PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERFIKIR BERPASANGAN BERBAGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN KPK DAN FPB KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02/I KEMBANG SERI NURHASANAH1), Eka WARNA1), dan HARIZON1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi Abstrak. Mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah salah satu mata pelajaran wajib yang memiliki banyak peran penting dalam membantu perkembangan siswa, namun kenyataannya hasil belajar masih rendah hal ini disebabkan selama ini guru dalam kegiatan belajar mengajar masih menggunakan model, strategi belajar yang kurang begitu tepat dengan materi yang akan disampaikan seperti metode ceramah, Tanya jawab dan lain sebagainya. Belum pernah menggunakan model kooperatif. Untuk itu seorang guru perlu menciptakan dan memilih suatu model pembelajaran yang tepat, salah satunya dengan memerikan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi. Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki proses belajar siswa berdampak pada peningkatan hasil belajar. Proses diperbaiki berupa hasil yang meningkat pada konsep KPK dan FPB dengan model kooperatif tipe berpikir berpasang berbagi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02/I Kembang Seri Kabupaten Batanghari. Model yan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini untuk pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Negeri 02/I Kembang Seri Kabupaten Batanghari adalah model Model Kooperatif Tipe Berpikir Berpasang Berbagi yang penulis rancang dalam 3 siklus tindakan yaitu rancangan penelitian, perencanaan tindakan, observasi, refleksi, pengumpulan data, analisis data yang diolah untuk mengukur kemampuan siswa dalam mempelajari KPK dan FPB. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, pada siklus 1 yaitu 43.4% siklus II 73.9% dan pada siklus III adalah 91.3%. Dari hasil penelitian yang menggunakan model kooperatif tipe berpikir berpasang berbagi, hendaknya para guru menerapkan model tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kata Kunci: KPK dan FPB, Berpikir Berpasang Berbagi, Proses Belajar Matematika. PENDAHULUAN Pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik secara individu maupun bermasyarakat. Keberadaan pendidikan seiring dengan keberadaan manusia itu, pendidikan tersebut dapat diperaoleh secara informal dan formal. Untuk itu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk berpikir. Pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada kemampuan peserta didik untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika peserta didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi miskin akan aplikasi. Kegiatan belajar mengajar akan efektif jika diterapkan suatu model pembelajaran yang cocok untuk mempelajari materi yang diberikan sesuai dengan pengalaman yang akan dipelajari peserta didik. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran tersebut merupakan suatu model pembelajaran yang menghendaki peserta didik belajar dalam kelompik-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi, salah satunya adalah berpikir berpasang berbagi. model pembelajaran berpikir berpasang berbagi diterapkan dengan alasan dapat merangsang peserta didik berpikir dan mengeluarkan pendapat sendiri dan bersungguh-sungguh ikut menyumbangkan kemampuannya menghadapi masalah yang dihadapi oleh peserta didik lain. Hasil belajar yang baik sangat ditentukan oleh pengajaran yang dilakukan, dalam proses pengajaran yang menentukan adalah guru dan siswa. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), rata-rata nilai Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02/I Kembang Seri tahun pelajaran 2012/2013 masih relative rendah yaitu dibawah standar ketuntasan hasil belajar yang ditentukan sekolah yaitu untuk mata pelajaran matematika adalah 60. Dari hasil observasi di Sekolah Dasar Negeri 02/I Kembang Seri, bahwa kemampuan menghitung KPK dan FPB nilai rata-ratanya baru mencapai 55. Berdasarkan nilai rata-rata semester tersebut dapat diketahui bahwa materi pelajaran yang disampaikan oleh guru belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Jadi untuk mencapai hasil belajar yang baik perlu memberi alternative pemecahan yaitu dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bentuk guru sebagai peneliti, kemudian peneliti dibantu guru lain yang berperan sebagai pengamat. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02/I Kembang Seri yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV. Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi dan refleksi. Data yang diperoleh adalah data hasil belajar matematika pada setiap kegiatan dari tes akhir. Analisis dilakukan secara berkala setiap siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui data berupa nilai dalam bentuk angka. Untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan pembelajaran yang hendak dicapai. Siswa dinyatakan tuntas jika siswa tersebut telah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes setiap akhir siklus, langsung diolah dan dianalisis, kendala yang ditemui di lapangan digunakan untuk merevisi tindakan berikutnya. Siklus I Data observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: No 1 1 Melakukan apersepsi dan mengabsen siswa√ Mengimformasikan 2 Skor Hasil yang diamati indikator 2 3 Jumlah 4 5 Skor √ 3 √ 3 √ 3 dan menginformasikan matei yang akan