salinan - Komisi Pengawas Persaingan Usaha

advertisement
SALINAN
PUTUSAN
Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang
memeriksa Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 telah mengambil Putusan tentang Dugaan
Pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 terkait Pengambilalihan Saham PT. Subafood Pangan Jaya
oleh PT. Balaraja Bisco Paloma, yang dilakukan oleh: -----------------------------------------------Terlapor, PT Balaraja Bisco Paloma, berkedudukan di Kampung Pasir Kalong RT 002/001
Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, Indonesia; ---------------------------------------------------Majelis Komisi:----------------------------------------Setelah membaca Laporan Keterlambatan Pemberitahuan;-------------------------------------------Setelah membaca Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan; ------Setelah mendengar keterangan Terlapor; ----------------------------------------------------------------Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Investigator; --------------------------------Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor; ------------------------------------Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; --------------------------TENTANG DUDUK PERKARA
1.
Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah melakukan penyelidikan terhadap
keterlambatan pemberitahuan yang disampaikan oleh Terlapor terkait pengambilalihan
saham PT Subafood Pangan Jaya oleh (selanjutnya disebut “Terlapor”); -------------------
2.
Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Penyelidikan, diidentifikasi keterlambatan
pemberitahuan pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor; ---------
3.
Menimbang bahwa Komisi membuat Laporan Keterlambatan Pemberitahuan terkait
keterlambatan pemberitahuan yang disampaikan dan disetujui dalam Rapat Komisi; ------
4.
Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan, Ketua Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 03/KPPU/Pen/II/2014 tanggal 13 Februari 2014
tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti A1); --
SALINAN
5.
Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan tersebut, Ketua
Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi melalui Keputusan Komisi Nomor
20/KPPU/Kep/II/2014 tanggal 13 Februari 2014 tentang Penugasan Anggota Komisi
sebagai Majelis Komisi pada Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 02/KPPUM/2014 (vide bukti A3); -----------------------------------------------------------------------------
6.
Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014
menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor 05/KMK/Kep/II/2014 tentang
Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014, yaitu dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal 25 Februari 2014
sampai dengan tanggal 5 Maret 2014 (vide bukti A7); ------------------------------------------
7.
Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan
Pendahuluan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Surat Keputusan
Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan Surat Panggilan
Sidang Majelis Komisi I kepada Terlapor (vide bukti A9 , A2, A10); ------------------------
8.
Menimbang bahwa pada tanggal 25 Februari 2014, Majelis Komisi melaksanakan
Sidang Majelis Komisi I yang dihadiri oleh Investigator dan Terlapor dengan agenda
(vide bukti B1) : ----------------------------------------------------------------------------------8.1
Pembacaan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan; -------------------------------------
8.2
Penyerahan
dan/atau
Pembacaan
Tanggapan
Laporan
Keterlambatan
Pemberitahuan dari Terlapor disertai penyerahan daftar saksi dan/atau ahli beserta
alat bukti dari Investigator dan Terlapor kepada Majelis Komisi;---------------------9.
Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi tanggal 25 Februari 2014, Investigator
membacakan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal
sebagai berikut (vide bukti B1): --------------------------------------------------------------------9.1
Bahwa pada pokoknya Laporan Keterlambatan Pemberitahuan memuat hal-hal
sebagai berikut ; -------------------------------------------------------------------------------a. Tentang identitas Terlapor yang diduga melakukan pelanggaran ; ----------------Terlapor,
PT Balaraja Bisco Paloma, yang beralamat di Kampung Pasir
Kalong RT 002/001 Desa Cibadak Cikupa, Tangerang, Propinsi Banten; -------b. Tentang
obyek
perkara
ini
adalah
Keterlambatan
Pemberitahuan
Pengambilalihan Saham PT Subafood Pangan Jaya oleh PT Balaraja Bisco
Paloma; -------------------------------------------------------------------------------------c. Tentang ketentuan Undang-Undang yang diduga dilanggar; -----------------------Ketentuan Undang-Undang yang diduga dilanggar adalah Pasal 29 UndangUndang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2010; -------------------------------------------------------------------------------Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999----------------------------------halaman 2 dari 44
SALINAN
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan
saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset
dan
atau
nilai
penjualannya
melebihi
jumlah
tertentu,
wajib
diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan tersebut.
(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta
tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.----------------------------------------------------Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010--------------------------(1) Penggabungan
Badan
Usaha,
Peleburan
Badan
Usaha
atau
Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai asset
dan/atau
nilai
penjualannya
melebihi
jumlah
tertentu
wajib
diberitahukan secara tertulis kepada Komisi paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal Penggabungan Badan Usaha, Peleburan
Badan Usaha atau Pengambilalihan saham perusahaan--------------------9.2
Bahwa ketentuan Undang-Undang yang diduga dilanggar oleh Terlapor adalah
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 jo. Pasal 5 Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2010 berkaitan dengan Pengambilalihan Saham (Akuisisi) PT
Subafood Pangan Jaya; -----------------------------------------------------------------------
9.3
Bahwa dugaan pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang
dilakukan oleh Terlapor adalah sebagai berikut; -----------------------------------------9.3.1
Bahwa nilai aset dari Badan Usaha Induk Tertinggi (BUIT) serta seluruh
Badan
Usaha
yang
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau dikendalikan Badan Usaha Pengambilalih kurun
waktu 3 (tiga) tahun terakhir (dalam rupiah) adalah: (vide, C10) ---
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Balaraja Bisco Paloma
PT Subafood Pangan Jaya
9.3.2
2009
(Rp)
2010
(Rp)
2011
(Rp)
1.568.829.044.875
42.956.650.416
1.936.949.441.136
43.672.523.952
3.590.311.881.048
32.652.000.000
55.250.196.250
Bahwa dalam pemberitahuan tersebut diketahui nilai penjualan dari
BUIT serta seluruh Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau dikendalikan Badan Usaha Pengambilalih
kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (dalam rupiah) adalah: (vide, C10);
2009
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Balaraja Bisco Paloma
PT Subafood Pangan Jaya
533.194.383.227
85.717.370.180
halaman 3 dari 44
2010
705.219.823.456
114.552.374.011
2011
1.752.802.322.408
122.323.419.887
SALINAN
9.3.3
Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma adalah Pelaku Usaha selaku Badan
Usaha Pengambilalih; ------------------------------------------------------
9.3.4
Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma merupakan suatu perseroan terbatas
yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Negara Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris
Arry Supratno, S.H., Nomor: 143 tanggal 18 Mei 2011(vide, C3); ------
9.3.5
Bahwa akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Hukum dan HAM RI dalam Surat Keputusan Nomor: AHU27301.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011; -----------------------
9.3.6
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar perseroan bahwa
maksud dan tujuan PT Balaraja Bisco Paloma adalah bergerak di bidang
perdagangan umum, perindustrian, jasa, pembangunan (kontraktor),
pengangkutan darat, pertanian, percetakan/penerbitan, perbengkelan;
9.3.7
Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera
Food, Tbk.
dengan kepemilikan saham sebesar 99,90% dan Tn.
Stefanus Joko Mogoginta sebesar 0,10%;------------------------------No.
1.
2.
9.3.8
Pemegang Saham
PT Bumiraya Investindo, Tbk.
Tn. Stefanus Joko Mogoginta
Komposisi Kepemilikan
(%)
99,90
0,10
Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma memiliki anak perusahaan yaitu PT
Putra Taro Paloma dengan kepemilikan saham sebesar 99,96% yang
merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara
Republik Indonesia yang bergerak dalam industri makanan ringan dan
berkedudukan di Balaraja; ------------------------------------------------
9.3.9
Bahwa PT Subafood Pangan Jaya adalah pelaku usaha sebagai Badan
Usaha yang diambilalih; ---------------------------------------------------
9.3.10
Bahwa PT Subafood Pangan Jaya merupakan suatu perseroan terbatas
yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Negara Republik Indonesia didirikan berdasarkan Akta
Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H. Nomor: 42 tanggal 17
Mei 2004 dan berkedudukan di Tangerang. (vide, C2); --------------
9.3.11
Bahwa akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Hukum dan HAM RI berdasarkan Surat Keputusan Nomor: C17065 HT.01.01-TH.2004. Perseroan telah beberapa kali mengalami
halaman 4 dari 44
SALINAN
perubahan anggaran dasar, perubahan terakhir dengan akta pernyataan
keputusan rapat Nomor: 164 tanggal 19 Desember 2012; ------------
9.3.12
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar perseroan,
maksud dan tujuan PT Subafood Pangan Jaya adalah bergerak di bidang
perindustrian, dan perdagangan; -----------------------------------------
9.3.13
Bahwa PT Subafood Pangan Jaya dimiliki oleh PT Andalan Agro
Makmur dengan kepemilikan saham sebesar 99,375% dan Tn. Teddy
Tjokrosapoetro sebesar 0,625%;------------------------------------------
No.
Pemegang Saham
1.
2.
PT Andalan Agro Makmur
Tn. Teddy Tjokrosapoetro
9.3.14
Komposisi Kepemilikan
(%)
99,375
0,625
Bahwa struktur kepemilikan PT Subafood Pangan Jaya sebelum
pengambilalihan adalah sebagai berikut: -------------------------------
PT Andalan Agro
Makmur
Teddy Tjokrosapoetro
99,375%
0,625%
PT Subafood Pangan
Jaya
9.3.15
PT Balaraja Bisco Paloma membeli 99,99% saham PT Subafood
Pangan Jaya dengan perincian transaksi sebagai berikut: ------------1) 39.750 lembar saham milik PT Andalan Agro Makmur; ---------------2) 249 lembar saham milik Teddy Tjokrosapoetro; ------------------------3) satu lembar saham dibeli oleh PT Stefanus Joko Mogoginta. ----------
9.3.16
Bahwa Nilai Transaksi pengambilalihan PT Subafood Pangan Jaya oleh
PT Balaraja Bisco Paloma adalah senilai Rp. 47.998.800.000,- (Empat
Puluh Tujuh Miliar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta
Delapan Ratus Ribu Rupiah); -------------------------------
9.3.17
Bahwa Skema pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya oleh
PT Balaraja Bisco Paloma adalah sebagai berikut: --------------------
halaman 5 dari 44
SALINAN
Stefanus Joko Mogoginta
Budhi Istanto Suwito
70%
30%
PT Tiga Pilar Corpora
27,8%
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
99,90%
PT Tiga Pilar
Sejahtera
99,96%
PT Asianiaga
Prakarsatama
99,95%
99,90%
PT Naga Mas
Sakti Perkasa
64,95%
PT Poly Meditra
Indonesia
99,99%
99,99%
PT
Muarabungo
Plantation
99,99%
99,99%
PT Mitra Jaya
Agro Plan
99,90%
PT Patra Power
Nusantara
99,96%
99,99%
PT Airlangga
Sawit Jaya
99,90%
PT Dunia Pangan
PT Charindo
Palma
Oetama
99,99%
99,96%
9.3.18
PT Bumiraya
Investindo
70%
PT Jatisari
Srirejeki
PT Balaraja
Bisco Paloma
99,9975%
PT Putra Taro
Paloma
PT Subafood
Pangan Jaya
PT Indo
Beras Unggul
PT Tugu
Palma
Sumatera
Bahwa PT Tiga Pilar Corpora merupakan suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Negara Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris Rini
Kristiyani, S.H.,
Nomor: 1 tanggal 1 Mei 2006 sebagaimana telah
diubah dengan Akta Notaris Mohammad Dalwan Ginting Nomor: 2
tanggal 22 April 2009. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan
dari Menteri Hukum dan HAM RI dalam surat keputusannya Nomor:
AHU-21694.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 19 Mei 2009. Perseroan
telah beberapa kali mengalami perubahan anggaran dasar, perubahan
terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor: 9 tanggal 4
November 2010. Berdasarkan ketentuan pasal 3 anggaran dasar bahwa
maksud dan tujuan PT Tiga Pilar Corpora adalah bergerak di bidang
jasa,
perdagangan,
perindustrian,
percetakan,
pembangunan,
pertambangan, perbengkelan, angkutan laut dan pertanian; --------------9.3.19
Bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan suatu perseroan
terbatas yang didirikan sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia berdasarkan Akta Notaris Winanto Wiryomartini, S.H.,
Nomor: 143 tanggal 26 Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera.
Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman RI dalam surat keputusannya Nomor: C2-1827.HT.01.01. th
1990 tanggal 31 Mei 1991. Berdasarkan Akta Nomor: 42 tentang
halaman 6 dari 44
SALINAN
Pernyataan Keputusan Rapat PT Asia Intiselera Tbk, nama perseroan
berubah menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Perseroan telah
beberapa kali mengalami perubahan anggaran dasar, perubahan terakhir
dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor: 88 tanggal 21 Mei
2012. Berdasarkan ketentuan pasal 3 anggaran dasar perubahan
perseroan bahwa maksud dan tujuan perseroan adalah bergerak di
bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian,
perikanan dan jasa. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki
beberapa anak perusahaan dan bergerak dalam industri mie dan
perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, industri
biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik,
pengolahan dan distribusi beras. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Corpora dengan
kepemilikan 27,8%;--------------------------------------------------------9.3.20
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki beberapa anak perusahaan
dengan kepemilikan langsung dan tidak langsung antara lain: ------9.3.20.1 PT Tiga Pilar Sejahtera, suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Solo. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 99,90%. PT
Tiga Pilar Sejahtera bergerak dalam industri dan perdagangan
mie; ------------------------------------------------------------------9.3.20.2 PT Asianiaga Prakarsatama, suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Jakarta. PT Asianiaga Prakarsatama
merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 99,96%. PT
Asianiaga Prakarsatama bergerak dalam industri makanan
ringan; ---------------------------------------------------------------9.3.20.3 PT Naga Mas Sakti Pratama, suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Jakarta. PT Naga Mas Sakti Pratama
merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera
halaman 7 dari 44
SALINAN
Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 99,95%. PT
Naga Mas Sakti Pratama bergerak dalam industri pengolahan
hasil laut; --------------------------------------------------------------9.3.20.4 PT Poly Meditra Indonesia, suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Solo. PT Poly Meditra Indonesia merupakan
anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
dengan kepemilikan langsung sebesar 99,90%. PT Poly
Meditra Indonesia bergerak dalam industri makanan ringan;
9.3.20.5 PT Bumiraya Investindo, suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Jakarta. PT Bumiraya Investindo merupakan
anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
dengan kepemilikan langsung sebesar 64,95%. PT Bumiraya
Investindo bergerak dalam industri perkebunan kelapa sawit.
PT Bumiraya Investindo memiliki beberapa anak perusahaan
antara lain: ------------------------------------------------------------9.3.20.5.1 PT Charindo Palma Oetama, suatu perseroan
terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di
Jakarta. PT Charindo Palma Oetama merupakan
anak perusahaan
dari PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk dengan kepemilikan tidak langsung
melalui PT Bumiraya Investindo sebesar 99,99%.
PT Charindo Palma Oetama bergerak dalam
industri perkebunan kelapa sawit;---------------9.3.20.5.2 PT Airlangga Sawit Jaya, suatu perseroan terbatas
yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta.
PT Airlangga Sawit Jaya merupakan anak
perusahaan
dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk dengan kepemilikan tidak langsung melalui
PT Bumiraya Investindo sebesar 99,99%. PT
halaman 8 dari 44
SALINAN
Airlangga Sawit Jaya bergerak dalam industri
perkebunan kelapa sawit;-------------------------9.3.20.5.3 PT Mitra Jaya Agro Plan, suatu perseroan terbatas
yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta.
PT Mitra Jaya Agro Plan merupakan anak
perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
dengan kepemilikan tidak langsung melalui PT
Bumiraya Investindo sebesar 99,99%. PT Mitra
Jaya
Agro
Plan
bergerak
dalam
industri
perkebunan kelapa sawit;-------------------------9.3.20.5.3 PT Tugu Palma Sumatera, suatu perseroan terbatas
yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta.
PT Tugu Palma Sumatera merupakan anak
perusahaan
dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk dengan kepemilikan tidak langsung melalui
PT Bumiraya Investindo sebesar 99,96%. PT
Tugu Palma Sumatera bergerak dalam industri
perkebunan kelapa sawit;-------------------------9.3.20.6 PT Dunia Pangan adalah suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Sragen. PT Dunia Pangan merupakan anak
perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan
kepemilikan langsung sebesar 70%. PT Dunia Pangan
bergerak dalam industri dan perdagangan beras. PT Dunia
Pangan memiliki 2 (dua) anak perusahaan antara lain; --------9.3.20.6.1 PT Jatisari Srirejeki, suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik
Indonesia
dan
berkedudukan
di
Karawang. PT Jatisari Srirejeki merupakan anak
perusahaan
dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk dengan kepemilikan tidak langsung melalui
halaman 9 dari 44
SALINAN
PT Dunia Pangan sebesar 99,99%. PT Jatisari
Srirejeki bergerak dalam industri dan perdagangan
beras; ---------------------------------------------9.3.20.6.2 PT Indo Beras Unggul, suatu perseroan terbatas
yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta.
PT
Indo
perusahaan
Beras
Unggul
merupakan
anak
dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbkdengan kepemilikan tidak langsung melalui
PT Dunia Pangan sebesar 99,99%. PT Indo Beras
Unggul bergerak dalam industri dan perdagangan
beras; ---------------------------------------------9.3.20.7 PT Patra Power Nusantara, suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Solo. PT Patra Power Nusantara merupakan
anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
dengan kepemilikan langsung sebesar 99,90%. PT Patra
Power Nusantara bergerak dalam industri pembangkit tenaga
listrik; -----------------------------------------------------------9.3.20.8 PT Putra Taro Paloma, suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Balaraja. PT Putra Taro Paloma merupakan
anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbkdengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Balaraja
Bisco Paloma sebesar 99,96%. PT Putra Taro Paloma
bergerak dalam industri makanan ringan; -------------------------
9.4
Bahwa Nilai Penjualan dan Nilai Aset dari BUIT serta seluruh Badan Usaha yang
secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan Badan
Usaha yang mengambilalih dan Badan Usaha yang diambilalih; -----------------9.4.1
Nilai penjualan dan aset PT Tiga Pilar Corpora tahun 2010 – 2012
adalah sebagai berikut: (vide, C1); -----------------------------------------2010
(Rp)
halaman 10 dari 44
2011
(Rp)
2012
(Rp)
SALINAN
Nilai Penjualan
Nilai Aset
4.185.219.240
108.535.642.444
164.816.445.275
757.676.796.172
294.999.084.139
811.292.724.940
Sumber: Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Corpora Tahun 2010 – 2012 yang dinyatakan dalam
Rupiah
9.4.2
Nilai penjualan dan aset PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk tahun 2009 –
2011 adalah sebagai berikut: (vide C1); -----------------------------------2009
533.194.000.000
1.568.830.000.000
2010
705.220.000.000
1.936.950.000.000
2011
Nilai Penjualan
1.752.802.000.000
Nilai Aset
3.590.309.000.000
Sumber: Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan Anak Perusahaan Tahun
2009 – 2011 yang dinyatakan dalam Rupiah
9.4.3
Nilai penjualan dan aset PT Subafood Pangan Jaya dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah: -------------------
Nilai
Penjualan
Nilai Aset
2009
85.717.370.180
2010
114.552.374.011
2011
122.323.419.887
42.956.650.416
43.672.523.952
55.250.196.250
Sumber: Laporan Keuangan PT Subafood Pangan Jaya 2009-2011 yang dinyatakan dalam Rupiah
9.5
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 PP Nomor 57 Tahun 2010 diatur bahwa
kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi Pelaku
Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham antar perusahaan yang terafiliasi; ------------------------------
9.6
Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 PP Nomor 57 Tahun 2010, yang dimaksud
dengan “terafiliasi” adalah: -----------------------------------------------------------------9.6.1
hubungan antara perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung,
mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; ----------------
9.6.2
hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau -------------------------
9.6.3
9.7
hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. -------------
Bahwa dengan demikian perlu terlebih dahulu untuk diuraikan apakah ketentuan
kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ini berlaku atau tidak bagi
PT Balaraja Bisco Paloma; ------------------------------------------------------------------9.7.1
Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera
Food, Tbk, kemudian PT Subafood Pangan Jaya dimiliki oleh PT
Andalan Agro Makmur dan Sdr. Teddy Tjokrosapoetro. (vide B2, C1,
C2 dan C3); -------------------------------------------------------------------------
9.7.2
Bahwa berdasarkan kepemilikan tersebut di atas, PT Balaraja Bisco
Paloma tidak terafiliasi dengan PT Subafood Pangan Jaya. (vide, C1, C2
dan C3); -----------------------------------------------------------------------------
halaman 11 dari 44
SALINAN
9.8
Bahwa dengan demikian, maka kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada KPPU berlaku bagi PT Balaraja Bisco Paloma. -----------------------9.8.1 Bahwa unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1999 tersebut
adalah sebagai berikut: --------------------------------------------------------------a. Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan
saham; ------------------------------------------------------------------------------b. nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu; ----------c. wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
tersebut. ----------------------------------------------------------------------------9.8.2 Bahwa dalam unsur “Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan saham”terdapat kata hubung “atau”; -------------------------9.8.3 Bahwa kata hubung “atau” berdasarkan kamus bahasa Indonesia memiliki
arti kata penghubung untuk menandai pilihan di antara beberapa hal
(pilihan) (http://kbbi.web.id/); -----------------------------------------------------9.8.4 Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini, cukup salah satu dari:
“penggabungan”, atau “peleburan badan usaha”, atau “pengambilalihan
saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur ini; -----------------------------9.8.5 Bahwa pada tanggal 22 Maret 2013, KPPU menerima pemberitahuan dari
PT Balaraja Bisco Paloma yang melakukan pengambilalihan saham
(akuisisi) PT Subafood Pangan Jaya; ---------------------------------------------9.8.6 Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham telah terpenuhi;
9.8.7 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) UU No. 5/1999, diatur
bahwa ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta
tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebut di
atas, diatur dalam Peraturan Pemerintah;-----------------------------------------9.8.8 Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 29 UU No. 5/1999
tersebut di atas, Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 57 Tahun 2010
yang didalamnya memuat mengenai nilai aset dana atau nilai penjualan
yang melebihi jumlah tertentu; -----------------------------------------------------
9.9
Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu diatur dalam
Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57 Tahun 2010 yang menentukan: ------------------------a.
nilai aset sebesar Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar
rupiah); dan/atau; ------------------------------------------------------------------
b.
