BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Diabetes Meillitus atau penyakit

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Diabetes Meillitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal
(hiperglekemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif. Tingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang
menderita Diabetes Meilitus atau tidak (Hasdianah, 2012)
Penyakit Diabetes Meilitus dapat diartikan individu yang mengalirkan
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes Meilitus
adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan
absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin
(Corwin, 2009). Menurut Riyadi, S., dan Sukarmin 2008. Diabetes
Meilitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan
berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis.
Penulis menyimpulkan Diabetes Meilitus adalah kondisi dimana
kadar gula darah dalam tubuh melebihi batas normal, yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut salah satunya karena
kerusakan pada organ pankreas yang tidak dapat memproduksi hormon
insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tingkat kadar glukosa darah menentukan
1
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
7
seseorang menderita Diabetes Meilitus atau tidak (Hasdianah, 2012;
Corwin, 2009; Riyadi, S., dan Sukarmin 2008)
B. Klasifikasi Diabetes Meilitus
Menurut Riyadi, S. dan Sukarmin, 2008. Klasifikasi Diabetes Meilitus dan
penggolongan intoleransi glukosa yang lain yaitu :
1. Insulin Dependent Diabetes Meilitus (IDDM)
Yaitu defisiensi insulin karena kerusakan sel-sel Langerhans yang
berhubungan dengan tipe HLA ( Human Leucocyte Antigen) spesifik,
predisposisi pada insulitis fenomena autoimun (cenderung ketosis dan
terjadi pada semua usia muda). Kelainan ini terjadi karena kerusakan
sistem imunitas (kekebalan tubuh) yang kemudian merusak sel-sel
Langerhans di prankreas. Kelaianan ini berdampak pada penurunan
produksi insulin.
2. Non Insulin Dependent Diabetes Meilitus (NIDDM)
Yaitu diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi
pada semua umur. Kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada
kecenderungan
familiar,
mungkin
perlu
insulin
pada
saat
hiperglikemik selama stress.
3. Diabetes Meilitus tipe yang lain
Diabetes Meilitus tipe yang lain yaitu DM yang berhubungan
dengan keadaan atau sindrom tertentu hiperglikemik terjadi karena
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
8
penyakit lain : penyakit pankreas, hormonal, oabta atau bahan kimia,
endokrinopati, kelainan reseptor insulin, sindrom genetik tertentu.
Penyakit prankreas seperti pankreatitis akan berdampak pada
kerusakan anatomis dan fungsioanal organ pankreas akibat aktivitas
toksik baik karena bakteri maupun kimia. Kerusakan ini berdampak
pada penurunan insulin. (Riyadi, S.dan Sukarmin, 2008). Menurut
Nanda 2015 pankreatitis akut adalah peradangan yang terjadi di dalam
pankreas.
Penyakit hormonal seperti kelebihan hormon glikokortoid (dari
korteks adrenal) akan berdampak pada peningkatan glukosa dalam
darah. Peningkatan glukosa darah ini akan meningkatkan beban kerja
dari insulin untuk memfasilitasi glukosa masuk dalam sel. Peningkatan
beban kerja ini akan berakibat pada penurunan produksi insulin.
Pemberian zat kimia / obat –obatan seperti hidrokortison akan
berdampak pada peningkatan glukosa dalam darah karena dampaknya
seperti glukokortikoid. (Riyadi, S.dan Sukarmin, 2008)
Endokrinopati (kematian produksi hormon) seperti kelenjar
hifofisis akan berdampak sistem bagi tubuh. Karena semua produk
hormon akan dialirkan keseluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan
ini berdampak pada penurunan metabolisme baik karbohidrat, protein
maupun lemak yang dalam perjalanannya akan mempengaruhi
produksi insulin. (Riyadi, S.dan Sukarmin, 2008)
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
9
4. Impaired Glukkosa Tolerance (gangguan toleransi glukosa )
Kadar glukosa antara normal dan diabetes, dapat menjadi diabetes atau
menjadi normal atau tetap tidak berubah.
5. Gastrointestinal Diabetes Meilitus (GDM)
Intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan, terjadi perubahan
metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemanasan
makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Menjelang aterm,
kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali lipat dari
keadaan normal. Bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan
produksi insulin sehingga relatif hipoinsulin maka mengakibatkan
hiperglikemi. Resistensi insulin juga disebabkan oleh adanya hormon
estrogen, progresteron, prolaktin dan plasenta laktogen. Hormon
tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi
aktivitas insulin.
C. Etiologi
Diabetes Meilitus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel-sel
beta pulau Langerhans. Jenis juvenilis ( usia muda ) disebabkan oleh
predisposisi herediter terhadap perkembangan antibodi yang merusak selsel beta atau degenerasi sel-sel beta. Diabetes jenis awitan maturitas
disebabkan oleh degenerasi sel-sel beta akibat penuaan dan akibat
kegemukan / obesitas. Tipe ini jelas disebabkan oleh degenerasi sel-sel
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
10
beta sebagai akibat penuaan yang cepat pada orang yang rentan dan
obesitas mempredisposisi terhadap jenis obesitas ini karena diperlukan
insulin dalam jumlah besar untuk pengolahan metabolisme pada orang
kegemukan dibandingkan orang normal. (Riyadi, S. dan Sukarmin. 2008)
Menurut Riyadi, S.dan Sukarmin, 2008. Penyebab resistensi insulin pada
diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang berperan antara
lain.
1. Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes meilitus akan
ikut diinformasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan
produksi insulin.
2. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara
dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan
ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas
untuk memproduksi insulin.
3. Gaya Hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseoarang mencari makanan yang
cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini
berpengaruh terhadap kerja pankreas. Stres juga akan meningkatkan
kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
11
yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban yang tinggi
membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada penurunan
insulin.
4. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan
risiko terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak pankreas, sedangkan
obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola
makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan berperan
pada ketidaksetabilan kerja pankreas.
5. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi
yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin.
Hipertropi
pankreas
disebabkan
karena
peningkatan
beban
metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk mencukupi energi
sel yang terlalu banyak.
6. Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan berakibat
rusaknya sel-sel pancreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan
fungsi pankreas.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
12
D. Manifestasi klinis
Menurut Riyadi, S. dan Sukarmin, 2008 manifestasi klinis yang sering
dijumpai pada pasien Diabetes Meilitus yaitu :
1. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin)
2. Polidipsi (peningkatan rasa haus) akibat volume urin yang sangat
besar dan dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.
Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel akan berdifusi keluar
sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang
hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran
ADH (Antidiuretik Hormone) dan menimbulkan rasa haus.
3. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada
pasien diabetes lama, katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan
sebagian sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
4. Polifagia (peningkatan rasa lapar)
5. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
mucus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada
penderita diabetes kronik.
6. Kelainan kulit : gatal-gatal, bisul
Kelainan kulit berpa gatal-gatal, biasanya terjadi didaerah ginjal.
Lipatan kulit seperti diketiak dan di bawah payudara. Biasanya akibat
tunbuhnya jamur.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
13
7. Kelainan ginekologis
Keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur terutama candida.
8. Kesemutan rasa baal akibat terjadinya neuropati
Pada penderita diabetes meilitus regenerasi sel persyarafan mengalami
gangguan akibat kekurangan bahan bakar utama yang berasal dari
unsur protein. Akibatnya banyak sel
persyarafan terutama perifer
mengalami kerusakan.
9. Kelemahan tubuh
Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi energi metabolik
yang dilakukan oleh sel melalui proses glukolisis tidak dapat
berlangsung secara optimal.
10. Luka atau bisul yang tidak sembuh–sembuh
Proses penyembuhan luka membutuhkan bahan bahan dasar utama
dari protein dan unsur makanan yang lain. Pada penderita Diabetes
Meilitus bahan protein banyak diformulasikan untuk kebutuhan energi
sel sehingga bahan yang dipergunakan untuk penggantian jaringan
yang rusak mengalami gangguan. Selain itu luka yang sulit sembuh
juga dapat diakibatkan oleh pertumbuhan mikroorganisme yang cepat
pada penderita Diabetes Meilitus.
11. Pada laiki-laki kadang mengeluh impotensi
Ejakulasi dan dorongan seksualitas laki-laki banyak dipengaruhi oleh
peningkatan hormon testoteron. Pada kondisi optimal (periodik hari
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
14
ketiga) maka secara otomatis akan meningkatkan dorongan seksual.
Penderita Diabetes Meilitus megalami penurunan produksi hormon
seksual akibat kerusakan testosterone dan sistem yang berperan.
12. Mata kabur yang disebabkan katarak atau gangguan refraksi akibat
perubahan lensa oleh hiperglikemia. Mungkin juga disebabkan kelinan
pada corpus vitreuum.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
15
E. Anatomi dan fisiologi
Anatomi Pankreas
Gambar 2.1 Anatomi Pankreas
(Agur, Anne M.R and Arthur. 2009)
1. Pengertian pankreas
Pankreas
adalah
suatu
organ
berupa
kelenjar
terletak
retroperiotenial dalam abdomen bagian atas, didepan vertebrae
lumbalis I dan II, dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal
+2,5 cm. Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
16
dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum
(usus 12 jari). (Ari, 2009).
Menurut Syarifuddin, 2014. Bagian – bagian pankreas :
a. Kepala pankreas
Merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan
rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis
melingkarinya.
b. Badan pankreas
Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang
lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
c. Ekor pankreas
Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang
sebenarnya menyentuh limpa.
Pankreas mendapat darah dari arteri lienalis dan arteri
mesenterika superior. Duktus pankreatikus bersatu dengan duktus
koledukus dan masuk ke duodenum, pankreas menghasilkan dua
kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Pankreas
menghasilkan endokrin bagian dari kelompok sel yang membentuk
pulau-pulau Langerhans. Pulau–pulau Langerhans berbentuk oval
terbesar di seluruh pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1 – 2 juta
pulau–pulau
Langerhans
yang
dibedakan
atas
granulasi
dan
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
17
pewarnaan, setengah dari sel ini menyekresi hormon insulin.
(syarifuddin, 2014)
2. Struktur Jaringan Penyusun Pankreas.
Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas :
a. Jaringan Asini.
berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum.
b. Pulau Langerhans
Pulau Langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid,
berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron
tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di
ekor daripada kepala dan badan pankreas. Pulau-pulau ini
menyusun 1-2% berat pankreas. Pada manusia terdapat 1-2 juta
pulau. Masing-masing memiliki pasokan darah yang besar dan
darah dari pulau Langerhans seperti darah dari saluran cerna tetapi
tidak seperti darah dari organ endokrin lain, mengalir ke vena
hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis
bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya. Pada manusia
paling sedikit terdapat empat jenis sel :
1) Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40% memproduksi glukagon
menjadi faktor hiperglikemik, mempunayi anti- insulin aktif.
Pulau-pulau yang kaya akan sel A secara embriologis berasal
dari tonjolan pankreas dorsal, dan pulau yang kaya akan sel F
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
18
berasal dari tonjolan pankreas sentral. Kedua tonjolan ini
berasal dari tempat yang berbeda di duodenum.
2) Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin, umumnya
terletak di bagian tengah pulau. Sel beta yang ada di pulau
langerhans memproduksi hormon insulin yang berperan dalam
menurunkan kadar glukosa darah dan secara fisiologi memiliki
peranan yang berlawanan dengan glukosa. Insulin menurunkan
kadar gula darah dengan beberapa cara. Insulin mempercepat
transportasi glukosa dari darah ke dalam sel, khususnya serabut
otot rangka glukosa masuk ke dalam sel tergantung dari
keberadaan reseptor insulin yang ada di permukaan sel target.
Insulin
juga
mempercepat
perubahan
glukosa
menjadi
glikogen, menurunkan glycogenolysis dan gluconeogenesis,
menstimulasi perubahan glukosa atau zat gizi lainnya ke dalam
asam lemak (lipogenesis), dan membantu menstimulasi sintesis
protein.
3) Sel-sel D5- 15% membuat somatostatin
4) Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik
polipeptida.
3. Pengaturan sekresi insulin
Pengaturan seresi insulin seperti sekresi glukagon yaitu langsung
ditentukan oleh kadar gula dalam darah dan berdasarkan dari
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
19
mekanisme umpan balik (feed back negative system). Bagaimana pun
hormon lainnya secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi
produksi insulin. Sebagai contoh hormon pertumbuhan manusia
(HGH) meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatnya kadar
glukosa mengerakkan (menyebabkan) sekresi insulin. Hormon
adrenocorticotropi
(ACTH)
yang
distimulasi
oleh
sekresi
glukocortikoid menghasilkan hyperglikemia dan secara tidak langsung
juga menstimulasi pelepasan insulin. Peningkatan kadar asam amino
dalam darah menstimulasi pelepasan insulin. Hormon-hormon
pencernaan seperti stomatch dan interstinal gastrin, sekretin,
cholecystokinin (CCK) dan Gastric Inhibitory Peptide (GIP) juga
menstimulasi sekresi insulin, GHIH (Somatostatin) menghalangi
sekresi insulin (Ari, 2009).
4. Getah pankreas
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan
ketiga jenis makanan utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Getah
pankreas juga mngandung ion biakarbonat dalam jumlah besar, yang
memegang peranan penting dalam menetralkan asam yang dikeluarkan
oleh lambung ke dalam duodenum.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
20
Enzim-enzim
proteolitik
adalah
tripsin,
kimotripsin,
karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim
petama memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang
dicernakan, sedangkan neklease memecahkan kedua jenis asam
nukleat : asam ribonukleat dan deoksinukleat. (syarifuddin, 2014)
Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas,
yang menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat
lain kecuali selulosa untuk membentuk karbohidrat, sedangkan enzimenzim untuk pencernaan lemak adalah lipase pankreas, yang
menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol, asam lemak dan
kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester-ester kolesterol.
