Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA) merupakan dokumen perencanaan penganggaran yang digunakan sebagai dasar Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD Tahun 2015. Kebijakan Umum Perubahan Anggaran disusun dalam rangka konsistensi dan penyesuaian kebijakan terkait dengan program prioritas pembangunan tahun 2015 sebagaimana ditetapkan dalam RKPD Tahun 2015. Hal ini dilakukan dalam menyikapi berbagai kondisi yang berkembang selama perjalanan APBD Tahun 2015. Rancangan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Tahun 2015 yang juga merupakan kebijakan politik pemerintah daerah dirumuskan dengan maksud agar proses penyusunan APBD dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta pembangunan mampu secara Pemerintah komprehensif Pusat dan mengakomodir Daerah dinamika sehingga mempertahankan sinergitas pencapaian tujuan pembangunan dapat pemerintah pusat dan daerah, sekaligus menjadi indikator kinerja yang akan digunakan dalam menilai efektivitas pelaksanaannya selama kurun waktu satu tahun ke depan. Sinkronisasi RKPD Kabupaten Pinrang dengan Kebijakan Umum Anggaran tahun 2015 dilakukan melalui pengintegrasian antara program dan kegiatan menurut RKPD yang selaras RPJMD dengan klasifikasi urusanurusan 2007 pemerintahan tentang Pemerintahan sesuai Peraturan Pembagian Daerah Pemerintah Urusan Pemerintahan Nomor antara 38 Tahun Pemerintah, Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Dalam rangka menyikapi perubahan-perubahan kebijakan pemerintah tersebut, menyebabkan pengalokasian dana bantuan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada daerah mengalami perubahan, seperti dana bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana bagi hasil pajak dari Propinsi dan Pemerintah lainnya serta dana penyesuaian dan otonomi khusus.Sesuai PP No. 58 Tahun 2005, perubahan dari APBD menjadi APBD-Perubahan dimungkinkan. Hal ini terdapat dalam penjelasan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang perubahannya melalui Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 154 ayat 1 huruf a menyatakan bahwa: Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 1 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 menurut pasal 155 ayat 1 menyatakan bahwa Perubahan APBD dilakukan apabila perkembangan yang tidak sesuai dengan Asumsi KUA APBD sebagaimana dimaksud dalam pasal 154 ayat 1 huruf a dapat berupa terjadinya pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan sebagaimana disepakati semula dalam KUA APBD. Asumsi asumsi yang mendasari. Perubahan Anggaran pendapatan dan belanja daerah, antara lain : 1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah 2. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan 3. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan 4. Pergeseran kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan. Namun demikian, KUPA Kabupaten Pinrang Tahun 2015 perubahannya terutama disebabkan oleh : 1. Adanya kebijakan Pemerintah Pusat khususnya terhadap dana Alokasi Khusus dan Dana Penyesuaian Otonomi Khusus serta beberapa perubahan pada Pendapatan Asli Daerah. 2. Adanya PMK 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa. 3. Adanya PMK 92/PMK.07/2015 tentang Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tambahan Pada APBN Tahun Anggaran 2015 4. Adanya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 2015 yang harus disesuaikan dengan hasil Audit BPK 5. Adanya Pokok Hutang yang harus dibayarkan Pemerintah Kabupaten Pinrang kepada pihak ketiga. Penyusunan Rancangan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA) Tahun Anggaran 2015, berpedoman pada Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD memuat Kondisi Ekonomi Makro Daerah, Asumsi Penyusunan APBD, Kebijakan Pendapatan Daerah, Kebijakan Belanja Daerah, Kebijakan Pembiayaan Daerah dan Strategi Pencapaiannya. KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 2 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 Selanjutnya Rancangan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Tahun 2015 yang telah disepakati antara eksekutif dan legislatif merupakan dasar dalam menyusun Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P) Tahun Anggaran 2015 serta Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-P SKPD) tahun anggaran 2015 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam menyelenggarakan pembangunan selama satu tahun anggaran, yang disusun mengacu pada kebijakan Pemerintah Pusat dan kebijakan Pemerintah Daerah sebagaimana yang tertuang pada RKPD tahun 2015, yang secara keseluruhan merupakan bagian tidak pembangunan terpisahkan dari upaya pencapaian Kabupaten Pinrang. Berdasarkan visi hal dan tersebut misi diatas, Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015 memuat tentang target pencapaian kinerja dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintah daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dana penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya yang akan ditempuh pada tahun 2015, serta tingkat keberhasilan-keberhasilan permasalahan/hambatan pembangunan dan tantangan yang telah yang terjadi dicapai dan termasuk yang akan dihadapi. Disisi lain, guna menjaga konsistensi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Pinrang agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan jangka panjang maupun jangka menengah yang dicita-citakan oleh seluruh stakeholders pembangunan di Kabupaten Pinrang, maka proses penyusunan KUPA Kabupaten Pinrang tahun 2015 tetap mengacu pada RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 yang telah dilakukan penyesuaian guna mensinkronkan Visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan dengan RPJMD 2014 - 2019 yang merupakan tahap kedua dari RPJPD serta kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah, Provinsi dan juga kebijakan-kebijakan Pemerintah Pusat Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam proses perencanaan pembangunan tahunan dan keterkaitannya yaitu harus dengan proses mengakomodir penganggaran kepentingan daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2003 tentang Keuangan Negara jo. PP nomor 58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Anggaran (KUPA) sejalan bahwa dengan KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 penyusunan Kebijakan Umum penyusunan RKPD. Berdasarkan 3 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 dokumen tersebut nantinya akan dihasilkan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P). Bentuk proses perencanaan pembangunan dengan penganggaran daerah juga disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 bahwa RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBD. Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Dasar 1945 Pemerintah Daerah secara konstitusional diberi wewenang untuk menjalankan otonomi seluas luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan peraturan-peraturan lainnya termasuk Kebijakan Umum daerah dan Angaran (KUA) dan Perubahannya. Kepala daerah bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari kewenangan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera di Kabupaten Pinrang Dengan demikian KUPA merupakan salah satu produk hukum daerah yang dituangkan dalam bentuk Nota Kesepakatan antara Pihak Eksekutif dengan Pihak Legislatif. KUPA menjadi pedoman dalam penyusunan PPASP dan PRAPBD, yang penyusunannya dilaksanakan melalui berbagai pendekatan yaitu : a. Pendekatan politis, yaitu upaya untuk melibatkan lembaga DPRD dalam penyusunan serta penetapannya setelah melalui pembahasan bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah; b. Pendekatan partisipatif, RKPD Kabupaten pembangunan yaitu Pinrang. yang KUA RKPD merupakan adalah penyusunannya penjabaran dokumen melalui dari perencanaan pembahasan dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam forum SKPD dan Musrenbang; c. Pendekatan teknokratis, yaitu penyusunan KUA berdasarkan analisis kebutuhan pembangunan sesuai dengan proyeksi perkembangan indikator makro ekonomi dan perkiraan kemampuan keuangan daerah; d. Pendekatan top-down, yaitu sinergi dan komitmen perencanaan pembangunan daerah yang mengacu pada rencana pembangunan nasional sebagaimana dituangkan dalam dokumen RPJPN, RPJMN dan RKP; e. Pendekatan bottom-up, yaitu penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk dituangkan kedalam program pembangunan daerah sebagai penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 4 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 1.2. Tujuan Penyusunan KUA Tujuan 2015 adalah dari untuk penyusunan memenuhi KUA kewajiban Daerah sebagaimana diatur dalam Kabupaten Pinrang penyelenggaraan Tahun Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terkahir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Disamping itu KUA sebagai pedoman dalam selanjutnya akan dijadikan berfungsi Penyusunan PPAS dan RAPBD yang pedoman dalam penyusunan RKA SKPD. 1.3. Dasar Hukum Sebagai Dasar Hukum dalam Penyusunan KUPA Kabupaten Pinrang Tahun 2015 adalah : 1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ; 2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 3. Undang-undangNomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, tentang Desa; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Pemerintah Urusan Daerah, Pemerintahan Propinsi, dan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Negara ; 7. Peraturan Presiden Nonor 5 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terkahir dengan Peraturan Menteri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Dalam Negeri Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2015 ; KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 5 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 11. Peraturan Daerah Pinrang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pinrang Tahun 2014 – 2019 ; 12. Peraturan Bupati Pinrang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang tahun 2015. KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 6 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang Tahun 2015 Ekonomi Daerah Pinrang Tahun 2015 bahwa Kebijakan Makro diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja, kesempatan berusaha untuk mengurangi pengangguran serta kemiskinan, peningkatan pendidikan akses pelayanan serta bebas dan mutu biaya layanan kesehatan dan dan kesehatan bagi pendidikan masyarakat miskin. Disamping itu diupayakan pengurangan ketimpangan pendapatan antar kelompok masyarakat serta meningkatkan peranan sektor-sektor unggulan daerah dalam penyediaan kesempatan kerja. Peningkatan Investasi / Swasta / swadaya masyarakat diharapkan mampu memacu regulasi dibidang keamanan pertumbuhan perijinan ekonomi dan serta meningkatkan daerah. Untuk adanya kepastian infrastruktur wilayah itu diperlukan hukum, jaminan guna mendukung investasi di bidang ekonomi yang mampu meningkatkan kesempatan kerja guna kesejahteraan masyarakat Pinrang, disamping memacu pertumbuhan pasar bagi produk lokal serta meningkatkan daya saing di pasar nasional maupun internasional. Sesuai dengan kebijakan makro ekonomi daerah tersebut diatas dan berdasarkan kondisi, potensi dan permasalahan yang dihadapi serta memperhatikan perkembangan perekonomian yang telah dicapai, maka perkiraan pencapaian makro ekonomi tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini relatif cukup fluktuatif, dimana pertumbuhan tertinggi terjadi tahun 2012 dan terendah tahun 2010. Hal ini diduga sebagai dampak kontraksi perekonomian nasional dan adanya krisis keuangan internasional sehingga ikut berpengaruh terhadap kinerja perekonomian di daerah. Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang periode tahun 2009 - 2013 mencapai 0,49%. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 7 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 7.65%. dan pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi sedikit mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 6.23%. Sementara pertumbuhan perekonomian Kabupaten Pinrang Tahun 2013 mengalami perlambatan menjadi 6.81%. Untuk mencapai pertumbuhan diharapkan tersebut mencapai maka ekonomi seperti yang perlu adanya strategi yang tepat, guna keberhasilan pembangunan untuk dapat dinikmati oleh masyarakat secara merata. Dengan meningkatkan kondisi tersebut, upaya untuk pertumbuhan ekonomi diarahkan pada sektor ekonomi yang mampu mengoptimalkan lahan dengan penyerapan tenaga kerja yang besar dan produk yang dihasilkan mempunyai keunggulan komparatif dah keunggulan kompetitif. 