9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Penelitian Sebelumnya (States of The Art)
Nama Penulis
M. Agus Prayudi
PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM
BISNIS HOSPITALITY
Judul Penelitian
(Jurnal Sosio Humaniora Volume 3, No. 3Universitas Mercu Buana Yogyakarta-Mei
2012)
Metodelogi
Metode Kualitatif
Penelitian
ini
membuktikan
bahwa
sesungguhnya tugas seorang public relations
tidak
hanya
sampai
berfokus
“keramahtamahan”
saja.
Fungsi
public
juga
terdapat
relations
kemampuan
hanya
pemasarannya.
mengandalkan
pada
seorang
dalam
Karena
jika
“keramahtamahan”,
public relations tidak akan menghasilkan
profit yang perusahaan harapkan. Karena itu
Penjelasan dan Hasil Penelitian
dalam penelitian ini, sangat ditekankan
strategi
CRM
(customer
Relation
Management) dalam mencapai keberhasilan
pemasaran yang sebenarnya, dimana strategi
pemasaran
dikombinasikan
dengan
“keramahtamahan” seorang public relations.
Karena sebenarnya keberhasilan pemasaran
suatu perusahaan tidak hanya dinilai dari
seberapa banyak konsumen yang berhasil
9
10
diperoleh pada saat itu tetapi bagaimana cara
mempertahankan konsumen tersebut.
Penjelasan
pada
jurnal
ini
memiliki
keterkaitan terhadap penelitian ini, karena
dalam penelitian ini juga akan dibahas
mengenai strategi pemasaran yang dilakukan
oleh public relations Hotel Santika Premiere
KHI- Bekasi. Selain itu objek penelitian yang
Keterkaitan dengan Penelitian
diamati dalam jurnal dan penelitian ini samasama termasuk ke dalam kategori bisnis
perhotelan yang mengutamakan peranan PR
yang tidak hanya sebagai penjaga reputasi
dari hotel tempat ia bekerja, namun juga tetap
melakukan strategi pemasaran yang dirasa
dapat meningkatkan profit dari hotel sendiri.
Bangun Ervina Sari Dewi
Nama Penulis
PENGARUH
STRATEGI
PROMOSI
TERHADAP MINAT KONSUMEN (Studi
Evaluasi Penjualan Kamar Hotel Mutiara
Merdeka Pekanbaru)
Judul Penelitian
(Jom FISIP Volume 1 No.2 – Oktober 2014)
Jurusan
Administrasi
Bisnis
–
Prodi
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau.
Metodelogi
Metode Kuantitaif
11
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
strategi promosi pada Hotel Mutiara Merdeka
Pekanbaru
sangat
mempengaruhi
minat
konsumen. Dari tanggapan responden yang
diteliti
bahwa
kriteria
posisi
jawaban
dikategorikan setuju secara keseluruhan, jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
rata
–
rata
responden menjawab setuju pada strategi
promosi terhadap minat konsumen. Promosi
penjualan atau sales promotion yang menjadi
andalan bagi pihak hotel Mutiara Merdeka
Pekanbaru yang respondennya menjawab
sangat setuju dengan aktivitas atau fasilitas
layanan yang diberikan oleh pihak Hotel
Penjelasan dan Hasil Penelitian
Mutiara
Merdeka
Pekanbaru.
Dalam
penerapan strategi promosi, tidak hanya divisi
sales
yang
diandalkan.
Namun
seluruh
komoponen divisi Hotel Mutiara Merdeka
Pekanbaru harus bergerak mempromosikan
hotel.
Sales
penjualan
promotion
memang
atau
merupakan
promosi
strategi
promosi yang dianggap paling mendongkrak
penjualan. Namun sales promotion juga
ditopang oleh periklanan atau advertising,
penjualan pribadi atau personal selling,
hubungan masyarakat atau public relations,
dan
pemasaran
langsung
atau
direct
marketing.
