NILA MERAH STRAIN BARU “ LARASATI “ (Nila Merah Strain Janti) Tilapia Broodstock Center Satker PBIAT Janti – Klaten Pada tanggal 23 Nopember 2009, Jawa Tengah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah berhasil merelease Nila Merah strain baru yang diberi nama ” LARASATI ” (Nila Merah strain Janti), sebagai Benih Bermutu. Secara seremonial Larasati direlease oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Bp. Fadel Muhammad melalui SK No. KEP.79/MEN/2009. Nama Larasati diambil dari nama seorang dewi dalam tokoh pewayangan yang merupakan isteri dari Arjuna yang sangat terkenal. Dikatakan strain Janti karena kegiatan pemuliaannya dilakukan di Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Janti (Satker PBIAT Janti), terletak di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Satker PBIAT Janti merupakan salah satu dari tiga satuan kerja di bawah Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan (BPBIAT Muntilan). Kegiatan pemuliaan ikan Nila di Satker PBIAT Janti dimulai sejak tahun 2004 setelah Satker PBIAT Janti ditunjuk menjadi Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila Regional (PPIINR) melalui SK Dirjen Budidaya No. 6378/DPB-1/PB.110.D1/12/03. Pada tahap awal dimulai dengan mendatangkan ikan Nila berbagai strain seperti Gift, Nifi, Singapura, Citralada dan Nila Putih. Kemudian pada tahun 2005 dilakukan perkawinan secara inbreeding dan cross breeding untuk mendapatkan gambaran performa benih yang dihasilkan. Pada tahun 2006 diketahui persilangan (cross breeding) antara induk strain Gift (GG) dan pejantan strain Singapura (SS) menghasilkan benih hibrid (GS) terbaik. Pemuliaan induk dilakukan menggunakan metode seleksi individu. Generasi pertama (F1) dihasilkan tahun 2006, generasi kedua (F2) tahun 2007 dan generasi ketiga (F3) tahun 2008. Berbagai uji terhadap benih hibrid (GS) generasi ketiga seperti uji pertumbuhan, multi lokasi, salinitas, dan hama penyakit dilakukan tahun 2008. Benih hibrid (GS) generasi ketiga inilah yang direlease pada tanggal 23 Nopember 2009 dengan nama Larasati. 1 Tahap I. Seleksi Ikan Nila Merah Hibrida Terbaik Tahun 2005 Perkawinan 5 Strain : GG, NN, SS, CC, PP menghasilkan 20 hibrid dan 10 inbrid Evaluasi Induk GG x SS F0 Hibrida Terbaik GS Tahap II. Perbaikan Induk dengan Seleksi Individu untuk Perbaikan Hibrida Tahun 2006 Seleksi Tahun 2007 Tahun 2009 Seleksi GS (F1) SS (F2) GG (F2) Seleksi Tahun 2008 SS (F1) GG (F1) Seleksi GS (F2) SS (F3) GG (F3) GS (F3) Larasati 2 Tabel 1. Deskripsi ikan Nila Larasati ukuran konsumsi/dewasa : I 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 Karakter Morfologi Jumlah jari-jari sirip dorsal Jumlah jari-jari sirip perut Jumlah jari-jari sirip dada Jumlah jari-jari sirip dubur Jumlah jari-jari sirip ekor Jumlah Linea Lateralis (LL) Lebar mata (cm) Panjang Total (PT) (cm) Panjang Standar (PS) (cm) Tinggi Badan (TB) (cm) Panjang Standar/Tinggi Badan (PS/TB) Warna D. XVII. 13 V. I. 5 P. 13 – 14 A. III. 10 – 11 C. II. 17 – 18 33 – 35 1,54 – 1,70 26,6 – 32,5 20,6 – 26,5 9,7 – 11,0 2,12 – 2,40 Merah II Ketebalan Daging (cm) 4,75 – 4,90 III 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 Ratio Edible Portion (%) Larasati dengan bobot 1.000 – 1.300 g Berat daging Berat tulang Berat kepala Berat ekor Berat sisik Berat sirip Berat organ dalam 46,4 – 53,0 7,1 – 8,0 18,5 – 20,0 1,7 – 1,8 1,2 – 2,1 4,1 – 5,6 14,4 – 16,1 IV 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 Deskripsi Larasati ukuran konsumsi/dewasa Warna punggung Warna perut Warna overculum Umur (hari) Bobot pembesaran di kolam air tenang (g) Bobot pembesaran di KJA selama 150 hari (g) Merah orange Putih kemerahan Kemerahan 130 560 – 620 930,0 – 954,7 Larasati sebagai benih sebar telah teruji sebagai produk benih hibrid Nila Merah yang