kerangka kebijakan dan instrumen regulasi konservasi dan

advertisement
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KERANGKA KEBIJAKAN DAN
INSTRUMEN REGULASI
KONSERVASI DAN EFISIENSI ENERGI
Oleh:
Ir. Maryam Ayuni
Direktur Konservasi Energi
Dipresentasikan pada :
“Workshop: Membuka Potensi Investasi untuk Efisiensi Energi di Indonesia”
Jakarta, 31 Januari 2012
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DAFTAR ISI
I.
II
II.
III.
IV.
V.
Pendahuluan
Kerangka Kebijakan dan Instrumen Regulasi
Potensi Konservasi Energi
Program Konservasi Energi
Penutup
p
2
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
MENGAPA DIPERLUKAN KONSERVASI ENERGI?
DAYA SAING NASIONAL
MENINGKATKAN
PENGHEMATAN ENERGI
MENGURANGI
PENGGUNAAN ENERGI
KURANG EFISIEN
Harga energi terutama
energi fosil meningkat
GAP PERMINTAAN ENERGI
DAN PASOKAN ENERGI
Memberikan kesempatan
akses energi secara merata
EMISI
Mengurangi emisi CO2
dari penggunaan energi
fosil
3
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DAFTAR ISI
I.
II
II.
III.
IV.
V.
Pendahuluan
Kerangka Kebijakan dan Instrumen Regulasi
Potensi Konservasi Energi
Program Konservasi Energi
Penutup
p
4
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN ENERGI
ENERGY SUPPLY SIDE MANAGEMENT
SUPPLY
Energi Fosil dengan biaya Energi
Fosil dengan biaya
berapapun
(Malah Disubsidi)
ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT
DEMAND
DEMAND
Kebutuhan Energi
Kebutuhan
Energi
Sektoral yang belum efisien:
‐RumahTangga
‐ Transportasi
‐ Industri
‐ Komersial
Kebutuhan Energi
Sektoral yang Efisien:
‐RumahTangga
‐ Transportasi
‐ Industri
‐ Komersial
Energi Terbarukan
Sebagai Alternatif
Saat ini:
1.
2.
3.
3
4.
Kebutuhan energi belum efisien
Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan energi
fosil dengan biaya berapapun dan malah disubsidi
Energi terbarukan hanya sebagai alternatif
Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan
adalah menyia-nyiakan karunia Tuhan
(KONSERVASI)
SUPPLY
Maksimalkan Penyediaan
dan Pemanfaatan Energi Terbarukan dengan harga Avoided Fossil Energy
Avoided Fossil Energy Costs
(DISVERSIFIKASI)
Energi Fosil sebagai Faktor Penyeimbang
y
g
Ke depan:
1.
2.
3.
4.
Efisienkan kebutuhan energi
Maksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi
terbarukan, paling tidak dengan harga pada avoided
fossil energy cost
cost, bila perlu disubsidi
Energi fosil dipakai sebagai penyeimbang
Sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan
adalah sebagai warisan untuk anak-cucu / diekspor
5
ARAH KEBIJAKAN ENERGI
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
BAU
21,9
%
Gas
4,8%
EBT
EBT
3%
46,9
% Oil
Peraturan
Presiden
No. 5/2006
EBT
17%
Gas
21%
26,4
%
Coal
Oil
42%
Gas
30%
Coal
34%
3298
MBOE
VISI 25/25
Oil
20%
Coal
33%
3200
Million BOE
EBT
Coal
1649
MBOE
2785
Million BOE
21,9%
,
Oil
46,9%
2010
Note: 1 TOE = 7,33 BOE
17%
25 %
EBT
33%
20,6%
4,8 %
26,4 %
Gas
32%
Coal
32%
Coal
30%
20%
Gas
20%
23%
Oil
41.7%
2015
DIVERSIFIKASI
ENERGI
1066
MillionBOE
34.6%
20%
Gas
23%
Oil
KONSERVASI
ENERGI
(15.6%)
3,1%
2419
MBOE
25%
EBT
2020
2025
6
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
KOMITMEN NASIONAL PENGURANGAN EMISI GRK
Peraturan Presiden no. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
Upaya
sendiri
26%
(767 jt Ton)
(767 jt
Kehutanan, Gambut,
