Penataan kelembagaan pertanian dalam

advertisement
38
BAB V
PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT
5.1. Sejarah Masuknya Sistem Pertanian Padi Sehat di Kampung Ciburuy
Kampung Ciburuy merupakan areal penanaman padi sawah yang cukup
potensial. Oleh karena itu, sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian.
Sebagai wilayah yang dominan bergerak di sektor pertanian, Kampung Ciburuy
cukup ditunjang oleh fasilitas jalan sebagai sarana pendistribusian hasil pertanian.
Dalam hal adopsi inovasi, petani-petani di Kampung Ciburuy cenderung terbuka
terhadap inovasi atau teknologi baru di bidang pertanian termasuk sistem
pertanian organik. Walaupun sampai saat ini ada pula sebagian petani yang masih
bergantung dengan sistem pertanian yang mengandalkan benih dan pupuk
pabrikan atau kimia.
Di Indonesia, pertanian organik mulai berkembang pada Tahun 2000.
Sementara penerapan pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy sendiri dimulai
pada Tahun 2002 sebagai respon petani terhadap isu pertanian organik nasional
yang diperkenalkan melalui slogan “Go Organic 2010”. Ketua Gapoktan mulai
mempelajari dan mencoba sistem pertanian organik dalam lahan percobaan atau
demonstrasi
plot
(demplot)
untuk
kemudian
hasil
percobaan
tersebut
dikomunikasikan kepada anggota kelompok tani lainnya. Sejalan dengan itu,
dalam suatu kegiatan “Temu Usaha”, Ketua Gapoktan “Silih Asih” Desa Ciburuy
bertemu dengan Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa. Saat itu, LPS
Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan serta BP4K
tengah membentuk sebuah program Pemberdayaan Petani Dhuafa. Dalam
program tersebut Gapoktan “Silih Asih” bekerjasama dengan LPS Dompet
Dhuafa dan menjadi peserta dalam program tersebut. Petani-petani peserta
program mendapatkan pembinaan teknis, bantuan biaya produksi dan jaminan
pasar atas pembelian gabah.
Sasaran dalam program LPS Dompet Dhuafa ini adalah petani-petani yang
memenuhi kriteria yaitu mustahik (berhak menerima zakat), produktif dan
bersedia mengikuti aturan. Program ini berjalan selama dua tahun. Seluruh biaya
produksi padi sehat dibiayai oleh LPS dari budidaya hingga pengolahan.
Begitupun masalah pemasaran juga menjadi tanggungjawab LPS. Petani dapat
39
fokus menanam padi sehat tanpa takut hasil panennya tidak ada yang membeli.
Hal ini tentunya sangat memudahkan petani. Perlahan namun pasti mulai banyak
petani di Ciburuy bergabung menjadi anggota Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) sekaligus peserta program pemberdayaan petani LPS Dompet Dhuafa.
Pada tahun pertama pelaksanaan program, sistem pertanian padi sehat
diterapkan pada lahan seluas dua hektar dan berkembang menjadi lima hektar.
Pada Tahun 2005 bertambah menjadi empat puluh hektar. Lahan pertanian padi
sehat kembali diperluas dengan penambahan seratus empat puluh hektar seiring
dengan bertambah pula jumlah petani yang mengikuti program. Program
pemberdayaan ini berakhir pada Tahun 2007. Dengan berakhirnya program, maka
didelegasikanlah sebuah koperasi yang bernama Koperasi Kelompok Tani
“Lisung Kiwari” untuk mengatur dan mengelola permintaan pasar. Selanjutnya,
sistem penerapan pertanian padi sehat dikembangakan secara swadaya oleh para
petani yang tergabung dalam Gapoktan “Silih Asih”.
Hingga kini lahan pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy telah mencapai
seratus tujuh puluh hektar dengan semakin bertambahnya jumlah petani yang
telah menerapkan sistem pertanian padi sehat. Meski demikian, lahan pertanian
padi sehat ini masih menyebar dan menyatu dengan lahan pertanian non organik.
Hal ini yang menjadi kendala bagi komunitas petani padi sawah Kampung
Ciburuy karena akan mempengaruhi kualitas beras sehat itu sendiri. Namun,
sejauh ini beras sehat yang dihasilkan oleh petani Kampung Ciburuy telah melalui
uji laboratorium secara berkala yang dilakukan oleh Balai Penelitian Lingkungan
Pertanian. Meski demikian, komunitas petani padi sehat Kampung Ciburuy
memilih menggunakan istilah “sehat” dibandingkan dengan “organik” karena
khawatir akan kontaminasi dari areal sawah yang masih menggunakan pupuk,
benih maupun pestisida kimia terhadap lahan pertanian mereka. Selain itu, sistem
pertanian yang diterapkan belum sepenuhnya dapat dikatakan organik, tetapi
transisi menuju pada sistem pertanian organik seutuhnya.
Perkembangan penerapan sistem pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy
terutama pada komunitas petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) “Silih Asih” tidak terlepas dari figur seorang pemimpin atau ketua
yang tanggap terhadap sistem, memiliki kemampuan analisa yang tajam dan
40
manajerial yang baik serta berjiwa kepemimpinan, sehingga memunculkan
kepercayaan yang tinggi baik dari petani maupun pihak-pihak lain yang menjadi
mitra. Secara perlahan namum pasti sistem pertanian padi sehat ini mulai diikuti
oleh petani lainnya dan berkembang dengan baik hingga sekarang.
5.2. Deskripsi Sistem Pertanian Padi Sehat di Kampung Ciburuy
Sistem pertanian padi sehat yang diterapkan oleh komunitas petani padi
sehat Kampung Ciburuy merupakan pertanian transisi dari pertanin modern (benih,
pupuk dan pestisida kimia) menuju ke pertanian organik. Dikatakan transisi
karena dalam prakteknya masih mengabaikan kesterilan air. Idealnya air yang
digunakan dalam pertanian organik adalah air steril, tetapi karena letak sawah
yang menyebar dan beberapa hektar menyatu dengan areal sawah petani lain yang
belum menerapkan pertanian organik, sehingga ada kekhawatiran akan
terkontaminasi oleh pestisida atau unsur lain dari sawah yang belum organik.
No. Teknis
1. Mengolah tanah
2.
3.
Penggunaan pupuk
kompos
Pengaturan air
4.
Sanitasi
5.
Sistem tanam
(Legowo 1, Legowo
2, dsb)
Keterangan:
Biologis
Benih tahan tungro
Kimia
Pestisida
nabati
Fisik1
Ditangkap
Benih tahan wereng
Digropyok
Benih tahan kurang
air (kemarau)
Melestarikan
predator
Recovery lahan
(penambahan agensi
hayati)
Diumpan
1. Pendekatan fisik yaitu berupa perlakuan terhadap hama.
Gambar 4 Matriks Pendekatan-pendekatan yang Diterapkan dalam Sistem
Pertanian Padi Sehat di Kampung Ciburuy, 2011
Selain itu, ketika dijumpai bagan warna daun (BWD) yang kurang hijau dan
ketebalan daun yang kurang, maka dalam prakteknya masih dilakukan
penambahan pupuk urea dengan takaran yang rendah. Oleh karena itu, komunitas
petani Kampung Ciburuy lebih memilih menggunakan istilah sistem pertanian
padi sehat dengan produk berupa beras sehat meskipun paket metode yang
41
diterapkan sudah sesuai dengan prinsip atau standar pertanian organik pada
umumnya. Paket metode sistem pertanian padi sehat yang diterapkan oleh
Gapoktan “Silih Asih” adalah Integrated Crop Management (ICM) atau
Pengelolaan Tanaman Terpadu dan metode atau pola System Rice Intensification
(SRI) yang terdiri atas: benih muda, tanam dangkal, tanam tunggal, pupuk organik
dan pengandalian hama terpadu.
Selain itu diterapkan pula sistem Low-External-Input and Sustainable
Agriculture (LEISA) atau Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah,
dimana dalam hal ini penggunaan urea dalam jumlah rendah digunakan apabila
diperlukan yaitu ketika menunjukkan indikator pada bagan warna daun. Dalam
pertanian organik diterapkan juga beberapa pendekatan seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4. Pendekatan ini sifatnya saling melengkapi antara satu dengan
yang lainnya agar hasil yang dicapai maksimal.
5.3. Sistem Pertanian Padi Sehat dan Penerapannya
Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsipprinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan
makanan untuk tanaman (feeding the soil that feeds the plants), dan bukan
memberi makanan langsung pada tanaman. Sesuai dengan filosofi tersebut, dalam
sistem pertanian padi sehat yang diterapkan oleh komunitas petani padi sehat
Kampung Ciburuy terdapat sejumlah teknologi, diantaranya:
1.
Pada kegiatan budidaya (on-farm), terutama pada kegiatan penyiapan
lahan terlebih dahulu dilakukan recovery lahan. Dalam recovery lahan
dilakukan pemberian pupuk kompos, organic fertilizer, pestisida nabati
ataupun penambahan agensi hayati (mikroba dan biota tanah). Teknologi
ini bertujuan mengembalikan keragaman biota atau bahan organik dalam
tanah dan ekosistemnya. Selain itu juga perlu diperhatikan keadaan air
yang macak-macak;
2.
Pada kegiatan pengolahan hasil (off-farm), dilakukan kegiatan menjemur,
menggiling, mengayak atau menapis dan mengemas. Setelah panen, petani
menjual gabah kepada koperasi untuk selanjutnya koperasi yang akan
melakukan pengolahan hasil tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan
tujuan menambah nilai mutu produk;
42
3.
