EFEKTIFITAS Typha angustifolia DAN Eichhornia crassipes DALAM

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
EFEKTIFITAS Typha angustifolia DAN Eichhornia crassipes DALAM
MENGOLAH LEAHATE DENGAN SISTEM CONSTRUCTED
WETLAND
Achmad Chusnun Ni’am1) dan IDAA. Warmadewanthi2)
1) Jurusan Teknik Lingkungan
Jl. Arief Rahman Hakim, Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia
e-mail: [email protected]
2) Jurusan Teknik Lingkungan
ABSTRAK
Leahate yang digunakan pada penelitian memiliki kandungan salinitas tinggi. Penelitian ini
bertujuan mengkaji efektifitas Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dalam mengolah
leahate dengan salinitas tinggi menggunakan sistem constructed wetland. Hasil penelitian
menunjukkan efisiensi penurunan konsentrasi salinitas, ammonium, dan nitrat tertinggi
berturut-turut pada konsentrasi salinitas 2500 mgL oleh Typha angustifolia pada debit 100
L/hari dan 50 L/hari sebesar 16,84%, 97,29%, 95,17% dan 47,20%, 94,4%, 94,76%
sedangkan oleh Eichhornia crassipes sebesar 10,4%, 91,51%, 89,88% dan 9,6%,96,39%,
89,28%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas, ammonium, dan nitrat tertinggi berturutturut pada konsentrasi salinitas 1900 mgL oleh Typha angustifolia pada debit 100 L/hari dan
50 L/hari sebesar 16,84%, 81,73%,76,92% dan 13,16%, 91,14%, 81,73% sedangkan oleh
Eichhornia crassipes sebesar 13,16%, 85,79%, 49,03% dan 8,42%, 80,07%, 46,15%. Typha
angustifolia memiliki efektifitas lebih baik dalam mengolah leahate dengan salinitas tinggi
daripada Eichhornia crassipes.
Kata kunci: Constructed Wetland, Eichhornia Crassipes, Leahate, Nutrien, Salinitas, Typha
Angustifolia
PENDAHULUAN
Leachate yang dihasilkan TPA merupakan sumber polusi yang berbahaya bagi
lingkungan karena memiliki efek toksik. Leachate mengandung logam berat, senyawa organik
dan anorganik seperti amonia, sulfat dan kation logam (Kamarudzaman et al., 2011).
Pengolahan leachate TPA diperlukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Salah satu
alternatif pengolahan leachate dengan salinitas tinggi dapat diturunkan dengan menggunakan
pendekatan fitoteknologi dengan memusatkan tumbuhan sebagai teknologi lingkungan hidup
yang mampu menyelesaikan masalah lingkungan yang disebut dengan fitoremediasi (USEPA,
2001). Beberapa jenis tumbuhan air mampu bekerja sebagai agen fitoremediasi, seperti
Cyperus papyrus. Azolla sp., Pistia sp., Typha angustifolia, Limnocharis flava, Ipomoea
aquatica, Salvinia sp. Eichhornia crassipes dan tumbuhan mangrove (Malik. 2007).
Eichhornia crassipes memiliki kemampuan mereduksi salinitas pada range 1961 mg/L hingga
2536 mg/L dari salinitas 6552 mg/L (Hidayati, 2011). Typha angustifolia memiliki efisiensi
pelepasan nutrisi pada leachate dalam bentuk amonia nitrogen dan nitrat oleh Typha
angustifolia berkisar 42,6-88,9% (Ling, 2006).
Leachate dengan salinitas tinggi menyebabkan mikroorganisme yang digunakan
sebagai pengolah leachate secara biologis tidak dapat menguraikan bahan organik sehingga
mengakibatkan penurunan efisiensi pada instalasi pengolahan air limbah TPA. Tujuan dari
ISBN : 978-602-97491-7-5
D-7-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
penelitian adalah mengkaji efektifitas Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dalam
mengolah leachate dengan salinitas tinggi.
