`wudhu` maka dia harus bisa melakukan wudhu dengan benar

advertisement
Heni Listiyana
‘wudhu’ maka dia harus bisa melakukan wudhu dengan benar. Wudhu dengan
benar itu dapat di lakukan dengan latihan atau pembiasaan diri. Semakin
sering orang berlatih semakin mahir dia dalam hal yang dia pelajari.
Pembiasaan diri ini merupakan hal yang paling banyak diperhatikan oleh guru.
Karena pembiasaan diri merupakan wujud atau implementasi tertinggi
kemampuan siswa dalam satu materi.
Anak MI harus di latih atau dibiasakan. Karena mereka belajar dengan
pola yang sama dan teratur. Waktu belajar mereka juga masih terbatas. Oleh
karenanya guru harus membuat jadwal khusus untuk menerapkan pembiasaan
diri kepada siswa. Misalnya saja waktu belajar siswa kelas satu dengan kelas
dua berbeda, baik lama belajarnya, materinya dan suasana lingkungannya.
Oleh karenanya butuh perhatian khusus dari guru untuk membiasakan anakanak dengan hal-hal baik yang dapat membuat mereka mengerti dan
memahami bahwa sesuatu yang dibiasakan adalah hal baik yang harus
dijalankan seumur hidup.
c. Pengontrolan
Setelah melakukan pembiasaan, maka hal berikut yang harus dibangun
adalah control. Siapa yang melakukan control yaitu mereka yang telah
menjadwalkan dan menerapkan pembiasaan. Guru memiliki peran penting
untuk mengontrol semua kegiatan siswa di madrasah, dari kegiatan belajar
sampai pada evaluasi. Tidak hanya evaluasi pada kegiatan belajar mengajar di
kelas tapi juga pada kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar selama di
lingkungan madrasah. Jika madrasah berkeinginan membentuk siswa menjadi
disiplin. Maka terapkanlah kedisiplinan kepada semua siswa. Berikan hadiah
kepada siswa yang telah melakukan disiplin, dan berikan hukuman bagi
mereka yang tidak menerapkan disiplin. Agar jelas nilai yang harus diterapkan
dan nilai yang harus ditinggalkan. Pelaksanaan hadiah dan hukuman
hendaknya dituangkan dalam tata tertib sekolah. Dengan demikian semua
warga sekolah mulai dari kepala madrasah sampai siswa akan mendapat
perlakuan yang sama jika mereka melaksanakan atau melanggar tata tertib.
Tata tertib yang dimaksud adalah berlaku untuk semua, tidak ada
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 81 - 97
Membangun Karakter Siswa
pengecualian. Oleh karenanya menuntut kesadaran dari para guru untuk
menaati peraturan. Jika guru melaksankan peraturan, maka guru itu telah
melakukan pemberian contoh dan juga guru telah menjadikan aturan menjadi
bagian dalam kehidupannya.
Dibutuhkan kerja keras dari semua pihak untuk membangun karakter anak.
Mulai dari tahap perencanaan hingga pada tahap evaluasinya. Karena pada
hakikatnya pendidikan karakter itu bisa diberikan kapan saja dan dimana saja. Jadi
bukan hanya tanggung jawab guru agama atau hanya tanggung jawab moral.
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas maka dapat disimpilkan bahwa karakter atau
akhlak itu dapat di rubah. Dan cara merubahnya adalah melalui proses
pembelajaran,
yang
meliputi
pemberian
contoh,
pembiasaan
diri
dan
pengontrolan. Ada banyak kegiatan pembiasaan diri di MI yang meliputi: baris
bersama, membaca senyap, berwudhu, sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur
berjamaah, berinfaq, jumat bersih, mengaji al-quran dan belajar nahwu shorof.
Jadi seyogyanya guru memberikan bimbingan kepada siswanya agar
memiliki karakter yang kuat bagi kehidupan mereka berikutnya. Selain kegiatan di
atas tentunya masih banyak lagi kegiatan yang dapat menunjung terlaksananya
pendidikan karakter bagi siswa MI. Perlu kerjasama semua pihak agar kelak
terlahir generasi penerus bangsa yang memiliki ketangguhan prinsip dan sikap.
