ARTIKEL LAPORAN KASUS PENGELOLAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA Tn.A DENGAN POST OP TUMOR PIPI DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD SALATIGA Oleh: DARSO 0131695 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PENGELOLAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA Tn.A DENGAN POST OP TUMOR PIPI DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD SALATIGA Darso1, Joyo Minardo2, Maksum3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran [email protected] 123 ABSTRAK Perawatan luka adalah manajemen pencegahan infeksi pada yang dilakukan untuk mencegah berkembangnya mikroorganisme parasit yang menghambat proses pembentukan jaringan baru pada luka. penulisan laporan ini bertujuan untuk melaporkan study kasus tentang pengelolaan pencegahan resiko infeksi pada Tn. A dengan post op tumor pipi di Ruang Flamboyan II RSUD kota Salatiga. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan data, mengganalisa data, menyusun intervensi dan melakukan implementasi. Intervensi yang diberikan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan pencegahan infeksi. Pengelolaan pencegahan resiko infeksi dilakukan selama 2 hari pada Tn.A. Hasil pengelolaan yang di peroleh tidak terjadi tanda tanda infeksi dan rembesan cairan bewarna merah pada luka jahitan di pipi kiri tidak keluar lagi , nyeri di rasakan berkurang, keadaan umum pasien membaik dan tanda tanda vital pasien dalam batas normal. Saran bagi perawat agar menguasai mengenai konsep konsep keperawatan medical bedah, khususnya dengan pengelolaan pencegahan resiko infeksi dengan penyakit tumor pipi. Kata kunci Kepustakaan : Pencegahan Infeksi, Post Op Tumor Pipi : 23 ( 2004 – 2015) LATAR BELAKANG Tumor merupakan penyakit yang mengkhawatirkan karena menjadi penyebab kematian no tujuh di indonesia dengan persentase 5,7 % dari keseluruhan penduduk indonesia yang meninggal (riset kesehatan dasar 2007). Riset juga menyatakan bahwa setiap 1000 orang terdapat 4 penderita tumor. faktor ini terus meningkat pada tahun tahun berikutnya dalam kurun waktu 10 tahun (2005 - 2015) WHO memperkirakan jumlah kematian akibat tumor rata - rata 8,4 juta setiap tahun dan tahun 2015 mencapai 9 juta jiwa. Tumor adalah istilah umum yang di gunakan untuk menjelaskan adanya pertumbuhan massa (solid/padat) atau jaringan abnormal dalam tubuh yang meliputi tumor jinak ( benigna tumor) dan tumor ganas ( malignant tumor). Tumor ganas lebih di kenal sebagai kanker. Masa ini timbul sebagai akibat dari ketidak- seimbangan pertumbuhan dan regenerasi sel. Pertumbuhan sel yang tidak terkendali disebabkan kerusakan DNA yang mengakibatkan mutasi (perubahan genetik yang bersifat menurun) pada gen vital yang bertugas mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi tersebut mungkin di butuhkan untuk mengubah sel normal menjadi kanker. Mutasi – mutasi tersebut di sebabkan agen zat zat fisik yang dinamakan sebagai karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) maupun di wariskan. Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel satu sel di suatu tempat (unisentrik) tetapi kadang kadang tumor beberapa sel atau organ (multilokuler) pada waktu bersamaan (sinkron) atau berbeda (metakron) selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya tumor disebut dalam fase lokal . akan tetapi jika telah terjadi infiltrasi keorgan sekitarnya 1 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo tumor telah mencapai fase lokal invasif atau lokal infiltratif. Penyebaran lokal ini di sebut penyebaran perkontainum karena masih berhubungan langsung dengan tumor induk nya. Apabila tumor tidak segera ditangani maka akan menimbulkan nyeri (perut), penurunan berat badan, anemia, konstipasi, mual serta muntah. pada pasien yang terkena tumor sehingga tahapan pencegahannya harus dilakukan dengan baik dan benar. Maka dari itu apabila tumor tidak segera ditangani dengan baik dan benar akan dapat menimbulkan banyak komplikasi, seperti kecacatan fisik bahkan bisa menyebabkan kematian. Hal ini menunjukan, berdasarkan data dan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa angka kejadian penyakit tumor pipi termasuk penyakit yang masih langka di Indonesia karena kasusnya yang sangat jarang.Tetapi seiring berkembangnya teknologi dan meningkatnya radikal bebas akan sangat berpengaruh terhadap angka kejadian tumor. Fenomena ini perlu adanya kewaspadaan pada masyarakat terhadap perilaku hidup sehat yang nantinya akan berpengaruh terhadap penyakit tumor sehingga perlu adanya upaya untuk menekan resikio terjadinya tumor. Melihat masalah di atas maka dalam rangka untuk menekan angka kesakitan dan kematian penyakit tumor, penulis melakukan penelitian di RSUD Salatiga, penulis menemukan satu kasus dengan diagnosa penyakit tumor pipi kiri. Dan ini akan mengulas masalah pencegahan infeksi yang akan di bahas dalam Dengan adanya ulasan yang lebih mendalam terhadap penatalaksanaan yang adekuat akan memberikan gambaran dalam upaya mencegah terjadinya infeksi yang berkelanjutan dan meningkatkan derajat kesehatan pasien yang maksimal. Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk membahas kasus ini dalam bentuk karya tulis ilmiah (KTI) pengelolaan pencegahan infeksi pada Tn.A dengan post op tumor pipi kiri di RSUD kota Salatiga. infeksi pada Tn.A dengan tumor pipi, yang telah dilaksanakan selama 2 hari diruang Flamboyan II RSUD Kota Salatiga. Pada bab ini penulis akan membahas lebih dalam mengenai kasus diatas dimulai dari pengkajian sampai evaluasi dan akan membandingkan hasil temuan dan masalah keperawatan dengan teori. Hasil Untuk mengatasi masalah tersebut implementasi yang dilakukan adalah Mengobservasi keadaan umum pasien, Mengkaji ulang karateristik/memonitor luka, mengkaji ulang tanda dan gejala infeksi, melakukan perawatan luka. Pembahasan Pengkajian merupakan suatu pendekatan yang sistematis untuk mendapatkan informasi serta data yang selengkap lengkapnya mengenai klien baik secara subyektif maupun obyektif (Potter & Perry:2006;120). Pengkajian pada Tn. A dilakukan pada tanggal 6 April 2016 diruang Flamboyan II RSUD Kota Salatiga, data di peroleh dari pasien dan keluarga yang mendampingi pasien selama dirawat. Dari hasil pengkajian kasus Tn. A didapatkan keluhan utama nyeri di bagian pipi kiri bekas operasi. Pada pengkajian pada tanggal 6 April 2016, pasien beralamat Ketoyan, Rt 3 Rw 5 Wonosegoro, Boyolali, pasien berumur 20 tahun dan diagnose medis pasien adalah post op tumor pipi. Pada pengkajian selanjutnya yang penting di kaji atau di tanyakan adalah keluhan utama atau keluhan yang dirasakan saat ini atau pada saat dilakukan pengkajian. Keluhan utama saat di kaji pasien mengatakan keluhan yang di rasakan adalah nyeri pada bagian pipi kiri bekas operasi. Selanjutnya dilakukan pengkajian riwayat kesehatan yang meliputi riwayat kesehatan masa lalu, didapatkan Pasien mengatakan terdapat benjolan di pipi kiri sejak kelas 6 SD dan sudah dilakukan pengobatan namun tidak berhasil..Pada pengkajian pola fungsional di dapatkan data pada pola personal hygine pasien menyatakan bahwa pasien mengatakan tidak ada keluhan. Saat ini Metode Pengelolaan Pengkajian Pada bab ini penulis akan membahas tentang pengelolan tentang pencegahan 2 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo pasien selalu menanyakan ke petugas tentang luka post opnya dan balutan luka post nya tampak keluar cairan yang merembes, dan saat di tanya pasien mengatakan nyeri dan terasa panas di bagian luka. Pemeriksaan selanjutnya yang penulis lakukan adalah pemeriksaan fisik pasien. Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan cara berurutan dari kepala sampai dengan kaki. Pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis berfungsi memberikan pedoman umum dalam mengkaji setiap daerah tubuh untuk meminimalkan adanya bagian yang terlewat dalam bagian pemeriksaan. Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran lainnya seperti pemeriksaan semua bagian tubuh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pemeriksaan adanya abnormalitas yang mungkin menunjukkan informasi tentang masalah kesehatan masa lalu, saat ini atau yang akan datang. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah riwayat keperawatan dilakukan sehingga data historis dapat diperkuat. Selain itu, data baru dikumpulkan selama pemeriksaan (Potter & Perry, 2006). Pada pemeriksaan fisik didapatkan data umum pasien tampak normal, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, Respiration Rate 20 x/menit dan suhu tubuh 36,60C. Dalam pengkajian luka post op di dapatkan data terdapat kemerahan pada luka, terdapat rembesan bewarna merah pada balutan dan luka di rasakan terasa panas. menurut penulis data dalam pengkajian luka post op merupakan salah satu tanda dan gejala terjadinya infeksi dan hal ini di dukung oleh Haryono, (2013) yang menyatakan bahwa manispestasi terjadinya infeksi adalah dari tanda kemerahan dan luka di rasakan terasa panas. Intervensi menurut Potter & Perry (2006), adalah respon perawat terhadap kebutuhan keperawatan kesehatan dan diagnosa keperawatan pasien. Tipe intervensi ini adalah suatu tindakan autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk keuntungan pasien dalam cara yang di prediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien. Penulis akan membahas lebih dalam mengenai intervensi yang digunakan untuk mengatasi pencegahan resiko infeksi yang berhubungan dengan luka pembedahan paska operasi. Penulis ini mencoba untuk membandingkan kemungkinan adanya kesenjangan antara teori dengan fakta lapangan atau kasus pada Tn. A mengungkapkan tujuan dan intervensi adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah infeksi dapat teratasi dengan kriteria hasil yaitu : pasien mengatakan luka tidak keluar pus/nanah dan tidak terjadi pembengakan dan kemerahan (Haryono, 2013). Dalam perawatan luka/pergantian balutan, perawatan harus mengetahui jenis balutan, dan jenis perlengkapan yang dibutuhkan untuk perawatan luka. Pengkajian ini dimaksud agar petugas kesehatan dapat mengetahui karateristik luka jahitan serta menurunkan terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan pada luka (Prabowo, 2014). intervensi lain yaitu mengganti balutan luka dengan tehnik steril, rasionalnya melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan basah bertindak sebagai sumbu retrogrgrade, menyerap kontaminan eksternal , memberi antiseptik pada area luka.dan terakhir melakukan kolaborasi dalam pemberian obat analgetik yang bertujuan untuk mengurangi terjafinya resiko infeksi dengan agen obat.Setelah menentukan intervensi keperawatan penulis sudah melakukan implementasi sesuai dengan intervensi keperawatan. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 6 april 2016 pada pukul 09.00 WIB yaitu : Mengobservasi keadaan umum pasien yang bertujuan untuk mengetahui keadaan secara umum pada pasien, karena keadaan umum pasien menggambarkan kondisi fisik pasien saat sebelum melakukan tindakan sehingga bisa di lakukan tindakan lebih lanjut. Mengkaji ulang karateristik/memonitor luka yang bertujuan untuk mengetahui keadaan luka serta untuk mengetahui tingkat kateristik luka yang ada pada pasien. Melakukan perawatan luka dilakukan guna untuk membersihkan bakteri yang terdapat pada luka. Perawatan luka dengan menggunakan prinsip steril yang 3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo berpungsi untuk mencegah terjadinya infeksi yang berkelanjutan dan menimalkan mikroorganiosme yang masuk melaui luka, respon pasien mengatakan nyaman setelah balutan diganti. Implementasi selanjutnya adalah memberikan injeksi cepotaxime 1 gr 12 jam melaui IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar. 24 April 2016. http://depkes.go.id/downloads/riskes das2013/hasil%20riskesdas%202013.p df Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2014). Profil Kesehatan Kota Semarang 2014. www.dinkes-kotasemarang.go.id. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2014). Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang:DinasKesehatanJawaTenga h.http://Dinkesjatengprov.go.id/profil semarang. Prov.JawaTengah._2014.pdf Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Vol 2. Jakarta: EGC. Setiadi.(2008).Konsep dan Proses Keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Prabowo. (2012) Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC 1999. KESIMPULAN Pada bab ini penulis membuat kesimpulan tentang pengelolaan pencegahan infeksi dengan tumor pipi penulis telah melakukan lima langkah proses keperawatan mulai dari proses pengkajian terhadap pasien, menentukan masalah keperawatan, menyusun atau membuat rencana keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, dan evaluasi penulis. Penulis melakukan pengelolaan kasus selama , mulai dari rabu 6 april sampai dengan hari kamis 7 april 2016. Saat memberikan asuhan keperawatan penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diharapkan seperti yang sudah direncanakan .prioritas masalah yang ditentukan pasien yaitu resiko infeksi berhubungan dengan luka eksisi jaringan. Saran Pembaca Di harapkan pembaca untuk lebih memperdalam terutama dibidang ilmu keperawatan dan dapat menambah pengalaman serta keterampilan dalam melaksanakan pengelolaan nyeri terutama pada pasien dengan post op tumor pipi dalam mengembangkan diri dan melaksanakan fungsi perawat. Diharapkan perawat atau tenaga kesehatan lebih mendalami tentang kasus fraktur dan penatalaksanaan dalam penurunan rasa nyeri pada pasien post op tumor pipi. DAFTAR PUSTAKA Black and Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical Managemen For Positif Outcome. Elsevier Soundest Carpenito, L.J. & Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi: 10. Jakarta. EGC 4 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo