i Pengaruh Atribut Iklan Produk Shampo Merek Clear Di Televisi

advertisement
Pengaruh Atribut Iklan Produk Shampo Merek Clear Di Televisi Terhadap
Motivasi Konsumen Untuk Membeli
SKRIPSI
ditulis oleh
Nama
: Anggit Jalu Walistyadi
Nomor Mahasiswa : 03311300
Program Studi
: Manajemen
Bidang Konsentrasi : Pemasaran
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2008
i
Pengaruh Atribut Iklan Produk Shampo Merek Clear Di Televisi terhadap
Motivasi Konsumen Untuk Membeli
SKRIPSI
ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna
memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
oleh
Nama
: Anggit Jalu Walistyadi
Nomor Mahasiswa : 03311300
Program Studi
: Manajemen
Bidang Konsentrasi : Pemasaran
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2008
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti
bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima hukuman/sanksi apapun
sesuai peraturan yang berlaku”.
Yogyakarta, 9 Januari 2008
Penulis,
Anggit Jalu Walistyadi
iii
Pengaruh Atribut Iklan Produk Shampo Merek Clear Di Televisi terhadap
Motivasi Konsumen Untuk Membeli
Nama
: Anggit Jalu Walistyadi
Nomor Mahasiswa
: 03311300
Program Studi
: Manajemen
Bidang Konsentrasi
: Pemasaran
Yogyakarta, 9 Januari 2008
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing,
Al Hasin, Drs., H, MBA
iv
Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan
untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Nama
: Anggit Jalu Walistyadi
Nomor Mahasiswa : 03311300
Program Studi
: Manajemen
Bidang Konsentrasi : Pemasaran
Yogyakarta, 19 Febuari 2008
Disahkan oleh
Penguji/Pembimbing Skripsi
: Al Hasin, Drs., MBA
Penguji 1
: Muchsin Muthohar, Drs., MBA …………
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Drs. H. Asma’i Ishak, M.Bus., Ph.D
v
………….
ABSTRAKSI
Pesatnya perkembangan periklanan di televisi, yang merupakan media penyalur
informasi kepada masyarakat. Mendorong perusahaan untuk memperkenalkan
produknya melalui iklan di televisi, agar informasi tentang produk perusahaan dapat
diketahui oleh masyarakat umum. Kenyataan ini mendorong masyarakat untuk
dimanjakan dengan banyak referensi tentang suatu produk, yang pada akhirnya dapat
berpengaruh terhadap perilaku konsumen untuk melakukan pembelian. Banyak faktor
yang dinilai berpengaruh dalam hal motivasi beli konsumen. Motivasi konsumen
untuk membeli dapat tercipta dikarenakan adanya informasi yang konsumen dapatkan
dari melihat iklan di televisi tentang suatu produk. Jika mereka mendapatkan
informasi atau iklan yang positif terhadap suatu produk maka konsumen cenderung
akan termotivasi untuk membeli. Jika informasi dari iklan ini negatif maka motivasi
konsumen untuk membeli juga akan menurun.
Dilatarbelakangi dengan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa iklan di
televisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap motivasi konsumen
untuk membeli. Oleh sebab itulah penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh
atribut iklan produk shampo merek Clear di televisi terhadap motivasi konsumen
untuk membeli.
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah mengenai seberapa besar pengaruh
iklan shampo clear di televisi terhadap motivasi konsumen di lingkungan mahasiswa
Fakultas Ekonomi UII, baik itu pengaruh secara keseluruhan maupun secara parsial
dari atribut iklan, yang terdiri dari pesan iklan, model iklan dan tampilan gambar atau
koreografi.
Target populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FE UII yang pernah
menyaksikan iklan produk shampo merek Clear. Nonprobability judgmental sampling
menjadi pilihan peneliti dalam desain pengambilan sampelnya, karena setiap sampel
dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam
penelitian. Dikarenakan penelitian ini mengambil sampel berdasarkan atas
pertimbangan tertentu, yaitu mereka yang sudah pernah menyaksikan iklan produk
shampo merek Clear. Untuk pengumpulan data penulis menggunakan metode survey
langsung kelingkungan mahasiswa FE UII dengan cara membagikan kuesioner
kepada 96 responden.
Alat analisis yang digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas, regresi berganda,
dan koefisien determinasi. Penelitian ini dilihat dari sudut pandang atribut iklan yang
terdiri dari pesan iklan, model iklan dan tampilan gambar atau koreografi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis regresi berganda, atribut iklan
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan dan secara parsial juga
berpengaruh yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial atribut
iklan memiliki pengaruh terhadap motivasi konsumen untuk membeli shampo clear.
Kata kunci : iklan dan motivasi konsumen untuk membeli.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
Hidayah- Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Atribut Iklan Produk
Shampo Merek Clear Di Televisi terhadap Motivasi Konsumen Untuk
Membeli”. Tujuan penelitian ini adalah untuk melengkapi salah satu persyaratan
dalam mencapai derajat Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Islam Indonesia.
Bagi penulis skripsi ini bukan hanya tugas akhir seorang sarjana, tetapi
lebih dari itu skripsi ini adalah pengalaman hidup penulis yang tidak ternilai.
Banyak hikmah yang dapat dipetik dari proses penyusunan skripsi ini, baik
secara akademis, emosional, serta hikmah secara rasional.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Al Hasin, Drs.,H,MBA atas jasa beliau sebagai dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
VII
bimbingan dan nasehatnya kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang,
memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
3. Kakak - kakakku tercinta, mba Ayik dan mas Bayus yang selalu
memberikan masukan, semangat serta dorongan yang tiada henti
kepada penulis.
4. Ajeng Pratiwi atas doa, dukungan, semangat yang diberikan kepada
penulis.
5. Herman Suherman yang sudah sangat membantu memberikan
masukan dalam pengerjaan skripsi ini.
6. Teman – teman yang sudah mendukung penulis untuk mengerjakan
skripsi (Edo, Iwan, Apit, Galih, Fila, Rifan, wahid, Oke Jalu, andri,
adip).
7. Rekan – rekan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu –
persatu yang telah memberikan dorongan, bantuan, dan doa sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
VIII
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan karunia dan perlindungan
kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada
penulis. Akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi pembacanya.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Yogyakarta, 9 Januari 2008
Penyusun,
( Anggit Jalu Walistyadi )
IX
DAFTAR ISI
Hlm
Halaman Sampul Depan Skripsi..............................................................................i
Halaman Judul Skripsi............................................................................................ii
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme................................................................iii
Halaman Pengesahan Skripsi................................................................................iv
Halaman Pengesahan Ujian Skripsi........................................................................v
Abstraksi.……………………………..…………………………….....................vi
Kata Pengantar.....................................................................................................vii
Daftar Isi.................................................................................................................x
Daftar Tabel.........................................................................................................xiv
Daftar Gambar……………………………..………………………....…...….....xv
Daftar Lampiran..................................................................................................xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………...…………………….........................1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian.........................................................................6
1.3
Batasan Masalah………………………………………………………........6
1.4 Tujuan Penelitian……….…………………………………………………..7
1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………........….7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………………………...9
X
2.2 Pengertian Periklanan…………………………………………………......10
2.2.1
Tujuan Periklanan............................................................................11
2.2.2
Anggaran Periklanan.......................................................................12
2.2.3
Fungsi dan Arti Periklanan..............................................................13
2.2.4
Iklan Televisi...................................................................................15
2.2.4.1 Bentuk Iklan Televisi........................................................15
2.2.4.2 Kekuatan dan Kelemahan Media Televisi........................16
2.2.5
AIDA (Attention, Interset, Desire, Action)......................................17
2.3 Pengertian perilaku Konsumen……………………………………............18
2.4 Pengertian Pesan………………………………………………..................19
2.5 Pengertian Model Iklan...............................................................................21
2.6 Pengertian Koreografi atau tampilan Gambar.............................................22
2.7 Pengertian Motivasi.....................................................................................24
2.7.1
Teori-Teori Motivasi.......................................................................25
2.8 Kerangka Penelitian.....................................................................................26
2.9 Formulasi Hipotesis.....................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Penelitian…………………………………………………….........28
3.2 Variabel Penelitian………………………………………………………..28
3.2.1
Variabel Dependen………………………………………………..28
3.2.2 Variabel Independen………...…………………………….....……29
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………………………29
XI
3.4
Instrumen atau Alat Pengumpul Data …………….………………….......30
3.4.1
Uji Validitas dan Reabilitas.............................................................31
3.5 Metode Pengumpulan Data.........................................................................32
3.5.1
Jenis Data...............……………….…………….............................32
3.5.2
Teknik Pengumpulan Data..............................................................32
3.6
Populasi dan Sampel...................................................................................33
3.7
Alat Analisis Data.......................................................................................35
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Reabilitas ...................………………………………....39
4.1.1
Uji Validitas.....................................................................................39
4.1.2
Uji Reabilitas...................................................................................42
4.2 Analisis Kualitatif………...…………………………………....…………43
4.2.1 Deskriptif Karakteristik Responden.....................……..............….43
4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian…………………... ………..………45
4.3 Analisis Kuantitatif ....……………….…………………..………..............50
4.3.1 Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda..........................................50
4.3.2 Pengujian Hipotesis ………………….…………………………...52
4.4 Uji Koefisien Determinasi...........................................................................57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................................58
5.2 Saran............................................................................................................61
XII
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
XIII
DAFTAR TABEL
Tabel
Hlm
4.1 Hasil Uji Validitas Pesan Iklan.....................................................................39
4.2 Hasil Uji Validitas Model Iklan....................................................................40
4.3 Hasil Uji Validitas Tampilan Gambar..........................................................41
4.4 Hasil Uji Validitas Motivasi Beli Konsumen...............................................41
4.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen...................................................................42
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..................................43
4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan......................................44
4.8 Deskripsi Variabel Pesan Iklan.....................................................................46
4.9 Deskripsi Variabel Model Iklan………………………..………………….47
4.10 Deskripsi Variabel Tampilan Gambar..........................................................48
4.11 Deskripsi Variabel Motivasi Beli Konsumen...............................................49
4.12 Hasil Regresi Linier Berganda.....................................................................50
4.13 Hasil Uji F....................................................................................................53
4.14 Hasil Estimasi Uji T.....................................................................................54
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi..................................................................57
XIV
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hlm
1. 1 Kerangka Penelitian.....................................................................................26
XV
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Hlm
1. Data kuesioner................................................................................................67
2. Jawaban 30 Responden (Validitas dan Reliabilitas).......................................70
3. Data Rata-Rata Penilaian Butir Jawaban Responden.....................................71
4. Data Responden 96.........................................................................................74
5. Hasil Uji Validitas dan Hasil Uji Reliabilitas.................................................76
6. Hasil Regresi Linier Berganda.......................................................................80
7. Tabulasi Skor Komposit (Mean) dan Hasil Kategorisasi ( N = 96 ) dan
Deskripsi variable Penelitian………………………………………………..82
XVI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia kondisi sosial ekonomi masyarakatpun berubah terutama tentang
system yang dianut dan cara pandang masyarakat sekarang ini lebih kritis
mengenai pemenuhan kebutuhan dan keinginan mereka baik akan sandang,
pangan dan papan. Semakin ketatnya persaingan disegala bidang inilah yang
membuat seorang produsen harus pandai memposisikan produk dan pasar
serta harus lebih tepat dalam mengelola marketing mix yang dimiliki. Telah
diketahui dalam pemasaran ada marketing mix, yang didalamnya mencakup 4
hal penting menurut Kotler dan Amstrong (1999, hlm. 19) marketing mix
(bauran pemasaran) terdiri dari produk, harga, tempat, promosi. Didalam
promosi tersebut mencakup 4 hal penting menurut Khasali (1992, hlm. 10)
ada : periklanan, penjualan pribadi, sales promosi, hubungan masyarakat dan
publisitas. Salah satu variabel dari marketing mix yang sangat mempengaruhi
pembelian menurut Swsatha (1991, hlm. 222), promosi adalah “Arus
Informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran”. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam promosi adalah
periklanan. Berkaitan dengan hubungan antara komunikasi dengan
periklanan, menurut pendapat Effendy (1986, hlm. 27-32) bahwa komunikasi
1
2
adalah studi yang mencakup gejala disekitar pengoperasian. Periklanan
sebagai bentuk penghidangan atau pengoperan khusus dengan maksud untuk
mengetahui dalam rangka mengajak atau mendengarkan salah satu
komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi yang bersifat
massa. Komunikasi massa ini dipengaruhi oleh kemampuan media massa
untuk memproduksi secara massal dan menjangkau khalayak dalam jumlah
besar. Media massa merupakan sarana paling tepat untuk menyebarkan atau
memberitahukan suatu informasi. Kebutuhan khalayak akan informasi secara
umum diperoleh melalui komunikasi massa baik cetak maupun elektronik,
maka media massa sebagai alat untuk menyampaikan, menyebarkan, ataupun
memindahkan massage (informasi).