Keterkaitan antara penelitian yang dibahas
Keterkaitan dengan Penelitian
dalam jurnal ini dengan penelitian ini adalah
dimana dalam kedua penelitian ini dibahas
12
mengenai strategi pemasaran yang dapat
mempengaruhi
minat
konsumen
untuk
menginap di hotel. Bentuk market segment
yang ada pada jurnal ini sama dengan market
segment yang ada pada penelitian ini, yang
adalah konsumen hotel. Hanya perbedaannya
adalah dimana dalam jurnal ini, tools promosi
yang paling ditekankan adalah penggunaan
sales promotion, sedangkan dalam penelitian
ini akan dilihat dari sudut pandang seorang
public relations.
Nama Penulis
Abdul Aziz Abdullah
INTERNAL
SUCCESS
FACTOR
OF
HOTEL OCCUPANCY RATE
Judul Penelitian
(International Journal of Business and Social
Science Vol. 3 No. 22 – November 2012)
Metode Penelitian
Metode Kuantitatif
Penelitian ini berusaha untuk menemukan
pentingnya faktor internal yang berkontribusi
terhadap keberhasilan tingkat hunian Hotel.
Analisis kriteria seleksi yang dihasilkan oleh
laporan
Penjelasan dan Hasil Penelitian
berdasarkan
latar
belakang
demografis responden menunjukkan bahwa
umur, status perkawinan, jenis kelamin, etnis,
pekerjaan
dan
pendapatan
bulanan
mempengaruhi bagaimana responden memilih
akomodasi hotel mereka, yang kembali
memberikan
kontribusi
terhadap
tingkat
13
hunian kamar hotel. Analisis tabulasi silang
menunjukkan hasil korelasi yang kuat dan
hubungan positif antara variabel dan faktor
yang mempengaruhinya. Hal ini menunjukan
bahwa
faktor-faktor
seperti
layanan
kebersihan yang baik, lokasi yang nyaman,
makanan yang bersih dan lezat, keamanan,
tersedianya fasilitas internet, harga kamar
yang wajar dan fasilitas pemesanan melalui
online memiliki hubungan yang positif dalam
memenuhi harapan pelanggan. Hal ini lebih
lanjut
membuktikan
pelanggan
bahwa
kepuasan
adalah faktor penting dalam
menentukan
kesuksesan
tingkat
hunian
kamar. Mayoritas para tamu merasa puas
dengan hotel dari pilihan mereka dan
kemungkinan akan menjadi pelanggan tetap.
Hal ini
dikarenakan bahwa
industri
hotel
sangat
kemampuan
eberhasilan
tergantung
manajemen
pada
untuk
mengidentifikasi dan memahami kebutuhan
dan keinginan pelanggan.
Tujuan yang terdapat dalam jurnal penelitian
ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh keadaan internal hotel terhadap
peningkatan okupansi hotel di Malaysia,
dimana
Keterkaitan dengan Penelitian
memiliki
keterkaitan
dengan
penelitian ini dari sisi peningkatan okupansi.
Hanya perbedaannya adalah dalam jurnal ini
keberhasilan tingkat hunian kamar / okupansi
dilihat dari faktor internal, namun pada
penelitian
ini,
peningkatan
okupansi
ditentukan oleh faktor eksternal, yaitu campur
14
tangan dari perusahaan lain.
Nama Penulis
Jon Boroshok
A HOSPITALITY AND LEISURE PUBLIC
RELATIONS PRIMER
Judul Penelitian
(Journal of Hospitality & Leisure Marketing,
Vol. 12(1/2) 2005)
Metode Penelitian
Metode Kualitatif
Dalam penelitian ini dibahas mengenai
perbedaan publikasi di media internet, media
cetak dan media lainnya. Biasanya publikasi
di
media
internet
masa
jangkauannya
terhitung pendek. Biasanya memang public
relations
di
hotel-hotel
lebih
sering
menggunakan media cetak sebagai media
publikasinya. Namun dalam menjangkau
rekan-rekan media majalah maupun koran
Penjelasan dan Hasil Penelitian
agar mereka bersedia untuk memuat konten
publikasi mengenai hotel tidak sembarangan.
Melalui penelitian ini, banyak wartawan yang
mengaku dalam pemilihan konten publikasi
berlaku aturan “siapa cepat dia dapat”.