Pertanian
680 Juta Ton
Energi, Industri dan
Transportasi
39 Juta Ton
Limbah
48 Juta Ton
41%
Upaya sendiri dan
dukungan
i t
internasional
i
l
Melalui pengembangan energi baru terbarukan, pelaksanaan konservasi energi, dan perluasan i d
l
penggunaan energi fosil rendah karbon (fuel g)
switching)
7
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
KEBIJAKAN-REGULASI
KEBIJAKAN
REGULASI KONSERVASI ENERGI
1982
Instruksi Presiden No. 9/1982 tentang
g Konservasi Energi
g
Rencana Induk Konservasi Energi tahun 1995 dan revisi tahun
2005
1995
UU No. 28 / 2002 tentang Bangunan
2002
2006
KEBIJAKAN
KONSERVASI
ENERGI
2007
2008
2009
2011
Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang
K bij k Energi
Kebijakan
E
i Nasional
N i
l
UU No. 30/2007 tentang Energi
Instruksi Presiden No. 2/2008 tentang Penghematan
Energi dan Air (diganti) pada 2011
Peraturan Pemerintah No.70/2009 tentang Konservasi Energi
Instruksi Presiden No.
No 2/2008 tentang Penghematan Energi dan Air
Peraturan Menteri No.6/2011 tentang Pembubuhan Label Tanda
Hemat Energi Untuk Lampu Swabalast
8
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
KERANGKA REGULASI
Undang-Undang Beserta Turunannya
UU No. 30 / 2007
TENTANG ENERGI
Perpres No. 5/2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional
PP No.70/2009
Tentang Konservasi Energi
Tanggung Jawab
Regulasi
g
Terkait
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah, daerah kabupaten/ kota,
pengusaha dan masyarakat.
Perpres No. 61/2011 tentang
Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Emisi Gas
Rumah Kaca
Inpres No. 13/2011 tentang
P
Penghematan
h
t Energi
E
i dan
d Air
Ai
Pelaksanaan
Konservasi Energi
Standar dan label
Peraturan MESDM No. 6/2011 tentang
Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi
Untuk Lampu Swabalast
Kemudahan, Insentif
dan Disinsentif
Peraturan MESDM No. 13/2010 dan
No.14/2011 tentang Standar Kompetensi
Manajer Energi
Pembinaan dan
Pengawasan
9
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PELAKSANAAN KONSERVASI ENERGI
(UU No. 30/2007 tentang Energi : Pasal 25
PP No. 70/2009 tentang Konservasi Energi : Pasal 9 - 14)
TAKSONOMI MANAJEMEN ENERGI
Survey
SDE
Sumber Daya Energi
(Resources)
Eksplorasi
CSDE
Langsung
SE
Eksploitasi
Cadangan Sumber Daya
Energi (Reserves)
Sumber Energi
Pasal 10 : Penyediaan Energi
- Perencanaan
- Pemilihan instalasi/proses
- Pengoperasian sistem yang efisien
Pasal 11 :
Pasal 11 : Eksplorasi
Pengusahaan Sumber Sumber Energi (SE)
Daya Energi (SDE)
Penerapan Teknologi
yang Efisien
Penerapan Teknologi
yang Efisien
- Rumah tangga
- Komersial
Konversi/
Tdk
Langsung
- Industri
BCG
- Transportasi
Useful Energy
B: Bahang/Heat
Pasal 12 : Pemanfaatan Energi C: Cahaya/Light
Penggunaan yang
G: Gerak/Mechanic
hemat dan efisien
Pasal 11 : Eksploitasi
Energi (E)
Penerapan Teknologi
yang Efisien
Pasal 14 :
Konservasi Sumber
Daya Energi (SDE)
Prioritas, Jumlah dan
Pembatasan
Penggunaan SDE
10
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
INPRES NO. 13/2011
TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR
ƒ
Instruksi : Pimpinan lembaga pemerintahan pusat/daerah untuk
melakukan langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan air
ƒ
Membentuk Gugus Tugas di lingkungan masing-masing
mengawasi pelaksanaan penghematan energi dan air.