Konsumen mempunyai arti yang sangat penting dan erat kaitannya
dengan perusahaan. Suatu perusahaan tidak dapat hidup tanpa didukung oleh
keberadaan konsumen, sebab konsumen merupakan faktor utama bagi
perkembangan suatu perusahaan. Oleh karena itu kepuasan konsumen
merupakan syarat mutlak yang harus dipegang oleh perusahaan.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan
oleh para pengusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya.
Fungsi pemasaran memegang peranan sangat penting bagi perusahaan dalam
menjalankan semua aktifitasnya yang berhubungan dengan arus barang dan
jasa sejak dari produsen sampai pada konsumen akhir dan tentunya produsen
dituntut untuk memberikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhannya.
3
Dalam penelitian ini menitikberatkan pada iklan melalui media televisi
dengan pertimbangan bahwa media televisi mudah memberi pengaruh pada
audien. Menurut Kasali (1992, hlm. 121) mengemukakan bahwa televisi
mempunyai kekuatan yang spesifik, antara lain:
1. Efisiensi Biaya
Televisi mampu menjangkau khalayak sasaran yang tidak dapat
dijangkau oleh media cetak. Jangkauan massal tersebut menimbulkan
efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.
2. Dampak yang kuat
Televisi mampu menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen
karena sifatnya yang audio visual yaitu dapat dilihat dan didengar.
Televisi mampu mampu menciptakan kelenturan bagi pekerja kreatif
dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama
dan humor.
3. Pengaruh kuat
Televisi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi persepsi khalayak
sasaran karena kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada
perusahaan yang mengiklankan produknya daripada tidak sama sekali.
Menurut Liliweli (1996, hlm. 5) dalam pengukuran kebutuhan khalayak
pada studi uses and gratifications bahwa penggunan media massa pada
akhirnya untuk mencapai suatu tujuan. Menggunakan media massa untuk
mencapai
kebutuhan-kebutuhan
yang
spesifik.
Kebutuhan
tersebut
berkembang dalam lingkungan sosial. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri
4
demografis seperti pendidikan, usia, pendapatan, agama, suku. Sekarang ini
di Indonesia pertumbuhan televisi swasta sangat cepat, hal tersebut dapat
dibuktikan bahwa di Indonesia telah terdapat 11 televisi swasta yaitu RCTI,
SCTV, INDOSIAR, ANTV, TV7, TRANS TV, TRANS 7, TPI, LATIVI,
METRO TV, GLOBAL TV. Pertumbuhan televisi swasta tersebut juga
diiringi semakin banyaknya produsen memakai televisi sebagai media iklan
dari produsen yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi banyaknya
iklan disetiap televisi swasta yang menayangkan iklan disetiap televisi swasta
yang menayangkan iklan disetiap tayangan acara, bahkan terkadang suatu
acara yang ditayangkan di salah satu televisi swasta disponsori oleh beberapa
iklan atau satu jenis iklan saja sehingga hanya iklan produk itu yang dominan
ditayangkan selama berlangsungnya acara tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut berarti produsen menyadari bahwa
untuk mengenalkan suatu produk cara yang efektif yaitu melalui iklan di
televisi. Mereka para produsen juga menyadari bahwa salah satu tujuan iklan
adalah membujuk calon konsumen dengan iklan di televisi. Dari gambaran
tersebut, dapat diasumsikan bahwa perilaku menonton iklan dimedia televisi
mempunyai hubungan yang kuat dengan perilaku membeli seseorang yang
sebelumnya akan mengarahkan seseorang untuk mencari–cari informasi
dalam tayangan iklan, dengan berdasar motivasi untuk memperoleh
keinginan dan kebutuhan yang dianggap dapat memuaskan dirinya sehingga
calon konsumen akan berperilaku membeli.
5
Didalam iklan ini penulis memilih beberapa atribut yang diambil untuk
penelitian antara lain :
1. Pesan iklan
Yaitu sesuatu hal yang disampaikan, biasanya berupa kata-kata,
tulisan atau gambar agar dapat diingat, dikenali, dipercaya dan
akhirnya dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan.
2. Model iklan
Yaitu sesuatu yang dapat berupa orang, benda, tokoh kartun yang
mampu memainkan peran dalam iklan tersebut.
3. Tampilan gambar atau koreografi
Yaitu hasil dari proses pengambilan adegan yang ditampilkan pada
layar kaca yang telah melalui seleksi.
Dari uraian–uraian tersebut diharapkan gambaran - gambaran yang jelas
akan muncul mengenai latar belakang pemikiran dalam penelitian ini bahwa
banyak faktor yang mempengaruhi motivasi membeli seseorang. Dari uraian
yang telah disampaikan didalam latar belakang di atas, maka penelitian ini
dilakukan untuk menganalisa motivasi konsumen, dengan tujuan agar
mengetahui motivasi membeli seseorang sehingga judul yang diambil dalam
penelitian ini adalah “PENGARUH ATRIBUT IKLAN PRODUK
SHAMPO MEREK CLEAR DI TELEVISI TERHADAP MOTIVASI
KONSUMEN UNTUK MEMBELI.”
6
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
1. Seberapa besar pengaruh atribut iklan televisi (Pesan iklan, model iklan,
tampilan gambar atau koreografi) secara bersama-sama terhadap motivasi
konsumen untuk membeli produk shampo merek Clear.
2. Seberapa besar pengaruh atribut iklan televisi (Pesan iklan, model iklan,
tampilan gambar atau koreografi) secara parsial terhadap motivasi
konsumen untuk membeli produk shampo merek Clear.
3. Atribut iklan televisi manakah yang paling dominan terhadap motivasi beli
konsumen.
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu meluas dan untuk
memudahkan analisis maka penulis memberikan batasan masalah, adapun
batasan masalahnya adalah :
1. Produk yang diteliti adalah produk shampo merek Clear.
2. Karakteristik responden yang digunakan berdasarkan jenis kelamin dan
tingkat pendapatan.
3. Atribut iklan produk shampo merek Clear ditelevisi mencakup unsur–
unsur : Pesan iklan, model iklan, koreografi atau tampilan gambar.
4. Penelitian dilakukan terhadap responden yang sudah pernah melihat
tayangan iklan produk shampo merek Clear di televisi.
7
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana atribut iklan televisi (Pesan iklan, model
iklan,
tampilan
gambar
atau
koreografi)
secara
bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap motivasi konsumen dalam membeli
produk shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UII.
2. Untuk mengidentifikasi apakah atribut iklan televisi (Pesan iklan, model
iklan, tampilan gambar atau koreografi) secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap motivasi konsumen untuk membeli produk shampo
Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UII.
3. Untuk mengetahui atribut iklan televisi manakah yang paling dominan
terhadap motivasi beli konsumen.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Penelitian ini memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan
kedalam permasalahan nyata yang dihadapi perusahaan.
2. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dalam merencanakan
bentuk iklan produk mereka keluarkan melalui media televisi sehingga
dapat mengolah unsur - unsur iklan yang tepat sehingga dapat
meningkatkan penjualan produk yang diiklankan tersebut.
8
3. Bagi akademik
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi sebagai bahan
perbandingan atau referensi bagi peneliti lain yang ada kaitannya dengan
permasalahan serupa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan dengan referensi atas penelitian terdahulu
yang telah dilakukan oleh Devi (1999) dengan judul “Analisis Efektifitas
Iklan Produk Pemutih Wajah Ponds dengan minat beli Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Hasil penelitian tersebut
menunjukan hasil bahwa ada pengaruh antara atribut iklan produk ponds
dengan minat beli mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan
atribut iklan yang terdiri dari bintang iklan, frekwensi iklan, tema iklan,
dan desain iklan adalah berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen,
atribut yang paling dominan adalah bintang iklan. Ada pula referensi dari
Santi (2004) dengan judul, “Analisis Pengaruh Iklan produk Deodoran
Merek Rexona Di Televisi terhadap keputusan Beli (studi Di Kampus
Universitas Islam Indonesia).
Penelitian sebelumnya tentang iklan, penelitian yang dilakukan oleh
Indriyanti (2001) dengan menggunakan model AIDA dengan judul
“Pengulangan Pesan Suatu Iklan Dalam Proses Pembelajaran Konsumen”
(Studi Terhadap Pasta Gigi Pepsodent). Dalam penelitian ini, produk yang
diteliti adalah produk Pasta Gigi Pepsodent, dimana objek yang diambil
adalah
Mahasiswa
Universitas
Kristen
Satya
Wacana,
Salatiga.
Berdasarkan penelitian tersebut, tanggapan pemirsa terhadap suatu iklan
9
10
dalam proses pembelajaran adalah merupakan reaksi dari penerima pesan
atau konsumen terhadap pengulangan suatu iklan. Konsumen dapat
menerima dan menolak pesan yang disampaikan, sehingga dapat
menyebabkan perubahan dalam sikap atau perilaku konsumen. Adapun
kesimpulan dari hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah
pengulangan pesan iklan Pepsodent, berpengaruh dalam menarik
konsumen untuk melakukan tindakan pembelian.
Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada
pengaruh pesan iklan, model iklan, tampilan gambar atau koreografi
dengan motivasi beli konsumen pada produk shampo merek Clear pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
2.2
Pengertian Periklanan
Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi perusahaan maupun
pribadi tentang ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu
(Kotler, 2005). Pengiklan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis, tetapi
juga museum, organisasi amal dan lembaga pemerintah yang mengarahkan
pesannya kepada masyarakat sasaran. Iklan merupakan cara yang berbiaya
efektif guna menyebarkan pesan, untuk membangun preferensi merek
ataupun untuk mendidik penduduk untuk menghindari obat-obatan
terlarang.
Sedangkan definisi periklanan menurut Frank (1996, hlm 166)
adalah “Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling
11
persuasif yang diarahkan kepada (calon) konsumen yang paling potensial
atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang paling
ekonomis”.
Komunikasi yang dilakukan oleh sponsor bersifat masal karena
menggunakan media massa seperti : radio, televisi, surat kabar, majalah,
surat pos, papan nama, dan sebagainya. Iklan yang dipasang pada mediamedia tersebut dapat memberikan umpan balik kepada sponsornya (berupa
tanggapan) meskipun dalam tenggang waktu tertentu.
2.2.1 Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan menurut Swastha dan Irawan (1987, hlm. 369)
adalah mempertahankan dan meningkatkan penjualan barang dan jasa.
Tujuan lainnya adalah :
a. Menumbuhkan kesadaran yaitu iklan membantu agar sesuatu dikenal.
b. Menumbuhkan atau membangun sikap yang diinginkan yaitu iklan
mendorong tumbuhnya pandangan yang positif mengenai suatu
produk atau jasa.
c. Membangun identitas merek yaitu iklan membantu menawarkan citra
atau ciri-ciri tertentu terhadap suatu produk.
d. Membujuk yaitu iklan membuat konsumen tertarik terhadap produk
yang ditawarkan.
12
2.2.2 Anggaran Periklanan
Setelah memutuskan tujuan periklanan, langkah selanjutnya adalah
memutuskan
anggaran
periklanan.
Ada
lima
faktor
yang
perlu
dipertimbangkan saat menetapkan anggaran periklanan, yaitu :
1) Tahap dalam siklus produk
Produk baru, umumnya mendapat anggaran iklan yang besar untuk
membangun kesadaran dan membuat pelanggan untuk mencoba produk
tersebut, sedangkan untuk produk yang sudah mapan, biasanya
didukung anggaran periklanan yang lebih rendah sebagai resiko
penjualannya.
2) Pangsa pasar dan basis konsumen
Merek dengan pangsa pasar yang tinggi, biasanya membutuhkan lebih
sedikit
biaya
iklan
sebagai
prosentase
penjualan
untuk
mempertahankan pangsa pasarnya. Untuk memperbesar pangsa pasar,
yaitu dengan meningkatkan ukuran pasar sehingga memerlukan
anggaran yang lebih besar.
3) Persaingan dan gangguan
Di dalam sebuah pasar dengan banyak pesaing dan pengeluaran iklan
yang tinggi, suatu merek haruslah diiklankan secara besar-besaran, agar
terdengar di tengah kegaduhan pasar.
13
4) Frekuensi periklanan dan gangguan
Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan ke
konsumen, juga sangat menentukan anggaran periklanan.
5) Kemungkinan subsitusi produk
Bermacam-macam merek dalam suatu kelas komoditas (contohnya
shampo), memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra
yang berbeda. Periklanan juga dapat memberikan manfaat atau
tampilan fisik yang unik.
2.2.3 Fungsi dan Arti Penting Periklanan
Fungsi dan arti periklanan menurut pendapat Kasali (1993, hlm. 45)
adalah seperti berikut :
a.
Memberikan Informasi
Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dengan
memberikan informasi, baik tentang barang, harga atau informasi lain
yang mempunyai kegunaan bagi konsumen.
b. Membujuk atau mempengaruhi
Periklanan tidak hanya bersifat memberitahukan kepada pembelipembeli potensial dengan menyatakan bahwa suatu produk lebih baik
dari pada produk lainnya. Walau pada umumnya orang tidak ingin
dibujuk atau didorong untuk membeli produk yang sudah jelas dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
14
c. Menciptakan Kesan
Dengan menciptakan iklan orang akan mempunyai kesan tertentu
tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini pemasang iklan selalu
berusaha untuk menciptakan iklan sebaik-baiknya. Periklanan dapat
menciptakan kesan pada masyarakat untuk melaksanakan pembelian
secara rasional dan ekonomis.
d. Memuaskan Keinginan
Sebelum membeli dan memilih produk terkadang orang lain diberi
tahu terlebih dahulu. Periklanan merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang
saling memuaskan. Dan merupakan salah satu alat komunikasi yang
sangat efisien bagi para penjual. Mereka harus menggunakannya
untuk melayani orang itu sendiri.
e. Periklanan merupakan alat komunikasi
Periklanan adalah sebuah alat untuk membuka komunikasi dua
arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat
terpenuhi dengan cara efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi
dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang
saling memuaskan. Inisiatif periklanan tidak datang datang dari pihak
penjual
tapi
pembeli
pun
dapat
menggunakan
iklan
untuk
kepentingannya, misalnya memberi keluhan-keluhan tentang produk
yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
15
2.2.4 Iklan Televisi
2.2.4.1 Bentuk Iklan Televisi
Bentuk-bentuk iklan di televisi antara lain :
1) Pensponsoran
Banyak sekali acara televisi yang penayangannya dan pembuatannya
dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Namun, biaya yang
harus ditanggung sangatlah besar.
2) Partisipasi
Pengiklan dapat mengurangi biaya dan resiko, karena pengiklan dapat
membeli waktu yang tersedia, baik untuk acara yang tetap, maupun
yang tidak tetap. Pendekatan yang lebih fleksibel, dalam arti dapat
memilih jangkauan pasar, sasaran pemirsa, jadual serta anggaran.
3) Spot Announcement
Bentuk iklan ini mengacu pada iklan yang ditempatkan pada
pergantian acara.
4) Public Service Announcement
Iklan layanan masyarakat ini, biasanya dimuat atas permintaan
pemerintah atau suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk
menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah.
16
2.2.4.2 Kekuatan dan Kelemahan Media Televisi
Menurut Kasali,
media televisi mempunyai kekuatan dan
kelemahan sebagai berikut :
1) Kekuatan
a. Efisiensi biaya
Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang
paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya.
Salah
satu
keunggulannya
adalah
kemampuan
untuk
menjangkau khalayak sasasaran yang luas.
b. Dampak yang kuat
Keunggulan
televisi
yang
lain
adalah
kemampuannya,
menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan
tekanan sekaligus dua indera (penglihatan dan pendengaran).
c. Pengaruh yang kuat
Televisi memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan konsumen lebih
mempercayai perusahaan yang mengiklankan produknya di
televisi daripada yang tidak sama sekali. Hal inilah yang
merupakan cerminan benefiditas pengiklanan.
2) Kelemahan
a. Biaya yang besar
Kelemahan yang paling utama adalah biaya yang besar untuk
memproduksi dan menyiarkannya.
17
b. Khalayak yang tidak selektif
Televisi
tetaplah
sebuah
media
yang
tidak
selektif.
Segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi,
iklan-iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan
menjangkau pasar yang tidak tetap.
c. Kesulitan teknis
Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknisnya. Iklaniklan yang dibuat, tidak dapat diubah begitu saja jadualnya,
apalagi menjelang jam-jam penyiaran iklan tersebut.
2.2.5
AIDA (Attention, Interset, Desire, Action)
Pesan iklan haruslah dapat mempengaruhi konsumen dalam
menarik perhatian, menimbulkan rasa ketertarikan, keinginan dan pada
akhirnya dapat mendorong konsumen untuk melakukan tindakan
pembelian. Jika hal tersebut telah dapat dilakukan, maka suatu iklan telah
berhasil melekat dalam ingatan konsumen, sehingga dapat memberikan
tanggapan yang positif terhadap produk yang ditawarkan.
Attention adalah perhatian yang diperoleh dengan cara pemanfaatan
ukuran (size), warna (spot colour atau full colour), tata letak (layout) dan
model (visual technics). Dimana tanggapan responden dilihat dari
perhatian mereka untuk menyaksikan tayangan iklan, karena sebuah
perhatian dari konsumen merupakan tahap pertama dalam proses
18
komunikasi. Bila pengiklan berhasil merebut perhatian dari pemirsa,
maka pemirsa secara runtun dapat melalui tahapan yang lain.
Interset merupakan sebuah perhatian yang dapat ditingkatkan
sebagai minat, sehingga dapat menimbulkan rasa ingin tahu mengenai
imformasi yang lebih terperinci dan mendalam dengan mengikuti pesanpesan yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari, apakah responden
tertarik untuk melihat suatu iklan sampai selesai penanyangannya.
Desire adalah sebuah gambaran, paparan atau rangkaian kata-kata
yang menggugah dan dapat membangkitkan keinginan suatu kebutuhan
untuk memiliki atau menggunakan produk yang diiklankan. Oleh karena
itu, sebuah iklan haruslah mampu mempengaruhi konsumen, agar mau
membeli produk yang diiklankan.
Action merupakan sebuah reaksi yang dilakukan oleh konsumen
terhadap produk suatu iklan. Dimana hal inilah yang diharapkan oleh
perusahaan, yaitu tujuan akhir dari suatu iklan adalah terwujudnya
tindakan pembelian konsumen.
2.3
Pengertian Perilaku Konsumen
Perusahaan yang berorientasi kepada konsumen berarti harus
memperhatikan kebutuhan konsumennya yang tercermin pada perilaku
konsumen tersebut. Dengan demikian perusahaan perlu mengetahui dan
mempelajari perilaku konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhan
konsumen dan sekaligus mencapai tujuan perusahaan. Pengertian
19
perilaku konsumen menurut Kotler dan Amstrong (1992, hal.9) adalah
kegiatan–kegiatan atau individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan bagian-bagian dan jasa-jasa yang
termasuk didalam proses pengambilan keputusan dan penentuan
kegiatan tersebut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1. Faktor Ekstern
Perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh lapisan masyarakat
dimana ia tinggal. Seseorang yang berasal dari lingkungan
yang
berbeda,
akan
mempunyai
penilaian,
kebutuhan,
pendapat, sikap dan selera yang berbeda pula.
2. Faktor Intern
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri
seseorang, yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian.
2.4
Pengertian Pesan
Pesan merupakan sesuatu hal yang disampaikan dapat berupa
kata-kata, tulisan atau gambar agar dapat diingat, dikenali, dipercaya dan
akhirnya bisa mempengaruhi konsumen untuk membeli (Kasali, 1992).
Pasar atau konsumen yang dijangkau oleh pengiklan melalui iklan
juga dapat dipandang sebagai lembaga eksternal, baik sebagai lembaga
kontrol maupun penunjang dalam kampanye periklanan.
20
Konsep tentang pasar dan konsumen sering kali digunakan untuk
membedakan konsumen individual, lembaga atau kelompok yang
menjadi sasaran pengiklan untuk mempersiapkan pesan yang harus
dibawakan oleh iklan. Sebab tanpa melakukan studi atas kelompokkelompok konsumen dan mengetahui perilakunya, penyampaian pesan
iklan sering kali dianggap tidak masuk akal dan iklan menjadi tidak
berguna.
Biasanya pesan dalam sebuah iklan mengandung proses
komunikasi yang harus disampaikan pada konsumen. Oleh karena itu
dalam pembuatan iklan pesan memegang peranan penting untuk
membuat konsumen paham dan mengerti tujuan apa yang akan
disampaikan suatu produk agar konsumen percaya periklanan adalah
suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran
konsumen,
menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau
mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi
pengiklan.
Dalam pesan hendaknya ditonjolkan berbagai alternatif untuk
mempengaruhi calon pembeli, pesan apa yang hendak disampaikan oleh
produk pesaing. Hendaknya suatu pesan yang diberikan mengandung
unsur pembeda yang dapat menimbulkan persepsi yang baik di benak
calon pembeli.
21
2.5
Pengertian Model Iklan
Seorang
model
iklan
merupakan
faktor
penunjang
bagi
keberhasilan iklan tersebut dalam menarik minat beli konsumen terhadap
produk yang diiklankan. Model iklan bisa berupa orang, benda ataupun
tokoh kartun. Pembuatan iklan dengan tokoh kartun disebut teknik
animation (Thomas, dalam Kasali, 1992).
Kalau kita perhatikan iklan, baik yang muncul pada media cetak
maupun elektronik semuanya mempunyai persamaan yaitu ingin
mendekati khalayak atau konsumen dengan menarik perhatian mereka.
Dalam menarik perhatian, mereka mempunyai cara yang bermacammacam mulai dari menampilkan paras sang model iklan yang cantik
yang akhir-akhir ini sangat diminati sampai kata-kata manis, membujuk
dan penuh siasat untuk mempengaruhi konsumen.