Artinya dalam memasukkan konten publikasi
ke dalam suatu media cetak, para praktisi
public relations saling berlomba satu dengan
yang lainnya untuk membujuk atau me-lobby
rekan-rekan media. Ketika konten berita
tentang
hotel
sudah
dipublikasi,
public
15
relations yang baik harus mengucapkan
terimakasih dan menjaga hubungan yang baik
dengan media tersebut. Dalam mengirimkan
press release atau pemberitaan apapun, public
relations wajib mencantumkan informasi
kontak lengkap (nama, jabatan, alamat lokasi,
nomor telepon, dan alamat e-mail)
Dalam
jurnal
penelitian
ini
memiliki
keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan,
dimana
dalam
dunia
public
relations
publisitas merupakan tools utama yang
digunakan oleh setiap PR terutama pada PR
hotel. Dalam melakukan publisitas tidak
hanya berpaku dalam publisitas pada media
cetak, namun seiring bertambahnya kemajuan
Keterkaitan dengan Penelitian
teknologi dan target konsumen yang tersebar
di wilayah-wilayah luas, maka apabila hanya
dengan menggunakan publisitas pada media
cetak tidak akan dapat menjangkau konsumen
di berbagai wilayah di negara tersebut
maupun di dunia. Karena itu publikasi pada
media internet seperti yang dibahas pada
jurnal ini sangat dilirik oleh dunia PR Hotel,
seperti pada hotel Santika Premiere KHI –
Bekasi.
Nama Penulis
Luís Pereira
16
MARKETING AND PROMOTION IN THE
HOTEL INDUSTRY
(A case study in Family Hotel and Hotel
Judul Penelitian
Group)
Tourism
and
Hospitality
International
Journal, Vol. 2 (1), (2014)
Metode Penelitian
Metode Kualitatif
Melalui penelitian ini dapat dilihat bahwa
strategi
pemasaran
dan
promosi
yang
dilakukan oleh setiap hotel berbeda satu
dengan yang lainnya. Ada yang lebih
menonjolkan iklan atau advertising, promosi
penjualan atau sales promotion, penjualan
langsung atau direct marketing, penjualan
perseorangan atau personal selling, publisitas
atau public relations, serta pemasaran melalui
internet atau internet marketing. Hotel yang
baik pasti menggunakan tehnik pemasaran
Penjelasan dan Hasil Penelitian
yang
terus
berkembang
mengikuti
perkembangan zaman. Untuk dapat membuat
strategi pemasaran menjadi tepat sasaran,
maka
setiap
hotel
harus
memahami
pentingnya komunikasi di dalam pelaksanaan
strategi
pemasaran
membantu
industri
memahami
apa
karena
yang
komunikasi
perhotelan
diinginkan
dalam
oleh
konsumen atau pasar. Selain itu strategi yang
dapat diterapkan melalui penelitian atas
Family Hotel dan Hotel Group ini adalah
membuat konsumen merasa “terlibat” ke
17
dalam kegiatan di hotel. Hubungan antara
internal dan eksternal hotel harus dijaga
dengan baik. Setiap staff hotel harus membina
hubungan komunikasi yang baik dengan
setiap klien yang menjadi tamu di hotel.
Dengan begitu, strategi pemasaran yang
diterapkan oleh hotel dapat diserap sempurna
oleh setiap konsumen
Selain karena memiliki kesamaan objek
penelitian, jurnal penelitian yang diteliti oleh
Luis Preira ini sangat berkaitan dengan
penelitian ini karena berdasarkan penelitian
dalam jurnal ini yang menyebutkan bahwa
penggunaan semua strategi promosi harus
diterpakan oleh industri hotel agar proses
Keterkaitan dengan Penelitian
pemasarannya
menjadi
lebih
baik
juga
diterapkan oleh Hotel Santika Premiere KHIBekasi. Advertising, personal selling, sales
promotion,
direct
marketing,
publisitas,
public relations dilakukan oleh Hotel Santika
Premiere
KHI-Bekasi,
hanya
internet
marketing yang belum digunakan oleh Hotel
Santika Premiere KHI-Bekasi pada strategi
pemasarannya.
