SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Penanganan Produk Makanan Impor: Keharusan Penyertaan Sertifikat Kesehatan dan Sertifikat Bebas Radiasi Jakarta, 28 April 2011 – Sebagai bagian dari penanganan yang dilakukan Pemerintah Indonesia terhadap produk impor asal Jepang, berikut ini disampaikan penjelasan hal-hal yang terkait dengan pengawasan produk pangan olahan impor asal Jepang Pasca Gempa dan Tsunami. Setiap makanan yang akan diimpor selain memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, harus disertai sertifikat kesehatan, dan untuk jenis makanan yang ditetapkan disertai juga sertifikat bebas radiasi. Jika dianggap perlu, akan dilakukan pengujian kembali terhadap makanan tersebut. Sertifikat kesehatan adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa makanan aman atau layak dikonsumsi manusia dan diizinkan beredar di negara yang bersangkutan. Sertifikat kesehatan dan sertifikat bebas radiasi diberikan oleh badan yang berwenang di negara asal atau negara pengekspor atau badan yang diberi wewenang negara pengekspor yang berlaku untuk batch makanan yang bersangkutan. Makanan yang mengandung cemaran radioaktif yang lebih besar dari batas maksimum yang ditetapkan dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan dilarang masuk kewilayah Indonesia. Jenis makanan yang diharuskan disertai dengan sertifikat bebas radiasi dan batas cemarannya, yaitu: No. Jenis Makanan Maksimum Cemaran Radioaktif dalam makanan siap dikonsumsi (Bq/kg) Cs - 137 1. Susu dan hasil produk susu 150 2. Buah dan sayuran segar maupun yang terolah 300 3. Ikan dan hasil laut lainnya segar maupun terolah 100 4. Daging dan produk daging 100 5. Air mineral 150 6. Serealia termasuk tepung jagung dan barley 300 Berdasarkan informasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bahwa ikan yang masuk/diimpor dari Jepang telah dilakukan uji laboratorium di Batan dan diperoleh hasil kandungan kontaminasi radiasi masih jauh di bawah ambang batas sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh laboratorium uji Batan, terhadap produk pangan yang diajukan oleh Badan POM dan produk ikan segar (mackarel) oleh importir dinyatakan bahwa semua produk tersebut adalah tidak terkontaminasi radiasi nuklir. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, menyatakan bahwa sejak terjadinya bencana tsunami di Fukushima Jepang, tidak ada importasi buah dan sayuran dari Jepang ke Indonesia. Kementerian Pertanian meningkatkan sosialisasi dampak radiasi nuklir kepada importir dan expatriat di Indonesia dan dihimbau untuk importir agar apabila mengimpor produk pangan atau pangan segar tidak berasal dari daerah/wilayah Fukushima melainkan dari wilayah lain jauh dari pusat radiasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan POM (update per tanggal 27 April 2011), jumlah pengajuan Surat Keterangan Impor (SKI) untuk produk pangan dan obat-obatan dari Jepang dengan B/L setelah tanggal 11 Maret 2011 adalah sebanyak 38 berkas dengan rincian sebagai berikut: Dilengkapi Sertifikat Bebas Radiasi a. Jumlah SKI yang dikeluarkan dengan Sertifikat Bebas Radiasi dari Jepang sebanyak 7 SKI, terdiri dari 5 SKI untuk Bahan Tambahan Pangan (BTP) dan 2 SKI untuk vitamin dan mineral; b. Jumlah SKI yang dikeluarkan dengan Sertifikat Bebas Radiasi dari Batan sebanyak 1 SKI untuk BTP. Belum Dilengkapi Sertifikat Bebas Radiasi a. Jumlah pengajuan SKI tanpa dilengkapi Sertifikat Bebas Radiasi sebanyak 19 berkas yang terdiri dari 14 untuk BTP, 1 untuk minol, 1 mie beku, 1 untuk bahan baku minuman, 1 untuk teh, 1 untuk vitamin dan mineral. Dari 19 berkas, 12 berkas telah diuji diambil sampel dan diuji di Batan (1 mie beku, 1 minol, 1 vitamin dan mineral, dan 9 BTP) yang 4 diantaranya telah diterbitkan SKInya dengan hasil pengujian Cs 137<0,8 Bq/kg (produk BTP). b. Jumlah SKI yang diterbitkan untuk bahan sampel sebanyak 11 SKI untuk produk BTP. Dengan demikian secara keseluruhan jumlah SKI yang telah diterbitkan sebanyak 23 SKI. Materi tersebut di atas merupakan hasil pemantauan dalam rangka pelaksanaan tugas Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] Frida Adiati Direktur Standardisasi Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-386 3928 2