Selain kemampuan model iklan, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih sosok atau figur iklan adalah ketenarannya, keserasian,
mampu tidaknya model iklan tersebut membawakan iklan dengan baik.
Teknik di atas disebut dengan testimonial yaitu dengan mempergunakan
seseorang yang dikenal luas yang mampu memberikan kesaksian atau
jaminan tentang suatu produk.
Seorang model iklan atau model iklan yang dipakai oleh
perusahaan periklanan atau pengiklan baik secara langsung atau melalui
biro model atau pihak ketiga harus mendapat imbalan jasa serta
pemberitahuan yang cukup tentang hak dan tugasnya atas dasar suatu
22
perjanjian tertulis yang sah terlebih dahulu dengan pedoman-pedoman
sebagai berikut (Kasali, 1992) :
a. Model iklan tersebut harus diberi tahu dan dimintai persetujuan
untuk produk dan merek apa yang akan muncul.
b. Model iklan tersebut harus diberi tahu dan dimintai persetujuan
untuk rencana jenis media apa saja yang akan memuat
penampilannya.
c. Model iklan tersebut harus menerima imbalan jasanya baik secara
langsung maupun melalui biro iklan atau pihak ketiga, pada waktu
yang telah ditentukan dan dengan jumlah uang yang telah disetujui
bersama.
d. Jika dalam hal ini model tersebut adalah anak-anak maka orang
tua atau walinya harus diberi tahu dan dimintai persetujuan
mengenai hal-hal di atas.
e. Model iklan bertanggungjawab atas segala pembayaran pajak yang
timbul dari imbalan jasa yang diberikan kepada model dan
jumlahnya sudah termasuk dalam keseluruhan biaya imbalan jasa.
2.6
Pengertian Koreografi atau tampilan gambar
Koreografi atau tampilan gambar adalah hasil dari proses
pengambilan adegan yang ditampilkan pada layar kaca yang telah
melalui proses seleksi. Peranan karyawan dalam proses ini juga tidak
kalah pentingnya pasalnya pekerjaan ini membutuhkan ketelitian,
23
kecermatan dan ide-ide dalam menyusun urutan tampilan tampilan
gambar dalam sebuah iklan. Tampilan gambar harus menarik agar
mampu mendapatkan perhatian dari yang melihat iklan yang di
tayangkan. Suatu iklan yang akan ditayangkan perusahaan harus bisa
membawa pesan dan misi yang jelas, mudah diterima dibenak
masyarakat sehingga iklan tersebut mampu memperlihatkan kualitas dari
produk yang ditawarkan.
Strategi kreatif (Kasali, 1992) juga sangat diperlukan dalam
membuat tampilan gambar yang menarik, misalnya iklan denagn tata
warna kontras, atau mencolok mata sampai pada suara yang dibuat aneh
serta musik atau efek suara yang tidak jarang terdengar cukup aneh
ditelinga normal. Tapi pada kenyataannya iklan-iklan yang tampil
dengan berbagai atribut aneh seperti itu memang berhasil menarik
perhatian masyarakat. Bagaimanapun proses dan teknis pembuatannya
iklan-iklan itu tidak mungkin dibaut begitu saja secara spontan.
Pekerjaan membuat iklan dan berhubungan dengan itu biasa dikenal
dengan istilah pekerjaan kreatif maksudnya adalah suatu proses
penggambaran, penulisan, perancangan dan produksi sebuah iklan, yang
merupakan jantung dan jiwa industri periklanan.
Suatu pekerjaan kreatif dalam produksi iklan yang tidak begitu
baik akan sulit untuk menghasilkan iklan yang dapat diandalkan guna
membujuk konsumen untuk mencoba produk tersebut. Alasannya
sederhana pekerjaan kreatif yang kurang baik sering kali menghasilkan
24
iklan yang tidak akan dilihat atau diperhatikan orang banyak. Apa yang
terjadi selama ini umumnya membuktikan bahwa produk-produk yang
sukses dalam peluncuran produk perdananya dipasar hampir selalu
dibarengi dengan pemunculan iklan yang tidak sembarangan di berbagai
media. Oleh karena itu peran koreografi dalam suatu iklan juga turut
andil dalam keberhasilan suatu iklan.
2.7
Pengertian Motivasi
Istilah motivasi (Motivation) berasal dari perkataan bahasa latin,
yaitu movere yang berarti menggerakkan (to move) (J. Winardi).
Ada beberapa macam rumusan untuk istilah motivasi seperti (Kasali,
1992):
1)
Menurut (Mitchel, dalam Kasali, 1992)
“.....................motivasi mewakili proses-proses psikologi yang
menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadi persistensi
kegiatan-kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan ke arah
tujuan tertentu.”
2) Menurut (Robbins, dalam Kasali, 1992)
Motivasi adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk
mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu.
25
3) Menurut (Gray, dalam Kasali, 1992)
“.....................motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang
bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
2.7.1
Teori-teori Motivasi (Kotler, 1985)
1) Teori Motivasi Freud
Freud beranggapan bahwa kekuatan psikologi yang sebenarnya
membentuk perilaku membeli sebagian besar berasal dari bawah
sadar. Jadi menurut Freud seseoang tidak dapat memahami
sepenuhnya motivasinya berasal dari mana.
2) Teori Motivasi Maslow
Maslow memandang motivasi seseorang individu, sehubungan
dengan suatu urutan kebutuhan yang dipredeterminasi, yang
masing-masing memiliki peringkatan sendiri, bukan dalam bentuk
daftar ransangan-ransangan sederhana yang tidak terorganisir.
3) Teori Motivasi Herzberg
Fredick herzberg mengembangkan teori dua faktor motivasi, yang
membedakan antara faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan.
26
2.8
Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian merupakan model variabel yang akan dipakai
dalam penelitian yang meliputi pesan, model iklan, koreografi atau
tampilan gambar yang akan menjadikan motivasi konsumen dan apakah
dengan motivasi itu konsumen termotivasi untuk membeli atau tidak
seperti terlihat pada gambar ini.
Pesan Iklan (X1)
Motivasi Beli
Konsumen (Y)
Model Iklan (X2)
Tampilan Gambar (X3)
Gambar 1.1
Kerangka Penelitian
2.9
Formulasi Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan yang bersifat sementara.
Hipotesis ini adalah suatu pernyataan yang penting kedudukannya di
dalam penelitian dan hipotesis akan berperan memberikan tujuan dan
penentuan arah yang harus ditempuh dalam penelitian.
Perusahaan Shampo Clear ingin meningkatkan volume penjualan
produknya, salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan membuat iklan
yang dapat menarik motivasi konsumen untuk membeli produk tersebut.
Menurut Kasali (1992) iklan yang baik harus dapat dijangkau oleh
27
masyarakat luas dengan cepat sehingga memberikan pengaruh terhadap
produk yang dijual, pesan yang dirancang dalam sebuah iklan harus
dapat memotivasi konsumen untuk membeli produk tersebut. Iklan
merupakan salah satu media promosi yang mempunyai andil yang besar
dalam meningkatkan prosentase penjualan.
Kualitas iklan mencerminkan image atau citra produk yang
ditawarkan baik dari segi harga, dan kualitasnya serta perusahaan
produsennya. Atribut iklan seperti pesan iklan, model iklan, tampilan
gambar atau koreografi yang menentukan keberhasilan misi dari sebuah
iklan.
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga variabel pesan iklan, model iklan, koreografi atau tampilan
gambar mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap motivasi konsumen untuk membeli.
2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pesan iklan
terhadap motivasi beli konsumen.
3. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel model
iklan dengan motivasi beli konsumen.
4. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tampilan
gambar dengan motivasi beli konsumen.
5. Diduga variabel pesan iklan memiliki pengaruh yang paling dominan
terhadap motivasi konsumen untuk membeli.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Islam Indonesia Fakultas
Ekonomi Condong Catur. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa yang
pernah melihat iklan shampo merek Clear di televisi, dan mahasiswa
tersebut juga masih aktif dan tidak sedang mengambil cuti kuliah.
Peneliti mengambil responden mahasiswa Universitas Islam
Indonesia Fakultas Ekonomi ini karena peneliti berangganggapan bahwa
mahasiswanya tersebut merupakan konsumen potensial bagi produk
shampo.
3.2
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penilaian
tentang Pesan iklan, model iklan, tampilan gambar atau koreografi dari
iklan shampo merek Clear, terhadap motivasi konsumen untuk membeli.
3.2.1
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian
peneliti. (Ferdinand, 2002, hlm 26). Atau dependen adalah variabel yang
memberikan reaksi atau respon jika duhubungkan dengan variabel
independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen
28
29
adalah motivasi konsumen untuk membeli, yang merupakan reaksi dari
seseorang yang pernah melihat iklan shampo merek Clear di televisi.
3.2.2
Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen,
baik
yang
mempengaruhinya
positif
maupun
negatif
(Ferdinand,2002,hlm 26). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah:
3.3
•
Pesan Iklan (X1)
•
model Iklan (X2)
•
Tampilan Gambar atau koreografi (X3)
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dalam usaha untuk menghindari penyimpangan penafsiran, maka
dalam penelitian ini variabel - variabel yang dijadikan tolak ukur adalah :
1. Pesan iklan, yaitu sesuatu hal yang disampaikan biasanya berupa katakata, tulisan atau gambar agar dapat diingat, dikenali, dipercaya dan
akhirnya dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan.
2. Model iklan, yaitu sesuatu yang dapat berupa orang, benda, tokoh
kartun yang mampu memainkan peran dalam iklan tersebut. Selain
kemampuan model iklan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
30
memilih sosok atau figure iklan adalah ketenarannya, keserasian,
mampu tidaknya model iklan membawakan iklan tersebut.
3. Tampilan
gambar
atau
koreografi,
adalah
hasil
dari
proses
pengambilan adegan yang ditampilkan pada layar kaca yang telah
melalui seleksi. Tampilan gambar dapat diukur dengan :
•
Kejelasan gambar dalam iklan
•
Tampilan gambar membawa misi yang jelas
•
Urutan tampilan gambar
•
Mampu tidaknya memperlihatkan kualitas dari produk yang
ditawarkan.
3.4
Instrumen atau Alat Pengumpul Data
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala
likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala
ukuran yang digunakan oleh penulis untuk menghitung jawaban skor
responden menggunakan skala likert, ukuran skala yang digunakan ada 5
skala, yaitu :
1. Sangat setuju (SS)
: diberi nilai 5
2. Setuju (S)
: diberi nilai 4
3. Netral (N)
: diberi nilai 3
4. Tidak setuju (TS)
: diberi nilai 2
5. Sangat tidak setuju (STS)
: diberi nilai 1
31
3.4.1
Uji validitas dan reliabilitas
1. Uji validitas
Uji validitas adalah validitas dalam penelitian ini dijelaskan
sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti
sebenarnya yang diukur. Suatu intrumen dianggap valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan yaitu ketepatan dalam
pengukuran. Pengujian dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada
masing–masing item dengan skor totalnya kemudian diolah dengan
bantuan program SPSS 12.
Adapun reliabel penerimaan valid atau tidak adalah sebagai berikut
(Umar, 2003 : hlm 84) :
1. Jika koefisien probabilita ≥ 0,300 maka butir atau variabel
pertanyaan tersebut valid.
2. Jika koefisien probabilita < 0,300 maka butir atau variabel
pertanyaan tersebut tidak valid.
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah merupakan derajat ketepatan, ketelitian atau
akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengukuran ini
dilakukan dengan menggunakan alpha cronbach yang dijalankan
dengan program SPSS 12.
