya yaitu bahwa untuk memeperkuat ingatan diperlukan upaya untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Hal ini mengandung arti bahwa guru selain dirinya dituntut untuk meninggalkan perbuatan maksiat, juga dituntut untuk meninggalkan pebuatan-perbuatan maksiat. Kata Mudarris berasal dari akar kata darasa, yadrusu, darsan, yang berrati menghapus, melatih, mempelajari. Dari pengertian ini maka tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta ddiknya, menghilangkan ketidaktahuan dan menghaps kebodohannya, serta melatih mereka sesuai bakat, minat, dan kemampuannya. Sedangkan kata Mu‟addib berasal dari kata adaba, yang berarti moral, etika. Dari pengertian ini maka tugas guru adalah mendidik 5 Ibid, hlm. 47 26 peserta didiknya agar memiliki moral yang baik sehingga mampu menjalankan perannya sebagai khalifah Allah dengan baik. Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang dewasa yang memberikan ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik. Dalam setiap pembelajaran, guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana maupun evaluator pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kemampuan profesional guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan profesional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien6. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberasilan pembelajaran di sekolah. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi – potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran,dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan.7 6 7 E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.13. Ibid, hlm.35. 27 2. Hak dan Kewajiban Guru Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak: a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial; b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c. Memperoleh perlindungan dalam melaksnakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual; d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi; e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan; f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan; g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi; i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan; j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau dan 28 k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.8 Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban; a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akadmik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.9 3. Peran Guru dalam Pembelajaran Dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni: a. Guru sebagai pendidik; b. Pengajar; c. Pembimbing; d. Pelatih (pemberi latihan – latihan keterampilan); e. Penasehat; 8 M. Sunardi, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, (Bp. Media Pustaka Mandiri), hlm 10-11 9 Ibid, hlm.14. 29 f. Pembaharu (innovator); g. Model dan teladan; h. Guru sebagai pribadi; i. Peneliti; j. Pendorong kreatifitas; k. Pembangkit pandangan; l. Pekerja rutin; m. Pemindah kemah (meninggalkan hal lama menuju hal yang baru); n. Pembawa cerita; o. Aktor; p. Emancipator (memahami potensi peserta didik); q. Evaluator; r. Pengawet (mewariskan budaya dari generasi ke generasi); dan s. Sebagai kulminator ( bertahap) awal hingga akhir.10 B. Kompetensi 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi dalam pengertian dasarnya adalah kemampuan dan kecakapan.11 Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.12 Menurut Mc.Leod yang dikutip Moh. Uzer Usman, kompetensi adalah perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.13 Dalam Kamus Besar Bahasa 10 E.Mulyasa, op.cit, hlm.37. Hamzah B. Uno, Profesi kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksar, 2007), hlm.62. 12 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 11 6. 13 hlm.14. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 30 Indonesia, kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.14 Menurut Moh. Uzer Usman, kompetensi adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Dengan pengertian ini, maka kompetensi dapat dipahami sebagai kecakapan atau kemampuan.15 Menurut Rusman, kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggungjawab dan layak.16 Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari beberapa pengertian tersebut, maka kompetensi dimaknai sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Adapun kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggungjawab dan layak. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas. 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), hlm.719. Moh. Uzer Usman, Op.cit.5 16 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm 70. 15 31 Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Tugas keguruan meliputi seluruh kegiatan atau usaha guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Di antara sekian banyak tugas dan kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, diantaranya adalah: a. Mengajarkan sesuai dengan kemampuan (bidang keilmuannya), dalam arti, pendidik harus memahami dan menguasai ilmu yang diajarkan serta peta konsep dan fungsinya agar tidak menyesatkan dan harus selalu belajar untuk mendalami ilmu. b. Berperilaku rabbani, taqwa dan taat kepada Allah. c. Memiliki integritas moral sebagaimana rasul bersifat shiddiq, amanah, tabligh dan fathanah. d. Mencintai dan bangga terhadap tugas-tugas keguruan dan melaksanakannya dengan penuh gembira, kasih sayang, tenang dan sabar. e. Memiliki perhatian yang cukup dan adil terhadap individualitas dan kolektivitas peserta didik. f. Sehat rohani, dewasa, menjaga keilmuan diri (wara‟), humanis, berwibawa dan penuh keteladanan. g. Menjalin komunikasi yang harmonis dan rasional dengan peserta didik dan masyarakat. 