Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 EFEKTIFITAS Typha angustifolia DAN Eichhornia crassipes DALAM MENGOLAH LEAHATE DENGAN SISTEM CONSTRUCTED WETLAND Achmad Chusnun Ni’am1) dan IDAA. Warmadewanthi2) 1) Jurusan Teknik Lingkungan Jl. Arief Rahman Hakim, Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail: [email protected] 2) Jurusan Teknik Lingkungan ABSTRAK Leahate yang digunakan pada penelitian memiliki kandungan salinitas tinggi. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektifitas Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dalam mengolah leahate dengan salinitas tinggi menggunakan sistem constructed wetland. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penurunan konsentrasi salinitas, ammonium, dan nitrat tertinggi berturut-turut pada konsentrasi salinitas 2500 mgL oleh Typha angustifolia pada debit 100 L/hari dan 50 L/hari sebesar 16,84%, 97,29%, 95,17% dan 47,20%, 94,4%, 94,76% sedangkan oleh Eichhornia crassipes sebesar 10,4%, 91,51%, 89,88% dan 9,6%,96,39%, 89,28%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas, ammonium, dan nitrat tertinggi berturutturut pada konsentrasi salinitas 1900 mgL oleh Typha angustifolia pada debit 100 L/hari dan 50 L/hari sebesar 16,84%, 81,73%,76,92% dan 13,16%, 91,14%, 81,73% sedangkan oleh Eichhornia crassipes sebesar 13,16%, 85,79%, 49,03% dan 8,42%, 80,07%, 46,15%. Typha angustifolia memiliki efektifitas lebih baik dalam mengolah leahate dengan salinitas tinggi daripada Eichhornia crassipes. Kata kunci: Constructed Wetland, Eichhornia Crassipes, Leahate, Nutrien, Salinitas, Typha Angustifolia PENDAHULUAN Leachate yang dihasilkan TPA merupakan sumber polusi yang berbahaya bagi lingkungan karena memiliki efek toksik. Leachate mengandung logam berat, senyawa organik dan anorganik seperti amonia, sulfat dan kation logam (Kamarudzaman et al., 2011). Pengolahan leachate TPA diperlukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Salah satu alternatif pengolahan leachate dengan salinitas tinggi dapat diturunkan dengan menggunakan pendekatan fitoteknologi dengan memusatkan tumbuhan sebagai teknologi lingkungan hidup yang mampu menyelesaikan masalah lingkungan yang disebut dengan fitoremediasi (USEPA, 2001). Beberapa jenis tumbuhan air mampu bekerja sebagai agen fitoremediasi, seperti Cyperus papyrus. Azolla sp., Pistia sp., Typha angustifolia, Limnocharis flava, Ipomoea aquatica, Salvinia sp. Eichhornia crassipes dan tumbuhan mangrove (Malik. 2007). Eichhornia crassipes memiliki kemampuan mereduksi salinitas pada range 1961 mg/L hingga 2536 mg/L dari salinitas 6552 mg/L (Hidayati, 2011). Typha angustifolia memiliki efisiensi pelepasan nutrisi pada leachate dalam bentuk amonia nitrogen dan nitrat oleh Typha angustifolia berkisar 42,6-88,9% (Ling, 2006). Leachate dengan salinitas tinggi menyebabkan mikroorganisme yang digunakan sebagai pengolah leachate secara biologis tidak dapat menguraikan bahan organik sehingga mengakibatkan penurunan efisiensi pada instalasi pengolahan air limbah TPA. Tujuan dari ISBN : 978-602-97491-7-5 D-7-1 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 penelitian adalah mengkaji efektifitas Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dalam mengolah leachate dengan salinitas tinggi. METODE Penelitian ini menggunakan leachate dengan kandungan salinitas tinggi. Sistem pengolahan yang digunakan adalah constructed wetland dengan dimensi panjang 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 60 cm dengan waktu detensi 3 hari. Penelitian pertama kali dilakukan dengan tahap pendahuluan, yaitu aklimatisasi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap uji efektifitas dalam mengolah leachate dengan kandungan salinitas tinggi. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variasi salinitas 2500 mg/L dan 1900 mg/L, variasi jenis tumbuhan Eicchornia crassipes dan Typha angustifolia serta variasi debit leahate 50 L/hari dan 100 L/hari. Analisis parameter yang diteliti meliputi salinitas, ammonium, dan nitrat. Reaktor pada tumbuhan Eichhornia crassipes menggunakan free water system, sedangkan reaktor pada tumbuhan Typha angustifolia menggunakan subsurface flow system dengan clay sebagai substrat Typha angustifolia. Uji efektifitas tumbuhan dalam menurunkan konsentrasi salinitas dilakukan dengan uji 2-sample t. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pertama kali dilakukan tahap aklimatisasi yang bertujuan agar Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia mampu menyesuaikan diri terhadap leachate sebagai media tumbuh. Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dibersihkan akarnya dan ditimbang beratnya sebelum dimasukkan pada media tanam. Aklimatisasi dilakukan selama 4 hari, yang dianggap pada rentang waktu tersebut Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia mampu beradaptasi pada kondsi lingkungan baru. Media pada reaktor menggunakan leachate dengan kandungan COD 400 mg/L dan salinitas awal 0,982 ppt dalam 40 L media dengan rincian 5 L leachate dan 35 L air . Tumbuhan Typha angustifolia memiliki batas toleransi terhadap COD pada nilai COD ≥400mg/L (Xu et al., 2010; 2011) dan Typha akan mengalami kematian dalam kisaran salinitas 10-25 ppt (Glenn et al., 1995), sedangkan Eichhornia crassipes memilii toleransi terhadap salinitas hingga 2536 mg/L (Hidayati, 2011). Hasil penelitian tahap uji efektifitas menunujukkan efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar pada konsentrasi salinitas 2500 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 1.) pada debit 50 L/hari sebesar 47,20% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 34,20%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar oleh Eichhornia crassipes (Gambar 1.) pada debit 100 L/hari sebesar 10,40% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 9,60%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar pada konsentrasi salinitas 1900 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 1.) pada debit 100 L/hari sebesar 16,84% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 13,16%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar oleh Eichhornia crassipes (Gambar 1) pada debit 100 L/hari sebesar 13,16% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 8,42%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas pada kontrol sebesar 2,8%. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2011) efisiensi Eichhornia crassipes dalam menurunkan konsentrasi salinitas leachate 2386 mg/L sebesar 24,56%. Eichhornia crassipes memiliki potensi menurunkan konsentrasi Cl- sebesar 27,71% pada konsentrasi awal 1035 mg/L (Nugraheni, 2001). ISBN : 978-602-97491-7-5 D-7-2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 TA100 (2500) TA50 (2500) TA100 (1900) TA50 (1900) KONTROL 2,6 2,4 EFTA100 (2500) EFTA50 (2500) EFTA100 (1900) EFTA50 (1900) EFKONTROL 50 45 40 2,2 Efisiensi (% ) S alinitas (ppt) 35 2,0 1,8 30 25 20 15 1,6 10 1,4 5 0 0,00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 11 1 2 3 4 5 a. 7 8 9 10 11 b. EG100 (2500) EG50 (2500) EG100 (1900) EG50 (1900) KONTROL 2,55 2,40 EFEG100 (2500) EFEG50 (2500) EFEG100 (1900) EFEG50 (1900) EFKONTROL 14 12 10 E fisiensi (% ) 2,25 Salinitas (ppt) 6 Data ke- Data ke- 2,10 1,95 8 6 4 1,80 2 1,65 0 0,00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Data ke- Data ke- c. d. Gambar 1 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Salinitas oleh Typha angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Salinitas oleh Eichhornia crassipes. Penurunan konsentrasi salinitas terlihat pada perlakuan dengan menggunakan tumbuhan daripada kontrol. Hal ini menandakan bahwa tumbuhan memiliki peranan dalam menurunkan konsentrasi salinitas melalui mekanisme penyerapan salinitas oleh tumbuhan. Penurunan konsentrasi salinitas yang drastis terjadi pada pengamatan hari pertama untuk dengan perlakuan yang terdapat tumbuhan (Gambar 1.) selanjutnya terjadi kenaikan konsentrasi salinitas hingga hari terakhir sehingga menyebabkan penurunan efisiensi konsentrasi salinitas. Terjadinya penurunan lalu kenaikan konsentrasi salinitas hingga hari terakhir disebabkan karena tumbuhan tidak memiliki kemampuan menyerap salinitas yang terlalu berlebih. Salinitas yang tinggi menyebabkan terjadinya gangguan tekanan osmotik dan ion pada tumbuhan