(syarifuddin, 2014)
Enzim-enzim proteolitik waktu disintesis dalam sel-sel pankreas
berada dalam bentuk tidak aktif ; tripsinogen, kimotripsinogen, dan
prokarboksipeptidase, yang semuanya secara enzimtik tidak aktif. Zatzat ini hanya menjadi aktif setelah mereka disekresi ke dalam saluran
cerna. Tripsinogen diaktifkan oleh suatu enzim yang dinamakan
enterokinase, yang disekresi oleh mukosa usus ketike kimus
mengadakan kontak dengan mukosa. Tripsinogen juga dapat
diaktifkan oleh tripsin yang telah dibentuk. Kimotripsinogen
diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin, dan prokarboksipeptidase
diaktifkan dengan beberapa cara yang sama. (Ari, 2009).
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
21
Penting bagi enzim-enzim proteolitik getah pankreas tidak
diaktifkan sampai mereka disekresi ke dalam usus halus, karena tripsin
dan enzim-enzim lain akan mencernakan pankreas sendiri. Sel-sel
yang sama, yang mensekresi enzim-enzim proteolitik ke dalam asinus
pankreas serentak juga mensekresikan tripsin inhibitor. Zat ini
disimpan dalam sitoplasma sl-sel kelenjar sekitar granula-granula
enzim, dan mencegah pengaktifan tripsin di dalam sel sekretoris dan
dalam asinus dan duktus pankreas. (Ari, 2009).
Bila pankreas rusak berat atau bila saluran terhambat, sejumlah
besar sekret pankreas tertimbun dalam daerah yang rusak dari
pankreas. Dalam keadaan ini, efek tripsin inhibitor kadang-kadang
kewalahan, dan dalam keadaan ini sekret pankreas dengan cepat
diaktifkan dan secara harfiah mencernakan seluruh pankreas dalam
beberapa jam, menimbulkan keadaan yang dinamakan pankreatitis
akuta. Hal ini sering menimbulkan kematian karena sering diikuti
syok, dan bila tidak mematikan dapat mengakibatkan insufisiensi
pankreas selama hidup. (Ari, 2009).
Enzim-enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh asinus
kelenjar pankreas. Namun dua unsur getah pankreas lainnya, air dan
ion bikarbonat, terutama disekresi oleh sel-sel epitel duktulus-duktulus
kecil yang terletak di depan asinus khusus yang berasal dari duktulus.
Bila pankreas dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas dalam
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
22
jumlah besar konsentrasi ion bikarbonat dapat meningkat sampai 145
mEq/liter (Ari, 2009).
5. Pengaturan sekresi pankreas
Pengaturan syaraf. Bila fase sefalik dan gastrik sekresi lambung
terjadi, impuls parasimpatis secara serentak dihantarkan sepanjang
nervus vagus ke pankreas, mengakibatkan sekresi enzim-enzim dalam
jumlah moderat ke dalam asinus pankreas. akan tetapi sekret dalam
jumlah sedikit mengalir melalui duktus pankreas ke usus karena
sedikit air dan elektrolit disekresi bersama dengan enzim. Oleh karena
itu, sebagian besar enzim untuk sementara disimpan dalam asinus.
Pengaturan hormonal. Setelah makanan masuk usus halus, sekresi
pankreas menjadi banyak, terutama akibat respon hormon sekretin.
Dan kolesistokinin menyebabkan peningkatan sekresi enzim dalam
jumlah besar.
Sekretin merupakan suatu polipeptida yang mengandung 27 asam
amino yang terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas dalam
bentuk tidak aktif prosekretin. Bila kimus masuk usus ia menyebabkan
pengeluaran dan pengaktifan sekretin yang selanjutnya diarbsobsi
dalam darah. Sekretin menyebabkan pankreas mengsekresi cairan
dalam jumlah besar yang mengandung konsentrasi ion bikarbonat
yang tinggi tetapi konsentrasi ion klorida rendah. Aliran yang banyak
ini dinamakan sekresi hidrelatik, karena cairan terdiri terutama atas
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
23
larutan tipis yang encer dan hampir tidak mengandung enzim. (Ari,
2009).
Sekretin memiliki peranan yang penting karena dua alasan :
pertama, sekretin khususnya dikeluarkan dalam mukosa usus halus
setiap saat di mana pH duodenum di bawah 4,0 sampai 5,0. Kedua,
sekresi bikarbonat oleh pankreas adalah untuk memberikan pH yang
sesuai bagi kerja-kerja enzim pankreas. semua fungsi optimal enzim
pankreas bekerja pada medium yang sedikit alkali atau netral. pH
sekresi hidrelatik sekitar 8,0. (Ari, 2009).
Kolesistokinin adalah suatu polipetida yang mengandung 33 asam
amino disekresi dari mukosa. Sekresi ini khususnya berasal dari
adanya proteosa dan pepton yang merupakan hasil pencernaan parsial
protein dan dari lemak, akan tetapi asam juga akan menyebabkan
pengeluaran kolisistokinin dalam jumlah lebih sedikit. Kolisistokinin
masuk kedalam darah dan menuju ke pankreas tetapi sebagai ganti
sekresi hidrelatik, menyebabkan sekresi enzim-enzim pencernaan
dalam jumlah besar yang efeknya sama seperti perangsangan vagus.
Jenis sekresi ini dinamakan sekresi ekbolik (Ari, 2009).
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
24
Fisiologi pankreas
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin (pencernaan) sekaligus kelenjar
endokrin
1. Fungsi endokrin
Sel pankreas
yang memproduksi hormon disebut sel pulau
Langerhans, yang terdiri dari sel alfa yang memproduksi glukagon dan
sel beta yang memproduksi insulin.
2. Glukagon.
Efek glukagon secara keseluruhan adalah meningkatkan kadar glukosa
darah dan membuat semua jenis makanan dapat digunakan untuk
proses energi. Glukagon merangsang hati untuk mengubah glikogen
menurunkan glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan penggunaan
lemak dan asam amino untuk produksi energi. Proses glukoneogenesis
merupakan pengubahan kelebihan asam amino menjadi karbohidrat
sederhana yang dapat memasuki reaksi pada respirasi sel.Sekresi
glukagon dirangsang oleh hipoglikemia. Hal ini dapat terjadi pada
keadaaan lapar atau selama stres fisiologis, misalnya olahraga.
3. Insulin
Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam
amino, satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sebelum
dapat berfungsi harus beriktan dengan proteinreseptor yang besar
dalam membrane sel. Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
25
darah. Kadar gula darah yang berlebihan akan merangsang sekresi
insulin dan bila kadar glukosa normal atau rendah maka sekresi insulin
akan berkurang. (Corwin, 2009)
Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal
dengan diabetes meilitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan diluar
sel (cairan ekstraseluler), mengakibatkan sel jaringan mengalami
kekurangan glikosa/ energy dan akan merangsang glikoginelisis di sel
hati dan jaringan. Glukosa akan dilepaskan ke dalam cairan ekstrasel
sehingga terjadi hipergllikemia. Apabila mencapai nilai tertentu
sebagian tidak diabsorpsi ginjal, dikeluarkan melalui urin sehingga
terjadi glukosuria dan poliuria. (Ari, 2009)
Konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang berlawanan
dengan sekresi glukagon. Penurunan glukosa darah meningkatkan
sekresi glukosa yang rendah. Pankreas menyekresi glukoagon dalam
jumlah yang besar. Asam amino dari protein meningkatkan sekresi
insulin dan menurunkan glukosa darah. Pada orang normal,
konsentrasi glukosa darah diatur sangat sempit 90 mg/100ml. orang
yang berpuasa setiap pagi sebelum makan 120-140 mg/100ml, setelah
makan akan meningkat, setelah dua jam akan kembali ketingkat
normal. Sebagian jaringan dapat menggeser kepenggunaan lemak dan
protein untuk energi bila tidak terdapat glukosa. Glukosa merupakan
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
26
satu-satunya zat gizi yang dapat digunakan oleh otak, retina, dn epitel
pergiminativum (Syarifuddin, 2014)
Menurut Syarifuddin, 2014. Fungsi insulin yaitu :
a. Insulin meningkatkan transport glukosa kedalam sel/ jaringan
tubuh kecuali otak, tubulus gingal, mukosa usus halus, dan sel
darah merah. Masuknya glukosa adalah suatu proses difusi, karena
perbedaan kontrasi glukosa bebas antara luar sel dan dalam sel.
b. Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel.
c. Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati.
d. Menghambat kerja hormone yang sensitif terhadap lipase,
meningkatkan sintesis lipida.
e. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi
Menurut Syarifudin, 2014. Efek insulin yaitu:
Efek insulin yaitu menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan penggunaan glukosa untuk produksi energi. Insulin
meningkatkan
transport
glukosa
dari
darah
ke
sel
dengan
meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap glukosa (namun
otak, hati, dan sel-sel ginjal tidak bergantung pada insulin untuk
asupan glukosa). Glukosa digunakan digunakan pada respirasi sel
untuk menghasilkan energi. Hati dan otot rangka mengubah glukosa
menjadi glikogen (glikogenesis) yang disimpan untuk digunakan di
lain waktu.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
27
Insulin juga memungkinkan sel-sel untuk mengambil asam lemak
dan asam amino untuk digunakan dalam sintesis lemak dan protein
(bukan untuk produksi energi). Insulin merupakan hormon vital: kita
tidak dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama tanpa hormon
tersebut. Sekresi insulin dirangsang oleh hiperglikemia. Keadaan ini
terjadi setelah makan, khususnya makanan tinggi karbohidrat. Ketika
glukosa diabsorbsi dari usus halus ke dalam darah, insulin
disekresikan untuk memungkinkan sel menggunakan glukosa untuk
energi yang dibutuhkan segera. Kelebihan glukosa akan disimpan di
hati dan otot sebagai glikogen.
Efek insulin pada metabolisme karbohidrat, glukosa yang
diabsorpsi dalam darah menyebabkan sekresi insulin lebih cepat,
meningkatkan penyimpanan dan penggunaan glukosa dalam hati, dan
meningkatkan metabolisme glukosa dalam otot. Efek insulin pada
metabolisme lemak jangka panjang. Kekurangan insulin menyebabkan
arterosklerosis, serangan jantung, stroke, dan penyakit vaaskuler
lainnya. Kelebihan insulin menyebabkan sintesis dan penyimpanan
lemak, meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel hati, kelebihan ion
sitrat, dan isositrat. Penyimpanan lemak dalam sel adiposa
menghambat kerja lipase yang sensitif hormone dan meningkatkan
tranpor kedalam lemak. (Syarifuddin, 2014)
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
28
Efek insulin pada metabolisme protein : tranpor aktif banyak
asam amino ke dalam sel, membentuk protein baru meningkatkan
translasi messenger RNA, meningkatkan kecepatan transkripsi DNA.
(Syarifuddin, 2014)
Menurut Marya 2013 sekresi insulin ditingkatkan oleh :
a. Peningkatan kadar glukosa plasma
b. Peningkatan kadar asam amino plasma
c. Stimulasi vagus
d. Hormone-hormon enteric seperti GIP, CCK, sekretin, dan gastrin
meningkatkan pelepasan insulin yang ditimbulkan oleh glukosa.
4. Fungsi eksokrin
a. Kelenjar
eksokrin
pada
paankreas
disebut
acini,
yang
menghasilkan enzim yang terlibat pada proses pencernaan ketiga
jenis molekul kompleks makanan.
b. Enzim pankreatik amilase akan mencerna zat pati menjadi maltosa.
Kita bisa menyebutnya enzim “cadangan” untuk amilase saliva.
c. Lipase akan mengubah lemak yang teremulsi menjadi asam lemak
dan gliserol. Pengemulsifan atau pemisahan lemak pada garam
empedu akan meningkatkan luas permukaan sehingga enzim lipase
akan dapat bekerja secara efektif.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
29
d. Tripsinogen adalah suatu enzim yang tidak aktif, yang akan
menjadi tripsin aktif di dalam duodenum. Tripsin akan mencerna
polipeptida menjadi asam-asam amino rantai pendek.
e. Cairan enzim pankreatik dibawa oleh saluran-saluran kecil yang
kemudian bersatu membentuk saluran yang lebih besar, dan
akhirnya masuk ke dalam duktus pankreatikus mayor. Duktus
tambahan juga bisa muncul. Duktus pankreatikus mayor bisa
muncul dari sisi medial pankreas dan bergabung dengan duktus
koledokus komunis untuk kemudian menuju ke duodenum.
f. Pankreas juga memproduksi cairan bikarbonat yang bersifat basa.
Karena cairan lambung yang memasuki duodenum bersifat sangat
asam, ia harus dinetralkan untuk mencegah kerusakan mukosa
duodenum. Prose penetralan ini dilaksanakan oleh natrium
bikarbonat di dalam getah pankreas, dan pH kimus yang berada di
dalam duodenum akan naik menjadi sekitar 7,5.
g. Sekresi cairan pankreas dirangsang oleh hormon sekretin dan
kolesistokinin, yang diproduksi oleh mukosa duodenum ketika
kismus memasuki intestinum tenue.
h. Sekretin meningkatkan produksi cairan bikarbonat oleh pankreas,
dan kolesistokinin akan merangsang sekresi enzim pankreas. (Ari,
2009).
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
30
F. Patofisiologi
1. Diabetes Tipe 1
Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemia terjadi akibat produksi glukosa yang tidak
terukur oleh hati. Di samping itu, glukosa yang berasal dari makanan
tidak disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Ketika
glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini
akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Keadaan ini dinamakan deuresis osmotik. Sebagai akibat dari
kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami penigkatan
dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defisiensi
insulin juga mengganggu metabolisme dan lemak yang menyebabkan
penurunan berat badan . Pasien dapat mengalami peningkatan selera
makan (polofagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya
mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan normal insulin
mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan)
dan glukogenesis (pembentukan glukosa baru dari asam-asam amino
serta substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses
ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan
hiperglikemia. Disamping itu, akan terjadi pemecahan lemak yang
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
31
mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan
produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam
yang mengganggu keseimbangan asam-basa tubuh apabila jumlahnya
berlebihan. (Corwin, Elizabeth J.2009)
2. Diabtes Tipe 2
Normalnya insulin akan terikat dengan respektor khusus pada
permukaan sel. Sebagai akibat dari terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di
dalam sel. Resistensi pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan
reaksi intrsel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Meskipun terjadi
gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri ciri khas diabetes tipe
II, namun masih terdapat insulin yang adekuat untuk pemecahan
lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu,
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun
demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan
masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik
hiperosmoler nonketotik (HHNK). Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif, maka
awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi (Corwin,
Elizabeth J.2009
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
32
G. Pathway
Autoimun (genetik)
obesitas,
gaya
riwayat
keluarga
hidup,
usia,
DM,
pola
makan.
