BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di sebagian besar pusat kota menggunakan sumber energi yang tidak terbarukan. Penggunaan sumber energi yang tidak terbarukan bisa menyebabkan perubahan iklim, polusi udara, bisa mengakibatkan masalah lingkungan, kesehatan manusia, dan mungkin bisa menjadi ancaman serius pada pembangunan berkelanjutan. Sedangkan energi yang berkelanjutan dan penggunaannya dapat ditingkatkan dengan mendorong efisiensi energi, bisa dengan cara seperti kebijakan harga, penggantian bahan bakar, melakukan energi alternatif, adanya akutan massal dan kesadaran publik. Pemukiman manusia dan kebijakan energi harus aktif dalam koordinasi. Dikutip dari dokumen PBB mengenai Agenda Kebiasaan bab IV: C. Pembangunan pemukiman manusia berkelanjutan di dunia urbanisaisi (1996), melakukan efisiensi penggunaan energi yang berkelanjutan dengan beberapa hal seperti: • Perencanaan kota dan desa dengan solusi desain yang kondusif untuk mengefisiensi penggunaan energi dan adanya perhatian pada pemakaian energi yang sudah pernah dipakai. • Memberikan langkah-langkah yang tepat untuk penggunaan sumber energi yang terbarukan yang aman dan bisa meningkankan efisiensi penggunaan energi pada kehidupan manusia. • Mempromosikan sistem hemat energi, dengan mendukung langkah-langkah inovatif hemat energi di generasi sekarang, melakukan gabungan sistem pemanas dan pendingn yang memanfaatkan kembali limbah panas. • Mendorong penelitian, melakukan pengembangan dan pengembangan sistem transportasi rendah energi dan menggunakan sumber energi terbarukan, seperti matahari angin dan energi biomassa. 1 2 • Mendorong negara-negara berkembang untuk melakukan kerja sama dan pertukaran pengetahuan, pengalaman dalam pengeluaran bahan bakar bensil timbal, seperti penggunaan etanol biomassa sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. • Melakukan tindakan teknologi ramah lingkungan dalam rehabilitasi industri dan adanya pembangunan baru yang hemat energi. • Adanya dukungan untuk program pengurangan dan netralisasi gas emisi yang polusi yang berasal dari generasi sekarang pada transportasi dan penggunaan energi. • Mendorong dan memproduksi pendidikan dan media publik untuk mendorong daur ulang, penggunaan kembali dan mengurangi konsumsi energi. • Melakukan penggunaan energi matahari dan teknologi listrik, desain hemat energi, ventilasi dan meningkatkan isolasi bangunan untuk mengurangi konsumsi energi di gedung-gedung. • Mendorong penggunaan produk limbah industri dan pertanian yang aman atau lainnya yang rendah energi dan mendaur ulang bahan banguanan dalam konstruksi. • Mempromosikan pengembangan teknologi ramah lingkungan, termasuk pengurangan senyawa logam pada sebagian bahan bakar transportasi, dan melakukan kegiatan yang baik dalam penggunaan energi. Dari beberapa tindakan diambil desain hemat energi atau mengurangi konsumsi energi di gedung. Dan memberikan langkah-langkah pada penggunaan sumber energi yang terbarukan untuk efisiensi penggunaan energi. Penghematan energi bisa menurunkan konsumsi energi. Hal ini bisa mengurangi naiknya biaya energi dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi. Selain itu, dengan pengurangan energi ini bisa mencegah atau mengurangi perubahan iklim, bisa memudahkan digantinya sumber yang tidak dapat diperbarui dengan sumber yang bisa diperbarui. 3 Di Indonesia merupakan iklim tropis yang bisa dipergunakan dalam merancang bangunan. Dalam merancang bangunan baiknya menghindari panas sebanyak mungkin dan dibuat banyak bukaan untuk mendapat penghawaan sehingga lebih hemat energi. Untuk penghematan energi terutama pada listrik, selain dalam merancang bangunan yang baik, bisa dilakukan beberapa tindakan seperti mematikan alat-alat listrik yang tidak digunakan, menggunakan bahan bakar yang dapat diperbarui, melakukan pengontrolan pada alat-alat listrik, menggunakan lampu hemat energi. Untuk penghematan energi ini salah satunya adalah dengan menggunakan alat panel surya. Panel surya ini bisa menjadi alternatif energi listrik. Dari buku Architecture in a Climate of Change(2012), disebutkan keuntungan menggunakan solar panel yaitu mendapatkan listrik langsung, penggunaan listrik tidak merugikan lingkungan yang menyebabkan kerugian, dan tidak perlu tambahan lahan. Penggunaan panel surya perlu diperhatikan pada penggunaan maupun pemasangannya. Penggunaan untuk menghasilkan energi listrik searah (DC) yang diperlukan alat inverter untuk diubah ke listrik bolak-balik (AC) sehingga bisa menyalakan alat elektronik. Dan untuk pemakaian alat elektronik juga diperhatikan, tidak semua pemakaian listrik alat elektronik bisa digantikan oleh panel surya, seperti pendingin ruangan yang memerlukan pemakaian listrik besar tidak dapat digantikan oleh panel surya. Hanya alat elektronik yang pemakaian listrik kecil seperti lampu, kipas angin, TV. Sedangkan