10 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, peneliti menuliskan

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini, peneliti menuliskan sejumlah teori yang relevan dengan
permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini, di mana teori-teori tersebut telah disusun
sedemikian rupa mulai dari teori umum ke teori khusus agar memudahkan dalam
pemahaman masalah yang diangkat yaitu “RESPON PENONTON TERHADAP
SEGMEN KOREA PADA PROGRAM “100% AMPUH” DI GLOBAL TV
(STUDI PADA PENONTON LANGSUNG ACARA “100% AMPUH”)”.
2.1 Teori Umum
2.1.1 Komunikasi
Menurut Anwar Arifin dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi:
Sebuah Pengantar Ringkas, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin,
communication yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu),
pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari
pendengarnya, ikut mengambil bagian dengan kata kerja communicate yang berarti
berdialog, berunding atau bermusyawarah dan kata sifat communis, yang artinya
bersifat umum atau bersama-sama (Arifin, 2003 : 19-20)
Sedangkan apabila kita mengacu kepada Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S., beliau
mengemukakan bahwa kata communication sebenarnya berasal dari dua akar kata
com (dari bahasa Latin cum berarti dengan atau bersama-sama dengan) dan unio
(dari bahasa Latin union yang kelak digunakan pula dalam bahasa Inggris sebagai
persatuan). Jadi communication menjelaskan to union with or union together with –
10
11
menjadi satu dengan atau bersama-sama dengan. Dalam kosakata bahasa Latin, kita
pun tak pernah menduga kalau kata-kata community dan communion juga berasal
dari kata dasar yang sama com dan unio. Dari uraian etimologi kata kita
memperoleh suatu ide dasar bahwa manusia di masa lalu yakin bahwa sesuatu yang
disebut komunikasi ini ternyata bukanlah konsep yang mudah dipahami, bahkan dia
merupakan jalan yang sangat misterius ke arah terbentuknya union dari suatu
community. (Wenburg, J.R. & Wilmot W.M., 1973, The Personal Communication
Process. New York: John Wiley & Sons.)
Kata komunikasi atau communication secara etimologis berkaitan dengan
dua kata lainnya communion dan community berasal dari bahasa Latin communicare
yang berarti to make common – membuat sesuatu menjadi bersama-sama atau to
share – membagi yang artiannya diperluas menjadi misalnya, komunikasi adalah
proses atau tindakan untuk mengalihkan pesan dari suatu sumber kepada penerima
melalui saluran dalam situasi adanya gangguan dan interferensi. Ada pula yang
mengelaborasi definisi ini menjadi, komunikasi adalah transmisi pesan yang
bertujuan untuk memperoleh makna perubahan tertentu. Komunikasi sebagai proses
dan tindakan merupakan konsep dari kata “berkomunikasi” atau communicate juga
berasal dari kata common yang artinya membagi, mempertukarkan, mengirimkan,
mengalihkan, berbicara, isyarat, menulis, mendayagunakan, menghubungkan (to
share, exchange, send along, transmit, talk, gesture, write, put in use, relate).
(Weekley, 1967; DeVito, 1986.) (Liliweri, 2011 : 31)
12
2.1.2
Fungsi Komunikasi
Ada 4 fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh
William I. Gorden (Mulyana, 2002). “Keempat fungsi tersebut yakni Komunikasi
Sosial, Komunikasi Ekspresif, Komunikasi Ritual, dan Komunikasi Instrumental.”
Berikut uraiannya:
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial, setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi
diri,
untuk
kelangsungan
hidup,
untuk
memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Komunikasi Ekspresif
Fungsi ini erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi
ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok.
Komunikasi ekspresif ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang
lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi
instrumen untuk menyampaikan perasaan, terutama dikomunikasikan
melalui pesan verbal dan non-verbal. Selain itu, emosi dan perasaan kita
juga dapat disalurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel,
musik, tarian, lukisan juga teater.
13
3. Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual ini erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif.
