Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media Televisi SKRIPSI Disusun oleh: ALAM TAKAMBANG PUTRA NIM 7007210050 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2014 PERNYATAAN ORISINALITAS Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini. Jakarta,28 Agustus 2014 AlamTakambang Putra NPM 700721050 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI DOKUMEN INI UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Pancasila, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Peminatan Program Studi Fakultas Jenis Karya : Alam Takambang Putra : 7007210050 : KOMUNIKASI STRATEGIS : Ilmu Komunikasi : Ilmu Komunikasi : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pancasila Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-execlusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media Televisi” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Pancasila berhak menyimpan, mengalihmediakan/memformatkan. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Di buat di : Jakarta Pada tanggal : 28 Agustus 2014 Yang Menyatakan (Alam Takambang Putra) UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PEMINATAN STRATGIC COMMUNICATION PROGRAM S-1 LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI Nama : Alam Takambang Putra NIM : 7007210050 Peminatan : Strategi Komunikasi Judul : Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media Televisi Jakarta, 28 Agustus 2014 Pembimbing Penguji Ahli Risma Kartika, M.Si Umar Halim, M.Phil Ketua Skripsi Tribuana Tunggadewi, M.Si UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PEMINATAN STRATGIC COMMUNICATION PROGRAM S-1 LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama : Alam Takambang Putra NIM : 7007210050 Peminatan : Strategi Komunikasi Judul : Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media Televisi Jakarta, 28 Agustus 2014 Pembimbing Ketua Program Studi Risma Kartika, M.Si. Cici Eka Iswahyuningtyas, M.Soc.Sc. Dekan Falkutas Komunikasi Universitas Pancasila Prof. Andi H. Faisal Bhakti, M.A., Ph.D KATA PENGANTAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. Puji dan syukur kita hadiratkan kepada Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi yang berjudul “Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media Televisi” ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Peminatan Strategic Commucation, Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, Universitas Pancasila. Penulis menyadari bahwa dalam hasil tulisan yang disajikan masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Dengan kerendahan hati penulis bersedia menerima saran-saran maupun kritik yang bersifat membangun. Dalam proses penulisan laporan magang ini penulis banyak oleh pembimbing, dimana penulis bertugas dan melakukan kegiatan magang, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Ibu, Kakak dan Adik yang telah memberikan do'a, kasih sayang, serta support yang diberikan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan Skripsi. Risma Kartika, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam menyelesaikan Skripsi. Ketua, Dosen, Staf pengajar dan seluruh pengelola Program Studi Strategic Communication atas pelayanan dan kerjasama selama pelaksanaan kuliah hingga penyusunan laporan akhir. Prof. Andi H. Faisal Bhakti, M.A., Ph.D., selaku Dekan Falkutas Ilmu Komunikasi, Universitas Pancasila. Teman-teman Fikom UP yang terlibat dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek Magang. Serta teman – teman Strategic Communication angkatan 2007 Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga pula, Allah SWT senantiasa membimbing kita menuju jalan-Nya dan melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya bagi semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan Skripsi ini. Jakarta, 28 Agustus 2014 (Alam Takambang Putra) vi ABSTRAK Nama : Alam Takambang Putra NPM : 7007210050 Peminatan : Strategic Communication Judul : Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 pada Media Televisi 2014, 57 Halaman, 40 Buku, 6 Jurnal, 6 Skripsi. Kegiatan periklanan dianggap sangat penting jika ingin suatu produk yang ditawarkan sukses di pasaran. Tidak heran setiap tahun ataupun setiap launching produk baru, perusahaan menghabiskan biaya yang banyak untuk mengiklankan produknya kepada konsumen. Terkait akan hal tersebut, perusahaan harus menggunakan cara-cara kreatif dalam beriklan agar dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan preferensi terhadap produk yang dipasarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan iklan produk biskuit Lemonia periode 2013 yang diiklankan melalui media televisi. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dan pendekatan kualitatif. Dilakukan melalui cara depth interview dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan tim kreatif PT. Gala Brand Expert menggunakan televisi sebagai salah satu media yang digunakan untuk kegiatan periklanan dikarenakan fungsinya yang dapat memberikan dampak atau pengaruh yang besar kepada khalayak sasaran. Kata kunci : Komunikasi pemasaran, periklanan, merek, produk, media televisi. ABSTRACT Name : Alam Takambang Putra NPM : 7007210050 Specialisation : Strategic Communication Title : Description Nissin Lemonia Advertising in the period 2013 for Media Television 2014, 57 Pages, 40 Books, 6 Journal, 6 Thesis. Advertising activities deemed very important if you want a successful product offered in the market. No wonder every year or every new product launch, the company spent a lot of cost to advertise products to consumers. Related to this, the company must use creative ways to advertise in order to attract the attention of consumers and creating a preference for products that are marketed. The purpose of this study was to describe the advertising period 2013 Lemonia biscuit products advertised on television. This study used the paradigm of post-positivism and qualitative approaches. Performed by means of depth interviews and observation. The results showed the creative team of PT. Gala Brand Expert using television as a medium used for advertising activities because its function is to provide a large impact or influence the target audience. Keywords : marketing communications, advertising, brand, product, television media. DAFTAR ISI PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. i PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ....................................... iii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................................ v ABSTRAK .................................................................................................. vi ABSTRACT ................................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 E. Sistimatika Penelitian ................................................................. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 10 A. Kajian Konsep ............................................................................ 10 B. Kajian Penelitian Terdahulu ....................................................... 27 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 30 A. Paradigma Penelitian .................................................................. 30 B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 31 C. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................ 31 D. Fokus Penelitian ......................................................................... 32 E. Unit Analisis ............................................................................... 32 F. Teknik Pengambilan Data .......................................................... 33 G. Teknik Analisis Data .................................................................. 36 H. Keabsahan Data .......................................................................... 43 viii BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................ 42 A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................ 42 B. Analisis Data Penelitian ............................................................. 43 C. Pembahasan ................................................................................ 52 BAB V PENUTUP .................................................................................. 57 A. Kesimpulan ................................................................................. 57 B. Saran ........................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri periklanan (advertising) berkembang secara dinamis. Dalam beberapa hal, iklan mencerminkan tren sosial; dalam hal lain iklan memengaruhi tren sosial. Sejarah ini sudah lama. Sejarah menunjukkan bagaimana perspektif dan praktik industri miliaran dollar ini terus berkembang (Moriarty, Mitchell & Wells, 2011:23). Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa iklan merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk memengaruhi konsumen dalam mengubah persepsi masyarakat pada iklan Nissin Lemonia 2013 melalui media televisi. Kegiatan periklanan dianggap sangat penting jika ingin suatu produk yang ditawarkan sukses di pasaran. Tidak heran setiap tahun ataupun setiap launching produk baru, perusahaan menghabiskan biaya yang banyak untuk mengiklankan produknya kepada konsumen. Di tambah dengan persaingan yang semakin ketat sehingga menambah jumlah biaya setiap tahunnya. Kotler (2005:590) mendefinisikan iklan sebagai suatu bentuk presentasi nonpersonal dan promosi suatu gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh sponsor yang teridentifikasi. Presentasi nonpersonal di sini terjadi karena iklan melibatkan media massa yang dapat menyampaikan pesan kepada segmen pasar yang dituju. Iklan bukanlah suatu alat promosi yang memungkinkan munculnya komunikasi dua arah yaitu dari pemasar ke pasar yang dituju maupun sebaliknya. Periklanan dipandang sebagai media yang paling umum digunakan oleh suatu perusahaan (khususnya produk konsumsi untuk mengarahkan komunikasi yang dapat meyakinkan kepada konsumen. Iklan juga ditujukan untuk memberikan citra kepada 1 konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan tersebut sebagai salah satu upaya agar konsumen mengonsumsi produk tersebut. Walaupun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik antara perusahaan dan konsumen. Tujuan periklanan tidak tepat jika hanya ditujukan untuk penjualan, termasuk iklan itu sendiri. Pendekatan yang lebih tepat adalah tujuan periklanan diarahkan pada tahap-tahap kesiapan pembeli untuk membeli produk, yaitu mengubah pelanggan dari tidak tahu menjadi tahu, sehingga produk tersebut di beli. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Santoso (2009:7), bahwa terdapat dua tujuan periklanan, yaitu tujuan untuk mencapai sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Sasaran jangka pendek yaitu menyampaikan pesan secara luas kepada calon pembeli yang prospektif (awareness) sedangkan sasaran jangka panjang berarti menciptakan atmosfer tertentu agar dapat menciptakan penjualan sekarang maupun di masa mendatang. Kegiatan periklanan dapat menuntun masyarakat dari tidak mengetahui sama sekali kegunaan suatu produk atau jasa sampai akhirnya memilih produk dan jasa tersebut sebagai merek pilihan yang akan mereka beli dan gunakan terus-menerus. Advertising dan semua bentuk komunikasi marketing, terutama adalah bentuk komunikasi. Dalam satu pengertian, advertising yang efektif adalah pesan brand kepada konsumen. Pesan itu menarik perhatian dan memberi informasi, terkadang dengan sedikit menghibur. Iklan juga dimaksudkan untuk menciptakan respons, seperti pertanyaan, penjualan atau kunjungan ke website (Moriarty, Mitchell & Wells, 2011:125). Terkait akan hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu deskripsi dalam beriklan agar produk yang ditawarkan dapat dengan maksimal diterima oleh konsumen. 2 Pekerjaan mendasar mayoritas bisnis adalah mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan beberapa segmen konsumen. Produk yang berhasil adalah yang mengatasi masalah konsumen lebih baik atau lebih hemat daripada alternatif yang tersedia. Produk dan jasa harus memberi kemungkinan untuk promosi, distribusi, dan produksi yang efisien yang akan menghasilkan laba bagi pemanufaktur atau penyedia (Lane, King dan Russel, 2009:70). Konsumen menjadi sasaran utama yang perlu diperhatikan oleh produsen atau perusahaan karena setiap konsumen mempunyai persepsi dan sikap yang berbedabeda atas sebuah produk. Perusahaan harus mampu memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target pasarnya, sehingga produk yang ditawarkan dapat diterima dan memberikan kepuasan kepada target konsumennya. Memiliki konsumen yang loyal terhadap suatu produk menjadi harapan bagi setiap produsen. Produsen berani mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi mendapatkan konsumen yang loyal tersebut. Dalam dunia industri, istilah merek menjadi salah satu kata yang populer dalam kehidupan sehari-hari. Merek sekarang tidak hanya dikaitkan oleh produk tetapi juga dengan berbagai strategi yang dilakukan oleh perusahaan (Farrah, 2005:277) mengutip Knapp (2000). Lebih lanjut Farrah (2005:277) mengutip Simamora (2002), mengungkapkan bahwa merek memberi sejumlah keuntungan pada produsen maupun konsumen. Dengan adanya merek, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut. Dengan dikenalnya merek oleh masyarakat membuat pihak perusahaan meningkatkan inovasi produk untuk menghadapi persaingan. 3 Iklan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu iklan harus dirancang dan dibuat dengan pertimbangan yang matang agar tujuan yang hendak dicapai melalui iklan dapat efektif. Agar suatu iklan dapat menjadi efektif, proses pengiriman harus berhubungan dengan proses penerimaan si penerima, untuk itu iklan harus dibuat semenarik mungkin (Bangun, 2011:3). Lebih lanjut Durianto dalam Bangun (2011:3-4), mengatakan bahwa iklan yang bagus harus dapat memengaruhi citra merek (brand image) dalam masyarakat atau pemirsa TV. Apabila citra merek (brand image) terbentuk, maka akan menimbulkan perilaku konsumen dan memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen atas suatu produk. Durianto, dkk (2003: 35-36) mengemukakan kekuatan dan kelemahan televisi sebagai media iklan, yaitu : Kekuatan : a. Efisiensi Biaya. Televisi mampu menjangkau masyarakat yang sangat luas. Kelebihan ini menimbulkan efisiensi biaya untuk “menjangkau setiap orang”. Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. b. Dampak yang kuat. Iklan di televisi sampai ke pemirsa dalam bentuk “audio visual”. Kreativitas pengiklan dapat lebih dieksplorasi dan dioptimalkan dengan mengombinasikan gerak, keindahan, kecantikan, suara, warna, musik, drama, humor, maupun ketegangan. c. Pengaruh yang kuat. Kebanyakan pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi yang merupakan “sarana hiburan, sumber berita, sarana pendidikan, dan lain-lain”. Sebagaimana pada umumnya, mayoritas pembeli cenderung memilih produk yang mereka kenal. 4 Kelemahan: a. Biaya tinggi. Biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relatif rendah. Biaya absolut beriklan di televisi adalah tinggi. b. Masyarakat yang tidak selektif. Pemirsa televisi banyak dan luas. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar yang tidak tepat dan tidak selektif. c. Kesulitan Teknis. Jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan pengiklan yang mendesak dalam menghadapi event-event tertentu, seringkali akan menghadapi kesulitan teknis untuk mengubah jadwal ataupun jam tayang. Salah satu produk makanan jadi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah produk biskuit. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya tingkat ratarata konsumsi kalori per kapita untuk produk makanan jadi yaitu sebesar 278,46 persen pada tahun 2012. Hal tersebut diperkuat berdasarkan hasil penelitian AC Nielsen pada tahun 2012 bahwa pasar biskuit di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 19,45 persen atau senilai Rp 2,5 triliun (www.library.binus.ac.id). Salah satu produk biskuit yang banyak digemari adalah produk Lemonia yang diproduksi oleh Nissin Biscuit Indonesia. Versi iklan terbarunya adalah dengan menampilkan dua remaja wanita yang sedang menikmati biskuit Lemonia dengan slogan share to sweetness. B. Rumusan Masalah Banyak faktor yang menyebabkan suatu produk dapat tetap bertahan di pasar atau tidak. Hal ini tidak lepas dari deskripsi perusahaan dalam menciptakan produk yang baik di mata konsumen. Konsumen tidak sekedar menginginkan produk tetapi juga nilai dan manfaat yang diberikan oleh suatu produk. 5 Persaingan bisnis yang semakin sengit juga terjadi pada usaha memasarkan produk biskuit. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan memproduksi dan produk biskuit di pasar, di antaranya seperti “Oreo, Ritz, Chip's Ahoy, Jacob's, Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk Biscuit, Hi Calcium Soda, Tuc, dan Tiki”. Masing-masing perusahaan berlomba-lomba memengaruhi pasar dengan jalan memasang iklan di televisi (TV) selain media cetak. Dalam beriklan, Nissin Lemonia bersaing dengan produk biskuit-biskuit lainnya di Indonesia. Persepsi masyarakat yang terkadang masih asing terhadap produk Nissin Lemonia sebagai makanan jenis biskuit dapat diubah seperti yang sudah dijalankan oleh Nissin yaitu dengan jalan melakukan promosi yang menarik kepada konsumen. Berbagai macam inovasi dan ide-ide kreatif dalam beriklan dilakukan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia terhadap produknya yaitu biskuit Lemonia agar menjaga sekaligus meningkatkan loyalitas konsumennya sehingga terus mengonsumsi produk yang ditawarkan. Salah satunya adalah dengan membuat iklan biskuit Lemonia pada televisi. Dengan menggunakan media iklan melalui TV, produk biskuit Lemonia menjadi langkah awal bagi perusahaan untuk segmen konsumen yang dibidik oleh biskuit Lemonia itu sendiri, yaitu masyarakat umum yang beranggapan bahwa makanan ringan ini dapat menjadi pilihan untuk dikonsumsi. Terkait akan hal tersebut di atas, Peneliti mendeskripsikan iklan produk biskuit Lemonia pada televisi. Sebagaimana mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci atau pun uraian. Maka berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana deskripsi iklan Nissin Lemonia periode 2013 pada media televisi? 6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi iklan Nissin Lemonia periode 2013 melalui media televisi. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian meliputi dua hal, yaitu manfaat teoritis dan konteks manfaat praktis, yang dapat dijabarkan sebagai berikut di bawah ini: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wacana keilmuan bagi kalangan akademisi, menambah referensi kajian ilmu komunikasi massa, khususnya berkaitan dengan pengembangan-pengembangan mengenai periklanan khususnya fungsi periklanan media televisi pada suatu produk. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi bahan masukan dalam hal kreatifitas produksi iklan selanjutnya sesuai pada khalayak sasarannya bagi pihak PT. Nissin Biscuit Indonesia selaku pemilik dari produk biskuit Lemonia terkait dengan produk yang diiklankan pada televisi periode 2013. 7 E. Sistematika Penulisan Penulisan dalam penelitian ini disusun dalam lima bab. Sistematika penulisan meliputi: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan praktis dan fokus dan keterbatasan penelitian, signifikansi penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II ini akan diuraikan mengenai kajian teori dan kajian konsep, kajian terdahulu, teori yang mendukung judul penelitian dari berbagai sumber. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab III ini akan diuraikan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian antara lain; paradigma penelitian,pendekatan penelitian, jenis dan tipe penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, instrrumen penelitian, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan diuraikan mengenai gambaran umum objek penelitian, temuan penelitian, pembahasan. berbagai temuan fakta dari data-data penelitian yang telah diolah terkait permasalahan yang 8 diangkat. Serta deskripsi tentang fakta atau data yang dihubungkan dengan teori dan konsep guna menjawab pertanyaan masalah dalam penelitian. BAB V PENUTUP Bab V ini merupakan bagian penutup yang di dalamnya akan disimpulkan mengenai segala sesuatu yang telah diuraikan pada babbab sebelumnya yang akhirnya akan dicoba untuk memberikan saran yang bersifat membangun. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Konsep 1. Komunikasi Pemasaran Definisi komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) yang dikutip oleh Muhammad (2009:2) berbunyi, ”Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behaviour of the other individuals”. (Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain). Definisi tersebut mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana individu mengirim stimulus kepada orang lain. Stimulus dapat disebut sebagai pesan dalam bentuk verbal, dimana proses penyampaian dilakukan melalui saluran komunikasi, dan terjadi perubahan atau respons terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari pemasaran. Keduanya mempunyai hubungan yang erat satu sama lain. American Marketing Communication (AMA) sebagaimana dikutip Estaswara (2008:11) menjelaskan bahwa: “Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasikannya dan menyampaikan nilai bagi pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para stakeholder-nya”. 