Tabel 2.1 States of The Art
2.2
Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai dalam
melakukan penelitian. Berikut adalah definisi dan pengertian komunikasi menurut
beberapa ahli komunikasi.
18
Dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Ilmu Organsisasi” Wursanto
(2005) mengutip pengertian komunikasi yang disampaikan oleh Wexley dan Yukl
“communication can be defined as the transmission between two or more persons”.
Dari definisi tersebut dapat diartikan sebagai komunikasi dapar diberikan
definisi sebagai pengiriman informasi antara dua orang atau lebih.
Sedangkan masih dalam buku yang sama Elliot Jaques memberikan definisi
komunikasi sebagai berikut, “communication is the sumtotal of directly and
indiresctly conscously and unconscously transmitted feeling, ettitudes, and wishes.”
Yang dapat diartikan sebagai komunikasi adalah penyampaian berbagai
perasaan, sikap, dan kehendak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung,
baik secara sadar maupun secara tidak sadar.
Menurut Harold D. Laswell dalam Deddy Mulyana (2005) menjabarkan
bahwa komunikasi adalah merupakan suatu proses yang menjelaskan apa,
mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa atau hasilnya
apa (Who? Say what? In which channel? To whom? With what channel?)
Sebagaimana yang dikemukan oleh Raymond S. Ross, komunikasi adalah
suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa
sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya
yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator (Mulyana, 2005)
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan dimana melalui
komunikasi orang-orang dapat mendapat kesepahaman makna yang disampaikan dari
seorang dengan yang lainnya.
2.2.2 Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication)
Komunikasi pemasaran terpadu (IMC) adalah pendekatan yang lebih popular
yang
diterapkan
oleh
professional
pemasaran
dan
komunikasi
untuk
mengkoordinasikan berbagai pengalaman konsumen dengan komunikasi pemasaran
untuk merek tertentu. (Philip Kotler dalam Mahmud Machfoedz, 2010).
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2008:232) “Komunikasi pemasaran
terpadu (IMC-integrated marketing communication) adalah konsep perencanaan
19
komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah suatu rencana yang
komprehensif”.
IMC menurut Shimp (2007) adalah
“A communication process that entails the planning, creation, integration,
and implementation of diverse forms of marcom (advertisements, sales
promotion, publicity releases, events, etc) that are deliver over time to a
brand’s targeted customers and prospects,”
Definisi tersebut apabila diartikan kurang lebih adalah proses komunikasi
yang memerlukan perencanaan, penciptaan, integrasi, dan implementasi bentuk
marcom yang beragam (iklan, promosi penjualan, publisitas rilis, peristiwa, dll) yang
memberikan lebih banyak waktu bagi suatu merek yang ditargetkan pelanggan, dan
prospek.
Sedangkan menurut American Association of Advertising Agencies (dikutip
Belch & Belch, 2001) dalam Tjiptono (2006:219) mengatakan bahwa IMC adalah
sebagai berikut.
“Komunikasi pemasaran terintegrasi adalah "Konsep perencanaan
komunikasi pemasaran yang menekankan nilai tambah rencana komprehensif
yang mengevaluasi peran strategis berbagai disiplin komunikasi, seperti
periklanan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan public relations.
Kemudian mengkombinasi disiplin-disiplin tersebut dalam rangka
mewujudkan kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi maksimum"
2.2.3
Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu
Sarana promosi utama yang dilakukan oleh setiap perusahaan menurut
Machfoedz dan Nurbiyati (2005:2) terbagi atas:
1. Periklanan
Setiap bentuk presentasi yang dikemukakan secara tidak langsung dan promosi ide,
barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu.
2. Personal Selling
Presentasi langsung yang dilakukan oleh personel wiraniaga perusahaan dengan
tujuan menjual dan menjalin hubungan dengan pelanggan.
20
3. Promosi Penjualan
Motivasi jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk
atau jasa. Berupa insentif yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan biasanya
untuk memperkenalkan produk baru atau reward kepada pelanggan loyal.