ƒ
Target Penghematan:
untuk
9 Penghematan listrik sebesar 20%
9 Penghematan pemakaian BBM Bersubsidi sebesar 10%
9 Penghematan
g
air sebesar 10%
11
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DAFTAR ISI
I.
II
II.
III.
IV.
V.
Pendahuluan
Kerangka Kebijakan dan Instrumen Regulasi
Potensi Konservasi Energi
Program Konservasi Energi
Penutup
p
12
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
DI SEKTOR RUMAH TANGGA
ƒ POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DIPERKIRAKAN MENCAPAI 30
30%.
ƒ Disebabkan kurang kesadaran melakukan hemat energi dan penggunaan
peralatan pemanfaat listrik yang belum efisien
Jenis Peralatan Hemat Energi
Penghematan
Lampu TL berefisiensi tinggi (CFL) yang dapat
menggantikan lampu pijar
80%
Pemanas air bertenaga surya (Solar Water Heater) dapat
menggantikan pemanas air listrik
30%
a as Elektronik
e to
sebaga
sebagai pengganti
pe gga t balas
ba as elektromagnetik
e e t o ag et
Balas
yang digunakan pada lampu TL
20%
%
Penggunaan AC berefisiensi tinggi (COP di atas 3)
menggantikan
gg
AC yang
y g kebanyakan
y
saat ini masih
mempunyai COP sekitar 2
50%
Penggunaan Hydrocarbon Refrigerant menggantikan
Refrigerant jenis CFC
20%
Sumber : Draft Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN)
13
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
DI BANGUNAN GEDUNG
Fokus penghematan energi pada bangunan gedung :
ƒ
Sistem AC
ƒ
House Keeping
ƒ
Utilitas
ƒ
Sistem Penerangan
Distribusi Potensi penghematan energi
Distribusi Potensi penghematan biaya
House
14
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DIPERKIRAKAN MENCAPAI 35%.
PENYEBAB
Transportasi penumpang masih didominasi kendaraan
pribadi. (saat ini 20 : 80, ideal 60 : 40)
UPAYA
Penyediaan MRT yang aman,
cepat, dan nyaman
Prasarana jalan di perkotaan masih belum memadai ƒ Pembangunan jalan layang
(Jakarta 0,6 km/penduduk, Tokyo 2 km/penduduk dan
tol dan non tol
Amerika 7 km/ penduduk)
ƒ Information Traffic
Management
Kondisi prasarana jalan banyak yang rusak (jalan nasional
: 10%, dan jalan provinsi : 30% ),
Pemeliharaan jalan secara rutin
Disiplin
p berlalulintas masih rendah
Penetapan
p kawasan tertib lalu
lintas
Kendaraan umum merupakan kendaraan tua dan tidak
efisien serta mengganggu lingkungan
Penggunaan BBG untuk
kendaraan umum yang lebih
efisien dan ramah lingkungan
Masih terbatasnya penggunaan kendaraan berteknologi
hemat energi (Hybrid Car, mobil listrik), yang dapat
menghemat
h
t hingga
hi
40%
Pengurangan import duty untuk
kendaraan yang hemat energi
Sumber : Draft Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN)
15
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
TAHAPAN PENCAPAIAN TARGET KONSERVASI ENERGI
(DRAFT)
Pangsa Konsumsi Energi Final Tahun 2008
Kelompok Pengguna Energi Final
3%
14%
POTENSI
PENGHEMATAN
ENERGI
TARGET
PENGHEMATAN
ENERGI SEKTORAL
(2025)
TARGET
PENGHEMATAN
ENERGI TOTAL
(2025)
Industri
15 -30%
20.50%
10.0%
Komersial
10 - 30%
15.50%
0.6%
Transportasi
20 - 35%
24.50%
7.4%
R
Rumah
hT
Tangga
20 - 30%
26 50%
26.50%
3 4%
3.4%
25%
0.00%
0.0%
SEKTOR
Lain-Lain
TOTAL
49%
30%
4%
Industri
Komersial
Transportasi
R
Rumah
h Tangga
T
Lain - lain
21.5%
AKUMULASI TARGET KONSERVASI ENERGI
SEKTOR
2011
2012
2013
2014
2015
(2016-20)
(2021-25)
Industri
0.01%
2.30%
4.90%
5.90%
6.50%
12.00%
20.50%
Komersial
0.00%
0.50%
2.00%
4.60%
7.40%
13.80%
15.50%
Transportasi
1.50%
4.10%
6.00%
6.80%
9.30%
15.90%
24.50%
Rumah Tangga
2.30%
5.00%
7.30%
10.20%
14.00%
23.60%
26.50%
Sumber : Draft Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN)
16
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DAFTAR ISI
I.
