2 NOMENKLATUR JKN Program Penyelenggara Kartu Peserta Pastikan Informasi yang tercantum pada Kartu Peserta Anda Sesuai 7 Regulasi Penyelenggaraan JKN UU NO. 40 TAHUN 2004 • Sistem Jaminan Sosial Nasional UU NO. 24 TAHUN 2011 • Badan Penyelenggara Jaminan Sosial PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 • Jaminan Kesehatan PERPRES NOMOR 111 TAHUN 2013 • Perubahan atas Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan PERPRES NOMOR 19 TAHUN 2016 • Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan PERPRES NOMOR 28 TAHUN 2016 • Perubahan Ketiga atas Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan PERPRES NOMOR 82 TAHUN 2018 • Tentang Jaminan Kesehatan www.bpjs-kesehatan.go.id Perkembangan Jumlah Kepesertaan JKN-KIS s.d. 31 Desember 2018 Peserta JKN-KIS 208.054.199 jiwa Per 31 Desember 2018 *Sumber data Dukcapil : Semester I tahun 2018 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 263.950.794 jiwa 9 CAKUPAN KEPESERTAAN S.D AGUSTUS 2019 WILAYAH PROVINSI JAMBI 10 16 Gotong Royong dalam Program JKN-KIS 17 Prosedur Pelayanan Kesehatan JKN • • Surat Rujukan • • • • • Pelayanan RS • Diberikan atas indikasi medis kewenangan dokter. Indikasi Medis = kasus penyakitnya tidak dapat ditangani oleh Dokter Umum / membutuhkan pelayanan spesialistik. Rujukan tanpa indikasi medis tidak ditanggung BPJS Kesehatan. Surat Rujukan berlaku untuk 1 (satu) kasus penyakit hingga tuntas ditangani oleh Dokter Spesialis di RS. Diberikan atas dasar rujukan dari Faskes Tingkat I, kecuali untuk kasus gawat darurat. Rujukan ke RS dilakukan secara berjenjang Saat pertama masuk RS setiap peserta harus menginformasikan dirinya sebagai peserta BPJS Kesehatan dan menunjukkan Kartu Peserta/identitas kepesertaan lainnya, selambat-lambatnya 3 x 24 jam agar mendapatkan penjaminan dari BPJS Kesehatan. Selama paserta mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai prosedur dan kelas perawatan, maka tidak diperkenankan untuk dikenakan IUR BIAYA. Pelayanan Kesehatan yang tidak Dijamin • • • • • • • • • • Pelayanan tidak sesuai prosedur dan atau dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat; Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja Penyelenggara Jaminan Sosial lainnya (TASPEN/BPJS TK/ASABRI) Kecelakaan lalu lintas sampai maksimal tanggungan PT Jasa Raharja; Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik, ortodonsi dan kemandulan/infertilitas; Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol; Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah; Pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah; Pelayanan dalam rangka bakti sosial; Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain.