III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut. 3.1.1 Konsep Risiko Menurut Kountur (2004), risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi, masih menurut Kountur (2008) risiko itu berhubungan dengan suatu kejadian, dimana kejadian tersebut memiliki kemungkianan untuk terjadi atau tidak terjadi dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang ditimbulkan. Basyib (2007) mendefinisikan risiko itu sendiri sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan, sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut. Kejadian risiko merupakan kejadian yang memunculkan peluang atau kerugian terjadinya hasil yang tidak diinginkan. Sementara itu kerugian risiko memiliki arti kerugian yang diakibatkan kejadian risiko baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian itu sendiri dapat berupa kerugian finansial maupun kerugian non-finansial. Menurut Kountur (2006) dan Robinson dan Barry (1987) diacu dalam Fariyanti (2008) sikap orang ketika menghadapi risiko berbeda-beda, dan teori tentang utility dapat digunakan untuk menjelaskan sikap orang terhadap risiko. Menurut teori ini ada tiga kelompok orang dalam menghadapi risiko yaitu : 1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (risk aversion). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan yang merupakan ukuran tingkat kepuasan. 23 2. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (risk taker). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang diharapkan. 3. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko (risk neutral). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan atau menaikkan keuntungan yang diharapkan. Sedangkan menurut Kountur (2007), perusahaan yang mengelola risikonya dengan baik akan mendapatkan beberapa manfaat antara lain : (a) dapat meningkatkan laba perusahaan, (b) memungkinkan terhindar dari kebangkrutan yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa luar biasa, dan (c) memperlancar pencapaian tujuan. Sehingga Hanafi (2007) mengatakan bahwa secara alamiah setiap orang atau organisasi dalam sebuah bisnis akan mengelola risiko yang bertujuan menciptakan sistem atau mekanisme pengelolaan risiko yang bertujuan untuk menghindari perusahaan dari kerugian dan untuk meningkatkan nilai perusahaan. 3.1.2 Kategori Risiko Risiko dapat dikategorikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan dan kejadian yang terjadi (Kountur, 2008). 1. Risiko dari Sudut Pandang Penyebab Risiko jika dilihat dari sudut pandang penyebab terjadinya risiko, ada dua macam risiko yaitu risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. Jadi, risiko yang disebabkan oleh terjadinya perubahan harga, perubahan tingkat bunga, atau perubahan mata uang asing disebut sebagai risiko-risiko keuangan. Sedangkan risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor non keuangan, faktor-faktor non keuangan tersebut yaitu manusia, teknologi, dan alam. 24 2. Resiko dari Sudut Pandang Akibat Risiko dari sudut pandang akibat, dapat dibagi menjadi 3 yaitu risiko murni versus risiko spekulatif, risiko statis versus risiko dinamis dan risiko subjektif versus risiko objektif. Adapun penjelasan dari masing-masing risiko tersebut adalah: a) Risiko murni versus risiko spekulatif Risiko dianggap sebagai risiko murni jika suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian tersebut pasti menimbulkan kerugian, tidak ada kemungkinan akan menghasilkan keuntungan. Perusahaan menghadapi berbagai hal dalam risiko ini. Contohnya adalah, barang rusak karena terbakar, barang terhanyut akibat banjir, kerusakan mesin, dan kehancuran gudang. Kebalikan risiko murni adalah risiko spekulatif yaitu risiko dimana kita mengharapkan terjadinya untung atau kerugian. Contohnya usaha bisnis, kerugian akibat spekulatif akan merugikan individu tertentu tetapi akan menguntungkan individu lainnya. b) Risiko statis versus risiko dinamis Munculnya risiko statis ini dari kondisi keseimbangan tertentu. Contoh risiko murni statis adalah, ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir dan angin topan. Risiko dinamis mungkin murni mungkin juga spekulatif. Contoh risiko dinamis adalah urbanisasi, perkembangan teknologi yang kompleks dan perubahan undang-undang atau peraturan pemerintah. c) Risiko subjektif versus risiko objektif Risiko subjektif adalah risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami keragu-raguan atau cemas akan terjadinya kejadian tertentu. Subjektif atas risiko tertentu mungkin juga bersifat murni atau spekulatif, dan statis atau dinamis. Intinya, risiko subjektif adalah ketidakpastian secara kejiwaan yang berasal dari sikap mental atau kondisi pikiran seseorang. Risiko objektif adalah probabilitas penyimpangan aktual dari yang diharapkan (dari ratarata) sesuai pengalaman. Risiko objektif lebih mudah diamati secara akurat dibandingkan dengan risiko subjektif karena dapat diukur. 3. Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas Aktivitas yang dapat menimbulkan risiko ada berbagai macam, misalnya aktivitas pemberian kredit, risikonya disebut risiko kredit. Seseorang yang 25 melakukan perjalanan juga dapat menghadapi risiko, yang disebut risiko perjalanan. Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada. 4. Risiko dari Sudut Pandang Kejadian Umumnya terdapat beberapa kejadian dalam suatu aktivitas, sehingga kejadian adalah salah satu bagian dari aktivitas. Sebagai contoh, dari sudut pandang penyebabnya, risiko kebakaran termasuk kategori risiko operasional karena disebabkan oleh faktor-faktor operasional dan bukan faktor keuangan. Risiko kebakaran termasuk kategori risiko murni dari sudut pandang akibatnya, karena kebakaran yang terjadi hanya rugi saja. Risiko kebakaran dapat dimasukkan sebagai salah satu bagian dari aktivitas, misalnya mengendarai mobil, banyak aktivitas yang bisa menimbulkan kebakaran seperti, memasang kabel listrik, memasak dan lain-lain. Agar risiko dapat dikelola dengan baik, seharusnya dinyatakan berdasarkan kejadiannya. Hanya dengan menyatakan risiko berdasarkan kejadian, baru dapat diketahui cara-cara apa yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko tersebut. Sangat sulit mengelola risiko yang dinyatakan berdasarkan aktivitas karena aktivitas masih bersifat sangat umum. Dalam suatu aktivitas masih terdapat bermacam-macam kejadian, kejadian yang berbeda membutuhkan penanganan yang berbeda. Vaughan (1978) diacu dalam Darmawi (2008) mengemukakan beberapa jenis risiko, yaitu: 1. Risk is the chance of loss (risiko adalah kans kerugian), chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkian kerugian. 2. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian), istilah “possibility” berarti bahwa probabilitas suatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Definisi ini merupakan pengertian risiko yang hampir mendekati pengertian risiko dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi definisi ini agak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif. 26 3. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian), yaitu adanya risiko karena adanya ketidakpastian. Kondisi yang tidak pasti itu disebabkan oleh beberapa hal yaitu: • Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya. • Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan • Keterbatasan pengetahuan/keterampilan/teknik mengambil keputusan • Dan sebagainya 3.1.3 Manajemen Risiko Menurut Darmawi (2008), manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen tersebut. Menurut Kountur (2004), manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik segala kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat diminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ada empat cara menangani risiko yaitu dengan cara menghindari dengan tidak mengambil risiko, mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi kerugian akibat risiko untuk meminimalkan akibatnya, mengalihkan risiko ke pihak lain. Suatu risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan konsekuensinya juga besar maka cara yang terbaik untuk menangani risiko tersebut adalah menghindar. Jika tidak dapat menghindar dan harus menghadapi risiko maka cara yang bisa dilakukan adalah mencegah; membuat kemungkinan terjadinya risiko sekecil mungkin. Selain mencegah kerugian, akibat dari kerugian itu perlu dikurangi, pengurangan 27 kerugian akibat risiko dilakukan terutama jika konsekuensi dari risiko tersebut besar. Dengan demikian pengurangan kerugian dilakukan untuk memperkecil konsekuensi. Beberapa risiko tidak dapat dicegah, kemungkinan terjadinya dikurangi konsekuensinya. Jika risiko tersebut tidak dapat dicegah atau dikurangi, ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu menyiapkan dana atas risiko tersebut. Pembiayaa risiko bisa dilakukan dengan mengalihkan pendanaannya kepada pihak lain atau menahan dimana perusahaan yang membiayai kerugian jika terjadi. Risiko yang mungkin dan konsekuensinya kecil mungkin akan terlalu mahal untuk pencegahan dan pengurangna kerugian. Risiko ini cukup ditangani dengan menyiapkan dana untuk membiayai jika sekiranya terjadi. Ada beberapa cara dalam mengalihkan risiko yaitu asuransi, hedging, leasing, factoring dan outsourcing. Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian ada beberapa cara yaitu dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Salah satu penanganan risiko dalam penelitian ini adalah diversifikasi. Menurut Kountur (2008), manajemen risiko perusahaan adalah bagaimana cara menangani semua risiko yang ada didalam perusahaan tanpa memilih risikorisiko tertentu saja. Penanganan risiko dapat dianggap sebagai salah satu fungsi dari manajemen. Ada beberapa fungsi manajemen yang sudah dikenal yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan melakukan pengendalian atau planning, organizing, actuating, controlling (POAC). Dengan demikian ditambahkan satu fungsi lagi yang sangat penting yaitu menangani risiko. Dalam menangani risiko-risiko yang ada dalam perusahaan diperlukan suatu proses yang dikenal dengan istilah proses pengelolaan risiko. Proses manajemen atau pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan, kemudian mengukur risiko-risiko yang telah diidentifikasi untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut. Selanjutnya menangani risiko-risiko untuk memberikan usulan apa yang akan dilakukan untuk menangani risiko-risiko tersebut sehingga segala 28 kemungkinan kerugian dapat diminimalkan. Selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana manajemen risiko telah diterapkan dalam perusahaan. Proses pengelolaan risiko perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1. Identifikasi risiko Evaluasi Pengukuran risiko Penanganan risiko Gambar 1. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan Sumber: Kountur, 2004 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional The Pinewood Organic Farm mengusahakan sayuran organik diatas lahan dengan luas ± 2 Ha dan memproduksi berbagai macam komoditas sayuran organik, tetapi pada penelitian ini yang akan dikaji berdasarkan komoditas unggulan karena banyaknya permintaan dan besarnya penerimaan yang diterima oleh perusahaan yaitu brokoli, caisin, sawi putih, dan tomat. Sayuran organik merupakan salah satu komoditas yang baik untuk dikembangkan karena memiliki peluang yang cukup prospektif. Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka masyarakat memiliki kesadaran untuk peduli terhadap kesehatan dan adanya keinginan untuk kembali ke alam (back to nature), yaitu dengan mengkonsumsi sayuran yang bersifat organik Perusahaan dalam mengusahakan sayuran organik menghadapi kendala dalam kegiatan budidayanya yaitu risiko produksi, hal ini disebabakan oleh kondisi cuaca, serangan hama penyakit. Dengan adanya risiko produksi, akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas. Penelitian ini akan mengkaji analisis produksi yang dilakukan pada kegiatan spesialisasi dan portofolio pada tomat dengan caisin, tomat dengan sawi putih dan brokoli dengan tomat. Dalam 29 hal ini akan diperoleh hasil analisis dari risiko produksi yang ada dan untuk itu perlu adanya upaya untuk mengatasi risiko produksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengkaji faktor penyebab risiko produksi yang terjadi, kemudian dilakukan analisis risiko untuk mengetahui tingkat risiko yang terjadi pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi dan kemudian akan berimplikasi terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2. The Pinewood Organic Farm Sayuran Organik Fluktuasi Produksi - Hama dan penyakit tanaman - Cuaca, kerusakan pada tanaman - Teknologi yang digunakan (lahan terbuka dan green house) Pendapatan Berfluktuasi Spesialisasi (Brokoli,Caisin, Sawi Putih dan Tomat) Diversifikasi (Portofolio): - Tomat dan Caisin - Tomat dan Sawi Putih - Brokoli dan Tomat Alternatif Yang Tepat Untuk Penanganan Risiko Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional. 30