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara umum dibagi ke dalam nilai Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan nilai Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Gambaran selengkapnya akan diuraikan pada bagian berikut: a. PDRB Harga Berlaku Kemajuan ekonomi suatu daerah memang bisa kita lihat secara kasat mata, namun untuk melakukan perencanaan strategi pembangunan kedepan, hasil pencapaian pembangunan perlu dipotret secara kuantitatif. Kemajuan ekonomi suatu daerah bisa dipotret dengan menggunakan instrument yang bernama PDRB. Meskipun instrument ini tidak mutlak masyarakatnya, member namun gambaran paling kemajuan tidak dipakai dan kesejahteraan dalam menghitung pertumbuhan ekonomi daerah. PDRB Kabupaten Pinrang yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pinrang selama Tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan adanya fluktuasi. Untuk tahun 2013 terdapat 3 sektor yang konstribusinya mengalami penurunan yaitu sektor pertanian, industry pengolahan dan 6 sektor mengalami kenaikan. PDRB Kabupaten Pinrang tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan PDRB untuk tahun 2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :. KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 8 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 Tabel 2.1 Pertumbuhan PDRB adh Konstan di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2009-2013 No Sektor 1 2 1 2009 2010 2011 2012 2013 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 3 4 5 6 7 2,538,541.90 2,927,094.46 3,421,853.09 3,917,694.60 4,376,729.07 37,586.13 41,602.24 51,593.44 63,689.98 77,195.50 177,359.14 228,382.71 263,343.81 300,424.50 339,292.42 3 Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan 4 Listrik, gas, & air bersih 28,298.56 37,731.46 41,280.05 46,717.01 56,477.63 5 Konstruksi Perdagangan, hotel, & restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan Jasa-jasa 179,096.09 196,112.18 241,604.33 287,240.70 336,240.70 569,107.20 639,929.71 768,699.02 947,253.84 1,126,253.49 172,402.89 224,335.13 280,553.38 330,726.97 386,763.53 178,039.03 205,737.36 242,468.27 291,527.90 353,562.77 612,525.97 789,860.87 905,235.95 1,052,253.23 1,208,916.42 4,492,956.91 5,290,786.12 6,216,631.34 7,237,528.73 8,261,431.53 2 6 7 8 9 PDRB Sumber : PDRB Kab. Pinrang Tahun 2009-2013 b. PDRB Harga Konstan PDRB harga konstan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun berdasarkan tahun dasar. Adapun tahun dasar yang ditetapkan adalah tahun 2000, mengingat kondisi perekonomian nasional pada tahun tersebut lebih baik dan lebih stabil. Sama halnya dengan PDRB harga berlaku, untuk tahun 2013 sektor pertanian masih merupakan sektor dominan dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Pinrang dengan peranannya sekitar 52,98% berdasarkan harga konstan. Pada urutan kedua adalah sektor Jasa dengan konstribusi sebesar 14,63%. Menduduki peringkat ketiga dan keempat terbesar dalam memberikan kontribusi bagi PDRB Kabupaten Pinrang secara berturut - turut adalah sektor perdagangan sebesar 13,63%, sedangkan sektor-sektor lainnya memberikan andil yang realtif kecil yaitu pada kisaran dibawah 5%. Secara keseluruhan PDRB berdasarkan harga konstan pada tahun 2013 sebesar Rp. 3.137.429,30 atau meningkat sebesar Rp. 200.153,80 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 2.937.275,50 tahun 201, hal tersebut dapat dilihat pada table berikut : KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 9 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 Tabel 2.2 Pertumbuhan PDRB adh Berlaku di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2009-2013 No Sektor 1 2 1 Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik,gas & air bersih 2 3 4 5 Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan 6 7 8 9 Jasa-jasa Jumlah 2009 2010 2011 2012 2013 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 3 4 5 1,477,887.12 1,535,955.24 1,612,155.94 1,722,238.03 21,057.02 22,136.19 25,702.62 28,894.09 31,968.66 108,197.26 132,704.06 143,286.52 155,479.99 166,102.94 16,689.33 19,242.09 20,722.11 22,674.74 25,872.26 98,277.80 98,658.35 114,563.59 126,069.20 139,011.31 269,286.60 291,401.09 329,304.75 374,506.91 420,343.25 97,869.33 112,121.54 127,845.78 146,137.00 160,975.42 101,195.18 112,086.04 124,788.60 140,884.84 159,328.23 193,822.87 208,432.84 214,658.26 220,390.70 228,316.07 2,384,282.51 2,532,737.44 2,713,028.17 6 7 1,805,511.1 6 2,937,275.50 3,137,429.30 Sumber : PDRB Kab. Pinrang Tahun 2009-2013 3. Struktur Ekonomi Salah satu indikator makro Ekonomi yang menjadi acuan adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 mengalami perlambatan pertumbuhan pada kisaran 6,81 %. Jika dilihat dari pertumbuhan tiap-tiap sektor ekonomi terlihat bahwa pada Tahun 2013 terdapat 2 sektor ekonomi mengalami pertumbuhan, 7 sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya yaitu industri pengolahan dan listrik gas dan air bersih. Tabel 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pinrang Tahun 2009 - 2013 No Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 % % % % % 61.98 60.64 59.42 58.63 57.55 1 Pertanian 2 Pertambangan & penggalian 0.88 0.87 0.95 0.98 1.02 3 Industri pengolahan 4.54 5.24 5.28 5.29 5.29 4 Listrik,gas & air bersih 0.70 0.76 0.76 0.77 0.82 5 Konstruksi 4.12 3.90 4.22 4.29 4.43 KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 10 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 6 7 8 9 Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah 11.29 11.51 12.14 12.75 13.40 4.10 4.43 4.71 4.98 5.13 4.24 4.43 4.60 4.80 5.08 8.13 8.23 7.91 7.50 7.28 7.65 6.23 7.12 8.27 6.81 Sumber : PDRB Kab. Pinrang Tahun 2009-2013 4. PDRB Perkapita PDRB perkapita atau pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro. PDRB Perkapita berdasarkan harga berlaku pada Tahun 2013 menunjukkan peningkatan lebih besar dibandingkan dengan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan. PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku diproyeksikan mencapai Rp. 22.866.199,00, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2012 yang mencapai Rp 20.199.634,00. Nilai PDRB perkapita atas dasar konstan yang menggambarkan pendapatan riil penduduk Kabupaten Pinrang. Untuk tahun 2013 diperkirakan sebesar Rp. 8.683.724 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Tahun 2012 yaitu sebesara Rp.8.197.811,00. Hal ini sejalan dengan peningkatan daya beli pada IPM pada tahun 2009 - 2013, walaupun tersebut daya demikian, belum sepenuhnya beli peningkatan menggambarkan masyarakat Pinrang PDRB secara riil perkapita kenaikan secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang dihitung atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk mengetahui perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa digunakan PDRB per kapita atas dasar harga konstan. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Pinrang dari Tahun 2009 sampai 2013 mempunyai tren yang meningkat, artinya kesejahteraan masyarkat Pinrang makin membaik. Tahun 2012 pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Pinrang sebesar 20.199.634 rupiah, sedangkan pada Tahun 2013 diperkirakan sebesar Rp. 22.866.199 atau dengan kata lain tiap bulan rata-rata penduduk Pinrang berpenghasilan 1,9 juta rupiah lebih perbulan. KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 11 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 5. Inflasi Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar.Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pula dari kemampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang dan jasa.Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk.Jika harga-harga secara umum meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun.Tahun 2011, tingkat inflasi di Kabupaten Pinrang menurun 1,17 poin, yaitu dari 9,69 % pada tahun 2010 menjadi 5,92 % pada tahun 2011 dan perkiraan tahun 2012 yaitu sebesar 5,25 % Dilihat dari sektor kegiatannya, tingkat Inflasi PDRB Kabupaten Pinrang dari Tahun 2009 - 2013 adalah: Tabel 2.4 Tingkat Inflasi PDRB di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2009-2013 No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013* 2 3 4 5 6 7 1 1 Pertanian 9.91 10.95 11.38 7.17 6.56 2 Pertambangan dan penggalian 10.54 5.29 6.81 9.81 9.55 3 Industry pengolahan 2.62 4.99 6.79 5.13 5.71 4 Listrik, air bersih dan gas 0.59 15.64 1.59 3.43 5.95 5 Bangunan dan Kontruksi 4.85 9.08 6.09 8.04 6.20 9.83 3.91 6.30 8.35 5.93 1.68 13.58 9.64 3.13 6.16 7 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan 5.84 4.33 5.86 6.50 7.24 9 Jasa-jasa 35.18 19.91 11.28 13.22 10.90 11.69 10.86 9.69 7.53 6.87 6 PDRB Sumber : PDRB Kabupaten Pinrang 2009-2013 Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada sektor jasa yang mencapai 10,90 persen, kemudian disusul oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,55 %, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,24 %. Adapun sektor lainnya berkisar antara 5 – 6 %. 6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) IPM merupakan salah satu indikator penting yang digunakan dalam perencanaan kebijakan dan evaluasi pembangunan, karena nilai IPM KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 12 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 mencakup 3 tiga bidang pembangunan manusia yang diangap paling mendasar, yaitu Angka harapan hidup, pengetahuan, dan hidup layak. Nilai ini menggambarkan potret pembangunan manusia Kabupaten Pinrang dari kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan), maupun non-fisik (intelektualitas). Pencapaian hasil IPM merupakan hasl pencapaian jangka waktu yang panjang. Peningkatan IPM pada prinsipnya merupakan perubahan pola pikir manusia, yaitu perubahan untuk semakin berperilaku hidup bersih dan sehat (Bidang kesehatan); Peningkatan intelektual (pendidikan) dan peningkatan kemampuan bersaing secara ekonomi (bidang ekonomi). Secara umum nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2009 – 2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu tahun 2009 sebesar 72,61 poin menjadi 74,87 pada tahun 2013, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.5 Komponem IPM Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2013 Tahun No 1 Indeks 2 2009 2010 2011 2012 2013 3 4 5 6 7 1 Angka Harapan Hidup (thn) 71,72 72,06 72,28 72,50 72,81 2 Angka Melek Huruf (%) 89,74 89,90 91,48 91,63 91,99 3 Rata Lama Sekolah (thn) 7,22 7,61 7,62 7,89 7,89 4 Paritas Daya Beli (Ribu Rp.) 637,37 638,49 639,83 643,01 645,86 72,61 73,21 73,80 74,39 74,87 IPM Sumber BPS Kab. Pinrang Tahun 2014 7. Penduduk dan Ketenagakerjaan Total jumlah penduduk di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 adalah 361.293 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebesar 175.115 jiwa dan perempuan sebesar 186.178 jiwa, atau mengalami peningkatan sebesar 0,35 % dari jumlah penduduk Tahun 2012, yaitu 360.019 jiwa, sedangkan jumlah rumah tangga untuk tahun 2013 sebesar 84.291. Adapun rincian jumlah penduduk perkecamatan dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut : KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 13 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Banyaknya Rumah Tangga Dirinci Tiap Kecamatan Kab. PinrangTahun 2013 LAKILAKI PEREMPU AN JUMLAH PERSEN TASE SEX RASIO BANYAKNYA RUMAH TANGGA 3 4 5 6 7 8 13,360 14,349 27,709 7.67 93.1 6,903 15,093 16,121 31,214 8.64 93.6 7,322 13,183 14,239 27,422 7.59 92.6 6,834 26,557 27,750 54,307 15.03 95.7 11,771 5 MATTIRO BULU WATANG SAWITTO PATAMPANUA 8,499 9,068 17,567 4.86 93.7 7,574 6 DUAMPANUA 21,375 23,047 44,422 12.30 92.7 10,534 7 LEMBANG 18,772 19,851 38,623 10.69 94.6 9,132 8 CEMPA 15,576 16,582 32,158 8.90 93.9 4,256 9 TIROANG 10,569 11,045 21,614 5.98 95.7 4,995 10 LANRISANG 8,159 9,099 17,258 4.78 89.7 4,329 11 PALETEANG 19,212 19,982 39,194 10.85 96.1 8,470 12 BATULAPPA 4,760 5,045 9,805 2.71 94.4 2,171 175,115 186,178 361,293 100 94.1 84,291 NO 1 KECAMATAN 2 MATTIRO SOMPE SUPPA 1 2 3 4 JUMLAH Sumber : BPS Kab. Pinrang Tahun 2014 Jumlah penduduk tahun 2013 sebesar 361.293 jiwa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Tahun sebelumnya, yaitu : meningkat 5,3 % bila dibandingkan Tahun 2012 yakni sebesar 342.118 jiwa. Peningkatan dari Tahun 2012 ke Tahun 2013 yang cukup tinggi dibandingkan Tahun 2011 disebabkan adanya penyesuaian registrasi dengan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010. Hal ini membuktikan perlunya perbaikan registrasi data kependudukan dari instansi terkait. Dengan adanya program elektronik KTP, menjadi momentum dan peluang untuk melakukan perbaikan terhadap registrasi penduduk tahun-tahun mendatang, sehingga akurasi jumlah penduduk menjadi lebih baik. Salah satu Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat tergambarkan dari laju pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan. Tingginya angkatan kerja pada suatu daerah secara langsung dapat menggerakan perekonomian daerah tersebut. Hal seSulawesi Selatanknya dapat mengakibatkan timbulnya masalah sosial. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), persentase kesempatan kerja, persentase angkatan kerja yang bekerja dan KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 14 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam melihat prospek ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan oleh produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak (peningkatan kemampuan daya beli). Pada tahun 2013 jumlah angakatan kerja Kabupaten Pinrang sebesar 133.883 yang terdiri dari laki-laki sebesar 86.581 dan perempuan sebesar 47.302, sedangkan yang bekerja sebesar 126.724. Mengingat Kabupaten Pinrang merupakan salah satu daerah andalan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai penghasil beras dan hasil bumi lainnya.Oleh sebab itu sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Tingginya TPAK seyogyanya diimbangi dengan besarnya kesempatan kerja. Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja, sehingga dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Untuk tahun 2013 jumlah pengangguran terbuka Kabupaten Pinrang menurun menjadi 1,96 % dari 5,35 % pada tahun 2012. Kabupaten Pinrang adalah salah satu daerah andalan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai penghasil beras dan hasil bumi lainnya. Oleh sebab itu sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Berdasarkan data Sakernas 2010, banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian sekitar 50,06 persen kemudian disusul sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel sebesar 18,05 persen, Jasa Kemasyarakatan 14,45, Industri Pengolahan sekitar 8,82 persen dan sector Lainnya 8,60 persen. 2.2 Rencana Target Ekonomi Makro Untuk melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi selain mempertimbangkan laju pertumbuhan ekonomi pada periode-periode sebelumnya atau data historis, juga perlu dipertimbangkan potensi atas kondisi perekonomian yang terjadi pada periode pelaporan. Selain hal itu perlu juga dipertimbangkan fenomena-fenomena yang terjadi saat KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 15 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 ini maupun fenomena yang diperkirakan akan terjadi di masa yang akan datang (periode proyeksi) yang berpotensi mempengaruhi perekonomian. Dengan tanpa mengabaikan adanya keterikatan ekonomi antar sektor dalam satu daerah dan keterikatan antar daerah, maka untuk melakukan proyeksi ekonomi perlu dipertimbangkan laju pertumbuhan provinsi maupun pertumbuhan kabupaten lainnya. 1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Pinrang 2015 Catatan terakhir pertumbuhan ekonomi Pinrang pada tahun 2013 sebesar 6.81%, dengan kecenderungan yang meningkat merupakan modal awal untuk pencapaian pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2012 dan 2013. Namun demikian tekanan dari sisi pengeluaran pemerintah yang merupakan salah satu pendorong utama tidak dapat diabaikan. a. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Pinrang Tahun 2014 dan 2015 Pertumbuhan diperkirakan ekonomi Kabupaten Pinrang berada pada kisaran 7 % - 8 %. pertumbuhan ekonomi Kabupaten pada 2014 Secara umum laju Pinrang pada 2013 mengalami perlambatan, diperkirakan pada tahun 2014 dan 2015 akan mengalami percepatan pertumbuhan perekonomian secara yang mampu mempengaruhi umum, walaupun pertumbuhannya tidak signifikan, hal ni dipengaruhi dengan kebijakan dalam mengurangi subsidi BBM. Proyeksi pertumbuhan yang diperkirakan diatas capaian pertumbuhan 2013 sebesar 7.00% - 7,5% Ekspansi sektor pertanian terutama didorong oleh kinerja pertanian tanaman bahan makanan dan peternakan. Beberapa hal yang diperkirakan akan turut mendorong kinerja sektor pertanian adalah peningkatan kualitas infrastruktur pertanian, terutama dalam hal pengairan dan irigasi, adanya upaya optimalisasi lahan tidak produktif (lahan bero) serta dikembangkannya program-program yang terkait dengan peningkatan produksi pertanian seperti kelompok wanita tani, pengoptimalan lahan pekarangan untuk produksi pertanian Kendala sektor pertanian kedepan terutama dalam hal hama. Selain sektor pertanian, sektor Pertambangan dan penggalian, bangunan dan konstruksi serta perdagangan hotel dan restoran juga diperkirakan turut mendorong pertumbuhan pada tahun 2015. KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 16 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 Pada 2013 laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Pinrang diperkirakan mampu tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya mencapai kisaran 7% - 8%. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dipicu oleh pertumbuhan daerah lain. Selain tingginya dorongan faktor eksternal pertumbuhan ini juga diperkirakan didukung oleh laju inflasi yang lebih moderat dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun masih terdapat kekuatiran adanya kebijakan-kebijakan baru dengan pergantian kepemimpinan. KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 17 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR, DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARANPENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) TAHUN 2015 3.1. Asumsi Dasar Penyusunan Rancangan APBD memerlukan pencermatan dan pengkajian yang sangat mendalam, sehingga apa yang dirancang realitasnya sesuai dengan sasaran ataupun tidak rencanakan, Untuk asumsi guna jauh dari apa yang telah kita mencapai kondisi dimaksud diperlukan mendukung berbagai pencapaian target/sasaran dimaksud. Asumsi Dasar yang digunakan dalam Penyusunan APBD Tahun 2015 adalah sebagai berikut : Terjadinya peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang menjadi kewenangan Pemda Kabupaten Pinrang terutama dari Pos lain-lain pendapatan Asli Daerah Yang sah Obyek Pajak tetap Penerimaan Daerah dari Dana Bagi Hasil Pajak diasumsikan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya Penerimaan Daerah dari Dana Alokasi Umum (DAU) Khusus (DAK) diasumsikan ada peningkatan dari tahun sebelumnya Penerimaan Daerah dari Dana Alokasi diasumsikan sama dari tahun sebelumnya Penerimaan Daerah umum mengalami dari Lain-lain peningkatan dari Pendapatan yang sah secara tahun sebelumnnya 3.2. Laju Inflasi Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pula dari kemampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk. Jika harga-harga secara umum meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun. Inflasi sebagai indikator makro prekonomian perlu menjadi kajian karena sangat berpengaruh terhadap stabilitas prekonomian dan kinerja pelaksanaan pembangunan. Pada tahun 2011, tingkat inflasi di Kabupaten Pinrang menurun 1,17 poin, KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 18 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 yaitu dari 10,86 % pada tahun 2010 menjadi 9,69 % pada tahun 2011. Sedangkan untuk tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan dari 7,53 menjadi 6,87 dan diproyeksikan akan terus mengalami penurunan 6-5 % untuk tahun 2014 dan 2015 3.3. Pertumbuhan PDRB PDRB Kabupaten Pinrang tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan PDRB untuk Tahun 2012. Baik itu dilihat dari PDRB atas harga berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan. Untuk tahun 2013, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan sebesar Rp 1 Milyar lebih , sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan mengalami kenaikan sebesar Rp 200 Milyar lebih. Asumsi-asumsi tahun 2014-2015 Pertumbuhan PDRB diproyeksikan mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan 3.4. Lain-Lain Asumsi Dalam rangka penyiapan