BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV, berikut merupakan kesimpulan dari tugas akhir ini. 1. Hasil perancangan objek wisata dengan metode marketing mix 8P sebagai berikut: a. Produk Produk yang dimaksud pada perancangan ini yaitu berupa wahana atau arena yang akan disediakan pada pembangunan taman wisata ini. Pembahasan mengenai produk ini akan dijelaskan berdasarkan konsep produk inti, product line dan product item serta kualitas produk. b. Harga Pada rencanan pembangunan taman wisata Kampoeng Jajaway ini peneliti merencanakan bahwa harga tiket masuk yang tetapkan adalah Rp. 80.000 untuk harga tiket terusan yang dapat menggunakan semua fasilitas dan permainan yang ada didalamnya dan Rp. 5.000 untuk tiket masuk saja. Harga ini ditetapkan berdasarkan pendekatan persaingan/ competition based ptricing. Berikut adalah rencanan rincian harga yang ditawarkan untuk setiap permainan yang disediakan di taman wisata Kampoeng Jajaway. 1. Berkuda : Rp 10.000 / putaran (sekitar 6 menit) 2. Flying Fox : Rp 10.000 / luncur 3. Trampoline : Rp 10.000 / 5 menit 4. Jembatan Goyang : Rp 10.000 /putaran 117 5. Air Softgun : Rp 15.000 / 10 menit 6. Becak Mini : Rp 10.000 / 10 menit 7. Petik strawbery : Rp 7.000 / keranjang 8. ATV : Rp 25.000 / 4 putaran c. Lokasi Pada objek wisata Kampoeng Jajaway dimana jasa ini mempunyai karakteristik konsumen harus mendatangi lokasi. d. Promosi Dalam perencanaan pembangunan objek wisata ini penulis sudah melakukan penerapan promosi untuk menjualannya adalah dengan menggunakan bauran promosi. e. SDM Perencanaan pembentukan badan pengelola dan kepegawaian untuk setiap jabatan/kepegawaian sudah dilakukan dengan membuat struktur organisasi. f. Proses Sudah dirancang dengan membuat SOP mengenai proses masuk ke objek wisata Kampoeng Jajaway. g. Tampilan Fisik Sudah dilakukan perancangan tampilan fisik pada objek wisata Kampoeng Jajaway seperti desain seragam, desain tiket dan desain layout Kampoeng Jajaway. h. Paket Wisata Selain itu dilihat dari kelayakan suatu produk wisata sudah memenuhi syarat dari aattraction, accessbility, dan amenity. 2. Hasil perkiraan pendapatan besih untuk objek wisata Kampoeng Jajaway sebesar Rp280.062.640. 118 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat disarankan terkait perancangan pemanfaatan lahan Jajaway yaitu sebagai berikut: 1. Hasil perancangan objek wisata dengan metode bauran pemasaran 8P, yang meliputi : a. Pada Strategi produk langkah operasional yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuannya yaitu dengan lebih memperbanyak lagi jenis produk yang ditawarkan agar pengunjung dapat lebih banyak mengeksplorasi kemampuannya. Selain itu untuk menarik pengunjung, manajemen juga perlu menyediakan program pendidikan pertanian/penanaman tanaman strawberry serta tanaman hias dan obatobatan. Sehingga semakin memperkaya produk/jasa yang ditawarkan oleh Kampoeng Jajaway. b. Pada Strategi harga langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya selain memberikan potongan harga pada rombongan pelajar, Kampoeng Jajaway juga perlu memberikan potongan harga bagi para pengunjung pada hari libur, hari besar nasional atau pada eventevent tertentu untuk menarik minat pengunjung. c. Pada bauran pemasaran tempat langkah-langkah operasional yang sebaiknya diterapkan oleh manajemen Kampoeng Jajaway untuk mencapai tujuannya yaitu memperbanyak tempat penyedia informasi misalnya dengan melakukan kerjasama dengan hotel atau agen perjalanan wisata (travel) untuk memberikan informasi mengenai lokasi agrowisata Kampoeng Jajaway, kemudian pihak manajemen sebaiknya menyusun jadwal piket secara khusus dan teratur bagi karyawannya untuk menjaga kebersihan dan keindahan di sekitar 119 lokasi Kampoeng Jajaway. Selama ini masih terdapat karyawan yang mendapat tugas ganda selain sebagai pemandu bertugas juga sebagai petugas piket kebersihan, hal ini dikhawatirkan tidak maksimalnya hasil pekerjaan karyawan. d. Pada bauran pemasaran promosi langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya selain secara rutin Kampoeng Jajaway melakukan promosi langsung kepada pengunjung, Kampoeng Jajaway juga perlu memperbanyak