PEMBIAYAAN HUTANG DAN SAHAM PREFEREN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II Semester 4 Dosen Pengampu : Ninnasi Muttaqin, S.MB., M.SM Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. Allan M. Egal Yuyun Ariani Asrul Fitria Dewi Rodhatul Z. Mustafid Riza (5130015001) (5130015009) (5130015012) (5130015017) (5130015039) SI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA TAHUN AJARAN 2015/2016 PEMBAHASAN 1. SAHAM PREFEREN a. Penggunaan Saham Preferen Dalam Keputusan Pembiayaan Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59). b. Macam-Macam Saham Preferen : Saham preferen kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya. Saham preferen tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan mendapat prioritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak akan dibayar ditahun kemudian. Saham preferen partisipasi . Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks) . Adalah saham preferen yang dapat diukur dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa. Bagi para pemegang saham, saham preferen lebih merupakan instrumen yang mendorong leverage seperti halnya hutang. Bagi para kreditor saham preferen merupakan modal tambahan. Jadi, saham preferen ini dapat diperlakukan sebagai hutang atau sebagai kepemilikan tergantung pada segi permasalahan yang dipertimbangkan. 1. Prioritas terhadap Aktiva dan Laba Kita jumpai dua ketentuan yang ditetapkan untuk mencegah agar hak prioritas ini dipatuhi. Pertama ialah bahwa tanpa persetujuan pemegang saham preferen, tidak boleh diterbitkan surat-surat berharga yang mempunyai hak klaim yang lebih tinggi atau sama. Yang kedua ialah adanya laba yang ditahan. Perusahaan harus memiliki jumlah minimum laba ditahan sebelum dividen saham biasa boleh dibagikan. 2. Dividen Kumulatif Sebagian besar emisi saham preferen selalu memberikan apa yang disebut dividen kumulatif, yang artinya bahwa seluruh dividen saham preferen yang belum terlunasi harus diselesaikan sebelum perusahaan membayar dividen saham biasanya. Fasilitas kumulatif dalam saham preferen merupakan sarana untuk melindungi kepentingan pemegangnya. Seandainya saham preferen tidak memiliki fasilitas kumulatif, dividen saham perusahaan mungkin saja tidak dibayarkan selama beberapa tahun. c. Evaluasi Saham Preferen Dilihat dari Sudut Pandang Keunggulan yang bisa dinikmati oleh pihak perusahaan emiten saham preferen adalah: Berlawanan dengan obligasi, perusahaan tidak terikat untuk membayar dividen saham preferen. Sebuah perusahaan yang ingin memperluas usahanya karena tingkat labanya cukup tinggi dapat memberikan laba yang lebih tinggi bagi para pemilik pertama. Dengan menjual saham preferen, manajer keuangan perusahaan dapat menghindarkan pembagian saham yang merata. Mengijinkan perusahaan untuk menghindari pemegang saham preferen ikut Saham Preferen memungkinkan perusahaan mencadangkan aktiva perusahaan yang bernilai hipotik. Sifatnya lebih luwes dibandingkan obligasi karena tidak memiliki jatuh tempo dan juga tidak harus disediakan cadangan pelunasan hutang. Sedangkan kelemahan dari saham preferen bagi pihak perusahaan emiten sebagai berikut: Pada umumnya saham preferen harus dijual dengan tarif yang lebih tinggi dibanding obligasi. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham preferen tidak bisa dikurangkan. Biaya saham preferen setelah pajak seringkali sama besar dengan jumlah dividennya. Bagi investor, saham preferen memiliki beberapa keunggulan seperti berikut: Saham preferen menghasilkan hasil yang relatif stabil. Pemegang saham preferen lebih diprioritaskan dibanding pemegang saham biasa pada kasus likuidasi. Banyak perusahaan lebih sering menginvestasikan uang dalam saham preferen karena 70 atau 80 persen dari dividen yang diterima tidak terkena pajak. Bagi investor, saham preferen memiliki beberapa kelemahan seperti berikut: Meskipun para pemegang saham preferen kurang terpengaruh oleh resiko kepemilikan perusahaan namun hasil pengembalian yang diperoleh sangat terbatas. Fluktuasi harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi, tetapi hasil yang diperoleh sering lebih sedikit dibanding bunga obligasi. Para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak paksa atas dividen. Jumlah akumulatif dividen yang tertunggak, yang diselesaikan dengan pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terhutang. d. Penarikan Kembali Hutang Atau Saham Preferen Hampir seluruh emisi obligasi dan emisi saham preferen memiliki fasilitas opsi tarik sehingga, jika diperlukan dapat dilakukan “paksaan” untuk menarik kembali surat berharga mereka dengan premi opsi tarik. Arus kas setelah pajak memiliki tiga komponen (diasumsikan bahwa tidak ada biaya-biaya transaksi). Premi opsi tarik. Emisi hutang baru. Tambahan pokok dari hutang. e. Keputusan pembiayaan dengan saham Preferen : Bila laba cukup tinggi (> WACC), perusahaan lebih menguntungkan hutang daripada saham preferen. Bila laba dan penjualan perusahaan berfluktuasi, maka lebih menguntungkan menggunakan saham preferen. Pembiayaan saham preferen tepat bila jumlah hutang sudah cukup tinggi sehingga perusahaan sulit untuk dapat tambahan hutang. Lebih disenangi pemilik saham biasa karena tidak akan merubah pengendalian perusahaan. 2. HUTANG DAN SAHAM PREFEREN Surat berharga dengan laba tetap dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu jangka panjang dan jangka pendek, dengan jaminan dan tanpa jaminan, yang dapat diperjualbelikan dan yang tidak dapat diperjualbelikan, berpartisipasi dan tidak berpartisipasi, senior dan junior, dan lain sebagainya. 3. INSTRUMEN-INSTRUMEN PEMBIAYAAN HUTANG JANGKA PANJANG, 1. Obligasi (bond). Surat promes jangka panjang yang simpel. 2. Hipotek (mortagage). Pinjaman jangka panjang dengan jaminan harta tak bergerak. 3. Debenture (obligasi tanpa jaminan). Obligasi jangka panjang yang tidak dijamin dengan harga tak bergerak tertentu. 4. Indenture. Hubungan jangka panjang antara kreditor dan debitor dari sebuah promes jangka panjang ditetapkan dalam suatu dokumen. 5. Wali (trustee). Untuk memperlancar komunikasi antara pihak emiten dan para pemegang obligasi yang kadang-kadang bisa berjumlah ribuan orang, diciptakan struktur perwalian (trusteeship) untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi. 6. Persyaratan opsi tarik (call provision). Perusahaan emiten diberikan hak ntuk menebus kembali obligasinya. Persyaratan inisecara umum menetapkan bahwa perusahaan harus membayar jumlah tebusan di atas nilai nominal obligasi, jumlah lebih ini didefinisikan sebagai premi opsi tarik (call premium). 7. Dana cadangan pelunasan hutang (sinking fund). Fasilitas yang secara berkala ditujukan untuk menebus obligasi perusahaan. 8. Hutang berdana (funded debt). Hutang berdana tidak lain hanyalah isitilah bidang keuangan, yang artinya hutang jangka panjang. B. Obligasi dengan jaminan (secured bonds) 1. Prioritas klaim Hipotik senior memiliki klaim yang didahulukan atas aktiva dan laba perusahaan. Misalnya hipotik senior dari perusahaan kereta api, kalimnya atas tanah dan aktiva perusahaan kereta api menduduki urutan pertama. 2. Hak untuk mengemisikan surat berharga tambahan Obligasi hipotik dapat diklasifikasikan dalam kaitannya dengan hak untuk menerbitkan obligasi tambahan, yang dijamin dengan aktiva perusahaan yang sama. Yaitu hipotik tertutup, terbuka, dan terbuka yang terbatas. 