Rancangan APBD 2015 lain-lain asumsi yang dapat ditambahkan adalah : a. Kondisi ekonomi stabil b. Kondisi keamanan semakin stabil c. Adanya peningkatan belanja Pegawai KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 19 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah 4.1.1 Kebijakan Pendapatan Daerah yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015 Berdasarkan pengkajian dan pembahasan bersama Tim Anggaran Pemerinta Daerah (TAPD), maka penetapan target Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015 berdasarkan pada 3 (tiga) hal, yaitu : a. Realisasi pendapatan pada tahun yang lalu b. Tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pinrang c. Potensi sumber pendapatan asli daerah Berdasarkan ke tiga hal tersebut diatas, maka ditetapkan target Pendapatan pada Perubahan Tahun 2015 sebesar Rp. 1.181.473.904.094,00 atau mengalami peningkatan sebesar Rp. 137.581.500.261,00. dibandingkan pendapatan pada pokok tahun 2015 hal ini disebabkan meningkatnya pendapatan dari PAD sebesar 5,83 %, Dana Perimbangan sebesar 15.22 % dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 9,19%.. 4.1.2 Target Pendapatan Daerah Meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pada perubahan anggaran tahun 2015 Pendapatan Asli Daerah (PAD) diperkirakan mengalami peningkatan sebesar Rp. 5.234.516.251,00 (5.83%), dibandingkan pada pokok tahun 2015, yang terdiri dari hasil pajak daerah diperkirakan mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.101.054.500,00, retribusi daerah mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.058.945.500,00, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.649.516.251,00 dan untuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.425.000.000,00. Selain PAD, penerimaan daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan yang jumlahnya ditargetkan mengalami peningkatan sebesar Rp. 112.721.026.000,00 dibandingkan pada pokok tahun 2015, yang meliputi Dana Alokasi Umum (DAU) pada tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp. 654.528.422.000,00 dan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak tahun 2015 ditargetkan mengalami peningkatan sebesar Rp. 162.196.000,00. sedangakan untuk Dana Alokasi Khusus pada perubahan tahun 2015 sebesar Rp. 67.404.200.000,00 meningkat KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 20 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 menjadi Rp. 179.965.576.000,00 (166.99 %). Besarnya dana perimbangan yang tergantung dialokasikan untuk Kabupaten Pinrang dari kemampuan dan kebijakan pemerintah pusat dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yang ditetapkan antara lain; luas wilayah, jumlah penduduk dan kemajuan ekonomi daerah. Untuk Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ditargetkan mengalami kenaikan sebesar Rp.19.625.958.010,00. terdiri dari Pendapatan Hibah sebesar Rp. 1.982.144.500,00, tidak mengalami perubahan sedangkan Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya (PKB & BBNKB, PBBKB, PPABT & AP dan PHR) mengalami peningkatan sebesar Rp. 7.475.000.000,00, Bantuan Pemerintah Daerahnya tidak Keuangan mengalami Rp.17,800.295.640.00. Sedangkan untuk Dana dari Provinsi perubahan yaitu Penyesuaian atau sebesar dan otonomi khusus mengalami peningkatan sebesar Rp. 12.150.958.010,00 dari Rp. 167.814.617.990,00 pada pokok tahun 2015 naik menjadi Rp. 179.965.576.000,00 pada perubahan tahun 2015 7,24%), hal ini disebabkan meningkatnya Alokasi Dana Desa Sehingga secara total rencana pendapatan daerah pada perubahan tahun 2015 adalah sebesar Rp. 1.181.473.904.094.00 mengalami dengan peningkatan Pendapatan sebesar pada Rp. pokok 137.581.500.261,00 dibandingkan Tahun 2014 sebesar Rp. 1.043.892.403.833.00 4.1.3 Upaya-Upaya Pemerintah Daerah Dalam Mencapai Target Pendapatan Untuk memantapkan pendapatan pemerintah daerah tidak daerah agar terganggu maka rencana belanja pemerintah daerah berupaya memperjuangkan peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan yang bersumber dari pemerintah pusat yaitu Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK),dan lain-lain pendapatan yang sah, namun tetap berupaya menjaga dan mengembangkan perekonomian daerah untuk upaya untuk meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. 4.2 Belanja Daerah 4.2.1 Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan Belanja Daerah disusun berdasarkan mengatasi permasalahan pembangunan yang bersifat mendasar meliputi KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 21 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 empat bidang prioritas, yaitu; Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Ekonomi, dan Bidang Lingkungan Hidup dengan tujuan untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat, penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran. Selain ke-empat bidang tersebut juga difokuskan pada upaya mendorong program/kegiatan prioritas pada bidang-bidang lainnya, terutama program/kegiatan prioritas yang secara langsung berpengaruh pada upaya mewujudkan Kesejahteraan masyarakat Pinrang. Disamping itu, penyusunan belanja daerah juga diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya. Kebijakan belanja daerah adalah dalam rangka memenuhi beban pengeluaran atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung yang meliputi belanja pegawai, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada pemerintah desa (ADD), belanja bantuan sosial dan belanja tak terduga. Belanja Tidak Langsung pada perubahan tahun 2015 diperkirakan mengalami peningkatan sebesar Rp. 40.655.922.329.13,13 dari Rp. 618.051.218.909,00 pada pokok tahun 2015 naik menjadi Rp. 658.707.141.238,13 pada perubahan tahun 2015 atau mengalami peningkatan sebesar 6.58 %, kenaikan tersebut disebabkan meningkatnya belanja gaji, belanja bantuan keuangan keuangan kepada provinsi/kabupaten, pemerintah desa dan partai politik. Belanja Langsung yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Kebijakan belanja langsung dimaksudkan untuk membiayai seluruh kegiatan-kegiatan pembangunan dalam tahun 2015 serta penyempurnaan target-target tahunan, baik yang maupun penunjang dalam rangka pencapaian bersifat prioritas sasaran pembangunan. Belanja langsung direncanakan pada perubahan tahun 2015 sebesar Rp. 631.659.649.074,00 atau mengalami peningkatan sebesar Rp. 207.568.464.150.00 (48,94%) dibandingkan dengan pokok Tahun 2015 . Secara keseluruhan perubahan tahun 2015 Total sebesar Belanja yang direncanakan Rp. 1.290.366.790.312.13 pada mengalami peningkatan dibandingkan dengan Belanja pada pokok tahun 2015 sebesar Rp. 248.224.386.479,13. Rp.1.181.473.904.094,00 