promosi melalui media-media elektronik dan media cetak seperti iklan di majalah atau melalui media televisi dengan acara Wisata kuliner di trans TV, dan acara sejenis lainnya. Promosi juga dapat dilakukan selain memberikan potongan harga kepada rombongan pelajar, dapat juga diberikan pada event-event lainnya. e. Pada Strategi Orang langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan mengadakan pelatihan motivasi, pelatihan teknik budidaya, pelatihan manajemen waktu, dan sebagainya. Hal ini diperlukan bagi karyawan/pemandu agar dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh karyawannya f. Pada strategi Proses langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan melakukan evaluasi harian, bulanan, maupun tahunan mengenai program kerja yang telah dilaksnaakan. Adapun evaluasi yang dibahas yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, tanggapan pemandu atas keluhan dari pengunjung, berapa banyak jumlah pengunjung yang datang, dan banyak lagi evaluasi yang dapat dilakukan sebagai bahan perbaikan bagi manajemen Kampoeng Jajaway. 120 g. Pada bauran pemasaran Bukti Fisik langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan untuk layout sebaiknya dikonsultasikan lagi kepada ahli tata ruang agar lebih sesuai dan benar penempatannya. h. Pada bauran pemasaran paket wisata yang ditawarkan dirasa kurang memberikan kepuasan pelanggan perusahaan dapat menambahkan lagi paket wisata yang lainnya untuk menambah menarik lagi wisata ini. 2. Aset tanah dengan kondisi kosong atau belum digunakan sama sekali, maka diperlukan perencanaan penggunaan dan pemanfaatan untuk mengoptimalkan tanah tersebut. 3. Aset tanah yang dimiliki PT Indonesia Power perlu dilakukan proses audit secara keuangan terkait pendanaan proyek pengadaan. 121 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2000. Ecotourism Statistical Fact Sheet. The International Ecotourism Society. North Bennington, USA. 2002. Rakor Bidang Perekonomian Canangkan Ekowisata 2002. Harian Anonim. KOMPAS, Rabu, 13 Pebruari. Jakarta. Ardiani, Sri. (2007), Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Penjualan Pada Toko Cendera Mata Di Objek Wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan. Bali: Universitas Udayana Denpasar Fandeli, C. 2000. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata, dalam Chafid Fandeli dan Mukhlison (Eds). Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hendarto, Agus.(2003). Bauran Pemasaran pada Jasa Ekowisata. Bogor: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sosial Budaya Dan Ekonomi Kehutanan. Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, jilid satu dan jilid dua, Edisi keenam. Alih bahasa oleh Drs Jaka Warsana, MSM. Penerbit Erlangga. Jakarta. Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Payne, A. 2001. Services Marketing. Alih bahasa oleh Fandy Tjiptono. Penerbit Andi. Yogyakarta. 122 Purnamasari, Yulia Endah Sukma. (2011). Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Wisatawan Asing Berlibur Di Kota Semarang. Semarang: Universitas Dipenogoro. Sekaran, Uma. 2007. Research Metodhs For Business. (Editor: Resthi Widyaningrum). Jakarta : Salemba empat. Siregar, Dolly D.(2004). Manajemen Aset. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Spillane, J.J. 2001. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. Sugiama, Gima A. (2008). Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta. Tjiptono, Fandy. (2000). Service Marketing (Pemasaran Jasa). Yogyakarta: Andi Yogyakarta and Pearson Education Asia. Yazid. 2001. Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Yogyakarta. Penerbit Ekonisia, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yoeti, H. O. A. 2000. Ecotourism, Pariwisata Berwawasan Lingkungan, dalam Drs H. Oka A. Yoeti (Eds). Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan, PT Pertja. Jakarta. Pemerintah Daerah Kota Bandung.(2011). Peraturan Daerah No 16Tahun 2011TentangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031. Bandung: Pemerintah Daerah Kota Bandung. 123 PP No. 41 tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan Pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. 124