jurnal oktoberi pratama program studi pendidikan geografi sekolah

advertisement
SIFAT FISIKA DAN ERODIBILITAS TANAH PADA SETIAP
KEMIRINGAN LERENG DIKENAGARIAN KOTO HILALANG
KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK
JURNAL
OKTOBERI PRATAMA
NIM : 10030236
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
The Graund’s Physical Character And Erodibility At The Each Mount’s
Surface Angle In Kenagarian Koto Hilalang Kecamatan Kubung Kabupaten
Solok
Oktoberi Pratama 1Dedi Hermon 2Rozana Eka Putri
This study aims to figure out the level of the ground’s physical character
and erodibility at the each mount’s surface on the mixed farm that exists in
Kenagarian Koto Hilalang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok.
The method that is used in this study is quantitative descriptive with the
sampel taking by purposive sampling, means the sample is pointed out based on
the mount’s surface angle at the mixed farm with the mount’s surface persentage
at sample (1) is 40-60 %, sample (2) is 20-40 %, and sample (3) is 0-20 %. From
the each mount’s surface sampel is taken for the ground’s physical
characteristic,by testing the ground’s physical characteristic in the laboratory the
erodibility level can be formed by using weischmeier form (1971)
The study result shows that : (1) the ground’s physical character at Koto
Hilalalang is like organic material, the texture, structure, and permeability of the
ground show that it has the physical character that easily possible to make
erodibility based on the laboratory test. With the medium-rough granular
structure, with the permeability that is included in rather quick and low organic
material with the texture from the clay to the dusted clay. If the precious ground’s
teksture is seen it is possible to suport the erodibility. (2) the mixed farm has
erodibility level that is rather high at the mount’s surface 20-40 % which is
sample 2 and 0-20 % which is sample 3, therefore at the sample 1 it is found the
erodiility level is medium.
Keywords : Ground’s Physical Character, Erodibility, Mount’s Surface Agle
Sifat Fisika Dan Erodibilitas Tanah Pada Setiap Kemiringan Lereng Di
Kenagarian Koto Hilalang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok
Oktoberi Pratama 1Dedi Hermon 2Rozana Eka Putri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dari sifat fisika tanah
dan erodibilitas pada setiap lereng di ladang campuran yang berada di Kenagarian
Koto Hilalang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
dengan cara pengambilan sampel purposive sampling yaitu sampel ditunjuk
berdasarkan kemiringan lereng pada kebun campuran dengan persenan lereng
pada sampel 1 adalah 40-60 %, sampel 2 dengan lereng 20-40 % dan sampel 3
dengan lereng 0-20 %. Dari setiap lereng di ambil sampel untuk sifat fisika tanah,
dengan sifat fisika tanah yang di uji di laboratorium dapat di rumuskan nilai
tingkat erodibilitas tanah dengan menggunakan rumus weischmeier (1971)
Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Sifat fisika tanah pada daerah
Koto Hilalang ini seperti bahan organik, tekstur dan struktur serta permeabilitas
tanah menunjukan bahwa memiliki sifat fisika yang memudahkan terjadinya
erodibilitas dilihat dari hasil laboratorium. Dengan struktur granular sedang-kasar,
dengan permeabilitas yang tergolong agak cepat dan bahan organik rendah dengan
tekstur mulai dari liat sampai lempung liat berdebu. Jika kita melihat tekstur tanah
yang bernilai untuk menunjang terjadinya erodibilitas. (2) Ladang campuran
memiliki nilai erodibilitas yang agak tinggi pada lereng 20-40 % yang merupakan
sampel 2 dan 0-20 % yang merupakan sampel 3, sedangkan pada sampel 1
didapatkan nilai erodibilitas sedang.
Keyword : Sifat Fisika Tanah, Erodibilitas, Kemiringan Lereng
PENDAHULUAN
Tanah adalah tubuh alam yang
merupakan sisitem terbuka yang
terbantuk sebagai hasil interaksi
bahan induk, organisme, iklim,
topografi
dan
waktu.
Tanah
merupakan bagian dari alam semesta
yang menutupi bumi. Seperti juga
alam, maka profil tanah berkembang
dalam dimensi ruang dan waktu.
