Document

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam katagori Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Sebagaimana yang dikemukakan Elliot (dalam Hobsi), penelitian
tindakan kelas adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas praktis.1
Menurut Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas atau sering disingkat
dengan PTK, merupakan salah satu bentuk penelitian yang di lakukan di
kelas. Penelitian Tindakan Kelas mempunyai beberapa karakteristik
diantaranya sebagai berikut:
1. Masalah yang diteliti adalah masalah riill yang muncul dari dunia kerja
peneliti atau yang ada dalam kewenangan peneliti.
2. Berorentasi pada pemecahan masalah.
3. Berorentasi pada peningkatan mutu.
4. Urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang.
5. Action oriented.
6. Pengkajian terhadap dampak peneliti.
1
Hobri, penelitian tindakan kelas, (jember: UPTD balai pengembangan penddikan (BPP),
diknas pendidikan, 2007) hal 1.
37
38
7. Collaborative.
8. Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi.
Sedangkan Tatag Yuli Eko Siswono menjelaskan ada empat karakteristik
PTK yaitu :2
1. Masalah dalam PTK muncul dari kesadaran diri guru sendiri bukan dari
orang lain. Guru berpikir bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam
pembelajaran yang dilakukan selama ini.
2. Mengumpulkan data dari praktek sendiri melalui refleksi diri (self-reflective
inquiry).
3. Dilakukan di kelas dan fokusnya pada kegiatan pembelajaran yang berupa
interaksi perilaku guru dan siswa.
4. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama kegiatan
penelitian, sehingga terdapat siklus yang sistematis.
Secara umum kegiatan penelitian ini dapat dibedakan dalam 2 tahap, yaitu
tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan tindakan.
1. Tahap Pendahuluan
Pada tahapan pendahuluan kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain
sebagai berikut:
2
Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar dan Meneliti: Panduan…, hlm. 5
39
a. Melakukan dialog dengan kepala sekolah tentang penelitian yang akan
dilakukan.
b. Melakukan observasi lapangan dan dialog dengan guru wali kelas V
tentang penggunaaan media paired cards dalam mata pelajaran SKI pada
penelitian yang akan dilakukan.
c. Menentukan sumber data.
d. Menentukan subjek penelitian.
e. Membuat soal tes awal.
f. Melakukan tes awal.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yang terdiri dari 4 tahap,
yang meliputi:
1). Tahap perencanaan (plan), 2). Tahap pelaksanaan tindakan (act), 3). Tahap
pengamatan (observe), dan tahap refleksi (reflect).3 Uraian masing-masing
tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perncanaan (plan)
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Membuat rencana pembelajaran dari siklus persiklus.
3
Zainal Aqib. Penelitian Tindakan Kelas…., hal. 30
40
2) Menentukan tujuan pembelajaran.
3) Menyusun kegiatan pembelajaran.
4) Menyiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan.
5) Membuat atau menyiapkan media paired cards untuk memperlancar
proses pembelajaran SKI kelas V.
6) Menemui guru kelas untuk mengkoordinasikan program kerja dalam
pelaksanaan tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Act)
Tahap pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan
pembelajaran SKI dengan menggunakan media paired cards sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada tahap pelaksanaan
tindakan ini peneliti melakukan pembelajaran terhadap siswa kelas V MI
Roudlotul Ulum melalui beberapa tahapan, yaitu:
1) Tahap awal: membuka pelajaran, menyampaikan tujuan dalam
pembelajaran, dan menyampaikan tema dalam pembelajaran.
2) Tahap inti: menyampiakan materi yang akan dipelajari dengan
menggunakan media paired cards dalam pembelajaran SKI.
3) Tahap akhir: mengadakan penilaian evaluasi (soal sesuai dengan
kemampuan dasar yang terdapat direncana pembelajaran), dan menutup
pelajaran.
41
4) Melakukan analisis data: adapun rencana pembelajaran dengan
menggunakan media paired cards.
c. Tahap Pengamatan (Observe)
Kegiatan observasi adalah mengamati aktifitas siswa selama
pembelajaran berlangsung maupun aktifitas peneliti dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.Pada saat melakukan
observasi yang diamati adalah aktivitas seluruh siswa kelas V selama
pembelajaran SKI di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disediakan, dan mencatat hasil evaluasi pada test diakhir
pelajaran.
Dalam pelaksanaan observasi dibantu oleh guru mata pelajaran SKI
kelas V MI Rodlotul Ulum, Jabalsari, Sumbergempol, Tulungagung.
d. Tahap Refleksi (Reflect)
Tahap refleksi merupakan tahapan dimana peneliti melakukan
intropeksi diri terhadap tindakan pembelajaran selama penelitian yang
dilakukan sebagai tujuan untuk menentukan perlu tidaknya siklus ke II.
