X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi. A. Kebijakan Moneter Setiap negara di dunia pasti mengalami atau melakukan kegiatan ekonomi. Hal tersebut terjadi akibat pemerintah bertanggung jawab dalam menjaga kelangsungan dan kestabilan kegiatan ekonomi agar masyarakat negara tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Namun, kegiatan ekonomi yang dilakukan akan memberikan dampak atau akibat tertentu yang jika dibiarkan dapat mengganggu kestabilan perekonomian suatu negara. Dampak tersebut dikenal dengan istilah inflasi. Inflasi selalu berhubungan dengan kenaikan harga barang dan jasa yang diukur dengan nilai moneter tertentu. Nilai moneter yang digunakan untuk mengukur barang dan jasa disebut dengan istilah harga. Dalam hal ini, harga perlu untuk dikendalikan sedemikian rupa agar barang dan jasa yang dihasilkan tetap mampu untuk terjangkau oleh konsumen. Namun ketersediaan barang di pasar terkadang lebih sedikit daripada peredaran uang. Inilah yang memicu terjadinya inflasi sehingga harga barang mengalami kenaikan secara umum dan terus-menerus. Oleh sebab itu, pemerintah perlu untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar. Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar disebut dengan kebijakan moneter. Kela s K T SP Inflasi yang terjadi dalam suatu negara perlu diatasi sebab jika dibiarkan akan merugikan beberapa kelompok masyarakat tertentu. Beberapa ahli mengemukakan mengenai teori inflasi sebagai berikut. 1. Irving Fisher Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher. Teori ini menekankan bahwa inflasi dipengaruhi oleh pertambahan jumlah uang yang beredar dan anggapan masyarakat terhadap kenaikan harga (faktor psikologis). Menurut teori kuantitas, inflasi hanya bisa berlangsung apabila terjadi penambahan jumlah uang beredar. Hal ini terlihat pada rumus berikut. M×V=P×T Keterangan: M= jumlah uang yang beredar V = tingkat perputaran uang, yaitu berapa kali uang berpindah tangan P = tingkat harga T = volume barang dan jasa yang ditransaksikan Menurut teori kuantitas, apabila jumlah uang beredar atau penawaran uang (M) bertambah, maka tingkat harga umum (P) juga akan naik. Hal ini karena anggapan bahwa V dan T konstan atau bergerak stabil. 2. John Maynard Keynes Menurut John Maynard Keynes, inflasi terjadi karena ada sebagian masyarakat yang ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi merupakan proses perebutan bagian keuntungan di antara kelompok-kelompok sosial (pelaku-pelaku ekonomi) yang menginginkan bagian lebih besar dari yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan tersebut terlihat pada keadaan di mana permintaan masyarakat terhadap barang-barang selalu melebihi jumlah barang yang tersedia. Hal ini menimbulkan apa yang disebut dengan celah inflasi atau inflationary gap. Celah inflasi timbul karena golongan-golongan masyarakat berhasil mewujudkan keinginan mereka menjadi permintaan efektif (permintaan berdaya beli) terhadap barang-barang dan jasa. Golongan masyarakat tersebut adalah pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja. Pemerintah berusaha memperoleh pendapatan yang besar dengan cara mencetak uang baru. Pengusaha melakukan investasi dengan modal yang diperoleh dari kredit perbankan. Sementara itu pekerja berusaha memperoleh kenaikan upah/gaji agar bisa lebih banyak membeli barang dan jasa. J.M.Keynes mengemukakan ada tiga motif memegang uang, yaitu 2 motif transaksi untuk memudahkan pembayaran, motif jaga-jaga untuk mengantisipasi kejadian tidak terduga, dan motif spekulasi untuk memperoleh keuntungan. B. Instrumen Kebijakan Moneter Dalam menjalankan kebijakan moneter, pemerintah memiliki beberapa instrumen yang digunakan untuk mengendalikan peredaran jumlah uang di masyarakat. Jenis kebijakan moneter yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Kebijakan Moneter Ekspansif Kebijakan ekspansif adalah kebijakan pemerintah dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini disebut juga kebijakan uang longgar (easy money policy). Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengatasi deflasi, yaitu suatu keadaan di mana harga barang mengalami penurunan secara umum. Keadaan ini tentunya akan merugikan produsen karena harga komoditas mengalami penurunan dan daya beli masyarakat juga melemah. Instrumen yang digunakan oleh pemerintah antara lain menurunkan tingkat suku bunga (politik diskonto), membeli surat berharga (politik pasar terbuka), menurunkan rasio cadangan kas perbankan (giro wajib minimum, dan mempermudah (melonggarkan) syarat pemberian kredit kepada masyarakat. 