DM Tipe I
DM Tipe II
Glukosa darah tidak dapat masuk sel
komplikasi vaskuler
Hiperglikemia pembentukan ATP Simpanan kalori
ambang ginjal`
hiperosmolaritas
terlampaui
darah
glukosuria
polidipsi
diuresis osmotik
Perubahan
nutrisi lebih
dari
kebutuhan
Intoleransi
aktifitas
Poliuria
makrovaskuler
polifagia
Lemah
Dehidrasi
berkurang
mikrovaskuler
haus
Kurang
volume
cairan
Nefropati
Neuropati
Retinopati
pk hipertensi
Gangguan
persepsi
sensori
Sensibilitas menurun
Resiko
cidera
Sumber : Corwin, Elizabeth J.2009, NANDA NIC NOC 2015
Gambar 2.2 pathway
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
33
H. Pemeriksaan penunjang
Menurut Riyadi, S., dan Sukarmin, 2014. Pemeriksaan gula darah pada
pasien diabetes meilitus antara lain :
a. Gula darah puasa (GDO) 70-110 mg /dl
Kriteria diagnostik untuk Diabetes meilitus > 140 mg/dl paling sedikit
dalam dua kali pemeriksaan. Atau > 140 mg/ dl disertai gejala klasik
hiperglikemia, atau IGT 115-140 mg/dl
b. Gula darah 2 jam post prandial < 140 mg/dl
Digunakan untuk skrining atau evaluasi pengobatan bukan diagnostik.
c. Gual darah sewaktu < 140 mg/dl
Digunakan untuk skrining bukan diagnostik
d. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
GD < 115mg/dl ½ jam, 1 jam, 1 ½ jam < 200 mg/dl, 2 jam <140
mg/dl. TTGO dilakukan hanya pada pasien yang telah bebas dan diet
dan beraktivitas fisik 3 hari sebelum tes tidak dianjurkan pada
1) Hiperglikemi yang sedang puasa
2) Orang yang mendapat thiazide, Dilantin, propranolol, lasik,
thyroid, estrogen, pil KB, steroid.
3) Pasien yang dirawat atu sakit akut atau pasien inaktif
e. Tes Toleransi Glukosa Intravena (TTGI)
Dilakukan jika TTGO merupakan kontra indikasi atau terdapat
kelainan gastrointestinal yang mempengaruh absorpsi glukosa.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
34
f. Tes Toleransi Kortison Glukosa
Digunakan jika TTGO tidak bermakna, kortison menyebabkan
peningkatan kadar gula darah abnormal dan menurunkan pengguanaan
gula darah perifer pada orang yang berpredisposisi menjadi DM kadar
glukosa darah 140mg/dl pada akhir 2 jam dianggap sebagai hasil
positif.
g. Glycosatet hemoglobin
Berguna dalam memantau kadar glukosa darah rataa-rata selama lebih
dari 3 bulan
h. C-Pepticle 1-2mg/dl (puasa) 5-6 kali meningkat setelah pemberian
glukosa
Untuk mengukur proinsulin (produk saping yang tidak aktif secara
biologis) dari pembentukan insulin dapat membantu mengetahui
sekresi insulin
i. Insulin serum puasa : 2-20 mu/ml post glukosa sampai 120 mu/ml,
tidak digunakan secara luas dalam klinik, dapat digunakan dalam
diagnosa banding hipoglikemia atau dalam penelitian diabetes.
j. Pemeriksaan HbA1c
Pengukuran kadar glukosa darah hanya memberikan informasi
mengenai homeostasis glukosa yang sesaat dan tidak dapat digunakan
untuk mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang (misal
beberapa minggu sebelumnya). Untuk keperluan ini dilakukan
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
35
pengukuran hemoglobin terglikosilasi dalam eritrosit atau juga
dinamakan hemoglobin glikosilat atau hemoglobin A1c (HbA1c).
Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor dari
hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. HbA1c juga kadangkadang disebut sebagai glikosilasi atau hemoglobin glikosilasi atau
glycohemoglobin. Hemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen yang
memberikan warna merah pada sel darah merah dan juga merupakan
protein dominan dalam sel darah merah.
Apabila hemoglobin bercampur dengan larutan dengan kadar
glukosa yang tinggi, rantai beta molekul hemoglobin mengikat satu
gugus glukosa secara ireversibel, proses ini dinamakan glikosilasi.
Glikosilasi terjadi secara spontan dalam sirkulasi dan tingkat
glikosilasi ini meningkat apabila kadar glukosa dalam darah tinggi.
Pada orang normal, sekitar 4-6% hemoglobin mengalami glikosilasi
menjadi
hemoglobin
glikosilat
atau
hemoglobin
A1c.
Pada
hiperglikemia yang berkepanjangan, kadar hemoglobin A1c dapat
meningkat hingga 18-20%. Glikosilasi tidak mengganggu kemampuan
hemoglobin mengangkut oksigen, tetapi kadar hemoglobin A1c yang
tinggi mencerminkan kurangnya pengendalian diabetes selama 3-5
minggu sebelumnya. Setelah kadar normoglikemik menjadi stabil,
kadar hemoglobin A1c kembali ke normal dalam waktu sekitar 3
minggu.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
36
Karena HbA1c terkandung dalam eritrosit yang hidup sekitar
100-120 hari, maka HbA1c mencerminkan pengendalian metabolisme
glukosa selama 3-4 bulan. Hal ini lebih menguntungkan secara klinis
karena memberikan informasi yang lebih jelas tentang keadaan
penderita dan seberapa efektif terapi diabetik yang diberikan.
Peningkatan kadar HbA1c > 8% mengindikasikan diabetes meilitus
yang tidak terkendali, dan penderita berisiko tinggi mengalami
komplikasi jangka panjang, seperti nefropati, retinopati, neuropati,
dan/atau kardiopati.
Prosedur
Hemoglobin glikosilat atau HbA1c dapat diukur dengan
beberapa metode, seperti kromatografi afinitas, elektroforesis,
immunoassay, atau metode afinitas boronat. Spesimen yang digunakan
untuk pengukuran HbA1c adalah : darah kapiler atau vena dengan
antikoagulan (EDTA, sitrat, atau heparin).
Hindari terjadinya hemolisis selama pengumpulan sampel.
Batasan asupan karbohidrat sebelum dilakukan uji laboratorium
sifatnya dianjurkan.
Nilai Rujukan
Orang normal : 4,0 – 6,0 %
DM terkontrol baik : kurang dari 7%
DM terkontrol lumayan : 7,0 – 8,0 %
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
37
DM tidak terkontrol : > 8,0 %
Nilai rujukan dapat berlainan di setiap laboratorium tergantung metode
yang digunakan.
Masalah Klinis

Peningkatan kadar : DM tidak terkendali, hiperglikemia, DM yang
baru terdiagnosis, ingesti alkohol, kehamilan, hemodialisis.