Pada kegiatan refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan mengamati
untuk mengumpulkan hal-hal yang terjadi sebelum dan selama tindakan
berlangsung berdasarkan hasil pengamatan, catatan lapangan, wawancara,
dan cara menganalisis, memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan datadata tersebut. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya
42
implementasi tindakan dan hasil observasi.Berdasarkan refleksi inilah
suatu perbaikan tindakan selanjutnya di tentukan.
Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart,
model penelitian ini merupakan model pengembangan dari Kurt Lewin.
Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat
komponen, yaitu : (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, (4)
refleksi. Sesudah satu siklus selesai di implementasikan, khususnya
sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan
ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.Demikian
seterusnya, atau dengan beberapa kali siklus.4 Untuk lebih detailnya berikut
ini dikemukakan PTK Model Kemmis dan Mc Taggart :
4
Suryanto,et.all., Modul Penelitian Tindakan Kelas. (Kediri: Modul Tidak Diterbitkan,
2011), hal. 10
43
Gambar 3.1. Model PTK
Berdasarkan beberapa karakteristik PTK yang dipaparkan diatas,
maka dapat diartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh guru untuk meningkatkan dan memperbaiki
praktek pembelajaran di kelasnya.
Seorang peneliti harus mengetahui tujuan penelitian yang akan
dilaksanakan, dengan demikian peneliti dapat melaksanakan penelitian
sesuai dengan target yang diinginkan. Adapun tujuan utama penelitian
tindakan
kelas
yaitu
melakukan
perbaikan
dan
profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar.
meningkatkan
44
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
dilakukan
secara
kolaboratif-
partisipatoris yaitu kerjasama antara peneliti dengan praktisi yang ada di
lapangan yaitu guru atau teman sejawat, dalam hal ini peneliti terlibat
langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi,
refleksi dan lain-lain.
B.
Prosedur penelitian
Secara umum kegiatan penelitian ini dapat dibedakan dalam 2 tahap,
yaitu tahap pendahuluan dan tahap tindakan.
1. Tahap pendahuluan (Pra-tindakan)
Penelitian ini dimulai dengan tindakan pendahuluan atau
refleksi awal. Pada refleksi awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
a. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing.
b. Melakukan diolog kepada guru mata pelajaran SKI tentang metode
yang dipakai dan materi yang diajarkan.
c. Menentukan sumber data.
d. Menentukan subyek penelitian
e. Melakukan tes awal.
2.
Tahap perencanaan tindakan
Berdasarkan uraian diatas yaitu pada tahap pra-tindakan,
maka disusunlah rencana tindakan perbaikan atas masalah-masalah
45
yang dijumpai dalam proses pembelajaran. Pada tahap perencana
tindakan ini peneliti menetapkan dan menyususn rancangan
perbaikan pembelajaran dengan berbagai strategi. Tahap-tahap yang
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti model yang
terdiri dari 4 tahap yang meliputi:
a. Tahap perencanaan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap observasi
d. Tahap refleksi
Uraian masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan
meliputi:
a. Membuat rencana pembelajaran.
b. Menentukan tujuan pembelajaran.
c. Menyusun media pembelajaran.
d. Menyusun materi yang akan disajikan.
e. Pelaksanaan evaluasi proses dan hasil.
f. Menyusun instrumen pengumpul data berupa pedoman
wawancara, format catatan lapangan, dan dokumentasi
serta tes.
46
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap ini merupakan langkah pelaksanaan rencana yang
telah disusun peneliti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
a. Guru melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rancangan
yang telah dibuat.
Pada tahap ini guru mengadakan tindakan pembelajaran
yang telah
direncanakan. Diantara rancangan
yang
dilakukan guru adalah:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Menyusun lembar observasi siswa, lembar pedoman
wawancara dan catatan lapangan.
3. Menyiapkan post test yang akan dibagikan kepada siswa.
4. Menyiapkan permainan kartu /media paired cards untuk
pembelajaran di kelas.
5. Melaksanakan koordinasi dengan guru Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) kelas V mengenai pelaksanaan tindakan.
6. Menyiapkan
soal,
digunakan.Guru
dan
skenario
mengadakan
pembelajaran
pengamatan
yang
dengan
menggunakan format observasi, format catatan lapangan
47
dan
melakukan
refleksi
terhadap
tindakan.
Format
observasi terlampir.
