BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analistis Deskriptif

advertisement
1
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analistis Deskriptif
1. Cara Perolehan dan Pengukuran Biaya Perolehan Aset tetap
Sebagian besar aset tetap berwujud yang dimiliki oleh PT.
Mahesa Anugerah Jaya diperoleh melalui pembelian tunai maupun
kredit. Aset tetap berwujud yang diperolehnya dicatat sebesar harga
perolehannya
dan
ada
juga
yang
tidak
menyertakan
harga
perolehannya secara keseluruhan yang mencakup segala pengeluaran
yang diperlukan sampai aset tetap tersebut siap dipergunakan.
Penentuan harga perolehan aset tetap merupakan masalah yang
cukup penting dalam penanganan aset tetap, kesalahan yang terjadi
didalam penentuan harga perolehannya dapat mempengaruhi besarnya
biaya penyusutan yang akan dibebankan pada tahun bersangkutan dan
tahun-tahun berikutnya. Jika suatu aset tetap dicatat lebih tinggi dari
apa yang seharusnya maka biaya penyusutan yang akan dibebankan
pada tahun yang bersangkutan dan tahun-tahun yang bersangkutan
akan menjadi lebih tinggi pula dan begitu pula bila terjadi sebaliknya.
Oleh karena itu penentuan harga perolehan aset tetap harus mendapat
perhatian yang lebih serius.
Cara perolehan dan penilaian aset tetap pada PT. Mahesa
Anugerah Jaya adalah sebagai berikut:
2
a. Peralatan kantor dan gudang
Dalam memperoleh peralatan gudang PT. Mahesa Anugerah Jaya
juga melakukan pembelian secara lokal. Misalnya: bulan agustus
2010 PT. Mahesa Anugerah Jaya membeli mesin jahit untuk
keperluan di gudangnya.
Jurnalnya:
Transaksi Aset tetap
Bank/Kas
Rp 10.200.000,Rp 10.200.000,-
Jurnal pada saat mesin pompa tersebut di pasang atau digunakan:
Aset tetap-Gudang
Transaksi Aset tetap
Rp 10.200.000,Rp 10.200.000,-
Perusahaan menggunakan Chart Of Account transaksi aset
tetap itu hanya untuk sementara, dan apabila aset tersebut sudah
digunakan untuk kegiatan perusahaan maka jurnal tersebut dibalik
pada aset tetap. Adapun nilai aset tetap yang diakui sebagai aset
adalah diatas satu juta rupiah dan memiliki masa manfaat lebih dari
satu tahun.
Perusahaan ini pengakuan asetnya
sudah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi PSAK No. 16 revisi 2011 pada
paragraph ke tujuh, yang menerangkan bahwa entitas akan
memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut.
3
b. Kendaraan
Kendaraan yang dibutuhkan oleh PT. Mahesa Anugerah Jaya guna
menunjang kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Dalam
pencatatannya,
kendaraan
tersebut
dicatat
sebesar
harga
perolehannya tidak ditambahkan dengan bunga kredit dan biayabiaya lainnya.
Contohnya pada bulan april 2009 perusahaan tersebut melakukan
pembelian kendaraan secara kredit, dengan perincian sebagai
berikut:
harga perolehan
Rp 450.000.000,-
biaya administrasi
Rp
600.000,-
biaya provisi
Rp
1.800.000,-
biaya proses barang jaminan Rp
8.130.000,-
bunga kredit
Rp 27.900.000,-
Total
Rp 488.430.000,-
Pencatatan yang digunakan untuk nilai aset di atas oleh PT.
Mahesa Anugerah Jaya adalah sebesar Rp 450.000.000,Dalam hal ini PT. Mahesa Anugerah Jaya pencatatannya
belum sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi PSAK No.16
revisi 2011 paragraph 16 sampai dengan 17, yaitu tentang
komponen biaya perolehan.
4
Contoh berikutnya, pada bulan mei 2009 dipesan bak truk untuk
perlengkapan truk tersebut diatas yang disepakati dengan harga Rp
43.800.000,- . Pencatatan perlengkapan truk pada PT. Mahesa
Anugerah Jaya
dianggap sebagai aset tersendiri dan tidak
dikapitalisasi.
c. Bangunan
Cara perolehan dan penilaian bangunan dan prasarana pada PT.
Mahesa Anugerah Jaya dapat dilihat pada contoh berikut. PT.
Mahesa Anugerah Jaya membangun sebuah mess, kantin dan
mushola untuk karyawan, pembangunan tersebut diserahkan
kepada pihak ketiga (pemborong) untuk di kerjakan. Biaya-biaya
sementara yang sudah dikeluarkan oleh PT. Mahesa Anugerah Jaya
masuk pada biaya CIP (Contruction in progress), setelah semua
pekerjaan selesai dan sudah dipastikan tidak ada penambahan biaya
lagi maka PT. Mahesa Anugerah Jaya akan mencatatnya sebagai
aset tetap.
Harga perolehan bangunan sudah sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi PSAK No. 16 revisi 2011 paragraph 15 yaitu,
suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat besarnya nilai perolehan untuk
tahun 2010 pada table di bawah ini:
5
Tabel 4.1
Penambahan dan Pengurangan Aset tetap
Tahun 2010
Saldo awal
Bangunan
Peralatan kantor
Peralatan gudang
Kendaraan
Komputer
272.123.742,91
3.525.972,41
1.107.895.503,14
696.511.359,66
5.042.777,76
Penambahan
Pengurangan
32.128.000
15.654.495
3.011.055,71
422.730.426,89
200.206.359,06
3.710.555,52
Sumber: Laporan keuangan PT. Mahesa Anugerah Jaya
Saldo per
31/12/2010
256.469.247,90
514.916,70
717.293.076,30
496.305.000,60
1.332.222,24
1.471.914.463,74
2. Metode Penyusutan Aset tetap
Dari berbagai metode penyusutan yang ada, PT. Mahesa
Anugerah Jaya memilih menggunakan metode penyusutan garis lurus
(Straight-line method), dalam hal ini perusahaan sudah mengikuti
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 revisi 2011
paragraph 63 tentang metode penyusutan aset tetap. Hal ini didasari
alasan karena metode garis lurus merupakan metode penyusutan yang
besarnya beban penyusutan ditentukan sama setiap tahunnya selama
masa manfaat, dan keadaan ini memudahkan perusahaan dalam
menghitung besarnya beban penyusutan dalam setiap periode
akuntansi baik bulanan maupun tahunan.
Kebijakan manajemen perusahaan mempengaruhi pula kebijakan atas
taksiran masa manfaat aset tetap dalam perhitungan beban penyusutan
pada PT. Mahesa Anugerah Jaya, estimasi masa manfaat dari aset tetap
merupakan masalah pertimbangan yang didasarkan pada pengalaman
perusahaan dengan aset tetap yang serupa. Oleh sebab itu perusahaan
6
mengestimasikan masa manfaat aset tetap untuk tiap kelompok aset
tetap tersebut:
Tabel 4.2
Tabel Estimasi Masa Manfaat Aset tetap
No
Kelompok
Tahun
1
Bangunan
20
3
Peralatan Gudang
3
2
4
Peralatan Kantor
3
Kendaraan
5
5
Komputer
3
Sumber: Laporan keuangan PT. Mahesa Anugerah Jaya
Dalam melakukan pengalokasian beban penyusutan “aset tetap” yang
dimiliki PT. Mahesa Anugerah Jaya menggunakan metode garis lurus
(Straight-line method). Hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan
telah
memperhatikan
dan
mengindahkan
prinsip
penandingan
(matching principle). Prinsip akuntansi ini menyatakan bahwa biaya
harus diakui dalam periode yang sama seperti pengakuan pendapatan
yang bersangkutan. Dalam hal ini perusahaan telah melakukan
pengalokasian biaya selama periode-periode pemanfaatan yang disebut
sebagai penyusutan.
Berikut ini tabel penyusutan pada PT. Mahesa Anugerah Jaya untuk
tahun 2010:
7
Tabel 4.3
Penyusutan Aset tetap PT. Mahesa Anugerah Jaya
Tahun 2010
Keterangan
Bangunan
Nilai perolehan
272.123.742,91
Peralatan Kantor
Penyusutan
15.654.495
Nilai buku akhir 2010
256.469.247,91
3.525.972,41
3.011.055,71
514.916,70
1.140.023.503,14
422.730.426,89
717.293.076,25
Kendaraan
696.511.359,66
200.206.359,06
496.305.000,60
Komputer
5.042.777,76
3.710.555,52
1.332.222,24
Total
2.117.227.355,88 645.312.892,18
Sumber: Laporan keuangan PT. Mahesa Anugerah Jaya
1.471.914.463,70
Peralatan Gudang
3. Pengeluaran Setelah Perolehan Awal
Selama penggunaan aset tetap, perusahaan tidak dapat
menghindarkan diri dari pengeluaran-pengeluaran untuk perbaikan
ataupun pemeliharaan. Hal ini agar aset tetap tersebut dapat digunakan
secara terus menerus dan terhindar dari kerusakan yang parah atau
dapat memperpanjang usia dari aset tetap tersebut.
