PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHOOTING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODIFIKASI GAWANG MINI MENGGUNAKAN PIPA PARALON PADA PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA BUDI MULIA KECAMATAN MEDAN DELI TAHUN AJARAN 2015/2016 RINALDI ADITYA Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan Abstrak Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar shooting menggunakan kaki bagian dalam dengan modifikasi gawang mini pada siswa kelas VII SMP Swasta Budi Mulia Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran 2014/2015. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMP Swasta Budi Mulia Kecamatan Medan Deli, penelitian dilaksanakan mulai 11 agustus sampai 20 agustus 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Budi Mulia Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 30 siswa yang terdiri dari 16 putra dan 14 putri. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Yang terdiri dari siklus I dan II. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar siklus I dan tes hasil belajar siklus II yang berbentuk aplikasi teknik dasar shooting menggunakan kaki bagian dalam menerapkan modifikasi gawang mini pada permainan sepak bola pembelajaran ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Dimana pembelajaran menerapkan modifikasi gawang mini. Dari tes hasil belajar dengan menggunakan metode demontrasi di siklus I diperoleh 21 siswa (70%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 9 siswa (30%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata 74,36. Dari tes hasil belajar disiklus II diperoleh 27 siswa (90%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 3 siswa (10%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata 85,43. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dikatakan bahwa dengan menerapkan modifikasi gawang mini dapat meningkatkan hasil belajar shooting menggunakan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola pada siswa kelas VIII SMP Swasta Budi Mulia Tahun Ajaran 2015/2016. KATA KUNCI:MODIFIKASI GAWANG MINI,SEPAK BOLA PENDAHULUAN Pendidikan jasmani dan kesehatan sekedar kegiatan biasa atau asal-asalan, merupakan bagian yang terpenting dari “gerak badan“ yang tidak bermakna. proses pendidikan secara keseluruhan dan untuk mencapai tujuanya menggunakan aktifitas jasmani. Aktifitas jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang terpilih, kegiatan itu tidak hanya dan bukan pula hanya sekedar berupa Karena itu, kegiatan yang terpilih itu merupakan pengalaman memungkinkan belajar berlangsungnya yang proses belajar. Macam-macam aktifitas jasmani itu dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian anak secara menyeluruh. pendidikan jasmani belum dapat berjalan Sedangkan tujuan yang ingin dicapai pada efektif. pendidikan disesuaikan dengan perkembangan peserta jasmani perkembangan meliputi kognitif, pembelajaran harus dan didik, isi, dan urusan materi, serta cara psikomotor. Jika dilihat dari segi cara penyampaian harus disesuaikan dengan penyampaian dan tujuan dari pendidikan karakteristik siswa yang selalu ingin jasmani dan kesehatan itu sendiri maka bermain sehingga pembelajaran menjadi perlu peninjauan yang lebih mendalam lagi menarik tentang pendidikan jasmani dan kesehatan, pembelajaran agar tujuan Pendidikan Jasmani dan mengembangkan keterampilan olahraga, Kesehatan benar-benar tetapi pada perkembangan-perkembangan tercapai dengan baik. Dengan demikian pribadi peserta didik seutuhnya. Konsep maka mutu dari Pendidikan Jasmani dan dasar pendidikan jasmani dan model Kesehatan dan pembelajaran jasmani yang efektif perlu penyampaian, bahan ajar, guru, serta dikuasai oleh para guru yang hendak sarana dan prasarana maupun siswa perlu membelajarkan pendidikan jasmani. tersebut baik afektif orientasi dapat dari materi pengkajian yang