nilai penjualan sebesar Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah);
halaman 12 dari 44
SALINAN
9.10 Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) PP Nomor 57 Tahun 2010 tersebut di atas dihitung berdasarkan
penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari: -----------------------------------9.10.1 Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau
Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan Usaha
yang diambilalih; dan; --------------------------------------------------------------9.10.2 Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan
atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan
Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham
perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; ---------------------------9.10.3 Bahwa penghitungan nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut di atas
untuk mengetahui apakah nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi
jumlah tertentu; ----------------------------------------------------------------------9.10.4 Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut menjadi hal menentukan
apakah Pelaku Usaha wajib atau tidak wajib untuk melaporkan ke KPPU;-9.10.5 Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau” memiliki arti sifat
kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa keduanya atau salah
satunya; --------------------------------------------------------------------------------9.10.6 Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama dari unsur ini adalah
melebihi atau tidak melebihi jumlah tertentu yang telah ditentukan tersebut
di atas; ---------------------------------------------------------------------------------9.10.7 Bahwa berdasarkan ketentuan penghitungan nilai aset dan/atau nilai
penjualan diperoleh fakta-fakta bahwa nilai aset dan/atau penjualan
gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung hingga BUIT dengan
rincian sebagai berikut: (vide C6, C7, C12, C13); ------------------------------9.10.8 Bahwa nilai aset gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung hingga
BUIT adalah sebesar Rp 4.403.235.992.422 (Empat Triliun Empat Ratus
Tiga Miliar Dua Ratus Tiga Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Sembilan
Puluh Dua Ribu Empat Ratus Dua Puluh Dua Rupiah); -----------------------9.10.9 Bahwa nilai penjualan gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung
hingga BUIT adalah sebesar Rp 2.039.941.865.162 (Dua Triliun Tiga
Puluh Sembilan Miliar Sembilan Ratus EmpatPuluh Satu Juta Delapan
Ratus Enam Puluh Lima Ribu Seratus Enam Puluh Dua Rupiah); -----------Perusahaan
PT Tiga Pilar Corpora
PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
Aset
Omset
(Rp)
(Rp)
757.676.796.172
164.816.445.275
3.590.309.000.000 1.752.802.000.000
halaman 13 dari 44
SALINAN
PT Subafood Pangan Jaya
Total
9.10.10
55.250.196.250
122.323.419.887
4.403.235.992.422 2.039.941.865.162
Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham oleh PT Balaraja Bisco
Paloma untuk nilai aset telah melebihi jumlah tertentu sebagaimana
diatur dalam Pasal 5 PP Nomor 57 Tahun 2010; -----------------------------
9.10.11
Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya
melebihi jumlah tertentu” telah terpenuhi; ------------------------------------
9.10.12
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) PP Nomor 57 Tahun
2010 diatur bahwa pemberitahuan Penggabungan Badan Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain
yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah
tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada KPPU paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis
Penggabungan
Badan
Usaha,
Peleburan
Badan
Usaha,
atau
Pengambilalihan saham perusahaan; ------------------------------------------9.10.13
Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka pemberitahuan wajib
dilakukan; --------------------------------------------------------------------------
9.10.14
a.
secara tertulis; ----------------------------------------------------------------
b.
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku efektif; -----------------
c.
berlaku efektif secara yuridis. ----------------------------------------------
Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma memberitahukan secara tertulis pada
tanggal 22 Maret 2013. (vide C10); --------------------------------------------
9.10.15
Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka memiliki arti
penghitungan 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak tanggal pemberitahuan;
9.10.16
Bahwa berdasarkan ketentuan Kementerian Hukum dan HAM, tanggal
telah berlaku efektif secara yuridis dihitung sejak dikeluarkannya surat
penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan dari Kementerian
Hukum dan HAM pada tanggal 21 Januari 2013. (vide B3 dan C1); ------
9.10.17
Bahwa berdasarkan ketentuan Kementerian Hukum dan HAM tersebut
di atas dan wajib melaporkan paling lama paling lama 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis, maka PT
Balaraja Bisco Paloma harus sudah melaporkan kepada KPPU
pengambilalihan PT Subafood Pangan Jaya selambat-lambatnya pada
tanggal 4 Maret 2013; ------------------------------------------------------------
9.10.18
Bahwa penghitungan 30 (tiga puluh) hari kerja didasarkan pada
Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan
halaman 14 dari 44
SALINAN
Transmigrasi, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012, No. Kep.
28/MEN/I/2012, No. SKB/01/M.PAN-RB/01/2012 tentang Hari Libur
Nasional dan Cuti Bersama tahun 2012; --------------------------------------9.10.19
Bahwa penghitungan tersebut tampak dalam tabel dibawah ini: ----------Hari
Tanggal/Bulan
ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
9.10.20
21/Januari
22/Januari
23/Januari
25/Januari
28/Januari
29/Januari
30/Januari
31/Januari
1/Februari
4/Febuari
Hari
Tanggal/Bulan
ke
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
5/ Februari
6/ Febuari
7/Februari
8/ Februari
11/ Februari
12/ Februari
13/ Februari
14/ Februari
15/ Februari
18/ Februari
Hari
Tanggal/Bulan
ke
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
19/ Februari
20/ Februari
21/ Februari
22/ Februari
25/ Februari
26/ Februari
27/ Februari
28/ Februari
1/ Maret
4/ Maret
Bahwa berdasarkan verifikasi, klarifikasi, penelitian, penilaian, dan
analisis dugaan pelanggaran sebagaimana diuraikan tersebut di atas
maka Tim Investigator menyimpulkan terdapat Dugaan Pelanggaran
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 terkait dengan Pengambilalihan
Saham PT Subafood Pangan Jaya oleh PT Balaraja Bisco Paloma; -------
10. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi, Terlapor menyerahkan Tanggapan
terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal
sebagai berikut (vide bukti T-2): -------------------------------------------------------------------10.1 Bahwa Terlapor keliru memahami ketentuan Pasal 5 ayat 2 Peraturan Pemerintah
No.57 tahun 2010 (“PP 57/2010”), dimana pemahaman Terlapor terhadap akuisisi
yang wajib diberitahukan kepada KPPU adalah akusisi yang mengakibatkan nilai
asset atau nilai penjualan yang tadinya dibawah jumlah tertentu yang tercantum
pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010 menjadi di atas jumlah tertentu pada Pasal 5 ayat 2
PP 57/2010. Sedangkan nilai aset PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk telah melebihi
dari jumlah tertentu yang tercantum pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010 sebelum
akuisisi dilakukan; ----------------------------------------------------------------------------10.2 Bahwa segera setelah Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia
mengingatkan dan memberikan pemahaman yang benar melalui Biro Merger
terkait dengan akuisisi PT Sukses Abadi Karya Inti oleh PT Dunia Pangan yang
juga merupakan entitas anak PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Terlapor segera
melaporkan akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya walaupun
akuisisi ini bukan merupakan obyek dari surat teguran dari KPPU yang diterima
halaman 15 dari 44
SALINAN
oleh grup Terlapor (surat teguran hanya terhadap PT Dunia Pangan atas akuisisi
PT Sukses Abadi Karya Inti). Terlapor berharap hal ini dapat menunjukkan itikad
baik Terlapor dalam mematuhi ketentuan KPPU; ---------------------------------------10.3 Bahwa Terlapor tidak mengetahui pemberlakuan denda keterlambatan berdasarkan
Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2012 tanggal 27 Agustus 2012, karena pada saat
terakhir Terlapor beraudiensi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha tanggal
26 Januari 2012, Terlapor diberitahukan bahwa sanksi PP 57/2010 belum
diberlakukan; ----------------------------------------------------------------------------------10.4 Bahwa Terlapor hanya dapat berandai bahwa apabila Biro Merger yang telah
sebelumnya berkomunikasi dengan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yaitu dalam
hal pembelian aset dari PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2011 (Bukti T-1) dan
pengeluaran saham baru PT Bumiraya Investindo tahun 2011-2012 (Bukti T-2),
dapat kiranya: ---------------------------------------------------------------------------------10.4.1 Mengirimkan kepada Terlapor informasi mengenai pemberlakuan sanksi
berdasarkan Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2012 tersebut dimana
Terlapor pasti akan mematuhi ketentuan pemberitahuan pengambilalihan
ini, karena sebagai bagian dari perusahaan terbuka yang wajib melaporkan
dan mengumumkan ke masyarakat Terlapor terbiasa untuk melakukan
keterbukaan informasi; --------------------------------------------------------------10.4.2 Mengingatkan Terlapor lebih awal melaporkan kepada Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan serta mengumumkan kepada publik
melalui Bursa Efek Indonesia yang harus Terlapor lakukan paling lambat 2
hari sejak Terlapor menandatangani perjanjian pendahuluan jual beli dan
akta jual beli (yaitu masing-masing pada tanggal 21 November 2012 dan
20 Desember 2012) – (Bukti T-3), dan/atau pada saat berita rencana
akuisisi ini dimuat di harian yang terkenal menyoroti aksi korporasi dengan
peredaran nasional yaitu harian Kontan tanggal 26 November 2012 –
(Bukti T-4), jauh hari sebelum terbitnya penerimaan pemberitahuan oleh
Menkumham;-------------------------------------------------------------------------10.5 Bahwa selanjutnya, terkait dengan tanggapan Terlapor di atas, Terlapor memohon
kepada Majelis Komisi mempertimbangkan untuk memberikan keringanan
hukuman atas dasar sebagai berikut: -------------------------------------------------------10.5.1 Terlapor adalah bagian dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, suatu
perusahaan publik yang lebih dari 45% sahamnya dimiliki oleh masyarakat,
dimana suatu pengenaan denda yang besar dapat berakibat hilangnya
kepercayaan pemegang saham publik kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk; ------------------------------------------------------------------------------------halaman 16 dari 44
SALINAN
10.5.2 Akuisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya tidak terbukti
berpotensi menimbulkan praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat berdasarkan Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor
30/KPPU/PDPT/XI/2013 tanggal 26 November 2013 – (Bukti T-5; --------10.5.3 Akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya belum menambah
pendapatan Terlapor malah sebaliknya masih membutuhkan dana karena
PT Subafood Pangan Jaya berencana merelokasi pabrik dekat dengan
lokasi saat ini walaupun ada opsi bagi Terlapor untuk merelokasi ke Solo
yang biaya tenaga kerja lebih murah, karena sejak akuisisi Terlapor
menanggung kenaikan biaya tenaga kerja sebagai akibat dari kenaikan
Upah Minimum Regional di wilayah Jakarta dan sekitarnya, namun
Terlapor tidak melakukan pemutusan hubungan kerja masal. Nilai
ekonomis bagi Terlapor dalam pengambilalihan ini belum terlihat sampai
dengan PT Subafood Pangan Jaya membukukan untung yang kemungkinan
baru dapat tercapai setelah diperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk pemindahan pabrik; ----------------------------------------------------------10.5.4 Akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya akan membantu
perekonomian nasional karena PT Subafood Pangan Jaya sedang berusaha
untuk mengekspor produknya karena pasar luar negeri cocok dengan
produk PT Subafood Pangan Jaya yang lebih sehat dan juga ekspor
diharapkan menaikkan kinerja keuangan PT Subafood Pangan Jaya. -------10.6 Berdasarkan hal-hal yang Terlapor sampaikan di atas, Terlapor berharap dapat
diberikan hukuman percobaan sehingga denda akan dikenakan sepenuhnya apabila
PT Balaraja Bisco Paloma mengulangi keterlambatan pelaporan kembali. ----------11. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Majelis Komisi
menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan yang disampaikan kepada Rapat
Komisi; ------------------------------------------------------------------------------------------------12. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan
Pendahuluan, Rapat Komisi memutuskan untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan
terhadap Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 ; ----------------------------------------------------13. Menimbang bahwa berdasarkan Keputusan Rapat Komisi, selanjutnya Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 09/KPPU/Pen/III/2014 tanggal 5 Maret 2014
tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti A12); -----14. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi menerbitkan
Keputusan Komisi Nomor 28/KPPU/Kep/III/2014 tanggal 5 Maret 2014 tentang
Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Pemeriksaan Lanjutan Perkara
Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti A14); ----------------------------------------------------halaman 17 dari 44
SALINAN
15. Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014
menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor 11/KMK/Kep/III/2014 tentang
Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 , yaitu dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 18 Maret
2014 sampai dengan tanggal 7 April 2014 (vide bukti A18); ----------------------------------16. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan
Lanjutan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Lanjutan, Petikan Surat Keputusan Majelis
Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan, dan Surat Panggilan Sidang
Majelis Komisi kepada Terlapor (vide bukti A20 , A13, A21); -------------------------------17. Menimbang bahwa pada tanggal 18 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (vide bukti B2); ------------------------------18. Bahwa yang dipanggil dan hadir dalam Sidang Majelis Komisi dengan agenda
Pemeriksaan Terlapor adalah Budhi Istanto Suwito selaku Direktur Utama PT Balaraja
Bisco Paloma; -----------------------------------------------------------------------------------------18.1 Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma berdiri sejak tanggal 18 Mei 2011 bergerak di
bidang industri makanan biskuit, pada tahun 2012 PT Balaraja Bisco Paloma
memutuskan untuk mengambilalih PT Subafood Pangan Jaya, yang bergerak di
bidang industri pangan produksi bihun jagung, dengan alasan idustri pangan
tersebut memiliki prospek yang sangat bagus; -------------------------------------------18.2 Bahwa perjanjian jual-beli tersebut tertuang dalam Akta Jual Beli Saham Nomor
165 dan Nomor 166 tanggal 19 Desember 2012 yang dibuat di hadapan Notaris
Benedictus Andi Riyanto dengan total nilai transaksi lebih kurang Rp
48.000.000.000,00 (empat puluh delapan milyar rupiah), yang kemudian
didaftarkan ke Kemenkumham dan mendapatkan pengesahan efektif tertanggal 21
Januari 2013, kemudian didaftarkan ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha
tanggal 22 Maret 2013; ----------------------------------------------------------------------18.3 Bahwa Terlapor sudah pernah melakukan audiensi dengan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha yaitu sebanyak 2 (dua) kali, pertama di tahun 2011 terkait
dengan pembelian aset dari PT Unilever Indonesia, dan yang kedua dilakukan di
awal tahun 2012 berhubungan dengan pengeluaran saham baru salah satu
perusahaan group Terlapor; -----------------------------------------------------------------18.4 Bahwa sebelum diakuisisi, PT Subafood Pangan Jaya merupakan milik pihak luar
yaitu PT Andalan Agro Makmur dan individual Sdr. Teddy Tjokrosapoetra,
sehingga tidak ada hubungan afiliasi dengan Terlapor; ----------------------------------
halaman 18 dari 44
SALINAN
18.5 Bahwa sebelumnya Terlapor sudah pernah mendapatkan pemahaman dari Biro
Merger Komisi Pengawas Persaingan Usaha, bahwa denda akan segera
diberlakukan karena hukum acaranya sudah dibuat; ------------------------------------18.6 Bahwa sebelum traksaksi pengambilalihan saham terhadap 3 (tiga) perusahaan
yang menjadi perkara di KPPU, transaksi terakhir yang dilakukan oleh Terlapor
adalah pada akhir tahun 2010; --------------------------------------------------------------18.7 Bahwa ketika Terlapor melakukan pemberitahuan kepada Komisi Pengawas
Persaingan Usaha, Terlapor sudah mengetahui bahwa Terlaor telah terlambat
melakukan pemberitahuan pengambilalihan saham; ------------------------------------18.8 Bahwa kondisi ketika PT Subafood Pangan Jaya diakuisisi oleh Terlapor tidak
dalam keadaan collaps, alasan mengakuisisi adalah karena pemilik PT Subafood
Pangan Jaya ingin melakukan usaha di bidang lain; -------------------------------------18.9 Bahwa
Terlapor
menyampaikan
terkait
keterlambatan
menyampaikan
pemberitahuan pengambilalihan, agar Majelis Komisi dapat memberikan denda
seminimal mungkin, dengan pertimbangan adanya itikad baik dari Terlapor untuk
langsung melakukan pemberitahuan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha
setelah Terlapor mengetahui bahwa Terlapor telah terlambat melakukan pelaporan
kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha; --------------------------------------------19. Menimbang bahwa pada tanggal 18 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan sidang
Majelis Komisi dengan agenda pemeriksaan alat bukti yang diajukan oleh Investigator
(vide bukti B3); ---------------------------------------------------------------------------------------20. Menimbang bahwa pada tanggal 25 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Penyerahan Kesimpulan Hasil Persidangan yang
diajukan baik dari pihak Investigator maupun pihak Terlapor (vide bukti B4); ------------21. Menimbang bahwa Investigator menyerahkan Kesimpulan Hasil Persidangan yang pada
pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut (vide bukti C14): ---------------------------------21.1 Bahwa pihak yang terkait (Terlapor) adalah PT. Balaraja Bisco Paloma, yang
beralamat kantor di Kp. Pasir Kalong RT 002/001 Desa Cibadak Cikupa,
Tangerang, Propinsi Banten, merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan
menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris Arry Supratno, S.H., Nomor 143
tanggal 18 Mei 2011. Bahwa akta pendirian tersebut telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM RI dalam Surat Keputusan Nomor
AHU-27301.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011. Berdasarkan ketentuan
Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan bahwa maksud dan tujuan PT Balaraja Bisco
Paloma adalah bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa,
halaman 19 dari 44
SALINAN
pembangunan (kontraktor), pengangkutan darat, pertanian, percetakan/penerbitan,
dan perbengkelan (vide bukti C3); ---------------------------------------------------------21.2 Bahwa Obyek Perkara adalah Keterlambatan Pemberitahuan Pengambilalihan
Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma;
21.3 Bahwa Dugaan Pelanggaran: ketentuan yang diduga dilanggar oleh Terlapor
adalah Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010;--------------------------------------------------------21.4 Bahwa berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan atau Persaingan Usaha Tidak Sehat (“selanjutnya
disebut UU No. 5 Tahun 1999”), Pelaku Usaha yang melakukan penggabungan
atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham yang memenuhi batasan
nilai tertentu wajib melakukan Pemberitahuan kepada Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (“KPPU”) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan saham; ---------------------21.5 Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang
Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha Pengambilalihan Saham Perusahaan
Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat (“selanjutnya disebut PP 57 Tahun 2010”), Pelaku Usaha wajib untuk
melakukan pemberitahuan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan kepada
KPPU dalam hal memenuhi ketentuan: ---------------------------------------------------21.5.1 Batasan Nilai untuk melakukan pemberitahuan Penggabungan, Peleburan
dan Pengambilalihan kepada KPPU adalah apabila: ---------------------------21.5.1.1
Nilai aset badan usaha hasil penggabungan atau peleburan
atau pengambilalihan melebihi Rp. 2.500.000.000.000,00
(dua triliun lima ratus miliar rupiah); atau-----------------
21.5.1.2
Nilai penjualan (omzet) badan usaha hasil penggabungan
atau
peleburan
atau
pengambilalihan
melebihi
Rp.
5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah) --------------21.5.1.3
Sedangkan jika dua atau lebih pihak yang melakukan
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan bergerak di
bidang
perbankan,
pelaku
usaha
wajib
melakukan
pemberitahuan kepada Komisi apabila nilai aset badan usaha
hasil penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan
melebihi Rp. 20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun
rupiah); --------------------------------------------------------21.5.2 Nilai penjualan dan/atau aset hasil penggabungan atau peleburan atau
pengambilalihan adalah jumlah nilai penjualan dan/atau aset yang dihitung
halaman 20 dari 44
SALINAN
berdasarkan penjumlahan nilai penjualan dan/atau aset tahun terakhir yang
telah diaudit dari masing-masing pihak yang melakukan Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan ditambah dengan nilai penjualan dan/atau
aset dari seluruh badan usaha yang secara langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha yang melakukan
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan; -------------------------------21.5.3 Nilai aset dan/atau nilai penjualan tidak hanya meliputi nilai aset dan/atau
nilai penjualan dari perusahaan yang melakukan Penggabungan, Peleburan
dan Pengambilalihan, tetapi juga nilai aset dan/atau nilai penjualan dari
perusahaan yang terkait secara langsung dengan perusahaan yang
bersangkutan secara vertikal, yaitu induk perusahaan sampai dengan Badan
Usaha Induk Tertinggi dan anak perusahaan sampai dengan anak
perusahaan yang paling bawah. Nilai aset dan/atau nilai penjualan Badan
Usaha Induk Tertinggi yang dihitung adalah nilai aset dan/atau nilai
penjualan seluruh anak perusahaan. Hal ini dikarenakan secara ekonomi,
nilai aset anak perusahaan merupakan nilai aset dari induk perusahaan; ----21.5.4 Badan Usaha Induk Tertinggi (BUIT) adalah pengendali tertinggi dari
badan usaha yang akan melakukan Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan, sedangkan anak perusahaan yang paling bawah adalah
badan usaha yang dikendalikan secara tidak langsung oleh perusahaan yang
akan melakukan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan; -----------21.5.5 Nilai aset yang dihitung adalah nilai aset yang berlokasi di wilayah
Indonesia. Sama halnya dengan nilai penjualan, yang dihitung adalah nilai
penjualan di wilayah Indonesia (tidak termasuk ekspor), baik yang berasal
dari dalam maupun penjualan yang bersumber dari luar wilayah Indonesia.
Dalam hal ini, nilai aset atau nilai penjualan yang dihitung adalah nilai aset
atau nilai penjualan seluruh anak perusahaan secara langsung atau tidak
langsung dari Badan Usaha Induk Tertinggi. ------------------------------------21.6 Bahwa Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan secara sederhana adalah
tindakan pelaku usaha yang mengakibatkan: ---------------------------------------------21.6.1 Terciptanya konsentrasi kendali dari beberapa pelaku usaha yang
sebelumnya independen kepada satu pelaku usaha atau satu kelompok
pelaku usaha; atau -------------------------------------------------------------------21.6.2 Beralihnya suatu kendali dari satu pelaku usaha kepada pelaku usaha
lainnya
yang
sebelumnya
masing-masing
independen
sehingga
menciptakan konsentrasi pengendalian atau konsentrasi pasar.----------------
halaman 21 dari 44
SALINAN
21.7 Bahwa Pelaku usaha harus melakukan pemberitahuan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan telah
berlaku
efektif
secara
yuridis.
Tanggal
Penggabungan,
Peleburan
dan
Pengambilalihan berlaku efektif secara yuridis adalah: ---------------------------------21.7.1 Untuk Badan Usaha yang berbentuk perseroan terbatas, sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 133 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pada
bagian penjelasan adalah tanggal “Persetujuan menteri atas perubahan
anggaran dasar dalam terjadi Penggabungan, Pemberitahuan diterima
menteri baik dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
maupun yang tidak disertai perubahan anggaran dasar, dan Pengesahan
menteri atas akta pendirian perseroan dalam hal terjadi peleburan”; --------21.7.2 Jika salah satu pihak yang melakukan Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan adalah perseroan terbatas dan pihak lain adalah
perusahaan non-perseroan terbatas, maka pemberitahuan dilakukan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditandatanganinya pengesahan
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan oleh para pihak. Adapun
tanggal pengesahan adalah tanggal efektif suatu badan usaha bergabung
atau melebur dan beralihnya kepemilikan saham di perusahaan yang
diambil alih (closing date); ---------------------------------------------------------21.7.3 Kemudian khusus untuk pengambilalihan saham yang terjadi di bursa efek,
maka pemberitahuan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal surat keterbukaan informasi pengambilalihan saham perseroan
terbuka. --------------------------------------------------------------------------------21.8 Bahwa terkait dengan fakta pengambilalihan saham, KPPU telah menerima
Pemberitahuan dari PT. Balaraja Bisco Paloma yang melakukan pengambilalihan
Saham (akuisisi) PT. Subafood Pangan Jaya pada tanggal 22 Maret 2013 dengan
nomor register A11713 (vide bukti C10). -------------------------------------------------21.9 Bahwa berdasarkan pemberitahuan tersebut diketahui nilai aset dari BUIT serta
seluruh Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan
atau dikendalikan Badan Usaha Pengambilalih dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah (vide bukti C7, C8, dan C10): -------------2009
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Balaraja Bisco Paloma
PT. Subafood Pangan Jaya
1.568.829.044.875
42.956.650.416
halaman 22 dari 44
2010
1.936.949.441.136
43.672.523.952
2011
3.590.311.881.048
32.652.000.000
55.250.196.250
SALINAN
21.10 Bahwa nilai penjualan dari BUIT serta seluruh Badan Usaha yang secara langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan Badan Usaha
Pengambilalih dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah
adalah (vide bukti C7, C8, dan C10): ------------------------------------------------------2009
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Balaraja Bisco Paloma
PT. Subafood Pangan Jaya
2010
533.194.383.227
85.717.370.180
705.219.823.456
114.552.374.011
2011
1.752.802.322.408
122.323.419.887
21.11 Bahwa nilai aset dan penjualan PT. Tiga Pilar Corpora dalam kurun waktu 3 (tiga)
tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah: ------------------------------------------
Nilai Penjualan
Nilai Aset
2010
2011
2012
4.185.219.240
164.816.445.275
294.999.084.139
108.535.642.444
757.676.796.172
811.292.724.940
21.12 Bahwa nilai aset dan penjualan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dalam kurun
waktu 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah (vide bukti C10):
Nilai Penjualan
Nilai Aset
2009
2010
2011
533.194.000.000
705.220.000.000
1.752.802.000.000
1.568.830.000.000
1.936.950.000.000
3.590.309.000.000
21.13 Bahwa nilai aset dan penjualan PT. Subafood Pangan Jaya dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah (vide bukti C7, C8, dan C10):
2009
2010
2011
Nilai Penjualan
85.717.370.180
114.552.374.011
122.323.419.887
Nilai Aset
42.956.650.416
43.672.523.952
55.250.196.250
21.14 Bahwa struktur kepemilikan PT. Balaraja Bisco Paloma adalah sebagai berikut
(vide bukti C3): -------------------------------------------------------------------------------No.
Pemegang Saham
1.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,
Tbk.
Tn. Stefanus Joko Mogoginta
2.
halaman 23 dari 44
Komposisi
Kepemilikan
(%)
99,90
0,10
SALINAN
21.15 Bahwa struktur kepemilikan PT. Subafood Pangan Jaya sebelum pengambilalihan
saham adalah sebagai berikut (vide bukti C1): -------------------------------------------PT. Andalan Agro
Makmur
Teddy Tjokrosapoetro
99, 375 %
0 ,625 %
PT. Subafood Pangan
Jaya
21.16 Bahwa berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat, Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa PT. Subafood Pangan Jaya Nomor 164 per tanggal 19
Desember 2012 memutuskan antara lain (vide bukti C1): ------------------------------21.16.1
Menyetujui penjualan seluruh saham dalam Perseroan milik PT.
Andalan Agro Makmur sebanyak 39.750 (tiga puluh sembilan ribu tujuh
ratus lima puluh) lembar saham kepada PT. Balaraja Bisco Paloma; ------
21.16.2
Menyetujui penjualan saham-saham dalam Perseroan milik Sdr. Teddy
Tjokrosapoetra sebanyak 250 (dua ratus lima puluh) lembar saham,
masing-masing sebanyak 249 (dua ratus empat puluh sembilan) lembar
saham kepada PT. Balaraja Bisco Paloma dan sebanyak 1(satu) lembar
saham kepada Sdr. Stefanus Joko Mogoginta. -------------------------
21.17 Bahwa Nilai Transaksi Pengambilalihan Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan
Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma adalah senilai Rp. 47.998.800.000,- (Empat
Puluh Tujuh Miliar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Delapan Ratus
Ribu Rupiah); ---------------------------------------------------------------------------------21.18 Bahwa skema pengambilalihan saham PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT.
Balaraja Bisco Paloma adalah sebagai berikut (vide bukti C5): ------------------------
halaman 24 dari 44
SALINAN
Stefanus Joko Mogoginta
Budhi Istanto Suwito
70%
30%
PT Tiga Pilar Corpora
27,8%
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
99,90%
PT Tiga Pilar
Sejahtera
99,96%
PT Asianiaga
Prakarsatama
99,95%
99,90%
PT Naga Mas
Sakti Perkasa
64,95%
PT Poly Meditra
Indonesia
99,99%
99,99%
PT Bumiraya
Investindo
70%
PT Dunia Pangan
99,99%
PT
Muarabungo
Plantation
99,99%
PT Airlangga
Sawit Jaya
99,99%
PT Mitra Jaya
Agro Plan
99,96%
PT Patra Power
Nusantara
99,96%
PT Charindo
Palma
Oetama
99,99%
99,90%
PT Jatisari
Srirejeki
PT Putra Taro
Paloma
99,90%
PT Balaraja
Bisco Paloma
99,9975%
PT Subafood
Pangan Jaya
PT Indo
Beras Unggul
PT Tugu
Palma
Sumatera
21.19 Bahwa berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
AHU-AH.01.10-01218 tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan PT. Subafood Pangan Jaya diketahui bahwa Pengambilalihan Saham
Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma berlaku
efektif secara hukum pada tanggal 21 Januari 2013 (vide bukti B3 dan C1);--------21.20 Bahwa PT. Balaraja Bisco Paloma melakukan Pemberitahuan Pengambilalihan
Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma
kepada KPPU pada tanggal 22 Maret 2013 (vide Bukti C10); -------------------------21.21 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2010 diatur bahwa kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tidak
berlaku bagi Pelaku Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham antar perusahaan yang
terafiliasi; --------------------------------------------------------------------------------------21.22 Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2010, yang dimaksud dengan “terafiliasi” adalah: ---------------------------------------21.22.1
Hubungan antara perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung,
mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; ---------
21.22.2
Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau ------------------------
21.22.3
Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. ----------
21.23 Bahwa dengan demikian perlu terlebih dahulu untuk diuraikan apakah ketentuan
kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ini berlaku atau tidak bagi
PT. Balaraja Bisco Paloma; -----------------------------------------------------------------halaman 25 dari 44
SALINAN
21.24 Bahwa PT. Balaraja Bisco Paloma dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,
Tbk dan Sdr. Stefanus Joko Mogoginta kemudian PT. Subafood Pangan Jaya
dimiliki oleh PT Andalan Agro Makmur dan Sdr. Teddy Tjokrosapoetro (vide
bukti B1, B2, C2, dan C3); ------------------------------------------------------------------21.25 Bahwa berdasarkan kepemilikan tersebut di atas, PT. Balaraja Bisco Paloma tidak
terafiliasi dengan PT. Subafood Pangan Jaya (vide bukti B1, B2, C2, dan C3); 21.26 Bahwa dengan demikian maka kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada KPPU berlaku bagi PT. Balaraja Bisco Paloma; -----------------------21.27 Bahwa sebagaimana ditetapkan pada ketentuan Pasal Pasal 1 angka 5 UndangUndang Nomor 5 Tahun 1999 dinyatakan: -----------------------------------------------”pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik
Indonesia
baik
sendiri
maupun
bersama-sama
melalui
perjanjian
menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi” --------------21.28 Bahwa dalam dugaan pelanggaran ini, pelaku usaha yang dimaksud adalah PT.
Balaraja Bisco Paloma sebagaimana dijelaskan pada angka 2 di atas; ---------------21.29 Bahwa
pengambilalihan
saham
perusahaan
yang
dimaksud
adalah
pengambilalihan saham 99, 99% (sembilan puluh sembilan koma sembilan puluh
sembilan persen) PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma;-----21.30 Mengenai ketentuan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, menyatakan:
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan
saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset
dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib
diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut;
(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta
tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur
dalam Peraturan Pemerintah. --------------------------------------------21.31 Unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut
adalah sebagai berikut: -----------------------------------------------------------------------21.31.1
Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan
saham; -----------------------------------------------------------------------------
21.31.2
Nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu; ----------
21.31.3
Wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
tersebut; ----------------------------------------------------------------------
halaman 26 dari 44
SALINAN
21.32 Bahwa terkait dengan Unsur “Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan saham”; --------------------------------------------------------------------21.32.1
Bahwa dalam unsur ini terdapat kata hubung “atau”; -----------------
21.32.2
Bahwa kata hubung “atau” berdasarkan kamus bahasa Indonesia
memiliki arti kata penghubung untuk menandai pilihan di antara
beberapa hal (pilihan) (http://kbbi.web.id/);-----------------------------
21.32.3
Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini, cukup salah satu dari:
“penggabungan”, atau “peleburan badan usaha”, atau “pengambilalihan
saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur ini; --------------------
21.32.4
Bahwa pada tanggal 22 Maret 2013, KPPU menerima pemberitahuan
dari PT. Balaraja Bisco Paloma yang melakukan pengambilalihan saham
(akuisisi) PT. Subafood Pangan Jaya; -----------------------------------------
21.32.5
Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham telah terpenuhi.
21.33 Bahwa terkait dengan Unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi
jumlah tertentu” -------------------------------------------------------------------------------21.33.1
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999, diatur bahwa ketentuan tentang penetapan nilai aset dan
atau nilai penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana
dimaksud, diatur dalam Peraturan Pemerintah; ------------------------
21.33.2
Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 29 UndangUndang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut di atas, Pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 yang di
dalamnya memuat mengenai nilai aset dana atau nilai penjualan yang
melebihi jumlah tertentu; --------------------------------------------------
21.33.3
Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu diatur
dalam Pasal 5 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010
yang menentukan; ---------------------------------------------------------20.33.1.1
nilai aset sebesar Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima
ratus miliar rupiah); dan/atau; ------------------------------
20.33.1.2
nilai penjualan sebesar Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima
triliun rupiah). ---------------------------------------------------
21.33.4
Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tersebut di
atas dihitung berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai
penjualan dari: ----------------------------------------------------------------20.33.1.3
Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil
Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham
halaman 27 dari 44
SALINAN
perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; dan
20.33.1.4
Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil
Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau
Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain
dan Badan Usaha yang diambilalih. -----------------------------
21.33.5
Bahwa penghitungan nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut di atas
untuk mengetahui apakah nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi
jumlah tertentu; -------------------------------------------------------------
21.33.6
Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut menjadi hal
menentukan apakah Pelaku Usaha wajib atau tidak wajib untuk
melaporkan ke KPPU; ------------------------------------------------------
21.33.7
Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau” memiliki arti sifat
kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa keduanya atau salah
satunya; ----------------------------------------------------------------------
21.33.8
Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama dari unsur ini
adalah melebihi atau tidak melebihi jumlah tertentu yang telah
ditentukan tersebut di atas; ----------------------------------------------
21.33.9
Bahwa berdasarkan ketentuan penghitungan nilai aset dan/atau nilai
penjualan diperoleh fakta-fakta bahwa nilai aset dan/atau penjualan
gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung hingga BUIT dengan
rincian sebagai berikut: (vide bukti C6, C7, C12, C13); -------------20.33.1.5
Bahwa nilai aset gabungan hasil Pengambilalihan Saham
dihitung
hingga
BUIT
adalah
sebesar
Rp.
4.403.235.992.422,00 (Empat Triliun Empat Ratus Tiga
Miliar Dua Ratus Tiga Puluh Lima Juta Sembilan Ratus
Sembilan Puluh Dua Ribu Empat Ratus Dua Puluh Dua
Rupiah); -------------------------------------------------------------20.33.1.6
Bahwa nilai penjualan gabungan hasil Pengambilalihan
Saham
dihitung
hingga
BUIT
adalah
sebesar
Rp.
