9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 – Februari 2010. Analisis tanah dilakukan di SEAMEO Biotrop, Bogor. Analisis pupuk dilakukan di Balai Besar Sumber Daya Lahan, Bogor. Pengukuran biomassa di lakukan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Pengamatan persentase gabah hampa diamati di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seperangkat alat budidaya, knapsack sprayer, neraca digital, meteran, Bagan Warna Daun (BWD), oven, kantong plastik, kantong kertas, bor tanah, gelas ukur, threeser, dan blower separator. Dokumentasi selama penelitian dilampirkan pada Lampiran 4. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Way Apoburu, pupuk anorganik (Urea, SP-18, KCl), pupuk organik cair yang diaplikasikan ke daun (POC I) dan pupuk organik cair yang diaplikasikan ke tanah (POC II). Pupuk organik cair daun merupakan pupuk dengan kandungan unsur hara yang lengkap dan mudah tersedia. Pupuk tersebut diaplikasikan melalui tajuk sehingga diduga lebih efektif dan efisien karena tidak terdapat kehilangan. Pupuk ini merupakan pupuk pelengkap cair yang yang dilengkapi dengan berbagai macam unsur hara makro, mikro, hormon, zat pembasah, vitamin, dan mineral. Pupuk organik cair I diaplikasikan pada tanaman padi sawah dengan penyemprotan melalui daun. Pada Tabel 1, pupuk organik cair (POC I) memiliki kandungan unsur makro (N, P, dan K) yang lebih tinggi dibandingkan kandungan pada POC II. Kandungan N pada pupuk organik cair I berperan dalam meningkatkan tinggi tanaman dan kandungan khlorofil daun padi sawah. Pupuk organik cair II merupakan pupuk yang diaplikasikan ke tanah. Pupuk yang diaplikasikan ke tanah ini lebih berfungsi dalam mengaktifkan 10 mikroba dalam tanah. POC II memiliki kandungan unsur mikro yang lebih tinggi dibandingkan POC I. Secara rinci analisis pupuk tersebut disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Mutu Pupuk Organik Cair I dan II Nama Unsur N (%) P2O5 (%) K2O (%) C Organik (%) C/N Fe (ppm) B (ppm) Mn (ppm) Zn (ppm) Mo (ppm) Cu (ppm) Co (ppm) Hg (ppm) Pb (ppm) Cd (ppm) As (ppm) E. coli Salmonella pH Kandungan POC I 3.68 0.82 1.32 6.38 1.73 46 91 0.2 44 Ttd 114 Ttd Ttd Ttd 0.1 0.01 Negatif Negatif - POC II 1.93 0.2 8.25 1.93 262 112 0.8 0.2 0.8 0.04 0 0.39 2.08 Negatif Negatif 4.9 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan. Masing-masing perlakuan merupakan kombinasi dosis dan jenis pupuk. Dalam Percobaan ini terdapat 11 kombinasi perlakuan yaitu perlakuan 100 % dosis NPK (P1), perlakuan 100 % dosis NPK + 50 % dosis POC I (P2), perlakuan 100 % dosis NPK + 75 % dosis POC I (P3), perlakuan 100 % dosis NPK + 100 % dosis POC I (P4), perlakuan 75 % dosis NPK + 100 % dosis POC I (P5), perlakuan 50 % dosis NPK + 100 % dosis POC I (P6), perlakuan 100 % dosis NPK + 50 % dosis POC II (P7), perlakuan 100 % dosis NPK + 75 % dosis POC II (P8), perlakuan 100 % dosis NPK + 100 % dosis POC II (P9), perlakuan 75 % dosis NPK + 100 % dosis POC II (P10), perlakuan 50 % dosis NPK + 100 % dosis POC II (P11). 11 Dosis anjuran POC I yaitu 1 l/ha. POC I diaplikasikan dengan menyemprotkan pada tajuk tanaman padi sawah pada saat tanaman berumur 2 dan 4 MST (minggu setelah tanam). Dosis anjuran POC II yaitu 6 l/ha yang diaplikasikan pada tanah petak percobaan pada 3 hari sebelum tanam (HST), 1, 2, 3, dan 4 MST. Volume semprot yang digunakan adalah 500 l/ha. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga percobaan ini terdiri dari 33 satuan percobaan. Petak satuan percobaan berukuran 5m x 5m. Denah tata letak percobaan disajikan pada Lampiran 3. Model linear aditif yang digunakan dalam percobaan ini adalah : Yij = µ + αi + βj + εij Yij = hasil pengamatan pada perlakuan pemupukan ke-i dan kelompok ke-j µ = rataan umum αi = pengaruh perlakuan pemupukan ke-i βj = pengaruh kelompok ke-j εij = pengaruh acak pada perlakuan pemupukan ke-i dan kelompok ke-j i = 1, 2,....,11 j = 1, 2, 3 Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan yang