Suatu fenomena yang menarik bahwa
perkembangan tanah tidak berjalan
secara seragam diberbagai tempat.
Hal ini menyebabkan sifat dan
prilaku tanah dari suatu tempat
berbeda dari tanah ditempat lainnya
seta berubah dari waktu ke waktu.
Halim ; (2001)
Suparmoko (1995) mengatakan
penggunaan lahan secara umum
tergantung pada kemampuan lahan
dan pada lokasi lahan. Untuk
aktivitas pertanian, peenggunaan
lahan
tergantung
pada
kelas
kemampuan lahan yang dicirikan
oleh adanya perbedaan pada sifatsifat yang menjadi penghambat bagi
penggunaannya seperti tekstur tanah,
lereng permukaan tanah, kemampuan
menahan air dan tingkat erosi yang
telah terjadi.
Dalam sifat fisika tanah
dijelaskan
bahwasanya
fungsi
pertama tanah adalah media tumbuh,
kemudahan tanah untuk dipenetrasi
ini tergantung pada ruang pori-pori
yang membentuk pada partikelpartikel tanah ( struktur dan tekstur),
sedangkan stabilitas ukuran ruang ini
tergantung
pada
konsistensi
tanahterhadap pengaruh tekanan
Hanafiah ; (2005)
Erodibilitas telah menunjukkan
mudah tidaknya suatu tanah untuk
tererosi. Erobilitas merupakan fungsi
dari sifat-sifat fisika dan kimia tanah
yang saling berinteraksi Arsyad;
(2006)
Penggunaan
lahan
pada
kawasan hutan lindung ini sebagian
besar digunakan untuk ladang
campuran terutama untuk tanaman
perkebunan dataran tinggi sepanjang
tahun seperti karet, pisang, cengkeh.
Sehubungan dengan hal tersebut,
penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sifat fisika tanah dan
erodibilitas tanah pada daerah
penelitian Pada penggunaan lahan
ladang campuran.
Penulis melihat dan melakukan
penelitian dengan sifat fisiska dan
erodibilitas tanah ini di kenagarian
Koto Hilalang Kecamatan Kubung
Kabupaten Solok. Di kenagari ini
penulis
melihat
banyaknya
masyarakat yang menggunakan lahan
guna memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari, namun dari kegiatan
mereka. Maka dari keterangan diatas
penulis tertarik mengangkat tentang
“Sifat Fisika Dan Erodibilitas
Tanah Pada Setiap Kemiringan
Lereng Di Kenagarian Koto
Hilalang Kecamatan
Kubung
Kabupaten Solok”
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
deskriptif dengan analisis data jenis
penelitian yang dilakukan adalah
kuantitatif.
Bertujuan
membuat
gambaran sisternatis aktual dan
akurat mengenai sifat-sifat yang akan
diteliti. Metode dan teknik penilaian
ini
mencakup
bagaimana
memperoleh data, cara-cara yang
digunakan serta alat-alat dan sumber
peta
yang
digunakan
untuk
rnelaksanakan
pengukuran
dilapangan
dan
dilaboratorium
sehingga dapat dicapai tujuan
penelitian
Penentuan titik sampel untuk
pengambilan
data
pengaruh
penggunaan lahan pada lokasi
penelitian
dilakukan
dengan
pengambilan sampel dengan teknik
purposive sampling, yaitu sampel
ditunjuk
berdasarkan
tujuan
penggunaan lahan yang mewakili
daerah penelitian. Sampelnya adalah
lereng pada kemiringan (1) 40-60%.
(2) 20-40% dan (3) 0-20 %, dan yang
terdapat di Nagari Koto Hilalang
dengan jenis lahan ladang campuran.
Bahan penelitian yang utama
adalah contoh tanah yang diambil
dari tipe penggunaan lahan ladang
campuran. Pengambilan contoh tanah
dilakukan hanya pada jenis tanah
andosol pada setiap kemiringan
lereng dengan sampel (1). 40–60 %.
(2). 20–40 %, dan (3) 0–20 %, dan
Contoh tanah kemudian dianalisis di
laboratorium guna memperoleh data
sifat–sifat fisika tanah diantaranya
permeabilitas, kandungan bahan
organik, kandungan tekstur serta
menentukan
erodibilitas
tanah
dengan rumus Weischmeier dan
Smith (1978).
