Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media Televisi

advertisement
Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media
Televisi
SKRIPSI
Disusun oleh:
ALAM TAKAMBANG PUTRA
NIM 7007210050
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2014
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana merupakan hasil karya tulis saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam
skripsi ini.
Jakarta,28 Agustus 2014
AlamTakambang Putra
NPM 700721050
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI DOKUMEN INI UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Pancasila, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
NPM
Peminatan
Program Studi
Fakultas
Jenis Karya
: Alam Takambang Putra
: 7007210050
: KOMUNIKASI STRATEGIS
: Ilmu Komunikasi
: Ilmu Komunikasi
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Pancasila Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-execlusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media Televisi”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif
ini
Universitas
Pancasila
berhak
menyimpan,
mengalihmediakan/memformatkan. Mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir tanpa meminta izin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Di buat di
: Jakarta
Pada tanggal : 28 Agustus 2014
Yang Menyatakan
(Alam Takambang Putra)
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PEMINATAN STRATGIC COMMUNICATION
PROGRAM S-1
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI
Nama
: Alam Takambang Putra
NIM
: 7007210050
Peminatan
: Strategi Komunikasi
Judul
: Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media
Televisi
Jakarta, 28 Agustus 2014
Pembimbing
Penguji Ahli
Risma Kartika, M.Si
Umar Halim, M.Phil
Ketua Skripsi
Tribuana Tunggadewi, M.Si
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PEMINATAN STRATGIC COMMUNICATION
PROGRAM S-1
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Alam Takambang Putra
NIM
: 7007210050
Peminatan
: Strategi Komunikasi
Judul
: Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media
Televisi
Jakarta, 28 Agustus 2014
Pembimbing
Ketua Program Studi
Risma Kartika, M.Si.
Cici Eka Iswahyuningtyas, M.Soc.Sc.
Dekan
Falkutas Komunikasi Universitas Pancasila
Prof. Andi H. Faisal Bhakti, M.A., Ph.D
KATA PENGANTAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Puji dan syukur kita hadiratkan kepada Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi yang
berjudul “Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 Pada Media Televisi”
ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
Strata Satu (S1) Peminatan Strategic Commucation, Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu
politik, Universitas Pancasila.
Penulis menyadari bahwa dalam hasil tulisan yang disajikan masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Dengan kerendahan hati penulis
bersedia menerima saran-saran maupun kritik yang bersifat membangun.
Dalam proses penulisan laporan magang ini penulis banyak oleh
pembimbing, dimana penulis bertugas dan melakukan kegiatan magang, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Ibu, Kakak dan Adik yang telah memberikan do'a, kasih sayang, serta
support yang diberikan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan Skripsi.
Risma Kartika, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam
menyelesaikan Skripsi.
Ketua, Dosen, Staf pengajar dan seluruh pengelola Program Studi Strategic
Communication atas pelayanan dan kerjasama selama pelaksanaan kuliah hingga
penyusunan laporan akhir.
Prof. Andi H. Faisal Bhakti, M.A., Ph.D., selaku Dekan Falkutas Ilmu
Komunikasi, Universitas Pancasila.
Teman-teman Fikom UP yang terlibat dalam proses pengerjaan Laporan
Kerja Praktek Magang. Serta teman – teman Strategic Communication angkatan
2007
Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu dan telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca. Semoga pula, Allah SWT senantiasa membimbing
kita menuju jalan-Nya dan melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya bagi semua
pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan Skripsi ini.
Jakarta, 28 Agustus 2014
(Alam Takambang Putra)
vi
ABSTRAK
Nama
: Alam Takambang Putra
NPM
: 7007210050
Peminatan
: Strategic Communication
Judul
: Deskripsi Iklan Nissin Lemonia Periode 2013 pada Media
Televisi
2014, 57 Halaman, 40 Buku, 6 Jurnal, 6 Skripsi.
Kegiatan periklanan dianggap sangat penting jika ingin suatu produk yang
ditawarkan sukses di pasaran. Tidak heran setiap tahun ataupun setiap launching
produk baru, perusahaan menghabiskan biaya yang banyak untuk mengiklankan
produknya kepada konsumen. Terkait akan hal tersebut, perusahaan harus
menggunakan cara-cara kreatif dalam beriklan agar dapat menarik perhatian
konsumen dan menciptakan preferensi terhadap produk yang dipasarkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan iklan produk biskuit
Lemonia periode 2013 yang diiklankan melalui media televisi.
Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dan pendekatan
kualitatif. Dilakukan melalui cara depth interview dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan tim kreatif PT. Gala Brand Expert menggunakan
televisi sebagai salah satu media yang digunakan untuk kegiatan periklanan
dikarenakan fungsinya yang dapat memberikan dampak atau pengaruh yang besar
kepada khalayak sasaran.
Kata kunci : Komunikasi pemasaran, periklanan, merek, produk, media televisi.
ABSTRACT
Name
: Alam Takambang Putra
NPM
: 7007210050
Specialisation
: Strategic Communication
Title
: Description Nissin Lemonia Advertising in the period
2013 for Media Television
2014, 57 Pages, 40 Books, 6 Journal, 6 Thesis.
Advertising activities deemed very important if you want a successful product
offered in the market. No wonder every year or every new product launch, the
company spent a lot of cost to advertise products to consumers. Related to this,
the company must use creative ways to advertise in order to attract the attention of
consumers and creating a preference for products that are marketed.
The purpose of this study was to describe the advertising period 2013 Lemonia
biscuit products advertised on television.
This study used the paradigm of post-positivism and qualitative approaches.
Performed by means of depth interviews and observation.
The results showed the creative team of PT. Gala Brand Expert using television as
a medium used for advertising activities because its function is to provide a large
impact or influence the target audience.
Keywords
: marketing communications, advertising, brand, product,
television media.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................
i
PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .......................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................
iv
KATA PENGANTAR ................................................................................
v
ABSTRAK ..................................................................................................
vi
ABSTRACT ................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
7
E. Sistimatika Penelitian .................................................................
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................
10
A. Kajian Konsep ............................................................................
10
B. Kajian Penelitian Terdahulu .......................................................
27
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................
30
A. Paradigma Penelitian ..................................................................
30
B. Pendekatan Penelitian .................................................................
31
C. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................
31
D. Fokus Penelitian .........................................................................
32
E. Unit Analisis ...............................................................................
32
F. Teknik Pengambilan Data ..........................................................
33
G. Teknik Analisis Data ..................................................................
36
H. Keabsahan Data ..........................................................................
43
viii
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................
42
A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................
42
B. Analisis Data Penelitian .............................................................
43
C. Pembahasan ................................................................................
52
BAB V
PENUTUP ..................................................................................
57
A. Kesimpulan .................................................................................
57
B. Saran ...........................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri periklanan (advertising) berkembang secara dinamis. Dalam beberapa
hal, iklan mencerminkan tren sosial; dalam hal lain iklan memengaruhi tren sosial.
Sejarah ini sudah lama. Sejarah menunjukkan bagaimana perspektif dan praktik
industri miliaran dollar ini terus berkembang (Moriarty, Mitchell & Wells, 2011:23).
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa iklan merupakan salah satu cara yang
cukup efektif untuk memengaruhi konsumen dalam mengubah persepsi masyarakat
pada iklan Nissin Lemonia 2013 melalui media televisi. Kegiatan periklanan dianggap
sangat penting jika ingin suatu produk yang ditawarkan sukses di pasaran. Tidak
heran setiap tahun ataupun setiap launching produk baru, perusahaan menghabiskan
biaya yang banyak untuk mengiklankan produknya kepada konsumen. Di tambah
dengan persaingan yang semakin ketat sehingga menambah jumlah biaya setiap
tahunnya.
Kotler (2005:590) mendefinisikan iklan sebagai suatu bentuk presentasi
nonpersonal dan promosi suatu gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh sponsor
yang teridentifikasi. Presentasi nonpersonal di sini terjadi karena iklan melibatkan
media massa yang dapat menyampaikan pesan kepada segmen pasar yang dituju.
Iklan bukanlah suatu alat promosi yang memungkinkan munculnya komunikasi dua
arah yaitu dari pemasar ke pasar yang dituju maupun sebaliknya.
Periklanan dipandang sebagai media yang paling umum digunakan oleh suatu
perusahaan (khususnya produk konsumsi untuk mengarahkan komunikasi yang dapat
meyakinkan kepada konsumen. Iklan juga ditujukan untuk memberikan citra kepada
1
konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan tersebut sebagai
salah satu upaya agar konsumen mengonsumsi produk tersebut. Walaupun tidak
secara langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu
pemasaran yang efektif dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik antara
perusahaan dan konsumen.
Tujuan periklanan tidak tepat jika hanya ditujukan untuk penjualan, termasuk
iklan itu sendiri. Pendekatan yang lebih tepat adalah tujuan periklanan diarahkan pada
tahap-tahap kesiapan pembeli untuk membeli produk, yaitu mengubah pelanggan dari
tidak tahu menjadi tahu, sehingga produk tersebut di beli. Hal tersebut sebagaimana
yang diungkapkan oleh Santoso (2009:7), bahwa terdapat dua tujuan periklanan, yaitu
tujuan untuk mencapai sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Sasaran jangka
pendek yaitu menyampaikan pesan secara luas kepada calon pembeli yang prospektif
(awareness) sedangkan sasaran jangka panjang berarti menciptakan atmosfer tertentu
agar dapat menciptakan penjualan sekarang maupun di masa mendatang. Kegiatan
periklanan dapat menuntun masyarakat dari tidak mengetahui sama sekali kegunaan
suatu produk atau jasa sampai akhirnya memilih produk dan jasa tersebut sebagai
merek pilihan yang akan mereka beli dan gunakan terus-menerus.
Advertising dan semua bentuk komunikasi marketing, terutama adalah bentuk
komunikasi. Dalam satu pengertian, advertising yang efektif adalah pesan brand
kepada konsumen. Pesan itu menarik perhatian dan memberi informasi, terkadang
dengan sedikit menghibur. Iklan juga dimaksudkan untuk menciptakan respons,
seperti pertanyaan, penjualan atau kunjungan ke website (Moriarty, Mitchell & Wells,
2011:125). Terkait akan hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu deskripsi dalam
beriklan agar produk yang ditawarkan dapat dengan maksimal diterima oleh
konsumen.
2
Pekerjaan mendasar mayoritas bisnis adalah mengembangkan produk yang
memenuhi kebutuhan beberapa segmen konsumen. Produk yang berhasil adalah yang
mengatasi masalah konsumen lebih baik atau lebih hemat daripada alternatif yang
tersedia. Produk dan jasa harus memberi kemungkinan untuk promosi, distribusi, dan
produksi yang efisien yang akan menghasilkan laba bagi pemanufaktur atau penyedia
(Lane, King dan Russel, 2009:70).
Konsumen menjadi sasaran utama yang perlu diperhatikan oleh produsen atau
perusahaan karena setiap konsumen mempunyai persepsi dan sikap yang berbedabeda atas sebuah produk. Perusahaan harus mampu memposisikan produknya sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan target pasarnya, sehingga produk yang ditawarkan
dapat diterima dan memberikan kepuasan kepada target konsumennya. Memiliki
konsumen yang loyal terhadap suatu produk menjadi harapan bagi setiap produsen.
Produsen berani mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi mendapatkan konsumen
yang loyal tersebut.