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2038288-fitrah-menurut-bahasaistilah-dan/#ixzz1xSB2tFbA
Akhmadsudrajat.worpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp
Rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa
Hamid Fahmi Zarkasyi,Konsep Akhlak Perspektif al Ghazali,
www.oaseiman.com/konsep-akhlak-perspektif-al-ghazali.html
Kerliplintang.blogspot.com/2012/01/karakter-tidak-bisa-diubah.html
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 81 - 97
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI
OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN MEDIA KARTU HITUNG
KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PERAK JOMBANG
Euis Puspitasari
Abstrak: Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1)
Bagaimana hasil belajar Matematika pada materi Operasi Hitung
Campuran kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang; (2) Bagaimana
penerapan Media Kartu Hitung pada materi Operasi Hitung Campuran
kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang; (3) Bagaimana
peningkatan hasil belajar Matematika pada materi Operasi Hitung
Campuran dengan Media Kartu Hitung kelas IV MI Miftahul Huda
Perak Jombang.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dan
sebelumnya dilakukan pra siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa
sebelum adanya penelitian tindakan kelas. Tiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes hasil belajar,
dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa: (1) Hasil belajar
matematika siswa kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang pada
pra siklus belum maksimal, dilihat dari prosentase ketuntasan hanya
43,75% (dari 16 siswa hanya 7 siswa yang tuntas); (2) Penerapan
media Kartu Hitung dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran matematika, dari lembar observasi aktivitas guru
dan siswa dapat diketahui prosentase aktivitas guru meningkat pada
siklus I 76,6% menjadi 83,39% pada siklus II, sedangkan prosentase
aktivitas siswa dari 75% pada siklus I menjadi 84,1% pada siklus II;
(3) Media Kartu Hitung dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang. Hal ini ditunjukkan
dengan diketahui prosentase ketuntasan pada siklus I mencapai
68,75% dan pada siklus II mencapai 93,75% yang dikategorikan
sangat baik karena telah mencapai indikator yang ditetapkan.
Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Media Kartu Hitung
Pendahuluan
Peningkatkan
mutu
pendidikan
merupakan
salah
satu
program
pembangunan nasional. Peningkatan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Hanya dengan sumberdaya manusia yang berkualitas
sajalah, bangsa Indonesia dapat bersaing di era globalisasi.
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Peningkatan mutu pendidikan ini disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
pengembangan
masyarakat
dan
kebutuhan
pembangunan Indonesia. Peningkatan ini aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai. Selain itu aspek lain yang perlu diperhatikan yaitu strategi baru
yang diciptakan oleh para pelaku pendidikan. Untuk menunjang hal tersebut,
maka diperlukan suatu pemikiran yang sistematis, logis, dan kritis yang
terimplementasikan melalui mata pelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang harus memperhatikan strategi baru di
Madarasah Ibtidaiyah adalah Matematika. Dengan demikian, maka seorang guru
Matematika MI dituntut untuk memahami tentang hakikat matematika dan
bagaimana matematika yang memiliki karakteristik unik dan khas harus diajarkan
kepada siswa-siswi. Pemahaman tentang hakikat matematika dan pembelajaran
matematika merupakan syarat mutlak bagi guru untuk dapat mengajar dengan
baik.37
Pada tingkat SD/MI mata pelajaran matematika diberikan untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan
agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti, dan kompetitif. Selain untuk mengembangkan kemampuan tersebut,
dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika
dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.38
Masalah utama dalam pembelajaran matematika adalah masih rendahnya
daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik
yang masih sangat memprihatinkan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa
pembelajaran matematika selama ini sulit bagi peserta didik. Di sekolah, banyak
siswa tampaknya menjadi tidak tertarik dengan matematika ini dikarenakan belum
37
1
TIM LAPIS-PGMI. Pembelajaran Matematika MI. (Surabaya: Amanah Pustaka) Paket
38
Standar isi 2006
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
tepatnya cara penyampaian materi kepada siswa sehingga menyebabkan siswa
kesulitan dalam menerima pelajaran.
Selain itu pembelajaran matematika juga tidak luput dari kecenderungan
proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Kondisi
demikian itu tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Sehingga
minat siswa dalam pembelajaran matematika kurang yang mengakibatkan
pemahaman dan penguasaan materi cenderung rendah. Dan kondisi tersebut
akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.
Menurut Muchtar A Karim, “Guru matematika sekolah dasar harus
memahami materi yang akan diajarkan, memahami dan memanfaatkan dengan
baik cara peserta didik belajar matematika, serta memahami dan menerapkan cara
memanfaatkan alat bantu belajar mengajar matematika”.
Semua hal tersebut diatas sangat mendukung keberhasilan siswa dalam
pembelajaran matematika. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika dapat dilihat dari keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan metematika. Tidak sedikit siswa mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah tersebut karena tingkat pemahaman siswa terhadap
materi tersebut masih kurang.39
Berdasarkan pengamatan peneliti, permasalahan tersebut juga terjadi di
kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang. Dalam penelitian ini, peneliti
membatasi materi yang digunakan selama penelitian berlangsung, dan materi yang
akan digunakan yaitu Operasi Hitung Campuran. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru bidang studi Matematika, siswa masih kesulitan pada materi tersebut.
Dari hasil pre tes dapat diketahui dari16 siswa yang terdiri dari 6 putri dan 10
putra, hanya 7 siswa (43,75 %) yang mencapai bisa mencapai KKM 60.
Dikarenakan siswa tidak terampil dalam mengerjakan latihan soal, padahal
dengan terampil mengerjakan latihan soal secara tidak langsung dapat memahami
materi tersebut.