3. Tahap observasi
Pengamatan
dilakukan
bersamaan
dengan
pelaksanaan
pembelajaran atau tindakan. Tujuan diadakannya pengamatan untuk
mengenali, merekam, mendokumentasikan semua indikator baik
proses maupun hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
tindakan yang direncanakan dan sebagai efek samping.
Kegiatan pengamatan meliputi:
a. Perencanaan pembelajaran yang telah direncanakan peneliti.
b. Pelaksanaan proses belajar mengajar.
c. Hasil pembelajaran berupa kemampuan siswa.
Kegiatan-kegiatan yang merupakan tindakan proses dan hasil
tindakan pembelajaran diamati dengan menggunakan instrumen
yang telah disediakan dan kemudian dicatat dengan seksama. Data
tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk penyusunan tindakan
pada siklus berikutnya.
4. Refleksi
48
Refleki dilakukan pada akhir setiap tindakan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mendiskusikan tindakan yang telah dilakukan. Halhal yang perlu didiskusikan adalah:
a. Menganalisis tindakan yang baru dilaksanakan.
b. Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana tindakan dan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
c. Melakukan interpretsi, pemaknaan dan penyimpulan data yang
diperoleh.
d. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk
digunakan pada siklus berikutnya
e. Evaluasi tindakan I.
Table 3.2. perencanaan penelitian tindakan.
Siklus
Siklus 1
Tahap
Perencanaan
kegiatan
 Merencanakan
suatu
pembelajaran.
 Menentukan tujuan
pembelajaran.
 Menyusun materi
yang
akan
disampaikan.
 Menyusun
instrument
pengumpulan
pedoman
wawancara, format
catatan lapangan,
49
1
2
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
3
 Melakukan tindakan
sesuai
dengan
rencana yang telah
dibuat.
 Mengadakan
pengamatan dengan
menggunakan
format
observasi
dan
format
lapangan.
 Menganalisa data
yang
telah
diperoleh.
 Megulas
dan
menjelaskan
perbedaan rencana
tindakan
dan
pelaksanaan yang
telah dilakuka.
 Penyimpulan data
yang diperoleh.
 Memperbaiki
pelaksanaan
tindakan
sesuai
hasil evaluasi, untuk
digunakanpada
siklus berikutnya.
Mengadakan
evaluasi
tindakan pada siklus 1.
 Identifikasi
masalah
dan
penetapan
alternative
pemecahan
masalah.
Pengembangan
program tindakan
II.
 Pelaksanaan
program tindakanII
 Pengumpulan data
50
1
2
3
Tindakan II
Evaluasi tindakan
Refleksi
C.
Objek penelitian.
Pada penelitian tersebut yang menjadi sasaran penelitian adalah siswa
kelas
V
Madrasah
Sumbergempol,
Ibtidaiyah
Tulungagung
(MI)
yang
Roudlotul
mengalami
Ulum
Jabalsari,
kesulitan
dalam
pembelajaran SKI yang telah disampaikan sebelumnya dan nilai belajar
siswa belum memenuhi SKL.
D.
Teknik pengumpulan data
Data merupakan bahan yang nyata yang dapat dijadikan dasar kajian,
data-data tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses
tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan
datang dari pihak yang mewawancari dan jawaban diberikan oleh yang
diwawancarai.5Menurut Denzim dalam Goetz dan LeCompte (1984)
wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
5
Abdurrahmat fathoni, Metodologi penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), hal. 105
51
verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.6
Teknik wawancara ini banyak digunakan dalam penelitian
pendidikan karena mempunyai beberapa keunggulan. Beberapa
keunggulan itu termasuk:7
a. Peneliti memperoleh rerata jawaban yang relatif tinggi dari
responden.
b. Peneliti dapat membantu menjelaskan lebih, jika ternyata
responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan
ketidak jelasan pertanyaan.
c. Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti
dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh
pertanyaan dalam proses wawancara.
d. Peneliti
dapat
memperoleh
informasi
yang
tidak
dapat
diungkapkan dengan cara kuisioner ataupun observasi. Informasi
tersebut misalnya, jawaban yang sifatnya pribadi dan bukan
pendapat kelompok, atau informasi alternatif dari suatu kejadian
penting.
6
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 117
7
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hal. 79
52
Responden – responden yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini antara lain:
a. Kepala sekolah, yang nantinya akan diperoleh data tentang halhal umum yang berhubungan dengan MI roudlotul ulum,
jabalsari, sumbergempol, tulungagung.
b. Guru kelasV atau guru bidang studi, yang nantinya akan
diperoleh data tentang kegiatan proses belajar mengajar pada
mata mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas V
di
MI
Roudlotul
Ulum,
Jabalsari,
Sumbergempol,
Tulungagung.