Pengaruh obat : asupan kortison jangka panjang, ACTH.

Penurunan kadar : anemia (pernisiosa, hemolitik, sel sabit),
talasemia, kehilangan darah jangka panjang, gagal ginjal kronis.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium
1. Anemia dapat menyebabkan hasil uji yang rendah
2. Hemolisis spesimen dapat menyebabkan hasil uji yang tidak akurat
3. Terapi heparin dapat menyebabkan temuan palsu hasil pengujian.
4. Setelah transfuse darah hasil pembacaan HbA1c mungkin berubah.
5. Kenaikan kadar HbF pada talasemia dapat menyulitkan interpretasi.
HbF dapat menaikkan pembacaan tes HbA1c.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
38
I. PENATALAKSANAAN
Menurut Corwin, Elizabeth J, 2009. Tujuan utama penatalaksanaan
klien dengan diabetes adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah
timbulnya komplikasi akut dan kronis. Jika klien berhasil mengatasi
diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hiperglikemia.
1.
Edukasi
Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi
aktif paien itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Tim kesehatan harus
mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku yang
mendukung upaya pengobatan. Untuk itu dibutuhkan edukasi yang
komperhensif, pengembangan keterampilan, dan motivasi. Edukasi
tersebut meliputi pehaman tentang:
a. Definisi penyakit DM.
b. Makan dan perlunya pengendalian serta pemantauan DM.
c. Hal-hal yang menjadi penyulit DM.
d. Hipoglikemia.
e. Masalah khusus yang dihadapi
f. Perawatan kaki pada diabetes.
g. Cara
pengembangan
sistem
pendukung
dan
pengajaran
keterampilan.
h. Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.
( Atun M, 2010 )
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
39
2. Diet
Diet
dan
pengendalian
berat
badan
merupakan
dasar
dari
penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk
mencapai tujuan berikut ini:
a. Memberikan semua unsur makanan esensial ( misalnya: vitamin,
mineral)
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energy
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
Bagi
pasien
yang
memerlukan
insulin
untuk
membantu
mengendalikan kadar glukosa darah, upaya mempertahan konsistensi
jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi pada jam-jam makan
yang berbeda merupakan hal penting. Di samping itu, konsistensi
interval waktu diantara makan dengan mengkonsumsi camilan (jika
diperlukan), akan membantu mencegah reaksi hipoglikemia dan
pengendalian keseluruhan kadar glukosa darah.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
40
Makanan yang dapat diberikan yaitu:
a. Hidrat arang diberikan 60-70% dari total energi, disesuaikan
dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya.
b. Makanan cukup protein dianjurkan 12% dari total energi.
c.
Cukup vitamin dan mineral.
d. Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang
diberikan
e. Lemak dianjurkan 20–25% dari total energi.
f. Asupan kolesterol hendaknya dibatasi, tidak lebih dari 300/mg
perhari.
g. Mengkonsumsi makanan yang berserat,anjuranya adalah kirakira 25g/hari dengan mengutamakan serat.
h. Makanan yang tidak boleh diberikan, yaitu makanan yang
mengandung gula murni. Contohnya terdapat pada: gula pasir,
gula jawa, gula batu, sirop, jam, jelly, buah-buahan yang
diawet dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan,
es krim, kue-kue manis, dodol, cake, tarcis, abon, dendeng,
sarden dan semua produk makanan yang diolah dengan gula
murni.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
41
3. Latihan jasmani
Kegiatan fisik harian dan latihan jasmani (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit), bagus untuk dilakukan. Kegiatan
fisik seperti jalan, bersepeda santai, joging, berenang dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas terhadap
insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah. Hal ini
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan
tangga, berkebun tetap dilakukan dan kurangi melakukan kegiatan
yang kurang gerak seperti menonton televisi, atau bermain game.
Prinsip latihan jasmani yang dilakukan:
a. Berkesinambungan, misalnya joging 30 menit, maka pasien
harus melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
b. Pilih latihan yang berirama yaitu yang dapat membuat otot-otot
berkontraksi dan relaksasi secara teratur, misalnya berlari,
berenang, jalan kaki.
c. Interval, latihan dilakukan selang-seling antara gerak cepat dan
lambat. Contoh: jalan cepat diselingi jalan lambat, joging
diselingi jalan.
d. Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari
intensitas ringan sampai sedang selama mencapai 30-60 menit.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
42
e. Latihan
daya
tahan
untuk
meningkatkan
kemampuan
kardiorespirasi seperti jalan, joging, dan sebagainya.
4. Pengobatan Medis
Apabila terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga)
belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita,
maka perlu dilakukan langkah berikutnya berupa terapi obat, baik
dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral ,terapi insulin atau
kombinasi keduanya.(Saraswati, 2009)
Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk
mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal.
Kadar
gula darah
yang benar-benar
normal sulit
untuk
dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal,
maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun
jangka panjang semakin berkurang. (Saraswati, 2009)
a. Terapi obat hipoglikemik oral (OHO)
Dibagi menjadi 4 golongan :
1) Golongan Obat yang bekerja memicu sekresi insulin
a) Sulfonilurea
Efek utama golongan ini meningkatkan sekresi insulin
oleh sel beta pankreas. Sulfonilurea sebaiknya tidak
diberikan pada penyakit hati, ginjal dan tiroid. Termasuk
golongan ini :
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
43
b) Khlorpropamid
c) Glibenklamid
d) Gliklasid
e) Glikuidon
f) Glipisid
g) Glimepirid
h) Glinid
Merupakan obat generasi baru ,cara kerjanya sama
dengan sulfonilurea dengan meningkatkan sekresi
insulin fase pertama. Golongan obat ini terdiri dari 2
macam
obat,
yaitu:
Repaglinid
dan
Nateglinid.
(Soegondo, 2009, hal 123)
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin
1) Biguanid
Biguanid tidak merangsang sekresi insulin dan terutama
bekerja di hati dengan mengurangi hepatic glucose output
dan menurunkan kadar glukosa dalam darah sampai normal
(euglikemia) serta tidak pernah menyebabkan hipoglikemia.
Contoh golongan ini adalah metformin.
a) Thiazolindion/glitazon
Thiazolindion berikatan pada peroxisome proliferator
activated receptor gamma (PPARγ) suatu reseptor inti di
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
44
sel otot dan sel lemak. Obat golongan ini memperbaiki
sensitifitas
terhadap
insulin
dengan
memperbaiki
transpor glukosa kedalam sel. Contoh golongan ini :
pioglitazon
(Actoz)
dan
Rosiglitazon
(Avandia).
(Soegondo, 2009, hal 124)
c. Penambah alfa glukosidase / acarbos
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa
glukosidase di dalam saluran cerna sehingga dengan demikian
dapat menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan
glikemia postprandial. Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak
menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak berpengaruh pada
kadar insulin.(Soegondo, 2009)
d. Golongan incretin
1) Inkretin mimetik
Jenis : suntikan, belum masuk pasaran indonesia.
Mekanisme : menurunkan glukosa darah dengan cara
merangsang sekresi insulin dan menghambat sekresi
glucagon.