39
Siti Maryam, Upaya Meningkatkan Pemahaman Aturan Pengerjaan Operasi Hitung
Campuran dengan Metode Latihan pada Siswa Kelas II SD Negeri Semawung Kembaran Tahun
Pelajaran 2010/2011, Usulan Penelitian UNMUH Purworejo, 2010
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika masih dibutuhkan suatu media atau metode pembelajaran yang
efektif, menarik dan menyenangkan untuk siswa. Dalam hal ini peneliti
menggunakan media Kartu Hitung, dengan penggunaan media tersebut
diharapkan siswa bisa lebih aktif, kreatif, serta dapat menguasai pengetahuan mata
pelajaran Matematika, sehingga permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dapat
diatasi.
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara
kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 40
Sedangkan media kartu hitung adalah suatu media yang didesain untuk
memecahkan masalah pembelajaran matematika. Penggunaan media kartu hitung
pada proses pembelajaran matematika merupakan variasi dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti
pembelajaran matematika di kelas. Media kartu hitung ini terdiri dari beberapa
kartu yang terbuat dari kertas berwarna yang berisi soal-soal operasi hitung
campuran. Penggunaan media ini diciptakan dengan suasana bermain sehingga
siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran matematika dan
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar Matematika pada materi Operasi Hitung Campuran
kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang?
2. Bagaimana penerapan Media Kartu Hitung pada materi Operasi Hitung
Campuran kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang?
40
H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal. 11
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar Matematika pada materi Operasi Hitung
Campuran dengan Media Kartu Hitung kelas IV MI Miftahul Huda Perak
Jombang?
Hasil Belajar
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak
lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan
perkembangan sangat erat kaitannya.
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju perubahan pada diri
pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh
individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan
lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses
perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi
paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama
menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu
sendiri.41 Proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah
manusia yang selalu berubah dan perubahan ini merupakan hasil belajar.42
Hasil Belajar dapat diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang
dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),
seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Menurut Sudjana hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan,
(2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.
41
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Predana
Media Group, 2010), hal. 16
42
Lisnawati, Simanjuntak,Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
hal. 52
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.43
Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa akan
menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari pembelajaran.
Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran
bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan, maupun kecakapan.
Pembelajaran Matematika
Sampai saat ini belum ada definisi tunggal tentang matematika. Namun
yang jelas, hakikat matematika dapat diketahui, karena objek penelaahan
matematika yaitu sasarannya telah diketahui sehingga dapat diketahui pula
bagaimana cara berpikir matematika itu.
Menurut Tinggih (dalam Hudojo, 2005) matematika tidak hanya
berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga
unsur ruang sebagai sasarannya. Namun penunjukan kuantitas seperti itu belum
memenuhi sasaran matematika yang lain, yaitu yang ditujukan kepada hubungan,
pola, bentuk, dan struktur. Begle (dalam Hudojo, 2005) menyatakan bahwa
sasaran atau objek penelaahan matematika adalah fakta, konsep, operasi dan
prinsip. Objek penelaahan tersebut menggunakan simbol-simbol yang kosong dari
arti, dalam arti ciri ini yang memungkinkan dapat memasuki wilayah bidang studi
atau cabang lain.44
Dari uraian tersebut, jelas bahwa penelaahan matematika tidak sekedar
kuantitas, tetapi lebih dititikberatkan kepada hubungan, pola, bentuk, struktur,
fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Sasaran kuantitas tidak banyak artinya dalam
matematika. Hal ini berarti bahwa matematika itu berkenaan dengan gagasan yang
43
http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html diakses pada
tanggal 28-03-2012
44
LAPIS-PGMI. Pembelajaran Matematika MI. (Surabaya : Aprinta, 2009). Paket 1 hal.7
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis, dimana konsepkonsepnya abstrak dan penalarannya deduktif.
Media Kartu Hitung
Media ini merupakan suatu media yang didesain untuk memecahkan
masalah pembelajaran matematika. Penggunaan media kartu hitung pada proses
pembelajaran matematika merupakan variasi dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran
matematika di kelas.
Media kartu hitung terdiri dari beberapa kartu yang di dalamnya terdapat
soal-soal operasi hitung campuran yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu hitung menerapkan
proses pembelajaran dengan cara bermain. Dengan bermain kartu hitung dalam
pembelajaran diharapkan dapat memicu semangat siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media kartu hitung
adalah sebagai berikut:
a.
Langkah-langkah pembelajaran guru
1) Guru menyediakan kartu hitung, cara membuatnya yaitu dengan membuat
kartu dari kertas karton warna-warni dan menuliskan soal-soal materi operasi
hitung campuran dengan soal-soal yang berbeda pada setiap kartunya.
2) Guru menjelaskan konsep operasi hitung campuran.
3) Guru membagi kartu hitung kepada setiap siswa.