3. Lingkup hak-gadai (scope of the lien) Hak gadai ditetapkan terhadap aktiva perusahaan tertentu. Untuk hak gaddai khusus, jaminan hipotik pertama dan hipotik kedua merupakan aktiva perusahaan yang ditentukan secara khusus pula. Sebaliknya, jenis hipotik lain, yaitu hipotik umum (blanket mortagage) dijamin oleh seluruh aktiva tak bergerak yang dimiliki oleh perusahaan. C. Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds) 1. Debenture Debenture merupakan salah satu bentuk utama hutang tanpa jaminan, dimana tidak ada hak gadai yang diikatkan ke aktiva tertentu perusahan emiten obligasi. Penggunaan debenture tergantung pada jenis dari perusahaan yang ada dan kekuatan kredit perusahaan secara umum. Sebuah perusahaan yang memiliki posisi kredit sangat kuat mempunyai kemampuan untuk menerbitkan debenture. Sebaliknya jika posisi kreditnya sangat lemah, sehingga tak ada aktiva yang tersisa untuk ditanggungkan, perusahaan tidak mempunyai pilihan lainnya selain debenture, semua aktivanya telah dibebani. 2. Debenture yang disubordinasi (subordinated debentures) Hutang bersubordinasi memiliki klaim yang prioritasnya nomor dua setelah hutang bukan subordinasi manakala perusahaan itu dilikuidasi. Debentrure dapat disubordinasi di bawah wesel bayar biasanyapinjaman bank atau dibawah hutang lainnya. 3. Obligasi pendapatan (income bonds) Diterbitkan pada saat suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan dari sejarah perkembangannya, tidak mungkin mampu memenuhi biaya tetap diwaktu akan datang, secara lebih umum, obligasi pendapatan ini merupakan alat hutang yang memberi kelonggaran pada saat laba perusahaan tidak cukup untuk membayar hutangnya. 4. FRN (floating rate notes-suku bungan mengambang) FRN adalah suatu alat yang dikembangkan untuk mengurangi risiko suku bunga yang tinggi tetapi mudah berubah. Suku bunga FRN ini akan bervariasi di atas suku bunga jangka panjang atau jangka pendek yang ditetapka departemen keuangan AS. Suku bunga FRN biasanya tetap atau dijamin melebihi jumlah minimum yang ditetapkan untuk pertama kalinya, dan kemudian disediakan cara berkala dengan perkembangan tingkat bungan dari departemen keuangan AS. D. NILAI OBLIGASI DAN FLUKTUASINYA Bahwa kepekaan harga obligasi terhadap suku bunga bukan tergantung pada periode jatuh temponya saja, tetapi juga pada pola yang pasti dari arus kas yang dijanjikan kepada para investor. 1. Tenggang waktu (duration) Secara formal adalah sebagai persentase perubahan dari harga sebuah obligasi dalam kaitannya dengan persentase perubahan dari suku bunga, jadi tenggang waktu dapat dikatakan sebagai ukuran elastisitas harga. Implikasi tentang waktu bagi para manajer keuangan adalah, mereka perlu memperhatikan tidak hanya saat jatuh tempo obligasi tetapi juga pola arus kas obligasiagar diperoleh penilaian yang akurat dari kepekaan terhadap fluktuasi suku bunga. E. Biaya hutang jangka panjang Dalam menghitung nilai obligasi, tarif diskonto yang kita gunakan adalah tingkat hasil pengembalian atas obligasi, yang bagi penerbit obligasi merupakan biaya hutang jangkapanjang. F. Karakteristik hutang jangka panjang 1. Dalam segi risiko, hutang dipandang lebih menguntungkan dibangding saham biasa atau saham preferen karena hutang memberi prioritas dalam hal laba dan juga dalam hal likuidasi. Hutang juga memiliki masa jatuh tempo yang pasti dan dilindungi oleh akat (covenants) dari indenture. 2. Dalam segi laba, para pemegang obligasi memiliki hasil pengembalian tetap, kecualidalam kasus obligasi pendapatan (income bonds) atau surat hutang dengan suku bunga mengambang. Pembayaran bungan tidak tergantung pada tingkat laba perusahaan atau suku bunga pasar yang sedang berlaku. 