2) Penghambat DPP IV
Mekanisme : Obat golongan baru ini mempunyai cara kerja
menghambat suatu enzim yang mendegradasi hormon
inkretin endogen yang berasal dari usus, sehingga dapat
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
45
meningkatkan sekresi insulin yang dirangsang glukosa,
mengurangi
sekresi
glukagon
dan
memperlambat
pengosongan lambung.
Dosis : tunggal tanpa perlu penyesuaian dosis .dapat
diberikan monoterapi tetapi juga dapat dikombinasi dengan
metformin, glitazon atau sulfonylurea. (Soegondo, 2009)
e. Terapi Insulin
Adapun pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung
pada:
1) Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya.
2) Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan
menyesuaikan dosisnya.
3) Aktivitas harian penuh penderita.
4) Kecekatan penderita dalam mempelajari dan mahami
penyakitnya.
5) Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke
hari. (Saraswati, 2009)
Empat tipe Insulin yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan
puncak dan jangka waktu efeknya :
1) Insulin Kerja Singkat (short acting) ; insulin regular merupakan
satu-satunya insulin jernih ataularutan insulin, sementara
lainnya adalah suspense. Insulin regular adalah satu-satunya
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
46
prodak insulin yang cocok untuk pemberian intra vena. Contoh
: Actrapid, Humulin R.
2) Insulin kerja cepat (rapid acting), cepat diabsorbsi, adalah
insulin analog seperti: Novorapid, Humalog, Apidra.
3) Insuli kerja sedang yaitu NPH termasuk Monotard, Insulatard,
Humulin.
4) Insulin kerja panjang, mempunyai kadar zing yang tinggi
untuk memperpanjang waktu kerjanya. Contoh:Ultra lente
(Soegondo, 2009)
5. Pemantauan (monitoring)
Monitoring adalah salah satu tindakan keperawatan yang
digunakan untuk menilai manfaat pengobatan dan sebagai
pegangan penyasuaian diet, latihan jasmani, dan obat-obatan untuk
mencapai kadar glukosa darah senormal mungkin, terhindar dari
keadaan hiperglikemia ataupun hipoglikemia.
Hal-hal yang perlu dipantau (monitoring) pada penyandang DM
a. Kendali Glikemik
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 akan muncul komplikasi
mikrovaskuler berupa timbulnya retinopati diabetik, nefropati,
dan neuropati yang lebih rendah. Oleh karena itu, penyandang
diabetes direkomendasikan untuk mencapai dan menjaga gula
darah
serendah
mungkin
mendekati
normal.
Dalam
pengelolaan DM kita mempunyai kriteria pengendalian yang
ingin kita capai (tabel 1).
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
47
Baik
Glukosa darah puasa 80 – 109
(mg/dl)
Glukosa darah 2 jam 110- 144
(mg/dl)
A1C ( %)
<6,5
Kolesterol
total
<200
(mg/dl)
Kolesterol
LDL
<100
(mg/dl)
Kolesterol
HDL
>45
(mg/dl)
Trigliserida (mg/dl)
<150
2
IMT (kg/m )
18,5-22,9
Tekanan
darah <130/80
(mmHg)
Sedang
110– 125
Buruk
>126
145 – 179
>180
6,5-8
200-239
>8
>240
100-129
>130
150-199
23-25
130-140/8090
>200
>25
>140/90
Untuk pasien berumur >60tahun, sasaran kadar glukosa darah
lebih tinggi dari pada biasa (puasa <150mg/dL dan sesudah
makan <200mg/dL), demikian pula kadar lipid, tekanan darah,
dllmengacu padabatasankriteria pengendalian sedang. Hal ini
dilakukan mengingat sifat-sifat khusus pasienusia lanjut dan
juga untuk mencegah kemungkinan timbulnya efek samping
dan interaksi obat. (Soewondo(2009)
b. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Menurut Soewondo (2009), Pemeriksaan kadar glukosa darah
dilakukan dilaboratorium dengan metode oksidasi glukosa atau
o-toluidin dan biasanya sering kali pemeriksaan darah
dilakukan dengan uji strippada saat konsultasi dengan metode
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
48
enzimatik (oksidasi glukosa atau heksokinasi). Faktor yang
mempengaruhi hasil pengukuran glukometer adalah :
1) Penggunaan yang tidak tepat
2) Waktu
3) Pemindahan darah yang berlebih
4) Perubahan hematokrit
5) Ketinggian
6) Suhu lingkungan
7) Hipotensi
8) Hipoksia
9) Kadar trigliserida yang tinggi.
Adapun beberapa ukuran normal kadar gula darah pendapat
dari beberapa organisasi Diabetes dunia, yaitu :
Organisasi
ADA
AACE
IDF
ESC / EASD
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 2
GDP (mg/dL)
70-130
<110
<110
GDS (mg/dL)
<180
<140
<145
<108
<108
135-160
<135
c. Pemeriksaan Kadar Glukosa Urin
Hasil pemeriksaan urine normal
1)
Glucose : Negatif
2)
Billirubin : Negatif
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
49
3)
Keton : < 5 mg/dl
4)
Berat Jenis : 1,001-1,035
5)
pH : 4,6 – 8,0
6)
Protein : < 30 mg/dl
7)
Urobilinogen : < 1,0 EU/dl
8)
Nitrit : Negatif
9)
Blood : Negatif
10) Leukosit : Negatif
d. Pemeriksaan Hiperglikemia Kronik
Pada penyandang DM, glikosilasi hemoglobin meningkat
secara proporsional dengan kadar rata-rata glukosa darah
selama 8-10 minggu terakhir. Bila kadar glukosa darah normal
(70-140 mg/dL) selama 8-10 minggu terakhir, maka hasil tes
A1C menunjukan nilai normal. Pemeriksaan A1C dipengaruhi
oleh
anemia
berat,
kehamilan,
gagal
ginjal,
dan
hemoglobinopati. Hasil pemeriksaan A1C sangat akurat untuk
menilai status glikemik jangka panjang. Kadar A1C dapat
mencerminkan glukosa darah rata-rata, seperti :
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
50
Kadar Glukosa rata-rata
A1C (%)
Mg/ dL
5
97
6
126
7
164
8
183
9
212
10
240
11
269
12
298
Pemeriksaan A1C dilakukan 2 kali dalam setahun yang
telah mencapai target tetap. Pada pasien yang terapinya belum
berubah atau yang belum mencapai target kendali glukosa,
pemeriksaan A1C sebaiknya dilakukan 4 kali setahun.
(Soewondo(2009)
e. Pemeriksaan Keton Urin
Keton
urin
dapat
diperiksa
menggunakan
reaksi
kolorimetrik antara benda keton dan nitroprusid yang
menghasilkan warna ungu. Metode tersedia dalam bentuk strip
dan tablet yang berfungsi mendeteksi keton di urin maupun di5
darah.
Hasil keton urin positif dapat dijumpai pada lebih dari 30%
specimen urin porsi pertama dari wanita hamil (dengan atau
tanpa DM), kelaparan, puasa, atau hipoglikemia. Positif palsu
dapat ditemukan pada keadaan urin pekat dan penggunaan obat
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
51
yang mengandung sulfhidril (angiotensin-converting enzyme
inhibitors). (Soewondo,2009)
f.