Komunikasi ritual ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu
komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun
dan sepanjang hidup. Mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun,
pernikahan sampai upacara kematian. Dalam upacara tersebut orang
mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku tertentu yang bersifat
simbolik. Ritual-ritual lainnya seperti berdoa dan merayakan hari besar
keagamaan juga termasuk komunikasi ritual. Mereka berpartisipasi dalam
bentuk komunikasi ini juga menegaskan kembali komitmen mereka
kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, dan ideologi mereka.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yakni
menginformasikan,
mengajar,
mendorong,
mengubah
sikap
dan
keyakinan, mengolah perilaku, dan juga untuk menghibur. Bila
disimpulkan, maka kesemua tujuan tersebut membujuk atau bersifat
persuasif, komunikasi yang berfungsi memberitahukan yang mengandung
muatan
persuasif
pendengarnya
dalam
mempercayai
arti
bahwa
bahwa
pembicara
fakta
atau
menginginkan
informasi
yang
disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui.
Komunikasi sebagai instrumen berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka
panjang. Tujuan jangka pendek misalnya mendapat pujian, simpati, dan
14
keuntungan. Sementara tujuan jangka panjang mendapatkan keahlian
komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, dan berbahasa asing
ataupun keahlian menulis.
Sedangkan Prof. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul
Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi merumuskan fungsi komunikasi menjadi 4
(empat) poin, yaitu:
1. Menginformasikan (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi (to influence)
2.1.3
Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang. Batasan komunikasi massa ini lebih
menitikberatkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup
pesan-pesan dan media massa (seperti koran, majalah, TV, radio, dan film) serta
khalayak.
Nurudin dalam bukunya yang berjudul Pengantar Komunikasi Massa
menjelaskan bahwa “komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa
beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba
diraihnnya, dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin
kajian ilmu sosial yang relative muda jika dibandingkan dengan ilmu psikologi,
15
sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Sekarang ini komunikasi massa sudah
dimasukkan dalam disiplin ilmiah” (Nurudin, 2011 : 2)
Selain pengertian di atas, beberapa ahli juga merumuskan pendapat tentang
komunikasi massa, Joseph. A. Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua
hal, yaitu:
“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada
massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa
khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau
semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa
khalayak itu besar pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua,
komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar yang bersifat audio atau visual. Komunikasi massa menjadi lebih
logis jika didefinisikan menurut bentuknya seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah, buku, tabloid, film dan pita.” (Ardiantio, 2004 : 6)
Secara garis besar, komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi
dari seseorang atau sekelompok orang melalui alat pengirim (medium) kepada
khalayak. (Biagi, 2010 : 9)
2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney
(1988) antara lain: (1) to inform (menginformasikan), (2) to entertain (member
hiburan), (3) to persuade (membujuk), dan (4) transmission of the culture (transmisi
16
budaya). Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurut John Vivian dalam
bukunya The Media of Mass Communication (1991) disebutkan; (1) providing
information, (2) providing entertainment, (3) helping to persuade, dan (4)
contributing to social cohesion (mendorong kohesi social). Ada pula fungsi
komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh Harold D. Lasswell yakni, (1)
surveillance of the environment (fungsi pengawasan, (2) correlation of the part of
society in responding to the environment (fungsi korelasi) dan (3) transmission of
the social heritage from one generation to the next (fungsi pewarisan social). Sama
seperti pendapat Lasswell, Charles Robert Wright (1988) menambah fungsi
entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa. (Nurudin, 2011 : 64)
2.1.5
Media Massa
Media adalah alat yang digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada komunikan (khalayak). Dalam ilmu komunikasi,
media dapat diartikan sebagai saluran, sarana penghubung, dan alat-alat
komunikasi. Namun, pada dasarnya media berasal dari bahasa Latin “medius” yang
secara harafiah memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Media yang kita kenal
dewasa ini seperti: surat kabar, radio, televisi, dan internet.
Menurut Cangara, media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada penerima (khalayak) dengan menggunakan
alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. (Cangara,
2003 : 134)
17
2.1.5.1 Bentuk Media Massa
1. Media Cetak
Media cetak yang dapat memenuhi criteria sebagai media massa
adalah surat kabar dan majalah. Sebagai media cetak, surat kabar
dan majalah tetap berbeda karena memiliki karakteristik yang khas,
yang dimiliki masing-masing media.
2. Media Elektronik
Media elektronik terbagi atas 4 (empat), yaitu radio, film, media
online, dan televisi.