3. Dalam segi kendali, pemegang obligasi biasanya tidak memiliki hak suara. G. Keputusan dalam penggunaan hutang jangka panjangPertanyaan-pertanyaan yang menyangkut keputusan tentang penggunaan hutang modal sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. Berapa rasio optimal dari total hutang terhadap total aktiva? Berapa bauran terbaik antara hutang jangka pendek dengan hutang jangka panjang? Apakah suku bunga harus tetap atau bervariasi? Apakah hutang harus diberi jaminan atau tidak? Keempat pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab. Suatu perusahaan harus mempunyai struktur modal optimal, atau mungkin jajaran modal yang optimal, dan biayaratarata modalnya akan lebih tinggi seandainya perusahaan tidak menggunakan hutangnya secara optimal.Jika suatu perusahaan sedang mempertimbangkan penggalian modal eksternal yang baru dan harus memilih antara hutang atau saham, berarti perusahaan tersebut sedang mengkaji rasio hutangnya dalam kaitan dengan rasio hutang optimal.Secara umum, kebijakan yang biasa berlaku adalah menggunakan terus hutang jangka pendek. Aktiva seperti ini merupakan strategi dengan risiko rendah karena baik laba operasi maupun suku bunga pasar cenderung naik jika keadaan perekonomian membaik dan turun jika terjadi resesi. Sebagai alternatif, penggunaan hutang jangka panjang dan berbungan tetap akan lebih agresif karena laba akan lebih tinggi dalam perekonomian yang baik dan menurun tajam dalam perekonomian resesi.Pemilihan antara hutang dengan suku bunga tetap versus gutang dengan suku bunga bervariasi akan mempunyai efek yang sama seperti pemilihan antara hutang jangka panjang versus hutang jangka pendek. Hutang dengan suku bunga bervariasi lebih merupakan alat yang konservatif sepanjang suku bunganya berkorelasi positif dengan kondisi-kondisi pasar secara umum. Jika sampai mengalami korelasi negatif antara suku bunga dan laba perusahaan, hutang dengan suku bunga bervariasi akan menjadi strategi hutang yang lebih berisiko.Pemilihan antara hutang dengan jaminan versus hutang tanpa jaminan biasanya tergantung pada jenis aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Jika aktiva dapat dilikuidasi mendekati nilai pasarnya atau perusahaan tidak terlalu merugi, sebaiknya perusahaan memakai bentuk hutang dengan jaminan. Tetapi jika aktiva hanya dinilai tidak melebihi nilai residunya, maka hutang tetap dalam bentuk hutang tanpa jaminan.H. Hakikat saham preferenSaham preferen memiliki klaim dan hak di atas hak dan klaim saham biasa, tetapi di bawah obligasi. Keistimewaan saham ini terletak dalam klaim atas laba perusahaan, klaim atas aktiva juka perusahaan mengalami likuidasi, atau posisi yang lebih istimewa dalam hal laba dan aktiva perusahaan. Arus deviden dari saham preferen. 4. PENGGUNAAN SAHAM PREFEREN INVESTOR Seperti yang telah dijelaskan, ada dua jenis saham beredar yang dikenal publik, yakni saham biasa dan saham preferen. Jika anda membeli saham biasa suat perusahaan, itu berarti anda sebagai pelaku investasi saham, berada di urutan buncit untuk hak menerima dividen atas keuntungan perusahaan terkait jika dilikuidasi, dan tidak memiliki hak-hak istimewa. Biasanya, dividen akan dibagikan kepada investor jika perusahaan sudah mengalami keuntungan atau laba. Nah, jika anda memutuskan untuk membeli saham jenis preferen, maka kecenderungannya adalah anda mendapat keuntungan tetap, yang diperoleh dari bunga. Saham preferen merupakan gabungan dari obligasi dengan saham biasa, dan cenderung lebih sulit untuk diperjual belikan. Mengapa demikian? Hal tersebut karena jumlah saham preferen yang beredar lebih sedikit, namun si pemegang saham memiliki hak klaim