Pemantauan Kadar Glukosa Sendiri
Pada Pemantauan Kadar Glukosa Sendiri
(PKGS)
dilakukan oleh penyandang DM sendiri saat dirumah untuk
mencegah hipoglikemia dan menyesuaikan pengobatan, diet
dan aktifitas fisik untuk mencapai target glikemik yang
diinginkan. PKGS perlu dilakukan evaluasi secara berkala
mengenai cara pemeriksaan yang dilakukan penyandang DM
maupun alatnya itu sendiri.
Penderita DM dianjurkan untuk selalu membawa alatnya
ke klinik saat konsultasi dan penyandang DM harus didorong
untuk mampu melakukan modifikasi pengobatan sesuai hasil
pemanyauan yang dilakukan. (Soewondo, 2009)
g. Pemantauan Glukosa Berkesinambungan (PGB)
Pemantauan glukosa berkesinambungan (PGB) dapat
menjadi alat tambahan terhadap PKGS pada pasien DM tipe 1,
terutama mereka tanpa kesadaran resiko hipoglikemia. Sistem
PGB cukup bermanfaat untuk mendeteksi hipohlikemia pada
penyandang DM 1 dan 2. Namun, pemeriksaan ini tidak lebih
baik daripada pengukuran glukosa kapiler yang standar untuk
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
52
memperbaiki
kendali
glikemik
dalam
jangka
panjang.
(Soewondo, 2009)
HASIL YANG DIINGINKAN TERAPI GIZI MEDIS (TGM)
UNTUK PASIEN DM TIPE 2
a. Kontrol glikemik
Terkendali
Baik
Puasa (mg/dl)
< 110
2 jam PP (mg/dl) 80 – 144
AIC (%)
< 6,5
Sesudah 4-6 minggu kunjungan I :
Sedang
110 – 125
145 – 179
6,5 – 8
1) Kecenderungan turun (-10%) atau sudah sampai sasaran
2) Bila tidak tercapai anjurkan perubahan terapi gizi atau
medis
b. Lipid
Terkendali
Kolesterol
(mg/dl)
LDL (mg/dl)
HDL (mg/dl)
Baik
total <200
<100
Pria : >40
Wanita : >50
<150
Trigliserida (mg/dl)
Sedang
200-239
100-129
150-199
Sesudah 4-6 minggu dari kunjungan I :
1)
Bila kolesterol meningkat, turunkan 6-12 %
2)
Bila kadar kolesterol tidak mencapai sasaran sesudah 4-6
bulan TGM, beritahu dokter
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
53
c. Tekanan Darah
Tujuan : 130/80
Bila tidak ada respon terhadap perubahan gaya hidup, beritahu
dokter
d. Berat badan
1) Tujuan : pertahankan berat badan yang memadai
IMT
18,5-
Baik
<23
Sedang
23-25
2) Penurunan berat badaan jangka pendek 0,2 – 0,5
kg/minggu
3) Penurunan berat badaan jangka lama 2,5-9 kg
4) Hasil setelah 4-6 minggu dari kunjungan I : penurunan
berat badan 1,5-3 kg
5) Hasil setelah TGM yang berkesinambungan : penurunan
berat badan 4,5 – 9 Kg (Sukardji, 2009)
J. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b.d polifagia
2. Kurang volume cairan b.d poliuri
3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan
4. Gangguan persepsi sensori b.d retinopati
5. Resiko cidera b.d sensabilitas menurun.
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
54
K. INTERVENSI
Menurut NANDA NIC NOC 2015 intervensinya adalah senagai berikut :
Tabel 2.1 intervensi
NO
1
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Ketidakseimban
gan nutrisi lebih
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
polifagia
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
diharapkan
berat badan pasien akan
ideal.
(NOC)
NOC: Status nutrisi : Intake
makanan dan cairan
Kriteria Hasil:
1. Asupan nutrisi
2. Berat badan ideal
3. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
4. penurunan berat badan
yang berarti
2
Kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan
kehilangan
volume cairan
aktif (poliuria)
Intervensi (NIC)
NOC: Fluid Balance
Kriteria Hasil:
1. Mempertahankan urine
output sesuai dengan
usia
2. Berat jenis urine normal
(20-40 mg/dl)
3. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi,
elastisitas
turgor kulit baik, dan
tidak ada rasa haus yang
berlebihan.
Manajemen Nutrisi
1) Kaji berat badan pasien
2) Tingkatkan pemberian
makanan yang
mengandung protein,
vitamin, dan besi (apabila
dianjurkan)
3) Berikan makanan tinggi
natrium
4) Berikan makanan yang
sedikit mengandung gula
(glukosa)
5) Seleksi jenis makanan
yang tepat
Fluid Management
1) Timbang popok atau
pembalut
jika
diperlukan
2) Monitor status hidrasi
3) Monitor
tanda-tanda
vital
4) Kolaborasi pemberian
cairan IV
5) Anjurkan
keluarga
untuk membantu pasien
makan
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
55
3
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan pasien dapat
melakukan aktivitas secara
mandiri
NOC : self care : ADLs
Kriteria hasil :
a. mampu
melakukan
aktivitas sehari-hari
b. Mampu
melakukan
aktivtas sehari-hari
c. Mampu berpindah dari
tidur ke duduk
d. Sirkulasi status baik
e. Status
respirasi
:
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat
4
Gangguan
persepsi sensori
berhubungan
dengan
retinopati
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
gangguan
masalah
penglihatan
berkurang.
NOC :
situasional
self
esteem,
Kriteria hasil :
1. Lingkungan yang aman
2. Memahami dampak dari
gangguan tersebut
3. Mengenal
lingkungan
dengan baik
4. Pandangan jelas
NIC
Activity therapy
1) Monitor respon fisik,
emosi social
2) Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
3) Bantu
klien
untuk
membuat jadwal latihan
4) Sediakan
penguataan
positif bagi yang aktif
beraktifitas
5) Kolaborasikan dengan
keluarga
dalam
membantu
aktivitas
pasien
Self-esteem enhancement
1) Identifikasi perubahan
penglihatan
2) Anjurkan
untuk
melakukan
kegiatan
yang aman
3) Anjurkan
untuk
mengunakan kaca mata
4) Dorong pasien untuk
melakukan pengobatan
secara rutin
5) Minta dan harapkan
komunikasi verbal
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
56
5
Resiko cidera
berhubungan
dengan
sensabilitas
menurun
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan tidak terjadi
cidera
NIC
NOC : Risk control
1) Sediakan
lingkungan
yang aman bagi pasien
2) Identifikasi
kbutuhan
keamananan
3) Menghindarkan
lingkungana
yang
berbahaya
4) Memaang side rail
tempat tidur
5) Menyediakan
tempat
tidur yang aman dan
bersih
6) Menganjurkan keluarga
untuk memenami pasien
Kriteria hasil
1. Klien terbebas dari
cidera
2. Mampu
menjelaskan
cara mencegah cidera
3. Mampu
menjelaskan
faktor
lingkungan
penyebab cidera
Environment Management
(manajemen lingkungan)
Asuhan Keperawatan Pada..., ZENI TRIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Download