4. Public Relations
Membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan tujuan
mendapatkan publisitas yang luas, membangun citra positif perusahaan, dan
mengatasi gosip, laporan, dan berbagai event yang dapat merugikan perusahaan.
5. Direct Marketing
Komunikasi perusahaan dengan pelanggannya secara langsung untuk mendapatkan
feedback langsung melalui media komunikasi seperti telepon, email, atau sms.
Sedangkan Menurut Tjiptono dalam Widiana (2010) bauran promosi terdiri
dari:
1. Personal Selling
Menurut Tjiptono, personal selling adalah sebagai berikut :
“komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan
mencoba dan membelinya”.
2. Mass Selling
Mass selling adalah pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama
mass selling, yaitu periklanan dan publisitas.
3. Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non
personal, dimana individu atau organisasi yang menerima keuntungan tidak perlu
membayar untuk itu.
21
4. Promosi Penjualan
Menurut Tjiptono, promosi adalah sebagai berikut:
“Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insetif yang dapat diatur
untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah
barang yang dibeli oleh pelanggan”.
5. Public Relations (Hubungan Masyarakat)
Public Relations adalah usaha komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk
mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap
perusahaan tersebut.
6. Direct Marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan tanggapan yang
terukur.
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin canggihnya teknologi maka
strategi IMC juga semakin diperbaharui seperti penambahan internet marketing
sebagai salah satu strategi komunikasi pemasaran terpadu /IMC. Terdapat beberapa
elemen dasar yang digunakan dalam Marketing Communication Mix menurut De
Loizer, yang kemudian dirumuskan oleh Belch (1995) menjadi 6 (enam) kegiatan
dasar, yaitu advertising, direct marketing, interactive/internet marketing, sales
promotion, publicity/public relations, dan personal selling. Masing-masing
memainkan perannya dalam upaya komunikasi pemasaran (Prisgunanto, 2006:9).
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk memasarkan sesuatu, maka strategi
promosi merupakan hal yang sangat diperlukan bagi setiap pemasar. Karena
kombinasi dari beberapa tools inilah yang kemudian akan membuahkan
keberhasilan. Strategi yang paling sering digunakan oleh pemasar adalah personal
selling, sales promotions, direct marketing, advertising, dan public relations.
2.2.4 Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Cutlip, Centre and Broom dalam bukunya Effective Public Relations yang
dikutip oleh
Dwjulita (2010) mengungkapkan mengenai definisi humas yaitu
“Public Relations is the management function that identifies, establishes, and
22
maintains mutually beneficial relationship between an organization and the various
publics on whom its success or failure depers.” Definisi tersebut menyatakan bahwa
humas adalah fungsi manajemen yang menyatakan, membentuk dan memelihara
hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai macam
publik, dimana hal tersebut dapat menentukan sukses atau gagalnya organisasi.
Sedangkan L. Berney dalam Morissan (2008:6) mengatakan bahwa public
relations sebagai including the public to have understanding for and goodwill
(membujuk publik untuk memiliki pengertian yang mendukung serta niat baik).
Sementara itu, The British Institute of Public Relations mendefinisikan humas
sebagai “an effort to establish and maintain mutual understanding between
organization and it’s public” (suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan
saling pengertian antara organisasi dan publiknya). (Morissan, 2008:7)
Karena beragamnya pengertian serta definisi mengenai profesi public
relations atau humas, maka Frank Jefkins dalam Morissan (2008) memberi batasan
humas, yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik
itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Menurut Dominick dalam Morissan (2008) humas mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1. Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik.
Pada satu sisi, praktisi humas berupaya untuk mempengaruhi publik agar
memberikan opini yang postif bagi organisasi atau perusahaan, namun pada sisi
lain
humas
harus
berupaya
mengumpulkan
informasi
dari
khalayak,
menginterpretasikan informasi itu dan melaporkannya kepada manajemen jika
pengaruh itu memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen.
2. Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi
Praktisi humas bertanggung jawab menjelaskan tindakan perusahaan kepada
khalayak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan. Khalayak yang
berkepentingan akan selalu tertarik dengan apa saja yang dilakukan perusahaan.