HASIL PENELITIAN
Sifat Fisika dan Erodibilitas
Tanah ada Lereng I (40-60 %)
a. Sifat Fisika pada Lereng I (4060 %)
Tekstur
Untuk menentukan tekstur pada
lahan di lereng 40-60 % ini
diperlukan uji laboratorium dan
dilakukan
sevcara
kuantitatif
.Kandungan tekstur pada lereng 4060 % dengan pasir 15,92, debu 37,
30 dan liat 46,78 jika dilihat dengan
segi tiga USDA maka jenis tekstur
tanah berupa liat dengan nilai harkat
1.
Struktur
Untuk menentukan struktur
tanah dilakukan pada tanah lapisan
atas dengan cara mengambil
bongkahan tanah tekan dengan
telapak tangan, setelah itu lakukan
pengamatan
pada
pecahan
bongkahan besar tanah yang cocok
dengan kartu struktur tanah maka
dari sampel I pada lereng 40-60 %
dapat dilihat bahwa struktur tanah
tersebut adalah Granular sedangkasar dengan harkat 3.
Permeabilitas
menentukan
permeabilitas
tanah dapat dilakukan dengan
pengambilan tanah dengan ring
sampel dan selanjutnya di analisis di
laboratorium yang hasilnya dalam
cm3/jam. Hasil dari pengujian tanah
pada sampel I dengan lereng 40-60
% di daerah ladang campuran adalah
0,57 cm3/jam dengan harkat 3
dengan
keterangan
laju
permeabilitasnya agak lambat.
Bahan Organik
Untuk mendapatkan nilai bahan
organik pada tanah, maka tanah perlu
uji laboratorium dengan cara
pengambilan tanah tidak utuh yang
dilanjutkan
dengan
analisis
dilaboratorium yang hasilnya dalam
bentuk persen %. Hasil bahan
organik pada sampel dengan lereng
40-60 % adalah 1,12 berada dikelas
rendah dengan harkat 1.
b. Erodibilitas Tanah pada Lereng
I (40-60 %)
Erodibilitas tanah pada lereng 40-60
% didapatkan dengan cara pengujian
laboratorium secara statis dengan
analisis Wischmeier (1971). Dari
hasil pengujian ini didapatkan
erodibilitas sebasar 0,32 dengan
keterangan
erodibilitas
ladang
campurannya adalah sedang dengan
perhitungan yang menyangkut sifat
fisika berupa tekstur, permeabilitas
dan bahan organik.
Sifat Fisika dan Erodibilitas
Tanah pada Lereng II (20-40 %)
a. Sifat Fisika pada Lereng II (2040%)
Tekstur
Pada sampel 2 dengan lereng 20-40
% tekstur tanah yang telah di teliti
dilaboratorium tidak jauh perbedaaan
dengan lereng sebelumnya. Ladang
campuran yang menjadi lahan dalam
pengambilan
sampel
menjadi
penyebab tidak jauhnya perbedaan
nilai setiap struktur pada lereng 2040 % ini.
Dari penelitian dilapangan di
dapatkan hasil dari tekstur tanah
pada lereng 20-40 % di ladang
campuran yang merupakan sampel 2,
yaitu persen pasir sebesar 14,07
sedangakan debu sebesar 42,89 dan
liat sebesar 43,04 dengan kelas
tekstur liat berdebu dengan harkat 1.
Struktur
Struktur pada sampel 2 dengan
lereng 20-40 % ini tidak berbeda
dengan struktur tanah pada lereng
sebelumnya karna pada pengamatan
dilapangan ditemukan kesamaan
pada bentuk struktur tanah yaitu
berada pada kelas struktur ganular
sedang –kasar. Ini berarti tanah pada
ladang campuran merupakan tanah
dengan struktur sama karna pada
lahan ladang campuran pada setiap
lereng dilakukan pengolahan tanah
yang sama.