METODE
Penelitian ini menggunakan leachate dengan kandungan salinitas tinggi. Sistem
pengolahan yang digunakan adalah constructed wetland dengan dimensi panjang 100 cm,
lebar 50 cm, dan tinggi 60 cm dengan waktu detensi 3 hari. Penelitian pertama kali dilakukan
dengan tahap pendahuluan, yaitu aklimatisasi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap uji
efektifitas dalam mengolah leachate dengan kandungan salinitas tinggi. Variabel yang
digunakan dalam penelitian adalah variasi salinitas 2500 mg/L dan 1900 mg/L, variasi jenis
tumbuhan Eicchornia crassipes dan Typha angustifolia serta variasi debit leahate 50 L/hari
dan 100 L/hari. Analisis parameter yang diteliti meliputi salinitas, ammonium, dan nitrat.
Reaktor pada tumbuhan Eichhornia crassipes menggunakan free water system, sedangkan
reaktor pada tumbuhan Typha angustifolia menggunakan subsurface flow system dengan clay
sebagai substrat Typha angustifolia. Uji efektifitas tumbuhan dalam menurunkan konsentrasi
salinitas dilakukan dengan uji 2-sample t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pertama kali dilakukan tahap aklimatisasi yang bertujuan agar Eichhornia
crassipes dan Typha angustifolia mampu menyesuaikan diri terhadap leachate sebagai media
tumbuh. Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dibersihkan akarnya dan ditimbang
beratnya sebelum dimasukkan pada media tanam. Aklimatisasi dilakukan selama 4 hari, yang
dianggap pada rentang waktu tersebut Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia mampu
beradaptasi pada kondsi lingkungan baru. Media pada reaktor menggunakan leachate dengan
kandungan COD 400 mg/L dan salinitas awal 0,982 ppt dalam 40 L media dengan rincian 5 L
leachate dan 35 L air . Tumbuhan Typha angustifolia memiliki batas toleransi terhadap COD
pada nilai COD ≥400mg/L (Xu et al., 2010; 2011) dan Typha akan mengalami kematian
dalam kisaran salinitas 10-25 ppt (Glenn et al., 1995), sedangkan Eichhornia crassipes
memilii toleransi terhadap salinitas hingga 2536 mg/L (Hidayati, 2011).
Hasil penelitian tahap uji efektifitas menunujukkan efisiensi penurunan konsentrasi
salinitas terbesar pada konsentrasi salinitas 2500 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 1.)
pada debit 50 L/hari sebesar 47,20% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 34,20%.
Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar oleh Eichhornia crassipes (Gambar 1.) pada
debit 100 L/hari sebesar 10,40% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 9,60%. Efisiensi
penurunan konsentrasi salinitas terbesar pada konsentrasi salinitas 1900 mg/L oleh Typha
angustifolia (Gambar 1.) pada debit 100 L/hari sebesar 16,84% sedangkan pada debit 50
L/hari sebesar 13,16%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar oleh Eichhornia
crassipes (Gambar 1) pada debit 100 L/hari sebesar 13,16% sedangkan pada debit 50 L/hari
sebesar 8,42%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas pada kontrol sebesar 2,8%.
Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2011) efisiensi Eichhornia crassipes dalam
menurunkan konsentrasi salinitas leachate 2386 mg/L sebesar 24,56%. Eichhornia crassipes
memiliki potensi menurunkan konsentrasi Cl- sebesar 27,71% pada konsentrasi awal 1035
mg/L (Nugraheni, 2001).
ISBN : 978-602-97491-7-5
D-7-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
TA100 (2500)
TA50 (2500)
TA100 (1900)
TA50 (1900)
KONTROL
2,6
2,4
EFTA100 (2500)
EFTA50 (2500)
EFTA100 (1900)
EFTA50 (1900)
EFKONTROL
50
45
40
2,2
Efisiensi (% )
S alinitas (ppt)
35
2,0
1,8
30
25
20
15
1,6
10
1,4
5
0
0,00
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
11
1
2
3
4
5
a.