lebih mendalam lagi. dan menyenangkan. ditujukan Sasaran bukan hanya Observasi yang telah dilakukan Peningkatan mutu dari pendidikan oleh peneliti mendapatkan bahwa jasmani dan kesehatan dapat dilakukan permainan sepak bola konvensional yang dengan menerapkan teknik dasar sepak berdasarkan aturan sesungguhnya, kurang bola menengah sesuai dengan karakteristik psikomotorik beberapa teknik dasar anak usia sekolah menengah pertama. pada siswa pertama. Ada sekolah permainan sepak bola salah satunya Permainan sepak bola konvensional yang menendang bola, harusnya sudah dikuasai didisain untuk orang dewasa, ketika oleh siswa sekolah menengah pertama. diterapkan Adapun tujuan dari teknik menendang itu menengah pertama khususnya kelas VII sendiri (passing), yang cenderung memiliki postur yang jauh menembak kegawang (shooting at the lebih kecil berjalan dengan kurang efektif. goal), Terlebih pada saat siswa akan melakukan adalah mengumpan menyapu untuk mengagalkan pada usia tendangan jasmani sebagai salah satu komponen dikarenakan lapangan yang terlalu luas, pendidikan telah maka frekuensi siswa untuk merasakan disadari oleh banyak kalangan. Namun, permainan terutama untuk menendang bola dalam juga sangat kurang. Mereka cenderung keseluruhan pelaksanannya, pembelajaran shooting. sekolah serangan lawan (sweeping). Pendidikan secara atau anak Hal itu pasif menunggu bola datang dan bola pun atau memodifikasi yang sudah ada tetapi selalu didominasi oleh beberapa siswa disajikan dengan cara yang semenarik yang mungkin, sehingga anak didik akan merasa memiliki kemampuan lebih dibandingkan siswa lain. senang mengikuti pelajaran penjas yang Sarana dan prasarana yang ada bisa dikatakan kurang dilangsungkan untuk proses dapat pembelajaran diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya permainan sepak bola. Halaman sekolah pendidikan jasmani. Anggapan-anggapan dengan luas 162 m² (9 meter x 18 meter) dan minat siswa terhadap pendidikan dapat dipakai menjadi lapangan bola voli jasmani yang masih rendah tentu saja tidak dan badminton. Untuk mencapai lapangan boleh terjadi mengingat banyak tujuan sepak bola yang bahkan harus ke tetangga pendidikan yang bisa dicapai melalui dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit pendidikan jasmani. Agar kaidah-kaidah dengan sehingga dan nilai-nilai pendidikan jasmani bisa menyebabkan pembelajaran tidak berjalan menjadi sebuah hal yang menarik siswa maksimal. Hal ini dapat diketahui dari maka dibutuhkan kreativitas yang tinggi hasil penilaian yang dilakukan oleh guru dari guru pendidikan jasmani dalam proses ternyata masih banyak siswa yang belum pembelajaran agar tidak monoton, selain mampu mencapai nilai KKM yang telah itu guru penjas juga harus bisa mencari ditentukan, yaitu dari 30 jumlah siswa sesuatu kelas VII SMP Budi Mulia hanya ada 30% pembelajaran atau pembelajaran yang siswa yang telah mencapai nilai KKM inovatif, hal ini dilakukan agar siswa (Kriteria Ketuntasan Maksimal),ketuntasan selalu merasa ingin tahu dengan sesuatu padahal target ketuntasan klasikal yang yang baru tersebut yang pada akhirnya ingin dicapai adalah 85%. akan membuat rasa ketertarikan siswa berjalan kaki Minimnya sarana dan prasarana menuntut seorang baru dalam proses untuk tahu dan mencobanya. pendidikan jasmani yang dimiliki sekolahsekolah, yang Perlunya pengertian akan arti guru penting pendidikan jasmani pada siswa pendidikan jasmani untuk lebih kreatif juga ikut berperan dalam membangkitkan dalam dan minat siswa dalam belajar. Dengan metode mengoptimalkan penggunaan sarana dan yang tepat dan informasi yang benar akan prasarana dapat memberdayakan yang ada. Seorang guru menarik minat siswa untuk pendidikan jasmani yang kreatif akan mengikuti proses pembelajaran pendidikan mampu menciptakan sesuatu yang baru, jasmani, selain itu tersedianya fasilitas dan peralatan