PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 2 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Widya Agustina1, Rina Widiana2, Diana Susanti2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT The low learning outcomes of biology students of class X SMAN 2 Koto Baru Dharmasraya District. The learning process is done by teachers only using lecture method. This study aims to find out the application of Problem Based Learning model (PBL) along with video on the biology of students in grade X SMA N 2 Koto Baru Dharmasraya Regency. This type of research is experimental research, using Randomized Control Group Posttest only Design design. The population of this study is the students of grade X SMA N 2 Koto Baru Dharmasraya District. Results are assessed from the coadtive, affective and psychomotor domains. The results of research on the domain of cognitive shows that titung 1.92> ttabel 1.67 which means the hypothesis accepted. In the affective domain is tcount 1.54 <ttabel 1.67 which means the hypothesis is rejected. The optimum value of the psychomotor domain is tcount 1.95> ttable 1.67 which means the hypothesis is accepted. Pbl can incres the learning outcomes of cognitive, and psychomotor aspek on material environment pollution in class X SMAN 2 Koto Baru Dharmasraya Regency. Keywords : Result of learning, environment pollution, learning outcomes affective, coognitive and Psychomotor Domain belajaran apa yang akan digunakan PENDAHULUAN dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru menentukan dalam memilih model-model dan pem- Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 19 Juli 2016. Guru mengalami beberapa masalah pada proses pembelajaran yaitu, guru telah melakukan metode ceramah dan diskusi namun siswa kurang bersemangat dalam belajar dan hanya mengandalkan penjelasan guru tanpa belajar terlebih dahulu, siswa kebanyakan diam. Saat diberi tersebut sangat dekat dengan siswa, kesempatan bertanya kepada guru namun dari materi tersebut terdapat atau dari beberapa komponen yang dianggap pertanyaan guru hanya beberapa sulit atau pemahan yang keliru yaitu, siswa yang menjawab atau mau terjadinya peristiwa rumah kaca, bertanya. Ketika diberi test atau peristiwa hujan asam dan berbagai tugas, jawaban siswa hampir sama usaha untuk melestarikan lingku- dan terkadang dengan bahasa yang ngan. memberi jawaban sama persis, disini dapat diketahui Kebanyakan siswa memiliki bahwa beberapa siswa masih meng- nilai dibawah KKM (Kreteria Ketun- andalkan contekan temannya dalam tasan minimal). KKM yang ditetap- mengerjakan tugas yang diberikan kan guru. Kabupaten Dharmasraya adalah 75. di SMAN 2 Koto Baru Berdasarkan pada hasil obser- Hal ini dapat dilihat dari rata-rata vasi siswa kurang bersemangat untuk nilai ulangan harian III Semester 2 mendalami materi yang diajarkan, kelas X SMAN 2 Koto Baru Tahun dapat dilihat dalam proses pembela- Pelajaran 2015/2016. Adapun nilai jaran dimana siswa kurang berpar- rata-rata ulangan harian III pada tisipasi sehingga hanya sebagian materi siswa saja yang berani mengeluarkan siswa kelas X1=72.82, X2=68.04, idenya X3=67.95, X4=67.05. untuk bertanya tentang Pencemaran Lingkungan, materi. Siswa juga kurang berminat Untuk mengatasi permasa- dalam membaca materi yang akan lahan tersebut diperlukan alternatif diajarkan pemecahan karena terlalu banyak masalah, salah satu konsep dalam pembelajaran biologi, alternatif model pembelajaran yang namun memungkinkan beberapa materi yang dikembangkannya dianggap mudah oleh siswa dan keterampilan berpikir siswa (pena- siswa kurang memperhatikan, sehi- laran, ngga dalam pemecahan masalah adalah hasil yang didapat tidak komunikasi (problem dan Based koneksi) maksimal. Materi tersebut adalah PBL learning). pencemaran lingkungan, karena hal Menurut Tan (2003 dalam Rusman, 2011) Model Problem Based indera pendengaran. Dengan kom- Learning (PBL) merupakan inovasi binasi dua materi ini, pendidik dapat dalam pembelajaran karena