peningkatan kapasitas demi prestasi pendidikan - PNPM

advertisement
S
Upaya tersebut tidak akan dapat terlaksana jika tidak ada kerjasama
yang baik antar stakeholder pendidikan. Dalam pembangunan,
kerjasama semua pihak sangat diperlukan apalagi menyangkut orang
banyak. Salah satunya pembangunan di bidang pendidikan.
Pembangunan di bidang pendidikan, bukan hanya menyangkut
pembangunan yang bersifat fisik, tetapi juga pembangunan sumber daya
manusianya. Pembangunan sumber daya manusia yang dimaksud
adalah peningkatan kemampuan guru dan kepala sekolah. Hal tersebut
sangat diperlukan, jika prestasi pendidikannya tidak mau tertinggal
dengan daerah lain.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah agar keberhasilan pembangunan
pendidikan dapat setara dengan daerah lain, pemerintah berusaha
memecahkan masalah pembangunan sektor pendidikan daerah
tertinggal dan khusus ini tidak jauh berbeda dengan daerah lain. Upaya
yang dilakukan tersebut meliputi 3 aspek pendidikan.
Sehubungan dengan peninggkatan kemampuan guru dan kepala
sekolah, Kajian teknis kabupaten yang dibentuk setelah
forum
musyawarah Sosialisasi Kabupaten telah bekerja dengan baik. Artinya,
kerja kajian teknis ini, di bidang pendidikan, sudah berpikir terbuka.
Terbuka akan kemajuan dan teknologi di bidang pendidikan. Sehingga,
hasil kajiannya pun lebih banyak berorientasI pada pengembangan
kapasitas guru dan kepala sekolah.
PENINGKATAN KAPASITAS
DEMI PRESTASI PENDIDIKAN
KM-Kab. Bid. Pendidikan : Dadang Suwardi, S.Pd.
alah satu tujuan dari program P2DTK di bidang
pendidikan adalah peningkatan pendidikan untuk
daerah tertinggal dan khusus atau belum
terjangkau pembangunan sektor pendidikan.
1. Akses,
yaitu
perluasan
kesempatan pendidikan melalui
penambahan jumlah sekolah dan
memberikan kesempatan kepada
anak untuk tetap bersekolah;
2. Mutu, yaitu meningkatkan mutu
pendidikan untuk memperbaiki
kualitas pendidikan melalui proses
pembelajaran dan pendidikan,
guru, sarana, dan prasarana;
3. Manajemen, yaitu pemantapan
manajemen
yang
terbuka,
partisipatif,
dan
dapat
dipertanggungjawabkan
untuk
mengembangkan kapasitas atau
kemampuan pengelola pendidikan
di segala tingkatan.
Kajian Teknis, yang
Berasal dari Unsur
Perencanaan Dinas
dan Bappeda Harus
Terbuka Terhadap
Kemajuan dan
Perkembangan
Teknologi Pendidikan
Pada program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
bidang pendidikan, Tim Kajian Teknis menghasilkan gagasan mengenai
peningkatan kapasitas guru dalam menerapkan metode belajar PAKEM
atau CTL. Dimana gagasan mengenai metode Belajar dan Manajemen
Sekolah tersebut berasal dari gagasan dan permasalahan yang muncul
dari pelaku pendidikan tingkat bawah, dalam hal ini guru dan komite
sekolah. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan) merupakan metode pembelajaran yang saat ini sedang
digalakkan pemerintah, melalui Dinas Pendidikan. Pada Pembelajaran
PAKEM atau CTL (Contextual Teaching Learning) adalah pembelajaran
yang menuntut guru lebih kreatif dalam mengajar. Selain itu, dengan
penerapan PAKEM yang baik dapat membuat siswa jadi kreatif dan
berani mengungkapkan gagasan dan pendapatnya di kelas. Suasana
belajar yang tercipta jadi lebih menyenangkan.