32 h. Menguasai perencanaan, metode dan strategi mengajar dan juga mampu melaksanakan pengelolaan kelas dengan baik. i. Menguasai perkembangan fisik dan psikis peserta didik serta menghormatinya. j. Eksploratif, apresiatif, responsif dan inovatif terhadap perkembangan zaman. k. Menekankan pendekatan student centered, learning by doing, dan kajian kontenstual – integral. l. Melakukan promosi wacana dan pembentukan watak dan sikap keilmuan yang otonom Dalam UU RI tentang Guru dan Dosen pasal 8 disebutkan,”Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang tersebut, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melakanakan tugas keprofesionalan.17 Kompetensi bagi seorang guru sangatlah penting, karena sebagai orang yang professional, guru dididik secara khusus oleh lembaga pendidikan formal tertentu yang berwenang untuk memperoleh kompetensi. Kompetensi itu meliputi pengetahuan, keterampilan, kepribadian,dan pengalaman dalam bidang pendidikan. 17 . M. Sunardi, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, (Bp. Media Pustaka Mandiri), hlm 9. 33 Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian sesuai dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan, sehingga kompetensi yang dimiliki guru akan menunjukkan kualitas seorang guru dalam melaksanakn tugasnya. Dan kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. C. Kompetensi Guru dalam UU No.14 tahun 2005 1. Pengertian Kompetensi Guru menurut UU No.14 tahun 2005 Kompetensi guru sebagai mana disebutkan dalam pereturan Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh guru sebagai tenaga pendidik untuk melaksanakan suatu usaha atau pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan setepat mungkin.18 Dalam konsep islam disebutkan bahwa setiap manusia, terutama umat islam harus senantiasa berupaya meningkatkan kompetensi atau kemampuan yang dimilikinya sesuai dengan bidang yang digelutinya. Allah SWT berfirman: ِ ِ ِ ۖ ِ َ س ْو ُف تَ ْعلَ ُمو َن َم ْن تَ ُكو ُن لَه َ َقُ ْل يَا قَ ْوم ا ْع َملُوا َعلَ ٰى َم َكانَت ُك ْم إنِّي َعام ٌل ف َعاقِبَةُ الدَّا ِر ۗ إِنَّهُ َ يُ ْ لِ ُ اللَّالِ ُمو َن 18 Peraturan Pemerintah RI N. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Cemerlang, 2005), hlm.6. 34 Artinya: katakanlah: “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesugguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”(Qs. Al An‟am:135) Kepribadian atau kapabilitas seorang guru menjadi taruhan ketika menghadapi tuntutan-tuntutan pembelajaran demokratis, karena tuntutan merefleksikan suatu kebutuhan yang semakin kompleks yang berasal dari peserta didik,tidak sekedar kemampuan guru menguasai pelajaran semata tetapi juga kemampuan lainnya yang bersifat psikis, strategis dan produktif. Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah.19 Guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pendidikan, dan menjadi kunci keberhasilan setiap usaha peningkatan mutu pendidikan. Apapun namanya, apakah itu pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mngajar, peningkatan 19 Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen serta UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung: Citra Umbara), hlm. 2. 35 pelayanan belajar, penyediaan buku teks, hanya akan berarti apabila melibatkan guru.20 Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Kualitas atau kompetensi guru dianggap memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas pendidikan. Karenanya sudah sewajarnya bila guru dituntut untuk bertindak secara profesional dalam melakanakan tugasnya dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.21 Untuk itu seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara kompeten dan profesional, yaitu sebagai berikut: a. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi. b. Guru dapat membangkitkan minat pesera didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menentukan sediri pengetahuan. c. Guru harus dapat membuat urutan (sequene) dalam pemberian pembelajar dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik. 20 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 34. 21 Mujahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm.12. 36 d. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya. e. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjalaskan unit pelajaran secara berulangulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas. f. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari. g. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati, meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya. h. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas, maupun di luar kelas. i. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. j. Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan.22 22 Moh. Fakry Gaffar, Menuju Guru Profesional, (Bandug: Alfabeta, 2007), hlm. 6-7. 