sehingga posisi Mengingat total pendapatan sebesar lebih kecil dibandingkan dengan total belanja RAPBD perubahan Tahun 2015 defisit sebesar Rp. 108.892.886.218,13. Hal tersebut akan ditutupi oleh sisa lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) yang terdapat pada pembiayaan. KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 22 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 4.2.2 Kebijakan Belanja Tak Langsung (Belanja Pegawai, Belanja Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan Dan Belanja Tidak Terduga) a. Belanja Pegawai, Belanja Pegawai adalah merupakan kewajiban pemerintah atas kinerja pegawai dan belanja tersebut diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi pegawai sehingga dapat meningkatkan kinerjanya bagi pembangunan daerah. Pada perubahan anggaran tahun 2015 pegawai direncanakan menyerap Rp. 605.265.943.838,13 Plafon mengalami Anggaran belanja Sementara peningkatan sebesar sebesar Rp. 27.251.469.919,13 dibandingkan APBD pokok tahun 2015 atau mengalami peningkatan sebesar 4,71 % b. Belanja Bunga Untuk tahun perubahan anggaran tahun 2015 Belanja Bunga tidak dianggarkan. c. Belanja Hibah Belanja Hibah ditargetkan mengalami peningkatan sebesar Rp. 700.000.000,00, belanja tersebut diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan pemerintah, yang dilakukan perusahaan oleh daerah pemerintah/instansi serta masyarakat vertikal, dan semi organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditentukan peruntukannya. d. Bantuan Sosial Belanja bantuan sosial ditargetkan tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp. 1.350.000.000 pada perubahan anggaran tahun 2015, belanja tersebut diarahkan dalam upaya ekonomi masyarakat meningkatkan kualitas kehidupan sosial diberikan kepada kelompok/anggota yang masyarakat. . e. Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa Kebijakan belanja bagi hasil dimaksudkan sebagai upaya pemerataan atas pendapatan yang diperoleh dari pajak kepada seluruh Pemerintah Desa dalam rangka meningkatkan percepatan pembangunan masing- masing Desa. Belanja bagi hasil dalam tahun 2015 tidak dianggarkan karena ada beberapa pengalihan rekening dan kebijakan penganggaran untuk desa f. Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa dan Partai Politik Bantuan fiskal pemerintah Keuangan diarahkan untuk mengatasi kesejangan kabupaten dan pemerintah desa dan lembaga-lembaga KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 23 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 tradisional lainnya dimasyarakat dalam upaya mempercepat pemerataan pembangunan. Bantuan Keuangan direncanakan mengalami peningkatan sebesar Rp. 13.204.452.410,00 (42,54%) dari Rp. 31.091.744.990,00 pada anggaran pokok tahun 2015 menjadi 44.246.197.400,00 pada perubahan anggaran tahun 2015 g. Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga diarahkan untuk membiayai estimasi kegiatan- kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan tidak biasa/tanggap darurat yang tidak diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan. Pada perubahan Tahun 2015 belanja tidak terduga direncanakan sebesar Rp. 2.500.000.000 atau sama dengan anggaran pokok tahun 2015. 4.2.3 Kebijakan Belanja Langsung Sesuai Urusan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundangundangan. Mengenai kebijakan belanja berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan secara proporsional sesuai tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan serta permasalahan yang ditangani sesuai kemampuan keuangan daerah. Alokasi anggaran belanja untuk SKPD harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan. Pada perubahan anggaran Tahun 2015 Belanja Langsung direncanakan sebesar Rp. 631.659.649.074.00 atau mengalami peningkatan sebesar 48,94 % dibandingkan pada anggaran pokok 2015. Belanja langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal. Untuk perubahan 2015 Belanja Pegawai sebesar Rp. 34.018.373.950.00, Belanja Barang dan Jasa Sebesar Rp. 246.216.970.702.00 sedangkan untuk belanja Modal sebesar Rp. 351.424.304.422. Belanja Langsung tersebut diarahkan untuk membiayai Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dialokasikan untuk 44 SKPD. 4.2 Pembiayaan Daerah Pada perubahan anggaran tahun 2015, pembiayaan daerah dilakukan dengan kebijakan penerimaan dan pengeluaran pembiayaan, antara lain: 4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan tersebut sepenuhnya bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar Rp. 111.392.886.218,13 KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 24 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan pada perubahan anggaran tahun 2015 direncanakan untuk penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah sebesar Rp 750.000.000,00, sehingga total penyertaan modal pada tahun 2015 sebesar Rp. 3.400.000.000,00. 4.4 Kendala, Strategi, dan Prioritas Pembangunan 2015 4.4.1 Kendala Berbagai kemajuan memang telah dicapai tahun 2013 dan tahun 2014, namun dirasakan permasalahan/kendala masih tetap ada dan memerlukan upaya pemecahan dalam tahun 2015. Adapun kendala tersebut antara lain : 1) Dari sisi demografi, semakin meningkatnya jumlah penduduk sebagai akibat pertumbuhan (kelahiran), mengakibatkan jumlah penduduk miskin dan angka pengangguran juga mengalami peningkatan. Hal ini membawa konsekuensi terhadap peningkatan penyediaan prasarana dan sarana serta lapangan kerja. Jumlah penduduk yang terlalu besar akan membawa dampak pada terjadinya kerawanan sosial, ancaman terhadap ketentraman lainnya dan seperti ketertiban daerah. pendidikan Sedangkan dan kesehatan dari aspek sosial masih perlu ditingkatkan kualitasnya, demikian juga dalam penanganan masalah kependudukan. 2) Dari sisi ekonomi sudah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, namun masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan capaian target-target indikator ekonomi agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu karakteristik perekonomian daerah Pinrang yang sangat didominasi oleh sektor pertanian. 3) Sedangkan ketimpangan dari aspek pengembangan pembangunan antar wilayah, wilayah yang masih terjadinya disebabkan oleh kondisi geografis dan demografis serta tidak meratanya potensi sumber daya yang dimiliki oleh setiap wilayah. 4.4.2 Strategi Untuk mengatasi kendala tersebut maka strategi pembangunan daerah Pinrang antara lain adalah : 1) Memantapkan pembangunan ekonomi melalui pencapaian targettarget makro ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan sebagai KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 25 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 upaya untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. 