Dalam dunia industri, istilah merek menjadi salah satu kata yang populer
dalam kehidupan sehari-hari. Merek sekarang tidak hanya dikaitkan oleh produk
tetapi juga dengan berbagai strategi yang dilakukan oleh perusahaan (Farrah,
2005:277) mengutip Knapp (2000).
Lebih lanjut Farrah (2005:277) mengutip Simamora (2002), mengungkapkan
bahwa merek memberi sejumlah keuntungan pada produsen maupun konsumen.
Dengan adanya merek, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu suatu produk
yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut. Dengan
dikenalnya merek oleh masyarakat membuat pihak perusahaan meningkatkan inovasi
produk untuk menghadapi persaingan.
3
Iklan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu iklan harus
dirancang dan dibuat dengan pertimbangan yang matang agar tujuan yang hendak
dicapai melalui iklan dapat efektif. Agar suatu iklan dapat menjadi efektif, proses
pengiriman harus berhubungan dengan proses penerimaan si penerima, untuk itu iklan
harus dibuat semenarik mungkin (Bangun, 2011:3).
Lebih lanjut Durianto dalam Bangun (2011:3-4), mengatakan bahwa iklan
yang bagus harus dapat memengaruhi citra merek (brand image) dalam masyarakat
atau pemirsa TV. Apabila citra merek (brand image) terbentuk, maka akan
menimbulkan perilaku konsumen dan memudahkan proses pengambilan keputusan
pembelian konsumen atas suatu produk.
Durianto, dkk (2003: 35-36) mengemukakan kekuatan dan kelemahan televisi
sebagai media iklan, yaitu :
Kekuatan :
a. Efisiensi Biaya. Televisi mampu menjangkau masyarakat yang sangat
luas. Kelebihan ini menimbulkan efisiensi biaya untuk “menjangkau
setiap orang”. Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang
paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya.
b. Dampak yang kuat. Iklan di televisi sampai ke pemirsa dalam bentuk
“audio visual”. Kreativitas pengiklan dapat lebih dieksplorasi dan
dioptimalkan dengan mengombinasikan gerak, keindahan, kecantikan,
suara, warna, musik, drama, humor, maupun ketegangan.
c. Pengaruh yang kuat. Kebanyakan pemirsa melewatkan waktunya di depan
televisi yang merupakan “sarana hiburan, sumber berita, sarana
pendidikan, dan lain-lain”. Sebagaimana pada umumnya, mayoritas
pembeli cenderung memilih produk yang mereka kenal.
4
Kelemahan:
a. Biaya tinggi. Biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relatif rendah.
Biaya absolut beriklan di televisi adalah tinggi.
b. Masyarakat yang tidak selektif. Pemirsa televisi banyak dan luas. Iklan
yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar yang tidak tepat
dan tidak selektif.
c. Kesulitan Teknis. Jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah diubah
sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan pengiklan yang mendesak
dalam menghadapi event-event tertentu, seringkali akan menghadapi
kesulitan teknis untuk mengubah jadwal ataupun jam tayang.
Salah satu produk makanan jadi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia adalah produk biskuit. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya tingkat ratarata konsumsi kalori per kapita untuk produk makanan jadi yaitu sebesar 278,46
persen pada tahun 2012. Hal tersebut diperkuat berdasarkan hasil penelitian AC
Nielsen pada tahun 2012 bahwa pasar biskuit di Indonesia mengalami peningkatan
sebesar 19,45 persen atau senilai Rp 2,5 triliun (www.library.binus.ac.id). Salah satu
produk biskuit yang banyak digemari adalah produk Lemonia yang diproduksi oleh
Nissin Biscuit Indonesia. Versi iklan terbarunya adalah dengan menampilkan dua
remaja wanita yang sedang menikmati biskuit Lemonia dengan slogan share to
sweetness.
B. Rumusan Masalah
Banyak faktor yang menyebabkan suatu produk dapat tetap bertahan di pasar
atau tidak. Hal ini tidak lepas dari deskripsi perusahaan dalam menciptakan produk
yang baik di mata konsumen. Konsumen tidak sekedar menginginkan produk tetapi
juga nilai dan manfaat yang diberikan oleh suatu produk.
5
Persaingan bisnis yang semakin sengit juga terjadi pada usaha memasarkan
produk biskuit. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan memproduksi
dan produk biskuit di pasar, di antaranya seperti “Oreo, Ritz, Chip's Ahoy, Jacob's,
Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk Biscuit, Hi Calcium Soda, Tuc, dan Tiki”.
Masing-masing perusahaan berlomba-lomba memengaruhi pasar dengan jalan
memasang iklan di televisi (TV) selain media cetak.
Dalam beriklan, Nissin Lemonia bersaing dengan produk biskuit-biskuit
lainnya di Indonesia. Persepsi masyarakat yang terkadang masih asing terhadap
produk Nissin Lemonia sebagai makanan jenis biskuit dapat diubah seperti yang
sudah dijalankan oleh Nissin yaitu dengan jalan melakukan promosi yang menarik
kepada konsumen. Berbagai macam inovasi dan ide-ide kreatif dalam beriklan
dilakukan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia terhadap produknya yaitu biskuit
Lemonia agar menjaga sekaligus meningkatkan loyalitas konsumennya sehingga terus
mengonsumsi produk yang ditawarkan. Salah satunya adalah dengan membuat iklan
biskuit Lemonia pada televisi.
Dengan menggunakan media iklan melalui TV, produk biskuit Lemonia
menjadi langkah awal bagi perusahaan untuk segmen konsumen yang dibidik oleh
biskuit Lemonia itu sendiri, yaitu masyarakat umum yang beranggapan bahwa
makanan ringan ini dapat menjadi pilihan untuk dikonsumsi. Terkait akan hal tersebut
di atas, Peneliti mendeskripsikan iklan produk biskuit Lemonia pada televisi.
Sebagaimana mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, deskripsi adalah pemaparan
atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci atau pun uraian.
Maka berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka perumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana deskripsi iklan
Nissin Lemonia periode 2013 pada media televisi?
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui deskripsi iklan Nissin Lemonia periode 2013 melalui media
televisi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi dua hal, yaitu manfaat teoritis dan konteks
manfaat praktis, yang dapat dijabarkan sebagai berikut di bawah ini:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wacana keilmuan bagi
kalangan akademisi, menambah referensi kajian ilmu komunikasi massa,
khususnya
berkaitan
dengan
pengembangan-pengembangan
mengenai
periklanan khususnya fungsi periklanan media televisi pada suatu produk.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi bahan masukan
dalam hal kreatifitas produksi iklan selanjutnya sesuai pada khalayak
sasarannya bagi pihak PT. Nissin Biscuit Indonesia selaku pemilik dari produk
biskuit Lemonia terkait dengan produk yang diiklankan pada televisi periode
2013.
7
E. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini disusun dalam lima bab. Sistematika penulisan
meliputi:
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara
akademis dan praktis dan fokus dan keterbatasan penelitian,
signifikansi penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab II ini akan diuraikan mengenai kajian teori dan kajian
konsep, kajian terdahulu, teori yang mendukung judul penelitian dari
berbagai sumber.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab III ini akan diuraikan mengenai metodologi yang digunakan
dalam
penelitian
antara
lain;
paradigma
penelitian,pendekatan
penelitian, jenis dan tipe penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan
data, instrrumen penelitian, teknik analisis data, pengecekan keabsahan
temuan.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini akan diuraikan mengenai gambaran umum objek
penelitian, temuan penelitian, pembahasan. berbagai temuan fakta dari
data-data penelitian yang telah diolah terkait permasalahan yang
8
diangkat. Serta deskripsi tentang fakta atau data yang dihubungkan
dengan teori dan konsep guna menjawab pertanyaan masalah dalam
penelitian.
BAB V
PENUTUP
Bab V ini merupakan bagian penutup yang di dalamnya akan
disimpulkan mengenai segala sesuatu yang telah diuraikan pada babbab sebelumnya yang akhirnya akan dicoba untuk memberikan saran
yang bersifat membangun.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Komunikasi Pemasaran
Definisi komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley seperti yang
dikemukakan oleh Forsdale (1981) yang dikutip oleh Muhammad (2009:2)
berbunyi, ”Communication is the process by which an individual transmits stimuly
(usually verbal) to modify the behaviour of the other individuals”. (Komunikasi
adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal
untuk mengubah tingkah laku orang lain). Definisi tersebut mengimplikasikan
bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua
orang, dimana individu mengirim stimulus kepada orang lain. Stimulus dapat
disebut sebagai pesan dalam bentuk verbal, dimana proses penyampaian dilakukan
melalui saluran komunikasi, dan terjadi perubahan atau respons terhadap pesan
yang disampaikan.
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari pemasaran. Keduanya mempunyai
hubungan yang erat satu sama lain. American Marketing Communication (AMA)
sebagaimana dikutip Estaswara (2008:11) menjelaskan bahwa:
“Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan,
mengkomunikasikannya dan menyampaikan nilai bagi pelanggan, serta
mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat
bagi organisasi dan para stakeholder-nya”.
10
Prisgunanto (2006:7) menyatakan bahwa dasar dari pemasaran adalah
komunikasi dan pemasaran bisa akan begitu powerful jika dipadukan dengan
komunikasi yang efektif dan efisien. Bagaimana menarik konsumen atau khalayak
menjadi aware, kenal dan mau membeli suatu produk atau jasa melalui saluran
komunikasi adalah bukan sesuatu yang mudah.
Proses komunikasi pemasaran pertama sekali datang dari sumber, bisa
melalui tenaga pemasar secara langsung, iklan atau publisitas. Dalam melakukan
komunikasi tersebut pemasar terlebih dahulu harus menentukan tujuan dan
kampanye iklan yang akan dibuat, siapa target market berikut segmentasinya dan
positioning sehingga pesan yang disampaikan menarik dan berbeda dari pesan
yang sudah ada (Rangkuti, 2009:60-61).
Lebih lanjut Rangkuti (2009:61) mengungkapkan bahwa pemasar
menterjemahkan tujuan dan target konsumen dalam bentuk format pesan. Intinya
adalah menciptakan pesan untuk mengomunikasikan manfaat produk, termasuk
dalam kegiatan ini adalah jenis komunikasi yang digunakan.
Banyak
perusahaan
yang
maju
karena
keberhasilannya
dalam
memanfaatkan secara optimal pasar sasaran yang dituju akan peran yang
dijalankan oleh bidang marketing. Karena pemasaran merupakan kegiatan
pengelolaan hubungan pelanggan yang menguntungkan, untuk menarik pelanggan
baru serta mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan yang ada
(Assauri, 2010:5).
Lebih lanjut Assauri (2010:9) mengungkapkan bahwa penekanan konsep
pemasaran dan fokus pelanggan pada dasarnya merupakan konsep inti dari
pemasaran, di mana pelaksanaannya tidak hanya untuk pemasaran. Organisasi
perusahaan tidak hanya memusatkan perhatiannya pada menghasilkan produk,
11
berupa barang dan jasa yang terbaik semata, tetapi juga lebih kepada penekanan
atau fokus yang berbeda-beda, tergantung pada pendekatan strategi yang
dilakukannya.
Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:6), “Pemasaran adalah
suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
Lebih lanjut Kotler dan Keller (2009:6) mengatakan, adapun komunikasi
itu sendiri adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan,
membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung
tentang produk dan merek yang dijual.
Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian
baru yang disebut marketing communication (komunikasi pemasaran). Marketing
communications merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat
strategi pemasaran, guna meraih segmen pasar yang lebih luas. Hal tersebut
sebagaimana yang diungkapkan oleh Kennedy dan Soemanagara (2006:5) bahwa
marketing communication dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran dengan
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan
informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya
peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang
ditawarkan.
Perusahaan melakukan komunikasi pemasaran untuk mengkomunikasikan
produk yang dihasilkan kepada konsumen. Menurut Tjiptono (2008:219),
komunikasi Pemasaran adalah “aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
12
perusahaan dan produknya bersedia meminta, membeli, dan loyal pada produk
yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.”
Sedangkan menurut Molan (2004:604) komunikasi pemsaran adalah konsep
menjadi dasar bagi perusahaan memadukan dan mengkoordinasikan semua
saluran komunikasinya untuk menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan
berpengaruh kuat tentang organisasinya dan produk-produknya.
Menurut Tjiptono (2008:219) terdapat tiga unsur pokok model struktur
proses komunikasi pemasaran:
a. Pelaku pemasaran, terdiri atas pengirim (sender) dalam hal ini
pelanggan, dan penerima (receiver) dalam hal ini calon pelanggan atau
konsumen.
b. Material komunikasi, yaitu gagasan, pesan, media, response, feedback
(umpan balik) dan gangguan
c. Proses komunikasi, terdiri dari encoding yang merupakan proses
merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan
untuk disampaikan kepada penerima, dan decoding yang merupakan
proses penguraian atau mengartikan simbol sehingga pesan yang
diterima dapat dipahami.
2. Bauran Komunikasi Pemasaran
Perusahaan menggunakan berbagai model komunikasi pemasaran untuk
mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial. Proses
pemasaran yang melibatkan aktivitas komunikasi meliputi iklan, tenaga penjualan,
papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, direct-mail,
sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya. Secara
13
keseluruhan, aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas merupakan komponen
promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix) (Shimp, 2007:4).
Pemasaran terdiri atas strategi bauran pemasaran (marketing mix) dimana
organisasi atau perusahaan mengembangkan untuk mentransfer nilai melalui
pertukaran untuk pelanggannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kotler dan
Armstrong (2008:62) berpendapat bahwa, ”Bauran pemasaran (marketing mix)
adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan
untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran”. Marketing mix
terdiri atas empat komponen biasanya disebut ”empat P (4P)”, yaitu Product
(Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).
Lebih lanjut Kotler dan Keller (2009:174) mengatakan bahwa, bauran
komunikasi pemasaran terdiri atas delapan model komunikasi utama, yaitu iklan,
promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas,
pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut dan
penjualan personal. Untuk lebih rincinya, maka dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Iklan
Iklan adalah segala bentuk penyajian informasi dan promosi secara tidak
langsung yang dilakukan oleh sponsor untuk menawarkan ide, barang, atau
jasa (Machfoedz, 2010:139). Melihat hal tersebut, maka iklan dapat dikatakan
sebagai bentuk komunikasi yang menjadi sandaran bagi konsumen untuk
mencari informasi mengenai suatu barang atau produk. Lovelock, Wirtz dan
Mussry (2011:204) menyatakan bahwa:
Sebagai bentuk komunikasi yang paling dominan dalam consumer marketing
(pemasaran yang ditujukan pada pelanggan secara massal), iklan seringkali
menjadi titik awal kontak antara pemasar jasa dan pelanggan mereka yang
14
berfungsi untuk membangun kesadaran, menginformasikan, membujuk, dan
mendidik pelanggan mengenai fitur produk dan kapabilitasnya.
b. Promosi
Evans dan Berman dalam Simamora (2003:285), mendefinisikan promosi
adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to
inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang
produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah tangga.
Menurut Kotler dan Keller (2009:22), promosi merupakan salah satu cara
perusahaan melakukan komunikasi melalui pesan-pesan yang didesain untuk
menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan
berakhir dengan tindakan pembelian (puchase) yang dilakukan oleh pelanggan
terhadap produk atau jasa perusahaan. Perusahaan biasanya menggunakan
iklan, promosi penjualan, pengerahan tenaga-tenaga penjualan, dan public
relations sebagai alat penyampaian pesan-pesan tersebut dengan tujuan untuk
dapat menarik perhatian dan minat masyarakat.
Kuncoro (2010:134) juga mengungkapkan bahwa tujuan promosi secara
sederhana terbagi menjadi tiga jenis yaitu, memberikan informasi pelanggan
tentang produk atau fitur baru seperti menciptakan kebutuhan, mempengaruhi
pelanggan untuk membeli merek orang lain, dan mengingatkan pelanggan
tentang merek yang termasuk memperkuat penetapan ancangan merek. Pada
dasarnya, tujuan promosi mengandung tiga unsur yakni memberikan
informasi, mempengaruhi dan mengingatkan kepada pelanggannya tentang
perusahaan dan produk yang ditawarkan.
Sementara Machfoedz (2010:31) mengemukakan bahwa definisi promosi
penjualan adalah sebagai suatu aktivitas dan/atau materi yang dalam
aplikasinya menggunakan teknik, di bawah pengendalian penjual/produsen,
yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang
produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun
melalui pihak yang dapat memengaruhi keputusan pembelian.
Promosi penjualan biasanya terbatas pada periode waktu tertentu, harga, atau
kelompok pelanggan, terkadang ketiganya (Lovelock, dkk., 2011:207).
Adapun tujuan promosi penjualan menurut Machfoedz (2010:32) adalah:
1. Mengidentifikasi dan menarik konsumen
2. Mengkomunikasikan produk baru
3. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara
luas
15
4. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas
produk
5. Memotivasi konsumen agar membeli suatu produk
c. Publisitas dan hubungan Masyarakat
Publisitas biasanya digunakan untuk mempromosikan produk spesial,
membangkitkan kepercayaan terhadap produk, dan memperkuat nilai produk
pada konsumen khusus (Kennedy dan Soemanagara, 2009:21). Publisitas
merupakan salah satu dari banyaknya program kegiatan yang dirancang oleh
humas suatu perusahaan. Beragam
program
yang dirancang untuk
mempromosikan atau melindungi cara perusahaan atau produk individunya
(Kotler dan Keller, 2009:174).
d. Acara dan Pengalaman
Menurut Kotler dan Keller (2009:174), yang dimaksud dengan acara dan
pengalaman adalah kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang
dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan
dengan merek tertentu.
e. Pemasaran Interaktif
Merupakan kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan
pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung
meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan
produk dan jasa (Kotler dan Keller, 2009:174).
f. Pemasaran dari Mulut Ke Mulut
Merupakan komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang
berhubungan
dengan
keunggulan
atau
pengalaman
membeli
atau
menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Keller, 2009:174).
g. Personal Selling
16
Merupakan penjualan personal adalah interaksi tatap muka dengan satu atau
lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan pengadaan pesanan (Kotler dan Keller, 2009:174). Machfoedz
(2010:187) menambahkan bahwa personal selling yang dilakukan dengan baik
dapat membawa pengaruh promosi.
h. Pemasaran Langsung
Merupakan penggunaan surat, telepon, facsimile, email, atau internet untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog dari
pelanggan dan prospek tertentu (Kotler dan Keller, 2009:174).
Terdapat dua tipe permintaan yang harus distimulasi oleh Pemasar (Marketer)
yaitu permintaan primer dan permintaan selektif. Tjiptono dan Chandra (2012:194)
menjelaskan bahwa strategi permintaan primer dirancang untuk menaikkan tingkat
permintaan terhadap bentuk produk (product form) atau kelas produk (product
class). Sedangkan permintaan selektif bisa berupa tiga alternatif utama, yaitu
memperluas pasar yang dilayani, merebut pelanggan dari pesaing, dan
mempertahankan atau meningkatkan permintaan dari basis pelanggan saat ini.
3. Promosi
Menurut Evans dan Berman (1992) yang dikutip oleh Simamora
(2003:285), “Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk
menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan
orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah
tangga”. Promosi merupakan salah satu cara perusahaan melakukan komunikasi
melalui pesan-pesan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran
(awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian
(purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan.
17
Perusahaan biasanya menggunakan iklan, promosi penjualan, pengerahan tenagatenaga penjualan, dan public relations sebagai alat penyampaian pesan-pesan
tersebut dengan tujuan untuk dapat menarik perhatian dan minat masyarakat
(Kotler dan Keller, 2009:22).
Ada dua definisi promosi menurut Swastha (2006:349) adalah sebagai
berikut: “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran”. Sedangkan definisi kedua, yaitu: “promosi adalah
semua jenis kegiatan pemasaran yang ditunjukan untuk mendorong permintaan”.
Kedua definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik beratnya
berbeda. Sedangkan dalam penelitian ini definisi promosi yang digunakan adalah
definisi kedua yang dilaksanakan dengan promotional mix, dimana dalam strategi
promosi ini memiliki empat variabel, yaitu: periklanan, personal selling, publisitas,
promosi penjualan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Swastha (2006:349)
tentang promotional mix, yang menyatakan bahwa “promotional mix adalah adalah
kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, promotional
mix, dan alat promosi lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan”.
Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan
membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran
pemasaran. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut menurut Tjiptono
(2005:221) dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Menginformasikan, dapat berupa:
a) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
b) Memperkenalkan cara pemakaian cara pemakaian yang baru dari suatu
produk.
c) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
18
d) Menjelaskan cara kerja suatu produk.
e) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.
f) Meluruskan kesan yang keliru.
g) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
h) Membangun citra perusahaan.
2) Membujuk pelanggan sasaran untuk:
a) Membentuk pilihan merek.
b) Mengalihan pilihan ke merek tertentu.
c) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d) Mendorong pembeli untuk berbelanja saat itu juga.
e) Mendorong pembeli menerima kunjungan wiraniaga.
3) Mengingatkan, dapat berupa:
a) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dibutuhkan dalam waktu dekat.
b) Mengingatkan pembelian tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan.
c) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan.
d) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan
seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah
sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk
tersebut.
Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat
dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran (marketing
communication mix). Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan
dari lima mode komunikasi pemasaran, yaitu advertising, sales promotion, public
relations, personal selling, dan direct selling (Kennedy dan Soemanagara, 2006:1).
4. Periklanan
19
Periklanan merupakan bagian dari komunikasi, sehingga Morissan (2007:33)
mengungkapkan bahwa tujuan komunikasi adalah menciptakan kesadaran atau
pengetahuan produk dengan berbagai atributnya, menginformasikan kelebihan
produk, menciptakan citra produk, atau menciptakan sikap yang positif, preferensi
dan keinginan membeli produk bersangkutan.
Periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi
nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler dan
Keller, 2009:202). Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai
pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan
organisasi lainnya.
Advertising (periklanan) adalah semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi
dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu (Kotler dan Armstrong,
2008:117). Sebagaimana yang diungkapkan Sedaghat (2012:8), “Advertising is a
paid for communication. It is used to develop attitudes, create awareness, and
transmit information in order to gain a response from the target market”.
Periklanan
adalah
komunikasi
yang
dibayar,
yang
digunakan
untuk
mengembangkan sikap, menciptakan kesadaran dan mengirimkan informasi untuk
mendapatkan respons dari target pasar.