2.039.941.865.162,00 (Dua Triliun Tiga Puluh Sembilan
Miliar Sembilan Ratus Empat Puluh Satu Juta Delapan
Ratus Enam Puluh Lima Ribu Seratus Enam Puluh Dua
Rupiah); --------------------------------------------------------------
halaman 28 dari 44
SALINAN
Perusahaan
PT. Tiga Pilar Corpora
PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
PT. Subafood Pangan Jaya
Total
20.33.1.7
Aset
Omset
(Rp)
(Rp)
757.676.796.172
164.816.445.275
3.590.309.000.000 1.752.802.000.000
55.250.196.250
122.323.419.887
4.403.235.992.422 2.039.941.865.162
Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham PT
Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma
untuk nilai aset telah melebihi jumlah tertentu sebagaimana
diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2010; ------------------------------------------------------------------
21.33.10 Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham PT Subafood Pangan
Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma untuk nilai aset telah melebihi
jumlah tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2010; ---------------------------------------------------21.33.11 Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset dan/atau nilai penjualannya
melebihi jumlah tertentu” telah terpenuhi. -----------------------------21.34 Bahwa terkait dengan Unsur “wajib diberitahukan kepada Komisi selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau
pengambilalihan tersebut; ---------------------------------------------------------------21.34.1
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2010 diatur bahwa pemberitahuan Penggabungan
Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham
perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya
melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada
KPPU paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku
efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan
Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan; ----------------------
21.34.2
Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka pemberitahuan wajib
dilakukan secara tertulis, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku
efektif, dan berlaku efektif secara yuridis; ------------------------------
21.34.3
Bahwa PT. Balaraja Bisco Paloma memberitahukan secara tertulis
kepada KPPU pada tanggal 22 Maret 2013 (vide bukti C10); -------
21.34.4
Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka memiliki arti
penghitungan 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak tanggal pemberitahuan;
21.34.5
Bahwa berdasarkan ketentuan Kementerian Hukum dan HAM, tanggal
telah berlaku efektif secara yuridis dihitung sejak dikeluarkannya surat
halaman 29 dari 44
SALINAN
penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan dari Kementerian
Hukum dan HAM pada tanggal 21 Januari 2013 (vide bukti B3 dan
C1); --------------------------------------------------------------------------21.34.6
Bahwa berdasarkan ketentuan Kementerian Hukum dan HAM tersebut
di atas dan wajib melaporkan paling lama paling lama 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis, maka PT.
Balaraja Bisco Paloma harus sudah melaporkan kepada KPPU terkait
pengambilalihan saham perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya
selambat-lambatnya pada tanggal 04 Maret 2013; ---------------------
21.34.7
Bahwa penghitungan 30 (tiga puluh) hari kerja didasarkan pada
Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012, Nomor
Kep. 28/MEN/I/2012, Nomor SKB/01/M.PAN-RB/01/2012 tentang
Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2012; ------------------------
21.34.8
Bahwa penghitungan tersebut tampak dalam tabel dibawah ini: -----------
Hari
Tanggal/Bulan
ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
21.34.9
21/Januari
22/Januari
23/Januari
25/Januari
28/Januari
29/Januari
30/Januari
31/Januari
1/Februari
4/Febuari
Hari
Tanggal/Bulan
ke
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
5/ Februari
6/ Febuari
7/Februari
8/ Februari
11/ Februari
12/ Februari
13/ Februari
14/ Februari
15/ Februari
18/ Februari
Hari
Tanggal/Bulan
ke
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
19/ Februari
20/ Februari
21/ Februari
22/ Februari
25/ Februari
26/ Februari
27/ Februari
28/ Februari
1/ Maret
4/ Maret
Bahwa Tim Investigator menilai bahwa kesalahan dalam memahami
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 sebagaimana disebut
dalam fakta lain angka 20, 21, 22, dan 23 tidak dapat dijadikan alasan
pembenar untuk terlambat melakukan Pemberitahuan kepada KPPU;
21.34.10 Bahwa dengan demikian Tim Investigator tetap berpendapat bahwa PT.
Balaraja
Bisco
Paloma
terlambat
melakukan
Pemberitahuan
Pengambilalihan saham PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja
Bisco Paloma dalam waktu 13 (tiga belas) hari kerja; ---------------21.34.11 Bahwa kesimpulan dari Investigator adalah Berdasarkan analisa tersebut
di atas, Tim Investigator menilai telah terjadi pelanggaran Pasal 29
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 dalam Keterlambatan Pemberitahuan
halaman 30 dari 44
SALINAN
Pengambilalihan Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT.
Balaraja Bisco Paloma; -------------------------------------------------22. Menimbang bahwa Terlapor menyerahkan Kesimpulan Hasil Persidangan yang pada
pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut (vide bukti T3):
22.1 Bahwa Terlapor keliru memahami ketentuan Pasal 5 ayat 2 Peraturan Pemerintah
Nomor 57 tahun 2010 (“PP 57/2010”), dimana pemahaman Terlapor terhadap
akuisisi yang wajib diberitahukan kepada KPPU adalah akusisi yang
mengakibatkan nilai asset atau nilai penjualan yang tadinya dibawah jumlah
tertentu yang tercantum pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010 menjadi di atas jumlah
tertentu pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010. Sedangkan nilai aset PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk telah melebihi dari jumlah tertentu yang tercantum pada Pasal
5 ayat 2 PP 57/2010 sebelum akuisisi dilakukan; ----------------------------------------22.2 Bahwa segera setelah Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia
mengingatkan dan memberikan pemahaman yang benar melalui Biro Merger
terkait dengan akuisisi PT Sukses Abadi Karya Inti oleh PT Dunia Pangan yang
juga merupakan entitas anak PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Terlapor segera
melaporkan akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya walaupun
akuisisi ini bukan merupakan obyek dari surat teguran dari KPPU yang diterima
oleh grup Terlapor (surat teguran hanya terhadap PT Dunia Pangan atas akuisisi
PT Sukses Abadi Karya Inti). Terlapor berharap hal ini dapat menunjukkan itikad
baik Terlapor dalam mematuhi ketentuan KPPU; ---------------------------------------22.3 Bahwa Terlapor tidak mengetahui pemberlakuan denda keterlambatan berdasarkan
Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2012 tanggal 27 Agustus 2012, karena pada saat
terakhir Terlapor beraudiensi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha tanggal
26 Januari 2012, Terlapor diberitahukan bahwa sanksi PP57/2010 belum
diberlakukan; ----------------------------------------------------------------------------------22.4 Bahwa Terlapor hanya dapat berandai bahwa apabila Biro Merger yang telah
sebelumnya berkomunikasi dengan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yaitu dalam
hal pembelian aset dari PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2011 (Bukti T-1) dan
pengeluaran saham baru PT Bumiraya Investindo tahun 2011-2012 (Bukti T-2),
dapat kiranya: ---------------------------------------------------------------------------------22.4.1
Mengirimkan kepada Terlapor informasi mengenai pemberlakuan sanksi
berdasarkan Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2012 tersebut dimana
Terlapor
pasti
akan
mematuhi
ketentuan
pemberitahuan
pengambilalihan ini, karena sebagai bagian dari perusahaan terbuka
yang wajib melaporkan dan mengumumkan ke masyarakat Terlapor
terbiasa untuk melakukan keterbukaan informasi; --------------------halaman 31 dari 44
SALINAN
22.4.2
Mengingatkan Terlapor lebih awal melaporkan kepada Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan serta mengumumkan kepada
publik melalui Bursa Efek Indonesia yang harus Terlapor lakukan paling
lambat 2 (dua) hari sejak Terlapor menandatangani perjanjian
pendahuluan jual beli dan akta jual beli (yaitu masing-masing pada
tanggal 21 November 2012 dan 20 Desember 2012) – (Bukti T-3),
dan/atau pada saat berita rencana akuisisi ini dimuat di harian yang
terkenal menyoroti aksi korporasi dengan peredaran nasional yaitu
harian Kontan tanggal 26 November 2012 – (Bukti T-4), jauh hari
sebelum terbitnya penerimaan pemberitahuan oleh Menkumham. --
22.5 Bahwa selanjutnya, terkait dengan tanggapan Terlapor di atas, Terlapor memohon
kepada Majelis Komisi mempertimbangkan untuk memberikan keringanan
hukuman atas dasar sebagai berikut: -------------------------------------------------------22.5.1
Terlapor adalah bagian dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, suatu
perusahaan publik yang lebih dari 45% sahamnya dimiliki oleh
masyarakat, dimana suatu pengenaan denda yang besar dapat berakibat
hilangnya kepercayaan pemegang saham publik kepada PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk; --------------------------------------------------------
22.5.2
Akuisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya tidak terbukti
berpotensi menimbulkan praktik monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat berdasarkan Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Nomor 30/KPPU/PDPT/XI/2013 tanggal 26 November 2013 – (Bukti
T-5; ---------------------------------------------------------------------------
22.5.3
Akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya belum menambah
pendapatan Terlapor malah sebaliknya masih membutuhkan dana karena
PT Subafood Pangan Jaya berencana merelokasi pabrik dekat dengan
lokasi saat ini walaupun ada opsi bagi Terlapor untuk merelokasi ke
Solo yang biaya tenaga kerja lebih murah, karena sejak akuisisi Terlapor
menanggung kenaikan biaya tenaga kerja sebagai akibat dari kenaikan
Upah Minimum Regional di wilayah Jakarta dan sekitarnya, namun
Terlapor tidak melakukan pemutusan hubungan kerja masal. Nilai
ekonomis bagi Terlapor dalam pengambilalihan ini belum terlihat
sampai dengan PT Subafood Pangan Jaya membukukan untung yang
kemungkinan baru dapat tercapai setelah diperhitungkan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk pemindahan pabrik; ---------------------------------
22.5.4
Akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya akan membantu
perekonomian nasional karena PT Subafood Pangan Jaya sedang
halaman 32 dari 44
SALINAN
berusaha untuk mengekspor produknya karena pasar luar negeri cocok
dengan produk PT Subafood Pangan Jaya yang lebih sehat dan juga
ekspor diharapkan menaikkan kinerja keuangan PT Subafood Pangan
Jaya. -------------------------------------------------------------------------22.5.5
Berdasarkan hal-hal yang Terlapor sampaikan di atas, Terlapor berharap
dapat diberikan hukuman percobaan sehingga denda akan dikenakan
sepenuhnya
apabila
PT
Balaraja
Bisco
Paloma
mengulangi
keterlambatan pelaporan kembali. --------------------------------------23. Menimbang bahwa setelah berakhirnya jangka waktu Pemeriksaan Lanjutan, Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 18/KPPU/Pen/IV/2014 tanggal 2 April 2014
tentang Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti
A24); ---------------------------------------------------------------------------------------------------24. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 42/KPPU/Kep/IV/2014 tanggal 2 April 2014
tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Musyawarah Majelis
Komisi Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti A25); --------------------------------25. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan Musyawarah
Majelis kepada Terlapor (vide bukti A28); -------------------------------------------------------26. Menimbang bahwa setelah melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi, Majelis Komisi
menilai telah memiliki bukti dan penilaian yang cukup untuk mengambil putusan; --------
TENTANG HUKUM
Setelah mempertimbangkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan, Tanggapan Terlapor
terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan, keterangan Terlapor, surat-surat dan atau
dokumen, Kesimpulan Hasil Persidangan yang disampaikan baik oleh Investigator maupun
Terlapor yang selanjutnya disebut sebagai “fakta persidangan”, Majelis Komisi menilai,
menganalisis, menyimpulkan dan memutuskan perkara berdasarkan alat bukti yang cukup
tentang telah terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5
Tahun 1999 yang diduga dilakukan oleh Terlapor dalam Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014.
Dalam melakukan penilaian dan analisis, Majelis Komisi menguraikan dalam beberapa
bagian, yaitu: ------------------------------------------------------------------------------------------------1.
Tentang Objek Perkara dan Dugaan Pelanggaran; -----------------------------------------------
2.
Tentang Identitas Terlapor; --------------------------------------------------------------------------
3.
