peningkatan hasil belajar shooting menggunakan kaki bagian

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHOOTING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN
DALAM DENGAN MODIFIKASI GAWANG MINI MENGGUNAKAN
PIPA PARALON PADA PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA
KELAS VII SMP SWASTA BUDI MULIA KECAMATAN
MEDAN DELI TAHUN AJARAN 2015/2016
RINALDI ADITYA
Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Stok Bina Guna Medan
Abstrak
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil
belajar shooting menggunakan kaki bagian dalam dengan modifikasi gawang mini pada siswa
kelas VII SMP Swasta Budi Mulia Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran 2014/2015. Lokasi
penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMP Swasta Budi Mulia Kecamatan Medan Deli,
penelitian dilaksanakan mulai 11 agustus sampai 20 agustus 2015. Subjek dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Budi Mulia Kecamatan Medan Deli Tahun
Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 30 siswa yang terdiri dari 16 putra dan 14 putri. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Yang terdiri dari siklus I
dan II. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar siklus I
dan tes hasil belajar siklus II yang berbentuk aplikasi teknik dasar shooting menggunakan
kaki bagian dalam menerapkan modifikasi gawang mini pada permainan sepak bola
pembelajaran ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.
Dimana pembelajaran menerapkan modifikasi gawang mini. Dari tes hasil belajar
dengan menggunakan metode demontrasi di siklus I diperoleh 21 siswa (70%) yang telah
mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 9 siswa (30%) belum mencapai tingkat
ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata 74,36. Dari tes hasil belajar disiklus II diperoleh 27
siswa (90%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 3 siswa (10%) belum
mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata 85,43. Dalam hal ini dapat dilihat
bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil
analisis data dikatakan bahwa dengan menerapkan modifikasi gawang mini dapat
meningkatkan hasil belajar shooting menggunakan kaki bagian dalam pada permainan sepak
bola pada siswa kelas VIII SMP Swasta Budi Mulia Tahun Ajaran 2015/2016.
KATA KUNCI:MODIFIKASI GAWANG MINI,SEPAK BOLA
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani dan kesehatan
sekedar kegiatan biasa atau asal-asalan,
merupakan bagian yang terpenting dari
“gerak badan“ yang tidak bermakna.
proses pendidikan secara keseluruhan dan
untuk mencapai tujuanya menggunakan
aktifitas jasmani. Aktifitas jasmani itu
dapat berupa permainan atau olahraga
yang terpilih, kegiatan itu tidak hanya
dan bukan pula hanya sekedar berupa
Karena itu, kegiatan yang terpilih itu
merupakan
pengalaman
memungkinkan
belajar
berlangsungnya
yang
proses
belajar. Macam-macam aktifitas jasmani
itu dimanfaatkan untuk mengembangkan
kepribadian
anak
secara
menyeluruh.
pendidikan jasmani belum dapat berjalan
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai pada
efektif.
pendidikan
disesuaikan dengan perkembangan peserta
jasmani
perkembangan
meliputi
kognitif,
pembelajaran
harus
dan
didik, isi, dan urusan materi, serta cara
psikomotor. Jika dilihat dari segi cara
penyampaian harus disesuaikan dengan
penyampaian dan tujuan dari pendidikan
karakteristik siswa yang selalu ingin
jasmani dan kesehatan itu sendiri maka
bermain sehingga pembelajaran menjadi
perlu peninjauan yang lebih mendalam lagi
menarik
tentang pendidikan jasmani dan kesehatan,
pembelajaran
agar tujuan Pendidikan Jasmani dan
mengembangkan keterampilan olahraga,
Kesehatan
benar-benar
tetapi pada perkembangan-perkembangan
tercapai dengan baik. Dengan demikian
pribadi peserta didik seutuhnya. Konsep
maka mutu dari Pendidikan Jasmani dan
dasar pendidikan jasmani dan model
Kesehatan
dan
pembelajaran jasmani yang efektif perlu
penyampaian, bahan ajar, guru, serta
dikuasai oleh para guru yang hendak
sarana dan prasarana maupun siswa perlu
membelajarkan pendidikan jasmani.
tersebut
baik
afektif
orientasi
dapat
dari
materi
pengkajian yang lebih mendalam lagi.
dan
menyenangkan.