Suatu instrumen tes yang di uji dikatakan reliabel dengan kriteria :
•
Jika alpha (α) hitung ≥ 0,6 maka butir atau variabel tersebut
reliabel.
32
•
Jika alpha (α) hitung < 0,6 maka butir atau variabel tersebut
tidak reliabel.
3.5
Metode Pengumpulan Data
3.5.1
Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer
Data primer diperlukan sebagai data yang didapat secara langsung
yaitu melalui data yang didapat dari responden yang akan diteliti
secara langsung dengan cara metode wawancara dan kuisioner atau
daftar pertanyaan yang sudah disiapkan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui mencatat data yang
telah dikumpulkan dari berbagai pihak yang berhubungan dan studi
kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan mempelajari buku –
buku yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3.5.2
Tehnik Pengumpulan Data
Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah
dengan kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan melakukan survey
terhadap mahasiwa UII Fakultas Ekonomi yang pernah melihat iklan
shampo merek Clear di televisi melalui penyebaran kuesioner. Penulis
membuat daftar pertanyaan yang akan dibagikan kepada responden yang
33
diambil sebagai sampel, yaitu mengenai pengaruh atribut iklan shampo
merek Clear di televisi terhadap motivasi konsumen untuk membeli.
Bentuk dari kuesionernya terdiri dari bagian pertama tentang identitas
responden, bagian kedua berisikan pertanyaan - pertanyaan.
3.6
Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan atau
hendak diteliti (Suryabrata, 2003).
Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas
Islam Indonesia Fakultas Ekonomi yang masih kuliah dan tidak dalam
massa cuti dan sudah pernah melihat iklan shampo Clear di televisi.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya
lebih sedikit dari pada jumlah populasinya).
Dari pengertian sampel di atas didapat bahwa sampel merupakan
bagian terkecil atau yang terkecil dari populasi yang akan digunakan
sebagai objek penelitian. Penelitian terhadap responden hanya dapat
dilakukan dalam ruang lingkup sampel dalam skala kecil dikarenakan
berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan
penelitian secara lebih luas. Peneliti dalam hal ini menggunakan 96
mahasiswa Fakultas Ekonomi UII sebagai sampel yang diharapkan dapat
mewakili dari populasi yang pernah melihat Produk Shampo merek Clear
untuk dilakukan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian ini. Dalam
34
desain pengambilan sampelnya Nonprobability judgmental sampling
menjadi pilihan peneliti, karena setiap sampel dalam populasi tidak
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian.
Dikarenakan
penelitian
ini
mengambil
sampel
berdasarkan
atas
pertimbangan tertentu ( Istijanto, 2005, hlm 120). Penentuan sampel
judgmental sampling dipilih, dikarenakan sampel harus memenuhi
persyaratan yang harus dipenuhi oleh responden.
Penentuan sampel yang diambil dari buku pedoman penulisan
skripsi yang diterbitkan oleh FE UII program studi Manajemen (UII, 2003,
hlm.21).
Perhitungan statistik:
2
⎛ 1 ⎞
2
⎜Z α ⎟ • S
2 ⎠
n=⎝
E2
Keterangan:
E = Deviasi sampling maksimum yang diinginkan peneliti, dalam
penelitian ditentukan 2 responden.
Z = Luas kurva normal standar, ditentukan sebesar 1.96
α = Tingkat kesalahan data yang ditoleransi peneliti sebesar 5 %
S = Standar deviasi sampel, ditentukan sebesar 10 responden
n = Jumlah sampel
35
Dengan menggunakan :
E
=2
Z ½ α = 1, 96
S
= 10
Didapatlah jumlah sampelnya :
2
⎛ 1 ⎞
2
⎜Z α ⎟ • S
2 ⎠
n=⎝
E2
n=
(1,96)2 • 10 2
22
n = 96 , 04
Jadi sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebanyak 96 orang
mahasiswa fakultas Ekonomi UII yang pernah melihat iklan shampo
merek Clear di televisi. Peneliti menggunakan waktu selama 3 hari secara
berurutan untuk menyebar kuesioner ini di lingkungan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia, dan setiap harinya menyebarkan 32
kuesioner.
3.7
Alat Analisis Data
1. Analisis Kualitatif
Analisis yang ditujukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
mengenai data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
populasi dimana sampel diambil.
36
2. Analisis Kuantitatif
Digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan
atau tidak antar komponen variabel terhadap motivasi konsumen.
Analisis statistik yang digunakan didalam penelitian ini antara lain
adalah analisis regresi berganda, analisis koefisien determinasi
berganda, dan analisis koefisien korelasi parsial.
a) Analisis Regresi Berganda
Tujuan penggunaan alat analisis ini adalah untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap
variabel terikat (Y). Model Regresinya sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Dimana :
Y = Motivasi konsumen
a = konstanta
b1 = angka koefisien regresi untuk variabel bebas X1
b2 = angka koefisien regresi untuk variabel bebas X2
b3 = angka koefisien regresi untuk variabel bebas X3
X1 = variabel bebas (Pesan iklan)
X2 = variabel bebas (model iklan)
X3 = variabel bebas (Tampilan gambar atau koreografi)
37
b) Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh antara
semua variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y). Untuk
mengetahui hasilnya digunakan software SPSS 12.
c) Uji Koefisien Parsial (uji t)
Untuk menguji apakah variabel pesan iklan, model iklan, tampilan
gambar atau koreografi mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap motivasi konsumen, maka dilakukan uji signifikansi
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependennya.
Untuk mengetahui hasilnya digunakan software SPSS versi 12.
Menguji Hipotesis
ƒ
Jika signifikansi < 0,05 ; maka Ha diterima dan Ho ditolak
ƒ
Jika signifikansi > 0,05 ; maka Ha ditolak dan Ho diterima
d) Uji Korelasi Bersamaan (Uji F)
Tahapan–tahapan dalam melakukan uji F adalah sebagai berikut :
•
Membuat formulasi hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = 0
Dari formulasi di atas dapat diartikan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (Xi) secara
bersama dengan variabel terikat (Y).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (Xi)
secara bersama terhadap variabel terikat (Y)
38
•
Menetapkan taraf signifikansi sebesar 5 %
•
Menguji Hipotesis
Jika hasilnya menunjukkan Fhitung > Ftabel maka hipotesis
nol (Ho) diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yang
dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel
bebas, dalam hal ini Pesan iklan, model iklan, tampilan
gambar atau koreografi dengan variabel terikat yaitu Motivasi
konsumen.
Sebaliknya jika hasil statitik Fhitung < Ftabel maka hipotesis
nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang
berarti variabel bebas (Pesan iklan, model iklan, Tampilan
gambar atau koreografi)
secara
simultan
mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat (motivasi konsumen).
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan dibahas tahap-tahap dan pengolahan data yang kemudian
akan dianalisis. Dilakukan pengujian hipotesis penelitian, melalui uji persamaan
regresi dan dilajutkan dengan uji t dan uji F. Program analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah software SPSS 12.
4.1
Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum
dilakukan
penelitian
yang
sesungguhnya,
instrumen-
instrumen penelitian diuji coba sehubungan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen tersebut. Uji coba penelitian dilakukan dalam lingkup sampel kecil
dengan total responden sebanyak 30.
4.1.1 Uji Validitas
1. Pesan Iklan
Variabel pesan iklan diukur dengan lima item pernyataan. Hasil uji
validitas variabel pesan iklan disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Pesan Iklan
Variabel
Pesan Iklan (X1)
Butir
Pertanyaan1
R
0.714
Keterangan
Valid
Pertanyaan2
0.729
Valid
Pertanyaan3
0.766
Valid
Pertanyaan4
0.697
Valid
Pertanyaan5
0.676
Valid
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (lampiran 5, hlm 76)
39
40
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen pesan iklan pada Tabel
4.1, menunjukkan bahwa semua item memiliki koefisien probabilitasnya
lebih besar dari 0,300 yang berarti valid. yang berkisar antara 0,676 –
0,766.
2. Model Iklan
Variabel model iklan diukur dengan empat item pernyataan. Hasil
uji validitas variabel model iklan disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Model Iklan
Variabel
Model Iklan (X2)
Butir
R
Keterangan
Pertanyaan1
0.697
Valid
Pertanyaan2
0.816
Valid
Pertanyaan3
0.781
Valid
Pertanyaan4
0.791
Valid
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (lampiran 5, hlm 76)
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen model iklan pada Tabel
4.2, menunjukkan bahwa semua item memiliki koefisien probablilitasnya
lebih besar dari 0,300 yang berarti valid. Dan nilainya berkisar antara 0,697
– 0,816.
3. Tampilan Gambar atau Koreografi
Variabel tampilan gambar atau koreografi diukur dengan empat
item pernyataan. Hasil uji validitas variabel tampilan gambar disajikan
pada Tabel 4.3.
41
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Tampilan Gambar atau koreografi
Variabel
Tampilan Gambar atau
koreografi (X3)
Butir
R
Keterangan
Pertanyaan1
0.706
Valid
Pertanyaan2
0.730
Valid
Pertanyaan3
0.855
Valid
Pertanyaan4
0.721
Valid
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (lampiran 5, hlm 77)
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen tampilan gambar atau
koreografi pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa semua item memiliki
koefisien probablilitasnya lebih besar dari 0,300 yang berarti valid. Dan
berkisar antara 0,706 – 0,855.
4. Motivasi Beli Konsumen
Variabel motivasi beli konsumen diukur dengan empat item
pernyataan. Hasil uji validitas variabel motivasi beli konsumen disajikan
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Motivasi Beli Konsumen
Variabel
Motivasi Beli
Konsumen (Y)
Butir
R
Keterangan
Pertanyaan1
0.858
Valid
Pertanyaan2
0.775
Valid
Pertanyaan3
0.808
Valid
Pertanyaan4
0.780
Valid
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (lampiran 5, hlm 77)
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen motivasi beli konsumen
pada Tabel 4.4, menunjukkan bahwa semua item memiliki probablilitasnya
lebih besar dari 0,300 yang berarti valid. Dan berkisar antara 0,775 – 0,858.
42
4.1.2 Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas instrumen variabel pesan iklan, model iklan,
tampilan gambar atau koreografi dan motivasi beli konsumen disajikan pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Cronbach’s
Alpha
Kriteria
Keterangan
Pesan Iklan
0,759
> 0,60
Reliabel
Model Iklan
0,770
> 0,60
Reliabel
Tampilan Gambar
0,744
> 0,60
Reliabel
Motivasi Beli
0,814
> 0,60
Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (lampiran 5, hlm 78)
Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa
nilai koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha keempat variabel lebih besar dari
0,60 yang berarti reliabel. Nilai koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh
berkisar antara 0,744 – 0,814.
Dengan demikian seluruh item pernyataan yang ada pada instrumen
penelitian, layak sebagai instrumen untuk mengukur keempat variabel meliputi:
pesan iklan, model iklan, tampilan gambar atau koreografi dan motivasi beli
konsumen, karena telah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas yang
direkomendasikan dan selanjutnya kuesioner tersebut dapat digunakan untuk
penelitian sesungguhnya.
43
4.2
Analisis Kualitatif
Analisis data kualitatif ditujukan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi mengenai data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau populasi
dimana sampel diambil (generalisasi). Deskriptif dalam penelitian ini meliputi
deskripsi karakteristik responden (meliputi: jenis kelamin dan pendapatan saat
ini) dan deskripsi variabel penelitian (meliputi: pesan iklan, model iklan,
tampilan gambar atau koreografi dan motivasi beli konsumen), berdasarkan
jawaban responden atas kuesioner penelitian.