dalam men-ciptakan proses pembelajaran PBM kemampuan berpikir siswa yang lebih berkualitas, karena komu- betul-betul dioptimalisasikan melalui nikasi berlangsung lebih efektif. proses kerja klompok atau tim yang Penelitian ini bertujuan untuk sistematis, sehingga siswa dapat Tujuan penelitian ini adalah untuk memberdayakan, mengasah, menguji mengetahui Penerapan Model Pro- dan mengembangkan kemampuan blem Based Learning (PBL) Disertai berpikirnya berkesinam- Video lebih berpengaruh dari pada bungan. Menurut Arends (2013:101) penerapan Motode Ceramah dan seluruh siswa berpartisipasi dalam diskusi terhadap Hasil Belajar Bio- pembelajaran Problem Based Lear- logi Siswa kelas X SMA di SMA ning (PBL) ketika mereka mempela- Negeri 2 Koto Baru Kabupaten jari konten akademis dan keteram- Dharmasraya. secara pilan memecahkan masalah dengan terlibat dalam situasi yang nyata. Untuk menghadirkan situasi yang nyata dengan mengingat keterbatasan waktu dalam pembelajaran, maka diperlukan media yang tepat untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu media yang tepat untuk menghadirkan situasi yang nyata adalah video. Menurut Prastowo (2011: 301) yang menyatakan bahwa video termasuk dalam kategori bahan ajar audio visual atau bahan ajar padang dengar. Bahan ajar Audio visual dan auditif. Materi auditif di tunjukan untuk merangsang METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2017 pada kelas X semester II tahun pelajaran 2016/2017 di SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Eksperi-men. Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized Control-Group Posttest Only Design. Sesuai dengan masalah yang diteliti dan metode yang digunakan, dibutuhkan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel dengan observasi, penilaian kom-petensi pengetahuan dilakukan berupa soal objektif dan penilaian kompetensi Purposive Sampling dengan langkahlangkah sebagai berikut ini. keterampilan pada kelas eksperimen membuat laporan hasil diskusi, sedangkan kelas kontrol membuat a) Mengumpulkan nilai rata-rata resume hasil diskusi. Teknik analisa UH 1 semester II biologi siswa data yang digunakan pada penilaian kelas X SMAN 2 Koto Baru kompetensi sikap, pengetahuan dan Kabupaten Dharmasraya tahun keterampilan pelajaran 2016/2017. dikbud No 104 2015. Penilaian kom- berdasarkan Permen- b) Menghitung nilai rata-rata UH 1 petensi Afektif, koognitif dan Psiko- semester II biologi kelas X tahun motor melalui uji hipotesis (Sudjana, pelajaran 2016/2017. 2005: 239) dan skor rerata yang di- c) Mengambil dua kelas yang konversikan. memiliki rata-rata yang sama atau mendekati sama yang akan menjadi kelas sampel penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh data hasil be- Setelah mendapatkan dua lajar biologi siswa pada kedua kelas kelas sampel kemudian dilakukan sampel yang terdiri dari tiga ranah pemilihan kelas eksperimen dan yaitu ranah afektif, ranah kognitif, kelas kontrol dengan cara diundi, dan ranah psikomotor. maka yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas X3 dan kelas kontrol adalah X 2 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Peni-laian kompetensi sikap berupa lembaran Tabel 1. Tabel Skor Dan Predikat Hasil Belajar Untuk Setiap Kompetensi Kompetensi Uji Hipotesis Keterangan Kelas ekperiment > Kelas Thitung > Ttabel Koognitif Kontrol 1,92 > 1,67 Hipotesis diterima Kelas ekperiment > Kelas Thitung < Ttabel Afektif Kontrol 1,54 < 1,67 Hipotesis ditolak Kelas ekperiment > Kelas Thitung > Ttabel Psikomotor Kontrol 2,20 > 1,67 Hipotesis diterima 1. Ranah Koognitif Dari hasil uji-t didapatkan thitung Problem terdapat Based Learning peningkatan hasil (PBL), belajar =1,92 dan ttabel = 1,67 dengan demikian peserta didik pada kelas eksperimen, thitung > ttabel, maka hipotesis diterima. hal ini didukung oleh pendapat Destalia Hasil Penilaian Ranah Koognitif Pada (2014:222) menjelaskan bah-wa Kelas Eksperimen Dan Kontrol dapat pembelajaran menggunakan mo-del dilihat dari grafik berikut. Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aspek koognitif adan 100 psikomotor. 90 80 76,15 72,29 Rata-Rata Nilai 70 Nilai standar ditetapkan oleh sekolah dimata pelajaran Biologi adalah 75. 60 yang Jadi pada kelas ekperimen bahan pelajaran yang 50 40 diajarkan sudah dikuasai oleh peserta 30 didik dengan nilai rata-rata 76,15. 20 Tahap 10 pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pem- 0 Eksperimen Kontrol belajaran berbasis masalah (Problem based Gambar 1. Rata-Rata Nilai Koognitif Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu sebesar 75% dengan menggunakan model pembelajaran (2013: learning). 113) ada Menurut lima Arends tahapan pembelajaran pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), tahap 1: Orientasi siswa pada masalah, tahap 2: mengorganisasikan siswa untuk belajar, tahap 3: membantu penelitian klompok, mengembangkan dan tahap 4: menyajikan mengevaluasi pemecahan masalah Pada kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran model ceramah dan diskusi ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu 45,83%. Rata-Rata Nilai laporan, tahap 5: menganalisis dan 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Menurut Mudlofir dan Evi (2016: 73) 58,3 47,2 47,2 eksperiment kontrol Menghargai Bertanggung jawab salah satu kekurangan metode ceramah adalah kegiatan menjadi verbalisme 58,7 Gambar 2. karena proses penyaji-annya hanya guru yang banyak berbicara, peserta Rata-Rata Nilai Afektif Siswa pada Masingmasing Indikator. didik hanya mengandalkan kemampuan Selama proses belajar pem- auditif. Permasalahannya peserta didik belajaran berlangsung penilaian ranah memiliki kemampuan yang tidak sama afektif ini dinilai oleh satu obsever. dalam menangkap materi pelajaran Pada melalui pendengaran. Pada kelas kon- indikator penilain yaitu bertanggung trol ketuntasan hasil belajar peserta jawab dan menghargai pendapat teman didik hanya 72,29 berarti bahan yang dalam proses pembelajaran Pada indi- diajarkan kurang dikuasai oleh peserta kator menghargai nilai rata-rata yang didik. didapatkan adalah 58,7 dan ranah afektif terdapat dua pada indikator bertanggung jawab adalah 1. Ranah Afektif 58,3. Pada kelas eksperimen meng- Dari hasil uji-t didapatkan thitung gunakan model pembelajaran Problem =1,54 dan ttabel = 1,67 dengan demikian Based Learning (PBL), sedangkan thitung > ttabel, maka hipotesis ditolak. masalah yang dihadirkan untuk di Hasil Penilaian Ranah Afektif dapat diskusikan oleh peserta didik disajikan dilihat dari grafik berikut. melalui media video, yang mana video tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran setiap pertemuan. Menu- rut Prastowo (2011: 301) yang menya- sudah mengerti apa yang dijelaskan takan bahwa video termasuk dalam atau belum.Walaupun ketika siswa kategori bahan ajar audio visual atau diberi kesempatan untuk bertanya, dan bahan ajar padang dengar. Saat peserta tidak ada seorang pun yang bertanya, didik tampil untuk diskusi sebagian semua itu tidak menjamin sisiwa itu besar dari peserta didik untuk bertanya paham. dan mengeluarkan ide dan pendapatnya Meski terdapat perbedaan nilai lebih banyak dari pada kelas kontol, afektif kelas eksperimen dan kelas meskipun belum secara keseluruhan, kontrol, namun perbedaan tersebut ini dikarnakan kebiasaan siswa yang tidak terlalu jauh. Sehingga hipotesis monoton hanya mendengarkan saja. ditolak, karena tidak ada perbedaan Pada ranah afektif terdapat dua yang signifikan, hal tersebut dipeng- indikator penilain yaitu bertanggung aruhi dengan kebiasaan belajar peserta jawab dan menghargai pendapat teman didik yang monoton. Hal tersebut dalam didukung salah satu pendapat Arends proses pembelajaran Pada indikator menghargai nilai rata-rata (2013 :107) yaitu, yang didapatkan adalah 47,2 dan pada based learning (PBL) sangat sederhana indikator bertanggung jawab adalah dan 47,2. pokoknya, namun pelaksanaan efektif Pada kelas kontrol dengan metode ceramah nampak bosan dan mudah di