Pengeluaran ini, PT. Mahesa Anugerah Jaya melakukan
pencatatan atas biaya yang berpedoman pada kebijakan yang
ditetapkan oleh manajer yaitu:
a. Aset tetap yang telah dimiliki tidak semuanya di asuransikan
kecuali kendaraan.
b. Terhadap biaya perbaikan dan pemeliharaan, apabila biaya yang
dikeluarkan cukup besar dan menambah nilai guna aset tetap, oleh
8
perusahaan langsung diakui sebagai harga perolehan aset tetap
tersebut tetapi tidak menambah nilai dari unit aset tetap yang
diperbaiki melainkan menjadi unit lain. Misalnya pada bulan mei
2009 melakukan perbaikan peralatan gudang sebesar Rp
15.646.000,Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Biaya perbaikan
Bank
Rp 15.646.000,Rp 15.646.000,-
Dalam hal ini perusahaan tidak menentukan batas minimal yang
diakui sebagai biaya atau penambahan nilai aset, sehingga
menimbulkan ketidakkonsisten dalam pengakuan biaya perbaikan
asset.
4. Pelepasan Aset tetap
Aset tetap dapat dihentikan penggunaannya dengan cara
menjual atau dengan dibuang begitu saja karena mengalami kerusakan
yang sudah tidak bisa diperbaiki kembali. Pada umumnya, pada saat
aset tetap dilepaskan penyusutan yang belum untuk periode akuntansi
yang bersangkutan dicatat sampai tanggal pelepasan. Maka dengan
demikian nilai buku pada tanggal pelepasan dapat dihitung sebagai
selisih antara harga perolehan aset tetap tersebut dengan akumulasi
penyusutannya. Apabila harga pelepasan lebih besar dari nilai bukunya
maka diakui sebagai keuntungan, dan sebaliknya jika harga pelepasan
lebih kecil dari nilai buku maka harus diakui sebagai kerugian.
9
Keuntungan atau kerugian tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi
perusahaan sebagai pendapatan dan keuntungan dari penjualan aset
tetap atau beban dan kerugian penjualan aset tetap yang bersangkutan.
PT. Mahesa Anugerah Jaya belum pernah melakukan pelepasan aset
tetap dan aset tetap yang sudah tidak berfungsi lagi tetapi dibiarkan
dalam pencatatannya, karena hal ini mengikuti kebijakan manajemen
dan perusahaan.
5. Penilaian Kembali Aset tetap
PT. Mahesa Anugerah Jaya dari sejak berdirinya memang belum
pernah melakukan penilaian kembali
terhadap aset tetapnya,
berdasarkan informasi pernah diadakan pengecekan list aset tetap
antara pencatatan dalam pembukuan dengan fisiknya sudah tidak
sesuai lagi, dikarenakan ada beberapa aset tetap peralatan gudang yang
sama sekali sudah tidak bisa dipakai lagi dan beberapa fisiknya sudah
tidak ada. Karena jika perusahaan melakukan penilaian kembali
terhadap aset tetapnya dan akibat dari kegiatan ini perusahaan
mendapatkan keuntungan maka perusahaan diharuskan membayar
pajak penghasilan atas penghasilan yang diperoleh dari penilaian
kembali aset tetapnya merupakan objek pajak penghasilan. Jika hal
tersebut terjadi maka akan menambah biaya dan akan menimbulkan
kebijakan-kebijakan perusahaan.
10
6. Pelaporan Aset tetap dalam Laporan Keuangan
Perusahaan mencantumkan total aset tetap yang dimilikinya
dalam laporan keuangan (laporan posisi keuangan) setiap akhir periode
akuntansi. Beban penyusutan serta pengeluaran-pengeluaran yang
terjadi setelah perolehan dilaporkan pada laporan Laba/Rugi dan akan
mengakibatkan pengurangan laba perusahaan. Pelaporan aset tetap
didasarkan pada penjurnalan atas seluruh transaksi yang berhubungan
dengan aset tetap. Hal ini sudah sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi PSAK No.16.