Iklan dapat didefinisikan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu
media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan. Iklan bisa membantu mencapai
hampir semua sasaran komunikasi. Iklan merupakan sarana ampuh untuk
membangun kesadaran konsumen. Iklan tentunya harus dapat membujuk,
membangun reputasi, dan preferensi kondisi serta meyakinkan kepada siapapun
yang telah membeli produk tersebut (Brannan, 2005:51).
20
Sedangkan Lee & Johnson (2007:3) mendefinisikan periklanan sebagai
komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produkproduknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media yang
bersifat massal, seperti televisi, radio, koran, majalah direct mail, reklame luar
ruang, atau kendaraan umum.
Kasali dalam Yulianti (2009:27) mengungkapkan bahwa iklan sebagai pesan
yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu
media. Sedangkan pengertian periklanan sendiri adalah keseluruhan proses yang
meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian
iklan.
Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran, juga merupakan kegiatan
komunikasi. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung kepada
khalayak sasaran yang dituju dan melalui media apa iklan tersebut sebaiknya
disampaikan (Piliang, 2010:2).
Periklanan harus dirancang untuk menjangkau para kosumen yang merasa
tertarik pada fitur dan manfaat produk tertentu yang ditawarkan oleh sebuah
merek. Merek yang paling berhasil adalah merek dengan fitur dan manfaat yang
unik dalam satu kategori produk, dan akibatnya merek itulah yang memiliki posisi
berbeda dalam benak konsumen (Lane, King dan Russell, 2009:65).
Iklan memiliki beberapa manfaat bagi khalayak ramai. Menurut Kusumawati
(2010:31) mengutip Dendi Sudiana, iklan bertujuan untuk memerkenalkan suatu
produk atau membangkitkan kesadaran akan merek (brand awareness), citra merk
(brand image), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk
membeli produk yang ditawarkan, memberikan informasi, dan lain-lain.
21
5. Deskripsi Iklan
Sebagaimana mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, deskripsi adalah
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci atau
pun uraian.
Iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas ke
dalam gemerlapan yang memikat dan mempesona. Sebuah sistem yang keluar dari
imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media (Raymon Williams,
1993: 320) dalam Bungin (2008: 107)
Dalam Advertising Excellence, Bovee (1995: 14) dalam Bungin (2008: 108)
mendeskripsikan iklan sebagai sebuah proses komunikasi, dimana terdapat:
pertama, orang yang disebut sebagai sumber munculnya ide iklan; kedua, media
sebagai medium: dan ketiga, adalah audiens.
Jadi deskripsi iklan dapat disimpulkan bahwa adalah suatu pemaparan yang
dijabarkan dengan jelas dan terperinci berdasarkan hasil imajinasi yang kemudian
dituangkan ke dalam dunia nyata.
6. Strategi Iklan
Moriarty, Mitchell dan Wells (2011:234) mendefinisikan bahwa strategi
adalah alat, sarana, desain atau rancangan untuk mencapai tujuan atau pesan
advertising dan strategi media, misalnya.
Lebih lanjut Moriarty, Mitchell dan Wells (2011:238) mengungkapkan
bahwa advertising berfokus pada program komunikasi yang mendukung brand. Ia
menjelaskan garis besar semua aktivitas komunikasi dari segi sasaran atau tujuan,
strategi, taktik, timing, biaya dan evaluasi.
22
Secara umum, rencana advertising berusaha untuk menyesuaikan pesan
dengan audiensi yang tepat dan menyajikan pesan di medium yang tepat untuk
menjangkau audiensi tersebut. Tiga elemen ini (pendapat audiensi, pesan dan
medium) adalah jantung dari rencana advertising (Moriarty, Mitchell dan Wells,
2011:234).
Pada dasarnya tujuan iklan adalah tidak hanya menyampaikan informasi
tetapi yang lebih penting adalah mengubah sikap dan perilaku pengguna sasaran
(Yulianti, 2009:28).
Tujuan iklan semestinya merupakan kelanjutan atau turunan dari keputusan
perusahaan sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran.
Selain itu, tujuan iklan harus didasarkan pada analisa mendalam situasi pasar
terkini. Jika produknya sudah masuk tahap kedewasaan, perusahaan juga
pemimpin pasar, tapi penggunaan mereknya masih rendah, maka tujuan yang lebih
tepat adalah mendorong penggunaan (usage) lebih besar lagi (Sulaksana, 2005:9293).
Lebih lanjut Yulianti (2009:28) menyatakan bahwa satu hal penting dalam
dunia periklanan adalah kreativitas. Pengerjaan kreatif dalam sebuah iklan
mencakup pelaksanaan dan pengembangan konsep atau ide yang dapat
mengemukakan strategi dasar dalam bentuk komunikasi yang efektif.
Lee dan Johnson (2007:157) menyebutkan bahwa tujuan-tujuan periklanan
menyatakan di mana pengiklan ingin berada dalam kaitannya dengan pangsa pasar
dan kepekaan publik. Strategi periklanan (atau kreatif) menggambarkan cara untuk
mencapainya. Strategi ini terdiri dari elemen-elemen berikut:
a) Khalayak sasaran. Khalayak sasaran adalah kelompok orang yang dituju
iklan-iklan.
23
b) Konsep produk atau jasa. Sebuah produk dapat berupa gagasan, jasa,
atau barang, atau kombinasi dari ketiganya. Definisi ini juga mencakup
jasa-jasa pendukung yang mengiringi barang-barang seperti garansi dan
perawatan.
c) Media periklanan. Para pengiklan memerlukan sebuah metode
sistematik untuk menentukan media mana yang digunakan, bagaimana
menggunakan mereka, kapan menggunakan mereka, dan di mana
menggunakan mereka untuk secara efektif dan efisien menyampaikan
pesan-pesan periklanan mereka.
d) Pesan periklanan. Apa yang dikatakan perusahaan dalam iklan-iklan dan
bagaimana cara menyampaikannya secara verbal atau nonverbal
membentuk pesan iklan.
Dalam membuat iklan yang cerdas, harus kreatif sekaligus menjual, artinya
dari segi pendekatan bahasa komunikasinya (visual atau verbal) iklan tersebut
mampu menarik target audience untuk melihat (stopping power), mengerti dan
kemudian mengambil tindakan yang diharapkan. Jadi iklan yang cerdas bukan
hanya tertanam kuat dalam benak konsumen (reminding) tetapi juga mampu
menggerakkan calon konsumen untuk mengambil keputusan (action) (Majalah
Cakram edisi khusus Juni-Juli 2005).
7. Media Televisi
Televisi mampu menjangkau daerah- daerah yang jauh secara geografis, ia
juga hadir di ruang-ruang publik hingga ruang yang sangat pribadi. Televisi
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup (gerak / live) yang
24
bersifat politis, informatif, pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur
tersebut (Rosmawati, 2010:157) dalam Tamburaka (2013: 67)
Hidayat (2011) dalam Tamburaka (2011:67) mengemukakan bahwa
televisi adalah media yang istimewa. Televisi menggabungkan unsur audio dan
visual dalam sebuah media sekaligus. Dengan keistimewa tersebut, televisi
memiliki daya tarik yang besar dalam mempengaruhi pola-pola kehidupan
masyarakat, termasuk mengubah keputusan seseorang dalam menentukan sesuatu
yang akan dibelinya.
8. Merek
Keegan dalam Ferrinadewi (2008:137) berpendapat bahwa merek adalah
sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan
manfaat yang disajikan produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu.
Menurut Kotler mengutip American Marketing Communication dalam
Fajrianthi dan Farrah (2005:277), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol
rancangan, atau kombinasi yang dapat mengidentifikasikan barang atau jasa dari
seorang atau sekelompok penjual agar dapat membedakan produk tersebut dari
produk pesaing.
Lebih lanjut Simamora dalam Fajrianthi dan Farrah (2005:277) menyebutkan
bahwa dengan adanya merek, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu
suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan
merek tersebut. Dikenalnya merek oleh masyarakat membuat pihak
perusahaan meningkatkan inovasi produk untuk menghadapi persaingan.
Sedangkan bagi produsen merek tentunya bermanfaat untuk melakukan
segmentasi pasar, menarik konsumen untuk membeli produk dari merek
tersebut serta memberikan perlindungan terhadap produk yang dihasilkan.
Sedangkan menurut Janita (2005:15), brand adalah ide, kata, desain grafis
dan suara/bunyi yang mensimbolisasikan produk, jasa, dan perusahaan yang
memproduksi produk dan jasa tersebut.
25
Aaker dalam Munfaridin (2010:18) mendefinisikan merek adalah :”Nama,
dan/simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan)
dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau
sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian dapat membedakannya dari
barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor”.
Lebih lanjut Munfaridin (2010:8) mengutip Durianto, mengungkapkan
bahwa kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu
merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Asosiasi merek
(brand association) menunjukkan pencitraan suatu merek terhadap suatu
kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat,
atribut produk, geografis, harga, selebritis (spoke person) dan lain-lain.
Persepsi kualitas (perceived quality) mencerminkan persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan
berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
9. Produk
Carry dalam Simamora (2003:139) memberikan definisi yang sederhana
mengenai produk, yaitu suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang memuaskan
atau memenuhi kebutuhan. Kotler juga mendefinisikan produk sebagai suatu
tawaran.
Menurut Aaker dan Joachimstahler dalam Ferrinadewi (2008:137), produk
meliputi karakteristik cakupan fungsi produk, atribut produk, kualitas atau nilainilai, kegunaan serta manfaat fungsional. Berdasarkan definisi-definisi tersebut
dapat dikatakan bahwa produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
kepada konsumen, untuk dicari, dibeli dan dipergunakan dalam memenuhi
kebutuhannya.
Suryani (2008:119) menjelaskan bahwa konsumen secara tidak langsung
akan memberikan penilaian terhadap produk/jasa yang akan dibeli atau yang
26
pernah dikonsumsinya. Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian keseluruhan
antara apa yang diterima dan dialami dibandingkan dengan yang diharapkan.
Lebih lanjut Suryani (2008:119) menyebutkan bahwa terdapat dua faktor
utama yang dijadikan pedoman oleh konsumen yaitu: layanan yang diterima dan
layanan yang diharapkan. Layanan yang pernah dialami ini akan menjadi standar
perbandingan akan layanan yang diterima sekarang.