4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik
responden
dapat
diketahui
berdasarkan
distribusi
responden yang terlibat dalam penelitian. Dalam penelitian ini responden
seluruhnya berjumlah 96 orang. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin dan pendapatan saat ini, diuraikan sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan
pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Pria
62
64,6
Wanita
34
35,4
Jumlah
96
100,0
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007(Lampiran 7, hlm 86)
44
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa mayoritas responden
berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 62 orang (64,6%) dan sisanya
sebanyak 34 orang (34%) adalah wanita, ini kemungkinan dikarenakan
sampel yang mudah ditemui adalah sampel pria.
2. Pendapatan Saat Ini
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendapatan saat ini
disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Saat Ini
Frekuensi
Persentase (%)
Di bawah Rp. 1.000.000
41
42,7
Di atas Rp. 1.000.000 - Rp.1.500.000
32
33,3
Di atas Rp. 1.500.000 – Rp.2.000.000
23
24,0
Di atas Rp. 2.000.000
0
0,0
Jumlah
96
100,0
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (Lampiran 7, hlm 86)
Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki
pendapatan ≤ Rp. 1.000.000 yaitu sebanyak 41 orang (42,7%), kemudian
responden dengan pendaptan Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 yaitu sebanyak 32
orang (33,3%) dan sisanya sebanyak 23 orang (24%) adalah berpendapatan Rp.
1.500.000 – Rp. 2.000.000. Sedangkan yang berpendapatan > Rp. 2.000.000,
tidak ada. Sedangkan yang mempunyai pendapatan di bawah Rp 1.000.000
adalah yang paling besar, karena sampelnya adalah mahasiswa yang belum
memiliki penghasilan sendiri dan juga disesuaikan dengan kebutuhannya pada
saat ini.
45
4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini analisis deskripsi variabel penelitian ditujukan
untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai kecenderungan jawaban
responden terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel pesan iklan (X1),
model iklan (X2), tampilan gambar atau koreografi (X3) dan motivasi beli
konsumen (Y). Untuk mengetahui kecenderungan responden maka dibuat
klasifikasi berdasarkan norma yang disusun sesuai dengan tingkat diferensiasi
yang dikehendaki yang ditetapkan batasannya berdasarkan rentang skor
minimum - maksimum teoritiknya.
Instrumen keempat variabel dalam penelitian ini diukur dalam skala 5
poin yang memiliki rentang pilihan jawaban 1 hingga 5. Jadi skor tertinggi atau
maksimum = 5 dan skor terendah atau minimum = 1. Dalam penelitian ini
skala variabel dibagi menjadi 5 kategori sehingga interval kelas diperoleh
sebesr (5 – 1)/5 = 0,80. Berdasarkan interval kelas ini maka dapat ditentukan
klasifikasi sebagai berikut (Darmadi Durianto dkk, 2001: 43):
> 1,00 – 1,80 :
Sangat tidak setuju (STS)
> 1,80 – 2,60 :
Tidak setuju (TS)
> 2,60 – 3,40 :
Netral (N)
> 3,40 – 4,20 :
Setuju (S)
> 4,20 – 5,00 :
Sangat setuju (SS)
Berdasarkan klasifikasi di atas, maka dapat dilakukan proses
pengelolaan data untuk menghitung nilai mean (rata-rata) dan banyaknya
46
responden (frekuensi) yang termasuk dalam tiap kategori yang telah ditetapkan
di atas.
1. Pesan Iklan
Variabel pesan iklan diukur dengan lima item pernyataan. Setelah
kelima item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel pesan
iklan disajikan pada Tabel 4.8
Tabel 4.8
Deskripsi Variabel Pesan Iklan
Interval
Kategori
Frekuensi
1,00 – 1,80
Sangat tidak setuju
0
0,0
> 1,80 – 2,60
Tidak setuju
5
5,2
> 2,60 – 3,40
Netral
27
28,1
> 3,40 – 4,20
Setuju
52
54,2
> 4,20 – 5,00
Sangat setuju
12
12,5
96
100,0
Jumlah
Persentase (%)
Mean = 3,683
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (Lampiran 7, hlm 85)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 96 responden yang
memberi tanggapan terhadap item - item pernyataan variabel pesan iklan,
ditemukan tidak ada responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju, 5
orang (5,2%) menyatakan tidak setuju, 27 orang (28,1%) bersikap netral,
52 orang (54,2%) menyatakan setuju dan sebanyak 12 orang (12,5%)
menyatakan sangat setuju. Nilai rata-rata (mean) diperoleh sebesar 3,683.
Nilai ini berada dalam rentang > 3,40 – 4,20 yang berarti setuju. Ini
menunjukkan bahwa pada umumnya responden cenderung menyatakan
setuju terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel pesan iklan, yang
47
berarti bahwa pesan iklan diterima dengan baik oleh responden, dengan
kata lain bahwa responden termotivasi oleh variabel pesan iklan.
2. Model Iklan
Variabel model iklan diukur dengan empat item pernyataan. Setelah
keempat item ini dirata - rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel
model iklan disajikan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Deskripsi Variabel Model Iklan
Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1,00 – 1,80
Sangat tidak setuju
0
0,0
> 1,80 – 2,60
Tidak setuju
4
4,2
> 2,60 – 3,40
Netral
21
21,9
> 3,40 – 4,20
Setuju
38
39,6
> 4,20 – 5,00
Sangat setuju
33
34,4
96
100,0
Jumlah
Mean = 3,776
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (Lampiran 7, hlm 85)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari 96 responden yang
memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel model iklan,
ditemukan tidak ada responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju, 4
orang (4,2%) menyatakan tidak setuju, 21 orang (21,9%) bersikap netral,
38 orang (39,6%) menyatakan setuju dan sebanyak 33 orang (34,4%)
menyatakan sangat setuju. Nilai mean diperoleh sebesar 3,776. Nilai ini
berada dalam rentang > 3,40 – 4,20 yang berarti setuju. Ini menunjukkan
bahwa pada umumnya responden cenderung menyatakan setuju terhadap
pernyataan - pernyataan pada variabel model iklan, yang berarti bahwa
48
model iklan disukai dan dinilai sudah tepat oleh responden, dengan kata
lain responden merasa termotivasi oleh model iklan.
3. Tampilan Gambar atau Koreografi
Variabel tampilan gambar diukur dengan empat item pernyataan.
Setelah keempat item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi
variabel tampilan gambar disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Deskripsi Variabel Tampilan Gambar
Interval
Persentase
Kategori
Frekuensi
Sangat tidak setuju
0
0,0
> 1,80 – 2,60
Tidak setuju
4
4,2
> 2,60 – 3,40
Netral
19
19,8
> 3,40 – 4,20
Setuju
48
50,0
> 4,20 – 5,00
Sangat setuju
25
26,0
96
100,0
1,00 – 1,80
Jumlah
(%)
Mean = 3,773
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (Lampiran 7, hlm 85)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 96 responden yang
memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel tampilan
gambar, ditemukan tidak ada responden (0%) menyatakan sangat tidak
setuju, 4 orang (4,2%) menyatakan tidak setuju, 19 orang (19,8%) bersikap
netral, 48 orang (50%) menyatakan setuju dan sebanyak 25 orang (26%)
menyatakan sangat setuju. Nilai mean diperoleh sebesar 3,773. Nilai ini
berada dalam rentang > 3,40 – 4,20 yang berarti setuju. Ini menunjukkan
bahwa pada umumnya responden cenderung menyatakan setuju terhadap
49
pernyataan-pernyataan pada variabel tampilan gambar, yang berarti bahwa
tampilan gambar dinilai sudah tepat oleh responden. Dengan kata lain
bahwa responden termotivasi oleh tampilan gambar atau koreografi.
4. Motivasi Beli Konsumen
Variabel motivasi beli konsumen diukur dengan empat item
pernyataan. Setelah keempat item ini dirata - rata dan diklasifikasi maka
deskripsi variabel motivasi beli konsumen disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Deskripsi Variabel Motivasi Beli Konsumen
Interval
1,00 – 1,80
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Sangat tidak setuju
2
2,1
> 1,80 – 2,60
Tidak setuju
10
10,4
> 2,60 – 3,40
Netral
28
29,2
> 3,40 – 4,20
Setuju
37
38,5
> 4,20 – 5,00
Sangat setuju
19
19,8
96
100,0
Jumlah
Mean = 3,521
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (lampiran 7, hlm 85)
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari 96 responden yang
memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel motivasi beli
konsumen, ditemukan 2 orang (2,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 10
orang (10,4%) menyatakan tidak setuju, 28 orang (29,2%) bersikap netral,
37 orang (38,5%) menyatakan setuju dan sebanyak 19 orang (19,8%)
menyatakan sangat setuju. Nilai mean diperoleh sebesar 3,521. Nilai ini
berada dalam rentang > 3,40 – 4,20 yang berarti setuju. Ini menunjukkan
bahwa pada umumnya konsumen cenderung menyatakan setuju terhadap
50
pernyataan - pernyataan pada variabel motivasi beli konsumen, yang berarti
konsumen memiliki motivasi tinggi untuk membeli produk shampo Clear.
Dengan kata lain bahwa responden termotivasi oleh pesan iklan, model
iklan, dan tampilan gambar atau koreografi.
4.3
Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif ditujukan untuk menguji hipotesis ada tidaknya
pengaruh pesan iklan (X1), model iklan (X2) dan tampilan gambar atau
koreografi (X3), secara bersama-sama atau serempak (simultan) maupun secara
sendiri-sendiri atau individual (parsial) terhadap motivasi beli konsumen (Y).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis regresi linier berganda
dengan bantuan program komputer SPSS 12.
4.3.1 Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda
Hasil estimasi regresi linier berganda mengenai pengaruh pesan iklan
(X1), model iklan (X2) dan tampilan gambar atau koreografi (X3) terhadap
motivasi beli konsumen (Y) disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Regresi Linier Berganda
Model
1
(Constant)
pesan_iklan
model_iklan
tampilan_gambar
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-.623
.408
.397
.124
.383
.107
.328
.111
Standardized
Coefficients
Beta
.302
.321
.257
t
-1.526
3.207
3.593
2.940
a. Dependent Variable: motivasi_beli
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007 (Lampiran 6, hlm 81)
Sig.
.130
.002
.001
.004
51
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4.12 diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -0,623 + 0,397 X1 + 0,383 X2 + 0,328 X3
Keterangan :
1. Konstanta (a)
Pada persamaan di atas nilai konstanta diperoleh sebesar 0,623
(negatif) yang berarti bahwa jika skor pada ketiga variabel pesan iklan, model
iklan dan tampilan gambar atau koreografi sama dengan nol maka motivasi beli
konsumen akan sebesar -0,623 satuan.
2. Koefisien Regresi Pesan Iklan (b1)
Koefisien regresi variabel pesan iklan pada persamaan di atas diperoleh
sebesar 0,397 (positif) yang berarti bahwa apabila skor pada variabel pesan
iklan meningkat 1 point maka motivasi beli konsumen akan meningkat sebesar
0,397 point dan sebaliknya apabila pesan iklan turun 1 poin maka motivasi beli
konsumen akan turun sebesar 0,397 poin, dengan asumsi variabel model iklan
dan tampilan gambar atau koreografi sama dengan nol atau dalam keadaan
konstan. Dengan kata lain apabila poin atribut pesan iklan naik maka motivasi
konsumen juga naik, begitupun sebaliknya, ini menandakan pengaruhnya
searah.