2) Terkait dengan indikator struktur ekonomi khususnya dalam upaya meningkatkan kontribusi sektor primer, perlu ditempuh langkahlangkah; optimalisasi penguatan SDM, pemanfaatan dan lahan, perlindungan penerapan terhadap teknologi, lahan pertanian berkelanjutan dan penyiapan infrastruktur. 3) Memberikan peluang yang lebih besar bagi penduduk miskin untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan. 4) Meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan mutu dan layanan pendidikan dan kesehatan serta sarana prasarana pendukungnya. 5) Menciptakan suasana yang lebih kondusif baik keamanan maupun prosedur birokrasi untuk mendorong investasi dan pertumbuhan sektor unggulan daerah. 6) Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan adat dan budaya daerah sebagai landasan bagi pembangunan Pinrang 4.4.3 Prioritas Pembangunan Tahun 2015 Untuk mendukung prioritas Nasional Tahun 2015 yang terdiri dari 9 (sembilan) Bidang Issu Strategis Nasional Tahun 2015 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 dengan menetapkan 7 Prioritas Pembangunan Propinsi, yaitu : (1) Pengembangan Kerjasama dan Daya Saing Daerah; (2) Pengembangan Ekonomi Kerakyatan; (3) Pengembangan Pendidikan, Kepemudaan, Keolahragaan dan Kebudayaan serta Pengembangan Kesehatan; (4) Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Wilayah; (5) Pengembangan Kawasan Strategis ; (6) Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air dan Kapasitas Infrastruktur Irigasi; (7) Reformasi Birokrasi dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Penetapan program selain mengacu pada diatas, prioritas Kabupaten Pinrang Tahun 2015 Prioritas Nasional dan Prioritas Propinsi tersebut juga dirumuskan berdasarkan beberapa isu strategis dan tantangan yang dihadapi serta disesuaikan misi dan Agenda Pembangunan Kabupaten Pinrang, dengan tetap yang dimiliki memperhatikan potensi wilayah dan faktor strategis oleh Kabupaten Pinrang serta berkembang. Untuk itu maka Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2015 adalah menyelesaikan permasalahan/hambatan tantangan yang mendesak dan KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 aspirasi masyarakat yang utama serta menjawab berdampak luas bagi peningkatan 26 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 kesejahteraan masyarakat untuk mendukung upaya mewujudkan Visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD 2014-2019 dengan visiyaitu Daerah “Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Secara Dinamis melalui Harmonisasi Kehidupan, Akselerasi Produktivitas Kawasan, dan Revitalisasi Peran Poros Utama Pemenuhan Pangan Nasional” Adapun Misi , sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pinrang Tahun 2014 – 2019. Berdasarkan Tema Pembangunan Daerah pada RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 “Memantapkan Pembangunan Daerah Dalam Mewujudkan Kondisi Perekonomian Yang Berkualitas Dan Berkelanjutan ", maka ditetapkan 7 (tujuh) Prioritas Pembangunan Kabupaten Pinrang Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan infrastruktur dan suprastruktur kawasan pertanian dan pariwisata. 2. Peningkatan infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup dan mitigasi bencana 3. Peningkatan mutu dan layanan Pendidikan dan kesehatan 4. Optimalisasi kapasitas sumber daya aparatur dan tata kelola pemerintahan 5. Penguatan kelembagaan ekonomi dalam mendorong terciptanya daya saing daerah yang kompetitif dan berkelanjutan 6. Pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan pemberdayaan perempuan 7. Pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan melalui pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan lokal. Tema dan prioritas RKPD Kaupaten Pinrang Tahun 2015 diatas pada hakekatnya merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019, yang diselaraskan dengan Prioritas Pembangunan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan maupun prioritas pembangunan Nasional Tahun 2015. KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 27 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 BAB V PENUTUP Dari apa disimpulkan yang bahwa Pendapatan disebutkan dalam pada bab-bab perubahan Anggaran Daerah diperkirakan mengalami Rp.137.581.500.261,00 sebelumnya, tahun 2015 peningkatan dapat jumlah sebesar dibandingkan dengan Pendapatan pada Anggaran pokok tahun 2015. Sedangkan Belanja Daerah pada tahun 2015 untuk Pos Belanja Tidak langsung Rp. 40.655.922.329,13 diperkirakan dibandingkan anggaran pokok tahun 2015, diperkirakan mengalami namun peningkatan mengalami peningkatan Belanja untuk sebesar sebesar Tidak Langsung Pos Belanja Rp pada Langsung 207.568.464.150.00 dibandingkan pada anggaran pokok tahun 2015. Sedangkan untuk pembiayaan daerah yang terdiri dari penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 111.392.886.218.13 yang berasal dari silpa tahun anggaran sebelumnya, untuk pengeluran pembiayaan mengalami peningkatan sebesar Rp. 750.000.000.00 yang diperuntukkan untuk penyertaan modal sebesar Rp. 750.000.000,00. Demikian Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUPA) Kabupaten Pinrang tahun 2015 disusun untuk dibahas yang kemudian disepakati sebagai pedoman dalam penyususunan PPAS Perubahan dan RAPBD Perubahan Tahun Anggaran 2015. Pinrang Juli 2015 BUPATI PINRANG ASLAM PATONANGI KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 28 Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 DAFTAR ISI Halaman BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ....... 1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD .................... 4 1.3 Dasar Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ...................... 5 KERANGKA EKONOMI DAERAH 6 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah ……………………….. 6 2.2 Rencana Target Ekonomi Makro……………….. ……………………….. 14 ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN 17 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN 2013 BAB IV BAB V 3.1 Asumsi Dasar ......................................................... .............................. 17 3.2 Laju Inflasi ………………………………….……………………………… 17 3.3 Pertumbuhan PDRB ………………….…………………………………… 18 3.4 Lain-Lain Asumsi ………………………………………………………….. 18 KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH 18 4.1 Pendapatan Daerah ………………………………………………………… 19 4.2 Belanja Daerah ………………………………………………………………. 21 4.3 Pembiayaan Daerah ………………………………………………………… 23 4.4. Kendala, Strategi dan Prioritas Pembangunan 2015 ………………….. 24 PENUTUP 27 KUPA Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2015 29