Praktisi humas harus memberikan perhatian terhadap pikiran dan perasaan
23
khalayak terhadap organisasi. Humas harus menjadi saluran bolak-balik antara
organisasi dan khalayaknya. Organisasi pada dasarnya berhubungan dengan
berbagai macam khalayak. Secara umum khalayak humas terbagi atas humas
internal seperti karyawan, organisasi buruh, pemegang saham yang namanya
tercatat pada perusahaan dan khalayak ekstrernal seperti badan atau instansi
pemerintah, dealer, pemasok, masyarakat sekitar, media massa, dan pemegang
saham yang tidak tercatat pada daftar pemegang saham.
3. Humas merupakan fungsi manajemen.
Humas berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan tujuan yang hendak
dicapai serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah. Humas juga
harus secara rutin memberikan saran kepada manajemen. Humas harus memiliki
kegiatan yang terencana dengan baik. Bagian humas harus mampu mengorganisir
dan mengarahkan dirinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa PR bukanlah
sekedar profesi, namun PR merupakan wujud dari perusahaan yang dipandang oleh
seluruh masyarakat. Karena itu PR memegang peranan penting dalam menjaga
reputasi perusahaan untuk jangka panjang.
2.2.5 Ruang Lingkup Public Relations
Menurut Morissan (2008) ruang lingkup pekerjaan humas dapat dibagi
menjadi 6 (enam) bidang pekerjaan, yaitu:
1. Publisitas
Yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi, atau
perusahaan di media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah upaya orang atau
organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa.
2. Pemasaran
Dalam praktiknya, pekerjaan humas yang mencakup kegiatan pemasaran meliputi
antara lain melakukan penelitian, mendesain produk, mengemas produk,
menentukan harga, melakukan promosi, dan distribusi produk.
24
3. Public Affairs
Kegiatan pubblic affairs dapat didefinisikan sebagai bidang khusus humas yang
membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas
lokal agar dapat mempengaruhi kebijakan publik.
4. Manajemen isu
Manajemen isu merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat
kecenderungan isu atau opini publik yang muncul ditengah masyarakat dalam
upaya organisasi atau perusahaan untuk memberikan tanggapan atau respons yang
sebaik-baiknya.
5. Lobi
Lobi adalah bidang khusus humas yang membangun dan memelihara hubungan
dengan pemerintah utamanya untuk mempengaruhi peraturan dan perundangundangan.
2.2.6 Fungsi Public Relations
Menurut Ruslan (2010:26) peranan dari Public Relations adalah:
a) Communicator
Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak
langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person) atau tatap
muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertindak sebagai mediator dan
sekaligus persuador.
b) Relationship
Kemampuan peran Public Relations atau Humas membangun hubunga yang
positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal.
Juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama
dan toleransi antara kedua belah pihak publiknya.
c) Back up manajemen
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti
manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia, dan sebagainya untuk
25
mencapai
tujuan
bersama
dalam
suatu
kerangka
tujuan
pokok
perusahaan/organisasi.
e) Good image maker
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi, dan
sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas dalam melaksanakan manajemen
kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang
diwakilinya.
Adapun 4 fungsi utama Public Relations yang dikemukakan oleh Suparmo
(2011:91) adalah :
1. Communicator
Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media
dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi antar personal
(interpersonal communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap
muka sebagai mediator maupun persuader.
2. Relationship
Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik
yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan.
3. Back up management
Menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran,
operasional, teknik, keuangan dan personalia demi terciptanya tujuan bersama.
4. Good Image Maker
Menciptakan citra dan publisitas positif perusahaan kepada stakeholdernya.
2.2.7 Strategi Public Relations
Strategi humas atau public relations biasanya digunakan untuk membantu
perusahaan mencapai tujuannya disetiap keadaan.
Firsan Nova (2009), menyatakan bahwa strategi Public Relations terdiri dari :
26
1. Publication
Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media mengenai kegiatan dan
aktifitas perusahaan yang layak diketahui oleh publik. Dalam hal ini tugas Public
Relations adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama
dengan pihak media (pers atau wartawan) dengan tujuan menguntungkan citra
perusahaan yang diwakilkannya.