II
II.
III.
IV.
V.
Pendahuluan
Kerangka Kebijakan dan Instrumen Regulasi
Potensi Konservasi Energi
Program Konservasi Energi
Penutup
p
17
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PROGRAM KONSERVASI ENERGI (1)
( )
1. Kemitraan Konservasi Energi
ƒ Memberikan layanan audit energi dengan pendanaan APBN untuk industri dan
bangunan
ƒ Pelayanan audit energi telah diberikan kepada 452 industri dan bangunan (2003 –
2010). Tahun 2011 audit energi dilakukan di 185 industri dan gedung
2. Manajemen Energi
ƒ Mandatori bagi pengguna energi di atas 6000 TOE
ƒ Proses penunjukan HAKE (Himpunan Ahli Konservasi Energi) sebagai lembaga
sertifikasi kompetensi manajer energi
3. Labelisasi Tingkat Hemat Energi
ƒ Sosialisasi label tingkat hemat energi kepada konsumen
ƒ Pembubuhan Label Tingkat Hemat Energi pada Lampu Swaballast
ƒ Kriteria dan prosedur uji hemat energi untuk AC dan kulkas
4. Clearing House Konservasi Energi
ƒ Pengembangan Clearing House sebagai pusat pelayanan informasi/konsultansi
penerapan konservasi energi
ƒ Percontohan kantor hemat energi di lantai 5 Gd. Annex Ditjen Ketenagalistrikan
18
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
5 Standar
5.
St d Konservasi
K
i Energi
E
i
PROGRAM KONSERVASI ENERGI (2)
ƒ Penyusunan standar kinerja efisiensi energi untuk peralatan pemanfaat energi
6 Peningkatan Kesadaran Publik
6.
ƒ Melaksanakan seminar/workshop, penayangan iklan penghematan energi di media cetak dan
media elektronik
ƒ M
Melaksanakan
l k
k Lomba
L b Hemat
H
t Energi
E
i tingkat
ti k t nasional,
i l dan
d berpartisipasi
b
ti i i pada
d ASEAN Energy
E
Award for building and energy management
7 Insentif dan Pendanaan Konservasi Energi
7.
Insentif dan pendanaan yang ditujukan kepada pengguna energi ≥ 6.000 TOE/tahun dan produsen
peralatan hemat energi yang telah berhasil melaksanakan konservasi energi pada periode tertentu
akan memperoleh insentif berupa:
ƒ Fasilitas Perpajakan dan Bea Masuk untuk peralatan hemat energi
ƒ Fasilitas Perpajakan dan Bea Masuk untuk komponen/suku cadang dan bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi peralatan hemat energi
ƒ Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak daerah untuk peralatan hemat
energi
g dan komponen/suku
p
cadangg dan bahan baku yyangg digunakan
g
untuk memproduksi
p
peralatan hemat energi
ƒ Dana suku bunga rendah untuk investasi dalam rangka memproduksi peralatan hemat energi
19
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PROGRAM KONSERVASI ENERGI (3)
7. Insentif dan Pendanaan Konservasi Energi (lanjutan…)
p audit energi
g dalam ppola kemitraan yyangg dibiayai
y oleh Pemerintah, selain
Insentif berupa
diberikan kepada pengguna energi ≥ 6.000 TOE/tahun juga kepada pengguna energi
yang mengkonsumsi energi di bawah 6.000 TOE/tahun
Sumber pendanaan konservasi energi berasal dari APB N dan Non APBN
8. Bimbingan Teknis
ƒ Bimbingan
Bi bi
t k i efisiensi
teknis
fi i i dan
d konservasi
k
i energii
9. Monitoring dan Evaluasi
ƒ Terhadap pengguna energi > 6.000 TOE
10. Kerjasama Internasional
ƒ Bilateral Indonesia –Denmark (DANIDA)
ƒ Bilateral Indonesia-Netherland (NL Agency)
ƒ Bilateral Indonesia-Japan
Indonesia Japan (JICA)
ƒ Copper
20
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DAFTAR ISI
I.
II
II.
III.
IV.
V.
Pendahuluan
Kerangka Kebijakan dan Instrumen Regulasi
Potensi Konservasi Energi
Program Konservasi Energi
Penutup
p
21
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
V PENUTUP
V.
•
Potensi penghematan pemakaian energi untuk semua sektor di
Indonesia cukup besar
besar.
•
Konservasi energi merupakan upaya penghematan energi yang
secara teknis dan ekonomi, relatif mudah namun membutuhkan
investasi di dalam pelaksanaannya.
•
Perlu adanya perencanaan strategi yang melibatkan semua
pihak dalam pelaksanaan konservasi energi
•
Peningkatan kesadaran akan pentingnya budaya penghematan
energi akan menimbulkan rasa memiliki dan tanggung jawab
t h d lingkungan
terhadap
li k
•
Diperlukan kerjasama semua pihak (Pemerintah, swasta,
akademisi,, dan masyarakat)
y
) agar
g konservasi energi
g dapat
p
terlaksana secara optimal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Terima Kasih
Go Green Indonesia !
energi hijau, energi masa depan
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kav. 49 Jakarta 12950; Telp/Faks : 021-5250575
www.ebtke.esdm.go.id
www.konservasienergiindonesia.info
23
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PROGRAM KONSERVASI ENERGI
S kt Industri
Sektor
I d ti
U
Umum
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Penyiapan Peraturan untuk Pelaksanaan UU
Energi
g dan PP KE
Pelatihan KE untuk Pejabat / Petugas di
Pemerintah Pusat dan Daerah
Seminar KE untuk p
para Eksekutif
Pengembangan Jaringan Manajer Energi
Pembentukan Pusat Info Tek KE
Pengelolaan
g
Bank Data KE
Insentif Finansial Kegiatan KE
Pengembangan ESCO Indonesia
Lomba Hemat Energi
Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan
Peralatan Hemat Energi
•
•
•
•
•
•
Pelatihan dan Sertifikasi Manajer Energi
Pelatihan dan Sertifikasi Auditor Energi
Pemantauan dan Evaluasi Implementasi
Manajemen Energi
Kemitraan Implementasi Konservasi Energi
Penetapan Standar Wajib Hemat Energi
Pelabelan Tingkat Efisiensi Energi pada
Peralatan Pemanfaat Energi
g Rumah Tangga
gg
Sumber : Draft Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN)
24
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PROGRAM KONSERVASI ENERGI
S kt Transportasi
Sektor
T
t i
Sektor Komersial
•
•
•
•
•
Pelatihan dan Sertifikasi Manajer Energi
Pelatihan dan Sertifikasi Auditor Energi
g
Pemantauan dan Evaluasi Implementasi
Manajemen Energi
Kemitraan Implementasi Konservasi Energi
Penetapan Standar Wajib Hemat Energi
•
•
•
Kampanye Hemat Energi
Pengembangan
g
g Sarana Transportasi
p
Umum Masal
Penerapan Manajemen Lalulintas
Sektor Rumah Tangga
• Kampanye Hemat Energi
• Demand Side Management Pelanggan PLN
• Pelabelan Tingkat Efisiensi Energi pada
Peralatan Pemanfaat Energi Rumah
Tangga
Sumber : Draft Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN)
25
Download