1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikrobia menjadi permasalahan yang serius terhadap kesehatan manusia. Mikroorganisme yang dapat menginfeksi dan menimbulkan penyakit adalah mikroorganisme yang mempunyai daya patogenitas yang tinggi. Infeksi mikrobia dapat melalui tempat atau lingkungan tempat bahan makanan diciptakan kemudian melalui bahan makanan, mikroorganisme tersebut masuk ke dalam tubuh, menembus sistem pertahanan tubuh dan hidup serta berkembang biak di dalam tubuh. Salmonellosis merupakan salah satu penyakit yang dewasa ini banyak mewabah. Swanenburg, et al., (2001) menyatakan di Amerika Serikat lebih dari 50.000 kasus keracunan makanan oleh bakteri Salmonella sp setiap tahun dan di Belanda setiap tahun diperkirakan 450 dari 100.000 orang menderita salmonellosis yang diperkirakan berasal dari makanan. Salmonellosis adalah infeksi pada manusia dan hewan yang disebabkan anggota genus Salmonella sp. Bakteri ini menghuni usus. Penyakit ini menjadi masalah besar khususnya pada kawasan yang sanitasinya kurang memadai. Hasil penelitian di negara Inggris dengan sanitasi relatif baik, salmonellosis merupakan 90 % dari penyebab keracunan makanan (Cliver and Doyle, 1990). Dewasa ini dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat yang disertai kesadaran arti pentingnya nilai gizi makanan bagi tubuh maka kebutuhan masyarakat terhadap protein 2 hewani terus meningkat. Pilihan masyarakat jatuh pada telur untuk memenuhi kebutuhan terhadap protein hewani karena harganya yang relatif lebih murah dibandingkan sumber protein hewani yang lain. Dalam hal ini peran ayam petelur sebagai komoditi ternak penghasil telur sudah tidak disangsikan lagi kehadirannya. Usaha peternakan ayam petelur banyak dikembangkan, dari kotakota besar, desa, bahkan sampai di pelosok pegunungan. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya nilai gizi makanan bagi tubuh juga harus diimbangi dengan kesadaran akan keamanan produk pangan yang dikonsumsi. Salah satu persyaratan yang harus diperhatikan untuk keamanan produk pangan adalah bebas dari bakteri patogen termasuk Salmonella sp. Hal ini perlu diperhatikan mengingat Salmonella sp terutama tersebar kepada manusia bila mengkonsumsi makanan-makanan yang kurang matang dari hewan yang telah terinfeksi, seperti misalnya telur, daging, dan campurannya. Terjangkitnya salmonellosis dapat dihubungkan dengan penggunaan telur yang kulitnya telah rusak (retak atau pecah), termasuk mengkonsumsi telur dalam keadaan mentah atau tanpa dimasak terlebih dahulu sehingga menjadikan sumber kontaminasi silang. Richard (2003) menyatakan bahwa telur yang telah terkontaminasi Salmonella sp melalui induk ayam betina merupakan sumber infeksi Salmonella sp pada manusia. Cui (2004) menyatakan bahwa produk-produk yang berasal dari peternakan ayam seringkali dinyatakan sebagai media transmisi Salmonella sp. Bakteri Salmonella sp ditransmisikan dari generasi ke generasi melalui telur, dari kawanan ternak yang terinfeksi ke ternak yang sehat melalui kontak langsung atau 3 transfer melalui manusia, peralatan yang terkontaminasi, atau makanan (Braytenbach, 2004). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Antunes, et al., (2003) dapat dinyatakan bahwa munculnya Salmonella sp pada sampel peternakan ayam sangat bervariasi dari 0-100 % tergantung pada sumber sampel, cara pengambilan sampel dan metode isolasinya. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, misalnya Salmonella sp, biasanya ditakuti oleh para peternak karena sifat penularannya yang cepat. Penularan penyakit bakterial bisa melalui udara pernafasan ayam, pakan, minuman, atau litter yang terkontaminasi. Suatu program manajemen peternakan untuk mengontrol bakteri-bakteri patogen seperti Salmonella sp sangat diperlukan untuk meminimalkan penyebarannya ke bahan makanan, manusia dan hewan (Pangloli, et al., 2003). Salah satu usaha dalam program pencegahan penyakit adalah tindakan hygiene dan sanitasi secara teratur terhadap kandang dan lingkungan kandang. Usaha ini penting dalam rangka pemeliharan populasi ayam tehadap infeksi penyakit yang ditimbulkan oleh kurangnya kebersihan kandang dan lingkungan sekitar peternakan. Dengan adanya usaha sanitasi ini dapat mempengaruhi keadaan penyakit dan tingkat kontaminasi terhadap kesehatan ayam dan produkproduk yang dihasilkannya (Kaupp dan Surface, 1943). Untuk dapat mengoptimalkan sanitasi di lingkungan peternakan sehingga penyebaran Salmonella sp dapat ditekan seminimal mungkin maka perlu diketahui sumbersumber kontaminasi yang berasal dari lingkungan peternakan tersebut dengan 4 melakukan deteksi pada sampel-sampel yang diambil dari peternakan, seperti misalnya sampel pakan, air minum, feses dan udara. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang sumbersumber kontaminasi Salmonella sp yang berasal dari lingkungan peternakan ayam petelur, yang kemudian digunakan sebagai dasar pemecahan dalam upaya meminimalkan penyebaran serta kontaminasi Salmonella sp pada ayam petelur beserta produk-produk yang dihasilkan. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat mendeteksi keberadaan Salmonella sp dan memetakan beberapa sumber kontaminasi di lingkungan peternakan ayam petelur.