Tentang Pengambilalihan Saham PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor; -----------------
4.
Tentang Nilai Aset dan atau Nilai Penjualan setelah Pengambilalihan Saham; -------------halaman 33 dari 44
SALINAN
5.
Tentang Kewajiban Melakukan Pemberitahuan kepada Komisi; ------------------------------
6.
Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999; ---------------
7.
Tentang Pengecualian; --------------------------------------------------------------------------------
8.
Tentang Kesimpulan Majelis Komisi; --------------------------------------------------------------
9.
Tentang Pertimbangan Majelis Komisi sebelum Memutus; ------------------------------------
10. Tentang Diktum Putusan dan Penutup. ------------------------------------------------------------
Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas; -------------------------------1.
Tentang Objek Perkara dan Dugaan Pelanggaran; ------------------------------------1.1
Bahwa Objek Perkara ini adalah Keterlambatan Pemberitahuan Pengambilalihan
saham PT Subafood Pangan Jaya selama 13 (tiga belas) hari kerja; -------------------
1.2
Bahwa Terlapor diduga melanggar Pasal 29 UU Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal
5 PP Nomor 57 Tahun 2010; -----------------------------------------------------------------
2.
Tentang Identitas Terlapor;------------------------------------------------------------------Bahwa Majelis Komisi menilai Identitas Terlapor adalah sebagai berikut: -----------------Terlapor, PT. Balaraja Bisco Paloma, yang berkedudukan di Kampung Pasir Kalong,
RT 002/001 Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten,
merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia berdasarkan Akta
Notaris Arry Supratno, S.H., Nomor 143 tanggal 18 Mei 2011. Bahwa akta pendirian
tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor AHU-27301.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal
30 Mei 2011. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan bahwa maksud
dan tujuan PT Balaraja Bisco Paloma adalah bergerak di bidang perdagangan umum,
perindustrian, jasa, pembangunan (kontraktor), pengangkutan darat, pertanian,
percetakan/penerbitan, dan perbengkelan; --------------------------------------------------------
3.
Tentang Pengambilalihan Saham PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor; ----3.1
Berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan dan Kesimpulan Hasil
Persidangan yang diserahkan oleh Investigator, diperoleh bukti bahwa Surat
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.10-01218
tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Subafood
Pangan Jaya diketahui bahwa Pengambilalihan Saham Perusahaan PT. Subafood
Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma berlaku efektif secara yuridis pada
tanggal 21 Januari 2013; ----------------------------------------------------------------------
3.2
Berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan dan Kesimpulan Hasil
Persidangan yang diserahkan oleh Investigator diperoleh bukti Tanda Terima
halaman 34 dari 44
SALINAN
Pemberitahuan Pengambilalihan Saham PT Subafood Pangan Jaya Oleh Terlapor
Kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha Tertanggal 22 Maret 2013; -----------3.3
Berdasarkan
pengambilalihan
saham
perusahaan
yang
dimaksud
adalah
pengambilalihan saham 99, 99% (sembilan puluh sembilan koma sembilan puluh
sembilan persen) PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma.; ----3.4
Berdasarkan Tanggapan atas Laporan Keterlambatan Pemberitahuan dan
Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor, dinyatakan bahwa keterlambatan
tersebut terjadi karena kekeliruan memahami ketentuan Pasal 5 ayat 2 Peraturan
Pemerintah No.57 tahun 2010 ; -------------------------------------------------------------
3.5
Bahwa Majelis Komisi Mempertimbangkan:
3.5.1
Bahwa dalam Pasal 29 ayat (1) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang
Penggabungan
atau
peleburan
badan
usaha,
atau
pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang
berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu,
wajib diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
tersebut;-----------------------------------------------------------------------------3.5.2
Bahwa dalam Pasal 1 Ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan
Pengambilalihan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan
Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(selanjutnya disebut “PP Nomor 57 Tahun 2010”), yang dimaksud
pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Pelaku
Usaha untuk mengambilalih saham Badan Usaha yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas Badan Usaha tersebut; -------------------------
3.6
Bahwa Majelis Komisi menilai bahwa Terlapor telah melakukan pengambilalihan
atas saham PT Subafood Pangan Jaya yang berlaku efektif secara yuridis pada
tanggal 21 Januari 2013 sesuai dengan Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor AHU-AH.01.10-01218 tentang Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Data Perseroan PT Subafood Pangan Jaya; ----------------------------------
4.
Tentang Nilai Aset dan atau Nilai Penjualan setelah pengambilalihan saham; --4.1
Bahwa berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan, Kesimpulan yang
disampaikan oleh Investigator terkait nilai aset gabungan hasil Pengambilalihan
Saham dihitung hingga BUIT adalah sebesar Rp 4.403.235.992.422 (Empat
Triliun Empat Ratus Tiga Miliar Dua Ratus Tiga Puluh Lima Juta Sembilan Ratus
Sembilan Puluh Dua Ribu Empat Ratus Dua Puluh Dua Rupiah) dan nilai
penjualan gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung hingga BUIT adalah
halaman 35 dari 44
SALINAN
sebesar Rp 2.039.941.865.162 (Dua Triliun Tiga Puluh Sembilan Miliar Sembilan
Ratus Empat Puluh Satu Juta Delapan Ratus Enam Puluh Lima Ribu Seratus Enam
Puluh Dua Rupiah); --------------------------------------------------------------------------4.2
Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Terlapor telah diklarifikasi bahwa
perjanjian jual-beli saham tersebut tertuang dalam Akta Jual Beli Saham Nomor
165 dan Nomor 166 tanggal 19 Desember 2012 yang dibuat dihadapan Notaris
Benedictus Andi Riyanto dengan total nilai transaksi lebih kurang Rp
48.000.000.000,00 (empat puluh delapan milyar rupiah), yang kemudian
didaftarkan ke Kemenkumham dan mendapatkan pengesahan efektir tertanggal 21
Januari 2013, kemudian didaftarkan ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha
tanggal 22 Maret 2013; -----------------------------------------------------------------------
4.3
Bahwa menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1) Undang Undang Nomor 5 Tahun
1999, Pelaku Usaha wajib untuk melakukan pemberitahuan pengambilalihan
saham kepada Komisi jika berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya
melebihi jumlah tertentu; ---------------------------------------------------------------------
4.4
Bahwa menurut ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang Undang Nomor 5 Tahun
1999, ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata cara
pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010;---------------------------------------------------------
4.5
Bahwa batasan nilai menurut ketentuan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2010; -----------------------------------------------------------------------------------4.5.1
Batasan
Nilai
untuk
melakukan
pemberitahuan
Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan kepada Komisi; ----------------------------1) nilai aset badan usaha hasil penggabungan atau peleburan atau
pengambilalihan melebihi Rp 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima
ratus miliar rupiah); atau---------------------------------------------2) nilai penjualan (omzet) badan usaha hasil penggabungan atau
peleburan atau pengambilalihan melebihi Rp 5.000.000.000.000,00
(lima triliun rupiah); --------------------------------------------------------3) Sedangkan jika dua atau lebih pihak yang melakukan Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan bergerak di bidang perbankan,
pelaku usaha wajib melakukan pemberitahuan kepada Komisi
apabila nilai aset badan usaha hasil penggabungan atau peleburan
atau pengambilalihan melebihi Rp 20.000.000.000.000,00 (dua puluh
triliun rupiah); ----------------------------------------------------------------
halaman 36 dari 44
SALINAN
4) Nilai penjualan dan/atau aset hasil penggabungan atau peleburan
atau pengambilalihan adalah jumlah nilai penjualan dan/atau aset
yang dihitung berdasarkan penjumlahan nilai penjualan dan/atau
aset tahun terakhir yang telah diaudit dari masing-masing pihak
yang melakukan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan
ditambah dengan nilai penjualan dan/atau aset dari seluruh badan
usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan
atau
dikendalikan
oleh
Badan
Usaha
yang
melakukan
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan; ----------------------5) Nilai aset dan/atau nilai penjualan tidak hanya meliputi nilai aset
dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang melakukan
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan, tetapi juga nilai
aset dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang terkait secara
langsung dengan perusahaan yang bersangkutan secara vertikal,
yaitu induk perusahaan sampai dengan Badan Usaha Induk
Tertinggi dan anak perusahaan sampai dengan anak perusahaan
yang paling bawah. Nilai aset dan/atau nilai penjualan Badan Usaha
Induk Tertinggi yang dihitung adalah nilai aset dan/atau nilai
penjualan seluruh anak perusahaan. Hal ini dikarenakan secara
ekonomi, nilai aset anak perusahaan merupakan nilai aset dari induk
perusahaan; -------------------------------------------------------------6) Badan Usaha Induk Tertinggi adalah pengendali tertinggi dari
badan usaha yang akan melakukan Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan, sedangkan anak perusahaan yang paling bawah
adalah badan usaha yang dikendalikan secara tidak langsung oleh
perusahaan yang akan melakukan Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan;---- --------------------------------------------------------7) Nilai aset yang dihitung adalah nilai aset yang berlokasi di wilayah
Indonesia. Sama halnya dengan nilai penjualan, yang dihitung
adalah nilai penjualan di wilayah Indonesia (tidak termasuk ekspor),
baik yang berasal dari dalam maupun penjualan yang bersumber
dari luar wilayah Indonesia. Dalam hal ini, nilai aset atau nilai
penjualan yang dihitung adalah nilai aset atau nilai penjualan
seluruh anak perusahaan secara langsung atau tidak langsung dari
Badan Usaha Induk Tertinggi; ----------------------------------------------
halaman 37 dari 44
SALINAN
4.6
Bahwa Majelis Komisi berpendapat, berdasarkan fakta persidangan, nilai aset
gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung hingga BUIT setelah
pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor adalah sebesar
sebesar Rp 4.403.235.992.422 (Empat Triliun Empat Ratus Tiga Miliar DuaRatus
Tiga Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Empat Ratus Dua
Puluh Dua Rupiah) dan telah melebihi
batasan nilai aset untuk melakukan
pemberitahuan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan kepada Komisi
yaitu melebihi Rp 2.500.000.000.000,00 (Dua Triliun Lima Ratus Miliar Rupiah);
4.7
Bahwa Majelis Komisi berpendapat, berdasarkan fakta persidangan, nilai
penjualan gabungan Terlapor dan PT Subafood Pangan Jaya sebesar Rp
2.039.941.865.162 (Dua Triliun Tiga Puluh Sembilan Miliar Sembilan Ratus
Empat Puluh Satu Juta Delapan Ratus Enam Puluh Lima Ribu Seratus Enam
Puluh Dua Rupiah); ---------------------------------------------------------------------------
4.8
Bahwa Majelis Komisi menilai dengan adanya frasa kata hubung “dan/atau”
dalam frase “yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya” memiliki arti
sifat kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa salah satunya dimana
terpenuhinya persyaratan nilai gabungan aset atau omset (penjualan) dari
pengambilalihan saham ini sudah cukup mewajibkan pelaku usaha untuk
melakukan pemberitahuan ke KPPU; ------------------------------------------------------
4.9
Bahwa Majelis Komisi menilai pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya
oleh Terlapor wajib melakukan pemberitahuan kepada Komisi sesuai dengan
ketentuan Pasal 29 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999; --------------------------------------
5.