7
8
9
10
11
b.
EG100 (2500)
EG50 (2500)
EG100 (1900)
EG50 (1900)
KONTROL
2,55
2,40
EFEG100 (2500)
EFEG50 (2500)
EFEG100 (1900)
EFEG50 (1900)
EFKONTROL
14
12
10
E fisiensi (% )
2,25
Salinitas (ppt)
6
Data ke-
Data ke-
2,10
1,95
8
6
4
1,80
2
1,65
0
0,00
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Data ke-
Data ke-
c.
d.
Gambar 1 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Salinitas
oleh Typha angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi
Salinitas oleh Eichhornia crassipes.
Penurunan konsentrasi salinitas terlihat pada perlakuan dengan menggunakan
tumbuhan daripada kontrol. Hal ini menandakan bahwa tumbuhan memiliki peranan dalam
menurunkan konsentrasi salinitas melalui mekanisme penyerapan salinitas oleh tumbuhan.
Penurunan konsentrasi salinitas yang drastis terjadi pada pengamatan hari pertama untuk
dengan perlakuan yang terdapat tumbuhan (Gambar 1.) selanjutnya terjadi kenaikan
konsentrasi salinitas hingga hari terakhir sehingga menyebabkan penurunan efisiensi
konsentrasi salinitas. Terjadinya penurunan lalu kenaikan konsentrasi salinitas hingga hari
terakhir disebabkan karena tumbuhan tidak memiliki kemampuan menyerap salinitas yang
terlalu berlebih. Salinitas yang tinggi menyebabkan terjadinya gangguan tekanan osmotik dan
ion pada tumbuhan sehingga dapat menyebabkan perubahan morfologi, fisiologis.
Penurunan efisiensi oleh tumbuhan disebabkan karena salinitas menjadi faktor stress
yang berdampak buruk bagi tumbuhan, yaitu melalui penurunan potensial air pada akar
dimana tingginya salinitas di luar akar membuat akar lebih sulit menyerap air, toksisitas ion
karena penyerapan Na+ atau Cl- yang berlebihan dalam sel tumbuhan sehingga menghambat
proses enzimatis, dan ketidakseimbangan ion nutrien. Efek ini dapat mengganggu fungsi
fisiologis dan biokimia dari sel dan akhirnya mengarah ke kematian sel (Mansour dan Salama,
2004; Jampeetong dan Brix, 2009). Berdasarkan uji 2-sample t tumbuhan Typha angustifolia
memiliki efisiensi penurunan konsentrasi salinitas lebih baik daripada Eichhornia crassipes
dikarenakan memiliki ukuran akar lebih besar yang dapat meningkatkan pengontrolan
penyerapan ion daripada Eichhornia crassipes yang memiliki ukuran akar lebih kecil dengan
terdapat serabut-serabut halus pada akar.
Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar pada konsentrasi salinitas 2500
mg/L oleh Typha angustifolia pada debit 100 L/hari sebesar 97,29% sedangkan pada debit 50
L/hari sebesar 94,40%. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar oleh Eichhornia
ISBN : 978-602-97491-7-5
D-7-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
crassipes (Gambar 2.) pada debit 50 L/hari sebesar 96,39% sedangkan pada debit 100 L/hari
sebesar 91,51%. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar pada konsentrasi
salinitas 1900 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 2.) pada debit 50 L/hari sebesar 91,14%
sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 81,73%. Penurunan konsentrasi ammmonium
terbesar oleh Eichhornia crassipes crassipes (Gambar 2.) pada debit 100 L/hari sebesar
85,79% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 80,07%. Efisiensi penurunan konsentrasi
ammonium pada kontrol sebesar 65,7%.
TA100 (2500)
TA50 (2500)
TA100 (1900)
TA50 (1900)
KONTROL
110
100
100
90
80
80
70
70
Efisiensi (% )
Am m onium (m g/L)
90
60
50
40
EFTA100 (2500)
EFTA50 (2500)
EFTA100 (1900)
EFTA50 (1900)
EFKONTROL
110
60
50
40
30
30
20
20
10
10
0
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
1
2
3
4
Data ke-
5
a.