4) Guru menjelaskan tata cara mengerjakan kartu hitung.
5) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat mengerjakan kartu
hitung dengan cepat dan benar.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Gambar Media Kartu
Lembar Kerja Sebelum
Lembar Kerja sesudah
dikerjakan
dikerjakan
Gambar 1
Media Kartu Hitung
b.
Langkah-langkah pembelajaran siswa
1)
Memperhatikan penjelasan guru.
2)
Mendapat satu kartu hitung.
3)
Mengerjakan kartu hitung pada lembar kerja yang disediakan guru
kemudian secara searah jarum jam bergantian dengan kartu hitung siswa
lain sebanyak empat kali berturut-turut.
4)
Mengumpulkan lembar kerja.
5)
Penerimaan hadiah dari guru.
Kartu hitung sebagai media pembelajaran memiliki dampak positif dalam
pembelajaran matematika khususnya materi operasi hitung campuran, diantaranya
yaitu: siswa lebih mudah memahami konsep berhitung, siswa lebih termotivasi
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
untuk belajar menghitung, memberikan warna dan cara yang menarik untuk
belajar, dapat menumbuhkan minat untuk belajar berhitung.45
Dengan menggunakan media kartu hitung diharapkan dapat memberikan
pengalaman belajar yang lebih menarik, tidak monoton dan tidak membosankan
sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil
belajar siswa memuaskan.
Pelaksanaan Penelitian
Siklus penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti yaitu model Kurt
Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus, terdiri dari empat langkah
pokok, yaitu: Perencanaan (planning), Aksi atau Tindakan (acting), Observasi
(observing), dan Refleksi (Reflecting).
Adapun penerapan model di atas dilakukan dengan dua siklus yang
sebelumnya dilakukan pra siklus sebagai tolak ukur perbandingan hasil belajar
siswa sebelun ada penelitian tindakan kelas dan sesudah ada penelitian tindakan
kelas, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan sebagai bentuk langkah atau
tindakan. Adapun dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
Hasil Penelitian Persiklus
Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus
penelitian yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam
penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus, dan sebelum pelaksanaan
siklus I dan siklus II dilakukan pra siklus sebagaimana pemaparan berikut ini:
Pra Siklus
Pra siklus dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 13 Juli 2012. Pra siklus
dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x
45
Zuhrotul Komariyah dan Soeparno, Pengaruh Pemanfaatan Media Permainan Kartu
Hitung Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Ajar Operasi Hitung Campuran Mata Pelajaran
Matematika
Kelas
III
SDN
Babat
Jerawat
I
Surabaya,
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, April 2010 (63‐73) UNESA
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
35 menit). Materi yang dibahas adalah operasi hitung campuran dengan
menggunakan metode konvensional, yaitu metode ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi. Dan pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas mengerjakn Lembar
kerja Siswa (pre tes) yang digunakan sebagai tolak ukur perbandingan hasil
belajar siswa sebelum adanya penelitian tindakan kelas dan sesudah ada penelitian
tindakan kelas. Adapun hasil pra siklus pada materi operasi hitung campuran
adalah sebagai berikut:
Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan dilakukan oleh peneliti, data hasil pengamatan kemampuan
guru mengelola pengajaran diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Observasi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Pra Siklus
No
1.
Penilaian
Aspek Yang Diamati
1
2
3
4
Pendahuluan
-
Memberi gambaran tentang pelajaran
√
yang akan berlangsung.
-
Menggali pengetahuan awal siswa
tentang materi yang akan berlangsung.
2.
√
Kegiatan Inti
-
Menjelaskan materi operasi hitung
√
campuran.
-
Memberikan beberapa contoh soal.
-
Memberi tugas siswa mengerjakan
√
lembar kerja siswa.
-
√
Membimbing siswa mengerjakan tugas.
√
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
3.
Kegiatan Penutup
-
Mengakhiri pelajaran
√
-
Memotivasi siswa untuk selalu rajin
√
belajar.
4.
Pengelolaan Waktu
5.
Suasana Kelas
√
a.Antusias siswa
√
b.Antusias guru
√
Jumlah
27
Rata-rata
2,5
Prosentase
61,4 %
Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh
nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pre tes
No
1.
Aspek Yang Diamati
Penilaian
1
2
Pendahuluan
-
Siswa memperhatikan
√
gambaran tentang pelajaran
yang akan berlangsung.
-
Siswa bertanya jawab
√
pengetahuan awal siswa
tentang materi yang akan
berlangsung.
2.
Kegiatan Inti
-
Siswa memperhatikan
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
√
3
4
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
penjelasan guru.
-
Siswa memperhatikan
√
beberapa contoh soal yang
diberikan guru.
-
Siswa mengerjakan tugas
√
yang diberikan guru.
3.
Kegiatan Penutup
-
Siswa menyimpulkan
√
kegiatan pembelajaran yang
telah berlangsung.
-
Siswa mendengarkan
√
motivasi guru.
4.
