BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran
1.
Pengertian Anggaran
Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu
anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan antara
penerimaan
dengan
pengeluaran,
tetapi
dengan
semakin
berkembangnya dunia usaha dan semakin rumitnya tata kerja organisasi
serta teknologi yang terus berkembang, maka anggaran semakin
memperlihatkan peranannya sebagai alat manajemen yang penting.
Untuk lebih jelasnya diuraikan di bawah ini berbagai pendapat
mengenai definisi anggaran dari berbagai penulis buku antara lain :
Menurut Nafarin (2007:11)
“Anggaran adalah merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan
suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka
waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi
dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa”.
Menurut Mulyadi (2001:488)
“Anggaran adalah merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan
satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”.
Menurut Sofyan Safri Harahap (2001:15)
“Anggaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dan formal
untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat
membantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen”.
Menurut Charles T. Horngren, Srikant M. Datar, George Foster,
terjemahan Desi Adhariani (2005:214)
“Anggaran adalah : a. pernyataan kuantitatif suatu rencana kegiatan
yang dibuat manajemen untuk periode tertentu, b. alat yang
membantu mengkoordinasikan hal-hal yang diperlukan dilakukan
guna mengimplementasikan rencana-rencana tersebut”.
Secara umum anggaran adalah suatu rencana kuantitatif yang
bersifat menyeluruh dan terkoordinasi dengan baik yang dinyatakan
dalam satuan uang, mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
dalam suatu periode tertentu yang akan datang.
Definisi anggaran yang beraneka ragam di atas, apabila diamati
dengan teliti masing-masing definisi tersebut mempunyai pengertian
yang hampir sama. Perbedaan yang ada umumnya berkisar pada titik
berat anggaran tersebut, apakah pada prosedurnya atau pada isi
anggaran yang akan disusun. Dari definisi anggaran di atas dapat
diambil intinya, yakni :
1. Bahwa anggaran perusahaan merupakan suatu perencanaan secara
formal, artinya di dalam penentuan tentang segala sesuatu yang
akan dilaksanakan perusahaan tersebut dilakukan secara formal,
yang dihasilkan dengan pertemuan resmi di dalam perusahaan
tersebut serta dinyatakan dalam bentuk tertulis.
2. Bahwa anggaran perusahaan merupakan seluruh kegiatan
perusahaan, artinya anggaran perusahaan disusun akan mencakup
seluruh kegiatan perusahaan. secara kronologis (ditinjau dari aliran
bahan sampai penjualan) dapat disebutkan bahwa terdapat tiga
kegiatan utama dalam perusahaan, yaitu sebelum produksi, kegiatan
produksi, dan kegiatan sesudah produksi.
3. Bahwa anggaran perusahaan dalam jangka waktu tertentu, artinya
anggaran perusahaan yang disusun bukannya tidak terbatas waktu,
melainkan disusun untuk dipergunakan dalam jangka waktu
tertentu. Berapa lama jangka waktu ini akan sangat tergantung
kepada kebutuhan perusahaan dan kesepakatan yang ada di dalam
perusahaan yang bersangkutan. Namun demikian pada umumnya
periodisasi yang dipergunakan bagi anggaran jangka pendek adalah
satu tahun.
4. Bahwa anggaran perusahaan dinyatakan dalam unit moneter,
artinya satuan yang dipergunakan sebagai pengukur kegiatan yang
beraneka ragam tersebut adalah satuan moneter. Dengan satuan
6
yang sama ini maka seluruh kegiatan perusahaan akan dihitung,
dianalisis dan kemudian dapat disusun perencanaan terpadu yang
memadai bagi perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu
diketahui bahwa di dalam perusahaan kadang-kadang terdapat
kegiatan yang tidak dapat dirubah langsung ke dalam satuan
moneter atau sangat sulit untuk melakukannya. Untuk keadaan
semacam ini maka kegiatan tersebut pada umumnya dirubah dahulu
kedalam satuan kuantitatif yang lain (misalnya unit output) baru
kemudian dirubah kedalam satuan moneter).
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003:6)
“Anggaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dan formal
daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam
perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
Dari definisi tersebut dapat diambil intinya yakni :
1. Bahwa business budget harus bersifat formal, artinya bahwa
business budget disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh
dalam bentuk tertulis.
2. Bahwa business budget harus bersifat sistematis, artinya bahwa
business budget disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu
logika.