Masalah yang hendak diteliti oleh penulis dalam skripsi ini adalah
masalah yang terdapat di dalam suatu perusahaan penyiaran televisi. Oleh
karena itu, penulis akan membahas mengenai televisi di sub bab berikutnya.
2.1.6
Televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah sistem penyiaran
gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa
dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara)
menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang
dapat dilihat dan bunyi yg dapat didengar, atau pesawat penerima gambar siaran
televisi. (http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/)
Sedangkan menurut Baksin dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik
Televisi: Teori dan Praktik, ia mendefinisikan bahwa televisi adalah sebuah alat
penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari dua kata yang berbeda
18
asalnya, yaitu tele yang berarti jauh dan visi berarti penglihatan. Jadi televisi berarti
tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. (Baksin, 2004)
2.1.7 Program Musik
Program siaran musik adalah salah satu acara yang luwes, fleksibel. Dapat
ditempatkan di mana saja. Bisa pagi, sore, atau pula malam hari. Terlebih lagi yang
berformat klips video (video clips) atau fragmentasi music yang dapat dijadikan
acara sisipan menjelang acara berita, acara khusus, atau saat menunggu acara
selanjutnya. Special show siaran music banyak disenangi penonton. Kalau
spesifikasinya pada lagu-lagu rock, kontemporer, dan jazz, yang banyak
menyenangi adalah anak muda. Jika spesifikasinya bernada seriosa, pop, langgam,
dan keroncong, bisa untuk penonton kalangan setengah baya. Sedangkan yang
berwarna dangdut bisa untuk umum. Bisa anak muda dan paruh baya, terutama
kalangan menengah ke bawah. Karena acara music ini luwes untuk ditempatkan di
mana-mana, maka dia juga bisa ditempatkan untuk prime-time acara music ini
diberi format variety show. Ada music, ada tari, lawak dan terkadang disisipi
dengan permainan sulap (Soenarto, 2007: 64)
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu video klip atau
konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor)
ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat
ditentukan dengan kemampuan artis menarik audiens. Tidak saja dari kualitas suara
namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi
menarik.
19
Menurut Vane-Goss: The programmer who to present music show would do
well to be cautiouns. They should select the artist with wide demographic appeal,
supply as much visual support as possible, and non let sequence go too long.
(Programmer yang ingin menyajikan pertunjukan musik haruslah cermat. Mereka
harus memilih artis yang memiliki daya tarik demografi yang luas, menyajikan
sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar
ditampilkan terlalu lama). (Morissan, 2010 : 219)
Dengan demikian menurut Vane-Gross programmer yang ingin menyajikan
acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya
artis yang memiliki banyak penggemar pria dan wanita dan semua
kalangan dari segi usia.
2. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus
menampilkan
sebanyak
mungkin
gambar
pendukung
dan
tidak
membiarkan suatu pengambilan gambar yang terlalu lama. (Morissan M.
A., 2005 : 108)
2.1.8
Content Program 100% AMPUH
Konten program acara 100% AMPUH yakni:
1. Presenter
2. Bintang Tamu
3. Audience
20
1. Presenter
Presenter atau host adalah pembawa acara televisi, saat ini istilah itu
banyak melekat pada selebriti yang sering memainkan peran ini, meski
ada juga orang yang bukan selebriti yang berhasil menekuni karier ini,
terutama dalam dunia program anak televisi, dimana selebriti menjadi
kurang penting. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor,
penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter
program tertentu. Pengecualiannya adalah presenter untuk program
politik atau ilmiah yang biasanya merupakan profesional di bidangnya,
atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang
tertentu lainnya. Namun dalam program 100% AMPUH presenternya
sendiri adalah seorang artis yang sebelum dipilih menjadi presenter 100%
AMPUH, mereka sudah menjadi artis terlebih dahulu. Beberapa
perkembangan nama dari presenter sendiri adalah, host, VJ (Video
Jockey) biasanya presenter ini ada pada acara music yang materinya
hanya memutarkan video klip saja, tanpa ada interaksi dengan bintang
tamu. MC (Master of Ceremony) biasanya presenter ini ada pada acara
yang semi formal, dan juga Anchor biasanya presenter ini ada pada acara
berita.
