Surat Ijin Satu Lembar Untuk Dukung Pengusaha Mikro dan Kecil

advertisement
Surat Ijin Satu Lembar Untuk Dukung Pengusaha Mikro dan Kecil
Bogor (15/10) – Untuk mendukung keberlangsungan usaha mikro dan kecil, Pemerintah
mengeluarkan Perpres No. 98 Tahun 2014 tentang Ijin Usaha Mikro dan Kecil. Dalam
paparannya di Acara Silaturahmi Nasional yang bertempat di Sentul International Convention
Center (SICC), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung menjelaskan bahwa
ternyata 99,9% dunia usaha di Indonesia masuk ke dalam kategori usaha mikro dan kecil.
Dengan prosentase tersebut, usaha mikro dan kecil menyerap 97% dari seluruh tenaga kerja
nasional dan berkontribusi tidak kurang dari 60% product domestic bruto (PDB). Sebagai
bentuk nyata dukungan dan keberpihakan kepada pelaku di sektor mikro dan kecil, melalui
perpres tersebut di atas pemerintah membebaskan pengusaha mikro dan kecil dari keharusan
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP. Sebagai gantinya, Pemerintah menerbitkan
surat ijin usaha satu lembar.
Dari hasil survei yang dilakukan oleh pemerintah, selama ini mayoritas pelaku usaha
mikro dan kecil mengalami kesulitan mendapatkan akses pengembangan usaha. Salah satu
penyebabnya adalah terkait pembiayaan. Mayoritas usaha mikro dan kecil mengandalkan
modal pribadi dan keluarga. Hanya sekitar 25% yang mengandalkan bank, sementara 17%
sisanya meminjam dari saudara, tetangga, termasuk rentenir. Akibatnya, meski kredit untuk
usaha mikro dan kecil tergolong besar, namun prosentasenya relatif kecil.
Sulitnya mendapatkan pembiayaan bagi pengusaha mikro dan kecil dikarenakan
ketidaklayakan kredit yang didasarkan pada aturan-aturan perbankan. Adapun penyebab
ditolaknya kredit pengusaha mikro dan kecil ini dikarenakan dokumentasi yang lemah, tidak
adanya jaminan dan pendapatan yang tidak mencukupi untuk pengembalian kredit. Data survei
menunjukkan bahwa output per unit usaha dari pengusaha mikro dan kecil sangat kecil jika
dibandingkan dengan pengusaha menengah dan besar. Begitu pula dengan produktivitas
tenaga kerjanya yang terbilang sangat lemah karena tidak terdidik.
Untuk itu, Pemerintah pusat dan daerah akan memberdayakan usaha mikro dan kecil
dengan memberikan 1) kepastian usaha dan bentuk ijin usaha, yang mana hampir semua
usaha mikro dan kecil Indonesia tidak memiliki ijin usaha maupun akta notaries; 2)
pendampingan usaha agar skala usaha meningkat; 3) kemudahan akses ke pembiayaan dan
pendidikan; dan 4) program pemberdayaan dari pemerintah atau lembaga lain.
Dengan Perpres No. 98/2014 ini, semua pelaku usaha mikro dan kecil dengan omzet
tidak lebih dari Rp 400 juta per bulan atau Rp. 4,8 miliar per tahun akan mendapatkan kepastian
hukum berusaha yang sah untuk menjalankan usahanya di wilayah Republik Indonesia berupa
surat ijin usaha satu lembar. Pemerintah pusat dan daerah akan memfokuskan fasilitas
pemberdayaannya kepada pengusaha mikro dan kecil. Oleh karena itu, ijin usaha satu lembar
ini bersifat insentif, bukan pinalti. Selain itu, dengan ijin usaha satu lembar ini, pengusaha mikro
dan kecil akan mendapatkan kemudahan untuk berusaha, akses ke perbankan dan permodalan
yang selama ini seringkali terganjal saat proses pembukaan rekening di bank karena kewajiban
untuk mempunyai NPWP, akta notaris, dasar hukum perusahaan dan lain sebagainya. Untuk
menanggulangi masalah pembiayaan atau permodalan, ijin usaha satu lembar juga akan
memberikan kemudahan mengakses kredit usaha rakyat. Ijin usaha satu lembar juga
membebaskan para pelaku usaha mikro dan kecil dari seluruh retribusi yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan daerah.
Adapun masalah biaya pengeluaran ijin usaha satu lembar akan dibebankan pada
APBN dan/atau APBD. Pada pelaksanaannya, pemerintah pusat akan melimpahkan kekuasaan
ke pemerintah daerah dan pemerintah daerah tertentu dapat menurunkan lagi ke pemerintah
administratif di bawahnya, seperti ke kecamatan, kabupaten/kota maupun ke kelurahan. Saat
ini, Menteri Dalam Negeri sendiri telah menyiapkan petunjuk pelaksanaan terkait peraturan
tersebut dan segera mendistribusikannya ke kepala daerah. Diharapkan seluruh kepala daerah
segera menindaklanjuti perpres tersebut dengan mengeluarkan peraturan daerah (perda) yang
disesuaikan dengan karateristik masing-masing wilayah serta mengkoordinasikannya dengan
pihak bank maupun lembaga keuangan non-bank untuk pelaksanaan program ini.
Di akhir pemaparannya, Chairul Tanjung tidak lupa menyampaikan bahwa pembinaan
pengawasan ijin satu lembar akan dilakukan oleh kementerian atau lembaga terkait. Secara
teknis, Menteri Dalam Negeri akan mengkoordinasikan pembinaan pengawasan ijin usaha satu
lembar dengan gubernur, gubernur akan melakukan pengawasan ijin usaha mikro dan kecil ke
bupati dan walikota dan begitu seterusnya hingga ke pelimpahan wewenang paling rendah di
daerah tersebut.
Download