2. Event
Merancang event dengan tujuan memperkenalkan produk dan layanan perusahaan,
mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik.
3. News
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dll. Oleh
karena itu seorang Public Relations harus mempunyai kemampuan menulis yang
baik untuk menciptakan publisitas.
4. Community involvement (kepedulian pada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari hari seorang Public Relations adalah mengadakan
kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik
(community relations and human relations) antara masyarakat dengan perusahaan
yang diwakilinya.
5. Inform or build image
Salah satu fungsi utama dari Public Relations, yaitu memberikan informasi
kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh
tanggapan berupa citra positif.
6. Lobbying and negotiation
Ketrampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan
bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang Public Relations. Tujuan lobi adalah
untuk meraih kesepakatan (deal), atau memperoleh dukungan dari individu dan
lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
27
7. Social Responsibility
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktifitas Public Relations menunjukan
bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini sangat
penting untuk meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Bentuknya beragam,
seperti kegiatan peduli banjir, memberikan beasiswa, santunan anak yatim,
pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan lainnya.
Strategi Public Relations atau yang lebih dikenal dengan bauran Public
Relations, adalah sebagai berikut (Rosady Ruslan, 2008)
1) Publications
Public relations dalam hal ini memiliki tugas menyelengarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi dengan menggunakan berbagai media tentang
aktivitas perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh public
dengan tujuan dapat meningkatkan image dari perusahaan atau organisasi.
2) Event
Merancang
dan
melaksanakan
sebuah
event
yang
bertujuan
untuk
memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan
lebih jauh lagi dapat mempengharui opini publik. Berikut beberapa jenis event;
a.
Calandar event, meliputi kegiatan rutin yang diselenggarakan pada waktu
tertentu, seperti menyambut hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun baru serta hari
ulang tahun dan sebagainya.
b.
Spesial events, event atau acara ajang yang sifatnya khusus dana dilaksanakan
pada moment tertentu diluar acara rutin dari program kerja PR, seperti peluncuran
produk baru, pembukaan kantor, pabrik baru, jalan baru, gedung baru, dan
sebagainya.
c.
Momment event, event atau acara yang bersifat momentum atau lebih khusus
lagi, misalnya menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga
menghadapi millennium.
28
3) News (menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita tentang perusahaan atau organisasi yang diwakilinya
melalui press release, news letter, bulletin, dan lain-lain.
4) Community involvement (kepedulian pada komunitas)
Tugas sehari-hari seorang PR adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok
masyarakat tertentu (khususnya yang berada di sekitar lokasi tempat
perusahaan/organisasi berdiri) guna menjaga hubungan yang baik antara
masyarakat dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya agar
kelangsungan perusahaan atau organisasi dapat terjamin.
5) Inform or image
Terdapat dua fungsi utama dari PR, yaitu memberikan informasi kepada publik
atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa
citra positif.
6) Lobbying and negotiation
Kemampuan untuk melobi dan bernegosiasi melalui pendekatan pribadi dengan
tujuan mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu dan
lembaga yang berpengaruh terhadapan kelangsuangan bisnis perusahaan atau
organisasi.
7) Social Responsibility
Bertanggungjawab secara sosial dalam aktifitas PR dalam perusahaan atau
organisasi menunjukan bahwa perusahaan atau organisasi tersebut
memiliki
kepedulian terhadap masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini akan meningkatkan
citra perusahaan di mata publik sehingga kelangsungan perusahaan dan organisasi
dapat terjamin dengan adanya dukungan dari masyarakat.
Terdapat 4 (empat) tahap dalam melaksanakan strategi PR menurut Scoot M.
Cutlip dan Allen H. Center dalam Rosady Ruslan (2008:148), yaitu :
29
1. Defining the problem
Langkah pertama ini melibatkan pengkajian dan pemantauan pengetahuan, opini,
sikap, dan perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan organisasi.
Langkah ini menentukan “Apa yang sedang terjadi sekarang?”