7
8
9
10
11
b.
EG100 (2500)
EG50 (2500)
EG100 (1900)
EG50 (1900)
KONTROL
110
100
90
100
90
80
80
70
70
60
50
40
EFEG100 (2500)
EFEG50 (2500)
EFEG50 (1900)
EFEG50 (1900)
EFKONTROL
110
Efisiensi (% )
Am monium (mg/L)
6
Data ke-
60
50
40
30
30
20
20
10
10
0
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Data ke-
Data ke-
c.
d.
Gambar 2 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi
Ammonium oleh Typha angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan
Konsentrasi Ammonium oleh Eichhornia Crassipes.
Penurunan konsentrasi ammonium disebabkan oleh mikroorganisme, serapan
tumbuhan, dan absorpsi (Kamarudzaman, 2011). Penurunan konsentrasi amonium terjadi pada
semua perlakuan, namun efisiensi penurunan konsentrasi ammonium jauh lebih besar pada
perlakuan dengan menggunakan tumbuhan (Gambar 2.). Efisiensi penurunan konsentrasi
ammonium sebesar pada kontrol sebesar 65% lebih kecil dari perlakuan dengan tumbuhan.
Penelitian Kamarudzaman (2006) menyebutkan bahwa efisiensi penurunan konsentrasi
ammonium pada sistem constructed wetland tanpa tumbuhan sebesar 78.1%. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dan et al., (2011) bahwa terdapat perbedaan antara
wetland dengan perlakuan dengan tumbuhan dan tanpa tumbuhan, tumbuhan mampu
meningkatkan kinerja dalam penghapusan nitrogen dan bahan organik.
Tumbuhan memiliki peranan dalam menurunkan konsentrasi ammonium pada
leachate. Keberadaan tumbuhan sangat penting dalam sistem constructed wetland dalam
meningkatkan removal nitrogen karena tumbuhan menyediakan substrat dan oksigen untuk
pertumbuhan mikroorganisme dalam rhizosfer sehingga meningkatkan nitrifikasi,
mengoptimalkan removal organik dan proses denitrifikasi (Lee et al., 2009; Saeed dan Sun,
2012). Selain itu, dengan adanya tumbuhan menunjukkan proses nitrifikasi sangat aktif,
penurunan ammonium diperbesar dengan meningkatnya laju evapotranspirasi selama
pertumbuhan tanaman (Chung et al., 2008). Ammonium dan nitrat merupakan nitrogen
ISBN : 978-602-97491-7-5
D-7-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
anorganik utama yang diserap oleh akar tumbuhan yang digunakan dalam proses
metabolisme (Crespo et al., 2012). Nitrogen bisa diserap tumbuhan dan dapat dilepas kembali
setelah proses dekomposisi (Kamarudzaman, 2011). Hal ini yang dapat menyebabkan adanya
peningkatan konsentrasi ammonium selama proses penelitian berlangsung (Gambar 2.)
sehingga proses nitrifikasi memiliki peranan penting dalam menurunkan konsentrasi
ammonium.
Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar pada konsentrasi salinitas 2500 mg/L
oleh Typha angustifolia (Gambar 3.) pada debit 100 L/hari sebesar 95,17% sedangkan pada
debit 50 L/hari sebesar 94,76%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar oleh
Eichhornia crassipes (Gambar 3.) pada debit 50 L/hari sebesar 89,88% sedangkan pada debit
100 L/hari sebesar 89,28%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar pada konsentrasi
salinitas 1900 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 3.) pada debit 50 L/hari sebesar 81,73%
sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 76,92%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat
terbesar oleh Eichhornia crassipes (Gambar 3.) pada debit 100 L/hari dapat sebesar 49,03%
sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 46,15%. Typha angustifolia memiliki efisiensi
penurunan nitrat hingga 95,17%. Penelitian dilakukan Ling (2010), efisiensi pelepasan nutrisi
pada leachate dalam bentuk amonia nitrogen dan nitrat oleh Typha angustifolia berkisar 42,688,9%.
