BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan nutrisi pada tanaman dipengaruhi oleh interaksi – interaksi antara akar tanaman, mikroorganisme tanah, reaksi kimia dan kehilangan nutrisi tersebut. Konsentrasi bergantung pada proses nutrisi tersebut terserap ke tanah termasuk perubahan oleh mikroba (fiksasi N2, nitrifikasi, denitrifikasi dan lainnya), proses kimia (pertukaran ion, fiksasi, presipitasi, hidrolisis dan lain – lain) dan proses fisika (leaching, run off dan sebagainya). Banyaknya nutrisi yang diserap tanah dibandingkan dengan serapan oleh tanaman dapat mempengaruhi efisiensi dan lingkungan. Produksi tanaman dapat diukur dari respon pupuk yang diserap tanaman dengan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam proporsi yang tepat. Oleh karena itu, kebutuhan nutrisi tanaman untuk mencapai target produksi dan jumlah nutrisi yang diserap oleh tanah harus benar – benar sesuai. Makin meningkatnya kebutuhan pupuk kimia seperti urea, KCl dan SP-36 yang pada saat ini yang sulit terbeli oleh masyarakat untuk digunakan dalam peningkatan hasil pertaniannya, padahal dalam pelaksanaan pemupukan hanya sekitar 50% pupuk yang dapat diserap oleh tanaman, sedangkan sebagian lainnya mengalami degradasi atau terbawa hanyut oleh air tanah sehingga pemupukan tidak efisien yang juga akan mencemari lingkungan dengan kandungan N, P dan K (Wenny, 2002). Salah satu solusi masalah ini adalah dengan menggunakan pupuk NPK slow release (berpelepasan lambat). Unsur hara dalam pupuk dilepaskan secara perlahan dan terus – menerus dalam jangka waktu tertentu sehingga kehilangan unsur hara akibat pencucian oleh air lebih kecil. Pada pupuk kimia slow release biasanya unsur hara dilepaskan dengan system coated atau binder (Mustamar, 2006). Sistem coated yaitu unsur hara keluar secara perlahan setelah bahan pembungkus retak. Sementara sistem binder yaitu unsur hara B.67.3.32 1 dilepaskan sesuai dengan ketersediaan air di lapangan karena adanya bahan pengikat. Tanah dengan kondisi kelembaban tinggi, unsur hara yang dikeluarkan akan semakin banyak dan cepat. Sistem yang kedua ini disebut juga sistem hidrolisa (penyerapan oleh air). Bentuk pupuk kimia padat saat ini semakin beragam disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Saat ini bentuk pupuk kimia padat yang ditawarkan antara lain serbuk, butiran, pelet, dan tablet. Dalam penelitian ini, pupuk NPK slow release yang akan dibuat adalah pupuk dengan bentuk tablet. Pelepasan unsur hara pupuk bentuk tablet lebih lambat (paling slow release) dibandingkan dengan bentuk lainnya. Pelepasan unsur haranya membutuhkan waktu 6 – 12 bulan setelah aplikasi, tergantung diameter atau ukuran tablet (Mustamar, 2006). Dengan demikian, pupuk NPK slow release berbentuk tablet sangat tepat jika digunakan untuk tanaman tahunan. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. mengukur konsentrasi nitrogen, fosfor (sebagai P2O5) dan kalium (sebagai K2O) yang dilepaskan oleh pupuk tablet komersial. 2. membuat pupuk NPK berpelepasan lambat untuk aplikasi jenis tanaman keras. 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk membuat pupuk NPK berpelepasan lambat yang kemudian diukur pelepasan nitrogen, fosfor dan kaliumnya di dalam air. B.67.3.32 2 1.4 Ruang Lingkup Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan diatas, pelaksanaan penelitian akan mencakup tahapan sebagai berikut: 1. Pengukuran kadar nitrogen, fosfor (sebagai P2O5) dan kalium (sebagai K2O) pada pupuk tablet komersial 2. Pembuatan pupuk tablet NPK berpelepasan lambat B.67.3.32 3