pemasangan perlu diperhatikan pada arah pergerakan matahari, kemudian pemasangan menghadap ke utara dikarenakan letak Jakarta berada pada posisi bawah khatulistiwa. Untuk bangunan yang akan dipakai adalah gedung balai rakyat Palmerah. Pemilihan gedung balai rakyat karena dari surat Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 13 tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air pada poin ke pertama yaitu melakukan langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan air di lingkungan masing-masing gedung kantor atau bangunan yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah. Pada poin ke dua disebutkan penghematan energi berupa penghematan listrik sebesar 20% dihitung dari rata-rata penggunaan listrik. Selain dari surat juga pemilihan bangunan balai rakyat ini bertujuan untuk memberikan efek pada masyarakat sekitar untuk ikut program penghematan energi. 4 Pada gedung balai rakyat di Palmerah ini lebih memfokuskan pada pemakaian listrik yang digantikan oleh panel surya pada malam hari dan acara besar pada sore hari hingga malam, sedangkan pada siang hari menggunakan pencahayaan alami dengan bukaan pada bangunan balai rakyat sehingga pada panel surya melakukan pengisian listrik ke baterai. Gedung balai di Palmerah yang sekarang, area tempat duduk untuk acara merupakan area terbuka sehingga memerlukan pemasangan tenda juga area terbuka dijadikan tempat parkir dan tempat olah raga. Pada gedung balai rakyat ini akan di bangun ulang dengan ruang yang bisa dipakai untuk kegiatan acara seperti pengajian, pernikahan, syukuran, untuk para tamu yang hadir berada dalam gedung balai rakyat itu. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana mendesain balai rakyat yang hemat energi melalui desain atap sebagai perletakan panel surya? 1.3 Tujuan Penelitian Membuat bangunan balai rakyat yang bisa digunakan oleh masyaratat sekitar untuk kegiatan yang akan dilaksanakan di balai rakyat. Dengan memberikan ruangruang tambahan yang sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan di bangunan balai rakyat dan pemasangan panel surya sebagai pelengkap untuk penghematan energi yang akan digunakan saat malam untuk kegiatan atau acara. 1.4 Ruang Lingkup Pemilihan bangunan balai rakyat yang akan dirancang ulang yang mana bisa dipakai oleh warga sekitar. Pada balai rakyat yang sekarang bangunan eksisting memiliki kekurangan yang mana pada ruang kosong digunakan sebagai tempat parkir pada saat tidak ada acara, dan saat acara mobil harus diparkir di luar karena untuk digunakan sebagai tempat duduk untuk para tamu. Dan untuk kedepannya bangunan balai rakyat ini akan dibuat untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar, untuk lahan kosong sebagai tempat parkir akan diubah menjadi ruangan bagi tamu 5 saat acara berlangsung dan dibuat ruangan untuk pengajian yang mana juga sebagai aktifitas dasar pada bagunan balai rakat yang ada sekarang. 1.5 State of the art Di jurnal Henriette Imelda dan Fabby Tumiwa (2013) tentang Peningkatan Akses Energi: Inisiatif Energi Berkelanjutan untuk Semua dan Implikasinya pada Indonesia, Energi agak sulit dicapai dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan pada pembuatan pangan. Meski energi bukan kebutuhan bagi manusia, untuk memenuhi energi itu sangat lah penting. Untuk itu diperlukan energi baru yang bisa menggantikan energi yang ada (energi fosil). Jurnal Liek Ek Bien (2008), dengan judul Perancangan Sistem Hibrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dengan Jala-Jala Listrik PLN untuk Rumah Perkotaan, penggunaan panel surya bisa mensuplai hingga 30% dari listrik PLN yang mana pada saat siang panel melakukan pengisian listrik dan saat malam baru menggunakan panel. Di artikel Andrew Scott (2012) pada Sustainable energy for all: a balance of objectives, penggunaan energi dengan listrik terutama di negara maju lebih meningkat dari pada negara lain. Pada negara industri dan berkembang perlu diperhatikan pada pembangunan yang rendah karbon, memperdulikan area hijau dan membuat sistem energi karbon rendah. Jurnal Li Jingcheng (2010) pada Application of Solar Panel, penggunaan panel surya banyak digunakan, di Cina sana banyak menggunakan energi alami seperti matahari atau angin untuk mendapatkan energi yang bisa digunakan pada kehidupan sehari-hari. Jurnal Khademul Islam Majumder (2010) pada Improvement of Efficiency for Solar Photovoltaic Cell Application, disebutkan penggunaan panel surya perlu diperhatikan arah matahari ini akan membantu meningkatkan energi listrik yang dihasilkan, juga panel surya ini sangat membantu dalam krisis listrik. Kesimpulan dari jurnal-jurnal berupa penggunaan panel surya bisa diterapkan di bangunana balai rakyat sebagai penambahan listrik. Dengan memperhatikan peletakan panel di atap bangunan untuk mendapat listrik dari panel yang bisa digunakan. 6 7