sehingga dapat menyebabkan perubahan morfologi, fisiologis. Penurunan efisiensi oleh tumbuhan disebabkan karena salinitas menjadi faktor stress yang berdampak buruk bagi tumbuhan, yaitu melalui penurunan potensial air pada akar dimana tingginya salinitas di luar akar membuat akar lebih sulit menyerap air, toksisitas ion karena penyerapan Na+ atau Cl- yang berlebihan dalam sel tumbuhan sehingga menghambat proses enzimatis, dan ketidakseimbangan ion nutrien. Efek ini dapat mengganggu fungsi fisiologis dan biokimia dari sel dan akhirnya mengarah ke kematian sel (Mansour dan Salama, 2004; Jampeetong dan Brix, 2009). Berdasarkan uji 2-sample t tumbuhan Typha angustifolia memiliki efisiensi penurunan konsentrasi salinitas lebih baik daripada Eichhornia crassipes dikarenakan memiliki ukuran akar lebih besar yang dapat meningkatkan pengontrolan penyerapan ion daripada Eichhornia crassipes yang memiliki ukuran akar lebih kecil dengan terdapat serabut-serabut halus pada akar. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar pada konsentrasi salinitas 2500 mg/L oleh Typha angustifolia pada debit 100 L/hari sebesar 97,29% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 94,40%. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar oleh Eichhornia ISBN : 978-602-97491-7-5 D-7-3 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 crassipes (Gambar 2.) pada debit 50 L/hari sebesar 96,39% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 91,51%. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar pada konsentrasi salinitas 1900 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 2.) pada debit 50 L/hari sebesar 91,14% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 81,73%. Penurunan konsentrasi ammmonium terbesar oleh Eichhornia crassipes crassipes (Gambar 2.) pada debit 100 L/hari sebesar 85,79% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 80,07%. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium pada kontrol sebesar 65,7%. TA100 (2500) TA50 (2500) TA100 (1900) TA50 (1900) KONTROL 110 100 100 90 80 80 70 70 Efisiensi (% ) Am m onium (m g/L) 90 60 50 40 EFTA100 (2500) EFTA50 (2500) EFTA100 (1900) EFTA50 (1900) EFKONTROL 110 60 50 40 30 30 20 20 10 10 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 Data ke- 5 a. 7 8 9 10 11 b. EG100 (2500) EG50 (2500) EG100 (1900) EG50 (1900) KONTROL 110 100 90 100 90 80 80 70 70 60 50 40 EFEG100 (2500) EFEG50 (2500) EFEG50 (1900) EFEG50 (1900) EFKONTROL 110 Efisiensi (% ) Am monium (mg/L) 6 Data ke- 60 50 40 30 30 20 20 10 10 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Data ke- Data ke- c. d. Gambar 2 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Ammonium oleh Typha angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Ammonium oleh Eichhornia Crassipes. Penurunan konsentrasi ammonium disebabkan oleh mikroorganisme, serapan tumbuhan, dan absorpsi (Kamarudzaman, 2011). Penurunan konsentrasi amonium terjadi pada semua perlakuan, namun efisiensi penurunan konsentrasi ammonium jauh lebih besar pada perlakuan dengan menggunakan tumbuhan (Gambar 2.). Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium sebesar pada kontrol sebesar 65% lebih kecil dari perlakuan dengan tumbuhan. Penelitian Kamarudzaman (2006) menyebutkan bahwa efisiensi penurunan konsentrasi ammonium pada sistem constructed wetland tanpa tumbuhan sebesar 78.1%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dan et al., (2011) bahwa terdapat perbedaan antara wetland dengan perlakuan dengan tumbuhan dan tanpa tumbuhan, tumbuhan mampu meningkatkan kinerja dalam penghapusan nitrogen dan bahan organik. Tumbuhan memiliki peranan dalam menurunkan konsentrasi ammonium pada leachate. Keberadaan tumbuhan sangat penting dalam sistem constructed wetland dalam meningkatkan removal nitrogen karena tumbuhan menyediakan substrat dan oksigen untuk pertumbuhan mikroorganisme dalam rhizosfer sehingga meningkatkan nitrifikasi, mengoptimalkan removal organik dan proses denitrifikasi (Lee et al., 2009; Saeed dan Sun, 2012). Selain itu, dengan adanya tumbuhan menunjukkan proses nitrifikasi sangat aktif, penurunan ammonium diperbesar dengan meningkatnya