2. Tes
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan
petunjuk yang ditujukan kepada peserta
test untuk mendapatkan
respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut
ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif, selanjutnya
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik
kesimpulan yang bersifat kualitatif.8
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes tulis dalam
bentuk subjektif atau uraian.
8
Ibid., hal. 43-44
53
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melaui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.9observer ini dilakukan
oleh guru mata pelajaran.
Observasi dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.Observasi dimaksudkan untuk
mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
tindakan serta untuk menjaring data aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran.
4. Dokumentasi
Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi
dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada
responden.10
Dokumentasi mempunyai arti penting, karena hal ini berguna
untuk mengetahui tentang keberadaan sekolah seperti struktur
organisasi, tugas dan fungsi guru, dan para siswa MI Roudlotul Ulum
dengan jalan melihat dokumentasi sekolah.
9
Fathoni, Metodologi Penelitian… hal. 104
Sukardi, Metodologi Penelitian… hal. 81
10
54
5. Catatan Lapangan
Sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian ini
adalah catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti yang yang
melakukan pengamatan atau observasi. Berbagai aspek pembelajaran
di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru
dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, mungkin juga hubungan
dengan orang tua siswa, iklim sekolah, kepala sekolah, demikian pula
kegiatan lain dari penelitian ini seperti aspek orientasi, perencanaan,
pelaksanaan, diskusi dan refleksi, semuanya dapat di dibaca kembali
dari catatan lapangan ini.11
Catatan lapangan ini dimaksudkan untuk melengkapi data yang
tidak terekam dalam instrumen pengumpulan data yang ada.Dengan
demikian diharapkan tidak ada penting yang terlewatkan dalam
kegiatan penelitian.
E. Analisis Data.
Analisis Data Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan
untuk mengetahui apakah siswa mengetahui peningkatan pemahaman dan hasil
belajar sesuai dengan yang diharapkan setelah diberikan tindakan. Analisis data
dilakukan sebelum dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dapat dilakukan
11
Wiriaatmadja, Metode Penelitian… hal. 125
55
pada saat tahap refleksi dari siklus penelitian.Data yang digunakan berasal dari
hasil pekerjaan tes siswa, hasil wawancara, observasi, dan hasil catatan lapangan.
Analisis
data
adalah
proses
menyeleksi,
menyederhanakan,
mengfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis
dan rasional untuk menyajikan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
menyususn jawaban masalah yang menjadi tujuan penelitian.12Menurut Miles
dan Huberman model ideal dari pengumpulan data dananalisis adalah yang
secara bergantian berlangsung sejak awal.Jadi, analisisdata yang dilakukan pada
penelitian tindakan kelas dilakukan sejak awal orientasi lapangan.13
Ada beberapa langkah menganalisis data, antara lain:14
1. Reduksi data
Yaitu proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi data yang
bermakna.
2. Paparan data
Yaitu proses penampilan data secara lebih sederhana dalam
bentuk naratif, representasi tabular termasuk dalam format matriks
atau grafis.
12
Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar Meneliti: Panduan Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Guru dan Calon Guru.(t.t.p: Unesa University Press. 2008), hal. 28
13
Wiriaatmadja, Metode Penelitian…, hal. 139
14
Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar Meneliti..., hal. 29
56
3. Penyimpulan
Yaitu proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah
terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang
singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas.
Data yang bersifat kualitatif yang telah terkumpul seperti data
observasi, dokumentasi, dan wawancara dianalisis dengan analisa
deskriptif kualitatif.Sedangkan data yang bersifat kuantitatif seperti
data hasil observasi motivasi siswa dianalisis dengan menggunakan
analisa deskriptif dan sajian visual.Sajian tersebut menggambarkan
bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya
perbaikan, peningkatan, perubahan, ke arah yang lebih baik jika
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dapat
menimbulkan perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan
sebelumnya, maka jenis data yang bersifat kuantitatif yang didapatkan
dari hasil evaluasi dianalisis dengan menggunakan rumus.15
P = Post rate – base rate x 100
Base rate
15
Hamzah. B. uno, Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar dan kreatif
dan efektif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 73
57
Keterangan :
P = Presentase peningkatan
Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan
Base rate = Nilai rata-rata sebelum peningkatan.
F.
Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil tes formatif siswa
pada sub PENGERTIAN HAJI WADA’hasil belajar SKI siswa pada sub pokok
bahasan ini dikatakan berhasil apabila dari hasil tes tersebut mendapat nilai ≥
65 sebanyak 80% atau lebih. Siswa yang mendapat nilai ≥ 65 berarti siswa
tersebut sudah tuntas belajar.
Download