berkualitas unggul baik dipelihara di kolam, air tenang, air deras maupun keramba jaring apung (KJA). Larasati sangat digemari masyarakat karena cepat tumbuh, daging tebal, pertumbuhan seragam, SR tinggi (> 90%), FCR rendah (1,2 – 1,3), tahan terhadap perubahan lingkungan, dan secara laboratoris terbukti tahan terhadap bakteri Streptococcus agalactiae. Pengembangan budidaya Larasati masih terbuka luas baik pangsa pasar maupun lahan budidayanya. Kegiatan budidaya Larasati telah memberikan dampak positif terhadap sosial ekonomi masyarakat dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang usaha dibidang budidaya serta terbukanya kawasan wisata kuliner. Budidaya Larasati di Kabupaten Klaten sudah sangat berkembang terutama di kawasan minapolitan Desa Nila di Kecamatan Polanharjo yang meliputi Desa Nganjat, Ponggok, Janti, Jimus, dan Jeblog. Ikan konsumsi yang dihasilkan dipasarkan ke beberapa wilayah seperti Solo, Yogyakarta, Semarang, dan wilayah lain ex-Karesidenan Surakarta. Untuk wilayah Klaten sendiri terutama dipasarkan di kawasan wisata kuliner Janti dan Rowo Jombor. Sampai tahun 2010 jumlah rumah 3 makan/pancingan yang menyajikan menu serba ikan di Janti berjumlah sekitar 43 buah dan menyerap tenaga kerja sekitar 215 orang, serta di Rowo Jombor berjumlah sekitar 25 buah dan menyerap tenaga kerja sekitar 250 orang. Sesuai dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu menjadikan Indonesia sebagai produsen ikan terbesar di dunia pada tahun 2014, melalui peningkatan produksi perikanan sebesar 353% menjadi tantangan tersendiri bagi sektor perikanan budidaya sebagai ujung tombaknya. Khusus untuk Jawa Tengah ditargetkan produksi perikanan budidaya dapat meningkat 258% pada tahun 2014. Hal tersebut tidak hanya untuk mendukung peningkatan produksi nasional, tetapi juga untuk mendukung program Gubernur Jawa Tengah, Bp. Bibit Waluyo yaitu “Bali nDeso mBangun Deso”. Untuk mencapai target produksi di atas, Satker PBIAT Janti memiliki tugas untuk menyediakan benih dan calon induk berkualitas yang akan digunakan untuk memproduksi benih Larasati. Benih dan calon induk yang telah dihasilkan dari kegiatan pemuliaan (broodstock program) secara bertahap telah disebarluaskan kepada BBI Lokal dan UPR ke kabupaten/kota di Jawa Tengah. Diharapkan dengan penggunaan benih dan calon induk yang berkualitas akan mempercepat peningkatan produksi ikan dalam rangka mendukung program 353% dan 258% pada tahun 2014. Selain release Larasati, pada tanggal 6 Januari 2011 Satker PBIAT Janti dinyatakan lulus Sertifikasi Cara Perbenihan Ikan Yang Baik (CPIB) dengan predikat SANGAT BAIK (EXCELLENT). Adanya release Larasati dan sertifikat CPIB menunjukkan jaminan mutu dari Satker PBIAT Janti dalam hal produksi benih dan calon induk yang berkualitas bagi masyarakat. Info Pemesanan Calon Induk Nila : Sutarno ( 085642203402 ) Toni Kuswoyo ( 085643146859 / 081392025819 ) Satker PBIAT Janti Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. 552947. Telp./Fax. (0272) 552947 4 BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGELOLAAN INDUK Untuk mendapatkan hasil pemijahan yang baik, perlu diperhatikan : 1. Induk harus diberok (dipisah jantan dan betina) saat pematangan gonad (sebelum dipijahkan). 2. Kolam pemberokan harus steril dari ikan liar. 3. Air yang masuk kolam pemberokan minimal 2 dim. 4. Air kolam pemijahan harus dalam keadaan tenang (dialirkan apabila air kolam surut atau kualitas air menurun). 5. Sebelum dipijahkan induk harus diperiksa apakah sudah matang gonad. 6. Sebelum dipijahkan induk betina Nila Hitam Janti (Kunthi) harus diperiksa berjenis kelamin BETINA, apabila ada induk NILA HITAM JANTAN liar dari luar maka HARUS DISINGKIRKAN. 7. Ketentuan pakan harus mengikuti FORM 12. STANDAR PAKAN YANG DIGUNAKAN dari SPO ini. 5