ditujukan
Sasaran
bukan
hanya
Observasi yang telah dilakukan
Peningkatan mutu dari pendidikan
oleh
peneliti
mendapatkan
bahwa
jasmani dan kesehatan dapat dilakukan
permainan sepak bola konvensional yang
dengan menerapkan teknik dasar sepak
berdasarkan aturan sesungguhnya, kurang
bola
menengah
sesuai dengan karakteristik psikomotorik
beberapa teknik dasar
anak usia sekolah menengah pertama.
pada
siswa
pertama. Ada
sekolah
permainan sepak bola
salah satunya
Permainan sepak bola konvensional yang
menendang bola, harusnya sudah dikuasai
didisain untuk orang dewasa, ketika
oleh siswa sekolah menengah pertama.
diterapkan
Adapun tujuan dari teknik menendang itu
menengah pertama khususnya kelas VII
sendiri
(passing),
yang cenderung memiliki postur yang jauh
menembak kegawang (shooting at the
lebih kecil berjalan dengan kurang efektif.
goal),
Terlebih pada saat siswa akan melakukan
adalah
mengumpan
menyapu
untuk
mengagalkan
pada
usia
tendangan
jasmani sebagai salah satu komponen
dikarenakan lapangan yang terlalu luas,
pendidikan
telah
maka frekuensi siswa untuk merasakan
disadari oleh banyak kalangan. Namun,
permainan terutama untuk menendang bola
dalam
juga sangat kurang. Mereka cenderung
keseluruhan
pelaksanannya,
pembelajaran
shooting.
sekolah
serangan lawan (sweeping). Pendidikan
secara
atau
anak
Hal
itu
pasif menunggu bola datang dan bola pun
atau memodifikasi yang sudah ada tetapi
selalu didominasi oleh beberapa siswa
disajikan dengan cara yang semenarik
yang
mungkin, sehingga anak didik akan merasa
memiliki
kemampuan
lebih
dibandingkan siswa lain.
senang mengikuti pelajaran penjas yang
Sarana dan prasarana yang ada bisa
dikatakan
kurang
dilangsungkan
untuk
proses
dapat
pembelajaran
diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang
dapat dilakukan oleh guru pendidikan
jasmani
untuk
kelancaran
jalannya
permainan sepak bola. Halaman sekolah
pendidikan jasmani. Anggapan-anggapan
dengan luas 162 m² (9 meter x 18 meter)
dan minat siswa terhadap pendidikan
dapat dipakai menjadi lapangan bola voli
jasmani yang masih rendah tentu saja tidak
dan badminton. Untuk mencapai lapangan
boleh terjadi mengingat banyak tujuan
sepak bola yang bahkan harus ke tetangga
pendidikan yang bisa dicapai melalui
dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit
pendidikan jasmani. Agar kaidah-kaidah
dengan
sehingga
dan nilai-nilai pendidikan jasmani bisa
menyebabkan pembelajaran tidak berjalan
menjadi sebuah hal yang menarik siswa
maksimal. Hal ini dapat diketahui dari
maka dibutuhkan kreativitas yang tinggi
hasil penilaian yang dilakukan oleh guru
dari guru pendidikan jasmani dalam proses
ternyata masih banyak siswa yang belum
pembelajaran agar tidak monoton, selain
mampu mencapai nilai KKM yang telah
itu guru penjas juga harus bisa mencari
ditentukan, yaitu dari 30 jumlah siswa
sesuatu
kelas VII SMP Budi Mulia hanya ada 30%
pembelajaran atau pembelajaran yang
siswa yang telah mencapai nilai KKM
inovatif, hal ini dilakukan agar siswa
(Kriteria Ketuntasan Maksimal),ketuntasan
selalu merasa ingin tahu dengan sesuatu
padahal target ketuntasan klasikal yang
yang baru tersebut yang pada akhirnya
ingin dicapai adalah 85%.
akan membuat rasa ketertarikan siswa
berjalan
kaki
Minimnya sarana dan prasarana
menuntut
seorang
baru
dalam
proses
untuk tahu dan mencobanya.
pendidikan jasmani yang dimiliki sekolahsekolah,
yang
Perlunya
pengertian
akan
arti
guru
penting pendidikan jasmani pada siswa
pendidikan jasmani untuk lebih kreatif
juga ikut berperan dalam membangkitkan
dalam
dan
minat siswa dalam belajar. Dengan metode
mengoptimalkan penggunaan sarana dan
yang tepat dan informasi yang benar akan
prasarana
dapat
memberdayakan
yang
ada.