3. Bahwa setiap saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab
untuk mengambil keputusan, sehingga business budget merupakan
suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasar beberapa asumsi
tersebut.
4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan
pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan
pengawasan.
Untuk dapat memenuhi segala aspek yang terkandung pada definisi
tersebut di atas, maka anggaran harus disusun dalam bentuk tabel-tabel
dan bersifat kuantitatif (dinyatakan dengan angka-angka). Jadi dapat
disimpulkan juga bahwa anggaran tidak hanya meliputi masalah teknis
dan keuangan saja tetapi juga merupakan suatu hasil pengambilan
7
keputusan dalam proses perencanaan, yang juga melibatkan aktivitas
pengendalian termasuk prosedur, cara tanggung jawab.
Karakteristik anggaran menurut Mulyadi (2001:490) adalah sebagai
berikut :
a.
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
c.
Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang
berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
d. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang
berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
e.
Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi
tertentu.
f.
Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan
dengan anggaran dan selisihnya dianalisa dan dijelaskan.
2.
Jenis-jenis Anggaran
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran mempunyai ruang lingkup
yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di perusahaan akan terkait dengan
anggaran perusahaan tersebut. Oleh karena itu, anggaran perusahaan
terdiri dari berbagai macam anggaran. Anggaran yang satu berbeda
dengan anggaran yang lainnya baik dari segi isinya, bentuknya, maupun
keuangannya.
8
Anggaran sebagai alat perencanaan serta pengendalian jangka
pendek, merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang. Biasanya
anggaran disusun untuk jangka waktu satu tahun. Tetapi dapat juga
dibuat bagian anggaran yang lebih pendek, misalnya bulanan 3 (tiga)
bulanan atau 6 (enam) bulanan, tergantung dari jenis usaha serta
kebutuhannya.
Anggaran tahunan merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan
suatu perusahaan.
Anggaran tahunan dikelompokkan menjadi :
a. Anggaran Operasional
Anggaran
operasional merupakan rencana
seluruh kegiatan
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
1) Anggaran Proyeksi Rugi/Laba
Dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik
menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba yang
merupakan keseluruhan.
2) Anggaran Pembantu Rugi/Laba
Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang
menyokong penyusunan suatu laporan rugi/laba, yaitu :
a)
Anggaran Penjualan
Anggaran
ini
merupakan
proyek
teknis
daripada
permintaan langganan potensial untuk suatu waktu tertentu
dengan berbagai asumsi.
9
b) Anggaran Produksi
Anggaran produksi ini terdiri dari beberapa sub anggaran
yaitu :
(1) Anggaran jumlah yang harus diproduksi
Rencana tentang jumlah produk yang harus dihasilkan
dengan memperhatikan terlebih dahulu anggaran
penjualan, persediaan awal dan persediaan akhir
tahun.
(2) Anggaran Bahan Mentah
Terdiri dari : Anggaran kebutuhan bahan mentah
(dalam unit), Anggaran pembelian bahan baku (dalam
unit dan harga), Anggaran biaya bahan mentah yang
habis digunakan dalam produksi (dalam harga).
(3) Anggaran Tenaga Kerja Langsung
(4) Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Yaitu anggaran semua jenis biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan produk, selain biaya materi dan
biaya tenaga kerja langsung.
c)
Anggaran Biaya Umum dan Administrasi
Anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk Direksi dan
stafnya, bagian keuangan dan bagian administrasi yaitu
10
anggaran yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha
perusahaan di luar kegiatan pabrik.
d) Anggaran Biaya Distribusi
Anggaran
ini
mencakup
semua
biaya
yang
akan
dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan
kegiatan memasarkan produk. Termasuk didalamnya
antara lain : Biaya untuk salesman, supervisor dan tenagatenaga penjualan lainnya. Ongkos pengangkutan, biayabiaya perjalanan, biaya advertensi dan promosi juga biayabiaya lainnya.
b. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan disusun sebagai akibat terjadinya perubahan
kekayaan, utang dan piutang. Perubahan dilakukan oleh kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan.
Anggaran ini meliputi :
1) Anggaran Proyeksi Neraca
Anggaran proyeksi neraca ini mencerminkan perkiraan semua
aktiva dan passiva yang akan dimiliki oleh perusahaan pada
akhir suatu periode produksi.
11
2) Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca
Anggaran ini merinci masing-masing pos yang ada dalam
neraca, terutama pos-pos yang berhubungan dengan masalah
likuiditas perusahaan.