Penataan
kelembagaan, dimaksudkan agar kegiatan pertanian dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Dalam penataan kelembagaan ini,
ditunjukkan dengan salah satunya peran koperasi yang melakukan
perubahan bentuk organisasi berupa pembentukan unit-unit kerja baru
yang sesuai dengan kebutuhan petani. Koperasi juga diarahkan untuk
menjaring mitra kerja demi perkembangan penerapan pertanian padi sehat
yang lebih baik dan menghasilkan produk sesuai dengan keinginan pasar.
Dalam hal tingkat penerapan sistem pertanian organik, seluruh petani pada
komunitas petani padi sehat telah melakukan praktek penerapan sistem pertanian
padi sehat dengan baik sesuai SOP yang berlaku. Sebanyak 30 orang responden
penelitian yang terdiri atas 5 orang berasal dari lapisan atas, 15 orang dari lapisan
menengah dan 10 orang dari lapisan bawah menunjukkan tingkat penerapan
sistem pertanian padi sehat yang tinggi dengan persentase 100 persen. Dengan
kata lain seluruh petani dari tiap-tiap lapisan telah menerapkan praktek sistem
pertanian padi sehat dengan baik sesuai dengan SOP yang berlaku dan metode
serta pendekatan yang baik. Hal ini juga diakui oleh Bapak My sebagai petani
lapisan atas dan ketua Kelompok Tani sebagai berikut:
“Menurut pengamatan saya selama ini kalo ditanya
bagaimana praktek penerapan pertanian organik khususnya
disini sudah cukup baik, petani mampu melakukan budidaya
dengan baik, tinggi tingkat pemahamannya. Kan ada SOP
yang sudah dibuat. Jadi bisa merujuk kesana. Walaupun
terkadang dilakukan perubahan sesuai kondisi di areal
pesawahan masing-masing tanpa keluar dari SOP tadi. Itu
dipersilahkan. Petani tau lah apa yang harus dilakukan. Tapi
intinya mah sudah baik dan sesuai SOP.” (Bapak My, 44
tahun).
Praktek penerapan pertanian padi sehat yang telah diterapkan tidak jauh
berbeda seperti pada pertanian sebelumnya (mengandalkan benih dan pupuk
kimia) sehingga petani cenderung dapat melakukan budidaya pertanian padi sehat
secara tepat. Selain itu petani sering mendapat arahan dari Ketua Gapoktan dan
terlibat dalam diskusi-diskusi bersama di saung Gapoktan “Silih Asih”, sehingga
tingkat pemahaman akan teori maupun praktek budidaya padi sehat tergolong
43
tinggi. Perbedaan sistem padi sehat ini adalah terletak pada penyiapan lahan,
kegiatan pemupukan termasuk perawatan. Seperti yang telah diuraikan
sebelumnya bahwa pada penyiapan lahan dikenal istilah recovery lahan sebagai
upaya memperbaiki kondisi tanah yang tidak subur dengan cara nengembalikan
bahan organik dalam tanah. Kondisi tanah juga harus dijaga dengan
mempertahankan kondisi tanah yang macak-macak. Sementara itu pupuk yang
digunakan tentu saja adalah pupuk organik dengan prosedur pemupukan
dilakukan sesuai SOP.
Dalam hal ini juga terlihat bahwa komunitas petani padi sehat Kampung
Ciburuy tanggap terhadap perubahan sehingga perlahan namun pasti mereka dapat
menyesuaikan dengan segala perubahan teknologi dan dapat berkembang hingga
saat ini. Keberadan koperasi memberikan arti bagi petani. Selain koperasi
menjamin mengenai urusan pembelian gabah dari petani, koperasi juga
memberikan keringanan kepada petani yang kesulitan modal dengan memberikan
pinjaman saat akan mulai menanam padi dengan sistem yarnen (bayar panen).
Petani dapat mengembalikan pinjaman tersebut setelah panen atau saat pembelian
gabah oleh koperasi akan dikurangi dengan jumlah pinjaman yang telah diberikan
kepada petani. Selain itu kebutuhan-kebutuhan petani dapat terpenuhi dengan
tersedianya pelayanan pada setiap unit kerja baru yang telah dibentuk diantaranya
pelayanan jasa alat dan mesin pertanian (alsintan), sarana irigasi dan sebagainya.
Seiring perkembangannya, penerapan sistem pertanian padi sehat di
Kampung Ciburuy perlahan namum pasti mulai memperlihatkan hasil yang baik.
Kondisi tanah mulai subur kembali dan dapat mendukung kegiatan pertanian.
Meski demikian, dalam kurun waktu sembilan tahun (2002-2011) sejak pertama
kalinya diterapkan sistem pertanian padi sehat hingga sekarang, rata-rata petani
menyatakan tidak terjadi perubahan taraf hidup yang dirasakan (Gambar 6).
