SALINLAH BACAAN BERIKUT INI KE DALAM KE DALAM BAHASA MICROSIFT WORD. Salah satu pokok bahasan mata kuliah yang ada di program srudi matematika adalah persamaan diferensial. Apakah diferensial dan bagaiamana penjabarannya. Bacalah dengan seksama bacaan dibawah ini. Persamaan Diferensial (PD) Mencermati kembali definisi turunan fungsi yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, terlihat bahwa jika y f (x ) maka dihasilkan turunan fungsi dalam bentuk dy f ' ( x). Hasil turunan fungsi yang diketahui tersebut merupakan suatu persamaan yang dx memuat turunan (derevative). Misal y sin 2 2 x diperoleh dy 4 sin 2 x cos 2 x atau ( 4 sin 2 x cos 2 x ) dx dy 0. Demikian dx halnya jika f ( x, y ) 0 maka dihasilkan turunan fungsi yang dapat dinyatakan dalam bentuk diferensial, yaitu dy dan dx. Misal y cos xy 0 diperoleh d ( y ) d (cos xy ) 0 atau xdy ydx dy sin xy 0. 2 xy 2 xy Berdasarkan contoh-contoh tersebut, tampak bahwa turunan suatu fungsi membentuk persamaan yang memuat derevative atau diferensial. Selanjutnya perhatikan persamaan-persamaan di bawah ini. 1. 2 x dx 3 dy 0 2. dy 3 2x dx 3. dy 2 xy 4 x dx 4. d 2 y dy 2y 0 dx 2 dx 5. d3y d2y 4y 0 dx 3 dx 2 6. y ' '2 ( y ' ) 3 3 y x 2 7. y ' ' y '3 y ' 8. z z zx 0 x y 2z 2z 9. 2 x2 y 2 x y 10. x z z y z x y Setiap persamaan 1-10 pada contoh di atas, juga memuat tanda turunan (derevative) dy atau memuat tanda diferensial dy atau dy. Sehingga persamaan yang memuat turunan dx atau diferensial dinamakan persamaan diferensial. Definisi: Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang di dalamnya terdapat paling sedikit satu turunan atau diferensial dari suatu FUNGSI YANG BELUM DIKETAHUI. Jika dalam suatu persamaan diferensial, turunan yang muncul adalah turunan biasa, misalnya dy maka persamaannya dinamakan persamaan diferensial biasa, sebaliknya jika dx turunan yang muncul adalah turunan parsial, misalnya z z dan , maka persamaannya y x dinamakan persamaan diferensial parsial. Persamaan pada contoh 1-7 di atas dinamakan persamaan diferensial biasa, sedangkan persamaan pada contoh 8-10 di atas dinamakan persamaan diferensial parsial. Selain jenis persamaan diferensial biasa dan parsial, dalam persamaan diferensial dikenal pula istilah tingkat (order) dan derajat (degree). Tingkat suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi yang muncul dalam persamaan tersebut, sedangkan derajat persamaan diferensial ditentukan oleh pangkat dari turunan tertinggi dalam persamaan diferensial yang diberikan. Perhatikan beberapa contoh persamaan dibawah ini. 1. 2 xdx 3dy 0 adalah persamaan diferensial tingkat satu derajat satu, karena turunan tertinggi dalam persamaan adalah turunan tingkat satu dan berpangkat satu. Dengan cara yang sama dapat ditentukan tingkat dan derajat fungsi dibawah ini. 2. dy 3 2 x , persamaan tingkat satu derajat satu (1-1) dx 3. dy 2 xy 4 x , persamaan tingkat satu derajat satu (1-1) dx 4. d 2 y dy 2 y 0 , persamaan tingkat dua derajat satu (2-1) dx 2 dx 5. d3y dx 3 d2y dy - 4 + 4y = 0, persamaan tingkat 3 derajat 1 (3-1) 2 dx dx 6. ( y" ) 2 ( y ' ) 3 3 y x 2 , persamaan tingkat dua derajat dua (2-2) 7. y ' ' ( y ' ) 3 y ' , persamaan tingkat dua derajat satu (2-1) 8. z z zx 0 , persamaan tingkat satu derajat satu (1-1) x y 9. 2z 2z 2 x 2 y , persamaan tingkat dua derajat satu (2-1) 2 x y 10. x z z y z , persamaan tingkat satu derajat satu (1-1) x y Untuk dapat menyelesaikan beberapa persamaan diferensial, maka harus dipahami beberapa rumus pokok integral, misalnya: u 2 a 2 du u a2 u2 a2 ln u u 2 a 2 c, a real 2 2 1) 2) sin au cos bu du 3) a du 2 u2 n du 1 a2 cos( a b)u cos( a b)u c, jika a 2 b 2 2(a b) 2(a b) u ( 2 n 2) a 2 u 2 n 1 2n 3 du 2 2n 2 a u 2 u tan 2 3 2 2 sin u 1 2 4) du 2 ln c 2 4 1 sin u 2u tan 3 2 2 2 jika n 1 n 1