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003) jenis
anggaran yang lain yaitu anggaran berdasarkan fleksibilitas yaitu
Anggaran Fixed dan Anggaran Kontinyu (hal. 12).
Anggaran Fixed adalah anggaran yang disusun oleh periode
waktu tertentu yang mana volumenya sudah tertentu dan
berdasarkan volume tersebut direncanakan pendapatan, biaya dan
pengeluaran-pengeluaran. Dalam anggaran fixed diadakan revisi
secara periodik.
Anggaran Kontinyu, penyusunan anggaran dengan cara ini
mempunyai karakteristik :
1) Disusun atau periode tertentu, volume tertentu dan berdasarkan
volume tersebut diperkirakan besarnya pendapatan biaya-biaya
dan pengeluaran-pengeluaran.
2) Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat
dipakai atau tidak, maka secara periodik dilakukan penilaian
kembali.
3) Ditambah anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran
berikutnya dengan menggunakan data yang paling akhir
dimiliki.
12
B.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya merupakan jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber
yang
dikorbankan
untuk
mendapatkan
sesuatu.
Produksi
adalah
transformasi/ mengubah bentuk bahan baku menjadi barang lain melalui
penggunaan tenaga kerja dan fasilitas pabrik. Biaya produksi adalah biayabiaya yang dianggap melekat dan membentuk harga pokok produk yang
dibuat untuk dijual kembali.
Terdapat tiga unsur utama dalam biaya produksi yaitu :
1) Biaya Bahan Baku (Material Cost)
Adalah biaya dari bahan-bahan yang dapat dibebankan dalam
memproduksi suatu barang jadi yang siap dipasarkan. Contohnya biaya
bahan baku produksi karet untuk membuat ban.
2) Biaya Tenaga Kerja (Labour Cost)
Adalah biaya para tenaga kerja yang ditempatkan dan digunakan dalam
menangani kegiatan-kegiatan proses produksi sehingga produk dari
usaha itu dapat terwujudkan. Contoh : buruh yang mengerjakan
pembuatan ban.
3) Biaya Overhead (Factory Overhead Cost)
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi selain biaya bahan
baku dan tenaga kerja. Jenis biaya ini mempunyai perilaku yang
berbeda dari biaya lainnya, sebagian biaya ini berfluktuasi sebanding
dengan kenaikan atau penurunan volume produksi, dan yang lain akan
tetap dan tidak terpengaruh terhadap perubahan dalam banyaknya unit
13
produksi. Jadi biaya overhead dapat dipisahkan atas dua jenis yaitu
biaya variabel dan biaya tetap. Biaya overhead variabel akan berubahubah jumlahnya secara proporsional sesuai dengan perubahan tingkat
kegiatan. Biaya overhead tetap tidak berubah menurut kegiatan,
jumlahnya akan tetap sampai pada suatu batas kapasitas tertentu.
C. Peranan Anggaran dalam Efisiensi Pengendalian Biaya Produksi
Salah satu fungsi manajemen yang terpenting adalah melakukan
pengendalian (controlling) secara terus menerus atas apa yang telah
direncanakan dengan menggunakan anggaran, sehingga dapat disebut
pengendalian anggaran yang dilakukan dengan cara mengevaluasi prestasi
yang dicapai dengan membandingkan antara anggaran yang telah disusun
dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi.
Menurut Mulyadi (2003:68)
“Pengendalian intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai
agar tujuan organisasi dapat tercapai”.
Dari pengertian tersebut terdapat tiga kata penting, yaitu :
1.
Kebijakan, adalah pedoman yang dibuat oleh manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi.
2.
Prosedur, adalah langkah-langkah tertentu yang harus diamati dalam
pelaksanaan suatu kebijakan.
3.
Tujuan, adalah akhir dari suatu kegiatan atau hasil yang dicapai.
14
Manajemen bertanggung jawab untuk membentuk dan memelihara
pengendalian intern yang efektif.
Menurut Mulyadi (2003:162)
“Tujuan pokok pengendalian adalah menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan dapat dipercayainya data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen”.