Sebanyak lima orang atau 100 persen petani lapisan atas menyatakan tidak
merasakan adanya perubahan taraf hidup sehubungan dengan penerapan sistem
pertanian padi sehat. Sementara itu, 73 persen petani lapisan menengah dan 80
persen petani lapisan bawah juga menyatakan tidak mengalami perubahan taraf
hidup sejak diterapkannya sistem pertanian padi sehat. Artinya kondisi kehidupan
petani tidak mengalami peningkatan setelah diterapkannya sistem pertanian padi
44
sehat. Dengan kata lain secara keseluruhan dari semua petani pada semua lapisan,
hanya enam orang atau sekitar 20 persen yang merasakan adanya perubahan taraf
hidup. Kondisi ini dijelaskan oleh Bapak En sebagai berikut:
“Bapak mah merasa tidak ada perubahan. Dari tahun ke
tahun hidup Bapak begini-begini aja kayaknya. Tidak ada
peningkatan ekonomi. Hasil panen ya segitu-gitu aja
semusimnya juga walaupun sekarang Bapak rasa tanah udah
mulai subur lagi ni. Tapi belum ada peningkatan hasil. Tapi
ya bersyukur aja. Kan tanah juga makhluk. Sama kaya kita
yang bisa sakit. Tanah juga bisa sakit. Cuaca juga
mempengaruhi. Jadi ya wajar aja ya naik turun hasil mah.”
(Bapak En, 59 tahun).
120%
100%
80%
Tidak Ada Perubahan
73%
60%
80%
100%
Ada Perubahan
40%
20%
27%
0%
20%
0%
Atas
Menengah
Bawah
Gambar 5 Persentase Perubahan Taraf Hidup Petani Padi Sehat Kampung Ciburuy
Tidak dirasakannya peningkatan taraf hidup oleh para petani padi sehat
Kampung Ciburuy karena pada dasarnya sistem pertanian ini memang tidak
bertujuan meningkatkan hasil produksi, tetapi lebih kepada mengembalikan
kesuburan tanah dan meningkatkan kualitas padi itu sendiri. Produktivitas padi
cenderung tidak mengalami peningkatan. Selama satu tahun pada setiap masa
tanamnya (semusim) produktivitas padi cenderung fluktuatif, bergantian
mengalami peningkatan dan penurunan hasil panen. Sehingga dapat disimpulkan
hingga saat ini belum dirasakan adanya peningkatan produktivitas padi
sehubungan dengan penerapan sistem pertanian organik ini.
diungkapkan Bapak Sk berikut ini:
Seperti yang
45
“Pertanian organik (padi sehat) mah pada dasarnya bukan
untuk meningkatkan hasil produksi. Tujuannya buat
menyuburkan tanah, meningkatkan kualitas padi bebas dari
pestisida.” (Bapak Sk, 58 tahun).
Dengan demikian, selama kurun waktu sembilan tahun sejak penerapan
sistem pertanian padi sehat Kampung Ciburuy ternyata belum membawa dampak
terhadap peningkatan taraf hidup petani. Meskipun harga jual beras organik tinggi,
tetapi tidak dapat menutupi biaya produksi yang juga cukup tinggi pada masa
awal budidaya. Selain itu tingkat pemilikan lahan yang relatif rendah, dengan kata
lain hampir sebagian besar tanah milik pihak luar menyebabkan petani tidak
memiliki akses terhadap tanah atau lahan sawah. Pembagian hasil dengan sistem
maro maupun mrapat bisa jadi tidak mencukupi kebutuhan petani dan
keluarganya.
“Ya, memang pertanian organik ini susah-susah gampang.
Pada awal tanam itu banyak keluhan. Tanah itu kaget mungkin
ya, apa istilahnya ya? Butuh adaptasi lagi lah mungkin.
Pembenahan tanahnya itu belum stabil. Produksi di awal masa
tanam itu menurun lho. Penghasilan juga menurun. Walaupun
harga gabahnya naik, beras sehat juga dijual dengan harga
tinggi tapi tetap saja biaya produksi ga ke tutup. Tapi ke depan,
jangka waktu yang panjang mah mudah-mudahan bisa lebih
baik kalau tanah udah stabil mah ya. ” (Bapak My, 44 tahun).
Hal ini relavan dengan pandangan Salikin (2003) yang menyatakan bahwa
sistem pertanian organik pada awalnya diragukan kemampuannya untuk memacu
produksi sebesar sistem pertanian industrial. Namun demikian, dalam jangka
panjang pertanian organik justru dapat mempertahankan produktivitas lahan dan
hasil panen secara berkesinambungan. Sebaliknya, sistem pertanian industrial
lebih berorientasi jangka pendek atau sesaat.
Download