Bukan hanya siswa yang menjadi kreatif, guru pun dituntut kreatif dalam
mengajar. Kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran, kreatif
dalam menggali pendapat dan kemampuan siswa, kreatif dalam
menyediakan dan menggunakan alat bantu ajar. Guru pun harus kreatif
agar materi ajar yang diberikan menjadi efektif. Efektif akan waktu
belajar, efektf akan penggunaan alat bantu ajar, efektif dalam mengolah
suasana belajar. Kefektifan dan kekreatifan guru ini tidak terlepas dari
tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Kefektifan penerapan metode belajar PAKEM atau CTL ini tidak akan
berjalan sesuai harapan jika tidak didukung oleh menejemen sekolah
yang baik, serta keterlibatan aktif dari komite sekolah. Hal tersebutlah
Dalam MBS, Kepala Sekolah dituntut terbuka dan
kooperatif kepada pengguna jasa Pendidikan di sekolahnya
yang tampaknya dipikirkan oleh kajian teknis bidang pendidikan.
Apa yang dipikirkan oleh kajian teknis ini memunculkan gagasan akan
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS. Penerapan MBS
oleh Kepala Sekolah ini adalah metode manajemen di bidang pendidikan
yang sedikit banyaknya menuntut kemandirian sekolah dalam mengelola
segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan di sekolah
tersebut. Kepala sekolah harus dapat memanajemen pola pembelajaran,
memanajemen kedisiplinan guru dalam mengajar, sampai pada
kerjasama dengan komite sekolah.
Jika penenerapan MBS ini dapat berjalan dengan baik, maka sekolah
tidak lagi tergantung pada bantuan pemerintah daerah atau pusat. Tetapi
sekolah sudah dapat mengupayakan secara mandiri kebutuhan
sekolahnya, termasuk di dalamnya yang berhubungan dengan
pendanaan.
Lalu bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
terutama yang berhubungan dengan pendanaan?
Peran serta masyarakat, atau komite sekolah, sangat diperlukan dalam
menunjang proses pembelajaran di sekolah. Demikian juga kerjasama
antara sekolah dengan komite sekolah sangat dibutuhkan guna
pemenuhan kebutuhan sekolah. Hal tersebut dilakukan semata-mata
untuk kepentingan belajar siswa. Jika hal tersebut dapat berjalan dengan
baik, maka akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Guru pun
dapat berkreatifitas dalam mengajar karena mendapat dukungan penuh
dari kepala sekolah dan komite sekolah. Demikian juga kepala sekolah,
jika sejak awal rencana program pengembangan sekolah melibatkan
komite sekolah, maka ketika sekolah ingin menjalankan programprogram sekolah komite sekolah akan segera membantu. Jika kerjasama
sekolah dan komite sekolah sudah terjalin dengan baik, maka tidak ada
lagi keluhan sekolah akan keluhan pendanaan ketika akan melaksanaka
program pengembangan sekolahnya.
Dengan MBS, kepala sekolah dituntut terbuka dan kooperatif kepada
masyarakat pengguna jasa pendidikan di sekolahnya, dalam hal ini
diwakili oleh komite sekolah. Sekolah pun harus terbuka mengenai
segala sesuatu yang akan dijalani kepada komite sekolah. Sekolah pun
harus mau bekerjasama dengan komite sekolah ketika saat
merencanakan program pengembangan sekolah sampai pada saat ingin
melaksanakan program tersebut, kepala sekolah harus mau
mengundang dan mengajak komite sekolah. Hal itu dilakukan sematamata demi kepentingan belajar anak didik, yang notabene anak dari
anggota komite sekolah yang bersangkutan.
Komite sekolah pun harus bersedia mengulurkan bantuannya untuk
sekolah jika sejak awal sudah terlibat dalam perencanaan program
pengembangan sekolah. Jika komite sekolah terlibat aktif, maka tidak
akan ada lagi komite sekolah yang hanya dibutuhkan hanya stempelnya
saja.