Mengikuti pelajaran dengan
√
baik
5.
Suasana Kelas
a.Antusias siswa
√
Jumlah
20
Rata-rata
2,2
Prosentase
55,6 %
Tes Hasil Belajar
Pada tahap pra siklus siswa diberi Lembar Kerja Siswa (pre tes) untuk
mengetahui hasil belajar materi operasi hitung campuran pada akhir pembelajaran.
Adapun data nilai pre tes adalah sebagai berikut:
Tabel 4.
Nilai Pre Tes
Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang
No.
Nama
Nilai
Keterangan
1.
Aminatus Sa'diyah
50
Tidak Tuntas
2.
Angga Setyo Prayogo
40
Tidak Tuntas
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
3.
Fiki Bagas Gumilang
10
Tidak Tuntas
4.
Hernanda Setia Rindi
60
Tuntas
5.
Inanda Viva Oktavia
60
Tuntas
6.
Iqbal Alfredo
40
Tidak Tuntas
7.
Januar Priyambodo
50
Tidak Tuntas
8.
Muhammad Fikri Haikal
50
Tidak Tuntas
9.
Muhammad Maulana Rafly
40
Tidak Tuntas
10.
Nisfatul Aisyah
60
Tuntas
11.
Rangga Putra Ramadhan
30
Tidak Tuntas
12.
Rohman Adi Wicaksono
50
Tidak Tuntas
13.
Taman Samsul Akbar
60
Tuntas
14.
Vivi Tri Agustina
70
Tuntas
15.
Wayan Bekti Arsana
60
Tuntas
16.
Zakia Verina
60
Tuntas
Jumlah Nilai
790
Rata-rata Kelas
49,4
Ketuntasan Belajar (%)
43,75 %
Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa pemakaian metode
ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran kurang cocok digunakan dalam
pembelajaran matematika, dilihat dari prosentase observasi aktivitas guru yang
hanya mencapai 61,4 % dan observasi aktivitas siswa 55,6 %. Sedangkan rata-rata
hasil tes belajar siswa hanya sebesar 49,4 dengan prosentase ketuntasan 43,75 %
atau dari 16 siswa hanya 7 siswa yang tuntas. Sangat jauh dengan yang
diharapkan yakni siswa dapat mencapai nilai ≤ 60 dengan prosentase ketuntasan
belajar ≤ 80 %. Dengan hasil tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam
perencanaan siklus I.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Hasil Penelitian Siklus I
Perencanaan
Menindak lanjuti hasil pra siklus peneliti menerapkan Media Kartu Hitung
pada pembelajaran siklus I, hal ini dikarenakan hasil belajar siswa pada
pembelajaran dengan metode konvensional seperti ceramah dan demonstrasi
belum bisa maksimal. Berikut ini adalah perencanaan siklus I:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat Lembar Kerja Siswa.
3) Membuat media Kartu Hitung.
4) Membuat lembar observasi guru dan siswa selama pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu,
tanggal 14 Juli 2012. Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang dibahas adalah operasi
hitung campuran dengan menggunakan media kartu hitung.
Pelaksanaan tindakan siklus I diawali dengan guru memberi salam
pembuka dan doa bersama. Kemudian guru memberi gambaran tentang pelajaran
yang akan berlangsung. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab untuk
mengetahui kemampuan awal siswa seputar operasi hitung. Guru meminta
beberapa siswa untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi operasi hitung campuran dan
memberikan beberapa contoh soal. Setelah siswa memahami konsep operasi
hitung campuran guru membagikan kartu hitung kepada setiap siswa. Guru
memberi penjelasan tata cara mengerjakan kartu hitung, yaitu setelah
mengerjakan kartu hitung yang telah diberikan, siswa bertukar kartu dengan siswa
lain sebanyak empat kali, hal ini dilakukan agar siswa mendapat jenis soal yang
berbeda. Siswa diminta mengerjakan kartu hitung yang telah diberikan pada
lembar kerja yang disediakan guru dengan waktu secepat mungkin dan benar.
Guru memberi penghargaan kepada siswa yang dapat mengerjakan dengan cepat
dan benar.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
Sebagai penutup guru melakukan refleksi bersama siswa dengan
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Guru menutup
pelajaran dengan memotivasi siswa untuk selalu rajin belajar.
Observasi dan Analisis Data
Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan pada siklus I. Sesuai
dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan yaitu terhadap observasi
aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, dan tes hasil belajar siswa dengan media
Kartu Hitung.
Observasi Aktivitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pengajaran diperoleh
nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Observasi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus I
No
1.
Aspek Yang Diamati
Penilaian
1
2
3
4
Pendahuluan
-
Memberi gambaran tentang
√
pelajaran yang akan
berlangsung.
-
Menggali pengetahuan awal
√
siswa tentang materi yang
akan berlangsung.
2.
Kegiatan Inti
-
Memberikan beberapa
√
pertanyaan terkait dengan
materi operasi hitung
campuran. Kemudian
memberikan beberapa
contoh soal.