dipelajari Membagi 3 kelompok siswa secara kedalam beberapa heterogen yang berjumlah 2-3 orang 4 5 Siswa diminta untuk mendiskusikan materi pelajaran yang sedang dibahas Membimbing siswa dalam melakukan diskusi √ 4 √ 4 Memberi tes terhadap materi yang sudah 6 dipelajari 7 Membagikan hasil tes kepada siswa √ 3 √ 3 Memberi penghargaan kepada siswa 8 √ yang kerjanya bagus 9 Menyimpulkan materi pelajaran 10 Memberi pekerjaan rumah 4 √ 3 √ 2 Jumlah 32 Persentase 64% Kategori Cukup Dari hasil observasi terhadap lembar observasi pada kegiatan pembelajaran disiklus I, maka aktifitas siswa dapat disimpulkan : No Siklus I Indikator F % 1. Siswa serius dan aktif dalam kegiatan belajar 15 65 2. Siswa mengerjakan soal tes yang diberikan dengan tuntas 15 65 3. Siswa bekerja sama dalam kelompok sikusinya 14 60 4. Mengerjakan soal yang belum tuntas 8 35 52 225 Aktifitas keseluruhan Rata-rata 56,5 56,2 Hasil pengamatan mengenai hasil belajar siswa pada siklus I ini dapat dilihat dari tabel berikut : No Hasil Belajar Jumlah Siswa Keterangan 1 86 – 100 2 Tuntas 2 70 – 85 8 Tuntas 3 56 – 69 13 Tidak Tuntas 4 41 – 55 0 5 <40 0 Jumlah 23 Daya Serap 43,4% Siklus II Data observasi aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: No 1 1 2 3 Melakukan apersepsi dan mengabsen siswa√ Mengimformasikan 2 Skor Hasil yang diamati indikator Jumlah 4 5 Skor √ 4 √ 4 dan menginformasikan matei yang akan dipelajari Membagi 3 kelompok siswa secara kedalam beberapa heterogen yang √ 3 berjumlah 2-3 orang 4 5 6 7 8 Siswa diminta untuk mendiskusikan materi pelajaran yang sedang dibahas Membimbing siswa dalam melakukan diskusi Memberi tes terhadap materi yang sudah dipelajari Membagikan hasil tes kepada siswa Memberi penghargaan kepada siswa yang kerjanya bagus 9 Menyimpulkan materi pelajaran 10 Memberi pekerjaan rumah √ 4 √ 4 √ 4 √ 4 √ 4 4 √ 4 Jumlah 39 Persentase 78% Kategori Baik Dari hasil observasi terhadap lembar observasi pada kegiatan pembelajaran disiklus II, maka aktifitas siswa dapat disimpulkan : No Siklus I Indikator F % 1. Siswa serius dan aktif dalam kegiatan belajar 18 78,2 2. Siswa mengerjakan soal tes yang diberikan dengan tuntas 17 73,9 3. Siswa bekerja sama dalam kelompok sikusinya 17 73,9 4. Mengerjakan soal yang belum tuntas 6 23 Aktifitas keseluruhan 58 252 Rata-rata 63 63 Hasil pengamatan mengenai hasil belajar siswa pada siklus II ini dapat dilihat dari tabel berikut : No Hasil Belajar Jumlah Siswa Keterangan 1 86 – 100 5 Tuntas 2 70 – 85 12 Tuntas 3 56 – 69 6 Tidak Tuntas 4 41 – 55 0 5 <40 0 Jumlah 23 Daya Serap 73,9 Siklus III Data observasi aktivitas guru pada siklus III dapat dilihat pada tabel berikut: No 1 1 Melakukan apersepsi dan mengabsen siswa√ Mengimformasikan 2 Skor Hasil yang diamati indikator 2 3 Jumlah 4 5 Skor √ 4 √ 4 √ 4 dan menginformasikan matei yang akan dipelajari 3 Membagi kelompok siswa secara kedalam beberapa heterogen yang berjumlah 2-3 orang 4 5 6 7 8 Siswa diminta untuk mendiskusikan √ materi pelajaran yang sedang dibahas Membimbing siswa dalam melakukan diskusi Memberi tes terhadap materi yang sudah dipelajari Membagikan hasil tes kepada siswa Memberi penghargaan kepada siswa yang kerjanya bagus 9 Menyimpulkan materi pelajaran 10 Memberi pekerjaan rumah 5 √ 4 √ 4 √ 4 √ 4 √ 4 √ 5 Jumlah 42 Persentase 84% Kategori Baik Sekali Dari hasil observasi terhadap lembar observasi pada kegiatan pembelajaran disiklus III, maka aktifitas siswa dapat disimpulkan : No Indikator Siklus I F % 1. Siswa serius dan aktif dalam kegiatan belajar 23 100 2. Siswa mengerjakan soal tes yang diberikan dengan tuntas 21 91,3 3. Siswa bekerja sama dalam kelompok sikusinya 21 91,3 4. Mengerjakan soal yang belum tuntas 2 8,6 67 291 Aktifitas keseluruhan Rata-rata 72,8 72,8 Hasil pengamatan mengenai hasil belajar siswa pada siklus III ini dapat dilihat dari tabel berikut : No Hasil Belajar Jumlah Siswa Keterangan 1 86 – 100 4 Tuntas 2 70 – 85 17 Tuntas 3 56 – 69 2 Tidak Tuntas 4 41 – 55 5 <40 Jumlah 91,3% Daya Serap Data yang diperoleh diolah dengan dua cara. Data aktivitas belajar diolah dengan teknik presentase, sedangkan hasil belajar diolah dengan teknik ketuntasan belajar dengan perbandingan rata-rata kelas. PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan penelitian meningkatkan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02/I Kembang Seri dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02/I Kembang Seri Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari pokok bahasan KPK dan FPB, dapat ditingkatkan dengan model kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi untuk siklus I pelaksanaan tindakan diberikan yaitu siswa diberi nilai akhir pembelajaran maka diperoleh rata-rata siklus I 56,5% dengan kategori cukup, sedangkan pada siklus II adalah 63% dengan kategori baik dan pada siklus III adalah 72,8% dengan kategori sangat baik. Saran. Hendaknya para guru dapat menggunakan model kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi yang menarik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat dikembangkan dengan konsep lain, untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Eka Warna dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press Hamalik, O.2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Isjoni. 2007. Cooperative Learning (efektifitas pembelajaran kelompok). Bandung: Alfabeta. Sudijono, A.2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press