Dari pengertian pengendalian dan uraian di atas maka jelaslah bahwa
tujuan pengendalian intern adalah untuk menciptakan laporan keuangan
yang dapat dipercaya, menghasilkan efisiensi dan keefektifan dalam
operasional dan dapat diterapkannya peraturan-peraturan dan hukum yang
berlaku secara konsisten guna menjaga harta kekayaan perusahaan, untuk
dapat menciptakan ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi guna mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan
dalam segala kegiatan bisnis perusahaan, dan untuk mencegah penggunaan
sumber daya perusahaan yang tidak efisien dan efektif. Sehingga dapat
dipatuhinya segala kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
manajemen.
Secara
umum
pengendalian
merupakan
suatu
usaha
mengendalikan kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga
untuk
seluruh
kegiatan sesuai dengan rencana dan jika terdapat penyimpangan harus dapat
dijelaskan sebab-sebabnya dan diambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Pengendalian biaya produksi merupakan suatu tindakan manajemen
untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan rencana biaya yang
15
dibuat sebelum kegiatan produksi dilaksanakan dengan biaya sesungguhnya
terjadi dalam proses produksi. Dengan cara itu dapat diketahui besarnya
penyimpangan tersebut, untuk melakukan tindakan perbaikan dalam
pelaksanaan selanjutnya guna meningkatkan efisiensi pengendalian biaya
produksi.
Penganggaran memberikan manfaat bagi setiap perusahaan antara lain
memberikan tanggung jawab pada manajer atas segala perencanaan
sehingga memaksa manajer untuk berpikir jauh ke depan, selain itu
penganggaran membantu para manajer untuk mengkoordinasikan segala
upayanya agar sasaran perusahaan secara keseluruhan sejalan dengan
sasaran yang ingin dicapai oleh bagian-bagiannya dan penganggaran
merupakan alat pengendalian. Anggaran dipakai sebagai pegangan oleh
manajer yang bertanggung jawab menjalankan operasi untuk mengadakan
penilaian dari hasil-hasil yang dicapainya.
Bentuk pengendalian yang dapat dilakukan melalui anggaran ialah :
1.
Melakukan pengukuran dengan membandingkan antar pelaksanaan
aktual / realisasi dengan anggaran sehingga dapat diambil tindakantindakan perbaikan terhadap penyimpangan yang merugikan. Di sini
anggaran berlaku sebagai alat peringatan dini terhadap keadaan yang
dapat merugikan perusahaan.
2.
Melalui sistem anggaran dapat dilakukan evaluasi terhadap masingmasing manajer di setiap pusat pertanggungjawaban karena anggaran
dianggap commitment oleh manajer yang bersangkutan.
16
Anggaran dalam hubungannya dengan fungsi pengendalian dibedakan
atas:
1.
Fixed Budget (Anggaran Tetap)
Anggaran ini disusun untuk periode waktu tertentu. Pengendalian atas
kegiatan-kegiatan,
membandingkan
biaya,
antara
dan
pendapatan
anggaran
dengan
dilakukan
realisasinya
dengan
tanpa
memperhatikan apakah kapasitas yang sesungguhnya sesuai dengan
kapasitas yang ditetapkan dalam anggaran. Anggaran ini menyajikan
rencana biaya atau pendapatan dalam satu tingkat kegiatan, sehingga
apabila digunakan untuk mengendalikan biaya yang didalamnya
terdapat unsur variabel telah diketahui anggaran merupakan alat
perencanaan dan pengendalian biaya. Maka setiap akhir periode,
pelaksanaannya dibandingkan dengan anggaran. Bila pelaksanaannya
berbeda dengan anggaran, maka hal ini akan mengurangi arti
pentingnya anggaran sebagai alat pengendalian.
2.
Flexible Budget (Anggaran Fleksibel)
Anggaran ini disajikan pada berbagai jenjang kegiatan, sehingga
pengendalian dapat dilakukan dengan membandingkan antara realisasi
dengan
anggaran
yang
disesuaikan
dengan
kapasitas
yang
sesungguhnya.
Selanjutnya dengan membandingkan angka-angka dalam anggaran,
hasilnya akan menunjukkan sampai sejauh mana usaha produksi itu dan
bagian-bagiannya telah melaksanakan tindakan dan kegiatan yang dibatasi
17
dengan tindak dan penugasan seperti yang tercermin dalam anggaran biaya
produksi. Dengan demikian anggaran disini berfungsi sebagai sarana
pengendalian.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Pembelian Bahan
Baku
Menurut M. Nafarin (2005:83), besar kecilnya pembelian bahan baku
yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :
1.