Untuk menjadi pembawa acara televisi seseorang harus memiliki
kepribadian seperti (Aryati, 2007:5):
21
a. Ekstrovert: yaitu orang-orang yang suka mengekspresikan apa yang dipikirkan,
dirasakan, kepada orang lain; pendek kata orang yang suka memperbincangkan
berbagai hal dengan orang lain secara terbuka
b. Generalis: yaitu orang yang memiliki banyak pengetahuan umum, yang akan
memungkinkan dia untuk “bicara apa saja”
c. Fleksibel: yaitu orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi.
d. Friendly: yaitu orang yang mudah bergaul, dank arena pembawaannya disenangi
banyak orang.
Public speaking adalah salah satu langkah awal menjadi presenter. Beberapa
elemen public speaking antara lain:
Teknik vokal:
a) Intonasi: nada suara.
b) Aksentuasi atau logat, dialek. Lakukan stressing pada kata-kata tertentu yang
dianggap penting.
c) Kecepatan. Jangan bicara terlalu cepat.
d) Artikulasi, kejelasanpengucapan kata-kata.
e) Infleksi, lagu kalimat. Perubahan nada suara.
Kontak mata (Eye contact)
a) Pandang audience; sapukan pandangan ke seluruh audience.
b) Pandang tepat pada matanya
22
Gesture
a) Alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat.
b) Penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu.
c)
Sesuai dengan kata-kata
d)
Gunakan untuk penekanan pada poin penting
e)
Jangan berlebihan.
f)
Senyum
g)
Variatif, jangan monoton
Humor
Humor adalah bumbu public speaking, dengan catatan tidak berlebihan. (Khoiri,
2010:47-50).
2. Bintang tamu
Bintang tamu dalam acara musik 100% AMPUH biasanya adalah seorang
atau sekelompok orang yang berkiprah di dunia musik. Mereka biasanya
menyanyikan satu atau dua buah lagu secara live, minus one atau juga
lipsing.
23
3. Audience
Audience dalam program 100% AMPUH adalah fanbase dari bintang
tamu yang hadir dan warga setempat dari venue atau lokasi shooting.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Teori Individual Differences
Teori yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah teori individual
differences. Nama teori yang diketengahkan oleh Melvin D. Defleur ini lengkapnya
adalah “Individual Differences Theory of Mass Communication Effect”. Jadi teori
ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran
media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu.
Menurut teori ini individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media
massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan ---- terutama jika
berkaitan dengan kepentingannya ---- konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai
dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai-nilainya. Tanggapannya terhadap
pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi, efek media massa
pada khalayak massa itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara
individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya.
Anggapan dasar teori ini ialah bahwa manusia amat bervariasi dalam
organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan
perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara individual
yang berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang secara tajam
berbeda, menghadapi titik-titik pandangan yang berbeda secara tajam pula. Dari
24
lingkungan yang dipelajarinya itu, mereka menghendaki seperangkat sikap, nilai,
dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi
yang membedakannya dari yang lain.
Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan-rangsangan khusus
yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota
khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota
khalayak itu, maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi
sesuai dengan perbedaan individual itu. Tetapi dengan berpegang tetap pada
pengaruh variabel-variabel kepribadian (yakni menganggap khalayak memiliki cirriciri kepribadian yang sama) teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman
tanggapan terhadap pesan tertentu (jika variabel antara bersifat seragam). (Effendy,
2003 : 275)
Dalam penelitian kali ini, penulis akan melakukan penelitian terhadap respon
dari tiap audience program 100% AMPUH yang berada di lokasi terstruktur dari
jenis kelamin dan profesi.
2.2.2 Konsep dan Definisi Respon
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Caffe, respon dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
a.
Kognitif
Yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan
informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila
25
adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh
khalayak.
b.
Afektif
Yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai
seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan
yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu.
c.
Konatif
Yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi
tindakan atau perbuatan. Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). (Sembiring, 2011)
2.3
Definisi dan Operasionalisasi Konsep
2.3.1 Definisi Konsep
Definisi konsep adalah penjelasan terhadap variabel-variabel dari konsep
masalah penelitian yang diteliti. Variabel yang digunakan di sini hanya satu,
yaitu:
Respon penonton yang menyukai budaya Pop Korea terhadap segmen
Korea pada program 100% AMPUH di Global TV. Dimensi yang digunakan
dalam variabel ini adalah respon afektif, kognitif dan konatif kepada sub dimensi
host, talent serta audience.