-
Membagikan kartu hitung
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
√
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
pada setiap siswa.
-
Membimbing siswa pada
√
saat mengerjakan tugas.
-
Membahas hasil kerja.
-
Memberi penghargaan
√
√
kepada siswa yang
mengerjakan tugas dengan
baik.
3.
Kegiatan Penutup
-
Menyimpulkan kegiatan
√
pembelajaran yang telah
berlangsung.
-
Mengevaluasi siswa dengan
√
memberikan tugas
mengerjakan lembar kerja
yang dibagikan guru.
-
Memotivasi siswa untuk
√
selalu rajin belajar.
4.
Pengelolaan Waktu
5.
Suasana Kelas
√
a.Antusias siswa
√
b.Antusias guru
√
c.Kesesuaian dengan RPP
√
Jumlah
41
Rata-rata
3
Prosentase
73,2 %
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus pertama tergolong cukup dengan
perolehan skor 41 atau 73,2 % sedangkan skor idealnya adalah 56. Akan tetapi
dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan, diantaranya guru tidak
membahas hasil kerja siswa dan kurang memberi motivasi kepada siswa sehingga
siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh
nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus I
No
1.
Aspek Yang Diamati
Penilaian
1
2
3
Pendahuluan
-
Siswa memperhatikan
√
gambaran tentang pelajaran
yang akan berlangsung.
-
Siswa bertanya jawab
√
pengetahuan awal siswa
tentang materi yang akan
berlangsung.
2.
Kegiatan Inti
-
Siswa memperhatikan
√
beberapa contoh soal yang
diberikan guru dan bertanya
jika belum paham.
-
Siswa mengerjakan soal
√
yang terdapat dalam kartu
hitung dengan cara bertukar
kartu dengan siswa lain
sebanyak empat kali.
-
Siswa bersama-sama
√
membahas hasil kerja.
-
Siswa mengerjakan tugas
dengan baik
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
√
4
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
3.
Kegiatan Penutup
-
Siswa menyimpulkan
√
kegiatan pembelajaran yang
telah berlangsung.
-
Siswa mengerjakan lembar
√
kerja yang dibagikan guru.
-
Siswa mendengarkan
√
motivasi guru.
4.
Mengikuti pelajaran dengan
√
baik
5.
Suasana Kelas
a.Antusias siswa
√
Jumlah
31
Rata-rata
3
Prosentase
70,45 %
Pada siklus I menurut hasil observasi aktivitas siswa, tergolong cukup
dilihat dari perolehan skor sebesar 31 atau 70,45 % dengan skor maksimal 44.
Akan tetapi dalam pembelajaran kurang sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini
dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan media kartu hitung sehingga pada
siklus berikutnya guru harus membimbing siswa lebih baik lagi dan memotivasi
siswa agar tidak segan bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
Tes Hasil Belajar
Pada siklus I siswa diberi Lembar Kerja Siswa untuk mengetahui hasil
belajar materi operasi hitung campuran pada akhir pembelajaran. Adapun data
nilai hasil belajar pada siklus I adalah sebagai berikut:
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
Tabel 7
Nilai Hasil Belajar Siklus I
Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang
Selama Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Hitung
No.
Nama
Nilai
Keterangan
1.
Aminatus Sa'diyah
55
Tidak Tuntas
2.
Angga Setyo Prayogo
75
Tuntas
3.
Fiki Bagas Gumilang
70
Tuntas
4.
Hernanda Setia Rindi
80
Tuntas
5.
Inanda Viva Oktavia
70
Tuntas
6.
Iqbal Alfredo
60
Tuntas
7.
Januar Priyambodo
60
Tuntas
8.
Muhammad Fikri Haikal
50
Tidak Tuntas
9.
Muhammad Maulana Rafly
70
Tuntas
10.
Nisfatul Aisyah
55
Tidak Tuntas
11.
Rangga Putra Ramadhan
55
Tidak Tuntas
12.
Rohman Adi Wicaksono
60
Tuntas
13.
Taman Samsul Akbar
90
Tuntas
14.
Vivi Tri Agustina
80
Tuntas
15.
Wayan Bekti Arsana
50
Tidak Tuntas
16.
Zakia Verina
70
Tuntas
Jumlah Nilai
1048
Rata-rata Kelas
65,5
Ketuntasan Belajar (%)
68,75 %
Dari tabel di atas bahwa penerapan media kartu hitung dalam
pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siklus I, diperoleh
nilai rata-rata kelas siswa 65,5 dan ketuntasan belajar mencapai 68,75 % dengan
jumlah siswa yang tuntas 11 dari 16 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
secara klasikal nilai yang diperoleh siswa belum tuntas karena siswa yang
memperoleh nilai ≤ 60 hanya sebesar 68,75 %. Dari perolehan ketuntasan belajar
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
di atas menurut tabel tingkat keberhasilan belajar menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dikategorikan baik. Akan tetapi perlu diadakan perbaikan karena
indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya ketuntasan
belajar ≤ 80%.