2. Planning and programming
Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk membuat
keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan
tujuan program. Langkah kedua dalam proses public relations ini menjawab,
“Kita telah mempelajari situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah,
dilakukan, atau dikatakan.“
3. Taking action and communicating
Langkah ketiga melibatkan implementasi program dari tindakan dan komunikasi
yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk
mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah ini adalah “Siapa yang akan
melakukan dan memberitahukan program ini, serta kapan, dimana, dan
bagaimana.”
4. Evaluating the program
Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan kesiapan penilaian, implementasi,
dan hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat sejak program
terimplemetasi, berdasarkan umpan balik evaluasi mengenai bagaimana program
tersebut berhasil atau tidak. Program dapat dilanjutkan atau dihentikan
berdasarkan pertanyaan “Bagaimana yang sedang kita kerjakan atau bagaimana
yang telah kita kerjakan”
Jadi dalam melakukan strategi PR, praktisi PR harus betul-betul memikirkan
strategi apa yang paling sesuai digunakan pada saat itu, karena tidak semua strategi
dapat digunakan di waktu yang sama dan melakukan keempat tahap penetapan
strategi yang dipilih oleh PR.
30
2.2.8 Okupansi Hotel
Damardjati (2006) mengartikan tingkat hunian kamar adalah presentase dari
kamar-kamar yang terisi atau disewakan kepada tamu yang dibandingkan dengan
jumlah seluruh kamar yang disewakan, yang diperhitungkan dalam jangka waktu,
misalnya harian, bulanan, atau tahunan.
2.2.9 Larangan Pemerintah Meeting di Hotel
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PAN-RB) Nomor 11 Tahun 2014 yang berbunyi,
“Menindaklanjuti perintah Presiden pada Sidang Kabinet kedua pada hari
Senin, tanggal 3 November Tahun 2014 dan Surat Edaran Menteri PAN RB
Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja
Aparatur Negara tanggal 4 November 2014, bahwa dalam rangka
penghematan terhadap anggaran belanja barang dan belanja pegawai
khususnya yang terkait dengan pembatasan kegiatan pertemuan/rapat di luar
kantor, agar dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan seluruh kegiatan instansi pemerintah di lingkungan
masing-masing atau di lingkungan instansi pemerintah lainnya, kecuali
melibatkan jumlah peserta kegiatan yang kapasitasnya tidak mungkin
ditampung untuk dilaksanakan di lingkungan instansi masing-masing atau
instansi pemerintah lainnya.
2. Menghentikan rencana kegiatan konsinyering/Focus Group Discussion
(FGD), dan rapat-rapat teknis lainnya di luar kantor, seperti: di
hotel/villa/cottage/resort, selama tersedia fasilitas ruang pertemuan di
lingkungan instansi pemerintah masing-masing atau instansi pemerintah di
wilayahnya yang memadai.
3. Penyelenggaraan seluruh kegiatan instansi pemerintah dengan
menggunakan fasilitas di luar kantor, agar berakhir pada tanggal 30
November 2014.
4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembatasan kegiatan
pertemuan/rapat di luar kantor di lingkungan Instansi masing-masing secara
berkala setiap 6 bulan dan melaporkan kepada Kementerian PAN RB.
5. Meneruskan Surat Edaran ini kepada seluruh jajaran instansi di bawahnya
sampai dengan unit organisasi terkecil untuk melaksanakan dan mematuhi
ketentuan dalam Surat Edaran ini secara konsisten dan sungguh-sungguh.
31
2.3
Kerangka Pemikiran
HOTEL SANTIKA PREMIERE KOTA HARAPAN INDAH - BEKASI
LARANGAN
PEEMRINTAH UNTUK
MEETING DI HOTEL
PENURUNAN
OKUPANSI
STRATEGI PUBLIC
RELATIONS
- Publication
- Event
STRATEGI
PUBLIC
RELATIONS
- News
- Community
Involvement
- Inform
KOMUNIKASI
(INTERAKSI
POSITIF)
STRATEGI
JOINT
PROMOTIONS
PENINGKATAN
OKUPANSI
Sumber: Peneliti
- Lobby
- Social
Responsibility
Sumber: Firsan
Nova (2009)
32
Download