laju evapotranspirasi selama pertumbuhan tanaman (Chung et al., 2008). Ammonium dan nitrat merupakan nitrogen ISBN : 978-602-97491-7-5 D-7-4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 anorganik utama yang diserap oleh akar tumbuhan yang digunakan dalam proses metabolisme (Crespo et al., 2012). Nitrogen bisa diserap tumbuhan dan dapat dilepas kembali setelah proses dekomposisi (Kamarudzaman, 2011). Hal ini yang dapat menyebabkan adanya peningkatan konsentrasi ammonium selama proses penelitian berlangsung (Gambar 2.) sehingga proses nitrifikasi memiliki peranan penting dalam menurunkan konsentrasi ammonium. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar pada konsentrasi salinitas 2500 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 3.) pada debit 100 L/hari sebesar 95,17% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 94,76%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar oleh Eichhornia crassipes (Gambar 3.) pada debit 50 L/hari sebesar 89,88% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 89,28%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar pada konsentrasi salinitas 1900 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 3.) pada debit 50 L/hari sebesar 81,73% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 76,92%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar oleh Eichhornia crassipes (Gambar 3.) pada debit 100 L/hari dapat sebesar 49,03% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 46,15%. Typha angustifolia memiliki efisiensi penurunan nitrat hingga 95,17%. Penelitian dilakukan Ling (2010), efisiensi pelepasan nutrisi pada leachate dalam bentuk amonia nitrogen dan nitrat oleh Typha angustifolia berkisar 42,688,9%. TA100 (2500) TA50 (2500) TA100 (1900) TA50 (1900) KONTROL 80 70 EFTA100 (2500) EFTA50 (2500) EFTA100(1900) EFTA50 (1900) EFKONTROL 100 90 80 60 E fis ie n s i (% ) N itra t (m g /L ) 70 50 40 30 60 50 40 30 20 20 10 10 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 Data ke- 6 7 8 9 10 11 Data ke- a. b. EG100 (2500) EG50 (2500) EG100 (1900) EG50 (1900) KONTROL 90 80 EFEG100 (2500) EFEG50 (2500) EFEG50 (1900) EFEG50 (1900) EFKONTROL 100 90 80 70 70 E fisie ns i (% ) N itra t (m g /L ) 60 50 40 30 60 50 40 30 20 20 10 10 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 Data ke- Data ke- c. d. 7 8 9 10 11 Gambar 3 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Nitrat oleh Typha Angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Nitrat oleh Eichhornia Crassipes Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat lebih besar pada perlakuan dengan menggunakan tumbuhan daripada kontrol dengan efisiensi sebesar 72% (Gambar 3.). Penelitian yang dilakukan Kamarudzaman (2006) menyebutkan bahwa efisiensi penurunan konsentrasi nitrat pada sistem constructed wetland tanpa tumbuhan sebesar 77.1%. Hal ini menandakan bahwa tumbuhan memiliki peranan dalam menurunkan konsentrasi nitrat pada leachate karena proses serapan oleh tumbuhan dan proses nitrifikasi. Keberadaan tumbuhan ISBN : 978-602-97491-7-5 D-7-5 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 sangat penting untuk constructed wetland dalam meningkatkan kinerja meremoval nitrogen (Saeed dan Sun, 2012). Selain ammonium, nitrat merupakan nitrogen anorganik utama yang diserap oleh akar tumbuhan yang digunakan dalam proses metabolisme (Crespo et al., 2012). Pertumbuhan tanaman akan optimal jika nitrogen yang tersedia dalam bentuk nitrat (Coruzzi dan Bush, 2001). Faktor media tumbuhan juga bisa mempengaruhi dalam penurunan konsentrasi nitrat. Tumbuhan Typha angustifolia memiliki efisiensi penurunan konsentrasi nitrat lebih tinggi daripada Eichhornia crassipes karena clay dengan area permukaan yang luas sebagai media tumbuh Typha angustifolia menjadi substrat bagi bakteri sehingga berpengaruh terhadap proses nitrifikasi. Tumbuhan memiliki peranan penting dalam sistem constructed wetland. Lee et al., (2009) menyebutkan bahwa akar tumbuhan sebagai area permukaan untuk pertumbuhan mikroorganisme dan zona aerobik. Zona akar memfasilitasi berbagai proses fisik dan biokimia yang disebabkan hubungan tumbuhan, komunitas