Indonesia Dorong Yuan Jadi Mata Uang Utama Dunia Masih tertutupnya pasar finansial Cina perlu diperhatkan. RR. Ariyani JAKARTA – Pemerintah mendorong Yuan menjadi mata uang utama (world reserve currency) seperti yang direkomendasikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) ”Bagus itu”, ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, kemarin. Dengan begitu, menurut dia, manajemen resiko keuangan negara akan lebh terdiversifikasi. Bambang mencontohkan ihwal pembayarab utang negara. Dengan adanya opsi menggunakan yuan, negara bisa mengalihkan kewajiban utang negara dari dolar Amerika Serikat yang nilainya semakin lama membumbung tinggi akibat penguatan kurs negeri Abang Sam tersebut, Sedangkan kewajiban atau utang pemerntah dalam yuan sangat kecil. Pernyataan tersebut merespon rencana IMF menetapkan yang sebagai mata uang dunia selain dolar Amerika Serikat per Oktober mendatang. Penetapam ini diprediksi dapat mengurangi adidaya dolar dan akan ada peralihan penggunaan dolar ke yuan. Pengajuan yuan sebagai mata uang dunia ini dilakukan di antaranya karenaperforma perekonomian Cina melejit dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menilai rencana IMF tersebut bukanlah hal baru. ”Itu isu sudah lama, kita akan menyesuaikan diri”. Tuturnya. Selama ini ada beberapa mata uang yang dijadikan mata uang dunia, seperti dolar, euro dan yen. Pemerintah akan menyiapkandi antaranya dengan memudahkan sistem kliring. Sofayn menjelaskan, selama ini antara Indonesia dan Cina sudah ada perjanjian untuk currency swap. Perjanjian ini memungkinkan transaksi dengan Cina dilakukan dalam bentuk yuan dan rupiah. ”Kami akan merapatkan dengan BI untuk soal ini.” ucapnya. IMF berencana mengumumkan uan sebagai world reserce currency pada Oktober mendatang. Sejumlah kalangan menilai pengumuman ini akan berpengaruh besar bagi perekonomian global. Rencana yuan sebagai reserce currency disebabkan oleh performa perekonomian Cina yang cukup mengagumkan dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, Kepala Ekonom dari PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, pesimistis yuan bakal menjadi mata uang utama karena pasar financial Cina masih tertutup dan sistem politik negara tersebut belum memberi kepastian. Dia menuturkan, Cina masih belum memperbolehkan asing banyak berinvestasi obligasi, pasar modal, dan surat utang negara. Selain itu, kata David, pemerintah Cina dan bank sentralnya ketat mengontrol cadangan devisa dan mata uang yuan. ”Pasar financial juga belum dalam likuid.” tuturnya letika dihubungi. Jumlah bank-bank sentral di berbagai negara yang memegang yuan, menurut David, juga masih terbilang sedikit. Ia menyarankan Bank Indonesia dan pemerintah mengkaji terlebih dahulu soal risiko yuan jika pemerintah ingin memasukkannya menjadi ata uang dunia tersebut. UTANG LUAR NEGERI BERDASAR MATA UANG *: per Mei 2015(Miliar US$) Frank Swiss (CHF) 0,1% 0.3 Rupiah (IDR) 15,2% 45,9 Lainnya 1% 3,1 Euro (EUR) 2,1% 6,4 Total 302,39 Dolar Amerika (US$) 71,8% 217,1 Poundsterling (GBP) 0,15% 0,4 Dolar Singapura (SDR) 1,8% 5,4 Yen Jepang (JPY) 7,8% 23,6 BISNIS KEUANGAN Sabtu, 1 Agustus 2015