26
2.3.2 Operasionalisasi Konsep
Penelitian ini menggunakan tayangan program 100% AMPUH di Global
TV yang menjadi latar belakang terbentuknya respon oleh para penontonnya,
terutama penonton on air yang kebetulan hadir di lokasi shooting.
Definisi operasional dari variabel tersebut sebagaimana tertera pada tabel di
bawah ini. Berdasarkan dimensi dari definisi operasional akan dibuat kuesioner
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
Tabel 2.1
Operasional Konsep
Variabel
Dimensi
Respon
Penonton Pada
Program 100%
AMPUH (Studi
Pada Penonton
Yang
Menyukai
Budaya Korea)
- Kognitif
Sub
Dimensi
Indikator
1. Pembawa acara 100% AMPUH
memahami tugasnya sebagai
pembawa acara segmen Korea.
- Host
2. Pembawa acara 100% AMPUH
memiliki wawasan yang luas
mengenai budaya Pop Korea.
3. Pembawa acara 100% AMPUH
menggunakan bahasa Indonesia
yang baik di dalam segmen Korea.
27
4. Pengisi acara 100% AMPUH dalam
segmen Korea sudah cukup update .
- Talent
5. Boyband/girlband ala Korea
merupakan pengisi acara yang saya
tunggu-tunggu.
6. Saya tertarik dengan
boyband/girlband ala Korea karena
musiknya menarik.
- Audience
7. Saya datang ke lokasi shooting
100% AMPUH untuk menonton
boyband/girlband yang bergaya
Korea.
8. Saya selalu mengikuti program
100% AMPUH, baik di lokasi
maupun di TV untuk menonton
segmen Korea.
9. Saya sering menjumpai penonton
yang sama di lokasi shooting pada
saat segmen Korea berlangsung.
- Afektif
10. Kostum pembawa acara 100%
AMPUH yang bergaya Korea
sangat menarik.
- Host
11. Pembawa acara 100% AMPUH
ramah terhadap penonton segmen
Korea yang ada di lokasi.
12. Penampilan pembawa acara 100%
AMPUH yang bergaya ala Korea
mampu menarik perhatian
penonton.
28
- Talent
13. Penampilan pengisi acara 100%
AMPUH dalam segmen Korea
mampu memenuhi kebutuhan
hiburan musik penontonnya.
14. Pengisi acara segmen Korea 100%
AMPUH ramah terhadap penonton
di lokasi.
15. Kostum dan penampilan pengisi
acara segmen Korea di program
100% AMPUH sangat menarik.
16. Penonton segmen Korea 100%
AMPUH di lokasi shooting cukup
sopan.
- Audience
17. Saya merasa aman di tengahtengah penonton segmen Korea
100% AMPUH lainnya.
- Konatif
18. Saya merasa bersemangat saat
penonton segmen Korea di lokasi
ikut heboh meramaikan acara.
- Host
19. Pembawa acara 100% AMPUH
dalam segmen Korea sering
menggunakan kata-kata yang tidak
sopan.
20. Pembawa acara 100% AMPUH
sangat menghibur saat
menggombali artis pada saat
segmen Korea berlangsung.
21. Pembawa acara 100% AMPUH
sangat menghibur saat ikut
meramaikan panggung bersama
dengan pengisi acara yang bergaya
Korea.
29
- Talent
22. Saya kesal saat pengisi acara
segmen Korea tidak jadi mengisi
acara karena gangguan dari luar.
23. Saya kesal jika pengisi acara
segmen Korea melakukan
kesalahan di panggung.
24. Saya kesal jika pengisi acara
segmen Korea tidak bersikap
ramah.
- Audience
25. Saya berangkat ke lokasi shooting
program 100% AMPUH dengan
teman-teman untuk menonton artis
favorit kami yang merupakan
boyband/girlband ala Korea.
26. Saya tetap menonton segmen
Korea program 100% AMPUH
walaupun pengisi acaranya bukan
artis favorit saya.
27. Saya akan menonton segmen
Korea program 100% AMPUH
lewat televisi jika tak dapat hadir
ke lokasi.
Download