Refleksi
Dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan dalam hasil belajar siswa dibanding dengan hasil pra siklus, akan
tetapi hasil tersebut belum maksimal karena ketuntasan belajar hanya mencapai
68,75 % artinya dari 16 siswa ada 5 siswa yang belum tuntas dengan rata-rata
kelas 65,5. Sehingga perlu adanya revisi dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa, guru dan siswa
belum memiliki kesiapan dalam pembelajaran dengan menggunakan media kartu
hitung. Guru kurang memberi bimbingan kepada siswa, selain itu siswa juga
kurang aktif dalam bertanya sehingga pada siklus berikutnya bimbingan kepada
siswa harus ditingkatkan lagi.
Hasil Penelitian Siklus II
Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II masih mengacu pada perencanaan
siklus I, hanya saja ada sedikit perubahan yakni pada materi dan jenis soal yang
akan digunakan pada siklus II. Berikut ini adalah perencanaan siklus II:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat Lembar Kerja Siswa.
3) Membuat media Kartu Hitung.
4) Membuat lembar observasi guru dan siswa selama pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 16 Juli 2012. Siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang dibahas adalah operasi
hitung campuran dengan menggunakan media kartu hitung.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama seperti siklus I,
hanya saja ada sedikit perbedaan pada materi yang akan disampaikan dan
pembiasaan pembelajaran dengan media kartu hitung. Pada siklus II guru lebih
aktif dalam membimbing siswa dan memotivasi siswa agar aktif bertanya. Hal ini
dilakukan sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya sehingga siswa diharapkan
lebih antusias dalam pembelajaran.
Observasi dan analisis data
Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan pada siklus II.
Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan yaitu terhadap
observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, dan tes hasil belajar siswa
dengan media Kartu Hitung.
Observasi Aktivitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pengajaran diperoleh
nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 8
Hasil Observasi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus II
No
1.
Aspek Yang Diamati
Penilaian
1
2
3
4
Pendahuluan
-
Memberi gambaran tentang
√
pelajaran yang akan
berlangsung.
-
Menggali pengetahuan awal
√
siswa tentang materi yang
akan berlangsung.
2.
Kegiatan Inti
-
Memberikan beberapa
pertanyaan terkait dengan
materi operasi hitung
campuran. Kemudian
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
√
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
memberikan beberapa
contoh soal.
-
Membagikan kartu hitung
√
pada setiap siswa.
-
Membimbing siswa pada
√
saat mengerjakan tugas.
-
Membahas hasil kerja.
√
-
Memberi penghargaan
√
kepada siswa yang
mengerjakan tugas dengan
baik.
3.
Kegiatan Penutup
-
Menyimpulkan kegiatan
√
pembelajaran yang telah
berlangsung.
-
Mengevaluasi siswa dengan
√
memberikan tugas
mengerjakan lembar kerja
yang dibagikan guru.
-
Memotivasi siswa untuk
√
selalu rajin belajar.
4.
Pengelolaan Waktu
5.
Suasana Kelas
√
a.Antusias siswa
√
b.Antusias guru
√
c.Kesesuaian dengan RPP
√
Jumlah
47
Rata-rata
3,4
Prosentase
83,93 %
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat peningkatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran mendapat skor perolehan sebesar 47 dari skor ideal
56 atau 83,93 %. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan
pembelajaran dengan baik.
Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh
nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 9
Hasil observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II
No
1.
Aspek Yang Diamati
Penilaian
1
2
3
4
Pendahuluan
-
Siswa memperhatikan
√
gambaran tentang pelajaran
yang akan berlangsung.
-
Siswa bertanya jawab
√
pengetahuan awal siswa
tentang materi yang akan
berlangsung.
2.
Kegiatan Inti
-
Siswa memperhatikan
√
beberapa contoh soal yang
diberikan guru dan bertanya
jika belum paham.
-
Siswa mengerjakan soal
yang terdapat dalam kartu
hitung dengan cara bertukar
kartu dengan siswa lain
sebanyak empat kali.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
√
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
-
Siswa bersama-sama
√
membahas hasil kerja.
-
Siswa mengerjakan tugas
√
dengan baik
3.
Kegiatan Penutup
-
Siswa menyimpulkan
√
kegiatan pembelajaran yang
telah berlangsung.
-
Siswa mengerjakan lembar
√
kerja yang dibagikan guru.
-
Siswa mendengarkan
√
motivasi guru.
4.
Mengikuti pelajaran dengan
√
baik
5.