atas kekayaan perusahaan dan akan menjadi prioritas untuk pembagian dividen ketimbang pemegang saham biasa. Saham preferen memang cenderung lebih aman untuk dikoleksi. Tetapi sekali lagi, perhatikan prospek masa depan perusahaan yang bersangkutan. Alasan Memilih Saham Perusahaan Tertentu Setelah melakukan beberapa riset dan analisis mengenai kemungkinan peluang investasi dan keuntungan masa depan yang bisa anda peroleh dengan membeli saham perusahaan tertentu, maka anda bisa mulai menimbang untuk masuk ke perusahaan tersebut atau tidak. Pastikan juga anda memilih saham dari perusahaan yang terdaftar di bursa (BEI), karena akan memberikan keuntungan tersendiri bagi anda. Umumnya, ada tiga alasan mengapa investor memutuskan untuk membeli sebuah saham, antara lain: Keuntungan (Income) Ini adalah alasan utama investor mempercayakan uangnya di sebuah perusahaan. Jika anda ingin memperoleh pendapatan tetap, lebih baik anda memilih berinvestasi di perusahaan yang sudah mapan, dan mampu memberikan keuntungan (dividen) secara teratur. Ini sangat cocok bagi low–risk investor, yang tidak terlalu menyukai tantangan dengan berinvestasi di perusahaan baru. Tetapi, kebanyakan harga saham perusahaan yang sudah mapan (contohnya Unilever), memang cukup tinggi; namun hal itu sesuai dengan kinerjanya yang konsisten. Pertumbuhan (Growth) Nah, pertimbangan ini memungkinkan anda untuk berinvestasi di perusahaan baru atau yang sedang berkembang. Jenis investasi saham ini sangat cocok bagi investor yang menyukai tantangan, dan menjanjikan keuntungan yang besar apabila perusahaan yang bersangkutan berhasil di masa mendatang. Diversifikasi Investasi ini biasanya dilakukan oleh investor yang gemar loncat dari satu sektor ke sektor lainnya, atau dengan kata lain untuk melengkapi portofolio koleksinya. Namun ada dua hal yang perlu anda pertimbangkan; apakah anda ingin pendapatan tetap dari saham tersebut, atau membeli obligasi dan mendapatkan bunga sebagai keuntungannya. Menganalisa tingkat risiko sesuai dengan tingkat yang sekiranya bisa anda tanggung. Keuntungan pertama yang bisa anda dapatkan dengan investasi saham adalah potensi return yang tinggi dan berkelanjutan. Terlebih jika anda mengkoleksi saham yang likuid, maka anda bisa dengan mudah menjualnya di kemudian hari. Tak hanya itu, anda juga bisa memantau fluktuasi atau pergerakan harga saham di berbagai media, sehingga membantu anda untuk keep atau sell saham yang anda miliki tersebut. Inilah salah satu keuntungan mengkoleksi saham perusahaan yang terdaftar di bursa, karena akan lebih mudah mengetahui pergeragan harga setiap harinya. Mengkoleksi saham juga tidak memerlukan perawatan; tidak seperti berinvestasi di sektor lain yang memerlukan biaya perawatan, serta anda juga tidak perlu membayar pajak. Selain peluang investasi di atas, anda juga perlu mempertimbangkan kerugian yang bisa anda peroleh saat melakukan investasi saham. Potensi keuntungan yang besar juga diiringi oleh potensi kerugian yang luar biasa jika anda tidak cermat memilih saham. Faktor fluktuasi yang tinggi juga sangat berpotensi menimbulkan kerugian. Misalnya, saat ini anda melihat harga saham yang tinggi dan ingin menjualnya, namun beberapa menit kemudian harganya sudah turun lagi sehingga tidak sesuai perkiraan. Namun demikian, beberapa kerugian tersebut bisa diatasi dengan strategi yang baik, sehingga anda bisa memperoleh untung dengan memanfaatkan peluang investasi ini. DAFTAR PUSTAKA http://documents.tips/documents/hutang-dan-saham-preferen.html https://rdtloom.wordpress.com/2009/01/12/pembiayaan-dengan-hutang-dan-saham-preferen/ http://www.analisaforex.com/01/01/2014/mengapa-berinvestasi-di-saham/4168.html