mikroorganisme, media, dan tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah tumbuhan Typha angustifolia lebih efektif dalam mengolah leachate dengan salinitas tinggi. Saran yang dapat diberikan setelah dilakukan penelitian adalah perlu dilakukan penelitian dengan detensi waktu yang berbeda dan pengukuran parameter lain, seperti logam berat pada leachate yang mengandung salinitas tinggi. DAFTAR PUSTAKA Chung, A. K. C., Y. Wu, N. F. Y. Tam, M. H. Wong (2008). Nitrogen and phosphate mass balance in a sub-surface flow constructed wetland for treating municipal wastewater, Ecological Engineering, Vol.32, p.81–89. Coruzzi G., dan Bush D. R., (2001). Nitrogen and carbon nutrient and metabolite signalling in plants, Plant Physiol, Vol.125, p.61–64. Crespo, Emma Fernández, Gemma Camanes, Pilar García Agustín (2012). Ammonium enhances resistance to salinity stress in citrus plants, Journal of Plant Physiology, Vol.169,p.1183-1191. Dan, T. H., Quang, L. N., Chiem, N. H., Brix, H., (2011). Treatment of high-strength wastewater in tropical constructed wetlands planted with Sesbania sesban: horizontal subsurface flow versus vertical downflow, Ecological Engineering, Vol 37(5),p.711-720. Glenn, Edward., T. Lewis Thompson, Robert Frye, James Riley, Donald Baumgartner, (1995), Effects of salinity on growth and evapotranspiration of Typha domingensis Pers., Aquatic Botany, Vol.52, p.75-91. Hidayati, Afina Kibtiyah (2011). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eicchornia crassipes untuk Penyisihan Polutan pada Leachate (Studi Kasus: TPA Benowo), Tugas Akhir, Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya. Jampeetong, Arunothai dan Brix, Hans., (2009). Effects of NaCl salinity on growth, morphology, photosynthesis and proline accumulation of Salvinia natans, Aquatic Botany,Vol.91,p.181–186. ISBN : 978-602-97491-7-5 D-7-6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 Kamarudzaman, Ain Nihla (2006). Leachate treatment using subsurface flow and free water surface constructed wetland systems. Masters Thesis, Universiti Teknologi Malaysia, Faculty of Civil Engineering. Kamarudzaman, Ain Nihla., Roslaili Abdul Aziz, adan Mohd Faizal Ab Jalil (2011). Removal of Heavy Metals from Landfill Leachate Using Horizontal and Vertical Subsurface Flow Constructed Wetland Planted with Limnocharis flava, International Journal of Civil & Environmental Engineering. Vol.l1, p.85-91. Lee, Chang-gyun, Tim D. Fletcher, Guangzhi Sun (2009). Nitrogen removal in constructed wetland systems, Eng. Life Sci. Vol.9,p.11–22. Ling, Chew Ai (2006). Nutrient Removal From Leachate Using Horizontal Subsurface Constructed Wetland, Tesis, Faculty of Civil Engineering, Universiti Teknologi Malaysia. Malik, Anushree (2007). Environmental challenge vis a vis opportunity, The case of water hyacinth, Environment International. Vol.33, p.122–138. Mansour, Mohamed Magdy F. dan Salama., Karima H.A., (2004). Cellular basis of salinity tolerance in plants, Environmental and Experimental Botany,Vol.52, p.113–122. Nugraheni, Putri (2001). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) untuk menurunkan salinitas dan kesadahan sumber air baku air minum bersifat payau, Tugas Akhir, Teknik Lingkungan, ITS Surabaya. Saeed, Tanveer dan Sun, Guangzhi (2012). A review on nitrogen and organics removal mechanisms in subsurface flow constructed wetlands: Dependency on environmental parameters, operating conditions and supporting media, Journal of Enviromental Management, Vol.112,p. 429-448. United States Environmental Protection Agency. (2001), A Citizen’s Guideto Phytoremediation (EPA 542-F-01-002). United States Environmental Protection Agency, Office of Solid Waste, Washington DC. Xu, Jingtao., Cong Li, Fang Yang , Zhong Dong, Jian Zhang, Yingcan Zhao, Pengyu Qi, Zhen Hu (2010), Typha angustifolia stress tolerance to wastewater with different levels of chemical oxygen demand, Desalination, Vol.280, p.58–62. Xu, Weifeng., Weiming Shi, Feng Yan, Biao Zhang, Jiansheng Liang (2011), Mechanisms of cadmium detoxification in cattail (Typha angustifolia L.), Aquatic Botany, Vol.94,p.37–43. ISBN : 978-602-97491-7-5 D-7-7