BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Potensi yang terkandung di dalam perairan tidaklah kalah dengan sumber daya yang terdapat di daratan. Dengan mempertimbangkan kondisi perairan Indonesia yang sangat luas maka perlu campur tangan manusia untuk mengelolanya agar diperoleh manfaat yang optimal. Usaha budidaya perikanan di Indonesia dewasa ini berkembang sangat pesat, tidak lagi hanya terbatas sebagai usaha peningkatan pendapatan rumah tangga tetapi merupakan usaha industri yang berorientasi pada peningkatan sumber utama devisa negara. Upaya pembenihan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya perikanan di indonesia, namun dalam upaya pembenihan ini, masih ada kendala-kedala yang harus dihadapi. Sampai saat ini, masalah utama yang dihadapi dalam pembenihan ikan dan udang adalah tingginya mortalitas yang antara lain disebabkan oleh faktor makanan, oleh karena itu penyediaan makanan baik berupa pakan alami (plankton) maupun buatan mutlak diperlukan dalam masa pemeliharaan larva. Pakan alami merupakan pakan utama bagi benih ikan yang yang berasal dari phytoplankton dan zooplankton. Organisme air seperti zooplankton dan larva udang pada stadium tertentu menggunakan phytoplankton sebagai makanan. Salah satu jenis phytoplankton yang mempunyai peranan yang sangat penting di bidang budidaya ikan adalah S. platensis (Herianti, 1983). S. platensis adalah ganggang renik berwarna hijau kebiruan yang hidupnya 2 tersebar luas dalam semua ekosistem, mencakup ekosistem daratan dan ekosistem perairan baik air tawar, air payau maupun air laut. S. platensis merupakan satu diantara beberapa jenis makanan alami yang dapat dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai makanan larva udang dan ikan (Cifferi, 1983). Selain itu S. platensis merupakan salah satu bahan pangan yang menjadi pilihan untuk menjalankan pola hidup sehat. S. platensis sebagai pangan kesehatan sudah lama digunakan oleh masyarakat negara-negara maju, karena kaya akan berbagai nutrisi dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit . Petani ikan biasanya menggunakan pupuk urea, TSP, dan pupuk anorganik lainnya untuk menumbuhkan plankton di kolam sebagai pakan alami. Saat ini pupuk yang beredar di pasar semakin langka dan mahal harganya, sehingga untuk budidaya secara masal dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk mengantisipasi harga pupuk yang mahal dan semakin langka, dalam dunia perikanan sejak dahulu sudah digunakan pupuk kandang untuk memupuk kolam. Menurut Boon dkk (1976) dalam Rustadi (1991) penggunaan pupuk organik lebih dianjurkan karena lebih mampu meningkatkan pertumbuhan populasi fitoplankton. Jenis pupuk organik yang biasa digunakan oleh petani ikan umumnya yaitu kotoran unggas seperti kotoran ayam, kotoran sapi, kambing, kuda dan lain sebagainya. Kelebihan penggunaan pupuk kandang adalah, harganya yang murah, mudah didapat, serta dapat mengurangi pencemaran air dan udara, yang disebabkan oleh pembuangan limbah yang berasal dari kotoran ternak. Pupuk kandang juga melepaskan unsur sedikit demi sedikit sehingga efeknya lebih lama (Cruz 1981 dan Muhali 1979 dalam Sukardi 1986). 3 Saat ini di Indonesia terdapat banyak peternakan puyuh, karena telur burung puyuh mengandung nilai gizi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan telur unggas lain. Oleh karena itu masyarakat banyak membudidayakan jenis unggas ini. Kotoran puyuh merupakan limbah peternakan yang berbau dan dapat mencemari lingkungan oleh sebab itu perlu dicari suatu cara untuk memanfaatkannya. Kotoran puyuh dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara dalam budidaya pakan alami karena unsur hara yang terkandung di dalamnya cukup tinggi. Belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh kotoran puyuh sebagai media pertumbuhan S. platensis Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kotoran puyuh sebagai media pertumbuhan alga S. platensis, untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan jenis alga ini. 4 B. Perumusan masalah 1. Apakah kotoran puyuh sebagai media pertumbuhan berpengaruh terhadap pertumbuhan S. platensis. 2. Berapakah konsentrasi kotoran puyuh yang menghasilkan pertumbuhan S. platensis optimal. C. Tujuan 1. Mengetahui pengaruh kotoran puyuh terhadap pertumbuhan S. platensis. 2. Mengetahui konsentrasi kotoran puyuh yang menghasilkan pertumbuhan optimal S. platensis. D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif lain kepada petani ikan untuk mengantisipasi mahalnya harga pupuk. Selain pupuk anorganik, kotoran puyuh sebagai pupuk organik dapat digunakan sebagai media pertumbuhan S. platensis. Harga pupuk kotoran puyuh tidak mahal dan mudah didapat, oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk budidaya secara masal.