Seorang
guru
menarik
minat
siswa
untuk
pendidikan jasmani yang kreatif akan
mengikuti proses pembelajaran pendidikan
mampu menciptakan sesuatu yang baru,
jasmani, selain itu tersedianya fasilitas dan
peralatan yang ada di sekolah juga tidak
menjadi lebih terampil. Modifikasi dalam
kalah penting dalam rangka mewujudkan
mata
tujuan
pendidikan
diperlukan, dengan tujuan agar : a) Siswa
program
memperoleh kepuasan dalam mengikuti
hendaknya
pelajaran, b) meningkatkan kemungkinan
progam
keberhasilan dalam berpartisipasi, c) siswa
dari
jasmani.Penyelenggaraan
pendidikan
jasmani
mencerminkan
karakteristik
pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu,
pelajaran
pendidikan
jasmani
dapat melakukan pola gerak secara benar.
“Developmentally Appropriate Practice”
Berdasarkan pengamatan di SMP
(DAP). Artinya adalah tugas ajar yang
Budi Mulia, peneliti mendapatkan siswa
diberikan harus memperhatikan perubahan
yang
kemampuan anak dan dapat membantu
pendidikan
mendorong perubahan tersebut. Dengan
olahraga lain yang diadakan. Bahkan sepak
demikian tugas ajar tersebut harus sesuai
bola
dengan tingkat perkembangan anak didik
diminati oleh siswa SMP Budi Mulia.
yang sedang belajar.
Namun dalam pelaksanaan pembelajaran
Modifikasi merupakan salah satu
antusias
dalam
jasmani
menjadi
pembelajaran
maupun
olahraga
aktivitas
yang
paling
permainan sepak bola konvensional yang
usaha yang dapat dilakukan oleh para guru
diterapkan
agar pembelajaran mencerminkan DAP.
kemampuan
Oleh karena itu, DAP, termasuk di
khususnya pada saat melakukan shooting.
dalamnya “Body scaling” atau ukuran
Selain itu dengan jarak yang jauh membuat
tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip
pembelajaran berjalan kurang efektif dan
utama dalam memodifikasi pembelajaran
efisien.
pendidikan
dan
pembelajaran
harus
adalah
pembelajaran
yang
kesehatan.
jasmani
Esensi
olahraga
modifikasi
tidak
sesuai
dengan
psikomotorik
siswa
Pendekatan
modifikasi
dilakukan
diberikan
dalam
agar
sesuai
menganalisis sekaligus mengembangkan
dengan kebutuhan tumbuh kembang siswa.
materi
Sehubungan dengan hal tersebut maka
pelajaran
dengan
cara
meruntunkanya dalam bentuk aktivitas
peneliti
belajar yang potensial sehingga dapat
penelitian
memperlancar siswa dalam belajar. Cara
Hasil Belajar Shooting Menggunakan Kaki
ini
menuntun,
Bagian Dalam Pada Permainan Sepak Bola
mengarahkan, dan membelajarkan siswa
Dengan Modifikasi Alat dan Jarak Pada
dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,
Siswa Kelas VII SMP Swasta Budi Mulia
dari tingkat yang rendah ke tingkat yang
Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran
lebih tinggi yang tadinya kurang terampil
2014/2015”.
dimaksudkan
untuk
tertarik
dengan
untuk
judul
melakukan
“Peningkatan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
meningkatkan
latar
hasil
belajar
shooting
belakang
menggunakan kaki bagian dalam pada
masalah, maka dapatlah dibuat suatu
permainan sepak bola pada siswa kelas VII
gambaran tentang permasalahan yang
SMP Swasta Budi Mulia?
dihadapi. Dalam penelitan ini, masalah
E. Tujuan Penelitian
yang dapat diteliti dan diidentifikasi
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
adalah: kurangnya sarana dan prasarana,
mengetahui bagaimanakah Peningkatan
kurangnya
metode
Hasil Belajar Shooting Menggunakan Kaki
pembelajaran yang bervariasi oleh guru
Bagian Dalam Pada Permainan Sepak Bola
pembimbing dan pada akhirnya siswa
Dengan Modifikasi Alat dan Jarak Pada
merasa
terhadap
Siswa Kelas VII SMP Swasta Budi Mulia
pembelajaran yang dihadapi, rendahnya
Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran
nilai
2014/2015”.
pengembangan
kurang
mampu
belajar
siswa
terutama
pembelajaran
sepak
bola
dalam
khususnya
shooting menggunakan kaki bagian dalam
LANDASAN TEORITIS
pada siswa di kelas VII SMP Swasta Budi
1.