TA100 (2500)
TA50 (2500)
TA100 (1900)
TA50 (1900)
KONTROL
80
70
EFTA100 (2500)
EFTA50 (2500)
EFTA100(1900)
EFTA50 (1900)
EFKONTROL
100
90
80
60
E fis ie n s i (% )
N itra t (m g /L )
70
50
40
30
60
50
40
30
20
20
10
10
0
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
1
2
3
4
5
Data ke-
6
7
8
9
10
11
Data ke-
a.
b.
EG100 (2500)
EG50 (2500)
EG100 (1900)
EG50 (1900)
KONTROL
90
80
EFEG100 (2500)
EFEG50 (2500)
EFEG50 (1900)
EFEG50 (1900)
EFKONTROL
100
90
80
70
70
E fisie ns i (% )
N itra t (m g /L )
60
50
40
30
60
50
40
30
20
20
10
10
0
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
1
2
3
4
5
6
Data ke-
Data ke-
c.
d.
7
8
9
10
11
Gambar 3 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Nitrat
oleh Typha Angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi
Nitrat oleh Eichhornia Crassipes
Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat lebih besar pada perlakuan dengan
menggunakan tumbuhan daripada kontrol dengan efisiensi sebesar 72% (Gambar 3.).
Penelitian yang dilakukan Kamarudzaman (2006) menyebutkan bahwa efisiensi penurunan
konsentrasi nitrat pada sistem constructed wetland tanpa tumbuhan sebesar 77.1%. Hal ini
menandakan bahwa tumbuhan memiliki peranan dalam menurunkan konsentrasi nitrat pada
leachate karena proses serapan oleh tumbuhan dan proses nitrifikasi. Keberadaan tumbuhan
ISBN : 978-602-97491-7-5
D-7-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
sangat penting untuk constructed wetland dalam meningkatkan kinerja meremoval nitrogen
(Saeed dan Sun, 2012). Selain ammonium, nitrat merupakan nitrogen anorganik utama yang
diserap oleh akar tumbuhan yang digunakan dalam proses metabolisme (Crespo et al., 2012).
Pertumbuhan tanaman akan optimal jika nitrogen yang tersedia dalam bentuk nitrat (Coruzzi
dan Bush, 2001). Faktor media tumbuhan juga bisa mempengaruhi dalam penurunan
konsentrasi nitrat. Tumbuhan Typha angustifolia memiliki efisiensi penurunan konsentrasi
nitrat lebih tinggi daripada Eichhornia crassipes karena clay dengan area permukaan yang
luas sebagai media tumbuh Typha angustifolia menjadi substrat bagi bakteri sehingga
berpengaruh terhadap proses nitrifikasi. Tumbuhan memiliki peranan penting dalam sistem
constructed wetland. Lee et al., (2009) menyebutkan bahwa akar tumbuhan sebagai area
permukaan untuk pertumbuhan mikroorganisme dan zona aerobik. Zona akar memfasilitasi
berbagai proses fisik dan biokimia yang disebabkan hubungan tumbuhan, komunitas
mikroorganisme, media, dan tanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah tumbuhan Typha angustifolia
lebih efektif dalam mengolah leachate dengan salinitas tinggi. Saran yang dapat diberikan
setelah dilakukan penelitian adalah perlu dilakukan penelitian dengan detensi waktu yang
berbeda dan pengukuran parameter lain, seperti logam berat pada leachate yang mengandung
salinitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Chung, A. K. C., Y. Wu, N. F. Y. Tam, M. H. Wong (2008). Nitrogen and phosphate mass
balance in a sub-surface flow constructed wetland for treating municipal
wastewater, Ecological Engineering, Vol.32, p.81–89.
Coruzzi G., dan Bush D. R., (2001). Nitrogen and carbon nutrient and metabolite signalling
in plants, Plant Physiol, Vol.125, p.61–64.