3. Koefisien Regresi Model Iklan (b2)
Koefisien regresi variabel model iklan pada persamaan di atas
diperoleh sebesar 0,383 (positif) yang berarti bahwa apabila skor pada variabel
model iklan meningkat 1 poin maka motivasi beli konsumen akan meningkat
52
sebesar 0,383 poin dan sebaliknya apabila model iklan turun 1 poin maka
motivasi beli konsumen akan turun sebesar 0,383 poin, dengan asumsi variabel
pesan iklan dan tampilan gambar atau koreografi sama dengan nol atau dalam
keadaan konstan. Dengan kata lain apabila poin atribut model iklan naik maka
motivasi konsumen juga naik, begitupun sebaliknya, ini menandakan
pengaruhnya searah.
4. Koefisien Regresi Tampilan Gambar (b3)
Koefisien regresi variabel tampilan gambar pada persamaan di atas
diperoleh sebesar 0,328 (positif) yang berarti bahwa apabila skor pada variabel
tampilan gambar meningkat 1 poin maka motivasi beli konsumen akan
meningkat sebesar 0,328 poin dan sebaliknya apabila tampilan gambar turun 1
poin maka motivasi beli konsumen akan turun sebesar 0,328 poin, dengan
asumsi variabel pesan iklan dan model iklan sama dengan nol atau dalam
keadaan konstan. Dengan kata lain apabila poin atribut tampilan gambar atau
koreografi iklan naik maka motivasi konsumen juga naik, begitupun
sebaliknya, ini menandakan pengaruhnya searah.
4.3.2 Pengujian Hipotesis
1. Uji Simultan (Uji-F)
Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi
seluruh variabel independen di dalam model secara simultan. Jadi menguji
signifikansi ketiga variabel pesan iklan (X1), model iklan (X2) dan tampilan
gambar atau koreografi (X3) terhadap motivasi beli konsumen (Y).
53
Rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) mengenai
pengaruh pesan iklan, model iklan dan tampilan gambar secara simultan
terhadap keputusan pembelian adalah sebagai berikut:
H0
:
b1 = b2 = b3 = 0, tidak ada pengaruh pesan iklan, model iklan dan
tampilan gambar secara simultan terhadap motivasi beli
konsumen.
Ha
:
paling tidak salah satu bi ≠ 0, ada pengaruh pesan iklan, model
iklan dan tampilan gambar secara simultan terhadap motivasi beli
konsumen.
Tabel 4.13
Hasil Uji F
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
32.749
28.334
61.083
df
3
92
95
Mean Square
10.916
.308
F
35.446
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), tampilan_gambar, model_iklan, pesan_iklan
b. Dependent Variable: motivasi_beli
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007(Lampiran 6, hlm 81)
Berdasarkan Tabel 4.13, Nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil
dari level of significant yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05. maka Ho
ditolak dan Ha diterima, ini berarti bahwa pesan iklan, model iklan dan
tampilan gambar secara simultan memiliki pengaruh terhadap motivasi beli
konsumen. Maka H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pesan iklan, model iklan dan tampilan gambar atau
koreografi secara simultan mempunyai pengaruh terhadap motivasi
54
konsumen untuk membeli produk shampo merek Clear, pada Mahasiswa
FE UII Yogyakarta.
2. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t statistik digunakan untuk menguji signifikansi koefisien
regresi pengaruh dari masing - masing variabel independen secara sendiri sendiri atau individual (parsial) terhadap variabel dependen. Jadi menguji
signifikansi masing - masing variabel pesan iklan (X1), model iklan (X2)
dan tampilan gambar (X3) terhadap motivasi beli konsumen (Y), secara
parsial.
Tabel 4.14
Hasil Estimasi Uji T
Model
1
(Constant)
pesan_iklan
model_iklan
tampilan_gambar
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-.623
.408
.397
.124
.383
.107
.328
.111
Standardized
Coefficients
Beta
.302
.321
.257
t
-1.526
3.207
3.593
2.940
Sig.
.130
.002
.001
.004
a. Dependent Variable: motivasi_beli
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007(Lampiran 6, hlm 81)
a. Pengaruh Pesan Iklan terhadap Motivasi Beli Konsumen
Rumusan hipotesis nol (Ho1) dan hipotesis alternatif (Ha1)
mengenai pengaruh pesan iklan secara parsial terhadap motivasi beli
konsumen adalah sebagai berikut :
Ho1 : b1 = 0, tidak ada pengaruh pesan iklan secara parsial terhadap
motivasi beli konsumen.
Ha1 : b1 ≠ 0, ada pengaruh pesan iklan secara parsial terhadap
motivasi beli konsumen.
55
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.14 diperoleh koefisien
regresi variabel pesan iklan sebesar 0,397 (positif). Uji signifikansi
koefisien ini memiliki probabilitas signifikan, yaitu sebesar 0,002, jauh
lebih kecil dari α (0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima, maka Ho1
1
1
ditolak dan sebaliknya Ha1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
secara parsial pesan iklan mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi beli konsumen pada produk shampo merek Clear
pada mahasiswa FE UII Yogyakarta. Apabila pesan iklan meningkat
maka dapat diramalkan motivasi beli konsumen akan meningkat pula
dan sebaliknya menurunnya pesan iklan akan menurunkan motivasi
beli konsumen.
b. Pengaruh Model Iklan terhadap Motivasi Beli Konsumen
Rumusan hipotesis nol (Ho2) dan hipotesis alternatif (Ha2)
mengenai pengaruh model iklan secara parsial terhadap motivasi beli
konsumen adalah sebagai berikut:
Ho2: b2 = 0, tidak ada pengaruh model iklan secara parsial terhadap
motivasi beli konsumen.
Ha2 : b2 ≠ 0, ada pengaruh model iklan secara parsial terhadap motivasi
beli konsumen.
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.14 diperoleh koefisien
regresi variabel model iklan sebesar 0,383 (positif). Uji signifikansi
koefisien ini memiliki probabilitas signifikan, yaitu sebesar 0,001, jauh
lebih kecil dari α (0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
2
2
56
disimpulkan bahwa secara parsial model iklan mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi beli konsumen pada produk
shampo merek Clear pada mahasiswa FE UII Yogyakarta. Apabila
model iklan meningkat maka dapat diramalkan motivasi beli konsumen
akan meningkat pula dan sebaliknya menurunnya model iklan akan
menurunkan motivasi beli konsumen.
c. Pengaruh Tampilan Gambar atau koreografi terhadap Motivasi Beli
Konsumen
Rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
mengenai pengaruh tampilan gambar atau koreografi secara parsial
terhadap motivasi beli konsumen adalah sebagai berikut:
Ho3 : b3 = 0, tidak ada pengaruh tampilan gambar atau koreografi
secara parsial terhadap motivasi beli konsumen.
Ha3 : b3 ≠ 0, ada pengaruh tampilan gambar atau koreografi secara
parsial terhadap motivasi beli konsumen.
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.14 diperoleh koefisien
regresi variabel tampilan gambar atau koreografi sebesar 0,328
(positif). Uji signifikansi koefisien ini memiliki probabilitas signifikan,
yaitu sebesar 0,004, jauh lebih kecil dari α (0,05) artinya Ho ditolak
3
dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial tampilan
3
gambar atau koreografi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi beli konsumen terhadap produk shampo merek Clear
pada mahasiswa FE UII Yogyakarta. Apabila tampilan gambar atau
57
koreografi meningkat maka dapat diramalkan motivasi beli konsumen
akan meningkat pula dan sebaliknya menurunnya tampilan gambar atau
koreografi akan menurunkan motivasi beli konsumen.
4.4
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
1
R
.732a
R Square
.536
Adjusted
R Square
.521
Std. Error of
the Estimate
.55496
a. Predictors: (Constant), tampilan_gambar, model_
iklan, pesan_iklan
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2007(Lampiran 6, hlm 80)
Sedangkan koefisien determinasi (R2adj.) mengukur proporsi atau
persentase total variasi atau perubahan - perubahan pada variabel motivasi
beli konsumen yang mampu dijelaskan oleh variabel independen pesan
iklan, model iklan dan tampilan gambar, secara simultan. Didapatkan
koefisien determinasi ganda (R2adj.) sebesar 0,521 yang berarti bahwa
sekitar 52,1% variasi pada variabel motivasi beli konsumen mampu
diterangkan oleh ketiga prediktor (variabel independen) pesan iklan, model
iklan dan tampilan gambar secara simultan. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 47,9% diterangkan oleh variasi lain di luar model.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
karakteristik konsumen yang termotivasi untuk menggunakan shampo
merek Clear di televisi, di lingkungan Fakultas Ekonomi UII sebagian besar
adalah kaum pria dengan prosentase sebesar 64,4% dibandingkan dengan
wanita yang sebesar 35,4 %, hal ini menunjukkan bahwa responden yang
melihat iklan produk shampo merek Clear di lingkungan Fakultas Ekonomi
UII di dominasi oleh pria (hlm 43,tabel 4.6). Hal ini menunjukan bahwa
profil konsumen yang termotivasi untuk menggunakan shampo Clear di
lingkungan Fakultas Ekonomi UII merupakan kaum pria, dengan tingkat
pendapatan yang cukup sehingga merupakan segmen yang potensial dalam
memasarkan produk shampo merek Clear.
2. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda terhadap variabel
independen dan dependen menghasilkan persamaan sebagai berikut :
Y = -0,623 + 0,397 X1 + 0,383 X2 + 0,328 X3
Berdasarkan persamaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masing–
masing koefisien regresi yang dihasilkan pada persamaan regresi pada
58
59
masing–masing variabel menunjukkan pengaruh yang positif atau
menunjukkan adanya pengaruh yang searah dengan motivasi konsumen
untuk membeli shampo Clear.
3. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa variabel pesan iklan, model iklan dan tampilan gambar
atau koreografi, secara bersama - sama, mempunyai pengaruh signifikan
terhadap motivasi beli konsumen terhadap produk shampo merek Clear pada
mahasiswa FE UII Yogyakarta. Buktinya dapat dilihat dari hasil pengolahan
regresi berganda, dan tingkat signifikansinya berada pada angka 0,000 yang
berada di bawah angka 0,05 hal ini dapat membuktikan bahwa pengaruhnya
terhadap motivasi konsumen terbukti signifikan yaitu sebesar 52,1% (hlm
57, tabel 4.15). Ini juga berarti Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, ini dapat
diartikan bahwa variabel pesan iklan, model iklan, dan tampilan gambar
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi konsumen untuk
membeli shampo Clear.
4. Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel pesan iklan, model iklan, dan tampilan gambar atau koreografi
mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi beli konsumen pada
produk shampo merek Clear pada mahasiswa FE UII Yogyakarta. Ini
dibuktikan dengan hasil pengolahan regresi berganda, yang tingkat
signifikansi untuk pesan iklan berada pada angka 0,002, yang berada di
bawah angka 0,05 ini membuktikan pengaruhnya signifikan dan besaran
60
pengaruhnya tersebut sebesar 39,7%, maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.
Untuk atribut model iklan berada pada angka 0,001, yang berada di bawah
angka 0,05 ini membuktikan pengaruhnya signifikan dan besaran
pengaruhnya tersebut sebesar 38,3%, maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima.
Untuk atribut tampilan gambar atau koreografi berada pada angka 0,004,
yang berada di bawah angka 0,05 ini membuktikan pengaruhnya signifikan
dan besaran pengaruhnya tersebut sebesar 39,7%, maka Ho4 ditolak dan Ha4
diterima (hlm 54, tabel 4.14). Ini dapat diartikan bahwa atribut pesan iklan,
model iklan, dan tampilan gambar atau koreografi secara parsial atau
sendiri-sendiri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi
konsumen untuk membeli shampo Clear pada mahasiswa FE UII
Yogyakarta.
5. Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel pesan
iklan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap motivasi beli
konsumen pada produk shampo merek Clear pada mahasiswa FE UII
Yogyakarta. Ini terbukti dengan hasil yang diperoleh bahwa semua atribut
dari iklan ini semuanya mempunyai pengaruh yang signifikan dan memiliki
pengaruh yang signifikan dari ketiga atribut tersebut adalah atribut pesan
iklan yaitu sebesar 39,7 % dan yang lain model iklan sebesar 38,3% dan
tampilan gambar sebesar 32,8 %. Sehingga Ho5 ditolak dan Ha5 diterima
(hlm 54, tabel 4.14), ini dapat diartikan bahwa variabel pesan iklan
61
mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap motivasi konsumen
untuk membeli shampo Clear.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat
memberikan saran-saran kepada perusahaan, yang sekiranya dapat dijadikan
bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukan strategi pemasaran. Dalam
penelitian ini terbukti bahwa kesemua atribut iklan Shampo Clear memiliki
pengaruh terhadap motivasi konsumen untuk membeli shampo Clear.
Sehingga perusahan dianjurkan untuk melakukan beberapa hal, antara
lain:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka perusahaan
agar tetap melakukan promosi melalui iklan di media televisi karena terbukti
bahwa iklan di televisi memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi
konsumen untuk membeli shampo Clear.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka didalam membuat iklan
perusahaan juga harus mempertahankan atau meningkatkan pengaruh pesan
iklan yang sudah sangat baik, yaitu bahasa yang digunakannya sederhana,
dalam penyampaiannya jelas, dan dapat memberikan pengetahuan yang baru
bagi konsumen yang melihat iklan shampo Clear di televisi, kemudian
bahasa yang digunakannya juga menurut anggapan konsumen sudah sopan,
sehingga konsumen memiliki rasa simpatik dan mudah mengingatnya
62
didalam ingatan merek, sehingga akan menimbulkan motivasi dari
konsumen untuk membeli shampo Clear tersebut.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka perusahaan dalam
menggunakan model untuk iklan Shampo Clear sudah memberikan
pengaruh
yang
sangat
besar
terhadap
motivasi
konsumen
untuk
menggunakan Shampo Clear. Ini semua dikarenakan ketepatan perusahaan
memilih model yang banyak disukai oleh konsumen mahasiswa di
Lingkungan Fakultas Ekonomi UII, yaitu model menggunakan wanita
cantik dan pria tampan. Ekspresi dan busana yang dipakai oleh para model
juga menurut konsumen sangat menarik dan bagus dipandangan konsumen.
Dan atribut ini masih bisa lebih ditingkatkan lagi, mungkin dengan modelmodel iklan yang sedang populer atau dengan model iklan yang berasal dari
luar negeri.
4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa
komposisi gambar model di televisi dimata konsumen sudah sangat baik,
bentuk tulisannya, latar belakang iklan, dan alur cerita iklan dalam Shampo
Clear sudah memuaskan konsumen dalam hal tampilan gambar. Mungkin
perusahaan harus lebih meningkatkan komposisi gambar tersebut, dengan
cara memberikan warna yang lebih jelas, artinya latar belakang iklan
shampo Clear kebanyakan gelap maka latar belakangnya ini sebaiknya tidak
mengurangi dari penyampaian iklannya tersebut agar dipahami dan
63
dimengerti oleh konsumennya, yang pada akhirnya dapat memotivasi
konsumen untuk membeli Shampo Clear tersebut .
DAFTAR PUSTAKA
Augusty, Ferdinand (2002). “Structur Equation Modelling Dalam Penenlitian
Manajemen Aplikasi Model – Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis
Megister dan Disertasi Doktor”. Semarang : Badan Penerbit Undip.
Basu Swastha, DH. (1984). Asas-Asas Marketing. Jogjakarta : Liberty
Basu Swastha, DH dan T. Handoko. (1987). Manajemen Pemasaran Analisis
Perilaku Konsumen. Jogjakarta : Liberty.
Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak. 2001. Strategi Penaklukan Pasar
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta. Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
Engel, J.F., R.D. Blackwell, dan P.W. Miniard (terj) (1994). Perilaku Konsumen.
Jilid 1. Edisi keenam. Jakarta : Binarupa Aksara.
Indriyanti, Irma Satya (2001). “Pengulangan Pesan Suatu Iklan Dalam Proses
Pembelajaran Konsumen”. Skripsi Sarjana (tidak dipubilkasikan). Salatiga:
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Istijanto (1995). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Jefkins, Frank (1996). Periklanan. Jakarta : Erlangga.
Nur Santi, Rita. (2004). Analisis Pengaruh Iklan Produk Deodoran Merek Rexona di
Televisi Terhadap Keputusan Beli (Studi Terhadap Mahasiswa Fakultas
Ekonomi
Universitas
Islam
Indonesia).
Skripsi
Sarjana
(tidak
dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Kotler, Phillip. (1985). (terj). Principles of Marketing. Edisi kelima. Jakarta : CV
Intermedia.
Kotler, Phillip dan Amstrong. (1992). Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1. Jakarta :
Intermedia.
Kotler, Phillip dan Amstrong. (1999). Prinsip – Prinsip Pemasaran. Jilid 2. Jakarta :
Intermedia.
Kotler, Phillip. (2005). (terj). Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1.
Jakarta: PT Indeks.
Onong, Uchjana Effendy. (1986). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja Karya Bandung.
Program Studi Manajemen FE UII. (2003). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta:
Tim UII Press.
Rhenald, Kasali. (1985). Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Rhenald, Kasali. (1992). Manajemen periklanan, Konsep, dan aplikasinya di
Indonesia. Jakarta. ; Penerbit Pustaka Utama Grafiti.
Suryabrata, Sumadi. (2003). Metodologi Penelitian. Edisi Kedua. Cetakan Keempat
belas. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Syafrika, Devi. (1999). Analisis Efektifitas Iklan Produk Pemutih Wajah Ponds
dengan minat beli Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tan, G., Dan S. Lewandowsky. (1996). A Comparasion Of Operator Trust In
Humans
Versus
Machine.
Diambil
dari
http://www.curtin.edu.au/conference/cyberg/centre/outline.cgi/frame?dir=tan.
Umar, Husein. (1997). Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka.
HASIL UJI VALIDITAS PESAN IKLAN
Correlations
Correlations
pesan_iklan1
pesan_iklan2
pesan_iklan3
pesan_iklan4
pesan_iklan5
pesan_iklan
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pesan_iklan1
pesan_iklan2
pesan_iklan3
pesan_iklan4
pesan_iklan5
pesan_iklan
1
.326
.479**
.339
.346
.714**
.
.079
.007
.067
.061
.000
30
30
30
30
30
30
.326
1
.477**
.521**
.308
.729**
.079
.
.008
.003
.098
.000
30
30
30
30
30
30
.479**
.477**
1
.251
.487**
.766**
.007
.008
.
.181
.006
.000
30
30
30
30
30
30
.339
.521**
.251
1
.404*
.697**
.067
.003
.181
.
.027
.000
30
30
30
30
30
30
.346
.308
.487**
.404*
1
.676**
.061
.098
.006
.027
.
.000
30
30
30
30
30
30
.714**
.729**
.766**
.697**
.676**
1
.000
.000
.000
.000
.000
.
30
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS MODEL IKLAN
Correlations
Correlations
model_iklan1
model_iklan2
model_iklan3
model_iklan4
model_iklan
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
model_iklan1
model_iklan2
model_iklan3
model_iklan4
model_iklan
1
.426*
.330
.393*
.697**
.
.019
.075
.032
.000
30
30
30
30
30
.426*
1
.635**
.496**
.816**
.019
.
.000
.005
.000
30
30
30
30
30
.330
.635**
1
.488**
.781**
.075
.000
.
.006
.000
30
30
30
30
30
.393*
.496**
.488**
1
.791**
.032
.005
.006
.
.000
30
30
30
30
30
.697**
.816**
.781**
.791**
1
.000
.000
.000
.000
.
30
30
30
30
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
76
HASIL UJI VALIDITAS TAMPILAN GAMBAR
Correlations
Correlations
tampilan_
gambar1
tampilan_gambar1
tampilan_gambar2
tampilan_gambar3
tampilan_gambar4
tampilan_gambar
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
.
30
.370*
.044
30
.332
.073
30
.457*
.011
30
.706**
.000
30
tampilan_
gambar2
.370*
.044
30
1
.
30
.673**
.000
30
.202
.284
30
.730**
.000
30
tampilan_
gambar3
.332
.073
30
.673**
.000
30
1
.
30
.511**
.004
30
.855**
.000
30
tampilan_
gambar4
.457*
.011
30
.202
.284
30
.511**
.004
30
1
.
30
.721**
.000
30
tampilan_
gambar
.706**
.000
30
.730**
.000
30
.855**
.000
30
.721**
.000
30
1
.
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS MOTIVASI BELI KONSUMEN
Correlations
Correlations
motivasi_
konsumen1
motivasi_konsumen1
motivasi_konsumen2
motivasi_konsumen3
motivasi_konsumen4
motivasi_konsumen
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
.
30
.620**
.000
30
.572**
.001
30
.498**
.005
30
.858**
.000
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
77
motivasi_
konsumen2
.620**
.000
30
1
.
30
.470**
.009
30
.490**
.006
30
.775**
.000
30
motivasi_
konsumen3
.572**
.001
30
.470**
.009
30
1
.
30
.556**
.001
30
.808**
.000
30
motivasi_
konsumen4
.498**
.005
30
.490**
.006
30
.556**
.001
30
1
.
30
.780**
.000
30
motivasi_
konsumen
.858**
.000
30
.775**
.000
30
.808**
.000
30
.780**
.000
30
1
.
30
HASIL UJI RELIABILITAS PESAN IKLAN
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.759
N of Items
5
HASIL UJI RELIABILITAS MODEL IKLAN
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.770
N of Items
4
78
HASIL UJI RELIABILITAS TAMPILAN GAMBAR
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.744
N of Items
4
HASIL UJI RELIABILITAS MOTIVASI BELI KONSUMEN
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.814
N of Items
4
79
HASIL REGRESI LINIER BERGANDA
Regression
Descriptive Statistics
motivasi_beli
pesan_iklan
model_iklan
tampilan_gambar
Mean
3.5208
3.6833
3.7760
3.7734
Std. Deviation
.80186
.60986
.67227
.62941
N
96
96
96
96
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
motivasi_beli
pesan_iklan
model_iklan
tampilan_gambar
motivasi_beli
pesan_iklan
model_iklan
tampilan_gambar
motivasi_beli
pesan_iklan
model_iklan
tampilan_gambar
motivasi_beli
1.000
.628
.618
.576
.
.000
.000
.000
96
96
96
96
pesan_iklan
.628
1.000
.576
.550
.000
.
.000
.000
96
96
96
96
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
tampilan_
gambar,
model_
iklan,
pesan_
a
iklan
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: motivasi_beli
Model Summary
Model
1
R
.732a
R Square
.536
Adjusted
R Square
.521
Std. Error of
the Estimate
.55496
a. Predictors: (Constant), tampilan_gambar, model_
iklan, pesan_iklan
80
model_iklan
.618
.576
1.000
.477
.000
.000
.
.000
96
96
96
96
tampilan_
gambar
.576
.550
.477
1.000
.000
.000
.000
.
96
96
96
96
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
32.749
28.334
61.083
df
3
92
95
Mean Square
10.916
.308
F
35.446
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), tampilan_gambar, model_iklan, pesan_iklan
b. Dependent Variable: motivasi_beli
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
pesan_iklan
model_iklan
tampilan_gambar
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-.623
.408
.397
.124
.383
.107
.328
.111
a. Dependent Variable: motivasi_beli
81
Standardized
Coefficients
Beta
.302
.321
.257
t
-1.526
3.207
3.593
2.940
Sig.
.130
.002
.001
.004
Download