Hakikat Pembelajaran
Mulia Kecamatan Medan Deli Tahun
a.
Pengertian Pembelajaran
Ajaran 2014/2015”.
Pembelajaran berasal dari kata
C. Batasan Masalah
Untuk
penelitian ini
belajar.
lebih
mengarahkan
sehingga
diartikan
sebagai
terjadinya perubahan pada diri seseorang
dan
yang belajar karena pengalaman. Sesuai
spesifik maka masalah dibatasi pada
dengan pengertian belajar tersebut maka
Variabel terikat yaitu hasil belajar shooting
pengertian pembelajaran adalah suatu
menggunakan kaki bagiam dalam pada
kegiatan
permainan sepak bola serta variabel bebas
sedemikian rupa sehingga tingkah laku
yaitu modifikasi jarak dan alat. pada siswa
siswa berubah ke arah yang lebih baik
kelas VII SMP Swasta Budi Mulia
(Darsono, 2000:22). Pembelajaran disini
Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran
diartikan sebagai pembelajaran dalam
2014/2015”.
lingkungan
D. Rumusan Masalah
pembelajaran dapat dikemukakan sebagai
Berdasarkan
terfokus
Belajar
latar
belakang
tersebut, mengacu pada judul penelitian
yaitu dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah modifikasi alat dan jarak dapat
yang
dilakukan
sekolah.
oleh
Adapun
guru
ciri-ciri
berikut :
1) Pembelajaran dilakukan secara sadar
dan direncanakan secara sistematis.
2) Pembelajaran dapat menumbuhkan
perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
3) Pembelajaran dapat menyediakan
bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa.
4) Pembelajaran dapat menggunakan alat
bantu belajar yang tepat dan menarik.
5) Pembelajaran dapat menciptakan
suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
6) Pembelajaran dapat membuat siswa
siap menerima pelajaran, baik secara
fisik maupun psikologis
Pembelajaran adalah suatu kegiatan
2.
yang dilakukan secara sadar dan sengaja.
dan merupakan hasil belajar yaitu :
Oleh
kognitif,
karena
itu
pembelajaran
pasti
3.
Hasil belajar yang berupa kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan tentang
apa yang dikerjakan.
Hasil belajar yang berupa perubahan
sikap dan tingkah laku.
Gagne mengungkapkan ada lima
kategori hasil belajar, yakni : informasi
verbal, kecakapan intelektual, strategi
kognitif,
sikap
dan
keterampilan.
Sementara Bloom mengungkapkan tiga
tujuan
pengajaran
yang
merupakan
kemampuan seseorang yang harus dicapai
afektif
dan
psikomotorik
mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran
(Sudjana, 1990:22).
adalah membantu siswa agar memperoleh
Menurut Gagne dan Briggs
(Catharina, T.A.2004:10), perubahan
perilaku yang merupakan hasil belajar
dapat berbentuk :
1) Informasi verbal; yaitu penguasaan
informasi dalam bentuk verbal, baik
secara tertulis maupun tulisan,
misalnya
pemberian
nama-nama
terhadap suatu benda, definisi, dan
sebagainya.
2) Kecakapan
intelektual;
yaitu
keterampilan
individu
dalam
melakukan
interaksi
dengan
lingkungannya dengan menggunakan
simbol-simbol, misalnya: penggunaan
simbol matematika. Termasuk dalam
keterampilan
intelektual
adalah
kecakapan
dalam
membedakan
(discrimination), memahami konsep
konkrit, konsep abstrak, aturan dan
hukum. Ketrampilan ini sangat
dibutuhkan
dalam
menghadapi
pemecahan masalah.
3) Strategi kognitif; kecakapan indvidu
untuk melakukan pengendalian dan
pengelolaan keseluruhan aktivitasnya.
Dalam konteks proses pembelajaran,
strategi kognitif yaitu kemampuan
mengendalikan ingatan dan cara cara
berfikir agar terjadi aktivitas yang
berbagai pengalaman dan pengalaman itu
tingkah
laku
siswa
bertambah
baik
kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku
yang dimaksud meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan nilai atau norma yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku siswa (Darsono, 2000:26).