Anggaran Produksi
Semakin besar produksi yang dianggarkan semakin besar bahan baku
yang dibeli. Sebaliknya semakin kecil produksi yang dianggarkan
semakin kecil juga bahan baku yang dibeli.
2.
Harga Beli Bahan Baku
Semakin tinggi harga beli bahan baku, semakin tinggi pembelian bahan
baku yang direncanakan. Sebaliknya semakin rendah harga bahan baku
yang dibeli, semakin rendah pembelian bahan baku yang direncanakan.
3.
Biaya penyimpanan bahan baku di gudang (carrying cost) dalam
hubungannya dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat
kehabisan persediaan (stock out cost).
Apabila biaya penyimpanan bahan baku di gudang lebih kecil dibanding
dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan bahan
baku, maka perlu pembelian bahan baku yang besar. Sebaliknya bila
biaya penyimpanan bahan baku di gudang lebih besar dibanding dengan
18
biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan bahan baku,
maka pembelian bahan baku yang direncanakan kecil. Biaya kehabisan
bahan baku (stock out cost) seperti biaya pesanan darurat, kehilangan
kesempatan mendapatkan keuntungan, karena tidak terpenuhinya
pesanan, kemungkinan kerugian karena adanya stagnasi produksi, dan
lain-lain.
4.
Ketepatan pembuatan standar pemakaian bahan baku
Semakin tepat standar bahan baku dipakai yang dibuat, semakin kecil
pembelian bahan baku yang direncanakan. Sebaliknya bila standar
bahan baku dipakai yang dibuat sulit untuk mendekati ketepatan, maka
pembelian bahan baku yang direncanakan akan besar.
5.
Ketepatan pemasok (penjual bahan baku) dalam menyerahkan bahan
baku yang dipesan.
Apabila pemasok biasanya tidak tepat dapat menyerahkan bahan baku
yang dipesan, maka pembelian bahan baku yang direncanakan
jumlahnya besar. Sebaliknya bila pemasok biasanya tepat dalam
menyerahkan bahan baku, maka bahan baku yang dibeli jumlahnya
kecil.
6.
Jumlah bahan baku setiap kali pesan
Bila bahan baku tiap kali pesan jumlahnya besar, maka pembelian yang
direncanakan juga besar. Sebaliknya bila bahan baku setiap kali pesan
jumlahnya kecil, maka pembelian yang direncanakan juga kecil.
Besarnya pembelian bahan baku tiap kali pesan untuk mendapatkan
19
biaya pembelian minimal dapat ditentukan dengan kuantitas pesanan
ekonomis dan saat pemesanan kembali.
E. Prosedur Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku
Dalam penyusunan anggaran, program-program diterjemahkan sesuai
dengan tanggung jawab setiap manajer, pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran setiap manajer sehingga penyusunan anggaran memerlukan
kerjasama para manajer dari berbagai jenjang organisasi.
Dalam anggaran pembelian bahan baku, manajer menghitung kebutuhan
bahan dalam setiap operasi, selanjutnya menggabungkan kebutuhan
tersebut, dengan perhitungan sebagai berikut :
Persediaan Akhir ………………………….
XX
Kebutuhan bahan baku untuk produksi …..
XX
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– +
Jumlah Kebutuhan ………………………..
XX
Persediaan Awal ………………………….
XX
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Pembelian Bahan Baku …………………
XX
Anggaran pembelian bahan baku dicantumkan :
1.
Jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
2.
Jumlah yang harus dibeli.
3.
Harga per satuan bahan baku.
Secara sederhana, bentuk dasar anggaran pembelian bahan baku adalah
sebagai berikut :
Produksi barang X dengan menggunakan 3 jenis bahan baku yakni A, B dan
C, kebutuhan masing-masing jenis bahan baku selama tahun 2009 adalah
sebagai berikut :
20
Bahan Baku
B
400
500
500
1.200
1.200
1.200
5.000
A
300
400
400
700
600
600
3.000
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Jumlah
C
300
400
300
1.000
1.000
1.000
4.000
Rencana persediaan akhir setiap bulan atau kuartal selama tahun 2009
adalah :
Bahan Baku
B
120
125
100
100
150
125
720
A
100
150
120
130
150
150
800
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Jumlah
C
110
120
110
125
100
100
665
Persediaan Awal tahun 2009 untuk masing-masing jenis bahan baku adalah:
-
A = 100
-
B
=
150
-
C
=
100
Harga per satuan bahan baku adalah :
-
A =
Rp. 10
-
B
=
Rp. 15
-
C
=
Rp. 10
Susunan Anggaran Pembelian Bahan Baku untuk Tahun 2009 adalah :
21
Tabel 2.1.
Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2009
Jenis Bahan Baku
dan Waktu
Kebutuhan
Bahan
Baku untuk
Produksi
Persedia
an Akhir
(Kg)
Jumlah
Kebutuhan
Persediaan
Awal
300
400
400
700
600
600
3.000
100
150
120
130
150
150
800
400
550
520
830
750
750
3.800
100
100
150
120
130
150
750
300
450
370
710
620
600
3.050
10
10
10
10
10
10
10
3.000
4.500
3.700
7.100
6.200
6.000
30.500
400
500
500
1.200
1.200
1.200
5.000
120
125
100
100
150
125
720
520
625
600
1.300
1.350
1.325
5.720
150
120
125
100
100
150
745
370
505
475
1.200
1.250
1.175
4.975
15
15
15
15
15
15
15
5.550
7.575
7.125
18.000
18.750
17.625
74.625
300
400
300
1.000
1.000
1.000
4.000
110
120
110
125
100
100
665
410
520
410
1.125
1.100
1.100
4.665
100
110
120
110
125
100
665
310
410
290
1.015
975
1.000
4.000
10
10
10
10
10
10
10
3.100
4.100
2.900
10.150
9.750
10.000
40.000
12.000
2.185
14.185
2.160
12.025
35
145.125
Unit
Pembelian
Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Bahan Baku A
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Jumlah (1 Thn)
Bahan Baku B
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Jumlah (1 Thn)
Bahan Baku C
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Jumlah (1 Thn)
Total (1 Thn)
/ Btg
22
F. Hubungan Anggaran Pembelian Bahan Baku terhadap Efisiensi Biaya
Produksi
Anggaran pembelian baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang
harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu, ini harus
dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian,
apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu besar, akan mengakibatkan
berbagai resiko, seperti :
●
Bertumpuknya bahan baku di gudang sehingga mengakibatkan
penurunan kualitas karena terlalu lama bahan baku menunggu giliran
diproses.
●
Biaya penyimpanan yang menjadi lebih besar, dan biaya-biaya lain.
Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu kecil, juga akan
mendatangkan resiko berupa terhambatnya kelancaran proses produksi,
sebagai akibat dari kehabisan bahan baku, serta timbulnya biaya-biaya
tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.
Jadi anggaran
pembelian bahan baku yang cermat merupakan salah satu faktor penting
yang sangat berpengaruh dalam menciptakan efisiensi pengendalian biaya
produksi.
Selanjutnya
dalam
perencanaan
pembelian
bahan
baku,
perlu
diperhatikan faktor-faktor dan perhitungan-perhitungan yang ditujukan
untuk mencapai efisiensi pengendalian biaya produksi, yakni sebagai
berikut :
23
1.
Jumlah Pembelian yang Paling Ekonomis (Economical Order
Quantity/EOQ)
Adalah jumlah pembelian bahan baku yang diperoleh dengan biaya
yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang
optimal, jadi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan besarnya bahan
baku yang diperlukan untuk setiap kali dilakukan produksi. Dua hal
yang perlu dipertimbangkan untuk menghitung jumlah pembelian yang
paling ekonomis adalah :
a.
Biaya pemesanan bahan baku
Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
pemesanan bahan baku, biaya ini berubah-ubah sesuai dengan
frekuensi pemesanan, semakin tinggi frekuensi pemesanan semakin
tinggi pula biaya pemesanannya. Sebaliknya biaya ini berbanding
terbalik dengan jumlah bahan baku setiap kali pemesanan. Hal ini
disebabkan karena semakin besar jumlah setiap kali pemesanan
dilakukan, berarti frekuensi pemesanan menjadi semakin rendah.
b. Biaya penyimpanan bahan baku
Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
penyimpanan bahan baku yang telah dibeli. Biaya ini akan berubahubah seusai dengan jumlah bahan baku yang disimpan. Semakin
besar jumlah bahan mentah setiap kali pemesanan, maka biaya
penyimpanan akan semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya
24
penyimpanan mempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya
pemesanan.
Pembelian berdasarkan EOQ dapat dibenarkan apabila syarat
berikut ini terpenuhi :
1) Bahan tidak mudah rusak dan pengiriman bahan tidak terlambat.
2) Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan per unit konstan.
3) Kebutuhan bahan relatif stabil sepanjang tahun periode.
4) Harga beli bahan per unit konstan sepanjang periode.
5) Setiap saat bahan diperlukan selalu tersedia di pasar.
6) Bahan yang dipesan tidak terikat dengan bahan yang lain.
Jumlah pembelian yang paling ekonomis dapat dihitung secara
matematik dengan menggunakan formula sebagai berikut :
EOQ 
2 xRxS
PxI
Dimana :
R
=
S
P
I
=
=
=
jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka
waktu tertentu.
biaya pemesanan.
harga per unit bahan mentah.
biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam persentase dari
persediaan rata-rata.
25
Contoh :
PT. “Bintang Kejora” memperkirakan kebutuhan bahan mentah selama
tahun 2009 sebanyak 1.000 kg. Setiap kali dipesan, akan dikeluarkan
biaya sebesar Rp. 50,00 sebagai biaya perangko. Harga per kg bahan
mentah adalah Rp. 20,00. Biaya penyimpanan akan sebesar 50 persen
dari persediaan rata-rata. Maka jumlah pembelian yang paling
ekonomis adalah:
EOQ
=
2 xRxS
PxI
2 x1.000 x50
20 x0,50
=
100 kg
Selain dengan rumus tersebut di atas, jumlah pembelian yang paling
ekonomis dapat pula dihitung dengan rumus :
EOQ
=
2 xRxS
C / unit
Dimana :
R
=
tertentu
S
=
C/Unit =
Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam periode
Biaya pemesanan
Biaya penyimpanan setiap unit bahan baku
PT. “Bintang Kejora” memperkirakan kebutuhan bahan mentah selama
tahun 2009 sebanyak 1.000 kg. Setiap kali dipesan, akan dikeluarkan
biaya sebesar Rp. 50,00 sebagai biaya perangko. Biaya penyimpanan
26
setiap kg bahan mentah adalah Rp. 10,00. Maka jumlah pembelian yang
paling ekonomis adalah :
EOQ
=
2 xRxS
C / unit
2 x1.000 x50
10
=
2.
100 kg
Waktu Pembelian Bahan Baku
Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup hanya
ditentukan jumlah bahan baku yang dibeli saja, akan tetapi dapat pula
ditentukan kapan pemesanan bahan baku datang tepat waktu untuk
digunakan sebagai penunjang produksi. Bahan baku yang datang
terlambat
akan mengakibatkan terganggunya
kelancaran
proses
produksi. Akibat hal tersebut perlu dicari bahan baku pengganti agar
proses tidak terhenti untuk memenuhi permintaan pasar atau pesanan.
Dalam hal perusahaan melakukan produksi dengan menggunakan bahan
baku pengganti, maka perusahaan terpaksa mengeluarkan biaya-biaya
tambahan yang harus dikeluarkan. Biaya-biaya yang ditimbulkan akibat
keterlambatan datangnya bahan baku disebut stock out cost.
Sebaliknya bahan baku yang datangnya terlalu cepat akan
menimbulkan tambahan biaya untuk penyimpanan dan perawatan bahan
baku dan hal ini disebut extra carrying cost.
27
Dalam
menentukan
waktu
pemesanan
bahan
baku
perlu
diperhatikan lead time. Lead time adalah jangka waktu sejak
dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan baku yang
dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses produksi. Setelah
diperhitungkan faktor lead time, maka dapat ditentukan recorder point
yaitu saat dimana harus dilakukan pemesanan kembali bahan baku yang
diperlukan.
Untuk merencanakan waktu pemesanan bahan baku periode mendatang,
perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a.
Data historis dari lead time yang terjadi pada pemesanan
sebelumnya.
b. Extra carrying cost
c.
Stock out cost
Contoh data historis yang terjadi pada PT “Bintang Kejora” selama
tahun 2009, terdapat 40 buah data pemesanan bahan baku sebagai
berikut :
Lead time 4 hari = 10 buah
Lead time 5 hari = 20 buah
Lead time 6 hari = 10 buah
28
Maka probabilitas dari masing-masing lead time adalah sebagai berikut:
Lead time 4 hari = 10/40 x 100% = 25%
Lead time 5 hari = 20/40 x 100% = 50%
Lead time 6 hari = 10/40 x 100% = 25%
29
Download