Crespo, Emma Fernández, Gemma Camanes, Pilar García Agustín (2012). Ammonium
enhances resistance to salinity stress in citrus plants, Journal of Plant Physiology,
Vol.169,p.1183-1191.
Dan, T. H., Quang, L. N., Chiem, N. H., Brix, H., (2011). Treatment of high-strength
wastewater in tropical constructed wetlands planted with Sesbania sesban:
horizontal subsurface flow versus vertical downflow, Ecological Engineering, Vol
37(5),p.711-720.
Glenn, Edward., T. Lewis Thompson, Robert Frye, James Riley, Donald Baumgartner,
(1995), Effects of salinity on growth and evapotranspiration of Typha domingensis
Pers., Aquatic Botany, Vol.52, p.75-91.
Hidayati, Afina Kibtiyah (2011). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eicchornia crassipes untuk
Penyisihan Polutan pada Leachate (Studi Kasus: TPA Benowo), Tugas Akhir,
Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.
Jampeetong, Arunothai dan Brix, Hans., (2009). Effects of NaCl salinity on growth,
morphology, photosynthesis and proline accumulation of Salvinia natans, Aquatic
Botany,Vol.91,p.181–186.
ISBN : 978-602-97491-7-5
D-7-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Kamarudzaman, Ain Nihla (2006). Leachate treatment using subsurface flow and free water
surface constructed wetland systems. Masters Thesis, Universiti Teknologi Malaysia,
Faculty of Civil Engineering.
Kamarudzaman, Ain Nihla., Roslaili Abdul Aziz, adan Mohd Faizal Ab Jalil (2011). Removal
of Heavy Metals from Landfill Leachate Using Horizontal and Vertical Subsurface
Flow Constructed Wetland Planted with Limnocharis flava, International Journal of
Civil & Environmental Engineering. Vol.l1, p.85-91.
Lee, Chang-gyun, Tim D. Fletcher, Guangzhi Sun (2009). Nitrogen removal in constructed
wetland systems, Eng. Life Sci. Vol.9,p.11–22.
Ling, Chew Ai (2006). Nutrient Removal From Leachate Using Horizontal Subsurface
Constructed Wetland, Tesis, Faculty of Civil Engineering, Universiti Teknologi
Malaysia.
Malik, Anushree (2007). Environmental challenge vis a vis opportunity, The case of
water hyacinth, Environment International. Vol.33, p.122–138.
Mansour, Mohamed Magdy F. dan Salama., Karima H.A., (2004). Cellular basis of salinity
tolerance in plants, Environmental and Experimental Botany,Vol.52, p.113–122.
Nugraheni, Putri (2001). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) untuk
menurunkan salinitas dan kesadahan sumber air baku air minum bersifat payau,
Tugas Akhir, Teknik Lingkungan, ITS Surabaya.
Saeed, Tanveer dan Sun, Guangzhi (2012). A review on nitrogen and organics removal
mechanisms in subsurface flow constructed wetlands: Dependency on environmental
parameters, operating conditions and supporting media, Journal of Enviromental
Management, Vol.112,p. 429-448.
United
States Environmental Protection Agency. (2001), A Citizen’s Guideto
Phytoremediation (EPA 542-F-01-002). United States Environmental Protection
Agency, Office of Solid Waste, Washington DC.
Xu, Jingtao., Cong Li, Fang Yang , Zhong Dong, Jian Zhang, Yingcan Zhao, Pengyu Qi, Zhen
Hu (2010), Typha angustifolia stress tolerance to wastewater with different levels of
chemical oxygen demand, Desalination, Vol.280, p.58–62.
Xu, Weifeng., Weiming Shi, Feng Yan, Biao Zhang, Jiansheng Liang (2011), Mechanisms of
cadmium detoxification in cattail (Typha angustifolia L.), Aquatic Botany,
Vol.94,p.37–43.
ISBN : 978-602-97491-7-5
D-7-7
Download