diuji, dilakukan analisis Ragam (uji F), jika hasil uji F menunjukkan pengaruh nyata pada taraf 5 % maka dilakukan uji lanjut t-Dunnet. Pelaksanaan Penelitian Sebelum disemai, benih padi direndam dalam air selama 24 jam kemudian diperam karung goni basah selama 2 hari sampai muncul bintik putih (radikula). Benih padi disemai pada lahan ukuran 4 m2. Pengolahan tanah dilakukan dua minggu sebelum penanaman. Pematang sawah diperbaiki dan ditinggikan. Tanah direndam selama seminggu kemudian dibajak. Tanah dibajak secara tradisonal menggunakan kerbau dan tenaga manusia. Penanaman dilakukan dengan bibit berumur 9 hari setelah sebar, penyulaman dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (MST) dengan umur bibit yang sama. POC I diberikan pada 2 minggu setelah tanam (MST) dan 4 MST pada permukaan daun tanaman. Aplikasi pemupukan POC II diberikan 3 hari 12 sebelum tanam, 7, 14, 21, dan 28 HST pada tanah. Pupuk cair tersebut disemprotkan dengan menggunakan knapsack sprayer. Aplikasi pupuk SP-18, KCl, dan urea 30% pada 1 MST, 40% urea pada 4 MST, dan 30% urea pada 6 MST, aplikasi pupuk tunggal tersebut disebar pada tiap petakan sesuai dosis perlakuan. Penyiangan dilakukan dengan cara pencabutan gulma secara manual pada saat tanaman berumur 28 HST, 35 HST, dan 55 HST. Hama yang menyerang tanaman berumur 0-3 MST adalah keong, belalang, dan ulat. Hama belalang dan ulat tidak terlalu tinggi tingkat serangannya. Hama keong diambil secara manual dan diberikan batang ubi kayu pada pinggiran petakan. Pemanenan dilakukan ketika 90-95% gabah menguning. Pemanenan dilakukan dengan alat sabit tajam dengan cara potong atas. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan meliputi : 1. Analisis hara tanah Peubah yang diamati yaitu pH, N-Total, P, K, C-organik, dan C/N rasio yang dilakukan sebelum dan setelah pengujian. Analisis tanah pada awal penelitian dilakukan dengan menganalisis sampel tanah secara komposit dari 33 petak percobaan. Pada akhir penelitian sampel tanah diambil lagi pada masingmasing petak perlakuan dan dilakukan komposit per ulangan, untuk perlakuan POC I yang diaplikasikan ke daun, sampel tanah diambil secara komposit karena diduga tidak ada pengaruh berarti pada tanah. 2. Pengamatan Vegetatif Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman contoh dari masing-masing petakan, diamati setiap minggu dimulai sejak 3 MST sampai heading (keluar malai). Pengamatan vegetatif yang diamati yaitu 1. Tinggi tanaman : diukur dari permukaan tanah sampai dengan daun tertinggi. 2. Jumlah anakan 3. Bagan Warna Daun (BWD) : dicocokkan skala warna pada BWD dengan daun teratas padi yang telah membuka penuh. 13 3. Pengamatan Biomassa Bobot kering akar dan tajuk serta volume akar diambil pada saat tanaman berumur 8 MST (pada masa pertumbuhan maksimum). Pengamatan ini dilakukan pada 2 tanaman/petak. Biomassa diukur dengan menimbang bagian tajuk tanaman dan akar setelah dikeringkan dengan oven pada suhu 105°C selama 1 hari. Volume akar : diukur dari selisih volume air dalam gelas ukur sesudah akar dimasukkan dengan volume awalnya. 4. Komponen Hasil dan Hasil Pengamatan hasil dan komponen hasil dimulai pada saat panen. Peubah yang diamati dari petakan dengan lima tanaman contoh adalah : 1. Panjang malai, diukur dari buku terakhir malai sampai dengan ujung malai. 2. Jumlah gabah/malai, dilakukan dengan menghitung jumlah gabah dari 5 malai/rumpun. 3. Jumlah anakan produktif/rumpun, dilakukan dengan menghitung jumlah anakan yang bermalai. 4. Hasil gabah/rumpun, diperoleh dengan menimbang seluruh gabah dari masing-masing tanaman contoh. 5. Bobot 1000 butir gabah, bobot ini diperoleh dengan menimbang 1000 gabah isi. 6. Hasil gabah ubinan, diperoleh dari panen ubinan ukuran 2.5m x 2.5m. 7. Dugaan hasil/ha, dihitung dari konversi hasil ubinan. 8. Persen gabah hampa, dihitung berdasarkan persen bobot gabah hampa dari 100 gram gabah. 9. Peningkatan Hasil = GKP pemupukan-GKP kontrol x 100 % GKP kontrol 10. Analisis Usahatani