2.
Hakikat Hasil Belajar
Keberhasilan
murid
dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
skor dari hasil tes mengenai sejumlah
pelajaran tertentu.
Menurut Nawawi (1981: 127),
berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
1. Hasil belajar yang berupa kemampuan
keterampilan atau kecakapan di dalam
melakukan atau mengerjakan suatu
tugas,
termasuk
di
dalamnya
keterampilan menggunakan alat.
efektif.
Kecakapan
intelektual
menitikberatkan
pada
hasil
pembelajaran, sedangkan strategi
kognitif lebih menekankan pada pada
proses pemikiran.
4) Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang
berupa kecakapan individu untuk
memilih macam tindakan yang akan
dilakukan. Dengan kata lain. Sikap
adalah keadaan dalam diri individu
yang
akan
memberikan
kecenderungan
bertindak
dalam
menghadapi suatu obyek atau
peristiwa, didalamnya terdapat unsur
pemikiran, perasaan yang menyertai
pemikiran dan kesiapan untuk
bertindak.
5) Kecakapan motorik; ialah hasil belajar
yang berupa kecakapan pergerakan
yang dikontrol oleh otot dan fisik.
4.
3.
Hakikat Sepak Bola
datar, melambung sedang, tinggi dan
a.
pengertian sepak bola
masih terdapat adanya tendangan lurus dan
Permainan
sepak
bola
adalah
Hakikat Shooting/ Menendang
Menendang adalah faktor tepenting
dalam permainan sepak bola. Menendang
bola merupakan salah satu teknik dasar
bermain
sepak
bola
paling
banyak
digunakan dalm permainan sepak bola.
Sebab kegunaan menendang bola adalah
untuk memberikan operan bola kepada
teman,
memberikan
umpan
untuk
menembakkan bola ke gawang lawan,
tendangan
bebas,
tendangan
sudut,
mematahkan serangan lawan. Atas dasar
tinggi
rendahnya
bola
adalah
bola
menggulir datar di tanah, bola melambung
tendangan
melengkung
(slice).
Ini
permainan tim, namun tidak mengabaikan
erupakan bagian bola yang akan ditendang
kemampuan individual dalam satu tim.
sehingga dapat menentukan arah bola,
Kemampuan teknik dasar dalam sepak
jalannya
bola yang harus dikuasai, meliputi :
lambungan bola.
menendang bola, mengontrol bola, gerak
5.
bola, dan tinggi
rendahnya
Hakikat Modifikasi
tipu, tackling, lemparan ke dalam dan
Modifikasi merupakan salah satu
teknik penjaga gawang. Menendang bola
usaha yang dapat dilakukan oleh para guru
diantaranya adalah sebagai operan kepada
agar
kawan dan mencetak gol ke dalam gawang
developmentally
lawan. Sepak bola adalah suatu permainan
yang artinya bahwa tugas ajar yang
yang dilakukan dengan jalan menyepak
diberikan harus memperhatikan perubahan
bola kian kemari untuk diperebutkan di
kemampuan anak dan dapat membantu
antara pemain-pemain yang mempunyai
mendorong
tujuan untuk memasukkan bola ke gawang
karena itu tugas ajar tersebut harus sesuai
lawan
dengan tingkat perkembangan anak didik
dan
mempertahankan
sendiri agar tidak kemasukan bola.
gawang
pembelajaran
mencerminkan
appropriate
perubahan
practice,
tersebut.
Oleh
yang sedang belajarnya. Tugas ajar yang
sesuai ini harus mampu mengakomodasi
setiap
perubahan
karakteristik
dan
setiap
perbedaan
serta
melakukan pengurangan terhadap struktur
mendorongnya ke arah perubahan yang
permainan dan dapat juga membentuk
lebih baik.
variasi permainan baru.
Modifikasi
dapat
individu
permainan dapat dilakukan dengan cara
permainan
dilakukan
dengan
olahraga
melakukan
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Waktu Penelitian
pengurangan terhadap struktur permainan
Yoyo Bahagia (2000:31-32).