Permeabilitas
Pada lereng 20-40 % dari hasil
laboratorium didapatkan nilai dari
permeabilitas dengan satuan cm3/jam
dengan nilai permeabilitasnya adalah
11,36 dengan keterangan agak cepat
pada kelas 5. Ini berarti bahwa
permeabiltas pada lereng 20-40 %
lebih cepat dari lereng sebelunya ini
di karenakan lereng 20-40 %
merupakan lereng yang menerima
limpasan
dari
lereng
di
atasnya.Selain itu pengolahan tanah
dengan pada lereng 20-40 % lebih
sering terjadi dari pada lereng yang
lebih terjal di atasnya.
Bahan Organik
Dalam bahan organik pada tanah
pada lereng 20-40 % didapatkan nilai
1,08 ini tidak jauh berbada dengan
lereng
sebelumnya.
Pengujian
laboratorium menunjukan tanah pada
lereng 20-40 % memiliki bahan
organik rendah dengan kode 1.
Rendahnya bahan organik pada tanah
ini dikarenakan proses pengolahan
tanah pada ladang campuran
membuat rentan terjadi erodibilitas
sehingga membawa unsur bahan
organik bersama dengan proses
erodibilitas.
b. Erodibilitas Tanah pada Lereng
II (20-40 %)
Lereng dengan kemiringan 20-40
%
telah
ditentukan
nilai
erodibiliasnya
dengan
besar
erodibilias sebesar 0,37 dengan
keterangan erodibilitas agak tinggi.
Ini disebabkan karna permeabilitas
yang agak tinggi menyebabkan
kecepatan air memasuki porositas
tanah agak cepat hinga memicu
erodibilitas yang tinggi. Seperti yang
diketahui
erodibilitas
sangat
dipengaruhi oleh sifat fisika tanah
tidak hanya permeabilitas, tekstur,
struktur dan bahan organik juga
mempengaruhi erodibilitas.
Sifat Fisika dan Erodibilitas
Tanah ada Lereng III (0-20 %)
a. Sifat Fisika pada Lereng III (020%)
Tekstur
Lereng paling rendah pada penelitian
ini adalah lereng pada kemiringan 020 %. Lereng pada sampel 3 ini
memiliki hasil tekstur laboratorium
dengn rincian pasir 12,31 lalu debu
dengan nilai 48,01 dan liat dengan
nilai 39,68 dengan kelas struktur
menurus segi tida usda lempung liat
berdebu dengan harkat 2. Ini berarti
tekstur tanah pada lereng 0-20 %
pada kebun campuran dipengaruhi
oleh aktivitas lereng diatasnya
sehingga tekstur pada lereng 0-20 ini
merupakan hasil tumpukan dari
lereng diatasnya.
Struktur
Lereng 0-20 % memang memiliki
struktur yang tetap sama dengan
lereng lainya dengan jenis struktur
granular kasar-sedang. Pada ladang
campuran yang menjadi lokasi
penelitian dan pengambilan sampel
memang ditemukan jenis struktur
yang masih sama. Dengan cara
penentuan struktur di lapangan
menunjukan bahwa tanah yang
menjadi sampel 3 dengan lereng 0-20
% masih granular kasar, sesuai yang
dijelaskan sebelumnya bahwa tanah
dari lereng 0-20 % merupakan akibat
limpasan partikel-partikel tanah
erodibilitas dari lereng di atasnya.
Permeabilitas
Lereng dengan kemiringan 0-20 %
merupakan lereng yang berada
dibawah dari sampel yang di teliti
sebelumnya dengan penumpukan
partikel tanah yang di angkut oleh
proses erodibilitas pada lereng yang
lebih
tinggi
kemiringanya
menyebabkan permeabilitas tanah
pada lereng 0-20 % berada pada 7,56
cm/jam
dengan
keterangan
permeabilitasnya pada tanah agak
cepat, berada pada harkat 5 menurut
syarief dalam hermon (2009)
Bahan Organik
Bahan organik pada kemiringan
lereng 0-20 % ini berada pada kelas
sedang dengan nilai 2,86 dengan
harkat 2. Ini merupakan nilai paling
tinggi dibanding dengan
lereng
sebelumnya. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumya bahwa partikel
pada tanah lereng sebelumnya
mengalami erodibilitas dan bergerak
dari lereng yang lebih curam kepada
lereng yang bawah sehingga bahan
organik yang terangkut oleh akibat
erodibilitas menumpuk pada lereng
0-20 % dengan demikian lereng pada
0-20 % memiliki nilai kelas sedang.