Selain memunculkan gagasan mengenai penguatan kapasitas guru
dalam metode belajar PAKEM/CTL dan penguatan kapasitas kepala
sekolah dalam menerap MBS. Digagas juga kajian mengenai Pilot
Project Pendidikan untuk SD dan SMP. Dalam Penerapannya Pilot
Project ini mencoba mengadopsi dari sekolah lain melalui studi banding
mengenai
penerapan
PAKEM/CTL
dan
penerapan MBS serta
keterlibatan
Komite
Sekolah. Harapan kajian
mengenai Pilot Project ini
nantinya akan menjadi
contoh
bagi
sekolah
mengenai
penerapan
PAKEM/CTL
dan
penerapan
am
mengajarMBS
serta
keterlibatan
Komite
Sekolah.Guru-guru dalam
Pilot project ini terlebih
dahulu
dilatih
tentang
penerapan
metode
PAKEM. Pelatihan yang diberikan pun lebih banyak menggali kekreatifan
guru dalam mengajar. Karakter guru pada pelatihan ini dibentuk
sedemikian rupa agar menjadi guru profesional dalam mengajar.
Pelatihan pun diberikan pada Kepala Sekolah agar dapat lebih
profesional dalam memanajemen sekolahnya.Bukan hanya guru dan
Kepala Sekolah, dalam pilot project ini komite sekolah pun diberikan
pelatihan. Pelatihan Komite Sekolah ini bertujuan agar komite sekolah
dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Selain itu,
dibangun juga jiwa gotong royong dan kerjasama antara Komite Sekolah
dan Kepala Sekolah.
sendiri. UPKD kemudian membentuk Tim Pelaksana Swakelola untuk
melaksanakan pekerjaannya.
Seluruh kegiatan yang telah digagas oleh Tim Kajian Teknis Bidang
Pendidikan
kemudian
dilaksanakan
dan
diimplementasikan
pelaksanaannya oleh UPKD atau Unit Pelaksana Kegiatan Dinas
Pendidikan. UPKD yang terdiri dari unsur dinas, Dewan Pendidikan, LSM
dan Masyarakat ini kemudian bekerja melaksanakan apa yang telah
digagas oleh Tim Kajian Teknis setelah disusun Rencana Pelaksanaan
dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) oleh Tim yang bernama Tim Desain
dan RAB. Pad Pelaksanaannya pun UPKD Pendidikan tidak bekerja
Perlu adanya studi kelayakan akan apa yang telah dilakukan. Studi
sebelum guru atau kepala sekolah dilatih dan studi setelah guru dan
kepala sekolah dilatih. Atau bisa juga studi kelayakan, sebelum Program
P2DTK dan setelah Program P2DTK di terapkan di suatu daerah
tertinggal. Agar apa yang telah dilakukan tidak sia-sia (#DS#)

Karakter Guru Pada Pelatihan
ini Dibentuk Sedemikian Rupa
agar Menjadi Guru yang
Profesional dalam Mengajar

Lalu Apa yang dikerjakan oleh UPKD?
UPKD Pendidikan dalam hal ini mengelola dan mengkoordinasikan serta
memonitoring pelaksanaan kegiatannya agar sesuai dengan Desain dan
RAB nya. Semua kegiatan yang dilaksanakan oleh TPS (Tim Pelaksana
Swakelola) kemudian dilaporkan kepada TPK atau Tim Pengelola
Kegiatan yang kemudian dilaporkan kembali ke Tim Koordinasi
Kabupaten.
Apa Manfaat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan UPKD
Pendidikan?
Guru-guru yang telah dilatih mengenai metode belajar, selalu
dimonitoring dan dievaluasi oleh Tim Monitoring yang dibentuk oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten dan UPKD. Demikian juga halnya dengan
penerapan MBS oleh Kepala Sekolah.
Monitoring yang dilakukan adalah untuk memastikan apakah hasil-ghasil
pelatihan telah dilaksanakan dengan baik atau belum. Jika hasil pelatihan
telah dlaksanakan dengan baik oleh guru dan kepala sekolah maka akan
berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Diharapkan dari
penerapan hasil pelatihan yang dilaksanakan UPKD berdampak pada
peningkatan prestasi belajar siswa sekolah dari guru atau kepala sekolah
yang dilatih.
Download