Berpikir di Luar Kotak Meraih Hasil Besar Suatu ketika, saat para sahabat di antaranya Abdullah bin Amr bin Ash sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW ditanya, “Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu, Konstantinopel atau Rumiyah?” Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius (yaitu Konstantinopel) dibuka lebih dahulu.” (Berdasarkan kisah dalam HR Ahmad, Ad-Darimi, dan Al-Hakim). Pernyataan Rasulullah SAW saat itu begitu luar biasa dan menggambarkan visi yang sangat besar. Bayangkan, saat itu Konstantinopel terkenal dengan sebutan 'Kota Benteng' yang beratus tahun tak bisa ditembus oleh pasukan manapun. Pasukan perangnya pun sangat tangguh dengan persenjataan yang lengkap. Di sisi lain, pasukan Islam saat itu masih sangat tertinggal jauh, baik persenjataan, sistem pertahanan, dan jumlah pasukannya. Meskipun begitu, para sahabat yang bertanya menjadi optimis dan meningkat motivasinya, karena mereka yakin apa yang dikatakan Rasulullah SAW berdasarkan petunjuk Allah SWT yang pasti suatu saat dapat menjadi kenyataan. Sejarah kemudian mencatat, bahwa pada hari Selasa tanggal 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan tanggal 29 Mei 1453, Konstantinopel berhasil dikuasai pasukan muslimin. Pada kenyataannya, penaklukan Konstantinopel bukanlah hal yang mudah. Upaya pertama dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668 M gagal. Upaya berikutnya dilakukan oleh Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah hingga Turki Utsmani pada masa pemerintahan Murad II juga gagal. Akhirnya, upaya dari Sultan Muhammad II atau dikenal dengan Muhammad al-Fatih, Konstantinopel dapat ditaklukkan dan diubah namanya menjadi 'Islambul' yang berarti 'Kota Islam' dan dikenal luas juga dengan sebutan 'Istanbul.' Sahabat Mitraniaga, mengapa pasukan muslimin waktu itu senantiasa istiqamah dan pantang menyerah mencoba menaklukkan Konstantinopel? Tak lain karena mereka sangat percaya apa yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa Konstantinopel dapat dikuasai umat Islam, lalu mereka berusaha berpikir di 'luar kotak' serta sedapat mungkin mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki untuk mewujudkan apa yang diyakini tersebut. Berpikir di luar kotak adalah menggunakan akal dengan memikirkan sesuatu secara kreatif dan lateral (di luar kebiasaan umum). Sesungguhnya potensi yang terdapat dalam diri kita sangat besar, namun karena seringkali kita menggunakan berbagai asumsi, standar penilaian orang lain, trauma masa lalu, bahkan rasa takut dan malu yang berlebihan, maka potensi itu menjadi sempit, bahkan kadang tidak muncul sama sekali. Bila Anda ingin meraih sesuatu yang menjadi impian, maka berpikirlah melebihi dari apa yang sedang Anda pikirkan bahkan Anda miliki saat ini. Untuk berpikir di luar kotak, kita tidak perlu membuat batasan, yang penting semua yang kita pikirkan positif dan sejalan dengan norma agama yang kita anut. Saat kita sudah terbiasa berpikir positif, maka ide-ide kreatif yang keluar dari pemikiran kita insya Allah juga positif. Yang terpenting dari itu semua, yakinilah bahwa apapun yang kita pikirkan dan kita lakukan sangat mungkin memetik hasil asalkan kita mau dan mampu menembus batas ketidakmungkinan. Menembus batas ketidakmungkinan hanya dapat dilakukan oleh orang yang terbiasa berpikir di luar kotak. Seandainya pasukan muslimin menjadikan kondisi dan keterbatasan mereka saat itu, ditambah dengan beberapa kali pengalaman kalah perang dari pasukan Konstantinopel sebagai alasan untuk berhenti meraih impiannya, maka boleh jadi kita dan seluruh umat Islam dunia tidak akan pernah memiliki Istanbul sebagai bagian dari pusat peradaban Islam yang tinggi dan penuh kehormatan. Alhamdulillah, mereka memilih berpikir di luar kotak. Nah, Sahabat Mitraniaga, masihkah kita mau berpikir terbatas dengan kotak-kotak yang kita buat sendiri? Diposting oleh admin Jum`at, 17 Juni 2016 11:06:14 Rubrik : Motivasi - dibaca : 6558 Kali Printed @ 25-10-2017 07:10 From https://www.shadnetwork.com/web/ Page 1 Of 2 Printed @ 25-10-2017 07:10 From https://www.shadnetwork.com/web/ Page 2 Of 2