Kotler (2005:65) mengungkapkan bahwa kinerja produk yang dirasakan
pelanggan sama atau lebih besar dari yang diharapkan, yang dianggap bernilai
dapat memberikan kepuasan. Nilai atribut adalah karakteristik-karakteristik yang
ada di benak dan dijelaskan oleh pelanggan. Nilai konsekuensi adalah penilaian
subyektif pelanggan sebagai konsekuensi dari penggunaan dan pemanfaatan
produk.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian pertama adalah skripsi dari Pagsi Surya Perbangsa yang
berjudul “Analisis Efektivitas Iklan Pada Media Televisi (Studi Kasus Pada Produk
Vitazone di Universitas Diponegoro),” yang dilakukan pada tahun 2013. Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh PT. Mayora Indah yang merupakan perusahaan yang
memproduksi minuman isotonik Vitazone berusaha menerapkan strategi
periklanan yang efektif dalam memperkenalkan produknya. Dengan beriklan yang
menarik PT. Mayora Indah bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
produk Vitazone.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati,
yang berjudul “Analisis Pemakaian Gaya Bahasa pada Iklan Produk Kecantikan
Perawatan Kulit Wajah di Televisi,” yang dilakukan pada tahun 2010. Penelitian
27
ini dilatarbelakangi oleh salah satu produk kecantikan PIXY UV Whitening yang
diproduksi untuk memutihkan kulit wajah menjadikan Cut Tari sebagai model di
dalam penayangan iklannya di televisi. Pada iklan tersebut menceritakan bahwa
kulit wajah Cut Tari jauh lebih putih dan halus setelah memakai produk kecantikan
perawatan kulit wajah PIXY UV Whitening. Secara visual, iklan ini sangat
menarik sebab tokoh wanita yang digambarkan merupakan representasi wanita
cantik. Salah satu teknik para pembuat iklan agar produk yang dipasarkannya bisa
laku adalah menjadi perempuan-perempuan "tidak normal" sebagai ikon
produknya. Dengan memanfaatkan psikologi kaum perempuan yang selalu
menganggap diri dan tubuhnya tidak sempurna maka kesempurnaan tubuh seorang
perempuan dalam iklan produk kecantikan dan perawatan kulit wajah dicitrakan
dan diidealisasikan sebagai sosok seorang perempuan yang jauh berbeda dengan
sebagian besar perempuan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemakaian gaya bahasa yang
digunakan dalam iklan produk kecantikan perawatan kulit wajah di televisi
meliputi gaya bahasa: a) personifikasi; b) pertanyaan retoris; c) mesodiplosis; d)
anafora; e) klimaks; f) koreksio; g) aliterasi; h) asindenton; i) epistrofa; j)
antiklimaks; k) repetisi; l) asonansi; m) anadiplosis; dan n) erotesis. Gaya bahasa
yang paling banyak digunakan dalam penayangan iklan tersebut adalah gaya
bahasa anafora. Anafora adalah repetisi yang berwujud perulangan kata pertama
pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Penggunaan gaya bahasa anafora
bermaksud menekankan atas produk yang ditawarkan sehingga dapat memudahkan
masyarakat untuk mengingatnya, hingga akhirnya membeli produk tersebut.
Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan Yulianti dengan
judul “Periklanan (Advertising) sebagai Sarana Komunikasi Marketing Dalam
28
Dunia Informasi dan Perpustakaan,” yang dilakukan pada tahun 2009. Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh perpustakaan dan lembaga informasi lainnya sebagai
lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan informasi mau tidak mau harus
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi. Terkait dengan hal ini, perpustakaan sendiri harus memahami terlebih
dahulu kebutuhan informasi penggunanya. Kemudian, beranjak dari sana, bergerak
untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa periklanan sebagai salah satu media
promosi dalam dunia marketing bisa dilakukan melalui berbagai media,
diantaranya media cetak, elektronik dan bahkan media baru (internet). Oleh karena
itu, riset marketing perlu dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah
terpaan iklan. Riset ini dilakukan baik sebelum, pada saat ataupun setelah proses
iklan berlangsung.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Sugiyono (2011:10) mengungkapkan bahwa paradigma postpositivisme
didasarkan pada observasi yang cermat dan pengukuran realitas yang objektif dan
disebut sebagai paradigma intepreatif dan konstruktif yang memandang realitas sosial
sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala
bersifat interaktif.
Paradigma post-positivisme dipilih dalam penelitian ini, karena hasil analisa
data-data yang didapat dari observasi dan wawancara mengenai deskripsi iklan Nissin
Lemonia dalam menanamkan loyalitas kepada konsumen tetap berpedoman/acuan
berdasarkan konsep yang ada. Selain itu, data yang didapat tidak hanya terpaku pada
satu konsep saja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhadjir (2000:79) bahwa,
post-positivisme sebagai reaksi terhadap positivisme. Menurut pandangan postpositivisme, kebenaran tidak hanya satu tetapi lebih kompleks, sehingga tidak dapat
diikat oleh satu teori begitu saja. “Karakteristik utama paradigma post-positivisme
adalah pencarian makna di balik data”.
30
B. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2007:4),
mengungkapkan bahwa metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati dan juga diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara
holistic (utuh).
Bungin (2007:303) mengungkapkan pendekatan kualitatif mencakup berbagai
metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan interpretatif dan naturalistik
terhadap pokok kajiannya. Oleh karena itu, dalam penggunaan pendekatan kualitatif,
peneliti berusaha melakukan studi gejala dalam keadaan alamiah dan berusaha dalam
membentuk pengertian terhadap fenomena sesuai dengan makna yang biasa
digunakan oleh subjek penelitian.
Penelitian ini berfokus pada deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada
periode 2013, dengan menganalisa deskripsi iklan dan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan. Maka penelitian ini memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan mengenai
deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode 2013.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka jenis pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan strategi iklan deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode
2013.
C. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penulisan ini adalah jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara
31
sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek
tertentu (Kriyantono, 2008:67).
Lebih lanjut Kriyantono (2008:67) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.
Terkait akan hal tersebut di atas, mengingat tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui deskripsi iklan televisi Nissin Lemonia periode 2013 dengan
pendekatan kualitatif, maka jenis dan tipe penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif.
D. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini memiliki keterkaitan dengan deskripsi iklan televisi
Nissin Lemonia pada periode 2013. Deskripsi tersebut sesuai dengan konsep-konsep
iklan seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2. Oleh karena itu, fokus penelitian ini
tertuju pada deskripsi iklan televisi biskuit Nissin Lemonia pada periode 2013.
E. Unit Analisis
Unit analisis pada penelitian ini adalah deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia
pada periode 2013. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengetahui kegiatankegiatan beriklan yang dilakukan oleh biskuit Lemonia melalui saluran televisi. Maka
unit analisis dari penelitian ini adalah suatu produk yaitu biskuit Nissin Lemonia.
32
F. Teknik Pengambilan Data
Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara secara mendalam
(depth interview), guna mendapatkan data yang berkaitan dengan deskripsi iklan
televisi biskuit Nissin Lemonia pada periode 2013.
Melihat dari permasalahan yang diangkat dalam topik penelitian ini maka
salah satu cara untuk pengumpulan data adalah wawancara (interview) yang didukung
oleh studi pustaka.
1. Wawancara
Danial (2009:27) mengungkapkan bahwa, wawancara dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) agar bisa
terarah dan terfokus pada persoalan yang ingin digali dari informan terkait
dengan fokus atau masalah penelitian. Namun, pedoman wawancara itu
tidak berupa pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya detail, tetapi lebih pada
pedoman dan garis umum wawancara saja. Selanjutnya, pertanyaan
dikembangkan sesuai informasi yang disampaikan informan selama
wawancara.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan proses pengambilan data
melalui wawancara secara mendalam (depth interview) yang nantinya
akan menjadi data sekunder sebagai pendukung data primer pada
penelitian
ini.
Digunakannya
proses
wawancara
adalah
untuk
mendapatkan data yang berkaitan dengan deskripsi iklan televisi biskuit
Lemonia pada periode 2013.
Berger dalam Kriyantono (2008:98) mendefinisikan wawancara
adalah, percakapan antara periset (sebagai seseorang yang berharap
mendapatkan
informasi)
dan
informan
(sebagai
seseorang
yang
33
diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Dalam
penelitian ini, peneliti mewawancarai bagian pemasaran di PT. Nissin
Biscuit Indonesia selaku pemilik produk biskuit Lemonia. Seperti hal-nya
dengan penelitian ini yang menggunakan wawancara dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan fokus penelitian mengenai
deskripsi iklan televisi biskuit Lemonia pada periode 2013.
Sehubungan dengan hal di atas, maka untuk mendapatkan data
yang berhubungan dengan deskripsi iklan televisi, peneliti mewawancarai
beberapa informan dan key informan. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Moleong (2007:132), Informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.
Selain seorang informan, peran key informan juga dibutuhkan
untuk memenuhi kelengkapan data. Key informan merupakan seseorang
yang benar-benar memahami dan mengerti sehingga dapat membantu
memberikan jawaban tentang pokok permasalahan yang dibahas oleh
peneliti dalam penelitian ini. Hal tersebut berkaitan dengan deskripsi iklan
televisi produk biskuit Lemonia periode 2013.
Di bawah ini merupakan biodata dan informasi dari Key
informan dan Informan.
Key informan
1. Nama :
Yusuf Gala
Jabatan :
Tim Kreatif Gala Brand Expert
Alasan :
Beliau memiliki peran penting di dalam
organisasi yaitu sebagai orang yang
34
bertanggung jawab dalam merancang ide-ide
kreatif dan konsep iklan yang akan digunakan.
.
Informan
2. Nama :
Yusuf Gala
Jabatan :
Konsultan Produk Gala Brand Expert
Alasan :
Beliau memiliki peran penting di dalam
organisasi yaitu sebagai orang yang
bertanggung jawab dan melaksanakan
mengenai keseluruhan kegiatan maupun
aktivitas di bidang periklanan.
35
2. Studi Pustaka
Zed (2008:3) menjelaskan bahwa, studi pustaka ialah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Maka dalam
penelitian ini, berbagai data yang secara signifikan mendukung tujuan dan
fokus penelitian yang tertuju pada deskripsi iklan televisi produk Nissin
Lemonia yang dilakukan oleh PT Nissin Biscuit Indonesia, dalam periode
2013, dapat diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai buku, karya
ilmiah, dokumen, dan artikel.
G. Teknik Analisis Data
Kriyantono (2008:194) mengatakan bahwa tahap analisis data memegang
peranan penting dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai faktor utama penilaian
kualitas penelitian. Artinya, kemampuan peneliti memberi makna kepada data
merupakan kunci apakah data yang diperolehnya memenuhi unsur reliabilitas dan
validitas atau tidak.
Lebih lanjut Kriyantono (2008:194) mengungkapkan, analisis data kualitatif
diawali dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan peneliti di lapangan.
Kemudian data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu.
Pengklasifikasian atau pengkategorian ini harus mempertimbangkan kesahihan atau
kevalidan
dengan
memerhatikan
kompetensi
subjek
penelitian,
tingkat
autenstisitasnya dan melakukan triangulasi sumber data. Setelah diklasifikasikan,
peneliti melakukan pemaknaan terhadap data. Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar
penelitian kualitatif, yaitu bahwa realitas ada pada pikiran manusia, realitas adalah
hasil konstruksi sosial manusia.
36
Punch dalam Pawito (2008:101) menjelaskan bahwa kunci pokok analisis
data dalam penelitian kualitatif adalah menjawab pertanyaan how did the researcher
get to these conclusionfrom these data? (bagaimana peneliti sampai pada
kesimpulan-kesimpulan dengan bertolak pada data yang ada?)
Miles dan Huberman dalam Herdiansyah (2010:163) menyebutkan bahwa
terdapat empat tahapan dalam melakukan analisis data kualitatif yaitu sebagai
berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian. Teknik pengumpulan data melibatkan
prosedur standar metode, seperti wawancara mendalam (in-depth
interview), dan studi pustaka.
2. Reduksi Data
Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,
melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokkan dan meringkas data.
Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan
(memo) mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas
serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema,
kelompok-kelompok, dan pola-pola data. Kemudian pada tahap terakhir
dari
reduksi
data,
peneliti
menyusun
rancangan
konsep-konsep
(mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan berkenaan
dengan tema, pola, atau kelompok-kelompok data bersangkutan. Dalam
37
komponen reduksi data ini kelihatan bahwa peneliti akan mendapatkan
data yang sangat sulit untuk diidentifikasi pola serta temanya, atau
mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga data-data
bersangkutan terpaksa harus disimpan (diredusir) dan tidak termasuk yang
akan dianalisis.
3. Penyajian Data (data display)
Menurut Pawito (2008:105-106), komponen kedua analisis
interaktif dari Miles dan Huberman, yakni penyajian data (data
display)melibatkan
langkah-langkah
mengorganisasikan
data,
yakni
menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain
sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu
kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam
perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data pada umumnya
diyakini sangat membantu proses analisis. Dalam hubungan ini, data yang
tersaji berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan yang kemudian
saling dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.
4.Penarikan
dan
Pengujian
Kesimpulan
(drawing
and
verifying
conclusions)
Peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif
dengan
mempertimbangkan
pola-pola
data
yang
ada
dan
atau
kecenderungan dari data display yang telah dibuat. Ada kalanya
kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tidak
pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan
38
analisis seluruh data yang ada. Peneliti dalam kaitan ini masih harus
mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merivisi kesimpulankesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa
proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.
H. Keabsahan Data
Moleong (2007:330) mengatakan bahwa keabsahan data diukur dengan
menggunakan metode triangulasi di mana dalam pengertiannya, triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.
Untuk menentukan keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi
sumber, pengertian triangulasi sumber itu sendiri adalah mengecek data yang
diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dari beberapa sumber
tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan akhirnya diminta kesepakatan (member
check) untuk mendapatkan kesimpulan (Sugiyono, 2011:117).
Menurut Dwidjowinoto dalam Kriyantono (2007:70), menjabarkan lima
macam triangulasi, antara lain:
1. Triangulasi Sumber
Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu yang
telah diperoleh dari sumber yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan
jalan:
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara;
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi;
c) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya sepanjang waktu;
d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, maupun
39
pemerintah;
e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
2. Triangulasi Waktu
Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena
perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Karena itu di sini peneliti harus
perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali.
3. Triangulasi Teori
Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu
diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap
supaya hasilnya komprehensif.
4. Triangulasi Periset
Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau
wawancara. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan
membuat data lebih absah.
5. Triangulasi Metode
Kriyantono (2007:70) mendefinisikan triangulasi metode adalah usaha
mengecek keabsahan data atau temuan riset. Triangulasi metode dapat
dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan hasil yang sama.
Dari teknik-teknik keabsahan data triangulasi yang telah dijabarkan di atas,
maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik
pemeriksaan triangulasi sumber. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pawito
(2008:99), triangulasi sumber menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses
40
sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan
persoalan yang sama. Hal ini berarti peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh
dari satu sumber (untuk dibandingkan) dengan data dari sumber lain. Dari sini,
peneliti akan sampai pada salah satu kemungkinan: data yang diperoleh ternyata
konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan. Dengan demikian peneliti kemudian
dapat mengungkapkan gambaran yang lebih memadai (beragam perspektif) mengenai
gejala yang diteliti.
Pada penelitian ini peneliti akan melakukan eksplorasi untuk mengecek
kebenaran data yang didapatkan dari beberapa sumber melalui hasil wawancara yang
dilakukan kepada narasumber. Narasumber penelitian adalah Bapak Yusuf Gala
sebagai Creative Director sekaligus sebagai Consultant Product pada PT. Gala Brand
Expert sebagai Konsultan Iklan Nissin Lemonia periode 2013. Dan dari data-data
yang dikumpulkan tersebut kemudian dibandingkan dengan dokumen dan konsep
penelitian.
41
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah PT. Gala Brand Expert
Gala Brand Expert adalah salah satu perusahaan periklanan yang berada di
Jakarta. Perusahaan ini didirikan oleh Akbar Gala di tahun 2001. Sejak tahun 2005,
database klien perusahaan terus meningkat. Itu bisa dilihat dari data beberapa klien
diantara nya yaitu Khong Guan, Nissin, Biz Net. Pengalaman akumulatif yang
dimiliki oleh berinovasi telah melayani semua kategori klien terlepas dari ukuran,
jenis dan lokasi geografis dari bisnis mereka.
Kreativitas dan kemampuan untuk memahami kebutuhan masing-masing
klien kami hanya salah satu dari banyak kunci mengapa kita dianggap iklan dan
agen pemasaran terkemuka. Berinovasi selalu berusaha untuk mengembangkan
cara-cara inovatif untuk mencapai harapan klien mereka.
Bagi perusahaan periklanan, iklan dan pemasaran bukan hanya masalah
menempatkan kata-kata dalam iklan. Ada semacam kreativitas yang dibutuhkan
hanya berinovasi dapat mengekspresikan yang membantu kita menghasilkan
kampanye iklan yang luar biasa di wilayah tersebut. Telah hidup sampai nama
dengan menawarkan klien kami teknik inovatif dan kreatif dalam pelayanan.
Selama tahun terakhir, dikenal untuk nilai-nilai inti: “Kreativitas,
Kepercayaan, Vitality, dan Pembangunan Berkelanjutan”. Selalu bertujuan untuk
menjadi kreatif dan inspirasi, karena kami percaya pada pentingnya dan nilai
waktu dengan klien kami.
42
2. Visi dan Misi PT. Gala Brand Expert
a. Visi
Mind share, market share and heart share yang artinya “berbagi pemikiran,
berbagi pemasaran dan berbagi hati.”
b. Misi
Menciptakan penjualan untuk merek klien, bukan hanya kesadaran,
karena merek klien adalah merek kami.
3. Bagan Struktur Organisasi PT. Gala Brand Expert
B. Analisis Data Penelitian
Sebagaimana yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa, data dalam
penelitian ini adalah deskrispi iklan Nissin Lemonia periode 2013 melalui media
43
televisi. Dengan persaingan bisnis yang semakin sengit terjadi pada usaha
memasarkan produk biskuit. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan
memeroduksi dan produk biskuit di pasar. Oleh karena itu. Nissin Lemonia sebagai
salah satu produk biskuit andalan dari Nissin, dalam beriklan dituntut bersaing dengan
produk biskuit-biskuit lainnya di Indonesia.
Terkait dengan hal tersebut di atas, persepsi masyarakat yang terkadang masih
asing terhadap produk Lemonia sebagai makanan jenis biskuit, dapat diubah
sebagaimana yang sudah dilakukan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia terhadap salah
satu produknya yaitu biskuit Lemonia. Untuk menjaga sekaligus menawarkan varian
pada produk kepada konsumennya, sehingga terus mengonsumsi produk yang
ditawarkan, salah satunya adalah dengan membuat iklan biskuit Lemonia pada
televisi.
Agar dalam melakukan kegiatan beriklan dapat memenuhi harapan yang
diinginkan, maka diperlukan adanya suatu penelitian, perencanaan, dan strategi.
Dengan menggunakan media iklan melalui TV, diharapkan produk Nissin Lemonia
mampu memengaruhi pasar dengan jalan memasang iklan di televisi (TV).
1. Deskripsi Iklan Nissin Lemonia 2013 Pada Media Televisi
a. Deskripsi Iklan Nissin Lemonia 2013
Iklan Nissin Lemonia 2013 (Share the Sweetness) menggambarkan seorang
perempuan yang menikmati produk Nissin Lemonia kemudian dibagikan kepada
temannya untuk dinikmati juga. Kemudian mereka berdua saling menikmati juga.
44
Iklan Nissin Lemonia berdurasi 00 Menit 30 Detik diiringi dengan lantunan
nada yang ceria. Dari segi tampilan, iklan di awali dengan Model Pertama
memegang Produk Nissin Lemonia dan kemudian Model Kedua mengkonsumsi
Produk Nissin Lemonia. Dilanjutkan dengan pergerakan manusia yang cepat di
berbagai tempat. Di bagian isi (contents), dua model yang ditampilkan tadi pun
muncul satu per satu dengan latar belakang (setting) yang berbeda. Backgroundnya pun disetting sedemikian rupa sehingga tampak pergerakan manusia-manusia
yang dinamis. Talent Iklan yang digunakan Iklan Nissin Lemonia terdapat 2 (dua)
orang, yaitu Lisa Witono sebagai Model Pertama dan Valencia Margarita sebagai
Model Kedua.
Setelah peneliti melakukan wawancara dengan key informan dan informan
dari PT. Gala Brand Expert, selaku agency yang manangani pembuatan konsep
iklan produk Lemonia pada televisi, peneliti mengidentifikasi bahwa deskripsi
iklan produk biskuit Lemonia periode 2013 diantaranya adalah terkait dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT Gala Brand selaku agency yang
bertugas dalam membuat konsep iklan televisi produk Lemonia.
Berdasarkan keterangan dari key informant mengenai deskripsi iklan produk
biskuit Lemonia periode 2013, Bapak Yusuf Gala tidak secara jelas memaparkan
mengenai strategi kampanye humas. Namun memberikan gambaran bahwa PT
Gala Brand melakukan kegiatan-kegiatan periklanannya terkait dengan iklan
televisi produk Lemonia. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pernyataanpernyataan informan yaitu Bapak Yusuf Gala yang juga sebagai Consultant
Product bahwa PT Gala Brand melakukan kegiatan-kegiatan kreatif periklanan
yang dituangkan melalui media televisi.
45
Iklan produk Lemonia diiklankan melalui media televisi dengan alasan
sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Yusuf Gala bahwa pemilihan Media
Televisi sebagai salah satu Media karena berdasarkan data AC Nielsen, Media
Televisi merupakan media yang paling efektif untuk beriklan di Indonesia.
Berdasarkan keterangan dari Bapak Yusuf Gala, Beliau menganggap media
televisi merupakan media yang paling efektif untuk mengiklankan suatu produk,
sebagaimana yang Beliau kutip dari informasi data AC Nielsen terkait dengan
efektifnya media televisi tersebut.
Mengenai deskripsi iklan Nissin Lemonia 2013 tersebut diperjelas
deskripsinya oleh Bapak Yusuf Gala, berdasarkan hasil wawancara beliau
mengatakan bahwa;
“Iklan ini menggambarkan seorang cewek yang menikmati biskuit Lemonia
kemudian dibagikan kepada temannya yang lain untuk dinikmati juga.
Kemudian mereka berdua saling menikmati. Iklan ini sangat hard sell
dimana dari awal sampai akhir iklan benar-benar full-branding.”
Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa dalam iklan
tersebut menampilkan seorang wanita yang sedang menikmati biskuit Lemonia,
kemudian membagikan biskuitnya dengan temannya untuk ikut menikmati biskuit
Lemonia bersama. Jika diperhatikan, dari awal sampai akhir, iklan Lemonia
menampilkan banyak sekali branding dari produk Lemonia, hal tersebut guna
untuk membuat audiens mengingat produk iklan tersebut. Sebagaimana seperti
gambar di bawah ini:
46
Gambar 4.1 Salah Satu Deskripsi Iklan Produk Biskuit Lemonia di Televisi
Terkait mengenai bagaimana cara produk Lemonia diiklankan, dan melalui
media apa saja produk Lemonia diiklankan, menurut Bapak Yusuf Gala selaku
Tim Kreatif Gala Brand Expert, berdasarkan hasil wawancara beliau mengatakan
bahwa:
“Produk Lemonia diiklankan oleh beberapa Media yang banyak dilihat oleh
masyarakat luas seperti Media Majalah, Koran, Radio, Bioskop, dan
Televisi. Untuk mendukung aktivitas ATL, maka juga dilakukan aktivitas BTL
berupa roadshow ke beberapa Mall dan Kampus.”
Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa tim kreatif
PT Gala Brand melakukan kegiatan periklanan dengan mengiklankan produk
Lemonia melalui beberapa media seperti; majalah, koran, radio ataupun bioskop.
Kemudian, tim kreatif PT Gala Brand juga melakukan roadshow ke beberapa mall
dan kampus.
47
Dalam menjalankan kegiatan periklanan tersebut, konsep iklan yang
digunakan dalam produk Lemonia yaitu sebagaimana yang dikatakan Bapak Yusuf
Gala sebagai berikut;
“Konsep Iklan yang kita gunakan yaitu konsep “Bagikan rasa lemon
Lemonia” (Share the Sweetness).”
Dari informasi di atas, pada iklan yang ditayangkan di televisi, produk
Lemonia menampilkan tagline nya yang berbunyi “share the sweetness,” bagikan
rasa lemon Lemonia. Konsep iklan tersebut menunjukkan, kebersamaan dan
berbagi rasa kepada sesama teman. Dalam iklan televisi tersebut, bentuk visual
yang ditampilkan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Bentuk Visual dan Tagline Iklan Biskuit Lemonia di Televisi
Lebih lanjut, terkait dengan alasan dipilihnya konsep iklan tersebut
sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Yusuf Gala sebagai berikut;
“Konsep Bagikan Rasa Lemon LEMONIA (“Share the Sweetness”) diambil
dengan alasan bahwa rasa lemon Lemonia sangat enak dan cocok dibagikan
ke teman-teman untuk dinikmati. Terutama karena rasa lemonnya yang kuat.
48
Rasa lemon yang kuat ini digambarkan secara visual yang kuat melalui buah
lemon. Dan juga Backsound dengan pengulangan kata-kata “Lemon.”
Berdasarkan keterangan di atas, alasan digunakannya konsep iklan tersebut,
karena Lemonia memberikan kesan buah lemon yang sangat enak dengan rasa
lemon yang kuat. Dengan adanya daya tarik tersebut, sehingga memberikan daya
tarik kepada orang yang melihatnya. Dalam iklan tersebut, tampak salah seorang
wanita membagikan biskuit Lemonia kepada teman-temannya untuk dinikmati
bersama. Penggunaan kata-kata “Lemon” yang diulang-ulang pada backsound
iklan, bermaksud agar dapat dengan mudah dan diingat oleh audiens yang melihat
iklan tersebut.
b. Kegiatan Periklanan Tim Kreatif PT. Gala Brand Expert
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kegiatan periklanan
berfokus pada program komunikasi yang mendukung merek/brand. kegiatan
periklanan
menyangkut
tentang
semua
aktivitas
komunikasi
dari
segi
sasaran/tujuan, strategi, taktik, timing, biaya dan evaluasi. Kegiatan periklanan
juga harus dirancang untuk menjangkau para konsumen yang merasa tertarik pada
fitur dan manfaat produk tertentu yang ditawarkan oleh sebuah merek. Agar merek
dapat berkesan dengan fitur dan manfaat yang unik dalam satu kategori produk
yang ditampilkan, sehingga harapannya merek itulah yang memiliki posisi berbeda
dalam benak konsumen dan menarik hati konsumen yang tuju.
Terkait akan hal tersebut di atas, PT. Gala Brand Expert selaku agency yang
diberi kepercayaan oleh Nissin Biscuit Indonesia untuk membantu mengiklankan
produknya, memilih menggunakan media televisi dengan harapan mampu
menjangkau masyarakat yang luas. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan
oleh Bapak Yusuf Gala sebagai berikut:
49
“Iklan Produk Lemonia melalui Media Televisi dapat menjangkau
masyarakat luas karena Media Televisi memiliki peran yang vital serta
efektif untuk beriklan. Dengan keunggulan itu, Media Televisi mampu
menjangkau lebih dari 90% konsumen di seluruh Indonesia.”
Berdasarkan penjelasan di atas, alasan dipilihnya media televisi sebagai
sarana untuk kegiatan periklanan dikarenakan fungsinya yang mampu menjangkau
masyarakat luas. Selain itu, Bapak Yusuf Gala juga menjelaskan bahwa media
televisi memiliki peran yang cukup efektif sebagai sarana untuk mengiklankan
suatu produk.
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Yusuf Gala, terkait tentang alasan
dipilihnya media televisi untuk beriklan. Beliau mengungkapkan dalam
keterangannya sebagai berikut:
“Iklan produk Lemonia melalui Media Televisi dapat menjangkau
masyarakat luas karena Media Televisi hampir digunakan oleh semua semua
masyarakat. Sehingga dapat menjangkau lebih dari 90 % konsumen.”
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa begitu massive nya kemampuan media
televisi untuk mendapatkan perhatian dari konsumen yang menurut Bapak Yusuf,
dapat menjangkau lebih dari 90 % konsumen.
Lebih lanjut, media televisi dianggap sangat efektif untuk meningkatkan
penjualan sebuah produk. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Yusuf Gala
bahwa:
“Produk Lemonia melalui Media Televisi sangat efektif karena Media
Televisi dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness. Dengan
Efektifitas itu, Media Televisi mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.”
50
Menurut keterangan di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan media televisi
dianggap sangat efektif. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan media
televisi sebgai salah satu bagian dari strategi periklanan yaitu perannya yang
mampu meningkatkan penjualan dan brand awareness.
Sedangkan menurut Bapak Yusuf Gala, media televisi dianggap cukup
efektif dalam kegiatan periklanan, karena sebagaimana yang Beliau jelaskan
sebagai berikut:
“Iklan produk Lemonia Melalui Media Televisi efektifitas yang sangat
tinggi. Sehingga dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness.
Tercatat kenaikan penjualan (ATL & BTL), sebesar 24 %.”
Dalam keterangan tersebut, cukup jelas bahwa selain dapat meningkatkan
penjualan dan brand awareness, penggunaan media televisi tercatat mampu
menaikkan angka penjualan dari produk yang diiklankan melalui media tersebut.
Terkait dengan peran dari media televisi yang mampu memberikan dampak
kuat kepada target audiensnya, hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh
Bapak Yusuf sebagai berikut:
“Iklan Produk Lemonia dapat memberikan dampak yang kuat kepada target
audience karena Media Televisi sangat mempengaruhi peminatan dan
penjualan sasaran penonton (target audience). Sehingga menjadi dampak
yang cukup signifikan. Sasaran penonton yaitu Kaum Urban dari Cewek
berusia 19 tahun (mulai kuliah) hingga Wanita pekerja berusia 38 tahun.”
Menurut informasi yang disampaikan oleh Bapak Yusuf, terkait dengan
dampak kuat dari media televisi kepada khalayak sasaran, hal tersebut dikarenakan
media televisi dianggap dapat memberikan dampak dalam meraih konsumen
dengan skala yang cukup signifikan. Selain itu, dapat memengaruhi peminatan dan
penjualan kepada target audience.
51
Seringkali terjadi kesulitan yang sifatnya teknis/ technically dalam jadwal
tayang iklan produk Lemonia pada media televisi, namun sebagaimana yang
diinformasikan oleh Bapak Firdaus adalah sebagai berikut:
“Produk Lemonia melalui Media Televisi sejauh ini tidak memiliki kendala.
Itu terlihat dengan kestabilan jadwal tayang Iklan Produk Lemonia yang
ditayangkan di Media Televisi. Sejauh ini, iklan Produk kami yaitu biscuit
Lemonia di Televisi tidak memiliki kesulitan atau kendala teknis dalam hal
jadwal tayang iklan karena Televisi memiliki jadwal yang efesien sehingga
dapat terorganisir.”
Berdasarkan keterangan di atas, sejauh ini PT. Gala Brand Expert tidak
memiliki kesulitan dalam hal teknis. Semisal dalam hal jadwal tayang iklan, media
televisi memiliki jadwal yang efisien sehingga dalam proses penayangan pun dapat
terorganisir dengan baik. Sehingga terjadi kestabilan dalam hal jadwal iklan
produk yang ditayangkan pada televisi.
C. Pembahasan
a. Deskripsi Strategi Iklan Produk Biskuit Lemonia 2013 Pada Media
Televisi
Periklanan dipandang sebagai media yang dianggap cukup potensial untuk
mengarahkan komunikasi dan meyakinkan konsumen. Iklan juga ditujukan untuk
memberikan citra kepada konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau
merek. Tujuan tersebut sebagai salah satu upaya agar konsumen mengonsumsi
produk yang ditawarkan. Walaupun tidak secara langsung berdampak pada
pembelian, namun iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif
dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik antara perusahaan dan konsumen.
52
Dalam beriklan, perusahaan harus mampu memposisikan produknya sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan target pasarnya, sehingga produk yang
ditawarkan dapat diterima dan memberikan kepuasan kepada target konsumennya.
Untuk menciptakan iklan yang bagus, dalam menentukan langkah-langkah
atau pun strategi yang akan dilakukan, nantinya harus dapat memengaruhi citra
merek (brand image) yang dalam hal ini adalah masyarakat atau pemirsa TV.
Apabila citra merek (brand image) terbentuk, maka akan memudahkan proses
pengambilan keputusan konsumen untuk menggunakan atau mengonsumsi atas
suatu produk yang ditawarkan.
Namun, berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap strategi iklan
media televisi dalam kaitannya dengan deskripsi iklan biskuit Lemonia pada
periode 2014, PT. Gala Brand Expert melakukan strategi periklanan dengan
mengomunikasikan produk yang ditawarkan melalui media-media yang terpilih
untuk membantu proses pemasaran produk yang diiklankan. Hal tersebut
sebagaimana yang diungkapkan oleh Piliang (2010:2) bahwa, periklanan selain
merupakan kegiatan pemasaran, juga merupakan kegiatan komunikasi. Dari segi
komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung kepada khalayak sasaran yang
dituju dan melalui media apa iklan tersebut sebaiknya disampaikan.
Lebih lanjut, tim kreatif PT. Gala Brand Expert mengomunikasikan
produknya kepada khalayak sasaran melalui kegiatan-kegiatan periklanan, salah
satunya adalah melalui media televisi. Selain itu, produk Lemonia diiklankan
melalui media seperti; majalah, koran, radio ataupun bioskop. Kemudian, tim
kreatif PT Gala Brand juga melakukan roadshow ke beberapa mall dan kampus.
Hal tersebut diperjelas sebagaimana diungkapkan Lee & Johnson (2007:3) yang
mendefinisikan periklanan sebagai komunikasi komersil dan nonpersonal tentang
53
sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak
target melalui media yang bersifat massal, seperti televisi, radio, koran, majalah
direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum.
Strategi yang dilakukan oleh PT. Gala Brand Expert pada awalnya dengan
membuat konsep pesan apa yang akan dibuat untuk ditujukan kepada khalayak
sasaran. Hal tersebut didukung oleh Moriarty, Mitchell dan Wells (2011:234),
secara umum, rencana advertising berusaha untuk menyesuaikan pesan dengan
audiensi yang tepat dan menyajikan pesan di medium yang tepat untuk
menjangkau audiensi tersebut. Tiga elemen ini (pendapat audiensi, pesan dan
medium) adalah jantung dari rencana advertising.