37 Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, kompetensi guru harus terus dikembangan dengan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar. 2. Macam-macam Kompetensi Kompetensi guru menurut UU RI tentang Guru dan Dosen sebagaimana dijelaskan dalam rancangan peraturan pemerintah adalah sebagai berikut: a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola terhadap peserta didik yang meliputi perencanaan, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengektualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.23 Secara rinci tiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut: 1. Memahami siswa secara mendalam, dengan indikator esensial: memahami siswa perkembangan 23 dengan kognitif, memanfaatkan memahami prinsip-prinsip siswa dengan Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.33. 38 memanfaatkan prisip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal siswa. 2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, dengan indikator sensual: memahami landasan kependidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaan, menentukan srategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 3. Melaksanakan pembelajaran, dengan indikator esensial: menata latar pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4. Merancang dan melaksankan evaluasi pembelajaran, dengan indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar seara berkesimbungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar, dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajarans ecara umum. 5. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, dengan indikator esensial: memfasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai potensi akademik, dan 39 memfasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.24 Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1) Pengetahuan wawasan atau landasan kependidikan 2) Pemahaman terhadap peserta didik 3) Pengembangan kurikulum atau silabus 4) Perencanaan pembelajaran 5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran 7) Evaluasi hasil belajar 8) Pengembangan pesera didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah memiliki kepribadian yang mantap, stabil, arif, dan wibawa, menjadi teladan bagi peserta didiknya dan berakhlak mulia. Seorang pendidik atau guru harus memiliki kepribdian yang baik, karena hal ini menjadi perhatian yang besar terhadap keberhasilan pendidikan. Apabila guru kurang 24 Suyanto dan Asep jihad, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 41 40 menjaga kepribadiannya, maka akan berdampak bagi perilaku peserta didiknya menjadi kurang baik.25 Corak hubungan yang harus diciptakan antara guru dengan murid atau peserta didik adalah dengan meletakkan siswa atau peserta didik sebagai subjek pendidikan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Artinya seorang guru atau pendidik harus mampu menerapkan prinsip-prinsip metodologis yang dijadikan landasan psikologis untuk memperlancar proses pembelajaran yang sesuai dengan ajaran islam, dimana guru atau pendidik dalam kegiatan pembelajaran harus memiliki kompetensi kepribadian dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Prinsip memberikan suasana gembira 2) Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut 3) Prinsip kebermaknaan bagi anak didik atau peserta didik 4) Prinsip tanpa syarat 5) Prinsip komunikasi terbuka 6) Prinsip pemberian pengetahuan yang baru 7) Prinsip memberikan model perilaku yang baik 8) Prinsip praktek atau pengamalan secara aktif 9) Prinsip kasih sayang dalam bimbingan dan penyuluhan terhadap peserta didik.26 25 Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit., hlm 36 41 Dari prinsip-prinsip tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajan yang diakukan oleh guru haruslah menunjukkan kepribadian yang baik dengan menunjukkan dirinya sebagai sosok yang menjadi suri tauladan bagi para siswanya. Kompetensi kepribadian ini sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: 1) Mantab 2) Stabil 3) Dewasa 4) Arif dan bijaksana 5) Berwibawa 6) Akhlak mulia 7) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat 8) Secara objektif mengevaluasi kerja sendiris 9) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus di-gugu dan di-tiru) dan memiliki kepribadian yang mantab dan patut diteladani. Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan diantaranya: 26 Moh.Uzer Usman,Op.cit, hlm. 11-12 kepribadian (personal comptencies), 42 a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutya. b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama. c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru, misalnya sopan santun dan tata karma. e. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.27 Dengan demikian seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran: ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.28 c. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari warga masyarakat untuk berkomunikasi dan dapat bergaul secara efektif kepada sesama pendidik, peserta didik, orang tua atau wali siswa dan masyarakat sekitarnya. Pendidik atau guru dituntut untuk dapat bergaul dengan baik kepada warga masyarakat lingkungan sekolah tempat bekerja. Dengan kemampuan tersebut, maka guru menunjukkan kompetensi di bidang sosialnya. 