Communication Model: The Sender

advertisement
VARIABEL-VARIABEL KOMUNIKASI
DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Disusun Oleh: IDA YUSTINA
Variabel yang memengaruhi proses komunikasi dalam
pelayanan kesehatan:
1. Emphaty
2. Control
3. Trust
4. Self-disclosure
5. Confirmation
1. Empati
■ Merupakan variabel yang paling penting dalam setiap
komunikasi; tanpa empati, komunikasi antarmanusia
menjadi kurang bermakna.
■ Empati didefinisikan sebagai proses “feeling into”
■ Melalui empati seseorang menjadi mengerti pikiran
dan perasaan orang lain.
■ Empati berbeda dengan konsep simpati
Empati dan simpati
■ Simpati merupakan perhatian, kesedihan atau rasa
kasihan yang diperlihatkan seseorang kepada orang
lain; ekspresi seseorang tentang kesulitan yang
dihadapi orang lain.
■ Empati merupakan upaya merasa yang dialami orang
lain, berupaya memahami perasaan orang lain dari
sudut pandang orang tersebut.
■ Empati berfokus pada klien dengan masalahnya;
sedangkan simpati fokusnya berubah menjadi
pendengar.
2. Control
■ Control merupakan bagian yang terintegrasi dalam
setiap peristiwa komunikasi dan merupakan
komponen intrinsik dalam setiap interaksi manusia.
■ Ketika seseorang dipengaruhi atau memengaruhi
orang lain, aspek control ada dalam proses itu.
■ Melalui komunikasi, antar tenaga kesehatan maupun
tenaga kesehatan dengan klien membangun
hubungan siapa yang berada dalam control, dan siapa
yang paling mampu memengaruhi hubungan dalam
situasi yang ada.
■ Jika individu dalam hubungan tersebut dapat membagi
pengertian yang sama dalam relasi controlnya, maka
komunikasi interpersonalnya akan lebih efektif.
3. Trust
■ Dalam konseling, variabel ini sangat menentukan
dalam membangun hubungan yang efektif.
■ Trust/ kepercayaan merupakan ekspektasi
individu di mana orang tersebut dapat
mengandalkan perilaku komunikasi orang lain.
■ Trust adalah penerimaan terhadap orang lain
tanpa melakukan judging (penilaian) terhadap diri
mereka.
Trust
■ Dalam pelayanan kesehatan, trust sangat penting
bagi klien karena klien sering merasa tidak dibantu,
sangat rentan, dan butuh dukungan.
■ Adanya kepercayaan yang dibangun oleh tenaga
kesehatan akan menjadi jembatan untuk
membangun hubungan yang dapat mengurangi
perasaan kerentanan dan keberadaan klien.
■ Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa :
– Kredibilitas sumber dapat menjadi faktor
terciptanya trust.
Adapun faktor-faktor yang membangun
kredibilitas tersebut adalah inteligensi dan
karakter.
 Kita akan percaya dengan orang yang
melakukan tindakan-tindakan positif,
konsisten, dan cara-cara yang dapat
dipercaya.
 Kita akan percaya dengan orang yang baik,
jujur, menghargai orang lain, penuh
pertimbangan, setia
Aplikasi Trust dalam Health Care
■ Dua hal positif yang muncul ketika terjadi trust dalam
hubungan interpersonal:
1. Menolong seseorang dalam merasakan keamanan
dan keterhubungannya dengan orang lain, sehingga
dia merasakan tidak sendiri dan bahwa orang lain
peduli terhadap mereka. Dampak dari adanya rasa
aman ini sangat penting bagi klien.
2. Menciptakan iklim yang suportif dalam hubungan
sehingga mengurangi komunikasi defensif. Adanya
trust membuat orang lebih terbuka dan jujur tentang
sikap, perasaan, dan nilai-nilai mereka. Dampak dari
iklim yang suportif ini baik buat klien dan tenaga
kesehatan.
Kategori perilaku komunikasi yang
menghasilkan trust dan distrust
Defensive Climates
Supportive Climates
1. Evaluation
2. Control
3. Strategy
4. Neutrality
5. Seperiority
6. Certainty
Description
Problem orientation
Spontaneity
Empathy
Equality
Provisionalism/flexible/
openness
4. Self-Disclosure
■ Self Disclosure merupakan:
– Komunikasi yang intim, atau tindakan
membuka informasi pribadi kepada orang lain.
– Proses di mana seseorang menyampaikan
informasi pribadi, pikiran, dan perasaannya
kepada orang lain.
■ Hasil studi Jourard’s tentang Self- Disclosure
– Bahwa self-disclosure memberi benefit buat
seseorang karena memungkinkan mereka untuk
menemukan makna dan arah dari kehidupan
mereka.
– Seseorang akan semakin sehat selama mereka
dapat mengembangkan hubungan antar
manusia di mana di dalamnya terdapat selfdisclosure.
■ Hasil-hasil studi lainnya menyatakan bahwa SelfDisclosure terbentuk atas 5 aspek/dimensi:
– Intention
– Amount
– Valence
– Honesty
– Depth
■ Intention  merujuk pada keinginan seseorang untuk
terbuka kepada orang lain
■ Amount  merujuk pada jumlah informasi yang disampaikan
kepada orang lain; semakin banyak informasi yang
disampaikan menunjukkan bahwa orang tersebut sangat
membuka diri
■ Valence  merujuk pada derajat positif atau negatifnya
seseorang dalam membuka diri; jika seseorang cenderung
membuka aspek positif maka nilainya akan positif,
sedangkan jika tak disukainya akan negatif
■ Honesty  merujuk pada keakuratan keterbukaan
seseorang pada orang lain; apa yang disampaikan sesuai
dengan pikiran dan perasaannya
■ Depth  merujuk pada tingkat kedalaman dari isi yang
disampaikan seseorang kepada orang lain
5. Confirmation
■ Setiap peristiwa komunikasi terjadi dalam 2 level:
content dan relationship
■ Confirmation terdapat dalam level relationship
■ Confirmation meliputi dimensi empathy, sharing
control, menunjukkan kepercayaan, dan
keterbukaan pikiran dan perasaan seseorang
terhadap orang lain.
■ Confirmation merujuk pada komunikasi yang
memungkinkan orang lain menilai dirinya secara
utuh sebagai manusia yang unik.
5. Confirmation
■ Melalui komunikasi dengan menggunakan
confirmation, tenaga kesehatan dapat menolong
kliennya untuk keluar dari perasaan tidak dihargai,
ditolak, diasingkan.
■ Respons confirmation menunjukkan pada orang
lain penghargaan langsung, persetujuan tentang
content, dukungan, clarification, dan menunjukkan
perasaan yang positif.
Conceptual Frameworks of Empathy
Ada empat pendekatan dalam menjelaskan
konsep empati:
1. Rogerian framework
2. An interpersonal perception framework
3. A personality framework
4. Perceived empathy framework
1. Rogers Framework
■ Menurut Rogers, empati merupakan salah satu kondisi
utama untuk suksesnya psychotherapy; dan merupakan
elemen utama dalam membangun hubungan.
■ Empati dalam hal ini meliputi kognitif, afektif, dan
komunikasi.
– Cognitive perceptual process meliputi pengamatan
terhadap perilaku klien dan proses dalam
memperoleh informasi.
– Proses afektif meliputi sensitivitas terhadap
perasaan klien.
– Komunikasi berfokus pada bahasa dan respons dari
therapist.
2. Interpersonal perception perspective
■ Dalam pendekatan ini empati merupakan proses
perseptual yang terjadi pada individu sebagai upayanya
dalam merasakan atau memahami kepercayaan, sikap,
dan nilai-nilai orang lain.
■ Empati dilihat sebagai kemampuan umum di mana
setiap orang memilikinya dalam tingkatan yang
berbeda-beda.
■ Kekuatan dari pendekatan ini adalah penekanannya
yang melakukan pengukuran: seberapa akurat persepsi
seseorang terhadap sikap orang lain sesuai dengan
sikap yang sebenarnya (aktual) dimiliki orang lain
tersebut.
3. Personality Framework
■ Empati merupakan salah satu ciri kepribadian di
antara sifat-sifat lainnya, seperti dogmatism,
introversion-extroversion, atau dominankepatuhan.
■ Empatic person adalah orang yang
menunjukkan pengertian dengan tingkatan yang
relatif tinggi terhadap orang lain.
■ Para ahli personality tidak memberi perhatian
pada aspek keterampilan komunikasi atau
keakuratan persepsi.
4. Perceived Empathy
■ Perceived empathy merupakan perasaan individu
yang dirasakan orang lain secara akurat.
■ Perceived empathy terjadi sepenuhnya dalam diri
receiver.
■ Perceived empathy merupakan satu dari tujuan
utama dalam proses menolong.
■ Keempat kerangka tersebut berfokus pada aspek yang
berbeda dalam proses komunikasi.
■ The personality berfokus pada ciri empati yang terjadi
pada source; Rogerian pada pesan empatik yang
disampaikan; interpersonal fokus pada akurasi persepsi
source terkait dengan pikiran dan perasaan receiver
(channel); dan perceived empathy berfokus pada receiver
dan perasaan receiver yang perlu dimengerti.
■ Empati dengan demikian merupakan konsep yang
kompleks dan dapat terjadi dalam proses komunikasi.
Dibutuhkan keterampilan mengobservasi; komunikasi;
mempersepsi; sensitivitas emosional, dan perhatian
dalam melakukannya.
Empati dalam perspektif klien
■ Para peneliti telah menunjukkan bahwa empati yang
ditunjukkan health professional menghasilkan dampak
positif dalam pengobatan pada kliennya.
■ Ekspresi simpati membantu klien dalam memuaskan
kebutuhan mereka untuk dimengerti.
■ Kebutuhan klien : mulai dari phsyiological-psychosocial.
■ Menunjukkan empati  mengurangi perasaan klien dari
keterasingan dan perasaan sendiri dalam kesulitan yang
mereka hadapi.
Empati dalam perspektif tenaga
kesehatan
■ Bagi tenaga kesehatan, empati memungkinkan
mereka untuk memperbaiki keakuratan komunikasi
dengan klien dan mengurangi masalah-masalah
dalam komunikasi dengan tenaga kesehatan
lainnya.
■ Empati membantu tenaga kesehatan melihat
problem/masalah yang terjadi pada klien dan orang
lainnya secara lebih jelas.
■ Empati membantu dalam membangun hubungan
interpersonal yang efektif satu dengan lainnya.
Download