yang ada di sekolah juga tidak menjadi lebih terampil. Modifikasi dalam kalah penting dalam rangka mewujudkan mata tujuan pendidikan diperlukan, dengan tujuan agar : a) Siswa program memperoleh kepuasan dalam mengikuti hendaknya pelajaran, b) meningkatkan kemungkinan progam keberhasilan dalam berpartisipasi, c) siswa dari jasmani.Penyelenggaraan pendidikan jasmani mencerminkan karakteristik pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu, pelajaran pendidikan jasmani dapat melakukan pola gerak secara benar. “Developmentally Appropriate Practice” Berdasarkan pengamatan di SMP (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang Budi Mulia, peneliti mendapatkan siswa diberikan harus memperhatikan perubahan yang kemampuan anak dan dapat membantu pendidikan mendorong perubahan tersebut. Dengan olahraga lain yang diadakan. Bahkan sepak demikian tugas ajar tersebut harus sesuai bola dengan tingkat perkembangan anak didik diminati oleh siswa SMP Budi Mulia. yang sedang belajar. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran Modifikasi merupakan salah satu antusias dalam jasmani menjadi pembelajaran maupun olahraga aktivitas yang paling permainan sepak bola konvensional yang usaha yang dapat dilakukan oleh para guru diterapkan agar pembelajaran mencerminkan DAP. kemampuan Oleh karena itu, DAP, termasuk di khususnya pada saat melakukan shooting. dalamnya “Body scaling” atau ukuran Selain itu dengan jarak yang jauh membuat tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip pembelajaran berjalan kurang efektif dan utama dalam memodifikasi pembelajaran efisien. pendidikan dan pembelajaran harus adalah pembelajaran yang kesehatan. jasmani Esensi olahraga modifikasi tidak sesuai dengan psikomotorik siswa Pendekatan modifikasi dilakukan diberikan dalam agar sesuai menganalisis sekaligus mengembangkan dengan kebutuhan tumbuh kembang siswa. materi Sehubungan dengan hal tersebut maka pelajaran dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktivitas peneliti belajar yang potensial sehingga dapat penelitian memperlancar siswa dalam belajar. Cara Hasil Belajar Shooting Menggunakan Kaki ini menuntun, Bagian Dalam Pada Permainan Sepak Bola mengarahkan, dan membelajarkan siswa Dengan Modifikasi Alat dan Jarak Pada dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, Siswa Kelas VII SMP Swasta Budi Mulia dari tingkat yang rendah ke tingkat yang Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran lebih tinggi yang tadinya kurang terampil 2014/2015”. dimaksudkan untuk tertarik dengan untuk judul melakukan “Peningkatan B. Identifikasi Masalah Berdasarkan meningkatkan latar hasil belajar shooting belakang menggunakan kaki bagian dalam pada masalah, maka dapatlah dibuat suatu permainan sepak bola pada siswa kelas VII gambaran tentang permasalahan yang SMP Swasta Budi Mulia? dihadapi. Dalam penelitan ini, masalah E. Tujuan Penelitian yang dapat diteliti dan diidentifikasi Penelitian ini bertujuan untuk adalah: kurangnya sarana dan prasarana, mengetahui bagaimanakah Peningkatan kurangnya metode Hasil Belajar Shooting Menggunakan Kaki pembelajaran yang bervariasi oleh guru Bagian Dalam Pada Permainan Sepak Bola pembimbing dan pada akhirnya siswa Dengan Modifikasi Alat dan Jarak Pada merasa terhadap Siswa Kelas VII SMP Swasta Budi Mulia pembelajaran yang dihadapi, rendahnya Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran nilai 2014/2015”. pengembangan kurang mampu belajar siswa terutama pembelajaran sepak bola dalam khususnya shooting menggunakan kaki bagian dalam LANDASAN TEORITIS pada siswa di kelas VII SMP Swasta Budi 1. Hakikat Pembelajaran Mulia Kecamatan Medan Deli Tahun a. Pengertian Pembelajaran Ajaran 2014/2015”. Pembelajaran berasal dari kata C. Batasan Masalah Untuk penelitian ini belajar. lebih mengarahkan sehingga diartikan sebagai terjadinya