27 Wina Sanjaya, Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hlm. 145. 28 Suyanto dan Asep jihad, op.cit., hlm.40. 43 Kemampuan ini ditunjukkan oleh pendidik melalui perilaku sosial. Dasar kompetensi sosial adalah tabiat yang mudah beradaptasi dan bergaul dengan baik kepada orang-orang yang ada disekitarnya, baik di lingkungan tempat tinggalnya maupun di lingkungan tempat kerjanya. Dengan demikian seorang pendidik atau guru tidak boleh menutup diri dari pergaulan dengan masyarakat, akan tetapi harus mampu ikut serta memajukan kegitan yang positif di lingkungan tempat tinggalnya.29 Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk: 1) Berkomunikasi dengan lisan dan tulisan 2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fugsional 3) Bergaul secara santun degan masyarakat sekitar Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial: 1) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional. 2) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan. 29 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 27 44 3) Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok.30 d. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari dari kompetensi ini. Beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya: 1) Kemampuan untuk menguasai landasan pendidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran. 2) Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya: paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar, dan lain sebagainya. 3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarnya. 4) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. 30 Wina Sanjaya, op.cit. hlm 146. 45 5) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. 6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. 7) Kemampuan dalam melaksankan unsur-unsur penunjang, misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.31 Seorang guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan atau dengan kata lain ia telah terdidik dan terlatih dengan baik. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal saja akan tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik didalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi guru. Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola kelas, mengelola proses pembelajaran, pengelolaan siswa, dan melakukan tugas-tugas bimbingan dan lain-lain.32 31 32 Ibid, hlm. 146. Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 Tentang Guru, hlm.7. 46 3. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam upaya peningkatan kompetensi guru agar memiliki integritas, loyalitas dan kapabilitas yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik atau pengajar bagi para pesrta didik, kompetensi guru dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh guru itu sendiri, diantaranya dengan meningkatkan kualifikasi akademik, mengikuti pelatihan dan kursus-kursus tertentu.33 Peningkatan kompetensi guru sebagai pendidikan yang memberikan bimbingan dan pembinaan kepada siswa sebagai peserta didik dilakukan dengan mengembalikan pada peran dan tanggungjawab guru yang begitu besar. Peran dan tanggungjawab guru sebagai pendidik yang mengubah siswa dari semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak bisa menjadi bisa dan yang terpenting menuntun siswa untuk memiliki akhlakul karimah34 Upaya dalam peningkatan kompetensi guru sebagai tenaga pendidik dengan memiliki kapabilitas atau kemampuan dan juga profesionalitas terhadap bidang pekerjaan yang ditekuninya nampaknya perlu dilakuka usaha-usaha yang sungguh-sungguh dilakukan oleh pihak terkait dengan pendidikan, terutama oleh guru sebagai pendidik tersebut. Diantaranya upaya peningkatan kompetensi guru atau pendidik agar lebih bermutu dalam profesi atau pekerjaanya sebagai guru yang 33 Mujahid, op.cit, hlm.24. Wijaya, Cece, dkk, Kemampuan dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm.11. 34 47 merupakan tugas dan tanggungjawabnya dapat dilakukan dengan langkah-angkah sebagai berikut: a. Mengembangkan kesadaran diri pada guru tersebut agar menyadari tugas dan tanggungjawabnya yag begitu besar dan memiliki peranan yang penting dalam rangka mencerdaskan generasi yang akan datang. b. Berupaya untuk meningkatkan kualifikasi akademik, artinya yang belum sarjana harus melanjutkan pendidikan sarjana dan seterusnya. c. Mengembangkan metode-metode pengembangan tentang cara pembelajarn yang efektif dan efisien dalam meningkatkan kemampuan pesrta didiknya dalam menangkap materi-materi pelajaran yang diajarannya. d. Mengembangkan sikap propososial dalam profesi atau pekerjaan sebagai guru untuk membimbing dengan sepenuh hati kepada peserta didiknya. e. Mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik sebagai pribadi yang seutuhnya maupun peranannya di sosial masyarakat.35 Dalam peningkatan kompetensi guru, baik sebagi pribadi seseorang individu, seorang yang berprofesi mengajar maupun bagian dari anggota masyarakat, maka guru tersebut haruslah memiliki sifat keterbukaan 35 dan kemauan Moh.Uzer Usman, Op.Cit, hlm. 19 untuk senantiasa mengembangkan 48 kemampuan yang dimilikinya, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Seorang guru yang ingin meningkatkan kompetensi harus mengikuti perkembangan dan kemajuan situasi zaman dengan mendudukkannya secara tepat.36 36 Ibid, hlm.21.