Tentang Keterlambatan Melakukan Pemberitahuan Kepada Komisi; ------------5.1
Bahwa berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan dan Kesimpulan Hasil
Persidangan yang diserahkan Investigator, tanggal efektif secara yuridis
pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor adalah tanggal 21
Januari 2013; -----------------------------------------------------------------------------------
5.2
Bahwa dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, Terlapor memiliki kewajiban untuk
melakukan notifikasi Pemberitahuan kepada KPPU paling lambat pada tanggal 4
Maret 2013; -------------------------------------------------------------------------------------
5.3
Berdasarkan alat bukti dari Investigator, yaitu berupa Surat Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.10-01218 tentang Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Subafood Pangan Jaya diketahui
bahwa pengambilalihan PT Subafood Pangan Jaya, oleh Terlapor berlaku efektif
secara hukum pada tanggal 21 Januari 2013; ----------------------------------------------
5.4
Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Terlapor, telah diklarifikasi bahwa
Terlapor melakukan pemberitahuan kepada KPPU pada tanggal 22 Maret 2013; --halaman 38 dari 44
SALINAN
5.5
Bahwa Ketentuan dalam Pasal 29 UU No.5 Tahun 1999 berbunyi sebagai berikut:
(1)”Penggabungan atau Peleburan badan Usaha, atau pengambilalihan saham
sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 yang berakibat nilai asset dan atau
nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib memberitahukan kepada
Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) sejak tanggal penggabungan,
peleburan, atau pengambilalihan tersebut”; -----------------------------------------(2)”Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata cara
pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam Peraturan
Pemerintah”; -------------------------------------------------------------------------------
5.6
Bahwa dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 Pasal 5 ayat
(1) Berbunyi “Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilaiaset dan/atau nilai
penjualannya melebihi jumlah tertentuwajib diberitahukan secara tertulis kepada
Komisi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif
secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham perusahaan”; ------------------------------------------------------
5.7
Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 13 Tahun 2010
tentang Pedoman Pelaksanaan tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha
dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya
Praktik Monopoli dan atau Persaingan Usaha Tidak Sehat, bahwa kewajiban
melakukan Pemberitahuan adalah “Pemberitahuan diterima Menteri baik dalam
hal terjadi perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 maupun yang tidak disertai perubahan
anggaran dasar”; -------------------------------------------------------------------------------
5.8
Majelis Komisi berpendapat, berdasarkan fakta persidangan, sesuai dengan Surat
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.10-01218
tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Subafood
Pangan Jaya diketahui bahwa pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya
oleh Terlapor berlaku efektif secara
hukum pada tanggal 21 Januari 2013,
sedangkan Terlapor melakukan pemberitahuan kepada KPPU pada tanggal 22
Maret 2013; ------------------------------------------------------------------------------------5.9
Majelis Komisi berpendapat bahwa berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan
Hak
Asasi
Manusia
Nomor
AHU-AH.01.10-01218
tentang
Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Subafood Pangan Jaya, dan bukti
dokumen pemberitahuan pengambilalihan
halaman 39 dari 44
saham PT Subafood Pangan Jaya
SALINAN
Terlapor kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha, maka Terlapor telah
melakukan keterlambatan dalam melakukan pemberitahuan pengambilalihan
selama 13 (tiga belas) hari kerja; -----------------------------------------------------------6.
Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999; --6.1
Menimbang bahwa Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 berbunyi
sebagai berikut: -------------------------------------------------------------------------------(1)“Penggabungan atau Peleburan badan Usaha, atau pengambilalihan saham
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai asset dan atau
nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib memberitahukan kepada
Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) sejak tanggal penggabungan,
peleburan, atau pengambilalihan tersebut)” ----------------------------------------(2)“Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata
cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah; ------------------------------------------------------------------
6.2
Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran
terhadap Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi
mempertimbangkan unsur-unsur sebagai berikut; ----------------------------------------
6.3
Unsur pengambialihan saham (sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 Undang
Undang Nomor 5 Tahun 1999); ------------------------------------------------------------6.3.1
Bahwa Pasal 28 ayat (2) menyatakan ”Pelaku usaha dilarang
melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila tindakan
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat;---------------------------------------------------
6.3.2
Bahwa Pasal 28 ayat (3) menyatakan “ Ketentuan lebih lanjut mengenai
penggabungan atau peleburan badan usaha yang dilarang sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) , dan ketentuan mengenai pengambilalihan
saham perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) , diatur dalam
Peraturan Pemerintah;------------------------------------------------------------
6.3.3
Bahwa Peraturan Pemerintah yang mengatur lebih lanjut hal-hal yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3) adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010;--------------------------------------------
6.3.4
Bahwa yang dimaksud dengan pengambilalihan berdasarkan pasal 1
ayat (3) Peraturan Pemerintah
“Perbuatan hukum
Nomor 57 Tahun 2010 adalah
yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk
mengambilalih saham badan usaha yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas badan usaha tersebut;-------------------------------------halaman 40 dari 44
SALINAN
6.3.5
Bahwa berdasarkan uraian pada Butir 3 Tentang Hukum, telah terjadi
pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian atas PT Subafood Pangan
Jaya;--------------------------------------------------------------------------------
6.3.6
6.4
Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham terpenuhi.-------
Unsur nilai aset dan atau nilai penjualan yang melebihi jumlah tertentu; ------------6.3.7
Bahwa berdasarkan Pasal 29 ayat (2) Undang Undang Nomor 5 Tahun
1999, ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan
serta tatacara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur dalam Peraturan Pemerintah;--------------------------------------------
6.3.8
Bahwa Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang penetapan nilai
aset dan atau nilai penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada Butir 4 Tentang Hukum di atas adalah PP Nomor 57
Tahun 2010;-----------------------------------------------------------------------
6.3.9
Bahwa Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 mengatur
nilai aset badan usaha hasil penggabungan atau peleburan atau
pengambilalihan melebihi Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima
ratus miliar rupiah); atau nilai penjualan (omset) badan usaha hasil
penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan melebihi Rp
5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah);-----------------------------------
6.3.10
Bahwa
berdasarkan
uraian
pada
Butir
4
Tentang
Hukum,
pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya, oleh Terlapor
berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu
sebagaimana dimaksud pada Butir 4.1 Tentang Hukum;-------------------6.3.11
Bahwa dengan demikian unsur nilai aset dan/atau nilai penjualan yang
melebihi jumlah tertentu terpenuhi.-------------------------------------------
6.5
Unsur keterlambatan melakukan pemberitahuan kepada Komisi; ---------------------6.3.12
Bahwa berdasarkan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 tahun
1999, Pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah
tertentu, wajib memberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya 30
(tiga puluh hari) sejak tanggal pengambilalihan tersebut;-------------------
6.3.13
Bahwa, pengambilalihan PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor
berlaku efektif secara hukum pada tanggal 21 Januari 2013. Berdasarkan
Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Pelaku Usaha
halaman 41 dari 44
SALINAN
wajib memberitahukan pengambilalihan kepada Komisi selambatlambatnya 30 (tiga puluh hari), sehingga Terlapor memiliki kewajiban
untuk melakukan notifikasi Pemberitahuan kepada KPPU paling lambat
tanggal
4
Maret
2013,
sedangkan
Terlapor
baru
melakukan
pemberitahuan kepada KPPU pada tanggal 22 Maret 2013;---------------6.3.14
Bahwa berdasarkan uraian di atas, Terlapor telah melakukan
keterlambatan dalam melakukan pemberitahuan pengambilalihan selama
13 (tiga belas) hari kerja;---------------------------------------------------------
6.6
Bahwa dengan demikian unsur keterlambatan melakukan pemberitahuan kepada
Komisi terpenuhi. ---------------------------------------------------------------------
7.
Tentang Pengecualian;
7.1
Bahwa PT. Balaraja Bisco Paloma dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,
Tbk dan Sdr. Stefanus Joko Mogoginta;----------------------------------------------------
7.2
Bahwa PT. Subafood Pangan Jaya dimiliki oleh PT Andalan Agro Makmur dan
Sdr. Teddy Tjokrosapoetro;------------------------------------------------------------------
7.3
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2010 diatur bahwa kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tidak
berlaku bagi Pelaku Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham antar perusahaan yang
terafiliasi;---------------------------------------------------------------------------------------
7.4
Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2010, yang dimaksud dengan “terafiliasi” adalah;---------------------------------------7.4.1. Hubungan antara perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung,
mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
---------------
7.4.2. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau------------------------7.4.3. Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.--------------7.5
Bahwa berdasarkan fakta persidangan, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dan
Sdr. Stefanus Joko Mogoginta tidak terafiliasi dengan PT Andalan Agro Makmur
dan Sdr. Teddy Tjokrosapoetro sebagaimana dimaksud pada butir 7.4;---------------
7.6
Bahwa berdasarkan kepemilikan tersebut di atas, PT. Balaraja Bisco Paloma tidak
terafiliasi dengan PT. Subafood Pangan Jaya;---------------------------------------------
7.7
Bahwa dengan demikian maka kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada KPPU dalam perkara ini tidak dikecualikan.----------------------------
8.
Tentang Kesimpulan Majelis Komisi; ------------------------------------------------------
halaman 42 dari 44
SALINAN
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan dan uraian di atas, Majelis Komisi sampai
pada kesimpulan sebagai berikut: -----------------------------------------------------------------8.1
Bahwa benar bahwa nilai aset setelah pengambilalihan memenuhi jumlah tertentu;
8.2
Bahwa benar adanya keterlambatan melakukan pemberitahuan kepada Komisi
setelah efektif yuridis pengambilalihan saham;- -----------------------------------------
9.
Tentang Pertimbangan Majelis Komisi sebelum Memutus; -------------------------Menimbang bahwa sebelum memutuskan, Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut; ---------------------------------------------------------------------------------------9.1
Bahwa Terlapor setelah mengetahui bahwa telah terlambat dalam melakukan
pemberitahuan pengambialihan saham, segera merespon dengan baik dan
melengkapi syarat-syarat administratif kepada KPPU ; ---------------------------------
9.2
Bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal yang meringankan bagi
Terlapor yaitu, Terlapor telah bersikap baik dan kooperatif selama proses Sidang
Majelis Komisi berlangsung; ----------------------------------------------------------------
9.3
Bahwa Majelis komisi mempertimbangkan agar keterlambatan ini menjadi
pembelajaran bagi pelaku usaha lainnya agar mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku;-----------------------------------------------------------------------
10.
Tentang Diktum Putusan dan Penutup; ---------------------------------------------------Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan, penilaian, analisa dan
kesimpulan di atas, serta dengan mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-undang Nomor 5
Tahun 1999, Majelis Komisi: -----------------------------------------------------------------------
MEMUTUSKAN
1. Menyatakan bahwa Terlapor terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal
29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999; ------------------------------------------------------2. Menghukum Terlapor membayar denda sebesar Rp. 5.000.000.000 (Lima Milliar
Rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda
pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan
Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan
Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); --------------------------------------------3. Bahwa setelah Terlapor melakukan pembayaran denda, maka salinan bukti
pembayaran denda tersebut harus dilaporkan dan diserahkan ke KPPU;---------------Demikian putusan ini ditetapkan melalui Musyawarah Majelis Komisi pada tanggal 2 April
2014 dan dibacakan di persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Selasa
tanggal 8 April 2014 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M.
halaman 43 dari 44
SALINAN
Ph.D. sebagai Ketua Majelis Komisi; Dr. Sukarmi, S.H. M.H. dan Kamser Lumbanradja,
M.B.A. masing-masing sebagai Anggota Majelis Komisi, dengan dibantu oleh R. Arif
Yulianto, S.H. dan Rumondang Nainggolan, S.H. masing-masing sebagai Panitera.
Ketua Majelis Komisi,
(Ttd.)
Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D.
Anggota Majelis Komisi,
Anggota Majelis Komisi,
(Ttd.)
( Ttd.)
Dr. Sukarmi, S.H., M.H.
Kamser Lumbanradja, M.B.A.
Panitera,
(Ttd.)
(Ttd.)
R. Arif Yulianto, S.H.
Rumondang Nainggolan, S.H.
Salinan sesuai dengan aslinya,
SEKRETARIAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
Direktur Persidangan,
A. Junaidi, S.H., M.H., LL.M., M. Kn.
halaman 44 dari 44
Download