2. Kebijakan Moneter Kontraktif Kebijakan ini merupakan kebijakan pemerintah dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan kontraktif digunakan untuk mengatasi inflasi. Instrumen yang digunakan pemerintah dalam kebijakan ini adalah menaikkan tingkat suku bunga, menjual surat berharga, menaikkan rasio cadangan kas perbankan, dan kebijakan kredit ketat (prinsip 5C). Super "Solusi Quipper" Mengatasi Inflasi → NaJuNaKe TuBiTuLong Mengatasi Inflasi Instrumen Mengatasi Deflasi Naik Suku bunga Turun Jual Surat berharga Beli Naik Cadangan kas Turun Ketatkan Kredit Longgarkan 3 C. Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian dan Tujuannya Instrumen kebijakan moneter digunakan untuk mengatasi setiap persoalan perekonomian yang terjadi pada suatu negara, baik inflasi maupun deflasi. Hanya saja setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dapat mengakibatkan dampak lain di bidang perekonomian. Misalnya, ketika pemerintah menaikkan tingkat suku bunga untuk mengatasi inflasi maka hal ini tentunya dapat memengaruhi besarnya investasi yang terjadi pada suatu negara sebab nilai investasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Oleh sebab itu, yang perlu menjadi fokus utama dalam kebijakan moneter kali ini ialah hanya mencakup tentang bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi inflasi atau deflasi yang terjadi dalam suatu negara. Dampak lain yang dapat terjadi akibat kebijakan yang dilakukan merupakan persoalan lain yang akan dibahas dalam analisis ekonomi secara makro. Dalam pelaksanaannya, ketika pemerintah melakukan kebijakan moneter maka pihak yang akan terlibat langsung dalam kegiatan ini di antaranya adalah pemerintah (Bank Indonesia), bank umum (konvensional maupun syariah), dan masyarakat. Ketiga pihak ini saling berkaitan sebab kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus dipatuhi oleh semua bank-bank umum dan akan berdampak langsung terhadap masyarakat. Bentuk kebijakan moneter yang dikeluarkan pemerintah akan memengaruhi tingkat likuiditas (jumlah uang beredar) yang terjadi di masyarakat yang pada akhirnya akan memengaruhi tingkat inflasi. Untuk mengetahui besarnya jumlah uang beredar akibat kebijakan moneter dalam bentuk rasio cadangan kas, maka rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut. JUB = 1 × alat likuid CK Keterangan: JUB= Jumlah Uang Beredar CK = Cadangan kas/reserve requirement ratio Contoh Soal Bank X menerima tambahan deposit Rp500 juta dan menyalurkannya sebagai kredit kepada nasabah A setelah dikurangi cadangan wajib perbankan 10%. Jika nasabah A menyimpan pinjamannya pada Bank Y dan bank ini menyisihkan cadangan dengan rasio yang sama serta menyalurkannya sebagai kredit, begitu seterusnya, maka jumlah uang beredar di masyarakat adalah .... 4 Jawaban: 1 JUB JUB== × alat likuid CK 1 × Rp500 juta JUB = 10% JUB = Rp5.000 juta Berdasarkan soal tersebut, penambahan likuiditas akan semakin meningkatkan jumlah uang yang beredar. Itulah sebabnya dalam rangka pengendalian likuiditas yang ada di masyarakat, pemerintah harus mampu mengeluarkan kebijakan moneter yang tepat agar kebijakan tersebut dapat tepat guna. Dapat disimpulkan, tujuan kebijakan moneter adalah sebagai berikut. 1. Menjaga Stabilitas Perekonomian Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan, terkendali, dan berkesinambungan. Artinya, pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia. 2. Tercapainya Stabilitas Harga Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang dan jasa. Interaksi jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Ada kalanya harga naik atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan harga dapat memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila harga cenderung naik terusmenerus, orang akan membelanjakan semua uangnya yang mengakibatkan terjadinya gejala ekonomi yang disebut inflasi. 3. Meningkatkan Kesempatan Kerja Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja. 4. Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, hargaharga barang ekspor akan menjadi lebih murah sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran. 5