10 Prisgunanto (2006:7) menyatakan bahwa dasar dari pemasaran adalah komunikasi dan pemasaran bisa akan begitu powerful jika dipadukan dengan komunikasi yang efektif dan efisien. Bagaimana menarik konsumen atau khalayak menjadi aware, kenal dan mau membeli suatu produk atau jasa melalui saluran komunikasi adalah bukan sesuatu yang mudah. Proses komunikasi pemasaran pertama sekali datang dari sumber, bisa melalui tenaga pemasar secara langsung, iklan atau publisitas. Dalam melakukan komunikasi tersebut pemasar terlebih dahulu harus menentukan tujuan dan kampanye iklan yang akan dibuat, siapa target market berikut segmentasinya dan positioning sehingga pesan yang disampaikan menarik dan berbeda dari pesan yang sudah ada (Rangkuti, 2009:60-61). Lebih lanjut Rangkuti (2009:61) mengungkapkan bahwa pemasar menterjemahkan tujuan dan target konsumen dalam bentuk format pesan. Intinya adalah menciptakan pesan untuk mengomunikasikan manfaat produk, termasuk dalam kegiatan ini adalah jenis komunikasi yang digunakan. Banyak perusahaan yang maju karena keberhasilannya dalam memanfaatkan secara optimal pasar sasaran yang dituju akan peran yang dijalankan oleh bidang marketing. Karena pemasaran merupakan kegiatan pengelolaan hubungan pelanggan yang menguntungkan, untuk menarik pelanggan baru serta mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan yang ada (Assauri, 2010:5). Lebih lanjut Assauri (2010:9) mengungkapkan bahwa penekanan konsep pemasaran dan fokus pelanggan pada dasarnya merupakan konsep inti dari pemasaran, di mana pelaksanaannya tidak hanya untuk pemasaran. Organisasi perusahaan tidak hanya memusatkan perhatiannya pada menghasilkan produk, 11 berupa barang dan jasa yang terbaik semata, tetapi juga lebih kepada penekanan atau fokus yang berbeda-beda, tergantung pada pendekatan strategi yang dilakukannya. Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:6), “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Lebih lanjut Kotler dan Keller (2009:6) mengatakan, adapun komunikasi itu sendiri adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian baru yang disebut marketing communication (komunikasi pemasaran). Marketing communications merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmen pasar yang lebih luas. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Kennedy dan Soemanagara (2006:5) bahwa marketing communication dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan. Perusahaan melakukan komunikasi pemasaran untuk mengkomunikasikan produk yang dihasilkan kepada konsumen. Menurut Tjiptono (2008:219), komunikasi Pemasaran adalah “aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas 12 perusahaan dan produknya bersedia meminta, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.” Sedangkan menurut Molan (2004:604) komunikasi pemsaran adalah konsep menjadi dasar bagi perusahaan memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasinya untuk menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan berpengaruh kuat tentang organisasinya dan produk-produknya. Menurut Tjiptono (2008:219) terdapat tiga unsur pokok model struktur proses komunikasi pemasaran: a. Pelaku pemasaran, terdiri atas pengirim (sender) dalam hal ini pelanggan, dan penerima (receiver) dalam hal ini calon pelanggan atau konsumen. b. Material komunikasi, yaitu gagasan, pesan, media, response, feedback (umpan balik) dan gangguan c. Proses komunikasi, terdiri dari encoding yang merupakan proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima, dan decoding yang merupakan proses penguraian atau mengartikan simbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami. 2. Bauran Komunikasi Pemasaran Perusahaan menggunakan berbagai model komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial. Proses pemasaran yang melibatkan aktivitas komunikasi meliputi iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya. Secara 13 keseluruhan, aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas merupakan komponen promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix) (Shimp, 2007:4). Pemasaran terdiri atas strategi bauran pemasaran (marketing mix) dimana organisasi atau perusahaan mengembangkan untuk mentransfer nilai melalui pertukaran untuk pelanggannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kotler dan Armstrong (2008:62) berpendapat bahwa, ”Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran”. Marketing mix terdiri atas empat komponen biasanya disebut ”empat P (4P)”, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). Lebih lanjut Kotler dan Keller (2009:174) mengatakan bahwa, bauran komunikasi pemasaran terdiri atas delapan model komunikasi utama, yaitu iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut dan penjualan personal. Untuk lebih rincinya, maka dapat diuraikan sebagai berikut: a. Iklan Iklan adalah segala bentuk penyajian informasi dan promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh sponsor untuk menawarkan ide, barang, atau jasa (Machfoedz, 2010:139). Melihat hal tersebut, maka iklan dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi yang menjadi sandaran bagi konsumen untuk mencari informasi mengenai suatu barang atau produk. Lovelock, Wirtz dan Mussry (2011:204) menyatakan bahwa: Sebagai bentuk komunikasi yang paling dominan dalam consumer marketing (pemasaran yang ditujukan pada pelanggan secara massal), iklan seringkali menjadi titik awal kontak antara pemasar jasa dan pelanggan mereka yang 14 berfungsi untuk membangun kesadaran, menginformasikan, membujuk, dan mendidik pelanggan mengenai fitur produk dan kapabilitasnya. b. Promosi Evans dan Berman dalam Simamora (2003:285), mendefinisikan promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah tangga. Menurut Kotler dan Keller (2009:22), promosi merupakan salah satu cara perusahaan melakukan komunikasi melalui pesan-pesan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (puchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan. Perusahaan biasanya menggunakan iklan, promosi penjualan, pengerahan tenaga-tenaga penjualan, dan public relations sebagai alat penyampaian pesan-pesan tersebut dengan tujuan untuk dapat menarik perhatian dan minat masyarakat. Kuncoro (2010:134) juga mengungkapkan bahwa tujuan promosi secara sederhana terbagi menjadi tiga jenis yaitu, memberikan informasi pelanggan tentang produk atau fitur baru seperti menciptakan kebutuhan, mempengaruhi pelanggan untuk membeli merek orang lain, dan mengingatkan pelanggan tentang merek yang termasuk memperkuat penetapan ancangan merek. Pada dasarnya, tujuan promosi mengandung tiga unsur yakni memberikan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan kepada pelanggannya tentang perusahaan dan produk yang ditawarkan. Sementara Machfoedz (2010:31) mengemukakan bahwa definisi promosi penjualan adalah sebagai suatu aktivitas dan/atau materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, di bawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat memengaruhi keputusan pembelian. Promosi penjualan biasanya terbatas pada periode waktu tertentu, harga, atau kelompok pelanggan, terkadang ketiganya (Lovelock, dkk., 2011:207). Adapun tujuan promosi penjualan menurut Machfoedz (2010:32) adalah: 1. Mengidentifikasi dan menarik konsumen 2. Mengkomunikasikan produk baru 3. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas 15 4. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk 5. Memotivasi konsumen agar membeli suatu produk c. Publisitas dan hubungan Masyarakat Publisitas biasanya digunakan untuk mempromosikan produk spesial, membangkitkan kepercayaan terhadap produk, dan memperkuat nilai produk pada konsumen khusus (Kennedy dan Soemanagara, 2009:21). Publisitas merupakan salah satu dari banyaknya program kegiatan yang dirancang oleh humas suatu perusahaan. Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi cara perusahaan atau produk individunya (Kotler dan Keller, 2009:174). d. Acara dan Pengalaman Menurut Kotler dan Keller (2009:174), yang dimaksud dengan acara dan pengalaman adalah kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. e. Pemasaran Interaktif Merupakan kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa (Kotler dan Keller, 2009:174). f. Pemasaran dari Mulut Ke Mulut Merupakan komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Keller, 2009:174). g. Personal Selling 16 Merupakan penjualan personal adalah interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan (Kotler dan Keller, 2009:174). Machfoedz (2010:187) menambahkan bahwa personal selling yang dilakukan dengan baik dapat membawa pengaruh promosi. h. Pemasaran Langsung Merupakan penggunaan surat, telepon, facsimile, email, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu (Kotler dan Keller, 2009:174). Terdapat dua tipe permintaan yang harus distimulasi oleh Pemasar (Marketer) yaitu permintaan primer dan permintaan selektif. Tjiptono dan Chandra (2012:194) menjelaskan bahwa strategi permintaan primer dirancang untuk menaikkan tingkat permintaan terhadap bentuk produk (product form) atau kelas produk (product class). Sedangkan permintaan selektif bisa berupa tiga alternatif utama, yaitu memperluas pasar yang dilayani, merebut pelanggan dari pesaing, dan mempertahankan atau meningkatkan permintaan dari basis pelanggan saat ini. 3. Promosi Menurut Evans dan Berman (1992) yang dikutip oleh Simamora (2003:285), “Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah tangga”. Promosi merupakan salah satu cara perusahaan melakukan komunikasi melalui pesan-pesan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan. 17 Perusahaan biasanya menggunakan iklan, promosi penjualan, pengerahan tenagatenaga penjualan, dan public relations sebagai alat penyampaian pesan-pesan tersebut dengan tujuan untuk dapat menarik perhatian dan minat masyarakat (Kotler dan Keller, 2009:22). Ada dua definisi promosi menurut Swastha (2006:349) adalah sebagai berikut: “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. Sedangkan definisi kedua, yaitu: “promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditunjukan untuk mendorong permintaan”. Kedua definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik beratnya berbeda. Sedangkan dalam penelitian ini definisi promosi yang digunakan adalah definisi kedua yang dilaksanakan dengan promotional mix, dimana dalam strategi promosi ini memiliki empat variabel, yaitu: periklanan, personal selling, publisitas, promosi penjualan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Swastha (2006:349) tentang promotional mix, yang menyatakan bahwa “promotional mix adalah adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, promotional mix, dan alat promosi lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan”. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut menurut Tjiptono (2005:221) dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Menginformasikan, dapat berupa: a) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru. b) Memperkenalkan cara pemakaian cara pemakaian yang baru dari suatu produk. c) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar. 18 d) Menjelaskan cara kerja suatu produk. e) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan. f) Meluruskan kesan yang keliru. g) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli. h) Membangun citra perusahaan. 2) Membujuk pelanggan sasaran untuk: a) Membentuk pilihan merek. b) Mengalihan pilihan ke merek tertentu. c) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. d) Mendorong pembeli untuk berbelanja saat itu juga. e) Mendorong pembeli menerima kunjungan wiraniaga. 3) Mengingatkan, dapat berupa: a) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dibutuhkan dalam waktu dekat. b) Mengingatkan pembelian tempat-tempat yang menjual produk perusahaan. c) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. d) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut. Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix). Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima mode komunikasi pemasaran, yaitu advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct selling (Kennedy dan Soemanagara, 2006:1). 4. Periklanan 19 Periklanan merupakan bagian dari komunikasi, sehingga Morissan (2007:33) mengungkapkan bahwa tujuan komunikasi adalah menciptakan kesadaran atau pengetahuan produk dengan berbagai atributnya, menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk, atau menciptakan sikap yang positif, preferensi dan keinginan membeli produk bersangkutan. Periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler dan Keller, 2009:202). Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya. Advertising (periklanan) adalah semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu (Kotler dan Armstrong, 2008:117). Sebagaimana yang diungkapkan Sedaghat (2012:8), “Advertising is a paid for communication. It is used to develop attitudes, create awareness, and transmit information in order to gain a response from the target market”. Periklanan adalah komunikasi yang dibayar, yang digunakan untuk mengembangkan sikap, menciptakan kesadaran dan mengirimkan informasi untuk mendapatkan respons dari target pasar. Iklan dapat didefinisikan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan. Iklan bisa membantu mencapai hampir semua sasaran komunikasi. Iklan merupakan sarana ampuh untuk membangun kesadaran konsumen. Iklan tentunya harus dapat membujuk, membangun reputasi, dan preferensi kondisi serta meyakinkan kepada siapapun yang telah membeli produk tersebut (Brannan, 2005:51). 20 Sedangkan Lee & Johnson (2007:3) mendefinisikan periklanan sebagai komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produkproduknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media yang bersifat massal, seperti televisi, radio, koran, majalah direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Kasali dalam Yulianti (2009:27) mengungkapkan bahwa iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan pengertian periklanan sendiri adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan. Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran, juga merupakan kegiatan komunikasi. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung kepada khalayak sasaran yang dituju dan melalui media apa iklan tersebut sebaiknya disampaikan (Piliang, 2010:2). Periklanan harus dirancang untuk menjangkau para kosumen yang merasa tertarik pada fitur dan manfaat produk tertentu yang ditawarkan oleh sebuah merek. Merek yang paling berhasil adalah merek dengan fitur dan manfaat yang unik dalam satu kategori produk, dan akibatnya merek itulah yang memiliki posisi berbeda dalam benak konsumen (Lane, King dan Russell, 2009:65). Iklan memiliki beberapa manfaat bagi khalayak ramai. Menurut Kusumawati (2010:31) mengutip Dendi Sudiana, iklan bertujuan untuk memerkenalkan suatu produk atau membangkitkan kesadaran akan merek (brand awareness), citra merk (brand image), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli produk yang ditawarkan, memberikan informasi, dan lain-lain. 21 5. Deskripsi Iklan Sebagaimana mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci atau pun uraian. Iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas ke dalam gemerlapan yang memikat dan mempesona. Sebuah sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media (Raymon Williams, 1993: 320) dalam Bungin (2008: 107) Dalam Advertising Excellence, Bovee (1995: 14) dalam Bungin (2008: 108) mendeskripsikan iklan sebagai sebuah proses komunikasi, dimana terdapat: pertama, orang yang disebut sebagai sumber munculnya ide iklan; kedua, media sebagai medium: dan ketiga, adalah audiens. Jadi deskripsi iklan dapat disimpulkan bahwa adalah suatu pemaparan yang dijabarkan dengan jelas dan terperinci berdasarkan hasil imajinasi yang kemudian dituangkan ke dalam dunia nyata. 6. Strategi Iklan Moriarty, Mitchell dan Wells (2011:234) mendefinisikan bahwa strategi adalah alat, sarana, desain atau rancangan untuk mencapai tujuan atau pesan advertising dan strategi media, misalnya. Lebih lanjut Moriarty, Mitchell dan Wells (2011:238) mengungkapkan bahwa advertising berfokus pada program komunikasi yang mendukung brand. Ia menjelaskan garis besar semua aktivitas komunikasi dari segi sasaran atau tujuan, strategi, taktik, timing, biaya dan evaluasi. 22 Secara umum, rencana advertising berusaha untuk menyesuaikan pesan dengan audiensi yang tepat dan menyajikan pesan di medium yang tepat untuk menjangkau audiensi tersebut. Tiga elemen ini (pendapat audiensi, pesan dan medium) adalah jantung dari rencana advertising (Moriarty, Mitchell dan Wells, 2011:234). Pada dasarnya tujuan iklan adalah tidak hanya menyampaikan informasi tetapi yang lebih penting adalah mengubah sikap dan perilaku pengguna sasaran (Yulianti, 2009:28). Tujuan iklan semestinya merupakan kelanjutan atau turunan dari keputusan perusahaan sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran. Selain itu, tujuan iklan harus didasarkan pada analisa mendalam situasi pasar terkini. Jika produknya sudah masuk tahap kedewasaan, perusahaan juga pemimpin pasar, tapi penggunaan mereknya masih rendah, maka tujuan yang lebih tepat adalah mendorong penggunaan (usage) lebih besar lagi (Sulaksana, 2005:9293). Lebih lanjut Yulianti (2009:28) menyatakan bahwa satu hal penting dalam dunia periklanan adalah kreativitas. Pengerjaan kreatif dalam sebuah iklan mencakup pelaksanaan dan pengembangan konsep atau ide yang dapat mengemukakan strategi dasar dalam bentuk komunikasi yang efektif. Lee dan Johnson (2007:157) menyebutkan bahwa tujuan-tujuan periklanan menyatakan di mana pengiklan ingin berada dalam kaitannya dengan pangsa pasar dan kepekaan publik. Strategi periklanan (atau kreatif) menggambarkan cara untuk mencapainya. Strategi ini terdiri dari elemen-elemen berikut: a) Khalayak sasaran. Khalayak sasaran adalah kelompok orang yang dituju iklan-iklan. 23 b) Konsep produk atau jasa. Sebuah produk dapat berupa gagasan, jasa, atau barang, atau kombinasi dari ketiganya. Definisi ini juga mencakup jasa-jasa pendukung yang mengiringi barang-barang seperti garansi dan perawatan. c) Media periklanan. Para pengiklan memerlukan sebuah metode sistematik untuk menentukan media mana yang digunakan, bagaimana menggunakan mereka, kapan menggunakan mereka, dan di mana menggunakan mereka untuk secara efektif dan efisien menyampaikan pesan-pesan periklanan mereka. d) Pesan periklanan. Apa yang dikatakan perusahaan dalam iklan-iklan dan bagaimana cara menyampaikannya secara verbal atau nonverbal membentuk pesan iklan. Dalam membuat iklan yang cerdas, harus kreatif sekaligus menjual, artinya dari segi pendekatan bahasa komunikasinya (visual atau verbal) iklan tersebut mampu menarik target audience untuk melihat (stopping power), mengerti dan kemudian mengambil tindakan yang diharapkan. Jadi iklan yang cerdas bukan hanya tertanam kuat dalam benak konsumen (reminding) tetapi juga mampu menggerakkan calon konsumen untuk mengambil keputusan (action) (Majalah Cakram edisi khusus Juni-Juli 2005). 7. Media Televisi Televisi mampu menjangkau daerah- daerah yang jauh secara geografis, ia juga hadir di ruang-ruang publik hingga ruang yang sangat pribadi. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup (gerak / live) yang 24 bersifat politis, informatif, pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut (Rosmawati, 2010:157) dalam Tamburaka (2013: 67) Hidayat (2011) dalam Tamburaka (2011:67) mengemukakan bahwa televisi adalah media yang istimewa. Televisi menggabungkan unsur audio dan visual dalam sebuah media sekaligus. Dengan keistimewa tersebut, televisi memiliki daya tarik yang besar dalam mempengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat, termasuk mengubah keputusan seseorang dalam menentukan sesuatu yang akan dibelinya. 8. Merek Keegan dalam Ferrinadewi (2008:137) berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang disajikan produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Menurut Kotler mengutip American Marketing Communication dalam Fajrianthi dan Farrah (2005:277), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol rancangan, atau kombinasi yang dapat mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual agar dapat membedakan produk tersebut dari produk pesaing. Lebih lanjut Simamora dalam Fajrianthi dan Farrah (2005:277) menyebutkan bahwa dengan adanya merek, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut. Dikenalnya merek oleh masyarakat membuat pihak perusahaan meningkatkan inovasi produk untuk menghadapi persaingan. Sedangkan bagi produsen merek tentunya bermanfaat untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen untuk membeli produk dari merek tersebut serta memberikan perlindungan terhadap produk yang dihasilkan. Sedangkan menurut Janita (2005:15), brand adalah ide, kata, desain grafis dan suara/bunyi yang mensimbolisasikan produk, jasa, dan perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut. 25 Aaker dalam Munfaridin (2010:18) mendefinisikan merek adalah :”Nama, dan/simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian dapat membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor”. Lebih lanjut Munfaridin (2010:8) mengutip Durianto, mengungkapkan bahwa kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Asosiasi merek (brand association) menunjukkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, selebritis (spoke person) dan lain-lain. Persepsi kualitas (perceived quality) mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. 9. Produk Carry dalam Simamora (2003:139) memberikan definisi yang sederhana mengenai produk, yaitu suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Kotler juga mendefinisikan produk sebagai suatu tawaran. Menurut Aaker dan Joachimstahler dalam Ferrinadewi (2008:137), produk meliputi karakteristik cakupan fungsi produk, atribut produk, kualitas atau nilainilai, kegunaan serta manfaat fungsional. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat dikatakan bahwa produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan produsen kepada konsumen, untuk dicari, dibeli dan dipergunakan dalam memenuhi kebutuhannya. Suryani (2008:119) menjelaskan bahwa konsumen secara tidak langsung akan memberikan penilaian terhadap produk/jasa yang akan dibeli atau yang 26 pernah dikonsumsinya. Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian keseluruhan antara apa yang diterima dan dialami dibandingkan dengan yang diharapkan. Lebih lanjut Suryani (2008:119) menyebutkan bahwa terdapat dua faktor utama yang dijadikan pedoman oleh konsumen yaitu: layanan yang diterima dan layanan yang diharapkan. Layanan yang pernah dialami ini akan menjadi standar perbandingan akan layanan yang diterima sekarang. Kotler (2005:65) mengungkapkan bahwa kinerja produk yang dirasakan pelanggan sama atau lebih besar dari yang diharapkan, yang dianggap bernilai dapat memberikan kepuasan. Nilai atribut adalah karakteristik-karakteristik yang ada di benak dan dijelaskan oleh pelanggan. Nilai konsekuensi adalah penilaian subyektif pelanggan sebagai konsekuensi dari penggunaan dan pemanfaatan produk. B. Kajian Penelitian Terdahulu Kajian penelitian pertama adalah skripsi dari Pagsi Surya Perbangsa yang berjudul “Analisis Efektivitas Iklan Pada Media Televisi (Studi Kasus Pada Produk Vitazone di Universitas Diponegoro),” yang dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh PT. Mayora Indah yang merupakan perusahaan yang memproduksi minuman isotonik Vitazone berusaha menerapkan strategi periklanan yang efektif dalam memperkenalkan produknya. Dengan beriklan yang menarik PT. Mayora Indah bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk Vitazone. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati, yang berjudul “Analisis Pemakaian Gaya Bahasa pada Iklan Produk Kecantikan Perawatan Kulit Wajah di Televisi,” yang dilakukan pada tahun 2010. Penelitian 27 ini dilatarbelakangi oleh salah satu produk kecantikan PIXY UV Whitening yang diproduksi untuk memutihkan kulit wajah menjadikan Cut Tari sebagai model di dalam penayangan iklannya di televisi. Pada iklan tersebut menceritakan bahwa kulit wajah Cut Tari jauh lebih putih dan halus setelah memakai produk kecantikan perawatan kulit wajah PIXY UV Whitening. Secara visual, iklan ini sangat menarik sebab tokoh wanita yang digambarkan merupakan representasi wanita cantik. Salah satu teknik para pembuat iklan agar produk yang dipasarkannya bisa laku adalah menjadi perempuan-perempuan "tidak normal" sebagai ikon produknya. Dengan memanfaatkan psikologi kaum perempuan yang selalu menganggap diri dan tubuhnya tidak sempurna maka kesempurnaan tubuh seorang perempuan dalam iklan produk kecantikan dan perawatan kulit wajah dicitrakan dan diidealisasikan sebagai sosok seorang perempuan yang jauh berbeda dengan sebagian besar perempuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemakaian gaya bahasa yang digunakan dalam iklan produk kecantikan perawatan kulit wajah di televisi meliputi gaya bahasa: a) personifikasi; b) pertanyaan retoris; c) mesodiplosis; d) anafora; e) klimaks; f) koreksio; g) aliterasi; h) asindenton; i) epistrofa; j) antiklimaks; k) repetisi; l) asonansi; m) anadiplosis; dan n) erotesis. Gaya bahasa yang paling banyak digunakan dalam penayangan iklan tersebut adalah gaya bahasa anafora. Anafora adalah repetisi yang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Penggunaan gaya bahasa anafora bermaksud menekankan atas produk yang ditawarkan sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk mengingatnya, hingga akhirnya membeli produk tersebut. Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan Yulianti dengan judul “Periklanan (Advertising) sebagai Sarana Komunikasi Marketing Dalam 28 Dunia Informasi dan Perpustakaan,” yang dilakukan pada tahun 2009. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perpustakaan dan lembaga informasi lainnya sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan informasi mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Terkait dengan hal ini, perpustakaan sendiri harus memahami terlebih dahulu kebutuhan informasi penggunanya. Kemudian, beranjak dari sana, bergerak untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa periklanan sebagai salah satu media promosi dalam dunia marketing bisa dilakukan melalui berbagai media, diantaranya media cetak, elektronik dan bahkan media baru (internet). Oleh karena itu, riset marketing perlu dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah terpaan iklan. Riset ini dilakukan baik sebelum, pada saat ataupun setelah proses iklan berlangsung. 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Sugiyono (2011:10) mengungkapkan bahwa paradigma postpositivisme didasarkan pada observasi yang cermat dan pengukuran realitas yang objektif dan disebut sebagai paradigma intepreatif dan konstruktif yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat interaktif. Paradigma post-positivisme dipilih dalam penelitian ini, karena hasil analisa data-data yang didapat dari observasi dan wawancara mengenai deskripsi iklan Nissin Lemonia dalam menanamkan loyalitas kepada konsumen tetap berpedoman/acuan berdasarkan konsep yang ada. Selain itu, data yang didapat tidak hanya terpaku pada satu konsep saja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhadjir (2000:79) bahwa, post-positivisme sebagai reaksi terhadap positivisme. Menurut pandangan postpositivisme, kebenaran tidak hanya satu tetapi lebih kompleks, sehingga tidak dapat diikat oleh satu teori begitu saja. “Karakteristik utama paradigma post-positivisme adalah pencarian makna di balik data”. 30 B. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2007:4), mengungkapkan bahwa metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dan juga diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara holistic (utuh). Bungin (2007:303) mengungkapkan pendekatan kualitatif mencakup berbagai metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap pokok kajiannya. Oleh karena itu, dalam penggunaan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha melakukan studi gejala dalam keadaan alamiah dan berusaha dalam membentuk pengertian terhadap fenomena sesuai dengan makna yang biasa digunakan oleh subjek penelitian. Penelitian ini berfokus pada deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode 2013, dengan menganalisa deskripsi iklan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Maka penelitian ini memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan mengenai deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode 2013. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi iklan deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode 2013. C. Jenis dan Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penulisan ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara 31 sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu (Kriyantono, 2008:67). Lebih lanjut Kriyantono (2008:67) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Terkait akan hal tersebut di atas, mengingat tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi iklan televisi Nissin Lemonia periode 2013 dengan pendekatan kualitatif, maka jenis dan tipe penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. D. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini memiliki keterkaitan dengan deskripsi iklan televisi Nissin Lemonia pada periode 2013. Deskripsi tersebut sesuai dengan konsep-konsep iklan seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2. Oleh karena itu, fokus penelitian ini tertuju pada deskripsi iklan televisi biskuit Nissin Lemonia pada periode 2013. E. Unit Analisis Unit analisis pada penelitian ini adalah deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode 2013. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengetahui kegiatankegiatan beriklan yang dilakukan oleh biskuit Lemonia melalui saluran televisi. Maka unit analisis dari penelitian ini adalah suatu produk yaitu biskuit Nissin Lemonia. 32 F. Teknik Pengambilan Data Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara secara mendalam (depth interview), guna mendapatkan data yang berkaitan dengan deskripsi iklan televisi biskuit Nissin Lemonia pada periode 2013. Melihat dari permasalahan yang diangkat dalam topik penelitian ini maka salah satu cara untuk pengumpulan data adalah wawancara (interview) yang didukung oleh studi pustaka. 1. Wawancara Danial (2009:27) mengungkapkan bahwa, wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) agar bisa terarah dan terfokus pada persoalan yang ingin digali dari informan terkait dengan fokus atau masalah penelitian. Namun, pedoman wawancara itu tidak berupa pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya detail, tetapi lebih pada pedoman dan garis umum wawancara saja. Selanjutnya, pertanyaan dikembangkan sesuai informasi yang disampaikan informan selama wawancara. Pada penelitian ini, peneliti melakukan proses pengambilan data melalui wawancara secara mendalam (depth interview) yang nantinya akan menjadi data sekunder sebagai pendukung data primer pada penelitian ini. Digunakannya proses wawancara adalah untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode 2013. Berger dalam Kriyantono (2008:98) mendefinisikan wawancara adalah, percakapan antara periset (sebagai seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (sebagai seseorang yang 33 diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai bagian pemasaran di PT. Nissin Biscuit Indonesia selaku pemilik produk biskuit Lemonia. Seperti hal-nya dengan penelitian ini yang menggunakan wawancara dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan fokus penelitian mengenai deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode 2013. Sehubungan dengan hal di atas, maka untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan deskripsi iklan televisi, peneliti mewawancarai beberapa informan dan key informan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Moleong (2007:132), Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Selain seorang informan, peran key informan juga dibutuhkan untuk memenuhi kelengkapan data. Key informan merupakan seseorang yang benar-benar memahami dan mengerti sehingga dapat membantu memberikan jawaban tentang pokok permasalahan yang dibahas oleh peneliti dalam penelitian ini. Hal tersebut berkaitan dengan deskripsi iklan televisi produk biskuit Lemonia periode 2013. Di bawah ini merupakan biodata dan informasi dari Key informan dan Informan. Key informan 1. Nama : Yusuf Gala Jabatan : Tim Kreatif Gala Brand Expert Alasan : Beliau memiliki peran penting di dalam organisasi yaitu sebagai orang yang 34 bertanggung jawab dalam merancang ide-ide kreatif dan konsep iklan yang akan digunakan. . Informan 2. Nama : Yusuf Gala Jabatan : Konsultan Produk Gala Brand Expert Alasan : Beliau memiliki peran penting di dalam organisasi yaitu sebagai orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan mengenai keseluruhan kegiatan maupun aktivitas di bidang periklanan. 35 2. Studi Pustaka Zed (2008:3) menjelaskan bahwa, studi pustaka ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Maka dalam penelitian ini, berbagai data yang secara signifikan mendukung tujuan dan fokus penelitian yang tertuju pada deskripsi iklan televisi produk Nissin Lemonia yang dilakukan oleh PT Nissin Biscuit Indonesia, dalam periode 2013, dapat diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai buku, karya ilmiah, dokumen, dan artikel. G. Teknik Analisis Data Kriyantono (2008:194) mengatakan bahwa tahap analisis data memegang peranan penting dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas penelitian. Artinya, kemampuan peneliti memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data yang diperolehnya memenuhi unsur reliabilitas dan validitas atau tidak. Lebih lanjut Kriyantono (2008:194) mengungkapkan, analisis data kualitatif diawali dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan peneliti di lapangan. Kemudian data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu. Pengklasifikasian atau pengkategorian ini harus mempertimbangkan kesahihan atau kevalidan dengan memerhatikan kompetensi subjek penelitian, tingkat autenstisitasnya dan melakukan triangulasi sumber data. Setelah diklasifikasikan, peneliti melakukan pemaknaan terhadap data. Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar penelitian kualitatif, yaitu bahwa realitas ada pada pikiran manusia, realitas adalah hasil konstruksi sosial manusia. 36 Punch dalam Pawito (2008:101) menjelaskan bahwa kunci pokok analisis data dalam penelitian kualitatif adalah menjawab pertanyaan how did the researcher get to these conclusionfrom these data? (bagaimana peneliti sampai pada kesimpulan-kesimpulan dengan bertolak pada data yang ada?) Miles dan Huberman dalam Herdiansyah (2010:163) menyebutkan bahwa terdapat empat tahapan dalam melakukan analisis data kualitatif yaitu sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Teknik pengumpulan data melibatkan prosedur standar metode, seperti wawancara mendalam (in-depth interview), dan studi pustaka. 2. Reduksi Data Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokkan dan meringkas data. Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok, dan pola-pola data. Kemudian pada tahap terakhir dari reduksi data, peneliti menyusun rancangan konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok-kelompok data bersangkutan. Dalam 37 komponen reduksi data ini kelihatan bahwa peneliti akan mendapatkan data yang sangat sulit untuk diidentifikasi pola serta temanya, atau mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga data-data bersangkutan terpaksa harus disimpan (diredusir) dan tidak termasuk yang akan dianalisis. 3. Penyajian Data (data display) Menurut Pawito (2008:105-106), komponen kedua analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yakni penyajian data (data display)melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data pada umumnya diyakini sangat membantu proses analisis. Dalam hubungan ini, data yang tersaji berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. 4.Penarikan dan Pengujian Kesimpulan (drawing and verifying conclusions) Peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari data display yang telah dibuat. Ada kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan 38 analisis seluruh data yang ada. Peneliti dalam kaitan ini masih harus mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merivisi kesimpulankesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti. H. Keabsahan Data Moleong (2007:330) mengatakan bahwa keabsahan data diukur dengan menggunakan metode triangulasi di mana dalam pengertiannya, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Untuk menentukan keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi sumber, pengertian triangulasi sumber itu sendiri adalah mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan akhirnya diminta kesepakatan (member check) untuk mendapatkan kesimpulan (Sugiyono, 2011:117). Menurut Dwidjowinoto dalam Kriyantono (2007:70), menjabarkan lima macam triangulasi, antara lain: 1. Triangulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu yang telah diperoleh dari sumber yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan: a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara; b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; c) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, maupun 39 pemerintah; e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 2. Triangulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Karena itu di sini peneliti harus perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali. 3. Triangulasi Teori Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif. 4. Triangulasi Periset Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan membuat data lebih absah. 5. Triangulasi Metode Kriyantono (2007:70) mendefinisikan triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan hasil yang sama. Dari teknik-teknik keabsahan data triangulasi yang telah dijabarkan di atas, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi sumber. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pawito (2008:99), triangulasi sumber menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses 40 sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Hal ini berarti peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh dari satu sumber (untuk dibandingkan) dengan data dari sumber lain. Dari sini, peneliti akan sampai pada salah satu kemungkinan: data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan. Dengan demikian peneliti kemudian dapat mengungkapkan gambaran yang lebih memadai (beragam perspektif) mengenai gejala yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan eksplorasi untuk mengecek kebenaran data yang didapatkan dari beberapa sumber melalui hasil wawancara yang dilakukan kepada narasumber. Narasumber penelitian adalah Bapak Yusuf Gala sebagai Creative Director sekaligus sebagai Consultant Product pada PT. Gala Brand Expert sebagai Konsultan Iklan Nissin Lemonia periode 2013. Dan dari data-data yang dikumpulkan tersebut kemudian dibandingkan dengan dokumen dan konsep penelitian. 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT. Gala Brand Expert Gala Brand Expert adalah salah satu perusahaan periklanan yang berada di Jakarta. Perusahaan ini didirikan oleh Akbar Gala di tahun 2001. Sejak tahun 2005, database klien perusahaan terus meningkat. Itu bisa dilihat dari data beberapa klien diantara nya yaitu Khong Guan, Nissin, Biz Net. Pengalaman akumulatif yang dimiliki oleh berinovasi telah melayani semua kategori klien terlepas dari ukuran, jenis dan lokasi geografis dari bisnis mereka. Kreativitas dan kemampuan untuk memahami kebutuhan masing-masing klien kami hanya salah satu dari banyak kunci mengapa kita dianggap iklan dan agen pemasaran terkemuka. Berinovasi selalu berusaha untuk mengembangkan cara-cara inovatif untuk mencapai harapan klien mereka. Bagi perusahaan periklanan, iklan dan pemasaran bukan hanya masalah menempatkan kata-kata dalam iklan. Ada semacam kreativitas yang dibutuhkan hanya berinovasi dapat mengekspresikan yang membantu kita menghasilkan kampanye iklan yang luar biasa di wilayah tersebut. Telah hidup sampai nama dengan menawarkan klien kami teknik inovatif dan kreatif dalam pelayanan. Selama tahun terakhir, dikenal untuk nilai-nilai inti: “Kreativitas, Kepercayaan, Vitality, dan Pembangunan Berkelanjutan”. Selalu bertujuan untuk menjadi kreatif dan inspirasi, karena kami percaya pada pentingnya dan nilai waktu dengan klien kami. 42 2. Visi dan Misi PT. Gala Brand Expert a. Visi Mind share, market share and heart share yang artinya “berbagi pemikiran, berbagi pemasaran dan berbagi hati.” b. Misi Menciptakan penjualan untuk merek klien, bukan hanya kesadaran, karena merek klien adalah merek kami. 3. Bagan Struktur Organisasi PT. Gala Brand Expert B. Analisis Data Penelitian Sebagaimana yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa, data dalam penelitian ini adalah deskrispi iklan Nissin Lemonia periode 2013 melalui media 43 televisi. Dengan persaingan bisnis yang semakin sengit terjadi pada usaha memasarkan produk biskuit. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan memeroduksi dan produk biskuit di pasar. Oleh karena itu. Nissin Lemonia sebagai salah satu produk biskuit andalan dari Nissin, dalam beriklan dituntut bersaing dengan produk biskuit-biskuit lainnya di Indonesia. Terkait dengan hal tersebut di atas, persepsi masyarakat yang terkadang masih asing terhadap produk Lemonia sebagai makanan jenis biskuit, dapat diubah sebagaimana yang sudah dilakukan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia terhadap salah satu produknya yaitu biskuit Lemonia. Untuk menjaga sekaligus menawarkan varian pada produk kepada konsumennya, sehingga terus mengonsumsi produk yang ditawarkan, salah satunya adalah dengan membuat iklan biskuit Lemonia pada televisi. Agar dalam melakukan kegiatan beriklan dapat memenuhi harapan yang diinginkan, maka diperlukan adanya suatu penelitian, perencanaan, dan strategi. Dengan menggunakan media iklan melalui TV, diharapkan produk Nissin Lemonia mampu memengaruhi pasar dengan jalan memasang iklan di televisi (TV). 1. Deskripsi Iklan Nissin Lemonia 2013 Pada Media Televisi a. Deskripsi Iklan Nissin Lemonia 2013 Iklan Nissin Lemonia 2013 (Share the Sweetness) menggambarkan seorang perempuan yang menikmati produk Nissin Lemonia kemudian dibagikan kepada temannya untuk dinikmati juga. Kemudian mereka berdua saling menikmati juga. 44 Iklan Nissin Lemonia berdurasi 00 Menit 30 Detik diiringi dengan lantunan nada yang ceria. Dari segi tampilan, iklan di awali dengan Model Pertama memegang Produk Nissin Lemonia dan kemudian Model Kedua mengkonsumsi Produk Nissin Lemonia. Dilanjutkan dengan pergerakan manusia yang cepat di berbagai tempat. Di bagian isi (contents), dua model yang ditampilkan tadi pun muncul satu per satu dengan latar belakang (setting) yang berbeda. Backgroundnya pun disetting sedemikian rupa sehingga tampak pergerakan manusia-manusia yang dinamis. Talent Iklan yang digunakan Iklan Nissin Lemonia terdapat 2 (dua) orang, yaitu Lisa Witono sebagai Model Pertama dan Valencia Margarita sebagai Model Kedua. Setelah peneliti melakukan wawancara dengan key informan dan informan dari PT. Gala Brand Expert, selaku agency yang manangani pembuatan konsep iklan produk Lemonia pada televisi, peneliti mengidentifikasi bahwa deskripsi iklan produk biskuit Lemonia periode 2013 diantaranya adalah terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT Gala Brand selaku agency yang bertugas dalam membuat konsep iklan televisi produk Lemonia. Berdasarkan keterangan dari key informant mengenai deskripsi iklan produk biskuit Lemonia periode 2013, Bapak Yusuf Gala tidak secara jelas memaparkan mengenai strategi kampanye humas. Namun memberikan gambaran bahwa PT Gala Brand melakukan kegiatan-kegiatan periklanannya terkait dengan iklan televisi produk Lemonia. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pernyataanpernyataan informan yaitu Bapak Yusuf Gala yang juga sebagai Consultant Product bahwa PT Gala Brand melakukan kegiatan-kegiatan kreatif periklanan yang dituangkan melalui media televisi. 45 Iklan produk Lemonia diiklankan melalui media televisi dengan alasan sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Yusuf Gala bahwa pemilihan Media Televisi sebagai salah satu Media karena berdasarkan data AC Nielsen, Media Televisi merupakan media yang paling efektif untuk beriklan di Indonesia. Berdasarkan keterangan dari Bapak Yusuf Gala, Beliau menganggap media televisi merupakan media yang paling efektif untuk mengiklankan suatu produk, sebagaimana yang Beliau kutip dari informasi data AC Nielsen terkait dengan efektifnya media televisi tersebut. Mengenai deskripsi iklan Nissin Lemonia 2013 tersebut diperjelas deskripsinya oleh Bapak Yusuf Gala, berdasarkan hasil wawancara beliau mengatakan bahwa; “Iklan ini menggambarkan seorang cewek yang menikmati biskuit Lemonia kemudian dibagikan kepada temannya yang lain untuk dinikmati juga. Kemudian mereka berdua saling menikmati. Iklan ini sangat hard sell dimana dari awal sampai akhir iklan benar-benar full-branding.” Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa dalam iklan tersebut menampilkan seorang wanita yang sedang menikmati biskuit Lemonia, kemudian membagikan biskuitnya dengan temannya untuk ikut menikmati biskuit Lemonia bersama. Jika diperhatikan, dari awal sampai akhir, iklan Lemonia menampilkan banyak sekali branding dari produk Lemonia, hal tersebut guna untuk membuat audiens mengingat produk iklan tersebut. Sebagaimana seperti gambar di bawah ini: 46 Gambar 4.1 Salah Satu Deskripsi Iklan Produk Biskuit Lemonia di Televisi Terkait mengenai bagaimana cara produk Lemonia diiklankan, dan melalui media apa saja produk Lemonia diiklankan, menurut Bapak Yusuf Gala selaku Tim Kreatif Gala Brand Expert, berdasarkan hasil wawancara beliau mengatakan bahwa: “Produk Lemonia diiklankan oleh beberapa Media yang banyak dilihat oleh masyarakat luas seperti Media Majalah, Koran, Radio, Bioskop, dan Televisi. Untuk mendukung aktivitas ATL, maka juga dilakukan aktivitas BTL berupa roadshow ke beberapa Mall dan Kampus.” Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa tim kreatif PT Gala Brand melakukan kegiatan periklanan dengan mengiklankan produk Lemonia melalui beberapa media seperti; majalah, koran, radio ataupun bioskop. Kemudian, tim kreatif PT Gala Brand juga melakukan roadshow ke beberapa mall dan kampus. 47 Dalam menjalankan kegiatan periklanan tersebut, konsep iklan yang digunakan dalam produk Lemonia yaitu sebagaimana yang dikatakan Bapak Yusuf Gala sebagai berikut; “Konsep Iklan yang kita gunakan yaitu konsep “Bagikan rasa lemon Lemonia” (Share the Sweetness).” Dari informasi di atas, pada iklan yang ditayangkan di televisi, produk Lemonia menampilkan tagline nya yang berbunyi “share the sweetness,” bagikan rasa lemon Lemonia. Konsep iklan tersebut menunjukkan, kebersamaan dan berbagi rasa kepada sesama teman. Dalam iklan televisi tersebut, bentuk visual yang ditampilkan adalah sebagai berikut: Gambar 4.2 Bentuk Visual dan Tagline Iklan Biskuit Lemonia di Televisi Lebih lanjut, terkait dengan alasan dipilihnya konsep iklan tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Yusuf Gala sebagai berikut; “Konsep Bagikan Rasa Lemon LEMONIA (“Share the Sweetness”) diambil dengan alasan bahwa rasa lemon Lemonia sangat enak dan cocok dibagikan ke teman-teman untuk dinikmati. Terutama karena rasa lemonnya yang kuat. 48 Rasa lemon yang kuat ini digambarkan secara visual yang kuat melalui buah lemon. Dan juga Backsound dengan pengulangan kata-kata “Lemon.” Berdasarkan keterangan di atas, alasan digunakannya konsep iklan tersebut, karena Lemonia memberikan kesan buah lemon yang sangat enak dengan rasa lemon yang kuat. Dengan adanya daya tarik tersebut, sehingga memberikan daya tarik kepada orang yang melihatnya. Dalam iklan tersebut, tampak salah seorang wanita membagikan biskuit Lemonia kepada teman-temannya untuk dinikmati bersama. Penggunaan kata-kata “Lemon” yang diulang-ulang pada backsound iklan, bermaksud agar dapat dengan mudah dan diingat oleh audiens yang melihat iklan tersebut. b. Kegiatan Periklanan Tim Kreatif PT. Gala Brand Expert Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kegiatan periklanan berfokus pada program komunikasi yang mendukung merek/brand. kegiatan periklanan menyangkut tentang semua aktivitas komunikasi dari segi sasaran/tujuan, strategi, taktik, timing, biaya dan evaluasi. Kegiatan periklanan juga harus dirancang untuk menjangkau para konsumen yang merasa tertarik pada fitur dan manfaat produk tertentu yang ditawarkan oleh sebuah merek. Agar merek dapat berkesan dengan fitur dan manfaat yang unik dalam satu kategori produk yang ditampilkan, sehingga harapannya merek itulah yang memiliki posisi berbeda dalam benak konsumen dan menarik hati konsumen yang tuju. Terkait akan hal tersebut di atas, PT. Gala Brand Expert selaku agency yang diberi kepercayaan oleh Nissin Biscuit Indonesia untuk membantu mengiklankan produknya, memilih menggunakan media televisi dengan harapan mampu menjangkau masyarakat yang luas. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Yusuf Gala sebagai berikut: 49 “Iklan Produk Lemonia melalui Media Televisi dapat menjangkau masyarakat luas karena Media Televisi memiliki peran yang vital serta efektif untuk beriklan. Dengan keunggulan itu, Media Televisi mampu menjangkau lebih dari 90% konsumen di seluruh Indonesia.” Berdasarkan penjelasan di atas, alasan dipilihnya media televisi sebagai sarana untuk kegiatan periklanan dikarenakan fungsinya yang mampu menjangkau masyarakat luas. Selain itu, Bapak Yusuf Gala juga menjelaskan bahwa media televisi memiliki peran yang cukup efektif sebagai sarana untuk mengiklankan suatu produk. Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Yusuf Gala, terkait tentang alasan dipilihnya media televisi untuk beriklan. Beliau mengungkapkan dalam keterangannya sebagai berikut: “Iklan produk Lemonia melalui Media Televisi dapat menjangkau masyarakat luas karena Media Televisi hampir digunakan oleh semua semua masyarakat. Sehingga dapat menjangkau lebih dari 90 % konsumen.” Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa begitu massive nya kemampuan media televisi untuk mendapatkan perhatian dari konsumen yang menurut Bapak Yusuf, dapat menjangkau lebih dari 90 % konsumen. Lebih lanjut, media televisi dianggap sangat efektif untuk meningkatkan penjualan sebuah produk. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Yusuf Gala bahwa: “Produk Lemonia melalui Media Televisi sangat efektif karena Media Televisi dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness. Dengan Efektifitas itu, Media Televisi mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.” 50 Menurut keterangan di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan media televisi dianggap sangat efektif. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan media televisi sebgai salah satu bagian dari strategi periklanan yaitu perannya yang mampu meningkatkan penjualan dan brand awareness. Sedangkan menurut Bapak Yusuf Gala, media televisi dianggap cukup efektif dalam kegiatan periklanan, karena sebagaimana yang Beliau jelaskan sebagai berikut: “Iklan produk Lemonia Melalui Media Televisi efektifitas yang sangat tinggi. Sehingga dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness. Tercatat kenaikan penjualan (ATL & BTL), sebesar 24 %.” Dalam keterangan tersebut, cukup jelas bahwa selain dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness, penggunaan media televisi tercatat mampu menaikkan angka penjualan dari produk yang diiklankan melalui media tersebut. Terkait dengan peran dari media televisi yang mampu memberikan dampak kuat kepada target audiensnya, hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Yusuf sebagai berikut: “Iklan Produk Lemonia dapat memberikan dampak yang kuat kepada target audience karena Media Televisi sangat mempengaruhi peminatan dan penjualan sasaran penonton (target audience). Sehingga menjadi dampak yang cukup signifikan. Sasaran penonton yaitu Kaum Urban dari Cewek berusia 19 tahun (mulai kuliah) hingga Wanita pekerja berusia 38 tahun.” Menurut informasi yang disampaikan oleh Bapak Yusuf, terkait dengan dampak kuat dari media televisi kepada khalayak sasaran, hal tersebut dikarenakan media televisi dianggap dapat memberikan dampak dalam meraih konsumen dengan skala yang cukup signifikan. Selain itu, dapat memengaruhi peminatan dan penjualan kepada target audience. 51 Seringkali terjadi kesulitan yang sifatnya teknis/ technically dalam jadwal tayang iklan produk Lemonia pada media televisi, namun sebagaimana yang diinformasikan oleh Bapak Firdaus adalah sebagai berikut: “Produk Lemonia melalui Media Televisi sejauh ini tidak memiliki kendala. Itu terlihat dengan kestabilan jadwal tayang Iklan Produk Lemonia yang ditayangkan di Media Televisi. Sejauh ini, iklan Produk kami yaitu biscuit Lemonia di Televisi tidak memiliki kesulitan atau kendala teknis dalam hal jadwal tayang iklan karena Televisi memiliki jadwal yang efesien sehingga dapat terorganisir.” Berdasarkan keterangan di atas, sejauh ini PT. Gala Brand Expert tidak memiliki kesulitan dalam hal teknis. Semisal dalam hal jadwal tayang iklan, media televisi memiliki jadwal yang efisien sehingga dalam proses penayangan pun dapat terorganisir dengan baik. Sehingga terjadi kestabilan dalam hal jadwal iklan produk yang ditayangkan pada televisi. C. Pembahasan a. Deskripsi Strategi Iklan Produk Biskuit Lemonia 2013 Pada Media Televisi Periklanan dipandang sebagai media yang dianggap cukup potensial untuk mengarahkan komunikasi dan meyakinkan konsumen. Iklan juga ditujukan untuk memberikan citra kepada konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan tersebut sebagai salah satu upaya agar konsumen mengonsumsi produk yang ditawarkan. Walaupun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, namun iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik antara perusahaan dan konsumen. 52 Dalam beriklan, perusahaan harus mampu memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target pasarnya, sehingga produk yang ditawarkan dapat diterima dan memberikan kepuasan kepada target konsumennya. Untuk menciptakan iklan yang bagus, dalam menentukan langkah-langkah atau pun strategi yang akan dilakukan, nantinya harus dapat memengaruhi citra merek (brand image) yang dalam hal ini adalah masyarakat atau pemirsa TV. Apabila citra merek (brand image) terbentuk, maka akan memudahkan proses pengambilan keputusan konsumen untuk menggunakan atau mengonsumsi atas suatu produk yang ditawarkan. Namun, berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap strategi iklan media televisi dalam kaitannya dengan deskripsi iklan biskuit Lemonia pada periode 2014, PT. Gala Brand Expert melakukan strategi periklanan dengan mengomunikasikan produk yang ditawarkan melalui media-media yang terpilih untuk membantu proses pemasaran produk yang diiklankan. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Piliang (2010:2) bahwa, periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran, juga merupakan kegiatan komunikasi. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung kepada khalayak sasaran yang dituju dan melalui media apa iklan tersebut sebaiknya disampaikan. Lebih lanjut, tim kreatif PT. Gala Brand Expert mengomunikasikan produknya kepada khalayak sasaran melalui kegiatan-kegiatan periklanan, salah satunya adalah melalui media televisi. Selain itu, produk Lemonia diiklankan melalui media seperti; majalah, koran, radio ataupun bioskop. Kemudian, tim kreatif PT Gala Brand juga melakukan roadshow ke beberapa mall dan kampus. Hal tersebut diperjelas sebagaimana diungkapkan Lee & Johnson (2007:3) yang mendefinisikan periklanan sebagai komunikasi komersil dan nonpersonal tentang 53 sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media yang bersifat massal, seperti televisi, radio, koran, majalah direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Strategi yang dilakukan oleh PT. Gala Brand Expert pada awalnya dengan membuat konsep pesan apa yang akan dibuat untuk ditujukan kepada khalayak sasaran. Hal tersebut didukung oleh Moriarty, Mitchell dan Wells (2011:234), secara umum, rencana advertising berusaha untuk menyesuaikan pesan dengan audiensi yang tepat dan menyajikan pesan di medium yang tepat untuk menjangkau audiensi tersebut. Tiga elemen ini (pendapat audiensi, pesan dan medium) adalah jantung dari rencana advertising. PT. Gala Brand Expert menggunakan televisi sebagai salah satu media yang digunakan untuk kegiatan periklanan dikarenakan fungsinya yang dapat memberikan dampak atau pengaruh yang besar kepada khalayak sasaran. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Brannan (2005:51), yang menyebutkan bahwa iklan bisa membantu mencapai hampir semua sasaran komunikasi. Iklan merupakan sarana ampuh untuk membangun kesadaran konsumen. Iklan tentunya harus dapat membujuk, membangun reputasi, dan preferensi kondisi serta meyakinkan kepada siapapun yang telah membeli produk tersebut. Konsep produk atau jasa yang digunakan dalam produk Lemonia yaitu pada iklan yang ditayangkan di televisi, produk Lemonia menampilkan tagline nya yang berbunyi “share the sweetness,” bagikan rasa lemon Lemonia. Konsep iklan tersebut menunjukkan, kebersamaan dan berbagi rasa kepada sesama teman. Dengan adanya daya tarik tersebut, sehingga memberikan daya tarik kepada orang yang melihatnya. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lee dan Johnson 54 (2007:157) yang menyebutkan bahwa tujuan-tujuan periklanan adalah bagaimana cara perusahaan dalam iklan-iklan dan bagaimana cara menyampaikannya secara verbal atau nonverbal membentuk pesan iklan. Sebagaimana dalam iklan tersebut, tampak salah seorang wanita membagikan biskuit Lemonia kepada temantemannya untuk dinikmati bersama. Penggunaan kata-kata “Lemon” yang diulangulang pada backsound iklan, bermaksud agar dapat dengan mudah dan diingat oleh audiens yang melihat iklan tersebut. b. Kegiatan Periklanan Tim Kreatif PT. Gala Brand Expert Penggunaan media televisi dianggap cukup efektif dalam kegiatan periklanan, karena selain dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness, penggunaan media televisi tercatat mampu menaikkan angka penjualan dari produk yang diiklankan melalui media tersebut. Terkait dengan itu, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kusumawati (2010:31) mengutip Dendi Sudiana bahwa iklan bertujuan untuk memerkenalkan suatu produk atau membangkitkan kesadaran akan merek (brand awareness), citra merk (brand image), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli produk yang ditawarkan, memberikan informasi, dan lain-lain. Selain dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness, penggunaan media televisi tercatat mampu menaikkan respon khalayak dan angka penjualan dari produk yang diiklankan melalui media tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Sedaghat (2012:8) bahwa, “Advertising is a paid for communication. It is used to develop attitudes, create awareness, and transmit information in order to gain a response from the target market”. Yang berarti, periklanan adalah komunikasi yang dibayar, yang digunakan untuk 55 mengembangkan sikap, menciptakan kesadaran dan mengirimkan informasi untuk mendapatkan respons dari target pasar. Media televisi dianggap dapat memberikan dampak kuat dalam meraih konsumen dengan skala yang cukup signifikan. Selain itu, dapat memengaruhi peminatan dan penjualan kepada target audience. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suyanto (2005:39) yang mengatakan bahwa, media televisi merupakan alat yang ampuh untuk menjaga kepemimpinan produk setelah kepemimpinan tersebut tercapai tetapi tidak untuk membangun merek. Selain itu juga iklan televisi merupakan alat bagi perusahaan yang ingin melindungi mereknya yang sudah kokoh. Sebuah iklan harus dikemas dengan kreatif agar mampu menarik konsumen untuk tertarik terhadap produk yang ditawarkan, hal tersebut sebagaimana mengutip (Majalah Cakram edisi khusus Juni-Juli 2005) bahwa, dalam membuat iklan yang cerdas, harus kreatif sekaligus menjual, artinya dari segi pendekatan bahasa komunikasinya (visual atau verbal) iklan tersebut mampu menarik target audience untuk melihat (stopping power), mengerti dan kemudian mengambil tindakan yang diharapkan. Jadi iklan yang cerdas bukan hanya tertanam kuat dalam benak konsumen (reminding) tetapi juga mampu menggerakkan calon konsumen untuk mengambil keputusan (action) (Majalah Cakram edisi khusus Juni-Juli 2005). 56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Merujuk pada hasil analisis data dan pembahasan mengenai deskripsi iklan televisi Nissin Lemonia periode 2013 melalui media televisi, penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan Nissin Lemonia melalui Media Televisi menggunakan waktu (time) berdurasi sekitar 30 (tiga puluh) detik. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan Nissin Lemonia melalui Media Televisi terdapat 2 (dua) orang Talent, yaitu Lisa Witono sebagai Model pertama dan Valencia Margarita sebagai Model kedua. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan Nissin Lemonia melalui media Televisi memiliki tampilan, yaitu diawali dengan Model pertama memegang Produk Nissin Lemonia dan kemudian Model kedua mengkonsumsi Produk Nissin Lemonia. 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa Iklan Nissin Lemonia melalui media Televisi memiliki bagian isi (content), 2 (dua) model muncul satu per satu dengan latar belakang (setting) yang berbeda. Background-nya disetting sedemikian rupa sehingga tampak pergerakan manusia – manusia yang dinamis. 57 B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa saran terkait dengan deskripsi iklan televisi Nissin Lemonia dalam periode 2013 melalui media televisi yaitu sebagai berikut: 1. Melihat hasil penelitian menunjukkan bahwa tim kreatif PT. Gala Brand Expert tidak menjalankan salah satu tahapan strategi periklanan yaitu evaluasi. Maka saran dari penelitian ini adalah agar untuk ke depannya melakukan kegiatan evaluasi. 2. Melihat bahwa dalam melakukan kegiatan periklanan tim kreatif PT. Gala Brand Expert hanya melalui majalah, koran, radio ataupun bioskop saja. Maka upaya yang perlu dilakukan adalah agar pemasangan iklan Lemonia tersebut lebih ditingkatkan dengan lebih eksplorasinya pemasangan informasi yang berkaitan dengan iklan biskuit Lemonia, sebagai contoh dengan menggunakan iklan media luar ruang seperti billboard. 58 DAFTAR PUSTAKA Buku: Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali pers. Brannan, Tom. 2005. Integrated Marketing Communication. Jakarta: PPM Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Danial, Akhmad. 2009. Iklan Politik TV Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru. Yogyakarta: LKis Durianto, Darmadi, dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Estaswara, B. Helpis. 2008. Think IMC! Efektifitas Komunikasi Untuk Meningkatkan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & Psikologi Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu. Griffin. 2003. Customer Loyalty. Jakarta: Erlangga Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Kennedy, John. E. R Dermawan Soemanagara. 2006. Marketing Communication Taktik dan Strategi. Jakarta. PT. Buana Ilmu Populer Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia Kotler, Phillip & Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group. Kuncoro, Mudradjat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis? Erlangga: Jakarta. Lane, King & Russel. 2009. Prosedur Periklanan. Jakarta: Indeks Lee, Monle & Johnson, Carla. 2007. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global, Jakarta: Erlangga. Lovelock, Christopher, Jochen Wirtz dan Jacky Mussry. 2011. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi. Jakarta : Erlangga. Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu. Lovelock, Wirtz & Mussry. 2011. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi. Jakarta: Erlangga. Molan, Benyamin. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo. Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Moriarty, Mitchell & Wells. 2011. Advertising. Jakarta: Kencana Morissan, Alexander. 2007. Periklanan Pemasaran Komunikasi Terpadu. Jakarta: Erlangga Muhadjir, Noeng. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Rave Sarasin. Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Jakarta: LKis Piliang, Yasraf Amir. 2010. Semiotika Komunikasi Visual. Bandung: Mizan Pustaka. Rangkuti, F. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ratih Hurriyati, 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: ALFABETA. Santoso, Sigit. 2009. Creative Advertising. Jakarta: PT. Elex Media Computindo. Shimp, Terence, A. 2007. Integrated Marketing Communication In Advertising and Promotion. New York: McGrawHill. Simamora, Bilson. 2003. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulaksana, Uyung. 2005.Integrated Marketing Communication. Jakarta: Pustaka Belajar. Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi. Yogyakarta: Andi. Swastha, Basu. 2006. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorious. 2012. Service Management MEningkatkan Layanan Prima. Jakarta: Andi. West & Turner. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Jurnal: Dharmayanti, Diah, 2006. “Analisa Dampak Service Performance dan Kepuasan sebagai Moderating Variable terhadap Loyalitas Nasabah.” Jurnal Ilmiah Univeritas Petra Surabaya. Farrah, Fajrianthi Zatul. 2005. “Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas Konsumen.” Insan, 7 (03), 276-288 Indrayani, Emmy. 2004. “Loyalitas Merek sebagai Dasar Strategi Penentuan Harga.” Jurnal Ekonomi, 9(03), pp. 168-179. Kusumawati. 2010. “Analisis Pemakaian Gaya Bahasa pada Iklan Produk Kecantikan Perawatan Kulit Wajah di Televisi.” Jurnal Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sedaghat, et. all. 2012. “The Impact of Promotional Mix Elements of Brand Equity.” American Journal of Scientific Research. Issue 43, pp. 5-15 Yulianti. 2009. “Periklanan (Advertising) sebagai Sarana Komunikasi Marketing Dalam Dunia Informasi dan Perpustakaan.” Visi Pustaka, 11(02), pp. 25-31 Skripsi: Arfianto, Wahyu. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan pada Media Televisi (Studi Pada Iklan Produk Sepeda Motor Honda). Universitas Diponegoro Semarang. Bangun, Sukma Ronalt D. 2011. Analisis pengaruh Iklan TV Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image). Universitas Sumatera Utara. Munfaridin. 2010. Analisis Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, dan Persepsi Kualitas Terhadap Minat Mereferensi Sepeda Motor Suzuki. Universitas Diponegoro Novandri, Made. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha pada Harpindo Jaya Cabang Ngaliyan. Perbangsa, P. Surya. 2013. Analisis Efektivitas Iklan Pada Media Televisi (Studi Kasus Pada Produk Vitazone di Universitas Diponegoro). Universitas Diponegoro Semarang. Perdana, TB. Putera Adi. 2010. Perencanaan Program Periklanan Pocari Sweat Kemasan 2 Liter Tahun 2010. Unversitas Indonesia. Internet: library.binus.ac.id Majalah Majalah Cakram edisi khusus Juni-Juli 2005