PT. Gala Brand Expert menggunakan televisi sebagai salah satu media yang
digunakan untuk kegiatan periklanan dikarenakan fungsinya yang dapat
memberikan dampak atau pengaruh yang besar kepada khalayak sasaran. Hal
tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Brannan (2005:51), yang
menyebutkan bahwa iklan bisa membantu mencapai hampir semua sasaran
komunikasi. Iklan merupakan sarana ampuh untuk membangun kesadaran
konsumen. Iklan tentunya harus dapat membujuk, membangun reputasi, dan
preferensi kondisi serta meyakinkan kepada siapapun yang telah membeli produk
tersebut.
Konsep produk atau jasa yang digunakan dalam produk Lemonia yaitu pada
iklan yang ditayangkan di televisi, produk Lemonia menampilkan tagline nya yang
berbunyi “share the sweetness,” bagikan rasa lemon Lemonia. Konsep iklan
tersebut menunjukkan, kebersamaan dan berbagi rasa kepada sesama teman.
Dengan adanya daya tarik tersebut, sehingga memberikan daya tarik kepada orang
yang melihatnya. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lee dan Johnson
54
(2007:157) yang menyebutkan bahwa tujuan-tujuan periklanan adalah bagaimana
cara perusahaan dalam iklan-iklan dan bagaimana cara menyampaikannya secara
verbal atau nonverbal membentuk pesan iklan. Sebagaimana dalam iklan tersebut,
tampak salah seorang wanita membagikan biskuit Lemonia kepada temantemannya untuk dinikmati bersama. Penggunaan kata-kata “Lemon” yang diulangulang pada backsound iklan, bermaksud agar dapat dengan mudah dan diingat oleh
audiens yang melihat iklan tersebut.
b. Kegiatan Periklanan Tim Kreatif PT. Gala Brand Expert
Penggunaan media televisi dianggap cukup efektif dalam kegiatan
periklanan, karena selain dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness,
penggunaan media televisi tercatat mampu menaikkan angka penjualan dari
produk yang diiklankan melalui media tersebut. Terkait dengan itu, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Kusumawati (2010:31) mengutip Dendi Sudiana bahwa
iklan bertujuan untuk memerkenalkan suatu produk atau membangkitkan
kesadaran akan merek (brand awareness), citra merk (brand image), citra
perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli produk yang
ditawarkan, memberikan informasi, dan lain-lain.
Selain dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness, penggunaan
media televisi tercatat mampu menaikkan respon khalayak dan angka penjualan
dari produk yang diiklankan melalui media tersebut. Hal tersebut sesuai dengan
yang dikatakan Sedaghat (2012:8) bahwa, “Advertising is a paid for
communication. It is used to develop attitudes, create awareness, and transmit
information in order to gain a response from the target market”. Yang berarti,
periklanan
adalah
komunikasi
yang
dibayar,
yang
digunakan
untuk
55
mengembangkan sikap, menciptakan kesadaran dan mengirimkan informasi untuk
mendapatkan respons dari target pasar.
Media televisi dianggap dapat memberikan dampak kuat dalam meraih
konsumen dengan skala yang cukup signifikan. Selain itu, dapat memengaruhi
peminatan dan penjualan kepada target audience. Hal tersebut sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Suyanto (2005:39) yang mengatakan bahwa, media televisi
merupakan alat yang ampuh untuk menjaga kepemimpinan produk setelah
kepemimpinan tersebut tercapai tetapi tidak untuk membangun merek. Selain itu
juga iklan televisi merupakan alat bagi perusahaan yang ingin melindungi
mereknya yang sudah kokoh.
Sebuah iklan harus dikemas dengan kreatif agar mampu menarik konsumen
untuk tertarik terhadap produk yang ditawarkan, hal tersebut sebagaimana
mengutip (Majalah Cakram edisi khusus Juni-Juli 2005) bahwa, dalam membuat
iklan yang cerdas, harus kreatif sekaligus menjual, artinya dari segi pendekatan
bahasa komunikasinya (visual atau verbal) iklan tersebut mampu menarik target
audience untuk melihat (stopping power), mengerti dan kemudian mengambil
tindakan yang diharapkan. Jadi iklan yang cerdas bukan hanya tertanam kuat
dalam benak konsumen (reminding) tetapi juga mampu menggerakkan calon
konsumen untuk mengambil keputusan (action) (Majalah Cakram edisi khusus
Juni-Juli 2005).
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merujuk pada hasil analisis data dan pembahasan mengenai deskripsi iklan
televisi Nissin Lemonia periode 2013 melalui media televisi, penelitian ini
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan Nissin Lemonia melalui Media
Televisi menggunakan waktu (time) berdurasi sekitar 30 (tiga puluh) detik.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan Nissin Lemonia melalui Media
Televisi terdapat 2 (dua) orang Talent, yaitu Lisa Witono sebagai Model
pertama dan Valencia Margarita sebagai Model kedua.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan Nissin Lemonia melalui media
Televisi memiliki tampilan, yaitu diawali dengan Model pertama
memegang Produk Nissin Lemonia dan kemudian Model kedua
mengkonsumsi Produk Nissin Lemonia.
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa Iklan Nissin Lemonia melalui media
Televisi memiliki bagian isi (content), 2 (dua) model muncul satu per satu
dengan latar belakang (setting) yang berbeda. Background-nya disetting
sedemikian rupa sehingga tampak pergerakan manusia – manusia yang
dinamis.
57
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah disebutkan di atas, terdapat
beberapa saran terkait dengan deskripsi iklan televisi Nissin Lemonia dalam periode
2013 melalui media televisi yaitu sebagai berikut:
1. Melihat hasil penelitian menunjukkan bahwa tim kreatif PT. Gala Brand
Expert tidak menjalankan salah satu tahapan strategi periklanan yaitu evaluasi.
Maka saran dari penelitian ini adalah agar untuk ke depannya melakukan
kegiatan evaluasi.
2. Melihat bahwa dalam melakukan kegiatan periklanan tim kreatif PT. Gala
Brand Expert hanya melalui majalah, koran, radio ataupun bioskop saja. Maka
upaya yang perlu dilakukan adalah agar pemasangan iklan Lemonia tersebut
lebih ditingkatkan dengan lebih eksplorasinya pemasangan informasi yang
berkaitan dengan iklan biskuit Lemonia, sebagai contoh dengan menggunakan
iklan media luar ruang seperti billboard.
58
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali pers.
Brannan, Tom. 2005. Integrated Marketing Communication. Jakarta: PPM
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Danial, Akhmad. 2009. Iklan Politik TV Modernisasi Kampanye Politik Pasca
Orde Baru. Yogyakarta: LKis
Durianto, Darmadi, dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Estaswara, B. Helpis. 2008. Think IMC! Efektifitas Komunikasi Untuk
Meningkatkan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & Psikologi Konsumen Implikasi pada Strategi
Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Griffin. 2003. Customer Loyalty. Jakarta: Erlangga
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.
Kennedy, John. E. R Dermawan Soemanagara. 2006. Marketing Communication
Taktik dan Strategi. Jakarta. PT. Buana Ilmu Populer
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Kelompok
Gramedia
Kotler, Phillip & Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga
Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta, PT
Kencana Prenada Media Group.
Kuncoro, Mudradjat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis? Erlangga: Jakarta.
Lane, King & Russel. 2009. Prosedur Periklanan. Jakarta: Indeks
Lee, Monle & Johnson, Carla. 2007. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam
Perspektif Global, Jakarta: Erlangga.
Lovelock, Christopher, Jochen Wirtz dan Jacky Mussry. 2011. Pemasaran Jasa
Manusia, Teknologi. Jakarta : Erlangga.
Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra
Ilmu.
Lovelock, Wirtz & Mussry. 2011. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi.
Jakarta: Erlangga.
Molan, Benyamin. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Moriarty, Mitchell & Wells. 2011. Advertising. Jakarta: Kencana
Morissan, Alexander. 2007. Periklanan Pemasaran Komunikasi Terpadu. Jakarta:
Erlangga
Muhadjir, Noeng. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit
Rave Sarasin.
Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Jakarta: LKis
Piliang, Yasraf Amir. 2010. Semiotika Komunikasi Visual. Bandung: Mizan
Pustaka.
Rangkuti, F. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Ratih Hurriyati, 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
ALFABETA.
Santoso, Sigit. 2009. Creative Advertising. Jakarta: PT. Elex Media Computindo.
Shimp, Terence, A. 2007. Integrated Marketing Communication In Advertising
and Promotion. New York: McGrawHill.
Simamora, Bilson. 2003. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulaksana, Uyung. 2005.Integrated Marketing Communication. Jakarta: Pustaka
Belajar.
Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi. Yogyakarta: Andi.
Swastha, Basu. 2006. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorious. 2012. Service Management
MEningkatkan Layanan Prima. Jakarta: Andi.
West & Turner. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Jurnal:
Dharmayanti, Diah, 2006. “Analisa Dampak Service Performance dan Kepuasan
sebagai Moderating Variable terhadap Loyalitas Nasabah.” Jurnal Ilmiah
Univeritas Petra Surabaya.
Farrah, Fajrianthi Zatul. 2005. “Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas
Konsumen.” Insan, 7 (03), 276-288
Indrayani, Emmy. 2004. “Loyalitas Merek sebagai Dasar Strategi Penentuan
Harga.” Jurnal Ekonomi, 9(03), pp. 168-179.
Kusumawati. 2010. “Analisis Pemakaian Gaya Bahasa pada Iklan Produk
Kecantikan Perawatan Kulit Wajah di Televisi.” Jurnal Penelitian Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sedaghat, et. all. 2012. “The Impact of Promotional Mix Elements of Brand
Equity.” American Journal of Scientific Research. Issue 43, pp. 5-15
Yulianti. 2009. “Periklanan (Advertising) sebagai Sarana Komunikasi Marketing
Dalam Dunia Informasi dan Perpustakaan.” Visi Pustaka, 11(02), pp. 25-31
Skripsi:
Arfianto, Wahyu. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Iklan pada Media Televisi (Studi Pada Iklan Produk Sepeda Motor Honda).
Universitas Diponegoro Semarang.
Bangun, Sukma Ronalt D. 2011. Analisis pengaruh Iklan TV Pocari Sweat
Terhadap Citra Merek (Brand Image). Universitas Sumatera Utara.
Munfaridin. 2010. Analisis Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, dan
Persepsi Kualitas Terhadap Minat Mereferensi Sepeda Motor Suzuki.
Universitas Diponegoro
Novandri, Made. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Iklan
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha pada Harpindo Jaya
Cabang Ngaliyan.
Perbangsa, P. Surya. 2013. Analisis Efektivitas Iklan Pada Media Televisi (Studi
Kasus Pada Produk Vitazone di Universitas Diponegoro). Universitas
Diponegoro Semarang.
Perdana, TB. Putera Adi. 2010. Perencanaan Program Periklanan Pocari Sweat
Kemasan 2 Liter Tahun 2010. Unversitas Indonesia.
Internet:
library.binus.ac.id
Majalah
Majalah Cakram edisi khusus Juni-Juli 2005
Download