Suasana Kelas
a.Antusias siswa
√
Jumlah
37
Rata-rata
3,4
Prosentase
84,1 %
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dengan
skor perolehan 37 dari 44 skor maksimal atau 84,1 %. Dengan prosentase tersebut,
maka pembelajaran sudah sesuai dengan harapan, karena indikator keberhasilan
siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah mencapai ≤ 80 %
Tes Hasil Belajar
Pada siklus II siswa diberi Lembar Kerja Siswa untuk mengetahui hasil
belajar materi operasi hitung campuran pada akhir pembelajaran. Adapun data
nilai hasil belajar pada siklus II adalah sebagai berikut:
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
Tabel 10
Nilai Hasil Belajar Siklus II
Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang
Selama Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Hitung
No.
Nama
Nilai
Keterangan
1.
Aminatus Sa'diyah
70
Tuntas
2.
Angga Setyo Prayogo
80
Tuntas
3.
Fiki Bagas Gumilang
80
Tuntas
4.
Hernanda Setia Rindi
85
Tuntas
5.
Inanda Viva Oktavia
80
Tuntas
6.
Iqbal Alfredo
80
Tuntas
7.
Januar Priyambodo
75
Tuntas
8.
Muhammad Fikri Haikal
55
Tidak Tuntas
9.
Muhammad Maulana Rafly
75
Tuntas
10.
Nisfatul Aisyah
65
Tuntas
11.
Rangga Putra Ramadhan
65
Tuntas
12.
Rohman Adi Wicaksono
65
Tuntas
13.
Taman Samsul Akbar
95
Tuntas
14.
Vivi Tri Agustina
90
Tuntas
15.
Wayan Bekti Arsana
75
Tuntas
16.
Zakia Verina
80
Tuntas
Jumlah Nilai
1215
Rata-rata Kelas
75,9
Ketuntasan Belajar (%)
93,75 %
Dari tabel di atas bahwa penerapan media kartu hitung dalam
pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siklus II,
diperoleh nilai rata-rata kelas siswa 75,9 dan ketuntasan belajar mencapai 93,75
%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal nilai yang diperoleh siswa
sudah tuntas karena sebagian besar siswa yang memperoleh nilai ≤ 60 dan sudah
mencapai prosentase ketuntasan yang dikehendaki yakni sebesar 80 %. Dari
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
perolehan ketuntasan belajar di atas menurut tabel tingkat keberhasilan belajar
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dikategorikan sangat baik.
Refleksi
Secara umum, penerapan media Kartu Hitung dapat disimpulkan sudah
berjalan dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
telah disusun. Penggunaan media Kartu Hitung yang telah diterapkan dalam
penelitian ini memberi dampak positif, yakni secara umum jumlah siswa yang
tuntas belajarnya meningkat. Dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa
dijadikan sebagai dasar untuk mengakhiri penelitian tindakan kelas yang
dilakukan di MI Miftahul Huda Perak Jombang.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
pra siklus dan dua siklus dengan menerapkan media Kartu Hitung dalam
pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siswa kelas IV MI
Miftahul Huda Perak Jombang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Hasil belajar siswa MI Miftahul Huda Perak Jombang pada saat sebelum
adanya penelitian tindakan kelas (pra siklus) belum maksimal. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata nilai hasil belajar pre tes hanya mencapai 49,4 dengan
prosentase ketuntasan sebesar 43,75% atau dari 16 siswa hanya 7 siswa yang
tuntas belajar.
2.
Penerapan media Kartu Hitung dalam pembelajaran matematika kelas IV MI
Miftahul Huda Perak Jombang dapat dilihat dari kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran yang mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus
II. Hal ini berdampak positif terhadap ketuntasan belajar siswa yaitu yang
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya persentase pada setiap lembar
pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yaitu dari
siklus I dan siklus II adalah 76,6% dan 83,39%. Dan berdasarkan hasil
observasi pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Perak Jombang saat
mengikuti pembelajaran matematika dengan media Kartu Hitung dapat dilihat
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Euis Puspitasari
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II yaitu 75% dan 84,1%.
Dengan media Kartu Hitung siswa merasa mudah dalam melakukan operasi
hitung campuran, siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran,
mempunyai semangat untuk belajar serta mempunyai rasa tanggung jawab
dalam menyelesaikan tugas.
3.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan media Kartu Hitung dalam
pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
MI Miftahul Huda Perak Jombang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes
hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II yaitu 65,5 dan
75,9. Serta ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan siklus II yaitu
68,75% dan 93,75% yang dikategorikan baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut, maka dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1.
Sekolah hendaknya bekerja sama dengan pihak lain (komite sekolah) untuk
mengupayakan
pengadaan media pembelajaran matematika. Sekolah
senantiasa menyarankan kepada guru untuk menggunakan berbagai metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga
konsep matematika yang diajarkan dapat benar-benar dipahami oleh siswa.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran
matematika.
2.
Dalam melaksanakan pembelajaran matematika guru hendaknya dapat
menggunakan media, metode, pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan materi, agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih aktif, efektif
dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3.
Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas
agar proses pembelajaran lebih interaktif dan dapat berjalan dengan lancar
sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 98 - 126
Download