Menurut prinsip akuntansi yang berlaku secara umum, aset tetap
harus
diungkapkan
dalam
laporan
keuangan
dan
harus
mengungkapkan tentang metode penyusutan yang digunakan, masa
manfaat, pengeluaran-pengeluaran yang terjadi, serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan aset tetap yang dimiliki perusahaan. Akibat
adanya kesalahan dalam penjurnalan yang dilakukan perusahaan pada
saat perolehan aset tetap menyebabkan nilai aset tetap terlihat menjadi
lebih besar atau lebih kecil dari yang sebenarnya dalam laporan posisi
keuangan. Akibat pengestimasian masa manfaat yang kurang tepat
dalam pengalokasian cost mengakibatkan beban penyusutan pada
laporan keuangan
terlihat lebih besar dan laba akan terlihat lebih
kecil, demikian sebaliknya. Kesalahan pendebetan suatu pengeluaran
yang seharusnya dicatat sebagai beban, namun dicatat ke dalam
11
perkiraan aset tetap akan berakibat besar bagi kewajaran laporan
keuangan.
B. Pembahasan Akuntansi Aset tetap Berdasarkan PSAK No. 16 pada
PT. Mahesa Anugerah Jaya
1. Pengelompokan aset tetap.
Dalam pengelompokan aset tetap pada PT. Mahesa Anugerah
Jaya sudah sesuai dengan PSAK No. 16 yaitu dengan mengelompokan
jenis-jenis aset kedalam kelompok yang sudah ditentukan oleh
perusahaan tersebut.
2. Pengakuan dan perolehan aset tetap.
pengakuan dan perolehan aset tetap pada PT. Mahesa Anugerah
Jaya sebagian besar sudah sesuai dengan PSAK No. 16, tetapi ada
beberapa aset yang cara perolehannya belum sesuai dengan PSAK
No.16, dimana harga perolehan aset tetap tidak dibebankan semua
kedalam aset tersebut.
3. Pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan sehubungan dengan aset
tetap.
Pengeluaran yang dikeluarakan sehubungan dengan aset tetap
PT. Mahesa Anugerah Jaya belum konsisten karena tidak ada
kebijakan dari perusahanaan mengenai batas pengeluaran yang harus
dikapitalisasi ke dalam aset atau tidak.
12
4. Penyusutan aset tetap
Dalam proses penyusutan aset tetap perusahaan telah melakukan
proses penyusutan dengan metode garis lurus, ini sudah sesuai dengan
PSAK No. 16 dan telah memperlakukan beban dalam periode berjalan,
contohnya beban penyusutan diakui sebagai beban akuntansi 1 periode
akuntansi, yaitu tahun 2010. Dalam menentukan masa manfaatnya
perusahaan mencatat bahwa untuk bangunan memiliki masa manfaat
20 tahun, peralatan kantor, peralatan gudang, dan komputer 3 tahun,
serta kendaraan memiliki masa manfaat 5 tahun.
5. Akuntansi penyusutan aset tetap
Dalam penerapan akuntansi aset tetap di PT. Mahesa Anugerah
Jaya sudah sesuai dengan PSAK No. 16. Ini dapat dilihat dengan
perusahaan telah mengakui adanya aset tetap yang dimiliki masa
manfaat diatas 1 tahun. Hal tersebut sesuai dengan pengakuan aset
tetap paragraf 6 sampai dengan paragraf 10 di PSAK No. 16,
contohnya perusahaan telah mengelompokan aset tetap dalam bentuk
bangunan, peralatan kantor, peralatan gudang, kendaraan dan
komputer.
Perusahaan juga telah mengeluarkan biaya-biaya untuk
perawatan dan pemeliharaan peralatan gudang dan aset lainnya dan hal
ini berarti telah sesuai dengan paragraf 12 sampai dengan paragraf 14
pada PSAK No. 16 mengenai biaya-biaya setelah perolehan awal.
13
6. Disposisi aset tetap
PT Mahesa Anugerah Jaya, sejak berdirinya sampai tahun 2010
belum pernah melakukan disposisi aset tetap.
7. Pengungkapan
PT. Mahesa Anugerah Jaya, pengungkapan aset tetapnya
sebagian besar sudah sesuai dengan PSAK No. 16, itu bisa dilihat dari
pengelompokan aset tetap, pengakuan aset tetap, pengeluaranpengeluaran sehubungan dengan aset tetap, metode penyusutan aset
tetap dan akuntansi penyusutan atas aset tetapnya.
Download