1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang hanya 18 juta ton pada tahun 1970, meningkat menjadi 54 juta ton pada tahun 2004 atau kenaikan produktivitas lahan yang sebelumnya hanya 2,25 ton/ha menjadi 4,58 ton/ha. Meskipun awalnya terlihat indah, seiring dengan berjalannya waktu revolusi hijau memunculkan berbagai dampak negatif, antara lain adanya kecenderungan meningkatnya pasokan energi yang tinggi, terutama pupuk dan pestisida kimia. Intensifikasi teknologi revolusi hijau berdampak pada penggunaan pupuk yang meningkat hampir enam kali lipat. Pada tahun 1970, rata-rata penggunaan pupuk sekitar 635 ribu ton menjadi 4,42 juta ton pada tahun 2003. Pada tahun 2010 konsumsi pupuk mencapai 10 juta ton (Suwaryono, 2011). Selama ini para petani Indonesia sangat tergantung pada pupuk anorganik untuk menyuburkan tanaman, padahal selain harga pupuk yang mahal pupuk anorganik juga memiliki efek negatif terhadap tanah apabila diberikan secara berlebihan. Pemberian pupuk anorganik pada lahan-lahan pertanian secara insentif dan jangka panjang menunjukan adanya kecenderungan kadar bahan organik tanah yang menurun, struktur tanah rusak, dan pencemaran lingkungan. Kondisi ini jika berlanjut akan menurunkan kualitas tanah, tanah menjadi kurang produktif atau tidak subur. Jika kandungan humusnya semakin berkurang maka Pengujian Beberapa Metode..., Aminah Sarwa Endah, Fak. Pertanian UMP, 2014 2 lambat laun tanah akan menjadi keras, kompak dan bergumpal seperti tanah lempung (Suwaryono, 2011). Hal ini menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan serta memperbaiki produktivitas lahan, salah satunya perlu dikembangkan dan digalakkan kembali sistem pertanian organik dan pemenuhan pupuk organik untuk mengganti bahan agrokimia konvensional. Upaya memperbaiki tanah untuk mengembalikan kesuburan tanah serta mendapatkan hasil panen yang berlimpah. Penggunaan pupuk kimia yang menimbulkan kerugian harus segera dapat digantikan dengan pupuk organik yang lebih baik dan menyehatkan tanah. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah penggunaan POC. Penggunaan POC lebih mudah diaplikasikan pada tanaman dan memberikan dampak positif baik bagi tanah ataupun bagi tanaman, bahkan tanaman organik semakin banyak dicari oleh masyarakat (Nugroho, 2013). Penggunaan POC mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan hayati tanah. Fungsi POC terhadap sifat fisik tanah yaitu menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel, meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan merevitalisasi daya olah tanah. Fungsi POC terhadap sifat kimia tanah yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan meningkatkan proses pelapukan bahan mineral, terhadap sifat hayati tanah yaitu menjadikan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri serta mikroorganisme Pengujian Beberapa Metode..., Aminah Sarwa Endah, Fak. Pertanian UMP, 2014 3 menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat (Amilia, 2011). POC adalah larutan dari bahan dasar yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan yang sudah mengalami fermentasi berupa cairan sehingga POC kebanyakan diaplikasikan melalui daun (Siboro 2013). POC mengandung unsurunsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman. POC mengandung hara makro dan mikro esensial N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik. Kelebihan POC adalah secara cepat dapat mengatasi defesiensi hara, dan mampu menyediakan hara dengan cepat (Nugroho 2012). Saat ini semakin banyak petani yang beralih menggunakan POC dengan metode pembuatan yang beragam baik bahan dasar berupa limbah organik maupun bioaktivator untuk menghasilkan POC yang berkualitas. Kualitas hasil pembuatan POC ditentukanoleh bahan baku, mikroorganisme pengurai, proses pembuatan, produk akhir dan pengemasan. Bahan baku yang masih segar dan beragamnya jenis mikroorganisme, menyebabkan kualitas POC yang dihasilkan semakin baik kandungannya. Salah satu bahan dasar pembuatan POC yaitu dari bahan sampah organik rumah tangga seperti sampah sayuran dan daun-daunan. Sampah organik