Penelitian ini dilaksanakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung,
Struktur-struktur
tersebut
yaitu pada saat siswa kelas VII SMP
diantaranya: (1) Ukuran Lapangan, (2)
Swasta Budi Mulia Kecamatan Medan
bentuk, (3) ukuran dan jumlah peralatan
Deli
yang digunakan, (4) jenis skill yang
Penelitian siklus pertama
digunakan, (5) aturan, (6) jumlah pemain,
pada tanggal 11 Agustus 2016 dan siklus
(7) organisasi permainan dan (8) tujuan
kedua pada tanggal 20 Agustus 2016.
permainan.
2.
Menurut
pelajaran
penjas.
dilaksanakan
Lokasi Penelitian
Dietrich
Lokasi penelitian ini dilakukan
permainan
dilapangan VII SMP Swasta Budi Mulia
Sepak bola bisa dilakukan dalam bentuk
Kecamatan Medan Deli yang beralamatkan
modifikasi.
di Jalan Kawat Tanjung Mulia Medan
menjelaskan
Knut
melakukan
bahwa
dalam
Modifikasi
tersebut
bisa
dilakukan pada hal: (1) perubahan jumlah
Deli.
pemain yang ikut, (2) perubahan ukuran
lapangan dan peralatan, dan (3) perubahan
peraturan
permainan
(2004:12-13).
B. Subjek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah
suatu
seluruh siswa kelas VII1 SMP Swasta Budi
dan
Mulia Kecamatan Medan Deli Tahun
diciptakan dalam bentuk variasi baru yang
ajaran 2014/2015. Yang berjumlah 30
dapat dilakukan oleh guru atau anak dan
orang terdiri dari 16 putra dan 14 putri.
bahkan keduanya (2009:488).
C. Desain Penelitian
Pangrazi
menyatakan
permainan
bisa
bahwa
dimodifikasi
Dari keterangan di atas dapat
Untuk mencapai tujuan penelitian
disimpulkan bahwa modifikasi merupakan
tindakan kelas ini, ada beberapa tahapan
salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh
yang akan dilalui. Setiap siklus terdari
para
empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan,
guru
agar
mencerminkan
appropriate
pembelajaran
developmentally
practice.
Modifikasi
pelaksanaan
tindakan,
observasi
dan
interpretasi, analisis dan refleksi dengan
perencanaan. Dari hasil tes awal dapat
skema tindakan sebagai berikut:
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
belum
dapat
melakukan
shooting
menggunakan kaki bagian dalam dengan
benar. Menurut peneliti masih banyak
siswa yang tidak menguasai teknik dasar
shooting menggunakan kaki bagian dalam
dengan benar, sehingga perlu diberikan
pembelajaran shooting menggunakan kaki
bagian
dalam
menggunakan
metode
demontrasi.
Gambar 3.1.
Adapun
Desain PTK dalam Pendidikan Jasmani
dan Kepelatihan Olahraga
Sebelum penelitian dilaksanakan,
guru
mengenai hasil belajar awal siswa dalam
pembelajaran
yang
diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel di
o
l
yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi
proses
awal
Tabel 4.3.
Hasil Tes Awal Shooting Menggunakan
Kaki Bagian Dalam
N Hasi Keteranga Jumla Persentas
A. Data awal penelitian
mewawancarai
tes
bawah ini:
(Sumber: Jhon Elliot, 2010:19)
peneliti
hasil
shooting
menggunakan kaki bagian dalam. Setelah
wawancara pada guru pendidikan jasmani
n
Tes
1
Skor
h
e
Siswa
Tuntas
10
30%
Skor
Tidak
20
70 %
≤ 75
Tuntas
≥ 75
2
olahraga dan kesehatan, ternyata masih
banyak siswa yang kurang
materi shooting menggunakan kaki bagian
dalam.
Proses
selanjutnya
adalah
memberikan tes awal yang bertujuan untuk
melihat hasil belajar siswa dalam shooting
menggunakan kaki bagian dalam. Tes yang
diberikan
kepada
siswa
berupa
tes
shooting menggunakan kaki bagian dalam
yang
dilakukan
sebelum
Berdasarkan data hasil tes awal di
memahami
menentukan
atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
dalam pembelajaran masih rendah. Dari 30
siswa
yang
menjadi
subjek
dalam
penelitian ini, ternyata hanya 10 siswa
(30%) yang sudah memiliki ketuntasan
belajar, sedangkan selebihnya yaitu 20
siswa (70%) belum memiliki ketuntasan
belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh
B. Saran
hannya mencapai 52,70 (tidak tuntas).
Berdasarkan
Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan
peneliti.
Guru
kurang
menggunakan metode pembelajaran yang
hasil
pembahasan
penelitian dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1.
Diharapkan
kepada
siswa,
dapat menjelaskan proses teknik gerakan
termemotivasi
sehingga siswa hanya melakukan sendiri
mengikuti pelajarannya agar dapat
tanpa mengetahui teknik dasar shooting
memahami pelajaran dengan baik
menggunakan
terkadang
karena dengan pemahaman yang baik
siswa menganggap sepele sehingga proses
proses belajar mengajar dapar berjalan
pembelajaran
dengan lebih baik lagi.
kaki
bagian,
menjadi
tidak
efektif.
Peneliti menemukan dari guru pendidikan
2.
Dari
hasil
dirinya
untuk
penelitian
banyak
banyak
dapat
penggunaan teknik dasar shooting
mendendang tanpa mengetahui teknik
pada materi sepak bola, disarankan
dasar shooting menggunakan kaki bagian.
pada
A. Kesimpulan
pembelajaran menerapkan modifikasi,
putri
Berdasarkan
penelitian,
dapat
hanya
hasil
pembahasan
ditarik
kesimpulan
bahwasanya ada peningkatan hasil belajar
guru
tidak
ditemukan
jasmani kesehatan dan olahraga diketahui
siswa
siswa
untuk
agar
memahami
melaksanakan
diharapkan dapat memotivasi siswa
untuk lebih semangat dalam belajar.
3.
Kepada para pembaca yang mungkin
shooting menggunakan bagian dalam pada
akan melakukan penelitian dengan
materi sepak bola dengan menerapkan
menerapkan modifikasi gawang mini,
modifikasi gawang mini pada siswa kelas
kiranya dapat mencoba dengan materi
VII SMP Swasta Budi Mulia Tahun
pelajaran yang lainnya.
Ajaran 2015/2016. Hal ini disebabkan
proses dalam pengajaran telah dilakukan
seefektif
memberikan
menekankan
mungkin,
dimana
pembelajaran
penjelasan
pada
DAFTAR PUSTAKA
guru
dengan
Adang Suherman. 2000.
Penjaskes.
tahap
memahami teknik dasar shooting pada
Agus Salim. 2008. Buku Pintar Sepak
bola: Nuansa.
materi sepak bola menerapkan modifikasi
gawang mini sehingga siswa benar-benar
memahami materi yang diberikan oleh
guru.
Dasar-dasar
Agus
Setiawan.
2010.
Permainan Sepak Bola
Modifikasi
Amung Ma’mun, Yudha M. Saputra. 2000.
Syamsyu Yusuf LN. 2007. Psikologi
Perkembangan Gerak dan Belajar
Perkembangan Anak dan Remaja.
Gerak. Arikunto,
Bandung:
Tisnowati
Clive G 2003. Sepak Bola. : Airlangga
Danny Mielke. 2007. Dasar-Dasar Sepak
dan
20 tahun 2003 tentang Sistem
Latihan.:
Pendidikan Nasional.
Winkel.1983. Psikologi Pendidikan dan
Gramedia.
Engkos
Evaluasi Belajar: Gramedia.
Kosasih.
1994.
Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan: Erlangga.
Gusril.
2004.
Efektivitas
Ancangan
Modifikasi Olahraga ke dalam
Penjas.
Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Sepak
Bola: Pakar Raya.
Pangrazi,
Robert
P.
2004.
Dynamic
Phsycal Education for Elementary
School Children. San Fransisco :
Benjamin
Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan
Sepak Bola.:.
Sucipto
dkk.
2000.
Sepak
Bola.
Departemen Pendidikan Nasional.
Suharsimi
Moekarto
Undang – Undang Republik Indonesia No.
Dietrich, Knut and Dietrich, K.J.. Sepak
Aturan
dan
Mirman.1999.Pendidikan Jasmani
Bola. : Pakar Raya Pustaka
Bola
Tamat
Arikunto.
2006.
Prosedur
Penelitian: Rineka Cipta.
Sukintaka.1992. Teori Bermain Penjaskes.
Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research
Yoyo
Bahagia,
Adang
Suherman.2000.Prinsip-Prinsip
Pengembangan Dan Modifikasi
Download