b. Erodibilitas Tanah pada Lereng
III (0-20 %)
Nilai erodibilitas yang didapatkan
pada sampel 3 ini dengan kemiringan
0-20 % adalah agak tinggi dengan
nilai 0,34. Ini menunjukan bahwa
pengaruh permeabilitas pada lereng
mempengaruhi nilai erodibilitas,
namun bukan berarti struktur dan
tekstur tidak mempengaruhi. Tekstur
dan struktur merupakan sifat fisika
lainya yang sangat menentukan nilai
erodibiltas pada tanah, begitupun
dengan bahan organik pada tanah
merupakan
pelengkap
dalam
penilaian erodibilitas pada sebuah
lereng pada tanah.
Pengaruh Sifat Fisika Tanah
Terhadap Erodibilitas
Perbedaan nilai erodibilitas ini
disebabkan adanya perbedaan antara
sifat fisika tanah yang dimiliki. Hal
ini disebabkan tekstur tanah yang
berupa liat berdebu, bahan organik
yang cukup, struktur tanah yang
berupa ganular kasar-sedang serta
kelas permeabilitas yang tinggi,
dengan permeabilitas yang tinggi
tentunya
menjadikan
pengaruh
erodibilitas lebih cepat karana
kecepatan air menembus tanah.
Perbedaan sifat sifat fisika yang
dianalisis terlihat tidak begitu nyata,
interaksi antar sifat–sifat ini dapat
mempengaruhi nilai erodibilitas.
Kesimpulan
1. Sifat fisika tanah pada daerah
Koto Hilalang ini seperti bahan
organik, tekstur dan struktur
serta
permeabilitas
tanah
menunjukan bahwa memiliki
sifat fisika yang memudahkan
terjadinya erodibilitas dilihat
dari hasil laboratorium. Dengan
struktur granular sedang-kasar,
dengan
permeabilitas
yang
tergolong agak cepat dan bahan
organik rendah dengan tekstur
mulai dari liat sampai lempung
liat berdebu. Jika kita melihat
tekstur tanah yang bernilai untuk
menunjang
terjadinya
erodibilitas.
2. Ladang campuran memiliki nilai
erodibilitas yang agak tinggi
pada lereng 20-40 % yang
merupakan sampel 2 dan 0-20 %
yang merupakan sampel 3,
sedangkan pada sampel 1
didapatkan nilai erodibilitas
sedang.
Perhitungan nilai
erodibilitas
tanah
pada
keseluruhan
lereng
yang
dijadikan sampel menggunakan
rumus Wischmeier (1971).
Saran
1. Dalam proses penggunaan lahan
kita perlu mempertimbangkan
keadaan sifat fisika tanah itu
sendiri, apalagi lahan yang akan
digunakan merupakan lahan
yang memiliki permeabilitas
yang agak tinggi dengan bahan
organik yang lebih rendah tentu
akan
mudah
terjadinya
erodibilitas.
2. Dalam
penggunaan
lahan
dengan
tingkat
kemiringan
tertantu
mudah
terjadi
erodibilitas. Ini dikarenakan
dalam
penggunaan
dan
pemanfaatan
lahan
ladang
campuran
tidak
mempertimbangkan erodibilitas
yang dilihat dari lereng.
Pertimbangan lereng dalam
penggunaan
lahan
sangat
penting karena dari lereng kita
bisa menentukan tanaman yang
akan ditanam sehingga tidak
menyebabkan tingginya nilai
erodibilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi
Tanah dan Air.IPB Press,Bogor.
Halim,
Abdul. 2001.karakteristik
Tanah Di Kebun Percobaan
IPB Darmaga Bogor. IPB.
Bogor
Hanfiah, Kemas Ali. 2009. DasarDasar Ilmu Tanah. Rajawali.
Jakarta
Hermon, Dedi dan Khairani, (2009).
Geografi Tanah. Padang :
Yayasan Jihadul Khair center.
Suparmoko, M, (1995). Pedoman
Penilaian Ekonomi
Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. Yogyakarta :
BPFE UGM.
Download