dapat dimanfaatkan karena sampah organik bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (Nugroho, 2013). Selain sampah Pengujian Beberapa Metode..., Aminah Sarwa Endah, Fak. Pertanian UMP, 2014 4 organik bahan dasar pembuatan POC adalah kotoran ternak yang masih segar karena pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Upaya mempecepat proses dekomposisi bahan organik dilakukan dengan menambahkan bioaktivator pada proses dekomposisi. Bioaktivator yaitu sekumpulan mikroorganisme yang berfungsi sebagai starter dalam pembuatan POC. Bioaktivator membantu mempercepat proses pengomposan (Nugroho, 2013). Bioaktivator dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasi bahan organik menjadi pupuk yang berkualitas dengan kandungan N, P dan K yang tinggi. Bioaktivator dibuat dengan cara mencampurkan bahan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme, diantaranya yaitu bahan yang memiliki kandungan karbohidrat, air, vitamin dan mineral, kemudian bahan tersebut ditambah dengan air kelapa dan air gula untuk menambah nutrien yang tersedia dari bahan (Alwi, 2011). Bioaktivator dapat dibuat sendiri dengan mudah dari bahan-bahan yang mudah didapat dan murah, karena dapat memanfaatkan berbagai sampah atau limbah organik. Metode pembuatan bioaktivator sangat bervariasi dalam menghasilkan POC. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian metode pembuatan bioaktivator yang mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik sehingga menghasilkan POC yang berkualitas demikian diharapkan mampu membuat POC secara mandiri sehingga lebih efisien dan mendukung pertanian organik saat ini. Pengujian Beberapa Metode..., Aminah Sarwa Endah, Fak. Pertanian UMP, 2014 5 Metode pembuatan bioaktivator guna peningkatan kualitas POC yang dihasilkan, diharapkan mampu menghasilkan POC yang lebih baik guna mendukung peningkatan produksi pertanian berkelanjutan. Tiga metode pembuatan bioaktivator yang digunakan yaitu metode ares pisang busuk, metode buah dan bawang merah, dan metode air leri. Ketiga metode pembuatan bioaktivator lalu diuji dalam menghasilkan POC (selengkapnya terlampir). Bahan organik yang digunakan untuk pembuatan POC berupa limbah sampah organik dan limbah kotoran ternak. Limbah sampah organik berupa sampah sayuran dan limbah ternak berupa kotoran kambing, untuk mengetahui efektivitas POC yang dihasilkan maka perlu dilakukan pengujian terhadap jenis sumber bahan organik pembuatan POC. B. Rumusan Masalah Beberapa rumusan masalah yang akan dijawab dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode pembuatan bioaktivator manakah yang paling baik terhadap kualitas Pupuk Organik Cair? 2. Bahan dasar limbah organik manakah yang paling baik terhadap kualitas Pupuk Organik Cair? 3. Bagaimana kombinasi dua perlakuan tersebut terhadap kualitas Pupuk Organik Cair? Pengujian Beberapa Metode..., Aminah Sarwa Endah, Fak. Pertanian UMP, 2014 6 C. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui metode pembuatan bioaktivator yang paling baik terhadap kualitas Pupuk Organik Cair. 2. Mengetahui bahan dasar limbah organik yang paling baik terhadap kualitas Pupuk Organik Cair. 3. Mendapatkan kombinasi bioaktivator dan bahan dasar untuk menghasilkan Pupuk Organik Cair yang berkualitas baik. D. Hipotesis 1. Diduga metode pembuatan bioaktivator buah dan bawang merah merupakan metode yang paling baik terhadap kualitas Pupuk Organik Cair. 2. Diduga kombinasi sampah organik dan kotoran ternak merupakan bahan dasar yang paling baik terhadap kualitas Pupuk Organik Cair. 3. Diduga kombinasi bioaktivator buah dan bawang merah dan kombinasi limbah organik berupa sampah organik dan kotoran ternak mendapatkan Pupuk Organik Cair yang berkualitas baik. E. Manfaat Penelitian Dengan ditemukannya metode pembuatan bioaktivator dan bahan dasar pembuat POC diharapkan bisa membantu petani menghasilkan POC yang berkualitas secara mandiri sehingga penggunaan pupuk anorganik dapat dikurangi dan efek negatif pupuk anorganik terhadap tanaman bisa dikurangi. Pengujian Beberapa Metode..., Aminah Sarwa Endah, Fak. Pertanian UMP, 2014