model pahami problem gagasan dari model tersebut lebih sulit. kurang memperhatikan saat diterangkan siswa diam, namun saat ditanya kembali materi yang telah diterangkan siswa banyak diam, begitu pula saat di berikan kesempatan bertanya, hanya peserta didik tertentu yang bisa menjawab pertanyaan dan mau bertanya. Hal tersebut didukung pendapat Dharma (2008:14) salah satu kelemahan metode ceramah adalah sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa 2. Ranah Psikomotor Dari hasil uji-t didapatkan thitung =2,20 dan ttabel = 1,67 dengan demikian thitung > ttabel, maka hipotesis diterima. Hasil Penilaian Ranah Afektif pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari grafik berikut. Rata-Rata Nilai 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 kerapian, kebersihan dan kejelasan 78,3 dalam penulisan laporan diskusi pada 59,03 60 kelas eksperimen 61,45. Hal ini didu- 61,45 kung oleh pendapat Astuti (2015:76) 41,32 38 Eksperi men Kontrol model pembelajaran PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada materi pencemaran lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat pada Keleng kapan Kesesu aian Kebersihan dan kerapian Gambar 3. Rata-Rata Nilai Pisikomotor Siswa Pada Masing-masing Indikator. isi laporan siswa dalam mengidentifikasi masalah saat diskusi dikelas eksperimen. Pada kelas kontrol juga terdapat tiga indikator penilain yaitu, (1) kelengkapan Resume, (2) kesesuaian isi resume, Menurut Kunandar (2013: 249) (3) kerapian, kebersihan dan kejelasan ranah psikomotor atau penilaian kom- dalam penulisan Resume. Pada indi- petensi keterampilan merupakan ranah kator kelengkapan resume pada ke-las yang berkaitan dengan keterampilan kontrol 38. Pada indikator keleng- (skill) bertindak kapan resume pada kelas kontrol 60. setelah seseorang menerima penga- Pada indikator kerapian, kebersihan laman belajar tertentu. Pada ranah dan kejelasan dalam penulisan resume psikomotor pada kelas eks-perimen pada kelas kontrol 41,32. Pada kelas terdapat tiga indikator penilain yaitu, kontrol banyak siswa yang diam saat (1) kelengkapan laporan diskusi, (2) pembelajaran dengan metode ceramah, kesesuaian isi laporan, (3) kerapian, kemudian guru memberi kepada peser- kebersihan dan kejelasan dalam penu- ta didik kesempatan untuk bertanya lisan laporan. Pada indikator keleng- kepada guru dan berdiskusi dengan kapan laporan diskusi pada kelas teman terdekatnya dalam pembuatan eksperimen 70,8, pada indikator kese- resume, namun peserta didik yang suaian isi laporan diskusi pada kelas bertanya hanya satu atau dua orang saja eksperimen 59,3 dan pada indikator dan yang lainnya banyak diam, hasil atau kemampuan resume yang dibuat hanya sebatas ceramah dari guru. Hal tersebut didukung pendapat Dharma (2008:14) salah satu kelemahan metode ceramah yaitu, materi yang dikuasi siswa hanya sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang diberikan guru. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi sistem pencemaran pada ranah kognitif dan psikomotor di kelas X SMAN 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. DAFTAR PUSTAKA Arends, R. I. 2013. Belajar Untuk Mengajar. Jakarta: Salemba Humanika. Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Astuti, H. R. 2015. Penerapan Problem Based Learning pada Materi Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas X MIA 3 SMA N Surakarta. Jurnal pendidikan Vol. 7 No.3 Oktober 2015. (Online). (Diakses 4 September 2017) Dharma, S. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Destalia, Lendy. 2014. Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Dengan Metode Eksperimen pada Materi Pencemaran Ling-kungan. Jurnal pendidikan Vol. 3 No.4 November 2014. (Online) (Diakses 4 September 2017) Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Depok: Rajagrafindo Persada. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran Yang Menarik Dan Menyenangkan. Yogjakarta: Diva Press. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.