perubahan pada diri seseorang dan yang belajar karena pengalaman. Sesuai spesifik maka masalah dibatasi pada dengan pengertian belajar tersebut maka Variabel terikat yaitu hasil belajar shooting pengertian pembelajaran adalah suatu menggunakan kaki bagiam dalam pada kegiatan permainan sepak bola serta variabel bebas sedemikian rupa sehingga tingkah laku yaitu modifikasi jarak dan alat. pada siswa siswa berubah ke arah yang lebih baik kelas VII SMP Swasta Budi Mulia (Darsono, 2000:22). Pembelajaran disini Kecamatan Medan Deli Tahun Ajaran diartikan sebagai pembelajaran dalam 2014/2015”. lingkungan D. Rumusan Masalah pembelajaran dapat dikemukakan sebagai Berdasarkan terfokus Belajar latar belakang tersebut, mengacu pada judul penelitian yaitu dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah modifikasi alat dan jarak dapat yang dilakukan sekolah. oleh Adapun guru ciri-ciri berikut : 1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. 2) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. 3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa. 4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. 5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. 6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis Pembelajaran adalah suatu kegiatan 2. yang dilakukan secara sadar dan sengaja. dan merupakan hasil belajar yaitu : Oleh kognitif, karena itu pembelajaran pasti 3. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai afektif dan psikomotorik mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran (Sudjana, 1990:22). adalah membantu siswa agar memperoleh Menurut Gagne dan Briggs (Catharina, T.A.2004:10), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk : 1) Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya. 2) Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. 3) Strategi kognitif; kecakapan indvidu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara cara berfikir agar terjadi aktivitas yang berbagai pengalaman dan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa (Darsono, 2000:26). 2. Hakikat Hasil Belajar Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat. efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran. 4) Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. 5) Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. 4. 3. Hakikat Sepak Bola datar, melambung sedang, tinggi dan a. pengertian sepak bola masih terdapat adanya tendangan lurus dan Permainan sepak bola adalah Hakikat Shooting/ Menendang Menendang adalah faktor tepenting dalam permainan sepak bola. Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepak bola paling banyak digunakan dalm permainan sepak bola. Sebab kegunaan menendang bola adalah untuk memberikan operan bola kepada teman, memberikan umpan untuk menembakkan bola ke gawang lawan, tendangan bebas, tendangan sudut, mematahkan serangan lawan. Atas dasar tinggi rendahnya bola adalah bola menggulir datar di tanah, bola melambung tendangan melengkung (slice). Ini permainan tim, namun tidak mengabaikan erupakan bagian bola yang akan ditendang kemampuan individual dalam satu tim. sehingga dapat menentukan arah bola, Kemampuan teknik dasar dalam sepak jalannya bola yang harus dikuasai, meliputi : lambungan bola. menendang bola, mengontrol bola, gerak 5. bola, dan tinggi rendahnya Hakikat Modifikasi tipu, tackling, lemparan ke dalam dan Modifikasi merupakan salah satu teknik penjaga gawang. Menendang bola usaha yang dapat dilakukan oleh para guru diantaranya adalah sebagai operan kepada agar kawan dan mencetak gol ke dalam gawang developmentally lawan. Sepak bola adalah suatu permainan yang artinya bahwa tugas ajar yang yang dilakukan dengan jalan menyepak diberikan harus memperhatikan perubahan bola kian kemari untuk diperebutkan di kemampuan anak dan dapat membantu antara pemain-pemain yang mempunyai mendorong tujuan untuk memasukkan bola ke gawang karena itu tugas ajar tersebut harus sesuai lawan dengan tingkat perkembangan anak didik dan mempertahankan sendiri agar tidak kemasukan bola. gawang pembelajaran mencerminkan appropriate perubahan practice, tersebut. Oleh yang sedang belajarnya. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan karakteristik dan setiap perbedaan serta melakukan pengurangan terhadap struktur mendorongnya ke arah perubahan yang permainan dan dapat juga membentuk lebih baik. variasi permainan baru. Modifikasi dapat individu permainan dapat dilakukan dengan cara permainan dilakukan dengan olahraga melakukan A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian pengurangan terhadap struktur permainan Yoyo Bahagia (2000:31-32). Penelitian ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung, Struktur-struktur tersebut yaitu pada saat siswa kelas VII SMP diantaranya: (1) Ukuran Lapangan, (2) Swasta Budi Mulia Kecamatan Medan bentuk, (3) ukuran dan jumlah peralatan Deli yang digunakan, (4) jenis skill yang Penelitian siklus pertama digunakan, (5) aturan, (6) jumlah pemain, pada tanggal 11 Agustus 2016 dan siklus (7) organisasi permainan dan (8) tujuan kedua pada tanggal 20 Agustus 2016. permainan. 2. Menurut pelajaran penjas. dilaksanakan Lokasi Penelitian Dietrich Lokasi penelitian ini dilakukan permainan dilapangan VII SMP Swasta Budi Mulia Sepak bola bisa dilakukan dalam bentuk Kecamatan Medan Deli yang beralamatkan modifikasi. di Jalan Kawat Tanjung Mulia Medan menjelaskan Knut melakukan bahwa dalam Modifikasi tersebut bisa dilakukan pada hal: (1) perubahan jumlah Deli. pemain yang ikut, (2) perubahan ukuran lapangan dan peralatan, dan (3) perubahan peraturan permainan (2004:12-13). B. Subjek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah suatu seluruh siswa kelas VII1 SMP Swasta Budi dan Mulia Kecamatan Medan Deli Tahun diciptakan dalam bentuk variasi baru yang ajaran 2014/2015. Yang berjumlah 30 dapat dilakukan oleh guru atau anak dan orang terdiri dari 16 putra dan 14 putri. bahkan keduanya (2009:488). C. Desain Penelitian Pangrazi menyatakan permainan bisa bahwa dimodifikasi Dari keterangan di atas dapat Untuk mencapai tujuan penelitian disimpulkan bahwa modifikasi merupakan tindakan kelas ini, ada beberapa tahapan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh yang akan dilalui. Setiap siklus terdari para empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, guru agar mencerminkan appropriate pembelajaran developmentally practice. Modifikasi pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi dengan perencanaan. Dari hasil tes awal dapat skema tindakan sebagai berikut: disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum dapat melakukan shooting menggunakan kaki bagian dalam dengan benar. Menurut peneliti masih banyak siswa yang tidak menguasai teknik dasar shooting menggunakan kaki bagian dalam dengan benar, sehingga perlu diberikan pembelajaran shooting menggunakan kaki bagian dalam menggunakan metode demontrasi. Gambar 3.1. Adapun Desain PTK dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga Sebelum penelitian dilaksanakan, guru mengenai hasil belajar awal siswa dalam pembelajaran yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel di o l yang bertujuan untuk mendapatkan informasi proses awal Tabel 4.3. Hasil Tes Awal Shooting Menggunakan Kaki Bagian Dalam N Hasi Keteranga Jumla Persentas A. Data awal penelitian mewawancarai tes bawah ini: (Sumber: Jhon Elliot, 2010:19) peneliti hasil shooting menggunakan kaki bagian dalam. Setelah wawancara pada guru pendidikan jasmani n Tes 1 Skor h e Siswa Tuntas 10 30% Skor Tidak 20 70 % ≤ 75 Tuntas ≥ 75 2 olahraga dan kesehatan, ternyata masih banyak siswa yang kurang materi shooting menggunakan kaki bagian dalam. Proses selanjutnya adalah memberikan tes awal yang bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa dalam shooting menggunakan kaki bagian dalam. Tes yang diberikan kepada siswa berupa tes shooting menggunakan kaki bagian dalam yang dilakukan sebelum Berdasarkan data hasil tes awal di memahami menentukan atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran masih rendah. Dari 30 siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 10 siswa (30%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 20 siswa (70%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh B. Saran hannya mencapai 52,70 (tidak tuntas). Berdasarkan Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti. Guru kurang menggunakan metode pembelajaran yang hasil pembahasan penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada siswa, dapat menjelaskan proses teknik gerakan termemotivasi sehingga siswa hanya melakukan sendiri mengikuti pelajarannya agar dapat tanpa mengetahui teknik dasar shooting memahami pelajaran dengan baik menggunakan terkadang karena dengan pemahaman yang baik siswa menganggap sepele sehingga proses proses belajar mengajar dapar berjalan pembelajaran dengan lebih baik lagi. kaki bagian, menjadi tidak efektif. Peneliti menemukan dari guru pendidikan 2. Dari hasil dirinya untuk penelitian banyak banyak dapat penggunaan teknik dasar shooting mendendang tanpa mengetahui teknik pada materi sepak bola, disarankan dasar shooting menggunakan kaki bagian. pada A. Kesimpulan pembelajaran menerapkan modifikasi, putri Berdasarkan penelitian, dapat hanya hasil pembahasan ditarik kesimpulan bahwasanya ada peningkatan hasil belajar guru tidak ditemukan jasmani kesehatan dan olahraga diketahui siswa siswa untuk agar memahami melaksanakan diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam belajar. 3. Kepada para pembaca yang mungkin shooting menggunakan bagian dalam pada akan melakukan penelitian dengan materi sepak bola dengan menerapkan menerapkan modifikasi gawang mini, modifikasi gawang mini pada siswa kelas kiranya dapat mencoba dengan materi VII SMP Swasta Budi Mulia Tahun pelajaran yang lainnya. Ajaran 2015/2016. Hal ini disebabkan proses dalam pengajaran telah dilakukan seefektif memberikan menekankan mungkin, dimana pembelajaran penjelasan pada DAFTAR PUSTAKA guru dengan Adang Suherman. 2000. Penjaskes. tahap memahami teknik dasar shooting pada Agus Salim. 2008. Buku Pintar Sepak bola: Nuansa. materi sepak bola menerapkan modifikasi gawang mini sehingga siswa benar-benar memahami materi yang diberikan oleh guru. Dasar-dasar Agus Setiawan. 2010. Permainan Sepak Bola Modifikasi Amung Ma’mun, Yudha M. Saputra. 2000. Syamsyu Yusuf LN. 2007. Psikologi Perkembangan Gerak dan Belajar Perkembangan Anak dan Remaja. Gerak. Arikunto, Bandung: Tisnowati Clive G 2003. Sepak Bola. : Airlangga Danny Mielke. 2007. Dasar-Dasar Sepak dan 20 tahun 2003 tentang Sistem Latihan.: Pendidikan Nasional. Winkel.1983. Psikologi Pendidikan dan Gramedia. Engkos Evaluasi Belajar: Gramedia. Kosasih. 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan: Erlangga. Gusril. 2004. Efektivitas Ancangan Modifikasi Olahraga ke dalam Penjas. Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola: Pakar Raya. Pangrazi, Robert P. 2004. Dynamic Phsycal Education for Elementary School Children. San Fransisco : Benjamin Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola.:. Sucipto dkk. 2000. Sepak Bola. Departemen Pendidikan Nasional. Suharsimi Moekarto Undang – Undang Republik Indonesia No. Dietrich, Knut and Dietrich, K.J.. Sepak Aturan dan Mirman.1999.Pendidikan Jasmani Bola. : Pakar Raya Pustaka Bola Tamat Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Rineka Cipta. Sukintaka.1992. Teori Bermain Penjaskes. Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research Yoyo Bahagia, Adang Suherman.2000.Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi